Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Penyusun
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN......................................................................................................................................... 1
A. Deskripsi .............................................................................................................................................. 1
B. Prasyarat .............................................................................................................................................. 1
C. Petunjuk Penggunaan .................................................................................................................... 2
D. Tujuan Akhir ...................................................................................................................................... 3
E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ............................................................................... 3
F. Cek Kemampuan Awal .................................................................................................................. 5
3. Refleksi .......................................................................................................................................122
4. Tugas ...........................................................................................................................................122
5. Tes Formatif .............................................................................................................................123
C. Penilaian .........................................................................................................................................124
1. Sikap ............................................................................................................................................124
2. Pengetahuan ............................................................................................................................127
3. Keterampilan ...........................................................................................................................127
Kegiatan Pembelajaran 4
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
vi
vii
GLOSARIUM
Breeding
: Pembibitan.
Breeder
Periode grower
: Periode pertumbuhan
Periode layer
Hatchery
: Penetasan
Brooder
: Induk buatan
Egg tray
Fixed cost
: Biaya tetap
Variable cost
Ayam Buras
Kandang batere
Sanitasi
Desinfektan
Antiseptik
Fumigasi
Litter
Debeaker
Feeder tray
Hanging feeder
Nest box
Ad-libitum
: Tidak terbatas
Restricted feed
ix
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Buku teks bahan ajar Agribisnis Pembibitan Ternak Unggas 1 untuk siswa kelas
XI semester 3 ini membahas tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam
usaha agribisnis pembibitan ternak unggas 1, khususnya pada perencanaan usaha,
persiapan kandang, pemilihan bibit, tatalaksana pemeliharaan pembibitan ternak
unggas.
Buku teks bahan ajar ini berkaitan dengan buku teks bahan ajar lain yang terdapat
dalam paket keahlian Agribisnis Ternak Unggas. Buku teks bahan ajar satu dengan
yang lain saling mendukung. Dengan mempelajari buku teks bahan ajar Agribisnis
Pembibitan Ternak Unggas 1 ini, diharapkan Siswa dapat
1. Membuat Perencanaan usaha agribisnis pembibitan ternak unggas, 4 x 5 (20
jam)
2. Mempersiapkan kandang dan peralatan dalam agribisnis pembibitan unggas, 4
x 5 (20 jam)
3. Melakukan pemilihan bibit unggas, 5 x 5 (25 jam)
4. Melakukan tatalaksana pemeliharaan pembibitan (induk dan pejantan) ternak
unggas 7 x 5 (35 Jam) sehingga akan mendapatkan hasil yang baik sesuai
dengan yang diharapkan.
B. Prasyarat
Untuk mempelajari buku teks bahan ajar Agribisnis Pembibitan Ternak Unggas 1
ini, Siswa harus sudah memahami kompetensi pada Dasar Program Keahlian mata
pelajaran :
1. Dasar-dasar Pemeliharaan Ternak
2. Dasar-dasar Pakan Ternak
1
13. Mendiskusikan dengan rekan sekelompok terhadap hasil yang diamati atau
diperoleh selama aktivitas belajar.
14. Melakukan evaluasi akhir yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari buku teks bahan ajar Agribisnis Pembibitan Ternak Unggas 1
ini, Siswa dapat melakukan usaha Agribisnis Pembibitan Ternak Unggas yang
meliputi :
1. Membuat Perencanaan usaha agribisnis pembibitan ternak unggas
2. Mempersiapkan kandang dan peralatan dalam agribisnis pembibitan ternak
unggas
3. Melakukan pemilihan bibit unggas
4. Melakukan tatalaksana pemeliharaan pembibitan (induk dan pejantan) ternak
unggas
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI INTI
sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KOMPETENSI DASAR
2.2 Menghayati pentingnya kerjasama
sebagai hasil pembelajaran agribisnis
pembibitan ternak unggas.
2.3 Menghayati pentingnya kepedulian
terhadap kebersihan lingkungan
kandang/laboratorium/gudang pakan/
peralatan sebagai hasil dari
pembelajaran agribisnis pembibitan
ternak unggas.
2.4 Menghayati pentingnya bersikap
jujurdan disiplin sebagai hasil dari
pembelajaran agribisnis pembibitan
ternak unggas
Item Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jawaban
Ya
Tidak
No.
Item Pertanyaan
Jawaban
Ya
Tidak
No.
Item Pertanyaan
Jawaban
Ya
Tidak
Apabila ada salah satu pertanyaan yang Anda jawab tidak, maka Anda harus
mempelajari buku teks bahan ajar Agribisnis Pembibitan Ternak Unggas 1 ini.
II. PEMBELAJARAN
A. Deskripsi
Membuat perencanaan usaha agribisnis pembibitan ternak unggas
meliputi;
B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, siswa mampu membuat perencanaan usaha
agribisnis pembibitan ternak unggas
2. Uraian Materi
Membuat Perencanaan Usaha Agribisnis Pembibitan Ternak Unggas
Sebagai manusia, pelaku usaha harus senantiasa ingat atas kekuasaan Tuhan
YME. Manusia sebatas hanya dapat merencanakan yang disertai dengan usaha
dan doa, namun hasilnya sepenuhnya kita serahkan kepada Tuhan YME yang
mengusai alam semesta ini. Demikian halnya dengan penyusunan perencanaan
usaha ini, dengan berharap kegiatan usaha ini dapat berjalan dengan lancar,
dengan produksi telur tetas secara optimal, dan dapat bermanfaat bagi
masyarakat, dan keuntungan yang optimal sehingga dapat bermanfaat baik
bagi pemilik maupun pegawainya. Kegiatan usaha yang kita rencanakan
dengan baik sudah mengarah pada keberhasilan, namun sepenuhnya menjadi
keputusan Tuhan YME. Manusia merencanakan, berusaha dan berdoa, tetapi
Tuhan yang menentukan.
Perencanaan pada dasarnya merupakan kerangka berpikir tentang apa yang
hendak dicapai, bagaimana cara mencapainya dan apa serta berapa sarana
yang diperlukan. Atau dapat dikatakan bahwa perencanaan merupakan proses
pengambilan keputusan tentang alternatif kegiatan yang akan dipergunakan
dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Setelah menentukan usaha yang hendak dikembangkan, yaitu berupa usaha
pembibitan
(breeding)
unggas,
pengusaha
(breeder)
perlu
membuat
penggemukan
suatu
jenis
ternak
termasuk
mengumpulkan,
Komoditas unggas khususnya ayam ras mempunyai prospek pasar yang sangat
baik karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima
oleh masyarakat Indonesia, harga relatif murah dengan akses yang mudah
diperoleh.
Pembibitan ayam ras saat ini sudah berkembang pesat dengan didukung
kemajuan teknologi di bidang perunggasan, sehingga pembibitan ayam ras di
Indonesia telah memberikan konstribusi nyata pada pembangunan pertanian,
khususnya dalam penyediaan protein hewani untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri dan peluang ekspor.
Produk ayam dan itik lokal merupakan salah satu prioritas sumber pasokan
daging yang dapat diandalkan setelah upaya pencapaian swasembada daging
sapi tahun 2014. Di sisi lain, perkembangan permintaan daging ayam dan itik
lokal diperkitakan akan terus meningkat seiring dengan upaya pemenuhan
kebutuhan daging bagi masyarakat.
Sudah saatnya perlu untuk dikembangkan usaha pembibitan ayam dan itik
lokal secara serius untuk menjamin kecukupan produksi bibit day old chick
(DOC) dan day old duck (DOD) sesuai dengan permintaan pelaku usaha. Saat ini,
sangat sedikit atau hampir tidak ada perusahaan swasta yang bergerak di
bidang pembibitan ayam dan itik lokal secara komersial. Jika ada, skala usaha
masih relatif kecil, sehingga jumlah DOC dan DOD yang dihasilkan belum
mampu memenuhi permintaan pasar.
Hal yang sama juga terjadi pada kelompok-kelompok peternak unggas lokal
yang mengusahakan pembibitan, namun masih sangat beragam kualitas bibit
yang dihasilkan dan distribusi pasar yang masih bersifat lokal maupun
regional.
Asosiasi breeder pengusaha breeding (pembibitan unggas), produksi DOC
(ayam umur sehari) adalah GPPU (Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas).
11
Pembibitan DOC ayam kampung nampaknya lebih memiliki peluang usaha bagi
kelompok usaha kecil dan menengah, permintaan daging ayam kampung dan
telurnya juga cukup besar, tetapi ketersediaan bibit ayam kampung dirasa
masih kurang.
Dengan perencanaan usaha yang baik, perusahaan pembibitan unggas dapat
menyediakan bibit unggas sesuai dengan permintaan pasar. Selain itu, dapat
diperhitungkan lebih dini berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan usaha pembibitan unggas.
Setiap perusahaan pembibitan yang akan didirikan harus mengikuti semua
petunjuk yang terdapat dalam Pedoman Pembibitan Ayam Ras yang Baik.
Pedoman ini bersifat dinamis dan akan disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Indonesia memiliki banyak jenis itik yang berpotensi untuk dikembangkan,
dimana sebagian besar populasinya berada di perdesaan dan sudah menyatu
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Salah satu itik yang paling banyak
dipelihara adalah itik lokal, dengan produksi yang dihasilkan berupa daging
dan telur. Adapun sumbangan daging itik sebesar 1,82 %, dan sumbangan telur
itik sebesar 18,33 % terhadap produksi daging dan telur unggas nasional
(Statistik Ditjennak, 2010).
Pembibitan itik (DOD) yang dilakukan secara intensif tidaklah sebanyak
pembibitan ayam (DOC), yang ada hanya penetasan telur yang diperoleh dari
berbagai peternak yang kemudian ditetaskan oleh peternak kecil menengah
(rumahan). Indukannya pun bukan berasal dari hasil seleksi. Tak heran jika
saatini sulit menemukan bibit itik unggul dalam jumlah besar dan umurnya
seragam.
Pengembangan usaha pembibitan itik di Indonesia cukup terbuka, baik untuk
pasar dalam negeri maupun ekspor, apalagi itik merupakan jenis unggas yang
12
tidak
asing
bagi
masyarakat
kita.
Indonesia
sendiri
mempunyai
permintaan
pasar.
Pengembangan
itik
membutuhkan
13
berlanjut agar dapat memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam upaya
meningkatkan konsumsi protein hewani masyarakat.
Daerah Mojokerto Jawa Timur dikenal ras itik unggulan yaitu itik Mojosari. Itik
jenis ini dikenal memiliki produksi telur yang lebih tinggi dibandingkan itik
Tegal. Karena itulah peluang usaha ternak itik Mojosari berpotensi untuk
dikembangkan sebagai usaha ternak itik komersial, baik pada lingkungan
tradisional maupun intensif. Satu hal yang menjadi masalah usaha ternak itik
adalah rendahnya produktivitas karena kurangnya ketersediaan bibit itik yang
baik kualitas genetiknya. Itik yang ada saat ini beragam kualitas maupun
asalnya.
Peternakan puyuh secara umum di Indonesia masih berskala kecil sehingga
perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan karena
adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat, disertai dengan
ketertarikan terhadap telur puyuh yang lebih murah dan tinggi protein dan
semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Kebutuhan telur puyuh selama
ini belum mencukupi permintaan pasar, baik dalam bentuk telur segar, telur
olahan dan telur tetas.
Potensi puyuh sangat bagus untuk dikembangkan. Puyuh pada umur 41 hari
sudah mulai bertelur, dibandingkan dengan ayam ras yang membutuhkan
waktu 6 bulan untuk mulai bertelur. Harga telur puyuh per kilogram rata-rata
lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam ras. Produksi telur puyuh per
tahun mencapai 300 butir per ekor, dibandingkan ayam kampung yang hanya
150 butir per ekor per tahun. Berat telur puyuh rata-rata 10 gr per butir.
a. Penentuan Skala Usaha
Sesuai tujuan, usaha pembibitan unggas harus menentukan besarnya skala
usaha. Skala usaha sangat berkaitan dengan permintaan pasar. Usaha
pembibitan unggas memproduksi anak unggas. Produk ini bukan
14
Jenis
Kebutuhan
Ketersediaan
Kekurangan
2008
DOD
44.000.000
20.000.000
24.000.000
2009
DOD
34.300.000
27.000.000
7.300.000
2010
DOD
31.900.000
31.000.000
900.000
2011
2012
2013
2014
Sumber: Road Map Perbibitan Ternak, Direktorat Jendral Peternakan Departemen
Pertanian, 2008.
16
pada
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
rupa
sehingga
mudah
dalam
pemeliharaan,
21
22
Uraian
Output
Biaya Investasi :
a. Kandang Luas 10 m2
b. Peralatan
Total biaya investasi
10.000.000,1.000.000,11.000.000,-
Biaya Operasional
a. Ayam 100 ekor @ Rp. 50.000,-
5.000.000,-
1.000.000,-
9.240.000,-
110.000,-
110.000,-
Jumlah (Rp)
66.000,-
1.000.000,500.000,-
Input
1.125.000,-
4.850.000,-
1.000.000,-
13.500.000,-
24
Total Output
17.026.000,-
Total Input
19.475.000,-
Laba/Rugi
2.449.000,-
25
Uraian
Output
Biaya Investasi :
a. Kandang Luas 6 m2
b. Peralatan
Total biaya investasi
1.000.000,120.000,1.120.000,-
Biaya Operasional
a. Puyuh betina 300 ekor @ Rp. 2.000,-
600.000,-
150.000,-
1.202.800,-
10.098.000,-
Jumlah (Rp)
390.000,3.960.000,390.000,-
Input
200.000,60.000,1.440.000,-
26
1.450.000,-
150.000,-
Total Output
17.050.000,-
Total Input
22.480.000,-
Laba/Rugi
5.430.000,-
19.440.000,-
c. Analisa usaha
Jenis analisa usaha meliputi : Break Even Point (BEP), Profit Margin (PM);
Earning Before Interes and Tax (EBIT) dan Return On Invesment (ROI).
Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut :
Break Even Point (BEP) adalah Total Biaya tetap : harga/unit biaya
variabel/unit
Profit Margin (PM) adalah Laba Operasi : Total penjualan x 100 %
Earning Before Interes and Tax (EBIT) adalah Jumlah Laba Bersih sebelum
pajak dan bunga bank.
Return On Investment (ROI) adalah Laba bersih : rata-rata modal x 100%
27
Kegiatan-2
MENANYA:
Setelah melakukan pengamatan, peserta didik diarahkan untuk menanya
segala sesuatu yang berhubungan dengan uraian di atas dan tuangkan
pertanyaan secara tertulis.
a.
sederhananya.
Kegiatan-3
MENCOBA:
Setelah melakukan pengamatan dan menanya, peserta didik mencoba,
a. Pada usaha pembibitan unggas yang akan dilakukan, tentukan
28
Kegiatan-4
MENGANALISA/MENGASOSIASIKAN:
Setelah melakukan pengamatan, menanya dan mencoba, peserta didik
menganalisa atau mengasosiasikan.Tuangkan secara tertulis.
a. Bagaimana analisa anda sebagai peserta didik hubungannya dengan
yang telah diamati, tanya dan coba tentang : Usaha pembibitan unggas
(Ayam ras petelur, Ayam kampung petelur, Puyuh Petelur atau Itik
petelur).
b. Usaha pembibitan unggas komoditas apa yang paling menguntungkan?
Kegiatan -5
MENGKOMUNIKASIKAN:
Setelah melakukan pengamatan, menanya, mencoba, dan menganalisa
atau mengasosiasikan peserta didik mengkomunikasikannya.
