Вы находитесь на странице: 1из 3

Oleh:

Feraresa Urbaningrum

(26)

Rosa Harisa

(33)

XII IPA 4
Membingkai Kehidupan Remaja sebagai Figure Masa Kini
Sekarang, kita berada di masa yang bebas. Masa di mana semua orang
bebas bergaul melalui media social maupun kehidupan nyata. Pergaulan bebas ini
dapat berdampak negative maupun positif bagi remaja.
Pada kisaran umur 17 tahun, remaja memiliki rasa keingintahuan yang
tinggi. Mereka juga memiliki emosi yang bisa dibilang masih labil serta gejolak
yang membara.
Remaja adalah sosok yang tidak mudah ditebak, terkadang mereka yang
terlihat baik di luar justru bertentangan dengan sifat asli di dalam dirinya. Seakan
mereka berperilaku baik hanya formalitas semata untuk membuktikan bahwa
mereka adalah sosok anak yang patut dibanggakan oleh orang tua mereka. Tapi
kenyataan nihil. Tujuan hanya satu, agar apa yang mereka lakukan tidak dicurigai
dan dengan bebasnya pun mereka bertindak.
Kebanyakan remaja beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan dimasa
muda tidak akan berdampak pada kehidupan mereka selanjutnya, mereka hanya
ingin bersenang senang dan membuang waktu mereka untuk melakukan hal yang
mereka suka, seperti mengikuti tren anak pelajar geng dari hal kecil yaitu tren
merokok. Biasanya kelompok semacam ini memiliki usia sebaya atau bisa juga
disebut peer group. Demi kawan yang menjadi anggota kelompok ini, remaja bisa
melakukan dan mengorbankan apa pun, dengan satu tujuan, Solidaritas. Geng,
menjadi suatu wadah yang luar biasa apabila bisa mengarah terhadap hal yang
positif. Tetapi terkadang solidaritas menjadi hal yang bersifat semu, buta dan
destruktif, yang pada akhirnya merusak arti dari solidaritas itu sendiri. Demi

alasan solidaritas, sebuah geng sering kali memberikan tantangan atau tekanantekanan kepada anggota kelompoknya yang terkadang berlawanan dengan hukum
atau tatanan sosial yang ada. Lambat laun, mereka mengikuti tren yang makin
buruk seperti menkonsumsi narkoba hingga minuman keras. Seakan tren masa
kini menjadi sesuatu hal wow untuk diperlombakan, sejalan dengan tren masa
terkini. Sampai-sampai mereka mengesampingkan norma agama dan status
sebagai pelajar, buruknya lagi mereka tidak mengenal arti tuntutan dalam
pendidikan dan jauh akan arti sebuah prestasi.
Apakah mereka lupa seberapa susahnya orang tua mereka membesarkan
dan mendididik mereka? Mereka menganggap orang tua mereka adalah pengatur
akan segala hal. Sampai kadang membangkang dan tertekan akan perintah orang
tua.
Kenakalan remaja dalam
oleh beberapa faktor.

mengonsumsi narkoba dapat disebabkan

Selain dalam bentuk pemuasan diri dari

keinginan mereka untuk mencoba hal-hal baru, kenakalan remaja dalam juga
dapat disebabkan oleh kurangnya perhatian yang orang tua atau orang terdekat
mereka. Penggunaan narkotika dapat pula diakibatkan karena adanya tekanan
dalam diri mereka. Mereka terbebani suatu hal yang mereka sendiri tidak bisa
menemukan jalan keluarnya dan mereka bingung di mana mereka bisa
menemukan jawaban yang tepat sehingga mereka mengonsumsi narkoba untuk
mengurangi rasa tersebut.
Seharusnya masa remaja dimanfaatkan sebaik baiknya untuk meraih
prestasi dan cita cita karena yang muda yang beraksi. Jika kita menjadi seorang
yang berprestasi dan sukses setidaknya kita sudah bisa membanggakan orang tua
kita yang telah membiayai mati-matian untuk kesuksesan kita semata. Prestasiprestasi yang kita sudah raihpun akan menjadi kebanggaan tersendiri dan menjadi
modal dalam meraih cita-cita yang kita inginkan. Bahkan saat besar nanti prestasi
yang sudah kita raih akan menjadi kebanggaan dan contoh bagi anak kita di masa
yang akan datang.

Kita tahu seberapa dahsyat daya rusak yang ditimbulkan oleh narkoba.
Karena itu Indonesia memanggil kita, para remaja untuk berdiri di gardu terdepan
sebagai pejuang melawan musuh besar, narkoba dan orang orang yang bermulut
manis namun berhati busuk perusak moral anak bangsa tercinta ini. Mari
menyandang senjata semangat cinta kehidupan dan encamkan di hati, AKU
BERPERANG MELAWAN NARKOBA, SEKARANG JUGA!

Вам также может понравиться