Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar
Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita
kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara).
Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan
pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo
menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di
Amerika dan Afrika.
Diantara jenis kacang-kacangan, kedelai merupakan sumber proterin yang paling baik.
Disamping itu, kedelai juga dapat digunakan sebgai sumber lemak, vitamin , mineral,
serat.
Tabel 2.1. Komposisi rata-rata kedelai dalam bentuk biji kering per 100 g
Komposisi
Kedelai
Protein
34,9 g
Lemak
18,1 g
Karbohidrat
34,8 g
Kalsium
227,0 mg
Fosfor
585,0 mg
Besi
8,0 mg
Vitamin A
110,0 mg
Vitamin B1
1,1 mg
Vitamin C
0 mg
Air
7,5 g
Biji kedelai terdiri dari 7,3 persen kulit, 90,3 persen kotiledon dan 2,4
persen hipokotil. Disamping mengandung senyawa yang berguna ternyata pada
kedelai terdapat juga senyawa anti gizi dan senyawa penyebab
off flavor
(penyimpangan cita rasa dan aroma pada produk olahan kedelai) (Sutrisno,K. 1992).
: Leguminosae
Subfamili
: Papilionoidae
Genus
: Glycine
Species
:Glycine max
geografis
dari
kedelai
mempengaruhi
jenis
tipenya.
(http://www.scribd.com/doc/
2.2 Jagung
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari
keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika
melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang
Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda
menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn.
Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami
peningkatan fitoglikosa dan sukrosa.
Tabel 2.2 Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
Komposisi
Jagung
Protein
9,2 g
Lemak
3,9 g
Karbohidrat
73,7 g
Kalsium
10 mg
Fosfor
256 mg
Ferrum
2,4 mg
Vitamin A
510 SI
Vitamin B1
0,38 mg
Air
12 g
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan,
saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati
jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama
plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik
menjadi
bahan
baku
casing
komputer
yang
siap
dipasarkan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung)
Sistimatika tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom
Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio
Sub Divisio
Classis
Ordo
Graminae (rumput-rumputan)
Familia
Graminaceae
Genus
Zea mays
(Warisno, 1998 )
2.3 Tempe
Inokulum tempe merupakan kumpulan spora kapang yang memegang peranan penting
dalam pembuatan tempe karena dapat mempengaruhi mutu tempe yang dihasilkan.
Jenis kapang yang memegang peranan utama dalam pembuatan adalah Rhizophus
oligosporus dan Rhizophous oriaze, sedangkan jenis kapang lain yang juga terdapat
adalah R. stolonifera dan R.arrhius. Miselium R. Orizae jauh lebih panjang dari pada
R. oligosporus , sehingga tempe yang dihsilkannya kelihatan lebih padat dari pada
apabila hanya R. oligosporus yang digunakan. Tetapi apabila diutamakan peningkatan
nilai gizi protein kedelai, maka R. oligosporus memegang peranan tersebut. Hal ini
disebabkan selama proses fermentasi R. oligosporus mensintesis enzim protease
(pemecah protein) lebih banyak, sedangkan R. orizae lebih banyak mensintesis enzim
alfa- amylase (pemecah pati). Oleh karena itu sebaliknya dipakai keduanya dengan
kadar R. olihgosporus lebih banyak 1:2 (Sutrisno K. 1992).
Kualitas tempe amat dipengaruhi oleh kualitas starter yang digunakan untuk
inokulasi. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi atas kualitas jamur starter yang
baik untuk dipakai sebagai starter tempe antara lain :
3. Memiliki
permentasi
diinokulasikan
4. Mengandung biakan jamur tempe yang murni , dan bila digunakan berupa
kultur campuran harus mempunyai propersi yang tepat
5. Bebas dari mikroba kontaminan dan jika memungkinkan strain yang dipakai
memiliki kemampuan untuk melindungi diri terhadap dominasi
mikroba
2.4.Karbohidrat
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang
mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaanpersamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur-unsur
Carbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai rumus
kimia Cn(H2O)n. Karbohidrat yang terdapat di dalam makanan pada umumnya hanya
tiga jenis, ialah monosakarida, disakarida dan polisakarida. Mono dan disakarida
terasa manis, sedangkan polisakarida tidak mempunyai rasa (tawar). Didalam bahan
makanan nabati terdapat dua jenis polisakarida yaitu dicerna ialah zat tepung
(amylum) dan dekstrin.Yang tidak dapat dicerna adalah selulosa, pentosan dan
galaktan.
dalam bentuk zat tepung (amylum) dan zat gula (mono dan disakarida). Timbunan zat
tepung terdapat dalam biji, akar dan batang. Gula terdapat di dalam daging buah atau
di dalam cairan tumbuhan di dalam batang (tebu). (Sediaoetama,A.J.,2004).
Pati merupakan sumber kalori yang sangat penting karena sebagian besar
karbohidrat dalam dalam makanan terdapat dalam bentuk pati. Amilosa adalah jenis
pati berantai lurus tersusun atas 250-350 unit glukosa. Sementara itu, pati berantai
cabang yang tersusun atas 20-30 unit glukosa setiap cabangnya disebut amilopektin.
