Вы находитесь на странице: 1из 3

Perspektif Jihad Menuju Kemashlahatan Umat

Oleh :
M Ikwanul Muslimin

Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada
Allah dan RasulNya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta
dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (Al-Hujurat : 15 )
Fenomena peledakan bom yang sering kali terjadi di negara ini seolah meledakkan
pikiran kita masing-masing. Betapa tidak, kita yang selama ini menganggap aksi sekelompok
terorisme yang sedang hibernasi menyeruak muncul ke permukaan dan menyerang secara
membabi buta. Banyak pihak melontarkan argumen bahwa aksi ini ditengarai prilaku jihad
dan ada pula yang mengaitkan dengan aksi agama. Islam selaku agama rahmatan lil alamin
sebenarnya mempunyai konsep dan makna tersendiri mengenai jihad. Urgensi jihad bukan
hanya berbentuk aksi di medan pertempuran belaka, namun esensi yang terpenting dari
makna jihad adalah pengorbanan segala apa yang kita punya kehadirat Ilahi Robbi. Sejatinya
kita adalah ciptaanNya dan hidup hanya untuk mengabdi kepadaNya.
Imam Arrogib alasfahani dalam bukunya Al-Mufrodat mengatakan bahwa kalimat
Aljahdu dan Aljuhdu adalah kemampuan dan kesusahan. Sedangkan Imam Ibnu Hajar AlAsqolani dalam Fathul Bahri menuliskan bahwa makna Jihad dengan mengkashrohkan
(membaris bawahkan ) huruf Jim pada perkataan jihad mengandung pengertian kesusahpayahan.
Jihad merupakan ukrawi hukum syari, berarti pengertian jihad sudah selayaknya
berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Raulullah Saw. Hal tersebutlah yang menjadi pengertian
menurut para ulama. memerangi orang kafir dan istilah ini jika kata-kata jihad disebut
secara mutlak, meskipun demikian bukan berarti jihad tidak memiliki makna lain, jihad
mengandung makna untuk mengerahkan segala kemampuan untuk mendapatkan sesuatu
yang dicintai oleh kebenaran dan menangkal sesuatu yang dibenci oleh kebenaran.
Pengertian secara umum diatas berdasarkan dalil dari Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah Saw, diantaranya firman Allah swt dalam Surah Muhammad : 31 yang artinya :
Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kalian agar kami mengetahui orangorang yang berjihad dan bersabar di antara kalian, dan agar kami menyatakan (baikburuknya) hal ikhwalmu. Berjihad dalam perspektif ini bukanlah menghunus pedang
terhadap kaum munafiq namun dengan menyampaikan Hujjah (bukti kebenaran) bukan
dengan kekerasan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw ketika menghadapi
kemunculan orang-orang munafiq.

