Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN

Kondisi medis dapat memperburuk kehamilan.Kondisi medis yang paling sering


muncul ialah anemia, khususnya anemia yang disebabkan oleh defisiensi besi atau asam folat,
penyakit atau galur sel sabit (sickle cell trait) dan talasemia.Gangguan auto imun, pulmoner,
saluran cerna, integument, dan neorologi juga dapat ditemukan. Aspek - aspek terkait
kehamilan pada kondisi ini dibahas dalam bagian berikut.
Anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional 65% yang
setiap daerah mempunyai variasi berbeda.
Anemia, gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil,
mempengaruhi sekurang kurangnya 20% wanita hamil.Wanita ini memiliki insiden
komplikasi puerperal yang lebih tinggi, seperti infeksi, daripada wanita hamil dengan nilai
hematologi normal.
Anemia menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen.Jantung
berupaya mengonpensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung.Upaya ini
meningkatkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventricular.Dengan demikian,
anemia yang menyertai komplikasi lain (misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan
jantung kongestif.
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil, kehilangan darah pada saat
ia melahirkan, bahkan kalaupun minimal, tidak ditoleransi dengan baik. Ia berisiko
membutuhkan transfusi darah. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan
anemia tipe defisiensi besi (Arias, 1993).Dua puluh persen (20%) sisanya mencakup kasus
anemia herediter dan berbagai variasi anemia didapat, termasuk anemia defisiensi asam folat,
anemia sel sabit dan talasemia.

BAB II
KONSEP ANEMIA PADA IBU HAMIL

A. DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau
konsentrasi hemoglobin menurun. Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi oksigen dari
paru-paru ke jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya
disebabkan oleh defesiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnya atau
asupan besi yang tidak adekuat.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang
disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah.
Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita yang
tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil.

B. ETIOLOGI
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002).
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
2. Kurang zat besi dalam diet
3. Malabsorpsi
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

C. KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN


Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai
berikut:

1. Anemia Defisiensi Zat Besi


Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.Pengobatannya
yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang
dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan
kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan
kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia
(Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per
oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan
ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada
gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnesa.Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda.Pada pemeriksaan
dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb
dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)

Hb 11 gr% : Tidak anemia


Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
Hb 7 8 gr%: Anemia sedang
Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg.

Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta
500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang
lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil
setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 810 mg zat besi. Perhitungan makan 3
kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 2025 mg zat besi perhari.
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat
besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita
hamil (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang
sekali karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk
sel darah merah baru.Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan
diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan
retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya.Gejala utama adalah anemia dengan
kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila
terjadi kelainan pada organ-organ vital. Pengobatannya tergantung pada jenis anemia
hemolitik serta penyebabnya.Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas
dan diberikan obat-obat penambah darah.Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal
ini tidak memberi hasil.Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita
ini.

D. GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL


Gejala anemia pada kehamilan yaitu:
a. Ibu mengeluh cepat lelah,
b. Sering pusing,
c. Mata berkunang-kunang,
d. Malaise,
e. Lidah luka,
f. Nafsu makan turun (anoreksia),
g. Konsentrasi hilang,
h. Nafas pendek (pada anemia parah); dan
i. Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

E. GAMBARAN KLINIS
A. Riwayat
1) Mentruasi berlebihan
2) Kehilangan darah kronik
3) Riwayat keluarga
4) Diet yang tidak adekuat
5) Jarak kehamilan yang terlalu dekat
6) Anemia pada kehamilan sebelumnya
7) Pika ( nafsu makan terhadap bahan bukan makanan )
B. Tanda dan Gejala
1) Keletihan, malaise, atau mudah megantuk
2) Pusing atau kelemahan
3) Sakit kepala
4) Lesi pada mulut dan lidah
5) Aneroksia,mual, atau muntah
6) Kulit pucat
7) Mukosa membrane atau kunjung tiva pucat
8) Dasar kuku pucat
9) Takikardi

