Вы находитесь на странице: 1из 40

[DOCUMENT TITLE]

[Document subtitle]

ANALISIS LOKASI INDUSTRI


[COMPANY NAME]
[Company address]

ANALISIS FAKTOR PENENTUAN LOKASI INDUSTRI


STUDI KASUS PT. SIER RUNGKUT SURABAYA

OLEH:
1. MEGA WIDIYAH W.

3613100007

2. AJENG DEARISTA W.

3613100017

3. ENDY HERNOWO

3613100029

4. NADIA EMERALDA

3613100043

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayahNya kami dapat menyelesaiakan makalah ini dengan tepat waktu.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer
.Reg atas bimbingannya selaku dosen mata kuliah Analisis Lokasi. Juga kepada rekanrekan mahasiswa yang telah membantu dan memberikan masukan-masukan kepada kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari mungkin masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, terutama
kami sebagai mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Surabaya, Mei 2015


Tim Penyusun

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................

ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................

iv

DAFTAR DIAGRAM ............................................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................

1.1 Latar belakang....................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................

1.3 Tujuan dan Sasaran ............................................................................

1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................

1.5 Sistematika Penulisan ..........................................................................

1.6 Kerangka Berpikir ...............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................

2.1 Pengertian Industri .............................................................................

2.2 Penggolongan Industri Berdasar Pemilihan Lokasi ................................

2.3 Pengelompokan Lokasi Industri Besar dan Menengah ............................

2.4 Pengelompokan Lokasi Industri Kecil ....................................................

2.5 Tujuan Pengembangan Industri ...........................................................

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri ............................

2.7 Teori Lokasi Industri Weber .................................................................

11

2.8 Metode Penelitian AHP ........................................................................

12

2.9 Variabel Penelitian ..............................................................................

13

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH ...............................................................

15

BAB IV ANALISIS ..............................................................................................

17

4.1 Metode Analisis...................................................................................

17

4.2 Analytical Hierarchy Process (AHP) .......................................................

17

4.3 Hasil Pembobotan Dengan Menggunakan Expert Choice .........................

18

BAB V ANALISIS ................................................................................................

28

5.1 Lesson Learned ..................................................................................

28

5.2 Rekomendasi ......................................................................................

28

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri ...................

Gambar 3.2 Kurva Kasus 1 .....................................................................................

Gambar 3.3 Kurva Kasus 2 .....................................................................................

10

Gambar 3.4 Kurva Kasus 3 .....................................................................................

10

Gambar 3.5 Segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri...................................

11

DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Tahap Analisa Strategi Kawasan Industri...............................................

17

Diagram 4.2 Pohon Hirarki .....................................................................................

18

Diagram 4.2 Hasil Analisis Expert Choice .................................................................

27

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi. Mengingat pengaruh
kegiatan ekonomi di dalam ruang kegiatan tidak terbatas pada batas administrasi, maka
dalam pembangunan industri yang merupakan salah satu kegiatan ekonomi, juga tidak
mengenal batas administratif. Dengan kata lain dalam memberikan definisi suatu lokasi
kegiatan industri, pendekatan yang dilakukan lebih diarahkan pada pengamatan fungsi
tertentu, baik secara ekonomi ruang maupun secara fisik.
Pembangunan

kawasan

industri

merupakan

salah

satu

sarana

untuk

mengembangkan industri yang berwawasan lingkungan serta memberikan kemudahan


dan daya tarik untuk berinvestasi. Hal ini sejalan dengan amanat dalam UU Nomor 5
tahun 1984 tentang perindustrian bahwa upaya untuk mendorong pembangunan industri
perlu dilakukan melalui pembangunan lokasi industri yaitu berupa kawasan industri.
Mendorong

percepatan

pembangunan

kawasan

industri,

pemerintah

telah

menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang kawasan industri,


dimana setiap perusahaan industri baru setelah diberlakukannya Peraturan Pemerintah,
wajib masuk ke dalam kawasan industri. Pertimbangan mewngharuskan industri baru
masuk dalam kawasan industri agar industri yang dibangun berada dalam tata ruang
yang tepat dan benar, ramah lingkungan, pengelolaan yang efektif dan efisien serta
memudahkan dalam perencanaan dan pengadaan infrastruktur yang diperlukan.
Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu hal yang penting dalam perancangan
pabrik yang memproduksi barang maupun jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalah
hal yang tidak dapat diabaikan dalam proses perancangan. Alasan yang mendasarinya di
antaranya yaitu sektor barang memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatan
produk barang tersebut atau tempat memproduksi (pabrik), sedangkan untuk sektor
jasa memerlukan tempat untuk dapat memberikan pelayanan bagi konsumen.
Pertimbangan lain dalam perencanaan dan penentuan lokasi pabrik yaitu faktor sumber
bahan baku, area pemasaran dan tersedianya tenaga kerja. Setiap pabrik akan berusaha
agar penyaluran bahan baku dapat berkesinambungan dengan harga layak dan biaya
transportasi rendah. Berbagai industri memilih fasilitas industrinya berada di dekat area
pemasaran dengan tujuan untuk memperpendek jaringan distribusi, sehingga cepat
sampai di tangan konsumen.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

1.2 Rumusan Masalah


Pertumbuhan kawasan industri yang pesat diberbagai lokasi khususnya di kawasan
rungkut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Contohnya faktor bahan baku, aksesbilitas
sehingga meminimalkan biaya transportasi dan juga keberadaan pesaing. Pertumbuhan
kawasan industri pesat tanpa adanya pembangunan atau penataan yang terarah dan
didukung tidak adanya pedoman yang mengatur secara spesifik lokasi dapat
mengakibatkan

terjadinya

penumpukan

di

titik-titik

tertentu

sehingga

dapat

menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Maka dalam hal ini muncul pertanyaan:
1. Faktor apa yang paling berpengaruh terdahap penentuan lokasi industri di kawasan
rungkut?
1.3 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi penentuan lokasi industri di kawasan rungkut, Surabaya dan untuk
mengetahui faktor apa yang sangat berpengaruh. Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut adapun sasaran sasaran dalam penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi industri di
kawasan rungkut

