Вы находитесь на странице: 1из 16

ARTIKEL

MENGGALI POTENSI DIRI UNTUK MEMBANGUN NEGERI


Disusun untuk memenuhi tugas PKKMB

Disusun Oleh :
RIA ISMIYATI

( 161130000123)

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA


(UNISNU) JEPARA
2016

Tugas Membuat Artikel dengan Tema


Menggali Potensi Diri untuk Membangun Negeri
Oleh : Ria Ismiyati
Manusia merupakan pribadi yang kompleks. Tingkah laku yang
diperlihatkan dalam berbagai situasi merupakan hasil interaksi antara diri dengan
lingkungan hidupnya. Manusia merupakan makhluk monodualisme yakni sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu hak untuk
berbuat (apa saja), mutlak dikontrol oleh diri pribadi. Namun dalam hidupnya di
masyarakat, manusia belajar mengenai norma, tata cara bertingkah laku, pola-pola
berpikir dan nilai-nilai. Semua itu disaring ditimbang dan dijadikan nilai pribadi
yang tadinya berasal dari masyarakat. Banyak orang kadang-kadang tidak tahu
mengapa sesuatu itu baik dan lainnya buruk, mengapa ia menyukai sesuatu atau
membencinya. Bila orang lain bertanya mengapa ia bersikap begitu, sukar untuk
memberi alasan yang masuk akal.
Hal ini sebenarnya memang wajar karena kita kurang mempunyai
pengertian yang cukup jelas terhadap diri sendiri. Hampir tiap orang yang kita
tanya mengalami kesulitan yang sama untuk mengenal diri sendiri. Oleh karena
itu mengenal diri sendiri amat penting untuk langkah selanjutnya. Sehingga kalau
sudah mengerti diri sendiri, dengan sendirinya akan dapat menemukan penyebab
mengapa kita mengambil suatu keputusan atau menentukan sikap yang
menyangkut nasib dan jalan hidup kita.
Potensi diri merupakan kemampuan yang dimiliki setiap individu yang
mempunyai

kemungkinan

untuk

dikembangkan

dalam

berprestasi

atau

kemampuan yang terpendam pada diri seseorang. Setiap manusia memiliki


bermacam-macam potensi diri yang dapat dikembangkan. Tidak sedikit manusia
belum sepenuhnya mengembangkan dan menggunakan potensi yang ada pada
dirinya. Hal ini terjadi dikarenakan mereka belum atau bahkan tidak mengenal
potensi dirinya dan hambatan-hambatan dalam pengembangan potensi diri
tersebut. Mampu mengembangkan potensi diri merupakan dambaan setiap
individu. Mampukan seseorang mengembangkan potensi dirinya secara efektif?

Itu bergantung pada motivasi diri, karena pengembangan potensi diri merupakan
suatu proses yang sistematis dan bertahap.
Pengukuran potensi diri untuk mengetahui sejauh manakah potensi-potensi
yang dimiliki oleh seorang individu, baik yang diperoleh melalui introspeksi diri
maupun melalui feed back dari orang lain serta tes psikologis (kepribadian):
a. Penilaian diri
b. Pengukuran diri melalui feed back orang lain
c. Tes kepribadian
Ada beberapa cara untuk mengembangkan potensi diri yaitu
a.
b.
c.
d.
e.

Kenali diri sendiri


Tentukan tujuan hidup
Kenali motivasi hidup
Hilangkan negative thinking
Jangan mengadili diri sendiri
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatkan kualitas manusia

dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan


ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan
global. Pelaksanaanya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang
universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan
pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa
Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,
tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Maksudnya
adalah setiap warga Negara Indonesia harus ikut serta dan berperan dalam
melaksanakan pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan masingmasing. Keikutsertaan setiap warga Negara dalam pembangunan nasional dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar,
membayar pajak, melestarikan lingkungan hidup, menaati segala peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku, menjaga ketertiban dan keamanan, dan
sebagainya.
Mahasiswa merupakan generasi intelektual muda untuk mewacanakan dan
menerapkan pembangunan nasional di Indonesia . Berbagai ide,gagasan ,serta
ilmu pengetahuan di kampus dapat menjadi pedoman seorang mahasiswa dalam

