Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
[Document subtitle]
OLEH:
1. MEGA WIDIYAH W.
3613100007
2. AJENG DEARISTA W.
3613100017
3. ENDY HERNOWO
3613100029
4. NADIA EMERALDA
3613100043
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayahNya kami dapat menyelesaiakan makalah ini dengan tepat waktu.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer
.Reg atas bimbingannya selaku dosen mata kuliah Analisis Lokasi. Juga kepada rekanrekan mahasiswa yang telah membantu dan memberikan masukan-masukan kepada kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari mungkin masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, terutama
kami sebagai mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
ii
iii
iv
iv
11
12
13
15
17
17
17
18
28
28
28
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri ...................
10
10
11
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Tahap Analisa Strategi Kawasan Industri...............................................
17
18
27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi. Mengingat pengaruh
kegiatan ekonomi di dalam ruang kegiatan tidak terbatas pada batas administrasi, maka
dalam pembangunan industri yang merupakan salah satu kegiatan ekonomi, juga tidak
mengenal batas administratif. Dengan kata lain dalam memberikan definisi suatu lokasi
kegiatan industri, pendekatan yang dilakukan lebih diarahkan pada pengamatan fungsi
tertentu, baik secara ekonomi ruang maupun secara fisik.
Pembangunan
kawasan
industri
merupakan
salah
satu
sarana
untuk
percepatan
pembangunan
kawasan
industri,
pemerintah
telah
terjadinya
penumpukan
di
titik-titik
tertentu
sehingga
dapat
menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Maka dalam hal ini muncul pertanyaan:
1. Faktor apa yang paling berpengaruh terdahap penentuan lokasi industri di kawasan
rungkut?
1.3 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi penentuan lokasi industri di kawasan rungkut, Surabaya dan untuk
mengetahui faktor apa yang sangat berpengaruh. Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut adapun sasaran sasaran dalam penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi industri di
kawasan rungkut
Aksesibilitas
Jarak sumber bahan baku.
Jarak konsumen atau pasar.
Jarak terhadap jaringan jalan
Penyediaan Fasilitas
Energi.
Air bersih.
Limbah.
ANALISIS
Sosial Ekonomi
Lingkungan masyarakat.
Pajak, insentif, pungutan.
Kebijakan Pemerintah
Analisis Stakeholder
Wawancara
dan
kuesioner
Analisis AHP
Menguji dan menentukan variabel yang
mempengaruhi lokasi industri di Kawasan
Rungkut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Contoh hasil industri yang berbentuk jasa adalah pada asuransi, perbankan, transportasi,
ekspedisi (pengiriman barang), dan lain sebagainya.
Memahami industri dapat dengan menelah pengertian industri menurut para ahli.
Secara umum, industri dipahami sebagai suatu usaha atau aktivitas pengolahan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Sebagai contoh: usaha perakitan (assembling) dan juga
reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, namun
juga dalam bentuk jasa.
Berikut ini adalah uraian mengenai pengertian industri menurut para ahli dan
lembaga :
1. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi lagi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun industri dan
perekayasaan industri (Kartasapoetra, 2000)
2. Pengertian industri dibagi ke dalam lingkup makro dan mikro. Secara mikro,
pengertian industri sebagai kumpulan dari sejumlah perusahaan yang menghasilkan
barang-barang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling
mengganti sangat erat. Dari segi pembentukan pendapatan yakni cenderung bersifat
makro. Industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Jadi
batasan industri yaiu secara mikro sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan
barang sedangkan secara makro dapat membentuk pendapatan (Hasibuan, 2000)
3. Dalam Undang-Undang Perindustrian Nomor 5 Tahun 1984, disebutkan bahwa
industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi
untuk
penggunaannya
termasuk
kegiatan
rancangan
bangun
dan
perekayasaan industri.
Kompleks Industri
Lokasi industri yang berlokasi di luar kota dan jauh dari permukiman penduduk,
terutama untuk menampung industri-industri dasar dan lebih dikenal dengan istilah
Kompleks Industri yang menjadi inti Zona Industri.