2. Mengidentifikasi dan merumuskan faktor mana yang paling besar pengaruhnya.


1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari studi ini adalah untuk memberikan masukan studi mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi industri.
2. Manfaat Praktis
Untuk memberikan masukan kepada pengusaha industri khususnya yang ada di
kota Surabaya dalam pengembangan kawasan industri agar lebih tertata dengan
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan makalah ini antara lain:
Bab I Pendahuluan
BAB I berisi tentang latar belakang penulisan makalah, rumusan masalah yang
diangkat, tujuan dan sasaran penulisan makalah, sistematika penulisan makalah, dan
kerangka berpikir penelitian.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

Bab II Tinjauan Pustaka


BAB II berisi tentang tinjauan mengenai industri, serta teori-teori lokasi terkait yang
digunakan sebagai bahan dalam melakukan analisis kesesuaian faktor pemilihan lokasi.
Bab III Gambaran Umum Wilayah Studi
BAB III berisi kondisi atau gambaran umum terkait dengan lokasi industri yang dipilih
yakni kawasan rungkut, Surabaya.
Bab IV Analisa
BAB IV berisi analisis faktor pemilihan lokasi industri berdasarkan preferensi, yaitu para
stakeholder. Analisa selanjutnya adalah uji komparasi kondisi di lapangan dengan teori
terkait dan faktor pemilihan lokasi yang dipilih sebelumnya.
Bab V Penutup
BAB V berisi tentang kesimpulan dan lesson learned dari hasil pembahasan dan analisa
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

1.6 Kerangka Berpikir


Penentuan Lokasi Industri di Kawasan Rungkut

Teori Lokasi Industri

Teori susut dan ongkos


transportasi

Teori Lokasi Industri


Losch

Teori Lokasi Industri


Weber

Variabel yang mempengaruhi Penentuan Lokasi Industri

Aksesibilitas
Jarak sumber bahan baku.
Jarak konsumen atau pasar.
Jarak terhadap jaringan jalan

Penyediaan Fasilitas

Energi.
Air bersih.
Limbah.

ANALISIS

Sosial Ekonomi

Lingkungan masyarakat.
Pajak, insentif, pungutan.
Kebijakan Pemerintah

Analisis Stakeholder

Wawancara
dan
kuesioner

Menentukan stakeholder yang sesuai untuk


menguji variabel penentu lokasi industri di
Kawasan Rungkut

Analisis AHP
Menguji dan menentukan variabel yang
mempengaruhi lokasi industri di Kawasan
Rungkut

Kesesuaian antara Faktor Pemilihan Lokasi industri


dengan Teori dan Fakta Empiris

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Contoh hasil industri yang berbentuk jasa adalah pada asuransi, perbankan, transportasi,
ekspedisi (pengiriman barang), dan lain sebagainya.
Memahami industri dapat dengan menelah pengertian industri menurut para ahli.
Secara umum, industri dipahami sebagai suatu usaha atau aktivitas pengolahan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Sebagai contoh: usaha perakitan (assembling) dan juga
reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, namun
juga dalam bentuk jasa.
Berikut ini adalah uraian mengenai pengertian industri menurut para ahli dan
lembaga :
1. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi lagi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun industri dan
perekayasaan industri (Kartasapoetra, 2000)
2. Pengertian industri dibagi ke dalam lingkup makro dan mikro. Secara mikro,
pengertian industri sebagai kumpulan dari sejumlah perusahaan yang menghasilkan
barang-barang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat saling
mengganti sangat erat. Dari segi pembentukan pendapatan yakni cenderung bersifat
makro. Industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Jadi
batasan industri yaiu secara mikro sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan
barang sedangkan secara makro dapat membentuk pendapatan (Hasibuan, 2000)
3. Dalam Undang-Undang Perindustrian Nomor 5 Tahun 1984, disebutkan bahwa
industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi

untuk

penggunaannya

termasuk

kegiatan

rancangan

bangun

dan

perekayasaan industri.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

2.2 Penggolongan Industri Berdasarkan Pemilihan Lokasi


Pada dasarnya penggolongan tempat industri sangat penting dilakukan guna untuk
menjaga keharmonisan suatu lingkungan yang akan dipengaruhi oleh adanya kegiatan
industri. Di bawah ini merupakan penggolongan lokasi industri berdasarkan pemilihan lokasi :
1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented
industry) adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target
konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong dimana konsumen
potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang berorientasi menitikberatkan pada tenaga kerja / labor (man power
oriented industry) adalah industri yang berada pada lokasi di pusat permukiman
penduduk karena biasanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja/
pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented
industry) adalah jenis industri yang mendekati lokasi dimana bahan baku berada
untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.
2.3 Pengelompokan Lokasi Industri Besar dan Menengah

Kompleks Industri
Lokasi industri yang berlokasi di luar kota dan jauh dari permukiman penduduk,
terutama untuk menampung industri-industri dasar dan lebih dikenal dengan istilah
Kompleks Industri yang menjadi inti Zona Industri.

Estat Industri (Industrial Estate)


Lahan yang dipersiapkan secara khusus guna menampung industri-industri yang
bersifat manufaktur yang dikelola oleh suatu manajemen terpusat, dengan luasan
yang cukup memadai bagi pengembangan sistem kegiatan industri yang terintegrasi
yang lokasinya masih di dalam radius pelayanan sarana dan prasarana perkotaan.