F. TES LABORATORIUM
Hitung sel darah lengkap dan Apusan darah: untuk tujuan praktis, maka anemia
selama kehamilan dapat didefinisikan sabagai hemoglobin kurang dari pada 10 atau 11
gr/100 ml dan hematokrit kurang dari pada 30% sampai 33% .
Apusan darah tepi memberikan evaluasi morfologo eritrosit, hitung jenis leukosit
dan perkiraan keadekutan trombosit.
G. DIAGNOSA BANDING
Anemia hipokrom mikrositik: produksi eritrosit normal,tetapi sintesis hemoglobin
terganggu. Defiesiensi besi dipengaruhi oleh sintesis hemetalasemia lemah dalam
mensientesis globulin.Sel-sel kecil, dengan penurunan dengan konsentrasi hemoglobin.
Nilai besi serum (serum iron) membantu mambedakan dua kelaianan : besi serum
menurun pada defisiensi besi dan normal ( atau meningkat ) pada talasemia.
Anemia megaloblastik makrositik disebabkan oleh gangguan apa pun yang
mempengaruhi sintesis DNA sel, tetepi membiarkan hemoglibinasi normal .
Anemia normokrom normositik disertai dengan perdarahan berlebihan atu
gagalnya aktivitas sumsum tulang.
H. PENATALAKSANAAN
a. Pada saat kunjungan awal, kaji riwayat pasien
1. Telusuri riwayat anemia, masalah pembekuan darah, penyakit sel sabit, anemia
glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD), atau peyakit hemolitik herediter lain.
2. Kaji riwayat keluarga

b. Lakukan hitungan darah lengkap pada kunjungan awal.


1. Morfologi
a) Morfologi normal menunjukkan sel darah merah (SDM) yang sehat dan
matang
b) SDM mikrositik hipokrom menunjukkan anemia defisiensi zat besi
c) SDM makrositik hipokrom menunjukkan anemia pernisiosa
2. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrin (Ht) pada kehamilan
a) Kadar Hb lebih dari 13 g/dl dengan Ht lebih dari 40% dapat menunjukkan
hipovolemia. Waspada dehidrasi dan preklamsi
b) Kadar Hb 11,5-13 g/dl dengan Ht 34%-40% menunjukkan keadaan yang
normal dan sehat.
c) Kadar Hb 10,5-11,5 g/dl dengan Ht 31%-32% menunjukkan kadar yang
rendah, namun masih normal.
d) Kadar Hb 10 g/dl disertai Ht 30% menunjukkan anemia
1. Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling gizi,atau keduanya
2. Berikan suplemen zat besi 1 atau 2 kali/hari, atau satu kapsul timerelease, seperti Slow-Fe setiap hari
e) Kadar Hb < 9-10 g/dl dengan Ht 27%-30% dapat menunjukkan anemia
megaloblastik.
1. Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling diet.
2. Rekomendasikan pemberian suplemen ferum-sulfat 325 mg per oral, 2
atau 3 kali/hari.
f) Kadar Hb <9g/dl dengan Ht <27% atau anemia yang tidak berespon terhadap
pengobatan di atas, diperlukan langkah-langkah berikut:
1. Periksa adanya pendarahan samara tau infeksi.
2. Pertimbangkan untuk melakukan uji laboratorium berikut:
a) Hb dan Ht (untuk meyingkirkan kesalahan laboratorium)
b) Kadar kosentrasizat besi serum
c) Kapasitas pegikat zat besi
d) Hitung jenis sel (SDP dan SDM)
e) Hitung retikulosit (untuk megukur produksi eritrosit)
f) Hitung trombosit
g) Uji guaiac pada feses untuk medeteksi pendarahan samar
h) Kultur feses untuk memeriksa telur dan parasit
i) Skrining G6PD (lahat panduan untuk anemia: Hemolitik didapat)
bila klien keturunan Afika-Amerika.
3. Konsultasikan dengan dokter
4. Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling gizi.
c. Bila pasien hamil, periksa kadar hematokrin pda awal kunjungan , yaitu 28 minggu
kehamilan dan 4 minggu setelah memulai terapi.
1. Atasi tanda-tanda anemia (sesuai informasi sebelumnya pada poin IVPenatalaksanaan B2).
2. Konsultasikan ke dokter bila:
a. Terdapat penurunan Ht yang menetap walaupun sudah mendapat terapi

b. Terdapat penurunan yang signifikan, dibandingkan dengan hasil sebelumnya


(singkirkan kesalahan labotaturium).
c. Tidak berespons trhadap terapi setelah 4-6 minggu
d. Kadar Hb <9,0 g/dl atau Ht <27%.