1. Mengkomunikasikan
hasil
kerja
kelompok
melalui
presentasi
3. Refleksi
Setelah Anda mempelajari materi perencanaan pembibitan ternak unggas yang
meliputi penentuan skala usaha, penentuan kebutuhan sarana prasarana,
penentuan biaya, pendapatan, keuntungan, dan analisa usaha, harap jawab
pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut :
29
a. Hal-hal apa saja yang dapat Anda lakukan terkait dengan materi
perencanaan usaha pembibitan ternak unggas?
b. Adakah hal baru yang Anda peroleh dari materi perencanaan usaha
pembibitan ternak unggas ?
c. Manfaat apa saja yang Anda peroleh dari materi perencanaan usaha
pembibitan ternak unggas?
d. Aspek menarik apa saja yang Anda temukan dalam materi perencanaan
usaha pembitan ternak unggas?
e. Adakah kaitannya antara materi perencanaan usaha pembibitan ternak
unggas dengan materi pelajaran lainnya?
4. Tugas
Setelah
Anda
mengamati,
menanya,
mencoba,
menganalisa
dan
dengan
baik, maka
untuk
meningkatkan
30
5. Tes Formatif
Kerjakan soal dibawah ini dengan baik.
a. Mengapa sebelum melakukan suatu usaha seharusnya disusun terlebih
dahulu tentang perencanaan usaha yang akan dilakukan?
b. Mengapa perencanaan usaha perlu disusun secara tertulis?
c. Mengapa usaha pembibitan unggas harus menentukan besarnya skala
usaha ?
d. Pada usaha pembibitan unggas skala usaha kecil pada umumnya dianggap
sebagai peternakan rakyat sehingga apabila kita mau mendirikan
peternakan rakyat, tidak perlu meminta ijin sebagai suatu perusahaan.
Mengapa ?
e. Pada usaha pembibitan unggas, perencanaan sarana prasarana dianggap
penting. Mengapa ?
31
C. Penilaian
Pada buku teks siswa ini, ada 3 (tiga) macam evaluasi yaitu evaluasi sikap,
pengetahuan dan ketrampilan.
1. Sikap
Setelah membaca pernyataan yang ada pada kolom secara teliti, penilaian sikap
ini dilakukan dengan cara : memberi tanda ceklis () sesuai dengan kondisi dan
keadaan keseharian.
a. Sikap spiritual.
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta
didik.Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik.
No
Aspek Pengamatan
Skor
1
Jumlah
32
Keterangan:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dankadangkadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
b. Sikap Jujur
Lembar penilaian
Petunjuk :
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
No
Aspek Pengamatan
Skor
1
Jumlah
33
Keterangan:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dankadangkadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
c. Sikap Disiplin
Lembar penilaian
Petunjuk :
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
No
Aspek Pengamatan
Skor
1
Jumlah
Keterangan:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dankadangkadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
34
2. Pengetahuan
a. Mengapa pada usaha pembibitan unggas perlu dilakukan perencanaan
usaha ?
b. Mengapa skala usaha perlu ditentukan ?
c. Mengapa penentuan sarana prasarana dilakukan pada usaha pembibitan
unggas ?
d. Jelaskan faktor-faktor yang menentukan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan dalam usaha pembibitan unggas!
e. Jelaskan apa yang disebut biaya tetap? Beri contoh !
f. Jelaskan apa yang disebut biaya variabel ? Beri contoh !
g. Jelaskan apa yang disebut :
1) Break Even Point (BEP),
2) Profit Margin (PM);
3) Earning Before Interes and Tax (EBIT) dan
4) Return On Invesment (ROI)
3. Keterampilan
Buatlah perencanaan usaha pembibitan puyuh dengan skala usaha 1.000 ekor.
Lembar evaluasi
No
Kriteria
Skor (%)
20
30
nilai
35
No
Kriteria
Skor (%)
30
Menganalisa Usaha
a. Break Even Point (BEP),
b. Profit Margin (PM);
c. Earning Before Interes and Tax (EBIT) dan
d. Return On Invesment (ROI)
e. . . .
20
Jumlah
nilai
100
36
A. Deskripsi
Mempersiapkan kandang dan peralatan dalam agribisnis pembibitan unggas
meliputi;
Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 2
Pertemuan ke 3
Pertemuan ke 4
Menyiapkan litter
37
B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, siswa mampu Mempersiapkan kandang dan
peralatan dalam agribisnis pembibitan unggas meliputi; Jenis bahan sanitasi
dan cara penggunaannya, Jenis-jenis peralatan kandang, Standar kebutuhan
kandang dan peralatan kandang, Pengaruh bahan sanitasi kandang terhadap
kesehatan ternak, Kelebihan dan kekurangan setiap jenis bahan sanitasi,
Kriteria pemilihan/penentuan bahan sanitasi, Perhitungan dosis bahan
sanitasi, Prosedur sanitasi kandang, Sanitasi kandang dan peralatan unggas
petelur, Perhitungan kebutuhan brooding (indukan), kandang dan peralatan,
Merangkai brooding dan Mengoperasikan brooding.
Kegiatan-1
MENGAMATI:
a. Mengamati
persiapan kandang
2. Uraian Materi
Mempersiapkan Kandang dan Peralatan dalam Agribisnis Pembibitan
Unggas
Tuahn YME telah menciptakan alam semesta beserta isinya dengan tujuan agar
manusia dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan
umat manusia dan makluk lainnya. Namun manusia hanya berusaha, semuanya
kembali pada kuasa Tuhan YME. Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal
38
Tempat sekitar kandang juga harus bersih dari sampah yang dibuang
sembarangan. Sampah yang menumpuk, berserakan dan membusuk akan
mengundang hewan liar, lalat dan serangga yang dikhawatirkan akan
menularkan penyakit tertentu pada ternak. Oleh sebab itu harus tersedia
tempat pembuangan sampah, tidak terbuka dan tidak mudah dijangkau oleh
hewan-hewan liar.
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan di kandang harus selalu dalam
keadaan bersih. Peralatan dan perlengkapan yang kotor mengundang hewanhewan liar masuk kedalam kandang yang dapat menularkan penyakit pada
ternak. Kebersihan peralatan dan perlengkapan kandang harus dikontrol
sesering mungkin.
Pengontrolan peralatan dan perlengkapan seperti tempat pakan, tempat
minum dan kotoran ternak dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian
pakan.
Penataan letak bangunan kandang dan bukan kandang di dalam lokasi
pembibitan unggas memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Bangunan kantor dan mess karyawan harus terpisah dari bangunan
perkandangan;
b. Tata letak antar bangunan menjamin tidak terjadi pencemaran yang berasal
dari burung puyuh yang lebih tua kepada burung puyuh yang lebih muda;
c. Kandang membujur dari timur ke barat dan cukup sinar matahari;
d. jarak antar bangunan kandang minimal satu kali lebar kandang yang diukur
dari tepi atap kandang;
e. Jarak antara kandang, kandang isolasi, bangunan penetasan (hatchery) dan
bangunan lainnya minimal 10 meter.
Usaha peternakan unggas bertujuan memperoleh keuntungan, sehingga
kandang sebagai tempat hidup unggas selain nyaman juga harus sehat atau
40
bebas dari mikro organisme penyebab penyakit. Hal ini penting mengingat
hanya ternak unggas yang sehat yang dapat memberikan produksi yang
optimal.Salah
satunya
adalah
melakukan
sanitasi
(pembersihan
dan
41
Jamur atau cendawan dapat tumbuh pada kebersihan kandang yang kurang
terjaga, juga pada kelembaban kandang yang tinggi. Jamur atau cendawan juga
mudah tumbuh pada bahan pakan yang disimpan pada tempat yang lembab.
Jamur yang tercampur dalam bahan pakan tersebut menyebabkan penurunan
laju pertambahan berat badan ayam.
Berdasarkan
pada
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
malam
hari
40-60
watt
(hal
ini
berlaku
untuk
cuaca
44
ltik yang sakit ditempalkan di kandang isolasi, alat yang dipakai untuk
membersihkan kandang isolasi tidak boleh digunakan pada kandang lain;
45
Dosis
(cc/liter)
Aviodine
Glotanol
Flumequine/Colistine
Glutaraldehyde
1,5
5
Lysol
Prima Cuats
Aviodine
Phenol
Benzalkonium Klorida
Flumequine/Colistine
1,5
2
3
Glotanol
Lysol
Prima Cuats
Glutaraldehyde
Phenol
Benzalkonium Klorida
10
3
4
Lysol
Formalin
Glutanol
Phenol
Formaldehyde
Glutaraldehyde
5
10
10
Celup Kaki
Aviodine
Lysol
Flumequine/Colistine
Phenol
30
25
Aviodine
Prima Cuats
Flumequine/Colistine
Benzalkonium Klorida
10
13
Jenis Sanitasi
Shower
Sanchine (Spray)
Spray Lingkungan
Spray Luar Kandang
Nama Obat
Sumber : PT Silga Perkasa, 2010 dalam Manajemen Pemeliharaan Dan Perkandangan Ayam
Bibit Pedaging, 2010
46
Jenis Desinfektan
Lokasi Penggunaan
Cara Penggunaan
1.
Sabun
2.
3.
Antisep dan
Saniquard
47
4.
Kalium Permanganat
dan Formalin
Bagian dalam
kandang
Fumigasi
5.
Kapur
6.
Teer
Dioleskan
Bahan 1
Bahan 2
Formalin (cc)
KMnO4 (g)
Paraformaldehid
Powder (g)
1 kali
40
20
10
2 kali
80
40
20
3 kali
120
60
30
48
Dosis
Waktu
Telur Tetas
3 kali
20 menit
2 kali
30 menit
1 kali
3 menit
Ruang Penetasan
3 kali
Keterangan
30 menit
Agar asap formaldehid hilang dengan cepat, dapat dipercikkan larutan 2629% ammonium hidroksida (NH4OH) sebanyak dosis formalin atau buka
lubang ventilasi segera dan selebar mungkin.
b. Jenis-jenis Peralatan Kandang
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 40/Permentan/
Ot.140/7/2011. Tanggal : 15 Juli 2011. Tentang pedoman pembibitan ayam
ras yang baik, jenis peralatan kandang, terdiri atas:
1) pemanas buatan (brooder, heater);
2) tempat pakan (chick feed tray, hanging feeder, chain feeding system, pan
feeding system);
3) tempat minum (gallon drinker, PVC drinker, nipple drinker);
4) tempat bertelur (nest box);
5) alat timbang;
6) alat pengaturan cahaya (time switch);
7) alat fumigasi telur;
8) alat pembawa telur (baki telur/egg tray);
49
pada
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
buatan
(indukan/brooder)
yang
berfungsi
untuk
Gambar 2. Tempat Pakan (chick feed tray, hanging feeder, chain feeding
system, pan feeding system)
52
Tempat air minum yang digunakan pada periode starter yaitu tempat
air minum gallon. Tempat air minum gallon digunakan dari umur anak
ayam 1 hari dan pada umur 10 hari sudah mulai digunakan tempat air
minum otomatis (automatic bell drinker). Tempat air minum automatic
bell drinker ini digunakan pada saat pemberian air tanpa penggunaan
obat. Kebutuhan tempat air minum gallon yaitu 70 ekor anak
ayam/gallon. Tempat air minum yang digunakan untuk periode grower
dan layer yaitu tempat air minum automatic bell drinker. Tempat air
minum gallon dan automatic bell drinker dapat dilihat pada Gambar 3.
2) Sangkar
Digunakan untuk tempat ayam betina bertelur. Sangkar ini harus mudah
dipindahkan, redup, sirkulasi udara baik dan nyaman untuk ayam.
Sangkar dilapisi dengan litter (sekam) agar telur tidak retak dan ayam
akan merasa lebih nyaman. Sangkar ini terbuat dari bahan seng
sehingga mudah dibersihkan dan tahan lama.
Sangkar dibuat berkelompok dengan satu unit sangkar berukuran
panjang 180 cm dan lebar 70 cm dan terdiri dari 24 buah sangkar kecil.
Sangkar-sangkar kecil ini berukuran 35 cm x 30 cm dan dapat diisi oleh
3-5 ekor ayam betina. Contoh sangkar dapat dilihat pada Gambar 4.
54
telur
berfungsi
untuk
menampung
telur
pada
saat
55
6) Alat sanitasi
Alat sanitasi yang digunakan berupa bak celup kaki, jet cleaner,
handsprayer.Alat-alat ini digunakan untuk desinfeksi di dalam dan di
luar kandang.
56
pertolongan
sebelum
tim
khusus
pertama
datang
memadamkan api.
Gambar 9. Alat Pemadam Kebakaran
8) Ventilator
Merupakanalat yang digunakan untuk mengatur aliran udara di dalam
ruangan atau kandang sehingga suhu akan terkontrol.
57
9) Termometer
Digunakanuntuk
mengukur
karyawan
10)Cahaya lampu
59
vaksinasi
dan
gunting
digunakan
apabila
diperlukan
pembedahan.
60
14)Alat Transportasi
Dapatberupa truk atau yang
lain. Alat ini digunakan untuk
mengangkut antara lain pakan,
telur, DOC atau ayam dewasa.
62
ke
kandang
bertelur
pisahkan
hingga
potong
Gambar 18.
Kebutuhan Luasan Per Ekor
Anak Ayam, 1 feet2/ekor atau
1m2 = 10.8 ekor.
minggu
63
1) Pemanas
a) Pemanas, 500 ekor anak ayam per brooder.
b) Dinyalakan 24 jam sebelum anak ayam datang, suhu dilantai 80-90
oF
(29-32 oC).
setiap hari. Dibutuhkan sanitasi air dengan baik dan suplai air
sebaiknya dikontrol kemurniannya untuk mengontrol organisme
penyebab penyakit, alga dan jamur di air.
4) Kandang itik
Kandang itik sebaiknya :
a) Lokasi usaha peternakan itik berjarak sekurang-kurangnya 250 m
dari pemukiman penduduk.
b) suhu optimal kandang 26-30 C dengan kelembaban maksimum
90%;
c) memiliki ventilasi untuk masuk dan keluarnya udara.
d) kandang anak itik, dan kandang pembesaran hendaknya terpisah
satu sama lain;
e) jarak antara tiap kandang minimal 1 kali lebar kandang dihitung dari
tepi kandang;
f) jarak terdekat antara kandang dengan bangunan lain minimal 25 m;
g) letak lebar kandang membujur dari timur ke barat untuk
mendapatkan sinar matahari.
Kandang Anak Itik (umur 1 hari s/d 4 minggu),kandang dapat dipilih
dengan sistim litter atau berlantai Kawat / Kandang Box. Kandang box
dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 100 cm dan tinggi 50 cm dengan
ketinggian dari lantai 25 cm didalamnya dilengkapi dengan lampu 40
60 watt, tempat pakan dan minum dengan kepadatan 20 s/d 40 ekor /
m2. selain dikandangkan didalam box, anak Itik bisa juga dikandang
postal yang dilengkapi dengan pemanas atau induk buatan (Brooder).
Kandang Itik Dara (umur 1 bulan s/d 5 bulan), Kandang Itik dara dapat
dibuat sistim Litter atau sistim Kisi / Kawat, semua dinding dibuat
setengah terbuka, didalam kandang harus dilengkapi dengan tempat
pakan dan minum dan yang paling penting harus diperhatikan daya
tampungnya, dimana untuk Itik dara luas kandang yang diperlukan
yaitu setiap 1 m2 dapat diisi sebanyak 8 ekor.