Lahan Peruntukan Industri/Kawasan Industri (Umum)


Lokasi industri yang telah ditetapkan dalam Master Plan suatu daerah / kota yang
biasanya terletak pada jalur jalan regional di luar wilayah yang dapat bersifat
pertumbuhan pita atau plotting setempat dan masih berbaur dengan kegiatan lain
secara lebih teratur.

Kawasan Berikat
Lokasi industri yang berlokasi pada areal yang mempunyai tingkat aksesbilitas tinggi
baik dari dan ke pelabuhan maupun airport, mempunyai ketentuan-ketentuan

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

pabean khusus dan dimaksudkan untuk proses pengolahan manufaktur dan


pergudangan berorientasi ekspor.
2.4 Pengelompokan Lokasi Industri Kecil

Permukiman Industri Kecil


Lokasi industri kecil yang biasanya berbaur dengan permukiman para pengusaha dan
pengrajin dalam tingkat aglomerasi yang cukup besar dari beraneka ragam jenis
industri kecil terkait, terletak di daerah pinggiran kota (daerah semi urban).

Sentra Industri Kecil


Lokasi industri kecil, berbaur atau tidak berbaur dengan daerah permukiman para
pengrajin dalam jumlah relatif kecil atau industri-industri sejenis dan terletak di
dalam kota atau di pedesaan.

Sarana Usaha Industri Kecil (SUIK)


Tempat-tempat usaha industri kecil yang dikelompokkan dan disediakan oleh suatu
badan tertentu yang berupa los-los kerja. Sarana usaha industri kecil tersebut
dimaksudkan untuk menunjang dan bekerjasama secara langsung dengan industri
besar, biasanya terletak di dalam suatu estet industri.

2.5 Tujuan Pengembangan Industri


-

Mendorong suatu wilayah meraih keunggulan daya saing yang berkelanjutan


(sustainable competitive advantage)

Menciptakan pertumbuhan wilayah yang dinamis

Meningkatkan nilai tambah (value added) melalui pengembangan produk-produk


unggulan

2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri


Pemilihan lokasi industri membutuhkan pertimbangan. Disaat manajemen telah
memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya menjadi tetap dan
sulit untuk dikurangi. Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi industri :
1. Letak konsumen atau pasar, yaitu penempatan pabrik di dekat dengan
daerah konsumen. Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengan
konsumen adalah

adanya kemudahan untuk mengetahui perubahan selera

konsumen, mengurangi resiko kerusakan dalam pengangkutan, apabila barang


yang diproduksi tidak tahan lama, biaya angkut mahal, khususnya untuk produksi
jasa.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

2. Lokasi sumber bahan baku, yaitu penempatan pabrik di dekat daerah bahan
baku. Dasar pertimbangan yang diambil adalah apabila bahan baku yang dipakai
mengalami penyusutan berat dan volume, bahan baku mudah rasak dan berubah
kualitas, resiko kekurangan bahan baku tinggi.
3. Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah apakah tenaga kerja yang
dibutuhkan unskill, dengan pertimbangan tingkat upah rendah,

budaya hidup

sederhana, mobiiitas tinggi sehingga jumlah gaji dianggap sebagai daya tarik,
ataukah tenaga kerja skill, apabila pemisahaan membutuhkan fasilitas yang lebih
baik, adanya pemikiran masa depan yang cerah,

dibutuhkan keahlian, dan

kemudahan untuk mencari pekerjaan lain.


4. Air, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan apakah membutuhkan air yang
jernih alami, jernih tidak alami, atau sembarang air.
5. Suhu udara, faktor ini mempengaruhi kelancaran proses dan kualitas hasil operasi.
6. Listrik, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan kapasitas tegangan

yang

dibutuhkan.
7. Transportasi, berupa angkutan udara, laut, sungai, kereta api, dan angkutan jalan
raya.
8. Lingkungan masyarakat, dan sikap yang muncul apabila didirikan pabrik di dekat
tempat tinggal mereka, apakah menerima atau tidak.
9. Peraturan Pemerintah, Undang-undang dan sistem pajak. Aspek umum yang
diatur undang-undang adalah jam kerja maksimum, upah minimum, usia kerja
minimum, dan kondisi lingkungan kerja.
10. Pembuangan limbah industri, kaitannya dengan tingkat pencemaran, sistem
pembuangan limbah untuk perlindungan terhadap alam sekitar dan menjaga
keseimbangan habitat.
11. Fasilitas untuk pabrik, berupa spare part dan mesin-mesin untuk menekan biaya.
12. Fasilitas untuk karyawan, agar dapat meningkatkan semangat kerja dan
kesehatan kerja.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

Gambar 2.1 Bagan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri


Sumber: Diktat Analisa Lokasi

Gambar 2.2 Kurva Kasus 1


Sumber: Diktat Analisa Lokasi

Pada Gambar 2.2 dapat dilihat bila biaya transportasi dari bahan baku ke industri dan
biaya transportasi dari industri ke pasar sama, maka lokasi industri dapat diletakkan di
dekat bahan baku atau dekat pasar atau dimana saja antara lokasi bahan baku dan
pasar. Semua lokasi dapat dipilih tanpa meningkatkan biaya transportasi.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

Gambar 2.3 Kurva Kasus 2


Sumber: Diktat Analisa Lokasi

Pada Gambar 2.3 dapat dilihat bila biaya transportasi dari bahan baku ke industri lebih
mahal daripada biaya transportasi dari industri ke pasar, maka lokasi industri dapat
diletakkan di dekat bahan baku untuk meminimalkan biaya transportasi sehingga
mendapat keuntungan maksimal.

