Вы находитесь на странице: 1из 6

PORTOFOLIO KASUS

Nama Peserta : dr. Erikawati Renny Asmara


Nama Wahana: RSUD Asembagus
Topik: Kejang Demam Simplek
Tanggal (kasus) : 15 Mei 2016
Tanggal Presentasi : 4 Juni 2016
Pendamping : dr. Sindiana
Tempat Persentasi : RSUD Asembagus
Obyek presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja Dewasa
Lansia Bumil
Deskripsi: Laki-laki usia 1 tahun7 bulan
Tujuan: Menegakkan diagnosis skabies dan melakukan terapi yang tepat
Bahan Bahasan:
Tinjauan pustaka Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas: Diskusi
Presentasi dan diskusi E-mail
Pos
Data Pasien: Nama: An. W
No.Registrasi: XXXX
Nama klinik
RSUD Asembagus
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis
Pasien datang diantar oleh orangtuanya dengan keluhan kejang. Kejang dialami oleh
pasien sebanyak 1 kali dengan lama kejang < 10 menit, kejang terjadi sekitar 30 menit
SMRS. Kejang dialami pada seluruh tubuh pasien, sebelum kejang pasien sadar, saat kejang
pasien tidak sadar, setelah kejang pasien kembali sadar dan menangis. Pasien juga
mengalami demam sejak 1 hari SMRS.
Selain kejang dan demam pasien juga mengalami mencret 3 kali yang berisi air dan
ampas. Pasien juga mengalami muntah sebanyak 3 kali berisi cair dan ampas makanan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Riwayat pengobatan: pasien sudah diberikan obat penurun panas sejak pertama kali panas
Riwayat kesehatan/penyakit: tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
Riwayat keluarga: ayah pasien memiliki riwayat kejang demam saat kecil
Riwayat pekerjaan: Kondisi lingkungan sosial dan fisik: pasien tinggal bersama kedua orangtuanya
Lain Lain
Riwayat imunisasi lengkap sesuai umur
- BCG

: 1x (usia 1 bulan)

- Hep. B : 3x (usia 0, 1, 6 bulan)


- Polio

: 4x (usia 0, 2, 4, 6 bulan)

- DPT

: 3x (usia 2, 4, 6 bulan)

- Campak : 1x (usia 9 bulan)


PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Nadi

: 124 x/menit

Suhu

: 39,5 0C

Tekanan darah

: - mmhg

Respirasi

: 26 x/menit

Data Antropometri
Berat badan : 7,5 kg
Tinggi badan : 74 cm
Status gizi

: kurang

STATUS GENERALIS

Kulit

: perabaan hangat, kelainan kulit (-)

Kepala

: normocephal, ubun-ubun cekung (-)

Mata

: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), sekret (-/-)

Telinga

: presbyacusis (-/-),tinitus (-/-)

Hidung

: paten, rhinorea (-/-), nafas cuping hidung (-/-)

Mulut

: sianosis (-), mukosa basah (+/+), lidah kotor (-)

Tenggorok : tonsil tidak membesar (T1-T1), mukosa faring hiperemis (-/-)

Wajah

: dalam batas normal

Leher

: Kaku kuduk (-), meningeal sign (-), pembesaran KGB (-)

Dada
1.

Paru
I: Pergerakan dinding dada simetris kanan = kiri, retraksi (-), tertinggal (-), pectus
excavatum (-), pectus carinatum(-), sikatriks (-).
P: Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri = kanan.
P: Sonor pada seluruh lapang paru.

A: Sp vesikuler +/+, Rh-/-, Wh-/2.

Jantung:
I: Ictus cordis tidak terlihat
P: Ictus cordis teraba di SIC 5 2 jari medial linea midklavikula kiri
P: Batas atas jantung di SIC 3 linea parasternalis kiri, batas jantung kanan di SIC
4 linea sternalis kanan, batas jantung kiri di SIC 5 medial linea
midklavikula kiri,
A: S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).