66
sedemikian
rupa
sehingga
mudah
dikeringkan
untuk
Umur (minggu)
1.
0-1
100
2.
1-3
80
3.
3-6
50
4.
>6
50
67
merupakan
usaha
pencegahan
penyakit
dengan
mengurangi
bau. Kondisi
lembab akan
mudah
69
Daya kerja desinfektan juga akan dipengaruhi oleh tingkat keasaman air
yang digunakan untuk melarutkan desinfektan. Desinfektan golongan
iodine dan kaporit akan bekerja optimal di suasana asam-netral (pH 4-7)
dan golongan quats dan glutaraldehyde akan berfungsi optimal saat
dilarutkan dalam air dengan pH basa - netral. Agar semua jenis desinfektan
dapat bekerja dengan optimal maka air yang digunakan untuk melarutkan
sebaiknya dengan pH netral.
1) Coustic Soda (NaOH)-soda api.
Coustic Soda (NaOH) 2% dapat digunakan untuk pengendalian
penyebaran penyakit, yang diakibatkan oleh mikroorganisme, misalnya
bakteri, virus dan parasit. Bahan ini sangat baik digunakan untuk
pembasmi virus, akan tetapi dalam penggunaanya harus hati-hati,
karena bahan ini bersifat keras. Larutan soda api ini sangat efektif untuk
membunuh virus IB dan ND.
2) Lysol
Merupakandesinfektan yang digunakan untuk mendesifeksi kandang
dan peralatan sesudah depopulasi (pengosongan kandang) yang
dilakukan setelah ayam di afkir atau terkena wabah.Lysol memiliki
kemampuan sebagai pembasmi bakteri yang lebih baik dan tidak
beracun dibanding phenol.
3) Phenol 2%
Merupakanturunan (derivat) dari phenolkresol.Phenol sangat cocok
untuk mendesinfeksi kandang dan bak tempat mencuci alas kaki.
4) Jodophor (halogen)
Merupakan desinfektan yang sangat efektif bagi semua kuman,
cendawan, virus, serta dapat digunakan sebagai sanitaizer dan
antiseptika.
70
5) Sporades
Desinfektanberspektrum luas, efektif membasmi virus, jamur, bakteri
dan spora
6) Formalin 40% (Formaldehyda)
Formalin sebagai bahan desinfeksi dapat di gunakan mendesinfeksi
lantai dan dinding kandang, mendesinfeksi alas kaki dan untuk fumigasi.
f. Kriteria pemilihan/ penentuan bahan sanitasi
Dalam memilih atau menentukan desinfektan yang akan digunakan
hendaknya memilih produk yang efektif, murah, dan tidak mempunyai efek
buruk. Target penggunaan desinfektan juga harus tepat, yaitu untuk apa
digunakan dan bagaimana pengamanannya. Ada berbagai macam
desinfektan yang umum digunakan untuk mencuci hamakan kandang dan
peralatan. Masing-masing desinfektan tersebut memiliki daya dan sifat
yang perlu kita pelajari, sehingga pemilihan atau penentuan bahan sanitasi
dilakukan dengan tepat.
Kriteria bahan desinfektan yang baik, apabila syarat - syarat dibawah ini
terpenuhi, Syarat bahan sanitasi yang baik adalah:
1) bersifat germisidal paling tinggi
2) tidak toksik baik untuk manusia atau hewan
3) efektif dengan adanya bahan organik
4) antikorosif
5) tidak menimbulkan bau yang menyengat
6) mudah didapat
7) tidak mahal.
Salah satu pendukung agar kerja desinfeksi dapat bekerja secara efektip
yaitu pemakaian dosis desinfektan yang tepat. Artinya jumlah larutan
71
bahan
sanitasi
sangat
tergantung
pada
induktri
yang
Aturan pakai
15 ml tiap 10 l air
15 ml tiap 10 l air
3 ml tiap 10 l air
8 ml tiap 1 l air
2 ml tiap 1 l air
6 ml tiap 1 l air
73
dengan
cara
menyapu,
menyiram/menyemprot,
74
Cara atau prosedur cuci dan sanitasi kandang pasca outbreak AI adalah
sebagai berikut :
Tahap I (tahap pencegahan penyebaran kontaminasi lanjut):
1) Setelah semua ayam mati atau yang di stamping out dikeluarkan dari
dalam kandang, seluruh permukaan dalam kandang disemprot dengan
desinfektan, lalu dilakukan tindakan lanjut sebagai berikut : 1) Semprot
dengan insektisida yang berspektrum luas (misalnya kelompok
biochlormetyl) seluruh bagian dalam dan bagian luar sekitar kandang
yang bersangkutan secara merata. 2) Pasang racun tikus di beberapa
tempat strategis (yang selalu dilalui tikus) dengan racun yang bersifat
rodensidal akut (racun akut dengan efek tikus mati seketika).
2) Biarkan selama paling sedikit satu hari satu malam (sangat dianjurkan
dibiarkan selama 3 hari berturut-turut).
3) Karungi pupuk (bahan litter yang bercampur dengan kotoran ayam)
secepatnya dan sebelum dikeluarkan dari dalam kandang, seluruh
permukaan luar karung pupuk disemprot dengan desinfektan. Sangat
dianjurkan selesai dalam waktu satu hari.
4) Semprot sekali lagi dengan insektisida yang berspektrum luas di
seluruh bagian dalam dan bagian luar kandang yang bersangkutan.
5) Biarkan selama satu hari satu malam penuh.
Tahap II (tahap pencucian kandang):
1) Semprot seluruh bagian dalam kandang secara merata (terutama lantai,
termasuk dinding-tirai dan bagian atas kandang) dengan larutan
deterjen 1-2%. Bisa diulangi sekali lagi apabila masih ditemukan cukup
banyak bahan organik, terutama material feses yang lengket pada
permukaan lantai atau dinding kandang.
2) Biarkan selama 3-6 jam, kemudian bilas dengan air yang mengandung
kaporit dengan dosis 50-100 ppm (boleh juga dengan desinfektan yang
76
mempunyai efek residual yang lama). Atau dengan soda api 1% dan
bilas dengan air bersih. Biarkan sampai kering.
3) Semua dinding tirai dipasang, sehingga kandang dalam keadaan
tertutup dari semua sisi.
4) Semprot seluruh bagian bagian dalam kandang (lantai dan tiang-tiang
kandang) dan bagian luar kandang (lantai dan dinding setinggi 30 cm
dari lantai) dengan larutan kapur aktif 1-2%. Biarkan sampai kering.
5) Semprot dengan desinfektan sekali lagi, terutama dari kelompok
formalin, glutaraldehida ataupun formaldehida. Istirahat kandang
sesungguhnya dimulai dari saat ini.
Tahap III (tahap istirahat kandang):
1) Kandang diistirahatkan paling sedikit selama 3 bulan dalam keadaan
bersih. Tidak dianjurkan kurang dari 3 bulan.
2) Selama istirahat kandang dipasang racun tikus pada beberapa tempat
strategis (sesuai dengan jalan tikus) dengan racun yang bersifat
antikoagulan (tikus akan mati secara perlahan-lahan).
Tahap IV (tahap persiapan chick-in):
1) Pada saat minus 10 hari sebelum waktu chick-in, semprot dengan
insektisida yang berspektrum sempit diseluruh bagian dalam kandang
secara merata, termasuk bagian luar kandang, terutama lantai.
2) Pada saat minus 7 hari sebelum waktu chick-in, semprot sekali lagi
dengan desinfektan dari kelompok halogen ataupun fenol seluruh
bagian dalam dan bagian luar kandang secara merata. Bisa juga
menggunakan formalin dengan konsentrasi 1-2%.
3) Pada saat minus 5-6 hari dilakukan persiapan kandang, misalnya:
penebaran litter, pemasangan feeder, chick-guard, pemanas, dsb). Pada
saat ini juga dilakukan pengujian terhadap semua peralatan, apakah
dapat bekerja secara normal atau tidak.
77
langkah-langkah
tersebut
diharapkan
peternak
mendapat
pembatasan
secara
ketat
terhadap
keluar
masuk
material
setiap orang yang akan masuk ke lokasi ataupun keluar lokasi kandang,
harus mencuci tangan dengan sabun/disinfektan dan mencelupkan alas
kaki ke dalam tempat/bak cairan desinfektan;
setiap orang yang berada di lokasi kandang pada zona yang di tata,
78
kandang, tempat pakan dan minum, tempat pengeraman ayam, sisa alas
kandang/litter dan kotoran kandang dibersihkan secara berkala sesuai
prosedur;
tidak membawa unggas yang mati atau sakit keluar dari area
peternakan;
unggas yang mati di dalam area peternakan harus dibakar dan dikubur
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
air kotor hasil proses pencucian agar langsung dialirkan keluar kandang
secara terpisah melalui saluran limbah ke dalam tempat penampungan
limbah (septic tank) sehingga tidak tergenang di sekitar kandang atau
jalan masuk lokasi kandang pada zona yang ditata.
areal perkandangan ayam bibit tetua dengan ayam bibit induk harus
terpisah;
Desain kandang terbagi atas kandang terbuka (open house) dan kandang
tertutup (close house);
Daya tampung kandang tertutup untuk ayam bibit pedaging dewasa 4-5
ekor/m2 dengan sistem litter atau 5-6 ekor/m2 dengan sistem 2/3 slat.
Untuk ayam bibit petelur dewasa 5-6 ekor/m2 dengan sistem litter atau 6-7
ekor/m2 dengan sistem 2/3 slat;
Bangunan kandang mempunyai ventilasi yang cukup dan suhu pada siang
hari berkisar 26-30 0C dengan kelembaban relatif 70- 90 %.
80
No.
Tipe Lantai
Kandang
Ayam Tipe
Ayam Tipe
Ayam Tipe
Ringan
Medium
Pedaging
(ekor / m2)
(ekor / m2)
(ekor / m2)
Litter
5,4
4,8
3,6
6,2
5,3
4,4
8,3
7,2
5,4
(60% Slatt +
40% Litter)
3
All Slatt
Semakin padat ayam dalam kandang, maka fertilitas telur yang dihasilkan akan
semakin menurun.
82
83
Gambar 22. Tingkah Laku Anak Ayam Sebagai Indikator Temperatur Brooding
Kegiatan-2.
MENANYA:
Setelah melakukan pengamatan, peserta didik diarahkan untuk
menanya segala sesuatu yang berhubungan dengan uraian di atas
dan tuangkan pertanyaan secara tertulis.
c. Mengapa pada pembibitan unggas, perlu dilakukan persiapan
unggas ?
f.
kesehatan ternak ?
h. Apa kelebihan dan kekurangan setiap jenis bahan sanitasi ?
i.
j.
peralatan ?
n. Bagaimana merangkai brooding (indukan) ?
85
Kegiatan-3.
MENCOBA:
Setelah melakukan pengamatan dan menanya, peserta didik
mencoba atau mempraktikannya,
Melakukan
kegiatan
merangkai
brooding
(indukan)
untuk
86
Kegiatan-4.
MENGANALISA/MENGASOSIASIKAN:
Setelah melakukan pengamatan, menanya dan mencoba, peserta
didik menganalisa atau mengasosiasikan.Tuangkan secara tertulis.
c. Bagaimana analisa anda sebagai peserta didik hubungannya
Kegiatan-5
MENGKOMUNIKASIKAN:
Setelah melakukan pengamatan, menanya, mencoba, dan menganalisa
atau mengasosiasikan peserta didik mengkomunikasikannya.
4. Mengkomunikasikan hasil kerja kelompok melalui presentasi
87
3. Refleksi
Setelah Anda mempelajari materi persiapan kandang dan perlatan kandang pada
usaha pembibitan unggas yang meliputi Jenis bahan sanitasi dan cara
penggunaannya, Jenis-jenis peralatan kandang, Standar kebutuhan kandang dan
peralatan kandang, Pengaruh bahan sanitasi kandang terhadap kesehatan ternak,
Kelebihan dan kekurangan setiap jenis bahan sanitasi, Kriteria pemilihan/
penentuan bahan sanitasi, Perhitungan dosis bahan sanitasi, Prosedur sanitasi
kandang, Sanitasi kandang dan peralatan unggas petelur, Perhitungan kebutuhan
brooding,
kandang
dan
peralatan,
Merangkai
brooding
(indukan)
dan
88
4. Tugas
Setelah
Anda
mengamati,
menanya,
mencoba,
menganalisa
dan
5. Tes Formatif
Kerjakan soal dibawah ini dengan baik.
a. Mengapa pada usaha pembibitan ayam, kandang dan peralatan kandang
per dipersiapkan ? Jelaskan !
b. Sebutkan 5 (lima) jenis bahan sanitasi yang umum digunakan pada usaha
pembibitan unggas ! Bagaimana penggunaannya ?
c. Bagaimana kriteria pemilihan/ penentuan bahan sanitasi, jelaskan !
d. Mengapa pada penggunaan bahan sanitasi sesuai dengan dosis yang
dianjurkan ?
e. Peralatan apa yang digunakan untuk kegiatan sanitas ?
f. Tuliskan bagaimana langkah-langkah merangkai brooding (indukan) !
89
C. Penilaian
Pada buku teks siswa ini, ada 3 (tiga) macam evaluasi yaitu evaluasi sikap,
pengetahuan dan ketrampilan.
1. Sikap
Setelah membaca pernyataan yang ada pada kolom secara teliti, penilaian
sikap ini dilakukan dengan cara : memberi tanda ceklis () sesuai dengan
kondisi dan keadaan keseharian.
a. Sikap Spiritual.
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik
No
Aspek Pengamatan
skor
1
Jumlah
90
Keterangan
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
b. Sikap Jujur
Lembar penilaian
Petunjuk :
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
No
skor
Aspek pengamatan
Tidak
melakukan
plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
Melaporkan
adanya
data
atau
mengerjakan
informasi
apa
Jumlah
91
Keterangan :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering
tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
c. Sikap Disiplin
Lembar penilaian
Petunjuk :
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
skor
No
Aspek Pengamatan
1
Jumlah
92
Keterangan :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering
tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2. Pengetahuan
1) Mengapa pada pembibitan unggas, kandang dan peralatan kandang harus
dipersiapkan ?
2) Sebutkan 5 (lima) jenis bahan sanitasi dan penggunaannya !
3) Sebutkan peralatan yang dipergunakan dan khas pada pembibitan unggas,
bukan pada budidaya pada umumnya !
4) Bagaimana pengaruh bahan sanitasi pada unggas ?
5) Bagaimana kriteria dan penentuan bahan sanitasi ?
6) Mengapa aplikasi dosisi bahan sanitasi sesuai dengan anjuran atau
ketentuan yang tertera pada kemasan ?
7) Berapa luas brooding untuk 1.000 ekor dan berapa untuk 5.000 ekor ?
93
3. Keterampilan
Lakukanlah kegiatan merangkai brooding untuk 1.000 ekor
Lembar evaluasi
No
1
Kriteria
Skor (%)
20
nilai
20
jumlah)
3
20
dan jumlah)
4
Memasang litter
20
Merangkai brooding
20
Jumlah
100
94
A. Deskripsi :
Melakukan pemilihan bibit unggas meliputi;
Pertemuan ke 1
Memilih calon induk unggas pedaging, ciri-ciri calon induk unggas pedaging
yang baik,
Pertemuan ke 3
Memilih calon induk unggas petelur, ciri-ciri calon induk unggas petelur yang
baik,
Pertemuan ke 4
Memilih calon pejantan unggas petelur, ciri-ciri calon pejantan unggas petelur
yang baik,
Pertemuan ke 5
Pengadaan bibit
95
B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran
MENGAMATI:
c. Mengamati bibit unggas pada agribisnis pembibitan unggas.