Kawasan Berikat
Lokasi industri yang berlokasi pada areal yang mempunyai tingkat aksesbilitas tinggi
baik dari dan ke pelabuhan maupun airport, mempunyai ketentuan-ketentuan
2. Lokasi sumber bahan baku, yaitu penempatan pabrik di dekat daerah bahan
baku. Dasar pertimbangan yang diambil adalah apabila bahan baku yang dipakai
mengalami penyusutan berat dan volume, bahan baku mudah rasak dan berubah
kualitas, resiko kekurangan bahan baku tinggi.
3. Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah apakah tenaga kerja yang
dibutuhkan unskill, dengan pertimbangan tingkat upah rendah,
budaya hidup
sederhana, mobiiitas tinggi sehingga jumlah gaji dianggap sebagai daya tarik,
ataukah tenaga kerja skill, apabila pemisahaan membutuhkan fasilitas yang lebih
baik, adanya pemikiran masa depan yang cerah,
yang
dibutuhkan.
7. Transportasi, berupa angkutan udara, laut, sungai, kereta api, dan angkutan jalan
raya.
8. Lingkungan masyarakat, dan sikap yang muncul apabila didirikan pabrik di dekat
tempat tinggal mereka, apakah menerima atau tidak.
9. Peraturan Pemerintah, Undang-undang dan sistem pajak. Aspek umum yang
diatur undang-undang adalah jam kerja maksimum, upah minimum, usia kerja
minimum, dan kondisi lingkungan kerja.
10. Pembuangan limbah industri, kaitannya dengan tingkat pencemaran, sistem
pembuangan limbah untuk perlindungan terhadap alam sekitar dan menjaga
keseimbangan habitat.
11. Fasilitas untuk pabrik, berupa spare part dan mesin-mesin untuk menekan biaya.
12. Fasilitas untuk karyawan, agar dapat meningkatkan semangat kerja dan
kesehatan kerja.
Pada Gambar 2.2 dapat dilihat bila biaya transportasi dari bahan baku ke industri dan
biaya transportasi dari industri ke pasar sama, maka lokasi industri dapat diletakkan di
dekat bahan baku atau dekat pasar atau dimana saja antara lokasi bahan baku dan
pasar. Semua lokasi dapat dipilih tanpa meningkatkan biaya transportasi.
Pada Gambar 2.3 dapat dilihat bila biaya transportasi dari bahan baku ke industri lebih
mahal daripada biaya transportasi dari industri ke pasar, maka lokasi industri dapat
diletakkan di dekat bahan baku untuk meminimalkan biaya transportasi sehingga
mendapat keuntungan maksimal.
Pada Gambar 2.4 dapat dilihat bila biaya transportasi dari bahan baku ke industri lebih
murah daripada biaya transportasi dari industri ke pasar, maka lokasi industri dapat
10
11
Keterangan
M
: Pasar
: Lokasi biaya
terendah
a. Lokasi industri dekat bahan baku. Lokasi Industri dekat bahan baku mempunyai ciriciri: indek material lebih besar dari 1, berarti bahan mentah berkurang setelah
dipabrikkan, maka biaya transportasi bahan mentah menuju pabrik lebih mahal
dibandingkan biaya transportasi produksi jadinya menuju pasaran. Oleh karena itu
lokasi Industri dekat dengan bahan mentah.
b. Lokasi industri dekat dengan pasar. Lokasi Industri dekat dengan pasar mempunyai
ciri-ciri: indek material kurang dari 1, berarti berat bahan mentah bertambah setelah
dipabrikan maka biaya transportasi bahan mentah menuju pabril lebih murah
dibandingkan biaya transportasi produksi jadinya menuju ke pasar. Oleh karena itu
lokasi industry dekat dengan pasar.
c. lokasi industri netral. Lokasi Industri Netral mempunyai ciri-ciri: indek material=1,
berarti bahan mentah tetap setelah dipabrikannya, maka lokasi Industri diletakkan
antara lokasi bahan mentah dan lokasi pasar.
Teori lokasi Weber ini menjelaskan bahwa kegiatan yang lebih banyak menggunakan
bahan baku cenderung untuk mencari lokasi dekat dengan lokasi bahan baku, seperti
pabrik alumunium lokasinya harus dekat lokasi tambang dan dekat dengan sumber
energi (listrik).