Abdomen :
I : Abdomen datar, caput medusa (-), sikatriks (-), venektasi -.
A : Bising usus (+), 8 kali per menit.
P : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan regio epigastrium (-), nyeri tekan suprapubik
(-), hepar dan lien tidak teraba, H/L: tidak teraba besar

Ekstremitas

Neurologis : motorik (5/5/5/5), sensorik dbn. Kelainan nervus II,III, IV, V, VI,

: CRT <2", Tidak ada edema, akral hangat

VII,IX,X , XII (-)


PEMERIKSAAN LAB :
Hematologi

HB 10,7 g/dl

AL 11.700 /cmm

AT 332.000

HCT 32,4%
Daftar Pustaka:
1. Hardiono D P, Dwi Putro W dan sofwan Ismail. 2006. Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI. Jakarta
2. Hardiono D P, dkk. 2005. Kejang Demam. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan Penerbit IDAI. Jakarta
3. Pudjiadi Antonius H, dkk. 2009. Kejang Demam. Pedoman Pelayanan Medis. IDAI.
Jakarta
4. Knudsen FU. Practical Management Approaches to Simple and Complex

Febrile

Seizures. In: Baram TZ, Shinnar S, ed, Febrile Seizures. San Diego: Academic Press

2002. P 1- 20
5. Zempsky WT. Pediatrics, Febrile Seizures.
http://www.emedicine.com/emerg/topic376.htm.
6. Wong V, dkk. Clinical Guideline on Management of Febrile Convulsion. HK J Paediatr
2002; 7: 143-151
Hasil Pembelajaran
1. Menegakkan diagnosis kejang demam simpleks
2. Memberikan penatalaksanaan yang tepat terhadap kasus kejang demam simpleks
3. Pencegahan kejang demam simpleks
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
SUBJEKTIF
Pasien datang diantar oleh orangtuanya dengan keluhan kejang. Kejang dialami oleh pasien
sebanyak 1 kali dengan lama kejang < 10 menit, kejang terjadi sekitar 30 menit SMRS.
Kejang dialami pada seluruh tubuh pasien, sebelum kejang pasien sadar, saat kejang pasien
tidak sadar, setelah kejang pasien kembali sadar dan menangis. Pasien juga mengalami
demam sejak 1 hari SMRS.
Selain kejang dan demam pasien juga mengalami mencret 3 kali yang berisi air dan ampas.
Pasien juga mengalami muntah sebanyak 3 kali berisi cair dan ampas makanan.
OBJEKTIF
Hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan, serta riwayat keluarga yang
juga memiliki riwayat sakit yang sama saat kecil, mendukung diagnosa kejang demam
pada kasus ini.
ASSESMENT
Pencetus awalnya penyakit pasien ini adalah peningkatan suhu tubuh yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium. Demam pada anak bisa disebabkan karena peningkatan leukosit
yang kemungkinan besar disebabkan karena diare pada anak.
Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan paracetamaol 100 mg untuk mengatasi demam,
diazepam 2,5 mg diberikan jika kejang berulang, antibiotik ampicilin diberikan untuk
menangani leukositosisnya, domperidon 2 ml untuk muntah.
Edukasi yang diberikan kepada orangtua mengenai penyakit ini adalah bahwa kejang dapat
timbul kembali jika pasien demam. Oleh karena itu, keluarga pasien harus sedia obat demam,
termometer dan kompres air hangat saat pasien demam. Keluarga pasien juga harus
memperhatikan asupan gizi anak karena dengan asupan gizi yang baik dan seimbang dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak.

PLAN :
Diagnosis klinis : Kejang Demam Simpleks
Pengobatan :
1.

Farmakologis :
- IVFD KaEn 3B 750 cc/24 jam
- Ampicilin 3 x 125 mg, iv
- Diazepam 2,5 mg, iv, jika kejang
- Paracetamol 3 x 100 mg, po, jika demam > 380C
- Zink sirup 1 x 20 mg

- Domperidon sirup 3 x 2 ml
2. Non Farmakologis :
- Observasi keadaan umum dan tanda vital
- Awasi timbulnya kejang
- Tirah baring
- Makan makanan bergizi dan lunak
Edukasi
- Memberitahu orangtua untuk memberi obat penurun panas jika suhu > 380C
- Memberitahu orangtua untuk mempersiapkan obat-obatan untuk kejang
- Mengajarkan orangtua saat anak kejang untuk :
-

Tetap tenang dan jangan panik

Longgarkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher

Bila anak tidak sadar, posisikan anak dengan posisi miring dan kaki di
tekuk

Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun


kemungkinan lidah tergigit jangan memasukan apapun ke dalam mulut

Ukur suhu, catat lama dan bentuk kejang

Tetap bersama pasienselama kejang

Berikan diazepam rektal pada saat kejang berlangsung

Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung > 5 menit.

Konsultasi / Rujukan :
Jika kejang demam berulang bisa dilakukan konsultasi dengan spesialis anak untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut

Asembagus, 2016
Peserta

( dr. Erikawati Renny Asmara )

Pendamping

(dr. Sindiana)

Вам также может понравиться