Dapatkan informasi tentang : Pentingnya melakukan
pemilihan bibit, Metode pemilihan bibit (secara eksterior,
secara pengamatan rekording dan secara silsilah, Memilih
calon induk unggas pedaging, Ciri-ciri calon induk unggas
pedaging yang baik, Memilih calon induk unggas petelur,
Ciri-ciri calon induk unggas petelur yang baik, Memilih calon
pejantan unggas pedaging, Ciri-ciri calon pejantan unggas
pedaging yang baik, Memilih calon pejantan unggas petelur,
Ciri-ciri calon pejantan unggas petelur yang baik. Pengadaan
bibit.
d. Membaca
96
2. Uraian Materi
Melakukan Pemilihan Bibit Unggas
Bibit merupakan salah satu faktor produksi yang akan menentukan
keberhasilan suatu usaha. Untuk dapat memperoleh bibit yang baik perlu
dilakukan pemilihan. Selaku umat Tuhan YME, manusia diwajibkan untuk
berikhtiar, adapun hasil sepenuhnya merupakan kuasa Tuhan YME. Dalam
hal ini peternak atau breeder hanya dapat berupaya agar memperoleh hasil
yang optimal, salah satunya dengan melakukan seleksi pada bibit. Namun
semuanya berpulang pada Nya, Tuhan YME lah yang menentukan
keberhasilannya. Kita pantas bersyukur kepada Tuhan YME apabila hasil
yang diperoleh sesuai dengan harapan.
Bibit ternak mempunyai peranan yang sangat strategis dalam proses
produksi ternak, sehingga dalam perkembangannya diperlukan selain
kuantitas juga kualitas bibit ternak untuk memenuhi kebutuhan.
Bibit merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan usaha
peternakan, khususnya pembibitan unggas. Induk unggas betina yang
dipelihara untuk tujuan penghasil telur tetas, pejantan dalam kandang sangat
diperlukan untuk mengawini betinanya agar telur yang dihasilkan fertil
(dibuahi), sebab bila telur tersebut tidak fertil tidak akan menetas. Lain halnya
dengan unggas petelur yang dipelihara untuk tujuan penghasil telur konsumsi,
kehadiran pejantan dalam kandang tidak diperlukan karena telur untuk
konsumsi tidak perlu dibuahi.
Kemampuan induk unggas betina untuk menghasilkan telur fertil dengan daya
tetas yang tinggi, sesungguhnya sangat tergantung pada kualitas betina dan
pejantannya pada saat berproduksi, yang harus menjadi perhatian utama.
Berdasarkan
Peraturan
Direktur
Jenderal
Peternakan
Nomor
Pengawasan Mutu Bibit Induk Ayam Ras Umur Sehari (DOC-Ps), Day Old Chiks
Parent Stock yang selanjutnya disingkat DOC-PS adalah bibit ayam ras umur
sehari tipe pedaging dan petelur yang diperdagangkan maupun dipergunakan.
Bibit Ayam.
Bibit Induk atauParent Stock (PS) adalah bibit anak ayam ras hasilproduksi
pembibitan ayam bibit tetua (Grand Parent Stock/GPS) yang mempunyai
persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku untuk menghasilkan bibit niaga
atau bibit sebar.
Pembibitan adalah kegiatan budidaya untuk menghasilkan bibit induk (Parent
Stock) atau bibit sebar (Final Stock) untuk keperluansendiri atau untuk
diperjual belikan.
Penetasan adalah kegiatan pengeraman (Setter) dan penetasan(Hatcher) telur
tetas (Hatching Egg/HE) untuk menghasilkan bibitayam untuk keperluan
sendiri atau untuk diperjual belikan.
Bibit induk ayam ras umur sehari (DOC-PS) mempunyai peranan penting dan
strategis dalam usaha budidaya peternakan, karena DOC-PS merupakan salah
satu
mata
rantai
dalam
mendukung
peningkatanproduktivitas
hasil
peternakan.
Sebagai
faktor
penting
yang
sangat
berpengaruh
terhadap
dapat
dijamin
mutunya
secara
berkesinambungan,
sehinggakonsumen DOC-PS dapat terlindungi dari kerugian akibat mutu DOCPS yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Mutu DOC-PS adalah kesesuaian DOC-PS terhadap standarNasional Indonesia
(SNI) dan atau persyaratan teknis minimal(PTM) yang telah ditetapkan.
98
Dalam upaya peningkatan daya guna dan hasil guna pengawasan mutu DOC-PS,
sekaligus dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sesuai Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka perlu ditetapkan
petunjuk teknis pengawasan mutu bibit indukayam ras umur sehari (DOC-PS)
tipe pedaging dan petelur.
Ayam final stock (strain) dihasilkan dari ayam-ayam Grand Parent Stock
(GPS) dan Parent Stock (PS). Menurut Gabungan Perusahaan Pembibitan
Unggas (GPPU), saat ini di Indonesia terdapat 76 perusahaan PS.
Tabel 12. Perusahaan Pembibitan Pemelihara GPS di Indonesia dan Strain yang
Dihasilkannya
Strain GPS
Nama Perusahaan
Tipe Pedaging
Tipe Petelur
Hybro
Hisex
Ross
ISA, Hyline
Cobb
Hyline
Lohmann
Lohmann
Hubbard
Hubbard
99
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
No SNI
SNI 7353:2008 Bibit Induk (Parent Stock) ayam ras tipe petelur
umur sehari (DOC)
SNI 73 54:2008 Bibit Induk (Parent Stock) ayam ras tipe pedaging
umur sehari (DOC)
100
Bibit Itik.
Untuk mendukung usaha ternak itik yang sukses diperlukan dukungan
penyediaan itik unggul yang memiliki produktivitas tinggi, menghasilkan telur
yang rasanya enak dan digemari konsumen. Salah satunya adalah masalah bibit
unggul itik Mojosari ini. Dengan berbagai kelebihanya itik Mojosari menjadi
pilihan dalam menjalankan usaha ternak itik.
Dalam mendukung sukses usaha ternak itik Mojosari ini diperlukan
pemahaman tentang karakteristik itik Mojosari. Itik Mojosari akan mulai
bertelur pertama kali pada umur 25 minggu, dengan masa produksi lebih lama,
bisa sampai 3 periode masa produktif. Setelah umur 7 bulan produksinya
mulai stabil dan banyak. Dengan perawatan yang baik produksi perhari dapat
mencapai rata-rata 70-80% dari seluruh populasi.
Itik Mojosari mampu berproduksi sekitar 203 butir per tahun, lebih tinggi dari
itik lokal yang berproduksi sekitar 188 butir per tahun. Hasil tersebut
diperoleh dengan pemberian pakan sebanyak 150 gram/ekor/hari. Pakan yang
diberikan memiliki kandungan protein 21% dan energi untuk bertelur sebesar
2.970 kilo kalori per kg.
Bibit induk Itik Mojosari yang baik :
1). Bibit induk muda merupakan itik jantan dan betina dewasa kelamin usia
45 bulan.
2). Bobot badan minimal 1.400 gram.
3). Bibit induk muda harus berasal dari induk yang mempunyai kriteria:
a) Rataan produksi telur 60% selama masa produksi.
b) Daya tetas minimal 60% dari telur fertil.
c) Bobot telur tetas minimal 58 gram.
d) Kerabang berwarna hijau kebiruan
101
Bibit yang akan dibudidayakan yaitu DOD/Day Old Duck (anak itik) umur
sehari (DOD) atau itik dara siap bertelur;
Bibit tersebut berasal dari pembibitan itik bibit petelur; dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
Kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, tampak segar dan
aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan bentuk dan tidak cacat fisik, dubur
dan pusat kering dan bersih;
Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain) dan kondisi bulu
kering dan mengembang;
Itik dara pada umur 5 bulan mempunyai berat badan sekitar 1,4 kg.
Bibit Puyuh.
Burung puyuh merupakan salah satu komoditi peternakan yang mempunyai
peran dalam pemenuhan kebutuhan akan protein hewani berupa telur dan
daging. Dalam perkembangannya diharapkan agar peran tersebut dapat terus
ditingkatkan, sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dalam
pemenuhan akan kebutuhan protein hewani.
Dalam rangka melindungi peternak dalam mendapatkan bibit ternak sesuai
dengan standar mutu atau persyaratan teknis minimal dan persyaratan
kesehatan hewan yang ditetapkan, maka diperlukan Pedoman Pembibitan
Burung puyuh Yang Baik, yang merupakan acuan bagi pembibit burung puyuh
dalam menghasilkan bibit burung puyuh yang bermutu.
Dalam pengembangan usaha peternakan burung puyuh ini dibutuhkan bibit
yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya mengingat bibit merupakan
102
salah satu sarana produksi yang penting dalam budidaya ternak. Agar bibit
yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu bibit, maka harus
didasarkan
pada
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
Day Old Quail yang selanjutnya disingkat DOQ adalah anak burung puyuh
yang berumur satu hari;
Burung Puyuh Pemula (quail starter) adalah anak burung puyuh yang
berumur satu hari sampai tiga minggu;
Burung Puyuh Dara (quail grower) adalah burung puyuh yang berumur tiga
sampai enam minggu;
Burung Puyuh Dewasa (quail layer) adalah burung puyuh yang sudah
berproduksi umur enam minggu sampai umur 58 (lima puluh delapan)
minggu;
Daya Tetas adalah angka yang menunjukkan jumlah burung puyuh yang
menetas dibagi jumlah telur awal yang ditetaskan, kali 100 %;
Pejantan adalah burung puyuh jantan dewasa dengan umur minimal enam
minggu yang digunakan untuk mengawini burung puyuh induk dan mampu
menghasilkan keturunan;
Induk adalah burung puyuh betina dewasa dengan umur minimal enam
minggu yang dipelihara dan dikembangbiakkan untuk memperoleh
keturunan;
103
Bibit burung puyuh dapat berupa anak umur sehari (DOQ) atau calon induk
yang memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal dan
persyaratan kesehatan hewan
Bibit Puyuh, harus memenuhi syarat antara lain : bebas dari penyakit
unggas menular; memenuhi standar atau persyaratan teknis minimal;
berasal dari usaha pembibitan.
a. Pentingnya melakukan pemilihan bibit
Pemilihan ayam ras yang akan diternakkan didasarkan atas segi-segi
ekonomis serta kemampuan berproduksi yang tinggi atau cukup
menguntungkan. Untuk memperoleh ayam yang memiliki produktivitas
yang tinggi tentu saja harus dipilih bibit-bibit yang berkualitas bagus.
Kualitas ayam ditentukan oleh factor genetis, factor keturunan yang
diperoleh semenjak lahir. Dengan demikian jelaslah bahwa kemampuan
ayam untuk berproduksi tinggi adalah sifat keturunan, sedangkan
makanan dan tatalaksana hanya melengkapi kemampuan untuk
berproduksi secara maksimal. Faktor genetis disini ialah berkenaan
dengan sifat-sifat keunggulan yang mereka miliki seperti Kecepatan
pertumbuhan, jumlah produksi yang tinggi, konversi makanan yang
tinggi dan masa bertelur yang cukup lama (long lay).
Sifat-sifat genetis dari masing-masing strain ayam tentu saja tak akan
sama, bagaimanapun dalam hal ini setiap breeder selalu berusaha untuk
mengejar keunggulan melalui seleksi secara terus menerus. Karena
dalam hal ini setiap breeder memiliki tujuan yang sama untuk
menghasilkan bibit yang memiliki keunggulan produksi.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau pada akhir-akhir ini
timbul kompetisi di dunia perunggasan yang menghasilkan berbagai
macam strain yang sudah banyak tersebar diberbagai penjuru dunia
104
parent
stock
(PS).
Yang
kelak
diharapkan
dapat
Berasal dari pembibitan ayam ras bibit induk tipe pedaging yang
sesuai dengan Pedoman Pembibitan Ayam Ras Yang Baik.
DOC-PS ayam ras tipe pedaging sudah divaksin marek atau penyakit
lainnya sesuai dengan peraturan kesehatan hewan dibawah
pengawasan dan tanggung jawab dokter hewan dari perusahaan
pembibitan.
Bobot DOC-PS ayam ras tipe pedaging minimum 37 gram per ekor
di penetasan.
Kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, paruh
normal, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan
bentuk dan tidak cacat fisik, perut tidak kembung, sekitar pusar dan
dubur kering serta pusar tertutup.
108
Pelaku
memperhatikan
bisnis
beberapa
penetasan
standard
telur
itik
kualitas
mojosari
yang
baik
perlu
agar
Bibit induk Itik Mojosari meri harus berasal dari pembibitan Itik
Mojosari murni yang sesuai dengan Pedoman Pembibitan Itik yang
Baik.
Kondisi fisik harus sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, mata
bersinar, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, bulu kering,
sekitar pusar dan dubur kering, tidak ada kelainan bentuk serta
cacat fisik lainnya.
Kinerja produksi dari induknya dan tingkat kematian bibit induk Itik
Mojosari meri harus diinformasikan secara tertulis.
109
Warna bibit induk Itik Mojosari : Bulu badan secara umum berwarna
coklat. Paruh dan kaki berwarna hitam keabuan.
Bobot badan jantan dan betina pada umur sehari minimum 38 gram
per ekor;
Bibit induk muda harus berasal dari induk yang mempunyai : Ratarata produksi telur minimal 60% selama masa produksi; Daya tetas
yang dicapai minimal 60% dari telur yang fertile; Bobot telur tetas
minimal 58 gram; dan Telur dengan kerabang berwarna hijau
kebiruan.
Bibit induk Itik Mojosari muda harus berasal dari pembibitan Itik
Mojosari murni yang sesuai dengan Pedoman Pembibitan Itik Yang
Baik.
Kondisi fisik harus sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, mata
bersinar, tampak segar dan aktif, tidak ada kelainan bentuk dan
tidak cacat fisik.
110
Bibit induk itik Alabio meri harus berasal dari pembibitan itik
Alabio murni yang sesuai dengan Pedoman Pembibitan Itik Yang
Baik.
Kondisi fisik harus sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak,
paruh dan mata normal, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi,
bulu kering, sekitar pusar dan dubur kering, tidak ada kelainan
bentuk dan tidak cacat fisik.
Produksi dari induknya dan tingkat kematian bibit induk itik Alabio
meri harus diinformasikan secara tertulis.
Warna:
mulai atas kepala sampai punggung bulu berwarna coklat
kehitaman.
bagian samping kepala dan badan, bulu berwarna kuning.
garis hitam horisontal melintas mata.
sayap berwarna kuning dengan warna hitam di bagian pangkal
sayap.
bulu ekor berwarna hitam.
paruh berwarna kuning.
kaki berwarna kuning jingga.
111
Bobot meri jantan dan betina pada umur sehari minimum 38 gram
per ekor
Persyaratan produksi, bibit induk muda harus berasal dari induk yang
mempunyai :
Daya tetas yang dicapai minimal 60% dari telur yang fertil.
Bibit induk itik Alabio muda harus berasal dari pembibitan itik
Alabio murni yang sesuai dengan Pedoman Pembibitan Itik Yang
Baik.
Kondisi fisik harus sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, mata
bersinar, tampak segar dan aktif, tidak ada kelainan bentuk dan
tidak cacat fisik.
Produksi dari induknya dan tingkat kematian bibit induk itik Alabio
muda harus diinformasikan secara tertulis.
Berasal dari pembibitan ayam ras bibit GPS tipe petelur yang sesuai
dengan pedoman pembibitan ayam ras yang baik.