berevolusi untuk negara. Peran pemuda dalam menjaga bangsa merupakan sebuah
energi yang sangat vital dan harus digelorakan secara simultan. Pemuda sebaiknya
turun gunung untuk menata bangsa ini. Dalam pembangunan, generasi muda atau
mahasiswa tidak pernah luput atau tidak bisa dipisahkan karena mereka saling
bersinerji antara yang satu dengan yang lainnya. Dimana mahasiswa harus
berperan aktif dalam pembangunan tersebut.
Dengan mengenali, menggali, dan membangun potensi diri kita sebagai
mahasiswa yang disebut sebagai agent of change dapat membantu upaya
membangun negeri dengan cara belajar bersungguh-sungguh dalam menuntut
ilmu sehingga dapat kita terapkan di kehidupan sehari-hari. Setelah mengetahui
potensi yang kita miliki, kita bisa menentukan kita akan berprestasi dibidang yang
sesuai dengan passion sehingga kita juga bisa berperan sebagai sumber inspirasi
di lingkungan masyarakat maupun lingkungan kampus. Selain itu mahasiwa
merupakan pengontrol pembangunan, penyandang predikat pembangun, karena
pemuda tidak hanya berada dalam kapasitas memperkuat wawasan intelektual.
Akan tetapi juga berperan sebagai pemasok infrastruktur perubahan masyarakat
dalam agenda-agenda strategisnya.

MAKALAH
MAHASISWA DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL
Disusun untuk memenuhi tugas PKKMB

Disusun Oleh :
RIA ISMIYATI
Kelompok SAMIN

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA


(UNISNU) JEPARA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah
peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan tinggi tertentu.
Selanjutnya menurut Sarwono (1978) Mahasiswa adalah setiap orang yang
secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di Perguruan tinggi dengan
batas usia sekitar 18-30 tahun.
Di era reformasi, banyak perubahan di hampir segala bidang di
Republik Indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi
masyarakat, tapi ada juga yang negatif dan akan merugikan bagi keutuhan
wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suasana
keterbukaan pasca pemerintahan orde baru menyebabkan arus informasi dari
segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari
ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita,
khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam
upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa
terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.
Masih segar diingatan kita bagaimana kekuatan orde baru dapat
dihancurkan oleh kekuatan mahasiswa yang peduli dengan kondisi sosial
negaranya. Ini menandakan peran serta mahasiswa sangat luar biasa urgent.
Sebegitu urgentnya peran mahasiswa dalam mengukir sejarah negeri ini
jangan sampai menjadi kurang indah bagi mahasiswa itu sendiri dengan turut
menyumbang angka pengangguran terdidik setelah ia lulus kuliah.
Untuk bertanggungjawab terhadap masalah sosial sekitarnya,
seseorang terutama seorang mahasiswa harus dapat bertanggungjawab
terhadap dirinya sendiri. Itu semua dapat terlaksana manakala yang
bersangkutan

memiliki

iman

yang

mantap

sehingga

dapat

mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam ajaran Islam itu sendiri.


Tidak hanya sekedar keyakinan dalam hati dan ucapan dengan lisan tetapi juga
dibuktikan melalui tindakan nyata. Maka, penulisan makalah ini memuat
tentang

pengertian

mahasiswa,

tanggungjawab sosial mahasiswa.

peran

mahasiswa,

dan

bagaimana

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian tersebut dapat dimunculkan beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makaah ini diantaranya sebagai berikut ;
1. Apakah pengertian mahasiswa ?
2. Apa saja peran mahasiswa ?
3. Bagaimana tanggungjawab sosial yang harus dilakukan oleh mahasiswa ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah dapat mengetahui :
1. Pengertian mahasiswa
2. Peran mahasiswa
3. Tanggungjawab sosial mahasiswa