I. AKIBAT LANJUTAN
Pada ibu hamil yang anemia dapat mengalami:
1) Keguguran.
2) Lahir sebelum waktunya.
3) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
4) Perdarahan sebelum dan pada waktu persalinan.
5) Dapat menimbulkan kematian.

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL
DENGAN ANEMIA

A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh, (Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan
semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk tidur dan
istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.Kelemahan otot, dan
penurunan kekuatan.Ataksia, tubuh tidak tegak.Bahu menurun, postur lunglai,
berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi
berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis
infektif kronis.Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran
atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB).
Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,
faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak
sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon
terang (AP).Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat
(penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah
patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus,
menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.

4. Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi.Penurunan
haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada
faring).Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia.Adanya penurunan berat badan.Tidak
pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah
liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin
B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak
kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi).Bibir : selitis,
misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP).
Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia,
penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada
radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.Riwayat kanker, terapi
kanker.Tidak

toleran

terhadap

dingin

dan

panas.Transfusi

darah

sebelumnya.Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.


Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie
dan ekimosis (aplastik).

10. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB).
Hilang libido (pria dan wanita).Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat
(mis: penurunan hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon inflamasi)
4. Konstipasi berhubungan dengan perubahan pada pola makan.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
D.

E. Diagnosa

I.

F. Tujuan/Kriteria

Keperawatan
J. Intoleransi

1.

L. Melaporkan
peningkatan

berhubungan

toleransi

dengan

aktivitas(termasuk

ketidakseimban

aktivitas

gan

hari.

antara

kebutuhan
oksigen.

dan

G. Intevensi

H. Rasional

1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan Mempengaruhi

aktivitas

suplai

K.

hasil

pilihan

untuk melakukan tugas/AKS normal.


intervensi/bantuan
2. Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan Menunjukkan perubahan

sehari-

gaya jalan, kelemahan otot.


3. Awasi tekanan darah, nadi, pernapasan

karena

defesiensi

neurologi

vitamin

B12

mempengaruhi
keamanan
selama dan sesudah aktivitas.
pasien/resiko cedera.
4. Berikan lingkungan tenang.
Manifestasi kardiopulmonal dari upaya
5. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan
jantung dan paru untuk membawa
pantau terhadap pusing.
jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
6. Anjurkan pasien untuk menghentikan Meningkatkan
istirahat
untuk
aktivitas bila palpitasi.

menurunkan

kebutuhan

oksigen

tubuh dan menurunkan regangan


jantung dan paru.
Hipotensi postural atau hipoksia
serebral dapat menyebabkan pusing,
berdenyut dan peningkatan resiko
cedera.
Regangan/stres
kardiopulmonal
berlebihan/stres dapat menimbulkan
kegagalan.

M.

N.

O. Ketidakseimba

2.

ngan

Q. Menunjukkan

1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan 1. Mengidentifikasi

nutrisi:

peningkatan berat

dari

badan atau berat

kurang
kebutuhan

badan

tubuh

dengan

berhubungan

laboratorium

dengan

normal.

ketidakmampua
n

yang disukai.
menduga kemungkinan intervensi.
2. Observasi dan catat masukan makanan 2. Mengawasi masukan kalori atau

pasien.
3. Timbang berat badan tiap hari.
nilai 4. Berikan makan sedikit dan frekuensi sering

kualitas

stabil

dan/atau makan diantara waktu makan.


5. Observasi dan catat kejadian mual/muntah,

untuk

makanan.

Berikan pencuci mulut yang diencerkan bila


mukosa oral luka.
7. Kolaborasi :
1. Berikan
obat

sesuai

kelemahan

dan

meningkatkan

pemasukan juga mencegah distensi


gaster.
5. Gejala GI dapat menunjukkan efek
anemia (hipoksia) pada organ.
6. Meningkatkan nafsu makan dan
pemasukan

indikasi,

oral,

menurunkan

pertumbuhan bakteri, meminimalkan

mis.Vitamin dan suplemen mineral,

kemungkinan

seperti sianokobalamin (vitamin B12),

infeksi.

Teknik

perawatan mulut khusus mungkin

asam folat (Flovite); asam askorbat

diperlukan

(vitamin C),
2. Besi dextran (IM/IV.)

bila

rapuh/luka/perdarahan

jaringan
dan

nyeri

berat.

R.
S.

konsumsi

atau efektivitas intervensi nutrisi.


