Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1801424120
TUGAS GSLC 1 TAX DAN BUSINESS MANAGEMENT
3. Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masingmasing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Mergerdan akuisisi
konglomerat terjadi apabila sebuah perusahaan berusaha mendiversifikasi
bidang bisnisnya dengan memasukibidang bisnis yang berbeda sama sekali
dengan bisnis semula.Apabila merger dan akuisisi konglomerat ini dilakukan
secara terus menerus oleh perusahaan, maka terbentuklah sebuah
konglomerasi. Sebuah konglomerasi memiliki bidang bisnis yang sangat
beragam dalam industri yang berbeda.
4. Merger Ekstensi Pasar
Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih
perusahaan untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan merger
dan akuisisi ini terutama untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi produk
masing-masing perusahaan.Merger dan akusisi ekstensi pasar sering dilakukan
oleh perusahan-perusahan lintas Negara dalam rangka ekspansidan penetrasi
pasar. Strategi ini dilakukan untuk mengakses pasar luar negeri dengan cepat
tanpa harus membangun fasilitas produksi dari awaldi negara yang akan
dimasuki. Merger dan akuisisi ekstensi pasar dilakukan untuk mengatasi
keterbatasan ekspor karena kurang memberikan fleksibilitas penyediaan
produk terhadap konsumen luar negeri.
5. Merger Ekstensi Produk
Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh duaatau lebih
perusahaanuntuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah
merger perusahaan akanmenawarkanlebih banyak jenis dan lini produk
sehingga akan menjangkau konsumen yang lebih luas. Merger dan akuisisi ini
dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan departemen riset dan
pengembangan masing-masing untuk mendapatkan sinergi melalui efektivitas
riset sehingga lebih produktif dalam inovasi.
Alasan-alasan Melakukan Merger
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar
saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi.
Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika
melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat
mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah
pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika
perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena
fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan
dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya
dana dengan biaya rendah.
d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak
adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan
yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar
untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan
perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan
atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki
kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang
menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini
perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah
pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang
diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari
pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang
lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan
saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan
yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan
membiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini,
kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding
firm yang berminat
Manfaat Merger
Perusahaan yang melakukan merger atau mengakuisisi perusahaan lain
mempunyai berbagai tujuan yang memberikan manfaat kepada perusahaan
tersebut.
b. Revaluasi Aset
revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang
diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut dipasaran atau karena
rendahnya nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan
oleh devaluasi atausebab lain, sehingga nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan
tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar. Revaluasi sebenarnya tidak hanya
bisa dilakukan pada aktiva tetap ataupun aktiva lainnya saja tapi dapat dilakukan
pada kewajiban dan bagian kekayaan lainnya. Berikut bahasan lain mengenai
revaluasi :
1. Syarat-syarat Revaluasi
c. Leasing
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan
dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu
perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran
secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli
barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu
leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
barang melainkan hanya antara 20% hingga 40%. Kemudian sisa dari
harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit provider.
5. Cross Border Lease
Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan
dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan
lessee terletak pada dua negara yang berbeda.
Barang-barang atau peralatan yang ditransaksikan dalam cross border lease
meliputi nilai jutaan dollar Amerika Serikat. Seperti Pesawat terbang
bermesin jet dari Pabrikan Boeing dan Airbus.
Prosedur Mekanisme Leasing
Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan mekanisme
yang harus dijalankan yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan,
mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang
dimaksudkan.
2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan
kepada lessor disertai dokumen lengkap.
3. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk
memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui
lessee (lama kontrak pembayaran sewa lease), setelah ini maka kontrak
lease dapat ditandatangani.
4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi
untuk peralatan yang dilease dangan perusahaan asuransi yang
disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara
lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.
5. Kontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan
supplier peralatan tersebut.
6. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lessee.
Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut,
supplier akan menandatangani perjanjian purna jual.
7. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan
kepada suppplier.
8. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti
pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada lessor.
9. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
10. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal
pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease.
Aspek perpajakan yang berkaitan dengan leasing.
1. Pajak Penghasilan (PPh)
Berdasarkan Undang-undang no 17 tahun 2000 dan surat Keputusan
Menteri Keuangan RI No. 1169/KMK.01/1991 Pasal 16 ayat 2
Untuk melihat tentang keefektifan dari merger suatu perusahaan, maka analis
keuangan perlu melakukan di antara tiga hal diatas. Lalu bagaimana dengan
Merger Bank Lippo, dan Bank Niaga ?