2.8 Metode Penelitian AHP
2.8.1 Pengertian Metode Penelitian AHP
Analytical Hierarchy Process atau biasa disebut AHP dikembangkan oleh Prof.
Thomas L. Saaty, seorang Guru Besar Matematika dari University of Pittsburgh
pada tahun 1970. Metoda ini merupakan alat bantu sistem pendukung keputusan
yang dinilai luas untuk penyelesaian problem keputusan multikriteria. Metode ini
mensintesis perbandingan judgement pengambil keputusan yang berpasangan
pada setiap level hirarki keputusan yang berpasangan pada setiap level hirarki
12
Penilaian
menghasilkan
skala
penilaian
yang
berupa
angka.
13
biaya hidup. Sedangkan factor spesifik yaitu kemudahan tenaga kerja, sumber energy
dan air, posisi fasilitas kota, pengaturan limbah, peraturan daerah tentang lingkungan
dan jalan, tanah dan iklim, serta lahan untuk perluasan industri.
Djoyodipuro (1992:30-67) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi
industri adalah tanah, tenaga dan manajemen, pasar dan harga, bahan baku dan
energy, kebijakan pemerintah, kebijakan pengusaha dan transportasi.
Menurut Dirdjojuwono (2004:39-40) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan lokasi industri antara lain, bentuk permukaan tanah rata,
sumber bahan mentah, pasar, ketersediaan tenaga kerja, mempunyai aksesbilitas/
kemudahan cukup baik, baik terhadap bahan baku, bahan jadi atau hasil produksi dan
pusat-pusat transportasi, memiliki prasarana yang lengkap, peranan pemerintah,
ketersediaan listrik dan air.
Purnomo (2004:26-34) membedakan faktor-faktor pemilihan lokasi industri menjadi
dua, yaitu faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer merupakan faktor yang
berpengaruh langsung pada proses produksi dan distribusi. Faktor primer terdiri dari
ketersediaan sumber bahan baku, pemasaran, transportasi, ketersediaan tenaga kerja
serta sumber listrik. Sedangkan faktoe sekunder meliputi peraturan pemerintah, sistem
perpajakan, sikap masyarakat setempat dan fasilitas pendukung.
Dari berbagai uraian faktor penentuan lokasi industri yang dikemukakan para ahli di
atas, maka variabel yang kami gunakan dalam makalah ini adalah:
Lokasi
- Jarak terhadap sumber bahan baku
- Jarak terhadap konsumen/pasar
- Jarak terhadap jaringan jalan aksesbilitas
Penyediaan Fasilitas
- Energi
- Air Bersih
- Limbah
Sosial Ekonomi
- Lingkungan masyarakat
- Pajak, insentif, pungutan
- Kebijakan Pemerintah
14
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Wilayah studi yang digunakan dalam makalah ini adalah kawasan industri SIER yang
terletak di Rungkut. Kawasan industri SIER merupakan perseroan atau badan usaha milik
negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 28 Februari 1974 , dengan proporsi saham 50%
dimiliki oleh Pemerintah Pusat RI, 25% Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur, dan 25%
Pemerintah Daerah Tingkat II Surabaya. Kawasan industri ini merupakan salah satu dari
kawasan industri yang dapat menyelesaikan pembebasan tanahnya. Pendirian PT.Surabaya
Industrial Estate Rungkut-SIER (persero) bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program pemerintah dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional
khususnya dalam bidang pembangunan dan pengelolaan kawasan lndustri.
Perlu diketahui, bahwa PT SIER mengelola 3 kawasan industry, yakni diantaranya:
1. Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) seluas 245 Ha yang merupakan wilayah
studi. Kawasan Industri ini telah ditempati oleh hampir 300 perusahaan yang
menampung puluhan ribu pekerja
2. Sidoarjo Industrial Estate Berbek yang berdiri di atas lahan seluas 87 ha dan telah
menampung lebih dari 9.000 tenaga kerja.
3. Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) dengan luas lahan 500 ha, berlokasi 60 km
dari pelabuhan Tanjung Perak surabaya dan dihubungkan dengan jalan toll. PIER
terpilih untuk dikembangkan sebagai Area Kutub atau Growth Pole. Dalam rencana
pengembangan Jawa Timur dengan sasaran utama peningkatan produksi dibidang
Aquacultur, Perdagangan, Industri Perkebunan dan Pariwisata.
Adapun jenis-jenis industri yang diperbolehkan masuk adalah jenis industri ringan (besar,
menengah dan kecil) dengan syarat terlebih dahulu mendapatkan izin persetujuan dari
instansi berwenang (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BKPM, Pemda, dsb) serta
memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh PT. SIER.
Kawasan Industri ini memiliki luas lahan sebesar 298.51 Ha. PT.SIER juga
menyediakan 50 Ha di Kawasan Berikat yang digunakan untuk membantu meningkatkan
aktifitas ekspor. Selain itu PT ini juga memiliki sistem pengolahan air limbah yang
menggunakan sistem pengolahan biologis. Penggunaan lahan di kompleks SIER mayoritas
digunakan untuk industri dan pergudangan yakni sebesar 187,2 (RTRK Kawasan SIER). SIER
sendiri terletak di Kecamatan Rungkut, Tenggilis Mejoyo dan Gunung Anyar dengan batasbatas administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
: Kabupaten Sidoarjo
15
Sebelah Barat
Sebelah Timur
Berikut adalah contoh beberapa bidang usaha yang berada di dalam wewenang PT SIER:
1.
2.
3.
Memberikan pelayanan kepada para penanam modal dalam rangka pendirian dan
pengelolaan pabrik atau usaha industrinya.
4.
Penjualan tanah matang siap bangun, persewaan Bangunan Pabrik Siap Pakai
(BPSP) untuk keperluan usaha industri skala menengah.
5.
Persewaan bangunan Sarana Usaha lndustri Kecil (SUIK) untuk keperluan usaha
industri skala kecil.
16
BAB IV
ANALISA
4.1. Metode Analisis
Adapun tahapan dalam penelitian ini dijelaskan dalam diagram berikut :
Tujuan
dari
AHP
sendiri
adalah
untuk
mendapatkan
prioritas
keputusan/faktor utama yang mempengaruhi suatu keadaan yang ada. Dimana AHP
juga merupakan sebuah model yang dibuat menyerupai proses pengambilan
keputusan manusia (human decision process) (Saaty, 1980).
17
18
Aksesbilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa
jarak
terhadap
jaringan
jalan
menjadi
alternatif
yang
paling
Penyediaan fasilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa energi dan air bersih menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam
Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan Rungkut,
Surabaya yang ada di kriteria penyediaan fasilitas. Dari hasil output didapatkan
bahwa bobot pengaruh kriteria energi 0,455, air bersih 0,455, pembuangan
limbah 0,091. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0< 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.
19
Sosial ekonomi
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa lingkungan masyarakat menjadi alternatif yang paling diperhitungan
dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan
Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria sosial ekonomi. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria lingkungan masyarakat 0,709,
kebijakan pemerintah 0,179, pajak insentif pungutan 0,113. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,05< 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.
2. PT Coca cola
Tingkat perbandingan antar faktor
Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria aksesibilitas
sebesar 0,327, penyedia fasilitas 0,413, sosial ekonomi 0,260. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,05 < 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.
Aksesbilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa jarak terhadap konsumen atau pasar menjadi alternatif yang paling
diperhitungkan dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier
Di Jalan Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria aksesibilitas. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria jarak terhadap sumber bahan baku
0,169, jarak terhadap konsumen atau pasar 0,443, jarak terhadap jaringan jalan
20
0,387. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,02 < 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.
Penyediaan fasilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa energi dan air bersih menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam
Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan Rungkut,
Surabaya yang ada di kriteria penyediaan fasilitas. Dari hasil output didapatkan
bahwa bobot pengaruh kriteria energi 0,528, air bersih 0,333, pembuangan
limbah 0,140. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,05< 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.
Sosial ekonomi
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa lingkungan masyarakat menjadi alternatif yang paling diperhitungan
dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan
Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria sosial ekonomi. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria lingkungan masyarakat 0,540,
kebijakan pemerintah 0,297, pajak insentif pungutan 0,163. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,008< 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.