4. Makan sedikit dapat menurunkan

sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat


gigi halus untuk penyikatan yang lembut.

kekurangan

makanan.
3. Mengawasi penurunan berat badan

flatus dan gejala lain yang berhubungan.


6. Berikan dan bantu hygiene mulut yang baik

mencerna

P.

defisiensi, U.

T.
7. Kolaborasi :
1. Kebutuhan

penggantian

tergantung pada tipe anemia


dan/atau adanya masukan oral
yang buruk dan defisiensi yag
diidentifikasi.
2. Diberikan
sampai
diperkirakan

teratasi

defisit
dan

disimpan untuk yang tak dapat


diabsorpsi atau terapi besi oral,
atau bila kehilangan darah terlalu
cepat untuk penggantian oral
menjadi efektif.

V.
3.

W. Resiko infeksi Y. Mngidentifikasi


berhubungan
perilaku
untuk
dengan
mencegah/menuru
pertahanan
nkan
resiko
tubuh sekunder
yang
tidak
infeksi.
adekuat (mis:
penurunan
hemoglobin,
eukopenia,
supresi/penurun
an
respon

1. Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh 1. Mencegah kontaminasi silang.


2. Menurunkan resiko infeksi bakteri.
oemberi perawatan dan pasien.
3. Membantu dalam pengenceran secret
2. Pertahankan teknik aseptic ketat pada
pernafasan untuk mempermudah
prosedur/ perawatan luka.
3. Tingkatkan masukan cairan adekuat.
pengeluaran dan mencegah statis
4. Pantau suhu, catat adanya menggigil dan
cairan tubuh.
takikardia dengan atau tanpa demam
4. Adnya
proses
inflamasi/infeksi
5. Kolaborasi: berikan antiseptic topical,
membutuhkan evaluasi/pengobatan.
antibiotic sistemik.
Z.
5. Mungkin
digunakan
secara
propilaktik

untuk

menurunkan

inflamasi).

kolonisasi atau untuk pengobatan


proses infeksi local.

X.
AA. AB.
4.

Konstipasi

berhubungan
dengan

AD.

Membuat/kem

1.

bali pola normal


dari fungsi usus.

2.
3.

perubahan pada
pola makan.
AC.

4.
5.

Observasi

warna

feses,

konsistensi,
1. Membantu mengidentifikasi penyebab/

frekuensi, dan jumlah.


factor pemberat dan intervensi yang
Auskultas bunyi usus
tepat.
Awasi masukan dan haluaran dengan
2. Bunyi usus secara umum meningkat
perhatian khusus pada makanan/cairan.
pada diare dan menurun pada
Kaji kondisi kulit perianal dengan sering.
Kolaborasi: berikan obat anti diare,
konstipasi.
3. Dapat
mengidentifikasi
dehidrasi,
misalnya: difenoxsilat hidroklorida.
kehilangan berlebihan atau alat
dalam
diet.
4. Mencegah

mengidentifikasi
ekskoriasi

defisiensi

kulit

dan

kerusakan kulit.
5. Menurunkan multilitas usus bila diare
terjadi.

AE. EVALUASI
1. Terjadi penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis, nadi, pernapasan, dan TD masih
dalamrentang normal pasien.
2. Tidak ada tanda terjadinya malnutrisi.
3. Klien menunjukan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan/atau
mempertahankan berat badan yang sesuai.
4. Perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi dapat diidentifikasi.
5. Fungsi usus mulai kembali normal.
AF.
AG.
AH.
AI.
AJ.
AK.
AL.
AM.
AN.
AO.
AP.
AQ.
AR.
AS.
AT.
AU.
AV.
AW.

DAFTAR PUSTAKA

AX.
AY.

Doenges, Marilynn E,dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.

AZ.

Loowdermilk,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC.


BA.

Manuaba, Ida Bagus Gde.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin

Obstetri Ginekologi dan KB.Jakarta:EGC


BB.

Morgan Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Pansuan Praktik. Jakarta:

EGC.
BC.

Nanda.2009.Diagnosa Keperawatan 2009-2011.Jakarta:EGC.


BD.

Prawirohardjo, Sarwono.2006.Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Meternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.


BE.

Taber Ben-zion,M,D.1994.Kapita Selekta Kedaruratan Obstet dan

Ginekologi.Jakarta:EGC.
BF.
BG.
BH.

