Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Riwayat pengobatan: pasien sudah diberikan obat penurun panas sejak pertama kali panas
Riwayat kesehatan/penyakit: tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya
Riwayat keluarga: ayah pasien memiliki riwayat kejang demam saat kecil
Riwayat pekerjaan: Kondisi lingkungan sosial dan fisik: pasien tinggal bersama kedua orangtuanya
Lain Lain
Riwayat imunisasi lengkap sesuai umur
- BCG
: 1x (usia 1 bulan)
: 4x (usia 0, 2, 4, 6 bulan)
- DPT
: 3x (usia 2, 4, 6 bulan)
Kesadaran
: Compos mentis
Nadi
: 124 x/menit
Suhu
: 39,5 0C
Tekanan darah
: - mmhg
Respirasi
: 26 x/menit
Data Antropometri
Berat badan : 7,5 kg
Tinggi badan : 74 cm
Status gizi
: kurang
STATUS GENERALIS
Kulit
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Wajah
Leher
Dada
1.
Paru
I: Pergerakan dinding dada simetris kanan = kiri, retraksi (-), tertinggal (-), pectus
excavatum (-), pectus carinatum(-), sikatriks (-).
P: Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri = kanan.
P: Sonor pada seluruh lapang paru.
Jantung:
I: Ictus cordis tidak terlihat
P: Ictus cordis teraba di SIC 5 2 jari medial linea midklavikula kiri
P: Batas atas jantung di SIC 3 linea parasternalis kiri, batas jantung kanan di SIC
4 linea sternalis kanan, batas jantung kiri di SIC 5 medial linea
midklavikula kiri,
A: S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).
Abdomen :
I : Abdomen datar, caput medusa (-), sikatriks (-), venektasi -.
A : Bising usus (+), 8 kali per menit.
P : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan regio epigastrium (-), nyeri tekan suprapubik
(-), hepar dan lien tidak teraba, H/L: tidak teraba besar
Ekstremitas
Neurologis : motorik (5/5/5/5), sensorik dbn. Kelainan nervus II,III, IV, V, VI,
HB 10,7 g/dl
AL 11.700 /cmm
AT 332.000
HCT 32,4%
Daftar Pustaka:
1. Hardiono D P, Dwi Putro W dan sofwan Ismail. 2006. Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI. Jakarta
2. Hardiono D P, dkk. 2005. Kejang Demam. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Badan Penerbit IDAI. Jakarta
3. Pudjiadi Antonius H, dkk. 2009. Kejang Demam. Pedoman Pelayanan Medis. IDAI.
Jakarta
4. Knudsen FU. Practical Management Approaches to Simple and Complex
Febrile
Seizures. In: Baram TZ, Shinnar S, ed, Febrile Seizures. San Diego: Academic Press
2002. P 1- 20
5. Zempsky WT. Pediatrics, Febrile Seizures.
http://www.emedicine.com/emerg/topic376.htm.
6. Wong V, dkk. Clinical Guideline on Management of Febrile Convulsion. HK J Paediatr
2002; 7: 143-151
Hasil Pembelajaran
1. Menegakkan diagnosis kejang demam simpleks
2. Memberikan penatalaksanaan yang tepat terhadap kasus kejang demam simpleks
3. Pencegahan kejang demam simpleks
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
SUBJEKTIF
Pasien datang diantar oleh orangtuanya dengan keluhan kejang. Kejang dialami oleh pasien
sebanyak 1 kali dengan lama kejang < 10 menit, kejang terjadi sekitar 30 menit SMRS.
Kejang dialami pada seluruh tubuh pasien, sebelum kejang pasien sadar, saat kejang pasien
tidak sadar, setelah kejang pasien kembali sadar dan menangis. Pasien juga mengalami
demam sejak 1 hari SMRS.
Selain kejang dan demam pasien juga mengalami mencret 3 kali yang berisi air dan ampas.
Pasien juga mengalami muntah sebanyak 3 kali berisi cair dan ampas makanan.
OBJEKTIF
Hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan, serta riwayat keluarga yang
juga memiliki riwayat sakit yang sama saat kecil, mendukung diagnosa kejang demam
pada kasus ini.
ASSESMENT
Pencetus awalnya penyakit pasien ini adalah peningkatan suhu tubuh yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium. Demam pada anak bisa disebabkan karena peningkatan leukosit
yang kemungkinan besar disebabkan karena diare pada anak.
Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan paracetamaol 100 mg untuk mengatasi demam,
diazepam 2,5 mg diberikan jika kejang berulang, antibiotik ampicilin diberikan untuk
menangani leukositosisnya, domperidon 2 ml untuk muntah.
Edukasi yang diberikan kepada orangtua mengenai penyakit ini adalah bahwa kejang dapat
timbul kembali jika pasien demam. Oleh karena itu, keluarga pasien harus sedia obat demam,
termometer dan kompres air hangat saat pasien demam. Keluarga pasien juga harus
memperhatikan asupan gizi anak karena dengan asupan gizi yang baik dan seimbang dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak.
PLAN :
Diagnosis klinis : Kejang Demam Simpleks
Pengobatan :
1.
Farmakologis :
- IVFD KaEn 3B 750 cc/24 jam
- Ampicilin 3 x 125 mg, iv
- Diazepam 2,5 mg, iv, jika kejang
- Paracetamol 3 x 100 mg, po, jika demam > 380C
- Zink sirup 1 x 20 mg
- Domperidon sirup 3 x 2 ml
2. Non Farmakologis :
- Observasi keadaan umum dan tanda vital
- Awasi timbulnya kejang
- Tirah baring
- Makan makanan bergizi dan lunak
Edukasi
- Memberitahu orangtua untuk memberi obat penurun panas jika suhu > 380C
- Memberitahu orangtua untuk mempersiapkan obat-obatan untuk kejang
- Mengajarkan orangtua saat anak kejang untuk :
-
Bila anak tidak sadar, posisikan anak dengan posisi miring dan kaki di
tekuk
Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung > 5 menit.
Konsultasi / Rujukan :
Jika kejang demam berulang bisa dilakukan konsultasi dengan spesialis anak untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut
Asembagus, 2016
Peserta
Pendamping
(dr. Sindiana)