(Irianto, 2006)
Ada beberapa cara analisis yang dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan
karbohidrat dalam bahan makanan. Yang paling mudah adalah dengan cara
perhitungkan kasar (proximate analysis) atau juga disebut Carbohydrate by
Difference. Yang dimaksud dengan proximate analysis adalah suatu analisis di mana
kandungan karbohidrat termasuk serat kasar diketahui bukan melalui analisis tetapi
melalui perhitungan, sebagai berikut :
% karbohidrat = 100% - %(protein + lemak + abu + air )
Perhitungan Carbohydrate by Difference adalah penentuan karbohidrat dalam bahan
makanan secara kasar, dan hasilnya ini biasanya dicantumkan dalam daftar komposisi
bahan makanan (Winarno,1995).
2.5.Protein
Protein juga penting untuk keperluan fungsional maupun struktural dan untuk
keperluan tersebut komposisi asam amino pembentuk protein sangat penting
fungsinya. Oleh karena itu protein mempunyai mutu yang beraneka ragam tergantung
sampai seberapa jauh protein itu dapat menyediakan asam amino essensial dalam
jumlah yang memadai (Buckle., 1987).
Protein tumbuhan sangat beragam. Protein dapat diperoleh dari daun ,serealia,
dan biji-bijian. Protein bji serealia pada umumnya berkandungan lisina triptopan
,metionina dan treoninanya yang rendah. Perbaikan nilai gizi sangat besar kadangkadang dapat dicapai dengan pencampuran berbagai produk secara bijaksana (Jhon
M.Deman, 1997).
lebih tepat tetapi sangat sukar, membutuhkan waktu lama, keterampilan tinggi dan
mahal. Peneraan jumlah protein secara empiris yang umum dilakukan adalah dengan
menentukan jumlah nitrogen (N) yang dikandung oleh suatu bahan. Cara penentuan
ini dikembangkan oleh Kjeldahl, seorang ahli kimia Denmark pada tahun 1883.
Dalam penentuan protein seharusnya hanya nitrogen yang berasal dari protein saja
yang ditentukan.
Dasar penentuan protein menurut Kjeldahl ini adalah hasil penelitian dan
pengamatan yang menyatakan bahwa umumnya protein alamiah mengandung N ratarata 16% dalam protein murni. Untuk senyawa-senyawa protein tertentu yang telah
diketahui kadar unsur N nya, maka angka yang lebih tepat dapat dipakai. Apabila
jumlah unsur N dalam bahan telah diketahui maka jumlah protein dapat
diperhitungkan dengan :
Jumlah N x 100/16 atau jumlah N x 6,25
1.Tahap destruksi
Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi
destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon ,hidrogen teroksidasi menjadi CO,
CO2, dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Asam
sulfat yang dipergunakan diperhitungkan adanya bahan protein, lemak, dan
karbohidrat.
sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Suhu destruksi berkisar antara 370-4100C.
Penggunaan selenium lebih reaktif, tetapi juga mempunyai kelemahan yaitu karena
sangat cepatnya oksidasi maka nitrogennya justru mungkin ikut hilang. Hal ini dapat
diatasi dengan pemakaian Selenium yang sangat sedikit yaitu kurang dari 0,25 gram.
Proses destruksi sudah selesai apabila larutan menjadi jernih atau tidak berwarna.
Agar supaya analisa lebih tepat
perlakuan blanko yaitu untuk koreksi adanya senyawa N yang berasal dari reagensia
yang digunakan.
Selama destruksi akan terjadi reaksi sebagai berikut : (bila di gunakan HgO)
HgO + H2SO4
HgSO4 + H2O
2HgSO4
Hg2SO4 + 2H2SO4
2.Tahap Destilasi
Pada tahap destilasi ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan
penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Ammonia yang dibebaskan
selanjutnya akan ditangkap oleh larutan asam standar. Asam standar yang dipakai
adalah asam borat 3% dalam jumlah yang berlebihan. Untuk mengetahui asam dalam
keadaan berlebihan maka diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP. Destilasi
diakhiri bila sudah semua ammonia terdestilasi sempurna dengan ditandai destilat
tidak bereaksi habis.
(NH4)2SO4 + 2NaOH
Na2SO4 + 2NH4OH
dipanaskan
NH4OH
NH3(g) + H2O
dipanaskan
NH3(g)
NH3(l)
2NH3(l) + 4 H3BO3
Tashiro
(NH4)2B4O7 + 5H2O
(ungu-hijau)
3.Tahap Titrasi
Banyak asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat dengan titrasi menggunakan
asam khlorida 0,1N dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi ditandai dengan
perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda. Selisih jumlah sampel dan
blanko merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. (Sudarmadji,S,1989)
(NH4)2B4O7 + 2HCl
(merah muda)
2.6. Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Karbon (C),
Hidrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu (zat pelarut lemak) seperti petroleum benzen, ether. Lemak dalam
makanan yang memegang peranan penting ialah yang disebut lemak netral, atau
triglyserida (Sediaoetama,A.J.,2004).