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah
peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan tinggi tertentu.
Selanjutnya menurut Sarwono (1978) Mahasiswa adalah setiap orang yang
secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di Perguruan tinggi dengan
batas usia sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah
merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan
perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di
harapkan menjadi calon-calon intelektual.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan Perguruan Tinggi. Mahasiswa
juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan
masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Dari pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status
yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi
yang nantinya diharapkan menjadi calon-calon intelektual.
Namun jika kita mendefinisikan mahasiswa secara sederhana, maka
kita akan menafikan peranannya yang nyata dalam perkembangan arus
bangsa. Ketika kita mencoba menyederhanakan peran mahasiswa dengan
mengambil definisi setiap orang yang belajar di perguruan tinggi, definisi itu
akan mempersempit makna atau esensi dari mahasiswa itu sendiri. Mengingat
sejarah panjang mahasiswa dalam peranannya membangun bangsa, seorang
Indonesianis, Ben Anderson menyatakan bahwa, sejarah Indonesia adalah
sejarah pemudanya.
Fenomena mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk
menyelesaikan studi tepat waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk

mendapat gelar sarjana atau diploma sesegera mungkin. Tak ayal lagi tren
study oriented mewabah di kalangan mahasiswa. Pertanyaan adalah, apakah
cukup dengan bekal ilmu yang dipelajari dari bangku kuliah dan indeks
prestasi yang tinggi untuk mengarungi kehidupan pasca wisuda? Ternyata
tidak. Dunia kerja yang akan digeluti oleh alumnus perguruan tinggi tidak bisa
diarungi dengan dua modal itu saja. Ada elemen yang harus dipertimbangkan,
yakni kemampuan soft skill. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan
berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam satu team, serta kemampuan
memimpin dan dipimpin
Secara keseluruhan, tidak semua mahasiswa bisa

mengemban

tanggungjawab sosial seperti yang telah dikemukakan di atas. Penyebabnya


adalah karena karakteristik dari setiap mahasiswa itu berbeda-beda. Dalam
kategorisasi karakter mahasiswa, sekurang-kurangnya terdapat tiga jenis
mahasiswa, antara lain;
1. Mahasiswa Passifis, adalah bentuk mahasiswa yang tidak mau peduli
terhadap orang lain, cenderung cuek dan apatis,
2. Mahasiswa Akademis, adalah mahasiswa yang

menggunakan

parameter keberhasilan dengan angka dan nilai (IPK) yang tinggi,


selesai kuliah dengan cepat, sehingga waktunya dihabiskan untuk
kuliah secara monoton tanpa menimbulkan simpati dan empati dalam
dirinya terhadap orang lain dan realitas eksternal mereka. Jenis
mahasiswa ini setelah menyelesaikan studinya sering disebut sebagai
sarjana karbitan dan
3. Mahasiswa Aktifis, adalah mahasiswa yang kehadirannya dalam
sebuah perguruan tinggi bukan semata-mata menjadi pecundangpecundang mata kuliah dengan akreditasi cum laude akan tetapi
mereka mempunyai kepedulian terhadap realitas eksternal mereka,
tanpa meninggalkan tugas utamanya sebagai mahasiswa (kuliah).
Dari ketiga karakter mahasiswa tersebut di atas, maka sudah sangat
jelas bahwa mahasiswa yang akan mampu memegang amanah menjalankan
tanggungjawab sosial adalah mereka yang termasuk dalam komunitas
mahasiswa aktifis. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran mereka untuk

memposisikan diri bukan semata-mata sebagai seorang egaliter yang sangat


egois terhadap status yang melekat pada dirinya sebagai mahasiswa yang
harus dilayani oleh orang tuanya dan masyarakat yang memberikan amanah
kepada mereka. Akan tetapi lebih dari itu seorang aktifis mampu memadukan
antara kepentingan dirinya sebagai aksentuasi dari amanah orang tuanya
dengan realitas di luar dirinya.
2.2 Peran Mahasiswa
1. Peran moral
Mahasiswa yang dalam kehidupanya tidak dapat memberikan
contoh dan keteladanan yang baik berarti telah meninggalkan amanah dan
tanggung jawab sebagai kaum terpelajar . Jika hari ini kegiatan mahasiswa
berorientasi pada hedonisme (hura hura dan kesenanggan) maka berarti
telah berada persimpangan jalan . Jika mahasiswa hari ini lebih suka
mengisi waktu luang mereka dengan agenda rutin pacaran tanpa tahu dan
mau ambil tahu tentang perubahan di negeri ini maka mahasiswa semacam
ini adalah potret generasi yang hilang yaitu generasi yang terlena dan
lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda dan
mahasiswa.
2. Peran sosial
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau
dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh
sekat sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara
menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan.
Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat
poenderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan di
biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya turun
dan memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa saja yang
memerlukannya.

