Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
and
evidence-based guidelines. Part 6: Preoperative
antibiotics
for shunt surgery in children with hydrocephalus: a
systematic review and meta-analysis
1.
Berdasarkan Etiologinya :
A. Tipe obstruksi
a) Kongenital
1. Stenosis akuaduktus serebri
Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan disebabkan oleh infeksi
atau perdarahan selama kehidupan fetal; stenosis kongenital sejati
adalah sangat jarang. (Toxoplasma/T.gondii, Rubella/German measles,
X-linked hidrosefalus).
2. Sindrom Dandy-Walker
Malformasi ini melibatkan 2-4% bayi baru lahir dengan hidrosefalus.
Etiologinya tidak diketahui. Malformasi ini berupa ekspansi kistik
ventrikel IV dan hipoplasia vermis serebelum. Hidrosefalus yang terjadi
diakibatkan oleh hubungan antara dilatasi ventrikel IV dan rongga
subarachnoid yang tidak adekuat; dan hal ini dapat tampil pada saat
lahir, namun 80% kasusnya biasanya tampak dalam 3 bulan pertama.
Kasus semacam ini sering terjadi bersamaan dengan anomali lainnya
seperti agenesis korpus kalosum, abiopalatoskhisis, anomali okuler,
anomali jantung, dan sebagainya.
3. Malformasi Arnold-Chiari
Anomali kongenital yang jarang dimana 2 bagian otak yaitu batang otak
dan cerebelum mengalami perpanjangan dari ukuran normal dan
menonjol keluar menuju canalis spinalis.
4. Aneurisma vena Galeni
Kerusakan vaskuler yang terjadi pada saat kelahiran, tetapi secara
normal tidak dapat dideteksi sampai anak berusia beberapa bulan. Hal
ini terjadi karena vena Galen mengalir di atas akuaduktus Sylvii,
menggembung
dan
membentuk
kantong
aneurisma.
Seringkali
menyebabkan hidrosefalus.
5. Hidrancephaly
Suatu kondisi dimana hemisfer otak tidak ada dan diganti dengan
kantong CSS.
b) Didapat (Acquired)
a. Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan)
memasang shunt untuk mengalirkan cairan agar bisa diserap. Hal ini akan
menghentikan pertumbuhan kista dan melindungi batang otak.
B. Tipe komunikans:
1. Penebalan leptomeningens dan/atau granulasi arakhnoid akibat:
1.1. Infeksi
mikobakterium TBC
kuman piogenik
jamur; cryptoccocus neoformans, coccidioides immitis.
sindrom Guillain-Barr.
Komplikasi Shunting15,23,24
1. Infeksi
Berupa peritonitis, meningitis atau peradangan sepanjang
saluran subkutan. Pada pasien-pasien dengan VA Shunt.
Bakteri aleni dapat mengawali terjadinya Shunt Nephritis
yang biasanya disebabkan Staphylococcus epidermis
ataupun aureus, dengan risiko terutama pada bayi.
Profilaksis antibiotik dapat mengurangi risiko infeksi.
2. Hematoma Subdural
Ventrikel yang kolaps akan menarik permukaan korteks
serebri dari duramater. Pasien post operatif diletakkan
dalam posisi terlentang mengurangi risiko sedini
mungkin.
3. Obstruksi
Dapat ditimbulkan oleh:
- Ujung proksimal tertutup pleksus khoroideus.
- Adanya serpihan-serpihan (debris).
- Gumpalan darah.
- Ujung distal tertutup omentum.
- Pada anak-anak yang sedang tumbuh dengan VA
Shunt, ujung distal kateter dapat tertarik keluar dari
ruang atrium kanan, dan mengakibatkan terbentuknya
trombus dan timbul oklusi.
4. Keadaan CSS yang rendah
Beberapa pasien Post shunting mengeluh sakit kepala dan
vomiting pada posisi duduk dan berdiri, hal ini ternyata
disebabkan karena tekanan CSS yang rendah, keadaan ini
dapat diperbaiki dengan jalan:
- Intake cairan yang banyak.
- Katup diganti dengan yang terbuka pada tekanan yang
tinggi.
5. Asites oleh karena CSS
Asites CSS ataupun pseudokista pertama kali dilaporkan
oleh Ames, kejadian ini diperkirakan 1% dari penderita
dengan VP shunt. Adapun patogenesisnya masih bersifat
kontroversial. Diduga sebagai penyebab kelainan ini
adalah pembedahan abdominal sebelumnya, peritonitis,
protein yang tinggi dalam CSS. Asites CSS biasanya
terjadi pada anak dengan tekanan intrakranial di mana