DOC-PS ayam ras tipe petelur yang diedarkan memiliki tanda khusus
yang membedakan jantan dan betina. Kinerja produksi bibit induk
ayam ras tipe petelur diinformasikan kepada konsumen secara
tertulis.
DOC-PS ayam ras tipe petelur sudah divaksin marek atau penyakit
lainnya sesuai dengan peraturan kesehatan hewan dibawah
pengawasan dan tanggung jawab dokter hewan dari perusahaan
pembibitan.
Bobot DOC-PS ayam ras tipe petelur minimum 33 gram per ekor di
penetasan.
Kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, paruh
normal, tampak segar dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan
bentuk dan tidak cacat fisik, perut tidak kembung, sekitar pusar dan
dubur kering serta pusar tertutup.
Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur, kondisi bulu kering
dan mengembang.
113
Persyaratan Khusus Bibit Induk (Parent Stock) Itik Alabio Betina Muda
Daya tetas yang dicapai minimal 60% dari telur yang fertil.
Daya tetas yang dicapai minimal 60% dari telur yang fertil;
Ternak Puyuh.
Anak Puyuh Umur Sehari (DOQ)
Kondisi fisik sehat, tidak cacat, aktif dan lincah, dubur kering dan
bersih, warna bulu seragam, kondisi bulu kering dan mengembang;
Puyuh Dara
Kondisi fisik sehat, tidak cacat, aktif dan lincah, warna bulu seragam;
115
Shank dan kaki serta kuku kuat dan lurus. Keseimbangan baik.
Badan lebar dan dalam, dada bebas dari lepuh, pertumbuhan bulu
baik.
Kepala dan paruh kuat. Pial proporsional. Mata cerah bersinar dan
tidak cacat.
Shank dan kaki serta kuku kuat dan lurus. Keseimbangan baik.
Badan lebar dan dalam, dada bebas dari lepuh, pertumbuhan bulu
baik.
Kepala dan paruh kuat. Pial proporsional. Mata cerah bersinar dan
tidak cacat.
Persyaratan Khusus Bibit Induk (Parent Stock) Itik Alabio Jantan Muda
g. Pengadaan bibit
Pengadaan bibit dapat berupa DOC atau pullet. Pengadaan bibit tersebut
sangat tergantung pada ketersediaan modal dan juga harga bibit (DOC
atau pullet) pada saat itu.
Namun demikian pengadaan bibit tetap harus berpedoman pada :
1) Peraturan
Direktur
Jenderal
Peternakan
Nomor
118
Kegiatan-2
MENANYA:
Setelah melakukan pengamatan, peserta didik diarahkan untuk
menanya segala sesuatu yang berhubungan dengan uraian di atas
dan tuangkan pertanyaan secara tertulis.
a. Mengapa pada pembibitan unggas, harus dilakukan pemilihan
bibit ?
b. Bagaimana pentingnya melakukan pemilihan bibit ?
c. Bagaimana metode pemilihan bibit (secara eksterior, secara
119
Kegiatan-3
MENCOBA:
Setelah melakukan pengamatan dan menanya, peserta didik
mencoba atau mempraktikannya,
Melakukan kegiatan memilih calon induk unggas petelur.
Alat dan bahan : 100 ekor calon induk unggas petelur. Kriteria atau
ciri-ciri calon induk unggas petelur yang baik.
Langkah kerja :
Berdoa sebelum beraktifitas.
Menetapkan criteria calon induk unggas petelur yang baik.
Melakukan pemilihan calon induk unggas petelur sesuai dengan
kriteria yang telah disediakan.
Buatlah laporan kerja.
Berdoa setelah selesai.
120
Kegiatan-4
MENGANALISA/MENGASOSIASIKAN:
Setelah melakukan pengamatan, menanya dan mencoba, peserta
didik menganalisa atau mengasosiasikan.Tuangkan secara tertulis.
e. Bagaimana analisa anda sebagai peserta didik hubungannya
dengan yang telah diamati, tanya dan coba tentang : Memilih bibit
unggas.
f.
Kegiatan 5
MENGKOMUNIKASIKAN:
Setelah melakukan pengamatan, menanya, mencoba, dan menganalisa
atau mengasosiasikan peserta didik mengkomunikasikannya.
7. Mengkomunikasikan hasil kerja kelompok melalui presentasi
121
3. Refleksi
Setelah mempelajari materi melakukan pemilihan bibit unggas yang meliputi;
Ciri-ciri calon induk unggas pedaging yang baik, Ciri-ciri calon induk unggas
petelur yang baik, Ciri-ciri calon pejantan unggas pedaging yang baik, Ciri-ciri
calon pejantan unggas petelur yang baik, Pentingnya melakukan pemilihan
bibit, Metode pemilihan bibit (secara eksterior, secara pengamatan rekording
dan secara silsilah, Memilih calon induk unggas pedaging, Memilih calon induk
unggas petelur, Memilih calon pejantan unggas pedaging, Memilih calon
pejantan unggas petelur.
a. Hal-hal apa saja yang dapat Anda lakukan terkait dengan materi melakukan
pemilihan bibit unggas ?
b. Adakah hal baru yang Anda peroleh dari materi melakukan pemilihan bibit
unggas ?
c. Manfaat apa saja yang Anda peroleh dari materi melakukan pemilihan bibit
unggas ?
d. Aspek menarik apa saja yang Anda temukan dalam materi melakukan
pemilihan bibit unggas ?
e. Adakah kaitannya antara materi melakukan pemilihan bibit unggas dengan
materi pelajaran lainnya?
4. Tugas
Setelah
Anda
mengamati,
menanya,
mencoba,
menganalisa
dan
5. Tes Formatif
1)
2) Sebutkan ciri-ciri bibit induk (Parents Stock) ayam ras tipe pedaging
umursehari (DOC) yang baik !
3) Sebutkan ciri-ciri bibit induk (Parents Stock) ayam ras tipe petelur
umursehari (DOC) yang baik !
4)
5)
123
C. Penilaian
Pada buku teks siswa ini, ada 3 (tiga) macam evaluasi yaitu evaluasi sikap,
pengetahuan dan ketrampilan.
1. Sikap
Setelah membaca pernyataan yang ada pada kolom secara teliti, penilaian
sikap ini dilakukan dengan cara : memberi tanda ceklis () sesuai dengan
kondisi dan keadaan keseharian.
a. Sikap Spiritual.
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik.
No
Aspek Pengamatan
skor
1
Jumlah
124
Keterangan
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
b. Sikap Jujur
Lembar penilaian
Petunjuk :
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap jujur yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
No
Aspek pengamatan
3
4
5
skor
3
125
Keterangan :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering
tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
c. Sikap Disiplin
Lembar penilaian
Petunjuk :
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
skor
No
Aspek Pengamatan
1
Jumlah
126
Keterangan :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering
tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2. Pengetahuan
1) Mengapa pada pembibitan unggas perlu melakukan pemilihan bibit ?
2) Sebutkan ciri-ciri bibit induk (Parents Stock) ayam ras tipe pedaging
umursehari (DOC) yang baik !
3) Sebutkan ciri-ciri bibit induk (Parents Stock) ayam ras tipe petelur
umursehari (DOC) yang baik !
4) Sebutkan ciri-ciri calon pejantan ayam pedaging yang baik !
5) Sebutkan ciri-ciri calon pejantan ayam petelur yang baik !
3. Keterampilan
Lakukan kegiatan memilih bibit ayam berdasarkan penglihatan atau
penampilan ekterior !
No
Kriteria
1
Kondisi tubuh (padat, berotot, sempurna, tidak cacat)
2
Aktifitas (lincah, gesit, aktif, tanggap terhadap
kondisi lingkungan)
3
Kepala, kaki, paruh
4
Bulu dan sayap
5
Mata
6
Kloaka
Jumlah
Skor (%)
20
20
nilai
15
15
15
15
100
127
A. Deskripsi
Melakukan tatalaksana pemeliharaan pembibitan (induk dan pejantan) ternak
unggas meliputi; Manfaat dan pentingnya dilakukan pemotongan jengger DOC
calon pejantan, pemotongan paruh, pemotongan kuku jari kaki anak ayam jantan,
Data standar bobot badan ternak unggas pedaging, Data standar bobot badan
ternak unggas petelur, Pemotongan kuku jari kaki anak ayam jantan, Penyatuan
jantan dan betina, Penimbangan bobot badan mingguan, Pengontrolan
keragaman, Pembuatan rekording, Program pemberian ransum, Program
pengaturan cahaya, Data standart kebutuhan lama cahaya pada pembibitan
unggas, Hubungan antara pencahayaan dan produksi telur, Pencegahan penyakit,
Pengelolaan fase produksi dan Pengelolaan pejantan
B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran
e. Pembuatan rekording,
f. Program pemberian ransum,
g. Program pengaturan cahaya,
h. Data standart kebutuhan lama cahaya pada pembibitan unggas, Hubungan
antara pencahayaan dan produksi telur,
i. Pencegahan penyakit, (vaksinasi, pengendalian serangga dan parasit,
pembersihan dan desinfeksi)
j.
129
Kegiatan-1
MENGAMATI:
a. Mengamati Tatalaksana Pemeliharaan Pembibitan (induk
dan pejantan) Ternak Unggas.
b. Dapatkan informasi tentang : Manfaat dan pentingnya
dilakukan pemotongan jengger DOC calon pejantan,
pemotongan paruh, pemotongan kuku jari kaki anak ayam
jantan, Data standar bobot badan ternak unggas pedaging,
Data standar bobot badan ternak unggas petelur, Penyatuan
jantan dan betina dan kepadatan unggas, Pengontrolan
keragaman,
Pembuatan
Penimbangan
rekording,
bobot
badan
Program
mingguan,
pemberian
ransum,
pada
pembibitan
unggas,
Hubungan
antara
dan
penanganan
telur,
Seleksi
dan
pengafkiran/culling
c. Membaca uraian materi tentang Melakukan Tatalaksana
Pemeliharaan Pembibitan (induk dan pejantan) Ternak
Unggas.
130
2. Uraian Materi
Melakukan tatalaksana pemeliharaan pembibitan (induk dan pejantan) ternak
unggas.
Setelah bibit unggas dipilih berdasarkan persyaratannya, maka faktor yang
menentukan
keberhasilan
pembibitan
yang
lain
adalah
tatalaksana
minggu,
disesuaikan
dengan
petunjuk
teknis
atau
131
c. Berikan pakan sesegera mungkin dan ditabur diatas kertas koran untuk
memudahkan bibit anak ayam ini bisa makan.
d. Mengingat anak bibit ayam tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya
sendiri selama minggu pertama dari kehidupannya. Temperatur kandang
sebelum anak ayam diletakkan ke dalam brooder harus memenuhi kriteria
dibawah ini :
1). Menghangatkan 24 jam sebelum bibit anak ayam sampai ke kandang.
2). Jaga temperatur agar tetap konstan supaya anak ayam nyaman diawal
pertumbuhannya.
3). Temperatur kandang sekitar 32-33 0C.
4). Temperatur litter sekitar 29-30 0C.
5). Jika menggunakan brooder dari seng, 3 cm di atas litter dari alas
brooder, temperatur sekitar 32.5 0C.
Sangat dianjurkan, secara periodik kontrol brooding, khususnya selama
minggu pertama atau 10 hari. Yakinkan anak ayam makan minum secara
normal. Yakinkan anak ayam berada di area brooding pada malam hari. Jika
bergerombol pada satu titik, periksa peralatan.
Grower adalah sistem pemeliharaan mulai umur 6 minggu sampai dengan 20
minggu (tipe petelur) atau 24 minggu (tipe pedaging), disesuaikan dengan
petunjuk teknis atau manual manajemen asal ayam bibit.
Layer adalah sistem pemeliharaan pada periode layer mulai umur 21 minggu
sampai dengan 72 minggu (tipe petelur) atau mulai 24 minggusampai dengan
68 minggu (tipe pedaging), disesuaikan dengan petunjuk teknis atau manual
manajemen asal ayam bibit.
132
tatalaksana
pemeliharaan
pembibitan
unggas,
dilakukan
harus
diperhatikan.
133
2/3 paruh bagian depan sehingga setelah dilakukan potong paruh maka
paruh bawah lebih panjang di banding paruh atas.
Keuntungan potong paruh :
1). Pertumbuhan lapisan tanduk atau kitin pada ujung paruh akan terhenti
2). Ayam lebih mudah atau jinak dalam perlakuan pindah kandang
3). Menghindarkan kanibalisme dan mematuk bulu
4). Karena pakan tercecer berkurang maka meningkatkan efisiensi pakan
5). Kemampuan daya hidup meningkat
6). Pertumbuhan cenderung seragam
Kerugian potong paruh :
1). Stress dan kehilangan bobot tubuh dalam 1 2 minggu
2). Pertumbuhan badan menurun selama 2-3 minggu
3). Jika perlakuaan debeaking terlambat akan menggangu dewasa kelamin
Potong kuku di lakukan bersaman dengan debeaking, agar kejadian stress
ayam sekaligus tidak berulang lagi. Dapat menggunakan alat potong kuku
pada manusia, setelah di potong kuku lalu semprot dengn Antisep,
formalin, alcohol 70% atau obat merah, agar tidak terjadi infeksi.
Para peternak besar telah menyadari perlunya melakukan pemotongan
paruh (debeaking) sehubungan dengan ayam sering terjadi sifat patuk
mematuk (kanibalisme) yang dapat merugikan. Usaha-usaha seleksi
maupun pemuliaan hanya mampu memperkecil terhadap kemungkinankemungkinan timbulnya sifat ini.
135
0F
1500 0F,
sehingga dapat mematikan jaringan dari paruh, oleh karena itu bila
pelaksanaannya baik dan tepat maka tidak perlu pengulangan kembali.
Cara debeaking ternyata ada banyak variasi, tetapi pada dasarnya ada dua
cara, yaitu:
1). Block debeaking, yaitu pemotongan yang dilakukan memberikan hasil
paruh bagian atas sama panjangnya dengan bagian bawah.
136
2). Conventional
debeaking,
yaitu
pemotongan
yang
dilakukan
memberikan hasil paruh bagian atas lebih pendek dari pada bagian
bawah.
Umur Pelaksanaan Debeaking
Debeaking pada dasarnya dilakukan pada anak ayam dan ayam yang
berumur muda. Debeaking pada anak ayam biasa dilakukan pada umur 1
hari atau pada umur 6 9 hari dan sebaiknya jangan dilakuka pada umur 2
3 hari karena akibat yang ditimbulkannya dapat lebih buruk, yaitu terjadi
penurunan konsumsi makanan maupun miuma secara tajam.
Debeaking pada umur muda biasanya dilakukan pada tipe petelur, yaitu
umur 10 14 minggu dan 3 4 minggu sebelum periode produksi yaitu
umur 18 20 minggu.
Pengaruh Umur Debeaking Terhadap Performa Ayam
Mengenai umur yang baik untuk melaksanakan debeaking banyak sekali
para peneliti yang mengungkapkan pendapatnya, tetapi secara umum
sebaiknya tidak dilakukan pada umur di atas 5 bulan. Debeaking pada ayam
broiler tidak perlu dilakukan karena sifatnya yang plagmatis dan periode
pemeliharaan yang relatif pendek.