Lemak berbeda dari karbohidrat dan protein karena tidak terdiri dari polimer
satuan satuan molekuler. Setiap gram lemak mengandung kalori 2,25 kali dari
jumlah kalori yang dihasilkan oleh satu gram protein atau karbohidrat lemak selalu
tercampur dengan komponen komponen lain di dalam makanan misalnya vitamin
vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A,D,E,K, sterol, skool misalnya
zoosterol, di dalam lemak hewan dan fitosterol di dalam lemak sayuran, fosfolipida
yang besifat sebagai zat pengemulsi, dengan protein yaitu lipoprotein, atau dengan
karbohidrat yaitu glikolipid (Winarno.,1980).
Penentuan kadar lemak atau minyak suatu bahan dapat dilakukan dengan
menggunakan soxhlet apparatus. Cara ini dapat juga digunakan untuk ekstraksi
minyak dari suatu bahan yang mengandung minyak dengan alat soklet. Soxhlet
apparatus merupakan cara ekstraksi yang efisien karena dengan alat ini pelarut yang
digunakan dapat diperoleh kembali. Bahan padat pada umumnya membutuhkan waktu
ekstraksi yang lebih lama, karena itu membutuhkan pelarut yang lebih banyak
(Ketaren,1986).
2.7.Kadar air
Kadar air sangat berpengaruh terhadapat mutu bahan pangan, dan hal ini merupakan
salah satu sebab mengapa dalam pengolahan pangan air tersebut sering dikeluarkan
atau dikurangi dengan cara penguapan atau pengentalan dan pengeringan.
Pengurangan air disamping bertujuan untuk mengawetkan juga mengurangi besar dan
berat
bahan
pangan
sehingga
memudahkan
dan
menghemat
pengepakan.
(Winarno.,1980)
Kadar air dalam bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan metode pengeringan (gravimetrik). Prinsipnya yaitu menguapkan air
yang ada dalam bahan dengan cara pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai
berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan.( Sudarmadji,S.,1989)
Kadar abu menggambarkan kandungan mineral dari sampel bahan makanan. Yang
disebut kadar abu adalah material yang tertinggi bila bahan makanan dipijarkan dan
dibakar pada suhu sekitar 500-800oC. Semua bahan organik akan terbakar sempurna
menjadi air dan CO2 serta NH3 sedangkan elemen-elemen tertinggal sebagai
oksidanya (Sediaoetama,A.J.,2004).
Penentuan abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :
a. Untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan
b. Untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan
c. Penentuan abu total sangat berguna sebagai parameter nilai gizi bahan
makanan. Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup
tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain.
Penentuan kadar abu adalah dengan mengoksidasikan semua zat organik pada suhu
yang tinggi, yaitu sekitar 500-600oC dan kemudian melakukan penimbangan zat yang
akan tertinggal setelah proses pembakaran tersebut.
Bahan yang mempunyai kadar air tinggi sebelum pengabuan harus dikeringkan
lebih dahulu. Bahan yang mempunyai kandungan zat yang mudah menguap dan
berlemak banyak pengabuan dilakukan dengan suhu mula-mula rendah sampai asam
hilang, baru kemudian dinaikkan suhunya sesuai dengan yang dikehendaki.
Sedangkan untuk bahan yang membentuk buih waktu dipanaskan harus dikeringkan
dulu dalam oven dan ditambahkan zat anti buih misalnya olive atau paraffin
(Sudarmadji,S.,1989).
1. Warna
Faktor - faktor yang mempengaruhi suatu bahan makanan antara lain tekstur,
warna, cita rasa, dan nilai gizinya. Sebelum faktor - faktor yang lain
dipertimbangkan secara visual. Faktor warna lebih berpengaruh dan kadang
kadang sangat menentukan suatu bahan pangan yang dinilai enak, bergizi, dan
teksturnya sangat baik, tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak
dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya
(Winarno.,1995).
2. Aroma
Aroma dapat didefenisikan sebagai suatu yang dapat diamati dengan indera
pembau untuk data menghasilkan aroma, zat harus dapat menguap, sedikit larut
dalam air dan sedikit larut dalam lemak. Senyawa berbau sampai ke jaringan
pembau dalam hidung bersama - sama dengan udara. Penginderaan cara ini
memasyarakatkan bahwa senyawa berbau bersifat atsiri.
3. Tekstur
Tekstur adalah faktor kualitas makanan yang paling penting, sehingga
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan kita. Oleh karena itu kita menghendaki
makanan yang mempunyai rasa dan tekstur yang sesuai dengan selera yang kita
harapkan, sehingga bila kita membeli makanan, maka pentingnya nilai gizi
biasanya ditempatkan pada mutu setelah harga, tekstur, dan rasa.
Rasa
Rasa merupakan faktor yang cukup penting dari suatu produk makanan.
Komponen yang dapat menimbulkan rasa yang diinginkan tergantung senyawa
penyusunnya. Umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu macam rasa
yang terpadu sehingga menimbulkan cita rasa makanan yang utuh. Perbedaan
penilaian panelis terhadap rasa dapat diartikan sebagai penerimaan terhadap
flavour atau cita rasa yang dihasilkan oleh kombinasi bahan yang digunakan
(John M deMan.,1997).