3. Peran Akademik

Sesibuk apapun mahasiswa, turun kejalan, turun ke rakyat dengan


aksi sosialnya, sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai
membuat mahasiswa itu lupa bahwa adalah insan akademik. Mahasiswa
dengan segala aktivitasnya harus tetap menjaga kuliahnya. Setiap orang
tua pasti ingin anaknya selesai kuliah dan menjadi orang yang berhasil.
Maka sebagai seorang anak berusahalah semaksimal mungkin untuk dapat
mewujudkan keinginan itu, untuk mengukir masa depan yang cerah dan
membahagiakan orang tua.
4. Peran politik
Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini
mahasiswa berfungsi sebagai presseur group ( group penekan ) bagi
pemerintah yang zalim. Oleh karena itu pemerintah yang zalim merancang
sedemikian rupa agar mahasiswa tidak mengambil peran yang satu ini.
Pada masa ordebaru di mana daya kritis rakyat itu di pasung, siapa yang
berbeda pemikiran dengan pemerintah langsung di cap sebagai makar dan
kejahatan terhadap negara. Mahasiswa adalah kaum terpelajar dinamis
yang penuh dengan kreativitas. Mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari rakyat. Sekarang mari kita pertanyakan pada diri kita yang
memegang label Mahasiswa, sudah seberapa jauh kita mengambil peran
dalam diri kita dan lingkungan.
Oleh karena itu Mahasiswa harus tetap menjaga idealismenya
sebagai agen kontrol sosial (agent of social control) dan agen perubahan
sosial (agent of social change). Sejak era pra kemerdekaan sampai era
reformasi, mahasiswa mampu mengambil peran strategis bagi perubahan
sosial, politik dan ekonomi.
2.3 Tanggung Jawab Sosial Mahasiswa
Secara garis besar mahasiswa mempunyai tiga tanggung jawab sosial
di bawah ini:

1. Mahasiswa bertanggungjawab sebagai pelaku bagian dari masyarakat.


Pengertiannya adalah mahasiswa harus langsung terjun ke masyarakat
untuk mengetahui realitas permasalahan dan kebutuhan masyarakat,
kemudian bersama dengan masyarakat mencoba untuk menyelesaikan dan
memenuhinya.
2. Mahasiwa bertanggungjawab sebagai perantara
Asumsinya adalah mahasiswa menjadi perantara masyarakat yang miskin
akses dan informasi dengan cara mengases program pemerintah serta
mensosialisasikan program-program pemerintah dan juga segaligus
sebagai pengontrol segala bentuk kebijakan dan jika terjadi penyimpangan
yang dilakuakan pelaku pembuat kebijakan.
3. Mahasiswa bertanggungjawab sebagai agen of change
Kenapa dikatakan Pemuda/Mahasiswa Sebagai Agent Of Change
karena

Pemuda/Mahasiswa

dapat

berfungsi

sebagai

bagian

dari

masyarakat yang mampu mendorong, memotivasi, dan mempelopori


terjadinya pembaharuan.
Selain

itu,

Pemuda/Mahasiswa

juga

sebagai

bagian

dari

Masyarakat yang dinilai memiliki intelektual dan memiliki pengetahuan


yang lebih dibandingkan dengan Masyarakat pada umumnya karena
lingkungan yang berbeda.
Sedangkan agent dapat diterjemahkan sebagai perantara atau
perwakilan dari suatu Institusi/Lembaga. Sebagai Agent Of Change dapat
dikatakan pula sebagai aktor perantara atau perwakilan dari proses
perubahan

pada

Masayarakat

kearah

yang

lebih

baik

Saat ini sebagian besar Mahasiswa hanya bergerak pada peran provokator
saja, yang cenderung sudah tidak terlalu membuat perubahan yang berarti.
Banyaknya aksi yang dipelopori oleh mahasiswa ternyata tidaklah

membawa sebuah perubahan signifikan, bahkan terkesan arogan dan tidak


menyentuh pada aspek yang lebih substansi.
Apa yang salah dengan hal tersebut. Tanggung jawab mahasiswa
sebagai obat bagi masyarakat pun terlaksana hanya ketika ada program
dari rektorat seperti Kuliah Kerja Mahasiswa, sisanya adalah kesibukan
mahasiswa