21
3. PT. Geosintetic
Tingkat perbandingan antar faktor
Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria aksesibilitas
sebesar 0,540, penyedia fasilitas 0,297, sosial ekonomi 0,163. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,008 < 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.
Aksesbilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa
jarak
terhadap
jaringan
jalan
menjadi
alternatif
yang
paling
Penyediaan fasilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa energi dan air bersih menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam
Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan Rungkut,
22
Surabaya yang ada di kriteria penyediaan fasilitas. Dari hasil output didapatkan
bahwa bobot pengaruh kriteria energi 0,429, air bersih 0,429, pembuangan
limbah 0,143. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0< 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.
Sosial ekonomi
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa lingkungan masyarakat menjadi alternatif yang paling diperhitungan
dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan
Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria sosial ekonomi. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria lingkungan masyarakat 0,498,
kebijakan pemerintah 0,367, pajak insentif pungutan 0,135. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,09< 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.
4. Disperindag
Tingkat perbandingan antar faktor
Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria aksesibilitas
sebesar 0,687, penyedia fasilitas 0,127, sosial ekonomi 0,186. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,008 < 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.
23
Aksesibilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa jarak terhadap konsumen atau pasar menjadi alternatif yang paling
diperhitungkan dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier
Di Jalan Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria aksesibilitas. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria jarak terhadap sumber bahan baku
0,100, jarak terhadap konsumen atau pasar 0,466, jarak terhadap jaringan jalan
0,433. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,005 < 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.
Penyediaan fasilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa energi menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam Fakor-faktor
Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan Rungkut, Surabaya yang
ada di kriteria penyediaan fasilitas. Dari hasil output didapatkan bahwa bobot
pengaruh kriteria energi 0,449, air bersih 0,387, pembuangan limbah 0,169.
Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,02< 0,1 yang artinya hasil pembobotan
tersebut telah valid.
Sosial ekonomi
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa kebijakan pemerintah menjadi alternatif yang paling diperhitungan dalam
Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan Rungkut,
Surabaya yang ada di kriteria sosial ekonomi. Dari hasil output didapatkan
bahwa bobot pengaruh kriteria lingkungan masyarakat 0,452, kebijakan
pemerintah 0,476, pajak insentif pungutan 0,72. Sedangkan nilai inconsistency
adalah 0,002< 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah valid.
24
Variabel
Aksesbilitas
Penyediaan Fasilitas
Sosial Ekonomi
Pembobotan
0.566
0.224
0.210
1. Aksesbilitas
Pada kriteria aksesbilitas, terdapat 3 variabel yang digunakan yaitu jarak terhadap
sumber bahan baku, jarak terhadap pasar dan jarak terhadap jaringan jalan. Dari
ketiga variabel tersebut, variabel yang memiliki bobot terbesar adalah jarak terhadap
pasar yaitu 0.468.
Variabel
Jarak terhadap jaringan jalan
Jarak terhadap pasar
Jarak terhadap Sumber Bahan Baku
Pembobotan
0.468
0.429
0.104
25
2. Penyediaan fasilitas
Pada kriteria penyediaan fasilitas, terdapat 3 variabel yang digunakan yaitu energi,
air bersih dan pembuangan limbah. Dari ketiga variabel tersebut, variabel yang
memiliki bobot terbesar adalah energi yaitu 0.475.
Variabel
Energi
Air Bersih
Pembuangan Limbah
Pembobotan
0.475
0.410
0.116
3. Sosial ekonomi
Pada kriteria penyediaan fasilitas, terdapat 3 variabel yang digunakan yaitu sosial
ekonomi, kebijakan pemerintah dan pajak-insentif-pungutan. Dari ketiga variabel
tersebut, variabel yang memiliki bobot terbesar adalah lingkungan masyarakat yaitu
0.593.