Gambar 2.4 Kurva Kasus 3


Sumber: Diktat Analisa Lokasi

Pada Gambar 2.4 dapat dilihat bila biaya transportasi dari bahan baku ke industri lebih
murah daripada biaya transportasi dari industri ke pasar, maka lokasi industri dapat

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

10

diletakkan di dekat pasar untuk meminimalkan biaya transportasi sehingga mendapat


keuntungan maksimal.
2.7 Teori Lokasi Industri Weber
Teori Lokasi merupakan sebuah ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi.
Alfred Weber memiliki teori yang menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknya
diletakkan di tempat yang memiliki biaya yang paling minimal. Menurut teori Weber
pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan
bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja
yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Dalam
menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku, Weber menggunakan
konsep segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi optimum yang
menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau
pasar. Istilah segitiga lokasional yang didasarkan pada asumsi :
1. Bahwa daerah yang menjadi objek penelitian adalah daerah yang terisolasi.
Konsumennya terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua unit perusahaan dapat
memasuki pasar yang tidak terbatas dan persaingan sempurna.
2. Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas.
3. Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadik tersedia
secara terbatas pada sejumlah tempat.
4. Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga yang
mobilitasnya tinggi.

Gambar 5. Segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri


Sumber: Diktat Analisa Lokasi

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

11

Keterangan
M

: Pasar

: Lokasi biaya
terendah

R1,R2: Bahan baku

a. Lokasi industri dekat bahan baku. Lokasi Industri dekat bahan baku mempunyai ciriciri: indek material lebih besar dari 1, berarti bahan mentah berkurang setelah
dipabrikkan, maka biaya transportasi bahan mentah menuju pabrik lebih mahal
dibandingkan biaya transportasi produksi jadinya menuju pasaran. Oleh karena itu
lokasi Industri dekat dengan bahan mentah.
b. Lokasi industri dekat dengan pasar. Lokasi Industri dekat dengan pasar mempunyai
ciri-ciri: indek material kurang dari 1, berarti berat bahan mentah bertambah setelah
dipabrikan maka biaya transportasi bahan mentah menuju pabril lebih murah
dibandingkan biaya transportasi produksi jadinya menuju ke pasar. Oleh karena itu
lokasi industry dekat dengan pasar.
c. lokasi industri netral. Lokasi Industri Netral mempunyai ciri-ciri: indek material=1,
berarti bahan mentah tetap setelah dipabrikannya, maka lokasi Industri diletakkan
antara lokasi bahan mentah dan lokasi pasar.
Teori lokasi Weber ini menjelaskan bahwa kegiatan yang lebih banyak menggunakan
bahan baku cenderung untuk mencari lokasi dekat dengan lokasi bahan baku, seperti
pabrik alumunium lokasinya harus dekat lokasi tambang dan dekat dengan sumber
energi (listrik).
2.8 Metode Penelitian AHP
2.8.1 Pengertian Metode Penelitian AHP
Analytical Hierarchy Process atau biasa disebut AHP dikembangkan oleh Prof.
Thomas L. Saaty, seorang Guru Besar Matematika dari University of Pittsburgh
pada tahun 1970. Metoda ini merupakan alat bantu sistem pendukung keputusan
yang dinilai luas untuk penyelesaian problem keputusan multikriteria. Metode ini
mensintesis perbandingan judgement pengambil keputusan yang berpasangan
pada setiap level hirarki keputusan yang berpasangan pada setiap level hirarki

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

12

keputusan. Caranya dengan menetapkan bobot prioritas relatif setiap elemen


keputusan, dimana bobot ini merepresentasikan intensitas preferensi atas suatu
keputusan (Saaty, 1993).
2.8.2 Prinsip Pokok AHP
Prinsip pokok AHP adalah prinsip berpikir analitis. Pengambilan keputusan
dalam metodologi AHP didasarkan pada tiga prinsip pokok, yaitu:
1. Dekomposisi
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagianbagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus.
Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan,
kriteria dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih
jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang
lain. Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu
elemen. Level berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana
elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir
sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan
terlalu besar harus dibuatkan level yang baru.
2. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments).
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua
elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari
elemen.

Penilaian

menghasilkan

skala

penilaian

yang

berupa

angka.

Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan


menghasilkan prioritas.
3. Sintesa Prioritas
Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas
dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap
elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau
dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti
prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.
2.9 Variabel Penelitian
Menurut Smith (1981:45-64), faktor-faktor lokasi industri adalah tanah, modal,
bahan baku, tenaga kerja, pasar, transportasi, pelaku dan kesempatan.
Harding (1984:83) menyebutkan bahwa faktor lokasi pabrik terdiri dari faktor lokasi
makro dan factor spesifik. Faktor lokasi makro yaitu jarak dari bahan baku, posisi
terhadap lokasi pasar, tenaga kerja, akses transportasi, persetujuan pemerintah dan
ANALISIS LOKASI INDUSTRI

13

biaya hidup. Sedangkan factor spesifik yaitu kemudahan tenaga kerja, sumber energy
dan air, posisi fasilitas kota, pengaturan limbah, peraturan daerah tentang lingkungan
dan jalan, tanah dan iklim, serta lahan untuk perluasan industri.
Djoyodipuro (1992:30-67) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi
industri adalah tanah, tenaga dan manajemen, pasar dan harga, bahan baku dan
energy, kebijakan pemerintah, kebijakan pengusaha dan transportasi.
Menurut Dirdjojuwono (2004:39-40) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan lokasi industri antara lain, bentuk permukaan tanah rata,
sumber bahan mentah, pasar, ketersediaan tenaga kerja, mempunyai aksesbilitas/
kemudahan cukup baik, baik terhadap bahan baku, bahan jadi atau hasil produksi dan
pusat-pusat transportasi, memiliki prasarana yang lengkap, peranan pemerintah,
ketersediaan listrik dan air.
Purnomo (2004:26-34) membedakan faktor-faktor pemilihan lokasi industri menjadi
dua, yaitu faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer merupakan faktor yang
berpengaruh langsung pada proses produksi dan distribusi. Faktor primer terdiri dari
ketersediaan sumber bahan baku, pemasaran, transportasi, ketersediaan tenaga kerja
serta sumber listrik. Sedangkan faktoe sekunder meliputi peraturan pemerintah, sistem
perpajakan, sikap masyarakat setempat dan fasilitas pendukung.
Dari berbagai uraian faktor penentuan lokasi industri yang dikemukakan para ahli di
atas, maka variabel yang kami gunakan dalam makalah ini adalah:

Lokasi
- Jarak terhadap sumber bahan baku
- Jarak terhadap konsumen/pasar
- Jarak terhadap jaringan jalan aksesbilitas

Penyediaan Fasilitas
- Energi
- Air Bersih
- Limbah

Sosial Ekonomi
- Lingkungan masyarakat
- Pajak, insentif, pungutan

- Kebijakan Pemerintah

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

14

BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Wilayah studi yang digunakan dalam makalah ini adalah kawasan industri SIER yang
terletak di Rungkut. Kawasan industri SIER merupakan perseroan atau badan usaha milik
negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 28 Februari 1974 , dengan proporsi saham 50%
dimiliki oleh Pemerintah Pusat RI, 25% Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur, dan 25%
Pemerintah Daerah Tingkat II Surabaya. Kawasan industri ini merupakan salah satu dari
kawasan industri yang dapat menyelesaikan pembebasan tanahnya. Pendirian PT.Surabaya
Industrial Estate Rungkut-SIER (persero) bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program pemerintah dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional
khususnya dalam bidang pembangunan dan pengelolaan kawasan lndustri.
Perlu diketahui, bahwa PT SIER mengelola 3 kawasan industry, yakni diantaranya:
1. Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) seluas 245 Ha yang merupakan wilayah
studi. Kawasan Industri ini telah ditempati oleh hampir 300 perusahaan yang
menampung puluhan ribu pekerja
2. Sidoarjo Industrial Estate Berbek yang berdiri di atas lahan seluas 87 ha dan telah
menampung lebih dari 9.000 tenaga kerja.
3. Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) dengan luas lahan 500 ha, berlokasi 60 km
dari pelabuhan Tanjung Perak surabaya dan dihubungkan dengan jalan toll. PIER
terpilih untuk dikembangkan sebagai Area Kutub atau Growth Pole. Dalam rencana
pengembangan Jawa Timur dengan sasaran utama peningkatan produksi dibidang
Aquacultur, Perdagangan, Industri Perkebunan dan Pariwisata.
Adapun jenis-jenis industri yang diperbolehkan masuk adalah jenis industri ringan (besar,
menengah dan kecil) dengan syarat terlebih dahulu mendapatkan izin persetujuan dari
instansi berwenang (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BKPM, Pemda, dsb) serta
memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh PT. SIER.
Kawasan Industri ini memiliki luas lahan sebesar 298.51 Ha. PT.SIER juga
menyediakan 50 Ha di Kawasan Berikat yang digunakan untuk membantu meningkatkan
aktifitas ekspor. Selain itu PT ini juga memiliki sistem pengolahan air limbah yang
menggunakan sistem pengolahan biologis. Penggunaan lahan di kompleks SIER mayoritas
digunakan untuk industri dan pergudangan yakni sebesar 187,2 (RTRK Kawasan SIER). SIER
sendiri terletak di Kecamatan Rungkut, Tenggilis Mejoyo dan Gunung Anyar dengan batasbatas administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara

: Kelurahan Kendangsari dan Kali Rungkut

Sebelah Selatan

: Kabupaten Sidoarjo

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

15

Sebelah Barat

: Kecamatan Tenggilis Mejoyo (Kelurahan Kutisari dan Kendangsari)

Sebelah Timur

: Kecamatan Rungkut (Rungkut Kidul dan Rungkut Tengah) dan


Kecamatan Gunung Anyar (Rungkut Menanggal)

Berikut adalah contoh beberapa bidang usaha yang berada di dalam wewenang PT SIER:
1.

Merencanakan, membangun, serta mengembangkan Kawasan Industri guna


penyediaan tanah, prasarana, serta fasilitas-fasilitas industri lainnya yang dibutuhkan
bagi para investor.

2.

Melakukan kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan atas seluruh areal Kawasan


Industri.

3.

Memberikan pelayanan kepada para penanam modal dalam rangka pendirian dan
pengelolaan pabrik atau usaha industrinya.

4.

Penjualan tanah matang siap bangun, persewaan Bangunan Pabrik Siap Pakai
(BPSP) untuk keperluan usaha industri skala menengah.

5.

Persewaan bangunan Sarana Usaha lndustri Kecil (SUIK) untuk keperluan usaha
industri skala kecil.

6. Persewaan bangunan Pergudangan.


7. Penyediaan Kawasan Berikat (EPZ) untuk perusahaan-perusahaan industri yang
berorientasi ekspor

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

16

BAB IV
ANALISA
4.1. Metode Analisis
Adapun tahapan dalam penelitian ini dijelaskan dalam diagram berikut :

Diagram 4.1 Tahap Analisa Strategi Kawasan Industri


Sumber: Analisa Kelompok, 2015

4.2. Analytical Hierarchy Process (AHP)


Metode/teknik pengambilan keputusan secara sistematis atas persoalan yang
kompleks.

Tujuan

dari

AHP

sendiri

adalah

untuk

mendapatkan

prioritas

keputusan/faktor utama yang mempengaruhi suatu keadaan yang ada. Dimana AHP
juga merupakan sebuah model yang dibuat menyerupai proses pengambilan
keputusan manusia (human decision process) (Saaty, 1980).