sendiri

Mahasiswa

sebagai

tanpa
perantara

sebuah

tujuan

yang

program

pemerintah

juga

berarti.
wajib

dipertanyakan. Selain dari kebijakan pemerintah yang tidak mendukung


hal tersebut, ini juga disebabkan dari nilai tawar mahasiswa sendiri yang
tidak pernah naik dalam segi kebutuhan pemerintah, sehingga wajar kita
akan menjadi seperti mati di lumbung sendiri.
Menurut Jusuf A Feisal adalah bahwa mahasiswa dalam konteks
tanggung jawab ini minimal harus mampu menuntut danmembantu mahasiswa
dalam usaha memenuhi hal-hal: a) pengembangan pemikiran dan penalaran
mahasiswa (structured ideas and reasoning ); b) minat dan kegemaran
mahasiswa (student interest); dan c) kesejahteraan mahasiswa (student
walfar).
Karena memang ketiga hal ini seharusnya menjadi fokus utama
mahasiswa sebagai penunjang setiap aktifitas yang dilakukan, baik itu dalam
proses pemenuhan tugas ataupun tanggung jawabnya.Untuk itu, sejatinya
mahasiswa harus menjadi insan-insan yang visioner yaitu manusia yang
berwawasan ke depan, yang berani bermimpi untuk membentangkan cita-cita
yang luhur sejalan dengan semangat keilmuan yangditerimanya di kampus.
Bagi

orang

yang

visioner

mimpi

menjadi

energi

dahsyatuntuk

menggerakkannya menjadi kondisi luar biasa yang sesuai denganmimpinya.


Sebab itu, visioner juga artinya tidak bergantung kepada orang lain,yaitu
mandiri dalam berpikir dan mandiri dalam bertindak, itu semua dibentuk
didalam kampus dan tentu saja berakhlak luhur merupakan inti dari semua itu.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa tugas primer mahasiswa
adalah belajar secara serius dengan mentotalkan diri. Hal ini berkaitan khusus
dengan entitas mahasiswa yang merupakan calon-calon ilmuan, yaitu orangorang yang bekerja dengan ilmu. Sedangkan tanggung jawab mahasiswa
sebagai bagian dari bangsa ini, tentu saja harus berperan aktif dalam
menyuarakan kepentingan kehidupan berbangsa, terutama lagi bagi perbaikan
kehidupan sosial kemasyarakatan.
3.2 Saran
Mahasiswa merupakan sebuah miniatur masyarakat intelektual yang
memilki corak keberagaman pemikiran, gagasan dan ide-ide yang penuh
dengan kreatifitas dalam rangka mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi
Yakni; Pendidikan dan pengajaran, Penelitian, Pengabdian pada masyarakat.
Kita sebagai mahasiswa yang merupakan salah satu agent of change harus
ikut berperan aktif dalam membantu pemerintah mewujudkan tujuan negara
Indonesia.

pemuda

memiliki

keyakinan

akan

pengabdian

kemanusiaan sebagai persaksian sejarah. Pemuda memiliki


ruh dan jiwa yang satu dalam tubuh mereka menjadi titik
tekan tradisi peran yang searah dengan negara. Pemuda
adalah penyandang predikat pembangun, karena pemuda
tidak hanya berada dalam kapasitas memperkuat wawasan
intelektual. Akan tetapi juga berperan sebagai pemasok
infrastruktur perubahan masyarakat dalam agenda-agenda
strategisnya.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Emi. 2014. Makalah Peran Mahasiswa dalam Bela Negara.
Yogyakata: Universitas Mercu Buana
Hidayat, Ziaulhaq. 2011. Tugas dan Tanggungjawab Mahasiswa. Kampus
IAIN SU.
Jusuf, A Feisal. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani
Press. h.224.
Kundhori, Moh Ihsan. 2010. Mahasiswa dan Tanggungjawab Sosial.
Ponorogo: STAIN Ponorogo.
M, Hanis Ribut. 2012. Mahasiswa dan Tanggungjawab Sosial. Kediri.

Вам также может понравиться