Variabel
Lingkungan Masyarakat
Kebijakan Pemerintah
Pajak, insentif, pungutan
Pembobotan
0.593
0.295
0.112
26
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kawasan industri SIER merupakan perseroan atau badan usaha milik negara
(BUMN) yang terletak di Kecamatan Rungkut, Tenggilis Mejoyo dan Gunung Anyar
Kota Surabaya. Pendirian PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut-SIER (persero)
bertujuan
untuk
melaksanakan
dan
menunjang
kebijaksanaan
dan
program
28
lokasi industri atau sebagai landasan. Namun pada penerapannya, teori teori
tersebut harus disesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini.
3. Adapun variable yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi industri adalah
jarak terhadap sumber bahan baku, jarak terhadap pasar, jarak terhadap jaringan
jalan (aksesbilitas), penyediaan fasilitas dan sosial ekonomi masyarakat. Namun
pada penerapannya, variable disesuaikan dengan jenis industri.
4. Berdasarkan hasil analisa AHP, dapat diketahui bahwa faktor yang dominan dalam
penentuan lokasi industri adalah faktor aksesbilitas. Aksesbilitas yang dimaksud
adalah kemudahan lokasi untuk dijangkau.
5. Dalam penentuan lokasi industri, masing masing variable memiliki peran, sehingga
kita tidak dapat mengabaikan variable lainnya hanya karena terlihat satu variable
yang dominan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Eko Budi dkk. 2012. Diktat Analisis Lokasi Dan Keruangan (RP09-1209) Surabaya : Program
Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember
LAMPIRAN
30
Di
Rungkut, Surabaya. Bobot ini sangat berguna untuk memberikan ukuran prioritas pada tiap
faktor. Pembobotan kriteria ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis AHP (Analytical
Hierarchy Process). AHP merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk
memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok kelompok,
dan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu hierarki. Alat ini memerlukan suatu nilai
numeric sebagai pengganti persepsi seseorang untuk mendapatkan perbandingan relative
sehingga diperoleh nilai prioritas kriteria. Dengan ini saya mengharap kesediaan bapak/ibu
untuk mengisi kolom kriteria sesuai denngan persepsi anda. Terima kasih atas kesediaan
Anda,
Hormat Kami,
Peneliti :
Endy Hernowo
Telp :
Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
PENDAHULUAN
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Contoh hasil industri yang berbentuk jasa adalah pada asuransi, perbankan, transportasi,
ekspedisi (pengiriman barang), dan lain sebagainya.
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, INDUSTRI adalah
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,
dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pembangunan industri di beberapa kota di
Indonesia sangatlah pesat, salah satunya PT Sier di Surabaya yang memajukan
perindustrian di Surabaya.
31
2. Jabatan
3. Alamat
4. Telp/ HP
5. Instansi
2. Alamat
3. Nama Perusahaan
4. Telp/HP
5. Tgl Pengisian Kuisioner
:
:
:
32
PETUNJUK PENGISIAN
Pada kuisioner ini, bapak/ibu diminta untuk menentukan tingkat kepentingan faktor
yang mempengaruhi dalam faktor-faktor startegi pengembangan kawasan industri. Angka
yang digunakan mulai dari 1 sampai dengan . Angka-angka ini menunjukkan tingkat
kepentingan faktor dengan arti sebagai berikut :
Intensitas
Kepentingan
Keterangan
Penjelasan
2,4,6, 8
33
Aksesibilitas
Penyediaan
Fasilitas
Aksesibilitas
Sosial Ekonomi
Penyediaan
Fasilitas
Sosial Ekonomi
Jarak terhadap 9
sumber bahan
baku
9 Jarak terhadap
konsumen atau
pasar
Jarak terhadap 9
sumber bahan
9 Jarak terhadap
jaringan jalan
34
baku
Jarak terhadap 9
konsumen atau
pasar
9 Jarak terhadap
jaringan jalan
1. Energi
2. Air Bersih
3. Pembuangan Limbah
Energi
9 Air Bersih
Energi
9 Pembuangan
Limbah
Air Bersih
9 Pembuangan
Limbah
1. Lingkungan Masyarakat
2. Kebijakan Pemerintah
3. Pajak, Insentif, Pungutan
Lingkungan
masyarakat
9 Pajak, insentif,
pungutan
Lingkungan
masyarakat
9 Kebijakan
Pemerintah
Pajak, insentif, 9
pungutan
9 Kebijakan
Pemerintah
35