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

17

Diagram 4.2 Pohon Hirarki


Sumber: Analisa Kelompok, 2015

4.3 Hasil Pembobotan Dengan Menggunakan Expert Choice


4.3.1 Hasil Penilaian Kriteria
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan bahwa
kriteria aksesbilitas menjadi kriteria yang paling diperhitungkan dalam Faktor-faktor
Penentuan Lokasi Industri di PT Sier di Jalan Rungkut. Berikut ini beberapa hasil output
yang diambil dari Disperindag, PT Sier dan beberapa PT yang bernaung di bawahnya
seperti : PT Coca cola, PT Geosintetic.
1. PT Sier
Tingkat perbandingan antar faktor
Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria aksesibilitas
sebesar 0,327, penyedia fasilitas 0,413, sosial ekonomi 0,260. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,05 < 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

18

Aksesbilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa

jarak

terhadap

jaringan

jalan

menjadi

alternatif

yang

paling

diperhitungkan dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier


Di Jalan Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria aksesibilitas. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria jarak terhadap sumber bahan baku
0,059, jarak terhadap konsumen atau pasar 0,451, jarak terhadap jaringan jalan
0,490. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,006 < 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.

Penyediaan fasilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa energi dan air bersih menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam
Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan Rungkut,
Surabaya yang ada di kriteria penyediaan fasilitas. Dari hasil output didapatkan
bahwa bobot pengaruh kriteria energi 0,455, air bersih 0,455, pembuangan
limbah 0,091. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0< 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

19

Sosial ekonomi
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa lingkungan masyarakat menjadi alternatif yang paling diperhitungan
dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan
Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria sosial ekonomi. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria lingkungan masyarakat 0,709,
kebijakan pemerintah 0,179, pajak insentif pungutan 0,113. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,05< 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.

2. PT Coca cola
Tingkat perbandingan antar faktor
Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria aksesibilitas
sebesar 0,327, penyedia fasilitas 0,413, sosial ekonomi 0,260. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,05 < 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.

Aksesbilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa jarak terhadap konsumen atau pasar menjadi alternatif yang paling
diperhitungkan dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier
Di Jalan Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria aksesibilitas. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria jarak terhadap sumber bahan baku
0,169, jarak terhadap konsumen atau pasar 0,443, jarak terhadap jaringan jalan

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

20

0,387. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,02 < 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.

Penyediaan fasilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa energi dan air bersih menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam
Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan Rungkut,
Surabaya yang ada di kriteria penyediaan fasilitas. Dari hasil output didapatkan
bahwa bobot pengaruh kriteria energi 0,528, air bersih 0,333, pembuangan
limbah 0,140. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,05< 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.

Sosial ekonomi
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa lingkungan masyarakat menjadi alternatif yang paling diperhitungan
dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan
Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria sosial ekonomi. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria lingkungan masyarakat 0,540,
kebijakan pemerintah 0,297, pajak insentif pungutan 0,163. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,008< 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

21

3. PT. Geosintetic
Tingkat perbandingan antar faktor
Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria aksesibilitas
sebesar 0,540, penyedia fasilitas 0,297, sosial ekonomi 0,163. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,008 < 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.

Aksesbilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa

jarak

terhadap

jaringan

jalan

menjadi

alternatif

yang

paling

diperhitungkan dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier


Di Jalan Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria aksesibilitas. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria jarak terhadap sumber bahan baku
0,109, jarak terhadap konsumen atau pasar 0,309, jarak terhadap jaringan jalan
0,582. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,003 < 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.

Penyediaan fasilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa energi dan air bersih menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam
Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan Rungkut,

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

22

Surabaya yang ada di kriteria penyediaan fasilitas. Dari hasil output didapatkan
bahwa bobot pengaruh kriteria energi 0,429, air bersih 0,429, pembuangan
limbah 0,143. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0< 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.

Sosial ekonomi
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa lingkungan masyarakat menjadi alternatif yang paling diperhitungan
dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan
Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria sosial ekonomi. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria lingkungan masyarakat 0,498,
kebijakan pemerintah 0,367, pajak insentif pungutan 0,135. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,09< 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.

4. Disperindag
Tingkat perbandingan antar faktor
Dari hasil output didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria aksesibilitas
sebesar 0,687, penyedia fasilitas 0,127, sosial ekonomi 0,186. Sedangkan nilai
inconsistency adalah 0,008 < 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah
valid.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

23

Aksesibilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa jarak terhadap konsumen atau pasar menjadi alternatif yang paling
diperhitungkan dalam Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier
Di Jalan Rungkut, Surabaya yang ada di kriteria aksesibilitas. Dari hasil output
didapatkan bahwa bobot pengaruh kriteria jarak terhadap sumber bahan baku
0,100, jarak terhadap konsumen atau pasar 0,466, jarak terhadap jaringan jalan
0,433. Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,005 < 0,1 yang artinya hasil
pembobotan tersebut telah valid.

Penyediaan fasilitas
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa energi menjadi alternatif yang paling diperhitungkan dalam Fakor-faktor
Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan Rungkut, Surabaya yang
ada di kriteria penyediaan fasilitas. Dari hasil output didapatkan bahwa bobot
pengaruh kriteria energi 0,449, air bersih 0,387, pembuangan limbah 0,169.
Sedangkan nilai inconsistency adalah 0,02< 0,1 yang artinya hasil pembobotan
tersebut telah valid.

Sosial ekonomi
Hasil pembobotan berdasarkan penilaian para stakeholder menunjukkan
bahwa kebijakan pemerintah menjadi alternatif yang paling diperhitungan dalam
Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan Rungkut,
Surabaya yang ada di kriteria sosial ekonomi. Dari hasil output didapatkan
bahwa bobot pengaruh kriteria lingkungan masyarakat 0,452, kebijakan
pemerintah 0,476, pajak insentif pungutan 0,72. Sedangkan nilai inconsistency
adalah 0,002< 0,1 yang artinya hasil pembobotan tersebut telah valid.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

24

4.3.2 Hasil Combine


Menurut hasil combine participant, maka di dapatkan hasil bahwa dalam Fakorfaktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier Di Jalan Rungkut, Surabaya kriteria
yang dominan adalah aksesbilitas dengan pembobotan 0.566.