Bagaimanapun baiknya kita melakukan debeaking maka tetap akan
menimbulkan stress yang kemungkinan dapat mepengaruhi performan
ayam. Debeaking dapat menurunkan jumlah konsumsi makanan selama
periode petumbuhan dan berat badan yang lebih ringan. Debeaking yang
dilakukan pada ayam muda tipe petelur umur 1 hari, 6 -9 hari, 8, 12, dan 20
minggu dapat menurunkan konsumsi ransum, menurunkan pertambahan
berat badan, menghambat dewasa kelamin produksi telur per tahun relatif
menurun dan berat telur relatif rendah dibandingkan dengan tidak
dibeaking.
137
138
Gambar 27. Penampilan anak ayam dan induk setelah dipotong paruh.
Dalam logmann, secara normal potong paruh tidak diperlukan. Tetapi potong
paruh merupakan cara efisien untuk mencegah kanibalisme atau mematuk
bulu. Tingkah laku tertentu kadang terjadi dibawah kondisi lingkungan
tertentu seperti misalnya kandang terbuka dengan cahaya yang sangat terang.
Dibawah kondisi tertentu mungkin disarankan untuk potong paruh unggas,
sesuai kebutuhan resmi.
Pada prakteknya disarankan mengikuti rekomendasi dan memperhatikan :
Potong paruh hanya bagi unggas yang sehat dan tidah stress.
Hanya menggunakan peralatan dan pisau yang baik, atur temperature pisau
sehingga menjamin dan paruh tidah rusak.
139
Selama 3-5 hari setelah potong paruh, tambah beberapa jam pencahayaan
dan suplai pakan pada sore atau malam.
140
Pemotongan kuku jari kaki pada anak ayam jantan umur sehari dilakukan
dengan cara :
1). Sediakan gunting pemotong yang bersih dan tajam,
2). Sediakan yodium/alkohol.
3). Pegang anak ayam dengan tangan kiri.
4). Potong kuku jari kaki.
5). Oles bekas menggunting dengan yodium.
Anak ayam dilepas kembali.
Toe Clipping merupakan pemotongan kuku jari kaki pada jantan. Pemotongan
kuku jari kaki ayam jantan, penting dilakukan. Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya cengkraman yang membuat betina terluka pada saat
terjadinya perkawinan. Bila tidak, kuku ayam jantan tersebut akan melukai
punggung betina pada saat terjadi perkawinan. Bila punggung betina terluka
dan terjadi infeksi, maka betina tidak mau kawin lagi dan akhirnya telur yang
dihasilkan banyak yang kosong atau tidak dibuahi (infertil).
Pemotongan kuku jari kaki ini sebaiknya dilakukan pada umur satu hari
setelah jantan menetas untuk menghindari terjadinya stress pada jantan dan
mempermudah perlakuan toe clipping karena kuku jari kaki masih lunak dan
gampang untuk dipotong.
Sebagai sarana dalam memperoleh performansi breeder optimum dan
mengurangi stress, Arbor Acres (AA) melakukan potong jengger dan
memotong kuku jari kaki DOC jantan di penetasan sebelum diantar ke farm. Ini
mengurangi robekan tubuh pada betina dan kemudian fertilitas akan
meningkat. Pada waktu yang sama nilai keselamatan lebih tinggi adalah seperti
ketika flok diuangkan. Pemotongan jengger dan kuku jari kaki juga
141
unggas
tersebut
sesuai
dengan
rekomendasi
yang
33-35
65-70
15
112-115
22
170-175
29
304-309
36
380-398
43
478-484
50
653-661
57
760-769
64
868-889
71
998-1020
Keterangan
142
143
144
Tabel 16. Bobot Badan dan Pola Pertumbuhan Broiler Pada Unggas
Komersiil.
145
Tipe Ringan
Tipe Medium
Tipe Berat
range
range
Range
0,73
0,57 0,95
0,70
1,35
1,17
0,82
0,67 1,05
0,79
1,48
1,25
0,90
0,77 1,14
0,88
1,62
1,33
10
0,98
0,87 1,24
0,97
1,75
1,42
11
1,05
0,96 1,34
1,05
1,88
1,51
12
1,12
1,04 1,43
1,13
2,02
1,59
13
1,18
1,12 1,53
1,21
2,15
1,68
14
1,24
1,20 1,63
1,28
2,29
1,76
15
1,30
1,26 1,72
1,36
2,42
1,85
16
1,35
1,32 1,82
1,42
2,55
1,94
17
1,40
1,36 1,92
1,50
2,69
2,02
18
1,45
1,41 2,01
1,56
2,82
2,11
19
1,50
1,45 2,11
1,62
2,96
2,20
20
1,55
1,49 2,21
1,68
3,09
2,28
21
1,59
1,53 2,30
1,74
3,22
2,37
22
1,63
1,56 2,40
1,79
3,36
2,45
23
1,67
1,60 2,47
1,84
3,49
2,54
24
1,71
1,63 2,52
1,89
3,63
2,62
25
1,75
1,66 2,57
1,93
3,72
2,69
30
1,91
1,78 2,73
2,04
3,96
2,89
40
2,10
1,83 2,83
2,15
4,08
3,03
50
2,17
1,86 2,91
2,20
4,21
3,17
60
2,21
1,89 2,99
2,26
4,34
3,31
2,31
4,47
3,34
70
146
147
pada
betina
lebih
tinggi
sehingga
sehingga
sering
149
Kapasitas Unggas
Luas lantai kandang untuk induk penghasil telur tetas, perlu disediakan
lebih luas dibandingkan dengan ayam petelur penghasil telur konsumsi.
Daya tampung kandang terbuka untuk ayam bibit pedaging dewasa 3-4
ekor/m2 dengan sistem litter atau 4-5 ekor/m2 dengan sistem 2/3 slat.
Untuk ayam bibit petelur dewasa 4-5 ekor/m2 dengan sistem litter atau
5-6 ekor/m2 dengan sistem 2/3 slat;
Daya tampung kandang tertutup untuk ayam bibit pedaging dewasa 4-5
ekor/m2 dengan sistem litter atau 5-6 ekor/m2 dengan sistem 2/3 slat.
Untuk ayam bibit petelur dewasa 5-6 ekor/m2 dengan sistem litter atau
6-7 ekor/m2 dengan sistem 2/3 slat;
150
Jadi yang masih dianggap seragam yaitu berat antara (2,60 + 0,26)kg
(2,60 0,26) kg = (2,86 2,34)kg, selanjutnya dihitung berapa persen
berat ayam yang berada antara 2,34 2,86 kg dan berapa persen yang
berada di atas atau di bawah berat tersebut.
Makin seragam berat ayam yang kita pelihara (sesuai anjuran breeder)
maka fertilitas, daya tetas dan produksinya semakin baik. Sebagai
patokan untuk menilai keseragaman yang masih dianggap cukup baik
dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ini.
Tabel 20. Patokan Keseragaman Berat Badan pada Berbagai Umur
Umur
(minggu)
46
85 -95
7 11
80 85
12 -15
75 80
> 20
70 75
151
Pertumbuhan yang terlalu kecil juga tidak baik. Telur yang dihasilkan
akan ukurannya kecil dan masa rentang produksi telur lebih pendek
dari ayam yang berat badannya mencapai standar.
Pertumbuhan tulang ayam akan mencapai sempurna pada umur 12
minggu. Keterlambatan pertumbuhan pada umur sebelum 12 minggu
bisa diperbaiki, sebaliknya setelah 12 minggu tidak bisa diperbaiki
karena pertumbuhan tulang sudah berhenti. Pertumbuhan tulang ayam
juga faktor yang penting, karena pada masa produksi telur sebagian
Kalsium (Ca) untuk pembentukan kerabang telur akan diambil dari
kerangka ayam. Jika pertumbuhan tulang kurang baik maka dapat
terjadi kasus lumpuh layu.
Jika terjadi ketidak seragaman pertumbuhan ayam, maka harus
dilakukan evaluasi terhadap beberapa hal :
harus mencapai 75%. Standar berat ayam untuk berbagai strain ayam
berbeda. Rata rata berat ayam umur 4 minggu, untuk ayam betina 280
gram dan ayam jantan 290 gram.
Penimbangan bobot badan pada periode layer dimaksudkan untuk
mengontrol bobot badan. Berat badan pada saat mencapai umur
dewasa kelamin sebaiknya harus sesuai dengan berat badan yang
dianjurkan oleh breeder (perusahaan penghasil ayam tersebut). Bila
berat badan ayam melebihi yang dianjurkan atau terlalu gemuk,
umumnya akan menyebabkan :
1) Cepat mencapai dewasa kelamin (masak dini), umumnya telur yang
dihasilkan pertama berukuran kecil dan setelah melalui periode
waktu yang lama, kemudian dihasilkan telur yang normal
ukurannya.
2) Angka kematian tinggi.
3) Fertilitas telur menurun.
4) Pada jantan yang terlalu gemuk kurang mampu dalam mengawini
betinanya.
Bila berat badan ayam yang dipelihara terlalu berat (gemuk) maka
ransum yang diberikan harus dibatasi / dikurangi sehingga dengan
pengurangan tersebut berat badan yang dianjurkan bisa tercapai.
Penimbangan berat badan ini dapat dilakukan setiap minggu sejak
umur 4 minggu. Pengambilan sample 10% dari setiap kandang secara
acak atau tidak dipilih.
154
h. Pembuatan Rekording
Pencatatan merupakan bagian dari administrasi dari suatu usaha
pemeliharaan ayam petelur. Pencatatan merupakan bagian dari
tatalaksana atau managemen produksi.
Pada peternakan, mencatat atau merekam segala sesuatu yang
berkaitan dengan aktivitas usaha peternakan dikenal dengan istilah
recording. Pembuatan catatan dalam suatu usaha peternakan sangat
perlu dilakukan, demi pengelolaan yang baik. Kegiatan pencatatan pada
usaha peternakan ayam petelur biasanya lengkap. Pencatatan dilakukan
secara teratur, terus-menerus pada saat kejadian atau kegiatan dan
dilakukan berdasarkan fakta yang ada. Setiap kejadian harus dicatat
pada buku recording atau dilaporkan ke manager farm. Misal terjadi
ayam sakit atau mati harus dicatat dan dilakukan tindakan lanjutan.
Pakan yang tersisa banyak pada tempat pakan juga salah satu indikasi
tingkat konsumsi rendah.
Pencatatan berperan penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan
usaha. Memuat data teknis dan atau non teknis.
Pada usaha ayam petelur pencatatan bermanfaat antara lain : untuk
memonitor kegiatan usaha; untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau
kegagalan usaha; sebagai dasar melakukan evaluasi dan tindak lanjut
dalam pengembangan usaha dan dapat digunakan dalam melaksanakan
seleksi atau culling yang tepat.
Pencatatan biasanya dibuat dalam bentuk kartu atau buku, bahkan yang
baik adalah dilengkapi dengan foto-foto atau gambar ayam bisa juga
gambar-gambar kegiatan sehari-hari yang telah dilakukan. Pencatatan
tidak harus selalu dilakukan setiap hari, tetapi bisa juga satu minggu
155
156
157
158
Produksi (telur harian, telur tetas, DOD dan itik dara calon induk);
Data (Umur, jumlah ternak, jumlah pakan, bobot badan, tanggal
penetasan dan kematian);
Pemasukan dan pengeluaran hibit itik (tanggal, asal/tujuan, galur,
jumlah, jenis kefamin dan kondisi);
Status kesehatan (penyakit, vaksinasi clan pengobatan).
Pelaku usaha peternakan itik petelur hendaknya melakukan pencatatan
(recording) data yang sewaktu-waktu dibutuhkan oleh petugas
perusahaan atau instansi terkait, baik untuk pembinaan maupun untuk
kemajuan peternak sendiri.
Data yang perlu dicatat sebagai berikut:
Data populasi;
Pengujian laboratorium.
159
161
Berdasarkan
pada
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
162
163
164
Nomor kandang
Tanggal tetas
Tanggal penerimaan
Jumlah ayam
Berat badan
Obat-obatan
Keterangan
Nomor kandang
Jumlah ayam
Vaksinasi
Obat-obatan
FCR
No. Kandang
Asal Ayam
Strain
Tanggal Masuk
Populasi Awal
Penanggung Jawab
Populasi
Umur
(hari)
Jumlah
(ekor)
Pakan
Lingkungan
Kemati
Per
Total
an
ekor
(gra
(ekor)
(gram)
m)
Suh
Kele
mba
(oC
ban
(%)
Keseragaman
Program
Pencah
Bobot
aya-an
Badan
(%)
(%)
Seraga
m (%)
Kesehata
n
Jumlah
Rataan
167
Lokasi
No. Flok
Pegawai
Pengawas
Bulan
:
:
Populasi Ayam
Umur
(mg)
Hari Tgl
mati afkir
hidu
p
Produksi telur
utuh
reta
k
ksng jml
kg
Pakan
kg
gr/e
FC
kr
168
i.
cukup
menonjol
dalam
menekan
sekresi
hormon
untuk
merubah
procollagen
menjadi
tropocollagen.
170
mutu
pakan
burung
puyuh
berdasarkan
fase
171
Bahan Pakan
Kebutuhan
Starter (%) Grower (%) Layer (%)
(%)
14,00
14,00
14,00
2. Protein kasar
24,0
24,0
20,00
3. Lemak kasar
7,0
7,0
3,96
6,5
7,0
4,40
5. Kalsium (min)
0,9-1,2
0,9 -1,2
2,50
0,6-1,0
0,6 -1,0
1,00
2.800
2.600
2.900
40
40
40
13.000
13.000
6.000
Lisin (min)
1,10
0,8
1,00
Metionin (min)
0,4
0,35
0,45
0,6
0,50
0,80
7.
Energi
Metabolis/ME
/kkal/kg (min)
8. Aflatoxsin (mak)/ppb
9. Vitamin A (IU/kg)
10. Asam Amino:
172
Umur Puyuh
Kebutuhan (gr/hari)
0 10 hari
23
11 20 hari
45
21 30 hari
8 10
31 40 hari
12 15
17 - 20
174
No
Bahan Pakan
Meri/Anak
Dara
Petelur
(1-8 mg)
(8-24 mg)
(>24 mg)
14,0
14,0
14,0
1.
2.
18 22,0
15,0
18,0
3.
3,5
3,5
3,5
4.
5,5
7,0
7,5
5.
Abu (max)
8,0
8,0
14,0
6.
Kalsium/Ca (min)
0,6 1,06
0,6 1,06
3,25 4,0
7.
Fosfor total
0,6
0,6
0,6
8.
Fosfor tersedia
0,4
0,4
0,4
3.000
2.700
2.800
20
20
20
0,96
0,41
0,8
0,75
0,35
0,65
0,70
0,35
0,65
Energi Metabolis / ME
9.
(min)/kkal/kg
10.
11.
j.
Aflatoxin (max)/ppb
Asam Amino
Lisin (min)
Methionin (min)
Methionin + sistin (min)
dan
lambat
oleh
penurunan
panjang
hari
pencahayaan.
176
Lama pencahayaan untuk anak ayam umur 1-4 hari selama 24 jam.
Penggunaan cahaya untuk umur >4 hari disesuaikan dengan
pemberian pakan, bila pada malam hari jatah pakan dalam 1 hari sudah
habis maka lampu akan dimatikan. Lampu yang digunakan adalah 25
watt dengan jarak tiap titik lampu 3 meter dan intensitas cahaya 20 lux.
Pencahayaan selama 24 jam untuk ayam breeder hanya dilakukan pada
hari ke 1-3 dengan tujuan agar ayam mengetahui letak tempat pakan,
tempat air minum, dan pemanas. Setelah itu, program dilakukan secara
ketat sesuai dengan program yang direkomendasikan oleh setiap strain
untuk menghindari dewasa dini (early sexual maturity). Program
pencahayaan periode Starter dapat dilihat pada Tabel 31 di bawah ini. .