Dalam Sunnah Rasulullah Saw juga diterangkan bahwa Mujahid adalah orang yang
berjihad/bersungguh-sungguh melakukan ketaatan kepada Allah swt dan orang yang berhijrah
adalah orang yang berhijrah dari apa-apa yang dilarang oleh Allah swt. ( HR. Ahmad ). Jadi
sangatlah jelas bahwa jihad pada hakikatnya tidak hanya berorientasi pada makna peperangan
dan kekerasan namun menuntut ilmu, mengamalkannya, dakwah, melawan segala hawa nafsu
serta mengamalkan ibadah kepada Ilahi Robbi, itulah sebenarnya ekstensi jihad
sesungguhnya.
Jihad selalu dibarengi dengan makna Fi sabilillah artinya, orang yang berjuang di
jalan Allah swt. Dalam Surah pembuka di atas dijelaskan bahwa tidak hanya jiwa yang harus
diserahkan untuk mengabdi kepadaNya namun harta dan perniagaan yang kita miliki
sejatinya merupakan aset yang harus dibelanjakan di jalan Allah swt. Jihad adalah bukti insan
mulia dalam membela agama Allah swt dengan menegakkan kebenaran tanpa adanya
kekerasan dan menegakkan panji-panji Islam. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
membela (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
(Muhammad : 7).
Dalam berolah jihad banyak didapati tingkatan dalam menuju makna jihad yang
sesungguhnya, dalam hal konteks pribadi maka akan didapati dalam berusaha membersihkan
pikiran dari pengaruh-pengaruh ajaran selain Allah dengan perjuangan spritual di dalam
diri,mengerjakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dalam hal konteks ini, kita
sebagai umat Islam harus belajar lebih dalam tentang agama dalam hal melaksanakan syariat
islam. Dengan cara memerangi hawa nafsu yang terdapat dalam diri karena Nabi Muhammad
Saw pernah bersabda : Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki
peperangan yang lebih besar, peperangan apakah itu wahai Rasulullah saw ? Baginda Rasul
menjawab : Peperangan melawan hawa nafsu. (Al-Baihaqi).
Kelemahan umat Islam dewasa ini dapat dilihat bahwa seringkali hawa nafsu
menghantarkan umat menuju jurang kenistaan yang berbahaya dan jauh dari pandangan Islam
yang sesungguhnya. Agama dipandang baik, namun dirinya sendiri tidak mencerminkan
akhlak yang baik pula. Hal inilah yang seharusnya dirubah.
Dalam hal makna jihad di tengah-tengah masyarakat, maka kita harus berusaha agar
agama pada masyarakat sekitar maupun kepada keluarga tetap menegakkan agama dengan
jalan dakwah dan membersihkan mereka dari kemusyrikan. Di sinilah akan terlihat bahwa
jihad membela agama berjuang menyebarkan panji-panji Islam. Bahwa Islam hadir dengan
rahmatan lil alamin. Agama yang membawa rahmat bagis eluruh alam dan kedamaian. Islam
tidak mengajarkan kekerasan. Jihadlah dalam hal yang benar, sebab tidak ada paksaan bila
kita mengajak mereka yang belum menemukan hidayah dari Allah swt, La ikra ha fiddin
( tidak ada paksaan dalam beragama).
Islam sekali lagi membuktikan dalam memperlakukan Muslim/Non Muslim dengan
adil. Beragam sejarah telah membuktikan bahwa Islam hadir melindungi kaum yang bukan
islam. Namun, bila ditelisik lebih dalam, agaknya dewasa ini kaum ekstrimis dan anti-Islam
semakin menunjukkan kepada dunia, bahwa Islam adalah agama yang dekat dengan
kekerasan, padahal itu adalah sebuah fitnah yang besar. Tanggung jawab kita bersama dalam
memperbaiki dan mengembalikan fitrah islam yang sebenarnya.

Jihad bukan hanya pergi ke medan peperangan. Giat berusaha di medan ilmu, akhlak,
kerjasama politik dan penelitian bisa dikategorikan sebagai perjuangan dan jihad bagi rakyat.
Melahirkan budaya dan pemikiran yang benar di tengah masyarakatjuga merupakan jihad
yangbermanfaat. Tentu saja jihad yang mendatangkan dari Sang Ilahi. Sebab, musuh bisa saja
melalaikan diri kita
Salah satu poin yang menonjol dalam budaya Islam yang bentuk nyatanya lebih
banyak terlihat di era awal Islam sementara di zaman-zaman setelahnya jarang menonjol
adalah masalah budaya perjuangan dan jihad. Jihad bukan hanya berarti kehadiran di medan
perang. Sebab, secara keseluruhan makna jihad meliputi segala usaha dan perjuangan
melawan musuh. Memang terkadang kata jihad digunakan pula untuk menyebut perbuatan
yang dilakukan dengan usaha keras. Dalam jihad tidak ada tempat untuk pelecehan dan
pelanggaran hak asasi manusia. Semoga Jihad yang sesungguhnya dapat kita patrikan dalam
diri kita masing-masing dan semoga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik sesuai jalan
yang telah diridhoi oleh Allah swt. Wallahu Alam
Penulis adalah Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN SU Medan

Вам также может понравиться