Variabel
Aksesbilitas
Penyediaan Fasilitas
Sosial Ekonomi

Pembobotan
0.566
0.224
0.210

1. Aksesbilitas
Pada kriteria aksesbilitas, terdapat 3 variabel yang digunakan yaitu jarak terhadap
sumber bahan baku, jarak terhadap pasar dan jarak terhadap jaringan jalan. Dari
ketiga variabel tersebut, variabel yang memiliki bobot terbesar adalah jarak terhadap
pasar yaitu 0.468.

Variabel
Jarak terhadap jaringan jalan
Jarak terhadap pasar
Jarak terhadap Sumber Bahan Baku

Pembobotan
0.468
0.429
0.104

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

25

2. Penyediaan fasilitas
Pada kriteria penyediaan fasilitas, terdapat 3 variabel yang digunakan yaitu energi,
air bersih dan pembuangan limbah. Dari ketiga variabel tersebut, variabel yang
memiliki bobot terbesar adalah energi yaitu 0.475.

Variabel
Energi
Air Bersih
Pembuangan Limbah

Pembobotan
0.475
0.410
0.116

3. Sosial ekonomi
Pada kriteria penyediaan fasilitas, terdapat 3 variabel yang digunakan yaitu sosial
ekonomi, kebijakan pemerintah dan pajak-insentif-pungutan. Dari ketiga variabel
tersebut, variabel yang memiliki bobot terbesar adalah lingkungan masyarakat yaitu
0.593.

Variabel
Lingkungan Masyarakat
Kebijakan Pemerintah
Pajak, insentif, pungutan

Pembobotan
0.593
0.295
0.112

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

26

Diagram 4.3 Hasil Analisis Expert Choice


Sumber: Analisa Kelompok, 2015

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

27

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kawasan industri SIER merupakan perseroan atau badan usaha milik negara
(BUMN) yang terletak di Kecamatan Rungkut, Tenggilis Mejoyo dan Gunung Anyar
Kota Surabaya. Pendirian PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut-SIER (persero)
bertujuan

untuk

melaksanakan

dan

menunjang

kebijaksanaan

dan

program

pemerintah dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional khususnya dalam


bidang pembangunan dan pengelolaan kawasan lndustri. Surabaya Industrial Estate
Rungkut (SIER) memiliki luas 245 Ha. Kawasan Industri ini telah ditempati oleh hampir
300 perusahaan dan industri.
Dalam mengetahui faktor penentuan lokasi industri PT. SIER, digunakan kuesioner
yang disebar pada instansi terkait yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Pengelola PT. Sier dan beberapa pelaku industri SIER. Kemudian dilakukan tinjauan
pustaka dan diambil 3 kriteria yaitu aksesibilitas, penyediaan fasilitas dan sosial
ekonomi. Metode yang digunakan dalam analisis adalah metode Analytical Hierarchy
Process (AHP).
Berdasar hasil analisis AHP yang telah dilakukan terlihat bahwa aksesbilitas
merupakan faktor terpenting dengan bobot 0.566, disusul dengan faktor penyediaan
fasilitas 0.224 dan faktor sosial ekonomi 0.210. Pada kriteria aksesbilitas, variabel yang
paling berpengaruh adalah jarak terhadap jaringan jalan. Pada kriteria penyediaan
fasilitas, variabel yang paling berpengaruh adalah energi. Dan pada kriteria sosial
ekonomi, variabel yang paling berpengaruh adalah lingkungan masyarakat.
5.2 Lesson Learned
Berdasarkan hasil dari penelitian tentang factor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi industri di PT. SIER, maka pelajaran yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menentukan lokasi industri, sebaiknya disesuaikan dengan jenis, tujuan dan
kebutuhan industri. Sehingga kegiatan industri tersebut dapat berjalan dengan
baik, efektif dan optimal.
2. Dalam penentuan lokasi industri, ada beberapa teori yang dapat digunakan yakni
diantaranya adalah teori weber, teori Losch, atau teori susut dan ongkos
transportasi. Teori ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan penentuan

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

28

lokasi industri atau sebagai landasan. Namun pada penerapannya, teori teori
tersebut harus disesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini.
3. Adapun variable yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi industri adalah
jarak terhadap sumber bahan baku, jarak terhadap pasar, jarak terhadap jaringan
jalan (aksesbilitas), penyediaan fasilitas dan sosial ekonomi masyarakat. Namun
pada penerapannya, variable disesuaikan dengan jenis industri.
4. Berdasarkan hasil analisa AHP, dapat diketahui bahwa faktor yang dominan dalam
penentuan lokasi industri adalah faktor aksesbilitas. Aksesbilitas yang dimaksud
adalah kemudahan lokasi untuk dijangkau.
5. Dalam penentuan lokasi industri, masing masing variable memiliki peran, sehingga
kita tidak dapat mengabaikan variable lainnya hanya karena terlihat satu variable
yang dominan.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

29

DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Eko Budi dkk. 2012. Diktat Analisis Lokasi Dan Keruangan (RP09-1209) Surabaya : Program
Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember

LAMPIRAN

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

30

KUISIONER FAKTOR FAKTOR PENENTUAN PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI PT


SIER DI JALAN RUNGKUT , SURABAYA
Bapak/ibu yang kami hormati,
Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui nilai bobot pada tiap faktor dan sub faktor
yang berkaitan dengan Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri PT Sier

Di

Rungkut, Surabaya. Bobot ini sangat berguna untuk memberikan ukuran prioritas pada tiap
faktor. Pembobotan kriteria ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis AHP (Analytical