Tabel 31. Program Pencahayaan Periode Starter
Umur
Lux
1-6
24
20
7-8
17 (05.00-21.00)
20
9-21
13 (05.00-18.00)
20
watt per m2) luas lantai, dengan distribusi lampu baik. Lampu sebaiknya
2,4 m di atas lantai.
Program pemberian cahaya ini sangat penting terutama untuk ayam
yang terlambat mencapai dewasa kelamin dan untuk membantu
meningkatkan produksi. Tambahan cahaya ini bisa diberikan dalam
bentuk cahaya lampu.
Tabel 32. Program Pemberian Cahaya pada Kandang Terbuka
No
Umur
Hari 1-3
23
Hari 4-126
12
Hari 127
13
Minggu 19
13,5
Minggu 20
14
Minggu 21
14
Minggu 22
15
Keterangan
Umur (hari)
1-3
24
4-7
22
8-14
20
15-21
19
22-35
18
36-49
17
50-63
16
64-77
15
78-91
14
10
92-5% bertelur
11
5% bertelur
12
30% bertelur
13
60% bertelur
14
Setelah 60%
180
Kebutuhan cahaya
disarankan
sebelum
melakukan
manipulasi
program
fertilitas
(Brake,
1990).
Lebih
lanjut
dikatakan
bahwa
lama
Hubungan lux dan feet candle adalah; 1 lux = 0,0929 fc atau 1 feet candle
= 10,76 lux. Satu watt per 0,37 meter persegi setara dengan 10,8 lux.
Pada ayam broiler dibutuhkan cahaya terang dengan intensitas 10-20
lux dan cahaya gelap dengan intensitas sekitar 1-3 lux. Intensitas cahaya
dapat diketahui dengan menggunakan suatu alat yaitu luxmeter atau
spectrofotometer yang dapat digunakan selain untuk mengetahui
intensitas juga untuk mengetahui panjang gelombang cahaya.
Pengurangan intensitas cahaya yang masuk dalam kandang dapat
dilakukan dengan pemasangan filter pada sekeliling dinding kandang.
Filter cahaya yang dapat digunakan yaitu kaca, kristal, gelatin atau
plastik yang terbuat dari bahan yang mampu menyerap dengan baik.
Respons Reproduksi
Cahaya yang mengenai mata akan merangsang hipotalamus untuk
mensekresikan gonadotropin releasing hormon (GRH) ke dalam
hipofise
anterior
dan
oksitosin
ke
dalam
hipofise
posterior.
berperan
terhadap
kelenjar
hipotalarnus
untuk
yolk yang sudah masak dari ovarium ke funnel atau infundibulum. Yolk
yang sudah masuk ke dalam infundibulum langsung menuju magnum.
Di tempai ini albumen dan putih telur disekresikan untuk membalut
kuning telur. Selanjutnya kuning telur dengan suatu gerakan memutar
meluncur ke bawah ke bagian bawah oviduk. Membran cangkang
ditambahkan ke dalam isthmus. Telur berada di isthmus kurang lebih
20 jam. Pada saat peneluran, sphincter di antara kelenjar pembentuk
cangkang dan vagina dalam keadaan rileks, kelenjar cangkang
berkontraksi, ayam meningkatkan tekanan perut dan telur keluar
melalui vagina dan terjadilah proses peneluran.
Pada peneluran yang dimulai pada umur yang terlalu awal, melalui
peningkatan cahaya dengan intensitas cahaya sangat tinggi atau siang
hari yang terlalu panjang, telur akan berukuran kecil. Apabila peneluran
ditunda sampai umur yang lebih tua, telur umumnya lebih besar. Waktu
peneluran sekitar 13 jam setelah mulainya siklus gelap sehingga
peneluran. Berikutnya waktunya akan menurun sekitar 30 sampai 60
menit. Unggas pertama kali bertelur apabila unggas tersebut telah
mencapai dewasa kelamin.
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan produksi daging
Cahaya tidak hanya diterima oleh mata, tetapi cahaya juga mampu
menembus tengkorak kepala dan berpengaruh mengakltifkan pituitari
untuk mensekresikan hormon gonadotropin. Pengaruh sesungguhnya
penyinaran adalah memacu syaraf reseptor mata. Rangsangan tersebut
kemudian akan diteruskan pada hipotalamus sehingga tersekresikan
somatotropic hormone releasing factor (STH-RF) dan tirotropik releasing
hormone (TRH). Faktor releasing tersebut akan merangsang glandula
pituitari anterior untuk mensekresikan STH dan tiroid stimulating
hormone (TSH), TSH akan merangsang kelenjar tiroid untuk
184
185
186
Umur (minggu)
24
20
18
16
14
187
15
25
40
60
100
3,8
4,2
4,2
5,0
6,0
Contoh:
nilai K 6,0
Lama (Jam)
Lampu hidup
Lampu mati
24
6 sore
6 sore
23
7 malam
6 sore
22
8 malam
6 sore
21
9 malam
6 sore
kalsium
dengan
ukuran
tersebut
bermanfaat
untuk
Lama (Jam)
Lampu hidup
Lampu mati
20
10 malam
6 sore
19
Aa malam
6 sore
18
12 malam
6 sore
17
1 pagi
6 sore
16
2 pagi
6 sore
10
15
3 pagi
6 sore
11
14
4 pagi
6 sore
189
12
13
5 pagi
6 sore
13
12
6 pagi
6 sore
14
12
6 pagi
6 sore
bisa
dihentikan.
Untuk
menjaga
kualitas
telur
Namun
demikian
secara
umum
kemampuan
190
maksimal
pencahayaan sesuai
hanya
dengan
menggunakan
14
peningkatanumum
jam
dalam
dari
total
livability
191
Pencahayaan (jam)
20
21
11
21-22
13
22-23
14
23+
15
alami
tersebut,
maka
bisa
dimanipulasi
untuk
meningkatkanproduksi telur.
Intensitas cahaya merangsang pelepasan dan peningkatan suplai FSH
(follicle stimulating hormone) yang pada gilirannya nanti, melalui
aktivitas ovary mengakibatkan terjadinya ovulasi atau pengeluaran sel
telur dan oviposisi peletakkan telur sebelum keluar.
Paparan cahaya yang terlalu berlebih, sehingga ayam bertelur lebih
awal akan berakibatbentuk bobot teluryang berukuran kecil dan lama
produksi telur akan berjalan singkat. Jika sebaliknya maka bentuk dan
bobot telur akan berukuran besar.
Olehkarenanya, penting untuk dapat mengaturcahayasehingga ayam
atau bebek itik dara tersebut memulai peneluran pada periode
perkembangannya yang sesuai dan dengan demikian ukuran telur yang
di hasilkan sesuai dengan permintaan pasar.
192
193
194
Pemasukan anak ayam bibit dari luar negeri harus dilengkapi surat
keterangan kesehatan hewan dari dokter hewan berwenang yang
mencakup: pembibitan sekurang-kurangnya selama 6 bulan terakhir
tidak terjangkit penyakit unggas menular, terutama ND, FP, Fowl
cholera (FC), Fowl typhoid (FT), IB, ILT, Infectious synovitis, IBD, EDS,
Pullorum,
Thypoid
disease,
Ornithosis,
Mareks
disease,
LL,
Coryza,
Avian
spirochaetosis,
AE,
Avian
tentang
pencegahan,
pengendalian
dan
196
Macam vaksin
Vaksin aktif (live vaccine) adalah vaksin yang berisi mikro organisme
agen penyakit dalam keadaan hidup, tetapi sudah dilemahkan, yang
akan tumbuh dan berkembang baik dalam tubuh induk semang yang
divaksin. Vaksin inaktif (killed vaccine) adalah vaksin yang berisi
mikroorganisme agen penyakit dalam keadaan mati (dimatikan),
biasanya di dalamnya dicampurkan atau ditambahkan oil adjuvant
Faktor yang dapat menyebabkan kualitas vaksin menurun :
1). Penyimpanan tidak sempurna (tidak pada suhu 2-8C)
2). Terkena sinar ultraviolet (sinar matahari secara langsung)
3). Tercemar bahan-bahan kimia seperti desinfektan, kaporit, detergent
dan lain sebagainya
4). Pengenceran yang berlebihan sewaktu digunakan
5). Tercemar logam-logam berat seperti Zn (seng), Pb (timbal), dan Hg
(air raksa)
Vaksin yang banyak beredar di lapangan dan banyak digunakan pada
ayam umumnya untuk mencagah penyakit yang disebabkan oleh virus
(karena virus tahan terhadap obat antibiotika). Vaksin tersebut antara
lain vaksin AI, gumboro, ND, cacar, IB, dan mareks. Ada juga beberapa
vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti
vaksin kolera dan coryza
Vaksinasi
Sebelum pelaksanaan vaksinasi, perlu diperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi keberhasilan program vaksinasi antara lain :
197
1). Vaksin harus dirawat dan disimpan dalam keadaan sehat dan tidak
dalam kondisi stress
2). Ayam yang akan divaksin harus dalam keadaan sehat dan tidak
dalam kondisi stress
3). Keadaan nutrisi ayam cukup baik
4). Keadaan sanitasi kandang dan lingkungan baik
5). Pelaksanaan vaksinasi dalam waktu dan umur yang tepat
6). Peralatan untuk vaksinasi dalam keadaan baik dan steril
Vaksinasi pada ayam
Dalam pelaksanaan vaksinasi ayam, ada beberapa teknik atau cara yang
umum dilakukan antara lain vaksinasi melalui air minum, tetes mata,
tetes hidung atau mulut, spray, suntikan dam tusuk sayap. Untuk
menghindari ayam yang divaksin mengalami stress, maka ayam perlu
mendapat suplai vitamin khususnya vitamin anti stress sebelum dan
sesudah pelaksanaan vaksinasi.
Metode vaksinasi melalui air minum (drink water/DW)
Vaksinasi melaui air minum biasanya diberikan untuk ayam yang
berumur lebih dari satu minggu. Air minum yang akan digunakan harus
bebas
dari
kaporit,
desinfektan
maupun
zat
logam.
Untuk
198
1). Sebelum divaksin ayam dipuasakan tidak minum terlebih dahulu 1-2
jam dengan tujuan menambah haus sehingga ketika vaksin
diberikan langsung segera diminum
2). Sediakan tempat minum (gallon) secukupnya agar seluruh ayam
dapat minum secara merata dan serempak sekaligus tanpa
berdesakan, diperkirakan dalam waktu 2 jam dapat habis
3). Siapkan air minum (air dingin juga bagus) yang sudah bercampur
dengan susu skim , untuk ayam umur 7-14 hari per 1.000 dosis
vaksin sebanyak 10-20 liter sedangkan untuk ayam umur 3-4
minggu per 1000 dosis vaksin sebanyak 20-40 liter. Isi botol vaksin
dengan air minum setengahnya kemudian tutup vial lalu dikocok
supaya vaksin larut dan setelah tercampur rata dimasukkan ke
dalam air yang sudah disiapkan, kemudian bagi rata ke dalam gallon
air minum
4). Pemberian vaksin minum sebaiknya pada pagi atau sore hari, untuk
menghindari
keadaan
panas
dan
sinar
matahari
langsung.
200
1). Alat suntik yang akan dipakai harus bersih dari sisa pemakaian
sebelumnya, kemudian lepaskan bagian-bagian alat suntik dan
sterilkan lebih dulu dengan cara direbus selama 30 menit dihitung
mulai saat air mendidih
2). Kocok terlebih dahulu vaksin dengan hati-hati hingga tercampur
rata (homogen) sebelum digunakan
3). Suntikkan vaksin pada ayam dengan hati-hati sesuai dengan dosis
yang telah dianjurkan. Untuk 1.000 dosis vaksin dilarutkan dalam
500 cc aquades, untuk 500 dosis vaksin dilarutkan dalam 250 cc
aquades dan demikian seterusnya. Setiap ekor ayam disuntik
dengan dosis 0,5 cc pada otot dada.
Vaksinasi dengan cara penyuntikan harus dilakukan sevara hati-hati.
Bila dilakukan dengan ceroboh mengakibatkan kegagalan dan akan
berakibat fatal. Akibat fatal yang mungkin terjadi antara lain ayam
menjadi stress sehingga kematian tinggi pasca penyuntikan, leher
terpuntir (tortikolis), terjadinya abses (kebengkakan) pada leher, terjadi
infeksi bakteri secara campuran dan ayam menjadi mengantuk kurang
bergairah.
Vaksinasi dengan tusuk sayap (wing web)
Vaksinasi dengan cara tusuk sayap hanya digunakan untuk vaksinasi
penyakit cacar (fowl pox). Vaksinasi dilakukan dengan cara menusuk
sayap sekitar selaput sayap dari arah bagian dalam sayap dengan
menggunakan
jarum
khusus
bermata
dua.
Langkah-langkah
201
1). Jarum penusuk disterilkan lebih dulu (direbus pada air mendidih
selama 30 menit)
2). Cara melarutkan vaksin sama seperti pada cara vaksinasi yang
lainnya. Setelah tercampur merata, celupkan jarum sampai semua
bagian tercelup
3). Rentangkan sayap ayam kemudian tusukkan jarum pada bagian
lipatan sayap yang tipis, perlu hati-hati jangan sampai tusukan
mengenai pembuluh darah, tulang dan urat daging sayap. Vaksin
diusahakan jangan sampai mengenai bagian tubuh lain.
Vaksinasi cacar dianggap berhasil apabila 6-8 hari setelah vaksinasi
pada bekas tusukan adanya pembengkakan dan kemerahan, kelainan ini
akan hilang setelah 10-18 hari kemudian.
Vaksinasi merupakan cara pencegahan penyakit dengan biaya yang
tidak murah, maka perlu diperhatikan supaya tidak terjadi kegagalan.
Cara mencegah terjadinya kegagalan vaksinasi antara lain :
1). Vaksin aktif harus disimpan dalam suhu 2-8C
2). Jaga kebekuannya (dalam kondisi beku kering)
3). Jangan membuka vial vaksin atau botol kemasan apabila belum siap
benar akan digunakan
4). Campurkan vaksin sesegera mungkin bila akan digunakan
5). Lakukan vaksinasi dengan dosis yang tepat
6). Ikuti petunjuk dan prosedur dari pabrik asal pembuat vaksin
7). Jangan terburu-buru dalam melakukan vaksinasi (asal cepat)
8). Vaksin harus tercampur secara merata (homogen)
9). Air yang digunakan untuk melarutkan vaksin harus bebas dari
desinfektan.
202
Nama Vaksin
Kegunaan
Aplikasi
5 hari
ND Lasota
Mencegah ND (Cekak)
Tetes Mata
10 hari
Coccivoc
Mencegah Coccodiocis
Air Minum
14 hari
IB
Mencegah
Pernapasan
4
21 hari
IBD (live)
Mencegah Gumboro
Air Minum
28 hari
ND Lasota
Mencegah ND
Suntikan
Fowl Fox
Tusuk Sayap
7 mgg
Coryza
Mencegah Coryza
Suntikan
10 mgg
ND
Mencegah ND
Suntikan
12 mgg
IBD (live)
Mencegah Gumboro
Suntikan
14 mgg
IB
Mencegah
Pernapasan
10
16 mgg
Coryza
Mencegah Coryza
Suntikan
Fowl Fox
Tusuk Sayap
Suntikan
11
20 mgg
ND
Mencegah ND
12
34 mgg
IB
Mencegah
Pernapasan
13
38 mgg
IBD (live)
Mencegah Gumboro
Air Minum
203
204
205
sanitasi
seluruh komplek
lokasi
206
Melakukan tindakan pencegahan (vaksinasi) terhadap penyakitpenyakit itik sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dibidang kesehatan hewan; setiap terjadinya kasus penyakit
terutama yang dianggap/diduga penyakit menular, peternak, tenaga
kerja/karyawan segera melaporkan kepada Instansi/Dinas yang
membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan;
sehingga
bisa
dengan
leluasa
kontak
dengan
lingkungannya.