Metode Earning Per Share
Kita lihat laporan keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger. Mengapa
harus melihat laporan keuanganya? Laporan keuangan suatu perusahaan
mengandung banyak informasi tentang perusahaan. Di dalamnya kita bisa
mengukura bagaimana sebuah perusahaan bisa berkembang dan bagaimana
b. Revaluasi Aset
Revaluasi Hotel Montana Dua Malang
Selisih nilai pada aktiva tetap sebelum dan sesudah revaluasi sebesar Rp.
5.420.090.031,24. Dari selisih revaluasi tersebut dikenakan pajak 10% bersifat final, sehingga
pajak yang harus dibayar akibat adanya revaluasi adalah sebesar Rp. 542.009.003,12. Selisih
revaluasi akan tampak pada neraca sisi pasiva di bagian modal. Sedangkan pengaruhnya
terhadap laporan laba rugi perusahaan terlihat pada biaya usaha pada poin depresiasi aktiva
tetap.
Nilai Buku
(dalam Rp)
900.000.000
780,000,000
200,000,000
Harga Pasar
(dalam Rp)
3.960.000.000
2.420.000.000
920.000.000
1.880.000.000
5.420.000.000
542.000.000
Rp
(Rp
x (Rp
350.000.000
198.000.000)
115.000.000)
Rp
37.000.000
Rp
9.250.000
Rp 551.250.000
Rp 350.000.000
(Rp
60.000.000)
Peralatan&kendaraan
Penghasilan Kena Pajak
Pajak PPh badan 25%
(Rp 20.000.000)
Rp 270.000.000
Rp 67.500.000
c. Leasing
PT. SAMUDRA menyewa peralatan pabrik dari PT. SAKURA untuk masa sewa 5 tahun dengan
syarat sebagai berikut :
1. Sewa dibayar dimuka tiap tgl 2 Januari. Untuk tahun pertama jatuh pada tanggal 2
Januari 2001.
2. Jumlah sewa tahun pertama dan kedua masing-masing sebesar Rp. 30.000.000,00.
Sementara untuk tahun ketiga , keempat dan kelima masing-masing Rp.
20.000.000,00.
Dari data contoh diatas, jumlah sewa untuk masa 5 tahun adalah 2 X Rp.
30.000.000,00 + 3 X Rp.20.000.000,00. Dengan menggunakan metode garis lurus, jumlah
sewa tiap tahun adalah Rp.120.000.000,00.: 5 = Rp 24.000.000,00
Pembayaran sewa untuk tahun 2001 sebesar Rp. 30.000.000,00. dicatat dengan jurnal
sebagai berikut.
Jan. 2 Beban Sewa
Sewa Dibayar Dimuka
Kas
Pembayaran sewa untuk tahun 2002 sebesar Rp. 30.000.000,00. dicatat dengan jurnal
sebagai berikut.
Jan. 2 Beban sewa
Sewa dibayar Dimuka
Kas
Pembayaran sewa untuk tahun 2003 (tahun ketiga) sebesar Rp. 20.000.000,00.
dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Jan. 2 Beban sewa
Sewa dibayar Dimuka Kas
Rp. 24.000.000,00
Rp. 4.000.000,00
Rp. 20.000.000,00
Demikian pula untuk pembayaran sewa tahun keempat dan kelima, dicatat dengan jurnal
seperti pembayaran sewa tahun ketiga diatas, sehingga akun Sewa Dibayar Dimuka selama
masa sewa guna usaha (secara keseluruhan) akan tampak seperti dibawah ini
Pembayaran sewa untuk tahun keempat dan kelima, masing-masing dicatat dengan jurnal
sebagai berikut :
Jan. 2
Beban sewa
Rp. 24.000.000,00 Hutang Sewa
Rp. 6.000.000,00 Kas
Rp. 30.000.000,00
Dalam hal jatuh tempo pembayaran sewa pada saat periode akuntansi sedang berjalan,
misalnya dari data pada contoh dimuka, pembayaran sewa untuk tahun 2001 jatuh pada tgl
1 April 2001. Dalam hal demikian pada ahir periode harus dibuat penyesuaian. Jurnal
penyesiaian yang dibuat 31 Desember 2001, sebagai berikut :
Des.31
(mencatat sewa bulan Januari, Februari dan Maret 2002 yang telah dibayar tahun 2001)
Sehubungan dengan Pos jurnal penyesuaian di atas, pada awal
Sehubungan dengan Pos jurnal penyesuaian di atas, pada awal periode tahun 2002, dibuat
jurnal pembalik sebagai berikut :
Jan. 2
Beban Sewa
Rp. 6.000.000,00 Sewa Dibayar Dimuka
Rp. 6.000.000,00