Hierarchy Process). AHP merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk
memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok kelompok,
dan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu hierarki. Alat ini memerlukan suatu nilai
numeric sebagai pengganti persepsi seseorang untuk mendapatkan perbandingan relative
sehingga diperoleh nilai prioritas kriteria. Dengan ini saya mengharap kesediaan bapak/ibu
untuk mengisi kolom kriteria sesuai denngan persepsi anda. Terima kasih atas kesediaan
Anda,
Hormat Kami,
Peneliti :
Endy Hernowo
Telp :
Jurusan Perencanaan Wilayah Dan Kota
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
PENDAHULUAN
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Contoh hasil industri yang berbentuk jasa adalah pada asuransi, perbankan, transportasi,
ekspedisi (pengiriman barang), dan lain sebagainya.
Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, INDUSTRI adalah
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,
dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pembangunan industri di beberapa kota di
Indonesia sangatlah pesat, salah satunya PT Sier di Surabaya yang memajukan
perindustrian di Surabaya.

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

31

TUJUAN PELAKSANAAN SURVEY


Tujuan Pelaksanaan Survey :

1. Menganalisis faktor-faktor Fakor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri di


SIER Rungkut Surabaya berdasarkan preferensi pihak pengelola (PT. SIER).
2. Menganalisis faktor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri di SIER
Rungkut Surabaya berdasarkan preferensi pihak pelaku industri (Perusahaan).
3. Menganalisis faktor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri di SIER
Rungkut Surabaya yang obyektif ditinjau dari pertimbangan dua preferensi.
4. Menentukan faktor-faktor Penentuan Pemilihan Lokasi Industri di SIER
Rungkut Surabaya dari pertimbangan dua preferensi.
I. Identitas Responden

a. Identitas Responden Untuk Pihak Pengelola


1. Nama

2. Jabatan

3. Alamat

4. Telp/ HP

5. Instansi

6. Tgl Pengisian Kuisioner

b. Identitas Responden Untuk Pihak Pelaku Industri


1. Nama

2. Alamat

3. Nama Perusahaan
4. Telp/HP
5. Tgl Pengisian Kuisioner

:
:
:

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

32

PETUNJUK PENGISIAN
Pada kuisioner ini, bapak/ibu diminta untuk menentukan tingkat kepentingan faktor
yang mempengaruhi dalam faktor-faktor startegi pengembangan kawasan industri. Angka
yang digunakan mulai dari 1 sampai dengan . Angka-angka ini menunjukkan tingkat
kepentingan faktor dengan arti sebagai berikut :
Intensitas
Kepentingan

Keterangan

Penjelasan

Kedua elemen sama


pentingnya

2 elemen mempunyai pengaruh yang


sama besarnya terhadap tujuan

Elemen yang satu sedikit lebih


penting daripada elemen yang
lain

Pengalaman dari penelitian sedikit


menyokong satu elemen dibanding
elemen lain.

Elemen yang satu lebih


penting dari elemen yang lain

Pengalaman dan penilaian sangat kuat


menyokong satu elemen disbanding
elemen lain.

Satu elemen jelas lebih


mutlak penting dari elemen
lain

Satu elemen yang kuat disokong dan


dominan terhadap dalam praktek.

Satu elemen mutlak penting


daripada elemen lain

Bukti yang mendukung elemen yang


satu terhadap elemen lain memenuhi
tingkat penegasan tertinggi yang
mungkin menguatkan

Nilai-nilai antara 2 nilai


pertimbangan yang
berdekatan

Nilai yang diberikan bila ada 2


kompromi diantara 2 pilihan

2,4,6, 8

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

33

Pertanyaan 1 TINGKAT PERBANDINGAN ANTAR FAKTOR


Berikut ini terdapat sintesa faktor yang akan dibobotkan untuk mendapatkan rumusan faktor
yang dapat digunakan dalam membantu menentukan faktor-faktor pengaruh dan strategi
pengembangan kawasan industri.
1. Faktor Aksesibilitas : mengetahui faktor lokasi dari segi kemudahan mencapai suatu objek
2. Faktor Penyediaan Fasilitas : mengetahui faktor lokasi dari segi fasilitas yang disediakan
3. Faktor Sosial Ekonomi : mengetahui faktor lokasi dari segi lingkungan masyarakat dan
ekonomi

Aksesibilitas

Penyediaan
Fasilitas

Aksesibilitas

Sosial Ekonomi

Penyediaan
Fasilitas

Sosial Ekonomi

Pertanyaan 2 TINGKAT PERBANDINGAN ANTAR SUB FAKTOR


Setelah dilakukan pembobotan kepada level faktor tingkat I, maka selanjutnya dilakukan
pembobotan terhadap sub faktor yang merupakan level faktor tingkat II
Faktor Aksesibilitas :

1. Jarak terhadap sumber bahan baku


2. Jarak terhadap pasar
3. Jarak terhadap jaringan jalan

Jarak terhadap 9
sumber bahan
baku

9 Jarak terhadap
konsumen atau
pasar

Jarak terhadap 9
sumber bahan

9 Jarak terhadap
jaringan jalan

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

34

baku
Jarak terhadap 9
konsumen atau
pasar

9 Jarak terhadap
jaringan jalan

Faktor Penyediaan Fasilitas

1. Energi
2. Air Bersih
3. Pembuangan Limbah
Energi

9 Air Bersih

Energi

9 Pembuangan
Limbah

Air Bersih

9 Pembuangan
Limbah

Faktor Sosial Ekonomi

1. Lingkungan Masyarakat
2. Kebijakan Pemerintah
3. Pajak, Insentif, Pungutan
Lingkungan
masyarakat

9 Pajak, insentif,
pungutan

Lingkungan
masyarakat

9 Kebijakan
Pemerintah

Pajak, insentif, 9
pungutan

9 Kebijakan
Pemerintah

ANALISIS LOKASI INDUSTRI

35

Вам также может понравиться