2) Membatasi lalu lalang orang, alat-alat transportasi di area
perkandangan. Dengan demikian tidak semua orang bisa keluar
masuk kandang dengan seenaknya. Hanya orang-orang yang
berkepentingan
terhadap
pemeliharaan
ternak
yang
demikian
apabila pedagang
atau alat
209
210
masuk komplek
perkandangan harus
211
Grower
Sistem pemeliharaan pada periode grower mulai umur 5 minggu sampai
dengan 20 minggu (tipe petelur) atau 24 minggu (tipe pedaging),
disesuaikan dengan petunjuk teknis atau manual manajemen asal ayam
bibit.
Pemeliharaan burung puyuh fase pertumbuhan starter dan grower :
Starter
Burung puyuh umur satu hari (DOQ) sampai dengan 3 (tiga) minggu,
dalam pemeliharaannya memperhatikan kebersihan kandang dan
peralatan, pemberian pakan dan minum dengan kuantitas dan kualitas
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, dan pengaturan panas dari
brooder sesuai kebutuhan. Program vaksinasi dan pemberian obat
hewan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan petunjuk teknis.
212
Grower
Burung puyuh berumur 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) minggu. Pada
fase ini dilakukan pemotongan paruh dan seleksi calon induk dan
pejantan. Seleksi calon induk dan pejantan dilakukan berdasarkan
warna bulu dan ciri kelamin sekunder lainnya. Pada fase ini jantan dan
betina disatukan dalam kandang koloni dengan jumlah maksimal 30
(tiga puluh) ekor per unit, dengan perbandingan jantan dan betina 1 : 3.
n. Pengelolaan Fase Produksi dan Pengelolaan Pejantan
Pemeliharaan pada pembibtan ayam ras berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor : 40/Permentan/Ot.140/7/2011. Tanggal : 15
Juli 2011. Tentang Pedoman Pembibitan Ayam Ras Yang Baik.
Pengelolaan Fase Produksi (Layer)
213
216
ayam
akan
mengurangi
aktifitasnya,
misalnya
dengan
217
218
l.
1 : 1.7
15
1 : 1.9
20
1 : 2.2
26
1 : 3.0
35
1 : 5.0
Temperatur air minum adalah 1014 oC. Apabila temperatur air minum
di bawah 5oC maka feed intake akan rendah apabila temperatur di atas
35 oC maka feed intake juga rendah.
Temperatur air minum yang baik adalah 7 8 oC di bawah temperatur
lingkungan.
Pada ayam, air minum diberikan secara ad-libitum (tidak terbatas),
sehingga suplai air harus kontinyu atau selalu tersedia pada tempat air
minum.
Kualitas air minum terutama kandungan kimia sangat perlu
diperhatikan, untuk kebaikan penampilan sangat perlu diperhatikan,
untuk kebaikan penampilan flock. Air minum pH 6,0 8,5
Tabel 41. Umur dan Jumlah Kebutuhan Air Minum Ayam Petelur
Umur (mg)
Jumlah
10
11
12
13
14
19
38
57
72
87
103
118
129
141
152
160
174
181
189
Air
Minum
(ml/ekor/hr)
Catatan : Kebutuhan air minum untuk masa produksi, Umur 21 minggu = 265
ml/ekor/ hr
220
221
tumbuhnya
bakteri
dan
perkembngan
embryo.
+ 8 minggu. Beberapa
223
Bila ada ayam yang bertelur dilantai slat atau litter, telur harus segera
diambil. Periksa sangkar, bila litter sudah tipis segera ditambah.
Waktu pemungutan telur sebaiknya disesuaikan dengan kebiasaan
unggas bertelur, yaitu pada pagi hari sampai sekitar jam 10.00. Oleh
karena itu pemungutan telur dilakukan mulai pukul 10.00. Waktu
pemungutan telur seharusnya dilakukan pada waktu jam yang tetap
(jangan berubah-ubah).
Namun pada kenyataannya, waktu pemungutan telur sangat beragam,
tergantung pada kebijakan perusahaan.
Cara Pemungutan, sebelum melakukan pemungutan telur hendaknya
disediakan/ disiapkan tempat untuk telur yang biasa disebut dengan
rak telur atau egg tray (nampan telur). Cara lain dapat pula dengan peti
atau ember yang telah dialasi sekam padi.
Egg tray biasanya terbuat dari plastik yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga memudahkan penempatan dan penghitungan telur. Satu egg
tray biasanya memiliki kapasitas 30 butir telur.
224
Egg tray atau peti/ember dibagi atas dua kelompok yaitu satu kelompok
telur yang normal dan yang lain untuk yang kotor dan abnormal. Dalam
pemungutan telur, petugas kandang langsung memisahkan telur yang
normal adalah telur yang oval, bintik dan kulitnya mulus. Telur yang
abnormal misalnya ukurannya terlalu kecil atau terlalu besar, kulitnya
retak atau keriting, bentuknya lonjong, telur lunak dan kotor karena
litter atau terkena tinja ayam.
Pemungutan dengan menggunakan baki telur selanjutnya diseleksi
sebagai telur tetas, difumigasi/didisinfeksi dan dimasukkan dalam
keranjang telur. Telur tetas yang sudah dalam keranjang telur dikirim
ke penetasan (hatchery) dengan menggunakan alat angkut yang
dirancang khusus. Telur ditempatkan pada egg tray dengan bagian
tumpul menghadap keatas.
Jika jumlah induk ayam banyak, sebaiknya pengambilan/pengumpulan
telur dilakukan minimal 3 kali sehari. dan jika suhu relative tinggi
(melebihi 29,4 OC), maka pengumpulan dilakukan hingga 5 kali sehari,
yaitu 3 kali dilakukan pada pagi hari dan 1-2 kali pada sore hari. hal ini
dilakukan agar telur tidak terpapar panas dalam waktu yang lama.
Telur yang kotor sebaiknya dibersihkan dengan kain halus, tetapi sebisa
mungkin tidak menggunakan air. Penggunaan air dikhawatirkan dapat
merusak selaput pertahanan alami kulit telur dari bibit penyakit sepeti
bakteri dan virus yang bisa menembus lapisan berpori dinding kulit
telur. Namun jika terpaksa menggunakan air, maka sebaiknya dicampur
dengan desinfektan. Cara membersihkannya jangan terlalu menekan
kulit telur.
225
Telur yang kotor jangan dicampur dengan telur yang bersih agar tidak
terkontaminasi. Telur dengan kerabang retak dan tidak sempurna
(abnormal) sebaiknya ditinggalkan.
Penanganan telur tetas dilakukan untuk menghindari terjadinya
kerusakan (fisik/kimia dari telur) yang bisa menurunkan daya tetas dan
kualitas anak. Penanganan telur yang baik sangat penting karena di
dalam telur sudah terdapat embrio yang sedang berkembang.
Kerusakan fisik dapat disebabkan karena benturan, kesalahan
pengemasan, transportasi dan kerabang yang tipis. sementara
kerusakan/perubahan komposisi telur dapat disebabkan karena suhu,
kelembaban dan penyimpanan yang lama. Penanganan telur tetas
dimulai sejak telur dikeluarkan induk sampai dimasukkan ke dalam
mesin tetas.
Untuk mendapatkan bibit dengan kualitas baik, diperlukan adanya
penanganan terhadap telur selama di hatchery.
Tujuan
dilakukannya
grading
yakni
untuk
mendapatkan
dan
226
kelembaban
penyimpanan.
Kelembaban
udara
ini
sangat
diperlukan
oleh
embryo
untuk
229
3) Cacat
Ayam-ayam yang menyimpang dari ciri-ciri normal dapat diafkir.
Ciri-ciri tersebut antara lain bulu, bentuk kaki, kepala, ayam
kejantan-jantanan.
4) Penyimpangan Warna Bulu
Pada ayam tipe coklat, induk jantan berwarna coklat, sedang induk
betina berwarna hitam. Warna pada anak kebalikan DOC jantan
hitam dan betina coklat. Hal ini diciptakan agar memudahkan seleksi
DOC ayam atau yang dikenal dengan auto sexing. Ayam-ayam yang
warnanya menyimpang diafkir, misal ayam induk jantan tetapi
warna bulunya hitam maka akan diafkir.
Pada pemeliharaan ayam periode produksi, pengafkiran ayam, pada
prinsipnya mengakhiri pemeliharaan ayam pada kondisi yang sudah
tidak menguntungkan. Umur pada waktu pengafkiran bervariasi
tergantung strain ayam, manajemen pemeliharaan, kualtias pakan dan
kondisi kesehatan ayam. Rata-rata pada saat ayam berumur 65 minggu
mulai dievaluasi performasinya.
Keputusan untuk pengafkiran ayam atau melanjutkan pemeliharaan
ayam walaupun produksi sudah rendah, ditentukan beberapa faktor:
1) Harga DOC
Pada saat harga DOC mahal, peternak sering mempertahankan ayam
walaupun tingkat produksi sudah rendah. Harga yang mahal
tersebut masih menutupi biaya produksi telur, sebaliknya pada saat
harga DOC murah, walupun produksi telur masih tinggi, peternak
sering menjual ayamnya, untuk menguragi kerugian yang berlanjut
karena biaya sudah lebih besar dari harga telur.
231
232
Kegiatan 2
MENANYA:
Setelah melakukan pengamatan, peserta didik diarahkan untuk
menanya segala sesuatu yang berhubungan dengan uraian di atas
dan tuangkan pertanyaan secara tertulis.
a) Manfaat dan pentingnya dilakukan pemotongan jengger
DOC calon pejantan, pemotongan paruh, pemotongan kuku
jari kaki anak ayam jantan,
b) Data standar bobot badan ternak unggas pedaging, Data
standar bobot badan ternak unggas petelur,
c) Penyatuan jantan dan betina, dan kepadatan unggas
d) Pengontrolan keragaman, Penimbangan bobot badan
mingguan,
e) Pembuatan rekording,
f) Program pemberian ransum,
g) Program pengaturan cahaya,
h) Data standart kebutuhan lama cahaya pada pembibitan
unggas, Hubungan antara pencahayaan dan produksi telur,
i) Pencegahan penyakit, (vaksinasi, pengendalian serangga
dan parasit, pembersihan dan desinfeksi)
j) Pengelolaan fase starter dan grower
k) Pengelolaan fase produksi (layer) dan Pengelolaan pejantan
l) Suplai air dan grit
m) Pengambilan , dan penanganan telur
n) Seleksi dan pengafkiran/culling
233
Kegiatan-3
MENCOBA:
Setelah melakukan pengamatan dan menanya, peserta didik
mencoba atau mempraktikannya,
Melakukan kegiatan Pemotongan paruh.
Alat dan bahan : 100 ekor DOC. Debeaker dengan lubang untuk
potong paruh 4,36 mm. Petunjuk potong paruh.
Langkah kerja :
Berdoa sebelum beraktifitas.
Sediakan pakan ayam secukupnya pada tempatnya.
Persiapkan anak ayam yang akan dipotong paruh.
Panaskan debeaker sesuai kebutuhan (1.500 0F).
Lakukan potong paruh sekitar 1/3 dari panjang paruh.
Lepaskan anak ayam pada tempat yang telah tersedia pakan.
Buatlah laporan kerja.
Berdoa setelah selesai.
234
Kegiatan 4
MENGANALISA/MENGASOSIASIKAN:
Setelah melakukan pengamatan, menanya dan mencoba, peserta
didik menganalisa atau mengasosiasikan.Tuangkan secara tertulis.
g. Bagaimana analisa anda sebagai peserta didik hubungannya
Kegiatan-5
MENGKOMUNIKASIKAN:
Setelah melakukan pengamatan, menanya, mencoba, dan menganalisa
atau mengasosiasikan peserta didik mengkomunikasikannya.
10. Mengkomunikasikan hasil kerja kelompok melalui presentasi
235
3. Refleksi
Setelah mempelajari materi Melakukan tatalaksana pemeliharaan pembibitan
(induk dan pejantan) ternak unggas meliputi; Manfaat dan pentingnya
dilakukan pemotongan jengger DOC calon jantan, pemotongan paruh,
pemotongan kuku jari kaki anak ayam jantan, Data standar bobot badan ternak
unggas pedaging, Data standar bobot badan ternak unggas petelur,
Pemotongan paruh, Pemotongan kuku jari kaki anak ayam jantan, Penyatuan
jantan dan betina, Penimbangan bobot badan mingguan, Pengontrolan
keragaman, Pembuatan rekording, Program pemberian ransum, Program
pengaturan cahaya, Data standart kebutuhan lama cahaya pada pembibitan
unggas, Hubungan antara pencahayaan dan produksi telur, Pencegahan
penyakit, Pengelolaan fase produksi dan Pengelolaan pejantan.
a. Hal-hal apa saja yang dapat Anda lakukan terkait dengan materi melakukan
tatalaksana pemeliharaan pembibitan (induk dan pejantan) ternak unggas?
b. Adakah hal baru yang Anda peroleh dari materi melakukan tatalaksana
pemeliharaan pembibitan (induk dan pejantan) ternak unggas?
c. Manfaat apa saja yang Anda peroleh dari materi melakukan tatalaksana
pemeliharaan pembibitan (induk dan pejantan) ternak unggas?
d. Aspek menarik apa saja yang Anda temukan dalam materi melakukan
tatalaksana pemeliharaan pembibitan (induk dan pejantan) ternak unggas ?
e. Adakah kaitannya antara materi melakukan tatalaksana pemeliharaan
pembibitan (induk dan pejantan) ternak unggas dengan materi pelajaran
lainnya?
236
4. Tugas
Setelah
Anda
mengamati,
menanya,
mencoba,
menganalisa
dan
237
C. Penilaian
Pada buku teks siswa ini, ada 3 (tiga) macam evaluasi yaitu evaluasi sikap,
pengetahuan dan ketrampilan.
1. Sikap
Setelah membaca pernyataan yang ada pada kolom secara teliti, penilaian
sikap ini dilakukan dengan cara : memberi tanda ceklis () sesuai dengan
kondisi dan keadaan keseharian.
a. Sikap spiritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik.
No
Aspek Pengamatan
skor
1
Jumlah
238
Keterangan
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
b. Sikap Jujur
Lembar penilaian
Petunjuk :
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap jujur yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
No
skor
Aspek pengamatan
Tidak
melakukan
plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) dalam
mengerjakan setiap tugas
Melaporkan
adanya
data
atau
mengerjakan
informasi
apa
Jumlah
239
Keterangan :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering
tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
c. Sikap Disiplin
Lembar penilaian
Petunjuk :
Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
No
Aspek Pengamatan
skor
1
Jumlah
240
Keterangan :
4 = Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan
2 = Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering
tidak melakukan
1 = Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2. Pengetahuan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
241
3. Keterampilan
Lakukan kegiatan menyatukan jantan dan betina
No
1
Kriteria
Skor (%)
10
nilai
dan minum.
2
Menggunakan
sekat
untuk
mempermudah
10
50
menangkap ayam.
3
20
10
242
III. PENUTUP
243
DAFTAR PUSTAKA
244