Вам также может понравиться

  • Alat-single-use
    Alat-single-use
    Документ3 страницы
    Alat-single-use
    herisuko
    100% (3)
  • Lamker Alex
    Lamker Alex
    Документ1 страница
    Lamker Alex
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Pawor Poin Gerontik
    Pawor Poin Gerontik
    Документ16 страниц
    Pawor Poin Gerontik
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Diagnosa Keperawatan
    Diagnosa Keperawatan
    Документ4 страницы
    Diagnosa Keperawatan
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Tindakan Kegawat Daruratan Luka Bakar
    Tindakan Kegawat Daruratan Luka Bakar
    Документ1 страница
    Tindakan Kegawat Daruratan Luka Bakar
    Jhun Hura
    Оценок пока нет
  • Lamker Bethesda
    Lamker Bethesda
    Документ1 страница
    Lamker Bethesda
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Lamker Alex
    Lamker Alex
    Документ1 страница
    Lamker Alex
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Pawor Poin Gerontik
    Pawor Poin Gerontik
    Документ16 страниц
    Pawor Poin Gerontik
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Microsoft Word Document Baru
    Microsoft Word Document Baru
    Документ1 страница
    Microsoft Word Document Baru
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Microsoft Word Document Baru
    Microsoft Word Document Baru
    Документ1 страница
    Microsoft Word Document Baru
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Tindakan Kegawatdaruratan
    Tindakan Kegawatdaruratan
    Документ30 страниц
    Tindakan Kegawatdaruratan
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Tugas Gerontik Kel 3
    Tugas Gerontik Kel 3
    Документ10 страниц
    Tugas Gerontik Kel 3
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Bantuan Pernapasan
    Bantuan Pernapasan
    Документ20 страниц
    Bantuan Pernapasan
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Konsep Dasar Penanganan Pasien Gawat Darurat: Yupiter Amazihono, S.Kep.,Ns
    Konsep Dasar Penanganan Pasien Gawat Darurat: Yupiter Amazihono, S.Kep.,Ns
    Документ8 страниц
    Konsep Dasar Penanganan Pasien Gawat Darurat: Yupiter Amazihono, S.Kep.,Ns
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • 1 Files of DrsMed
    1 Files of DrsMed
    Документ11 страниц
    1 Files of DrsMed
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Triage Adalah Proses Pengelompokkan Penderita - Penderita Sakit Atau Cedera Pada Kejadian Massal. Defenisi
    Triage Adalah Proses Pengelompokkan Penderita - Penderita Sakit Atau Cedera Pada Kejadian Massal. Defenisi
    Документ12 страниц
    Triage Adalah Proses Pengelompokkan Penderita - Penderita Sakit Atau Cedera Pada Kejadian Massal. Defenisi
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Tupoksi Dinas Tenaga Kerja
    Tupoksi Dinas Tenaga Kerja
    Документ3 страницы
    Tupoksi Dinas Tenaga Kerja
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • MENSTRUASI
    MENSTRUASI
    Документ9 страниц
    MENSTRUASI
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Beasiswa Esa Unggul
    Beasiswa Esa Unggul
    Документ7 страниц
    Beasiswa Esa Unggul
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Документ8 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan
    Meiman Thebest
    Оценок пока нет
  • Dampak Narkoba dan Terorisme
    Dampak Narkoba dan Terorisme
    Документ4 страницы
    Dampak Narkoba dan Terorisme
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Imunisasi Anak
    Imunisasi Anak
    Документ2 страницы
    Imunisasi Anak
    utami_ta
    Оценок пока нет
  • Program 100 Hari Kerja Wow
    Program 100 Hari Kerja Wow
    Документ1 страница
    Program 100 Hari Kerja Wow
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Resume 1
    Resume 1
    Документ13 страниц
    Resume 1
    Trisman Gulo
    Оценок пока нет
  • Nota Dinas Eksaminasi
    Nota Dinas Eksaminasi
    Документ2 страницы
    Nota Dinas Eksaminasi
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Lirik Lagu
    Lirik Lagu
    Документ1 страница
    Lirik Lagu
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Meningitis Discharge
    Meningitis Discharge
    Документ4 страницы
    Meningitis Discharge
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan 1
    Satuan Acara Penyuluhan 1
    Документ9 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan 1
    Indra Juang Putra Harefa
    Оценок пока нет