Вы находитесь на странице: 1из 53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data Hasil Observasi
Dalam penelitian ini, penggunaan

metode

observasi

dilakukan dengan cara peneliti mengamati secara langsung


pelaksanaan proses belajar mengajar, untuk mengamati kegiatan
mengajar guru dan kegiatan belajar siswa. Kegiatan observasi
dilakukan peneliti dari tanggal 8 Agustus sampai 22 Agustus
2016,

saat

proses

pembelajaran

berlangsung

pada

pokok

bahasan program linear. Kegiatan observasi dilakukan karena


memungkinkan bagi peneliti untuk melihat dan mengamati
sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian pada keadaan
yang sebenarnya. Observasi dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah dipersiapkan serta berupa catatan
lapangan. Data dari hasil observasi dapat digunakan sebagai
penguat pada hasil analisis penelitian. Adapun deskripsi data dari
hasil observasi, disajikan sebagai berikut:
1. Observasi Kegiatan Mengajar Guru
Observasi terhadap guru mengajar merupakan salah satu cara untuk
mengumpulkan data. Observasi dilakukan pada saat guru memberikan materi
program linear. Hasil observasi dapat diuraikan sebagai berikut:
Guru membuka pelajaran dengan memberitahukan kepada siswa tentang
materi yang akan dipelajari. Sebelum memasuki materi pelajaran untuk pokok
bahasan program linear, guru menjelaskan kepada siswa terkait materi pendukung
yang harus dikuasai siswa, seperti mencari penyelesaian SPLDV, penentuan titik
43

44

koordinat, tanda pertidaksamaan, serta cara penentuan titik potong. Setelah itu,
kegiatan dilanjutkan dengan membahas materi program linear. Guru menjelaskan
materi pelajaran sambil sesekali diselingi dengan humor agar siswa tidak merasa
bosan.
Setelah selesai pada pokok bahasan tertentu, guru kemudian memberikan
contoh-contoh soal. Guru membahas proses penyelesaian dari contoh-contoh soal
yang diberikan secara runtut dari awal sampai akhir, dengan sesekali memberikan
beberapa pertanyaan kepada siswa, agar siswa juga mengetahui proses
penyelesaiannya dengan terlibat langsung dalam penyelesaian soal. Setelah contoh
soal selesai dibahas, guru menuliskan beberapa soal lagi sebagai latihan dan
meminta siswa mengerjakan soal-soal tersebut di buku mereka. Selama siswa
mengerjakan, guru memantau dan memeriksa pekerjaan siswa, membantu siswa
yang mengalami kesulitan dengan berkeliling ke meja siswa dan mengingatkan
siswa yang tidak mau mengerjakan soal agar segera mengerjakannya.
Secara umum, metode yang digunakan guru adalah metode ceramah yang
diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan. Selain itu, juga digunakan metode
penugasan. Dalam mengajar, guru tidak menggunakan alat bantu belajar khusus
seperti alat peraga atau alat bantu lainnya. Guru memberikan umpan balik
terhadap apa yang telah disampaikan dengan menanyakan kepada siswa apakah
siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan atau belum. Pada akhir
pelajaran, guru juga memberikan tugas rumah untuk dikerjakan dan dikumpulkan
pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan berikutnya, guru menanyakan tentang PR yang telah diberikan.
Akan tetapi, banyak siswa yang belum mengerjakan, dengan alasan belum paham
dengan soal PR yang diberikan. Sehingga di awal pembelajaran, guru dan siswa

45

bersama-sama membahas PR. Setelah selesai membahas PR, kegiatan dilanjutkan


dengan memasuki pembahasan selanjutnya pada materi program linear. Kegiatan
belajar mengajar tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumya.
Terkait materi pembelajaran khususnya pada indikator penyelesaian soal
cerita pokok bahasan program linear, guru sudah menjelaskan kepada siswa secara
runtut mengenai hal-hal yang harus dikuasai siswa dalam penyelesaian soal cerita
pokok bahasan program linear, sekaitan dengan aspek-aspek yang diamati dalam
penelitian ini. Seperti guru sudah menjelaskan kepada siswa bagaimana
menetukan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal, cara membuat
pemisalan yang sesuai dengan persoalan, cara membuat model matematika,
mencari penyelesaian optimum, hingga menarik kesimpulan.
2. Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Observasi terhadap kegiatan belajar siswa dilakukan pada saat siswa
menerima materi tentang program linear. Pada umumnya, siswa memperhatikan
penjelasan dari guru. Meskipun ada beberapa siswa yang asyik dengan
kegiatannya sendiri atau justru berbicara dengan temannya, namun setelah
diingatkan, mereka kembali memperhatikan penjelasan guru.
Siswa mencatat apa yang diberikan guru di papan tulis, tetapi terkadang ini
membuat siswa justru asyik mencatat dan lupa untuk memperhatikan penjelasan
guru. Siswa secara aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Baik ketika ditunjuk maupun tidak. Namun, keaktifan mereka untuk
menanyakan hal-hal yang tidak mereka ketahui sangatlah kurang. Beberapa siswa
bertanya kepada guru secara personal tentang penyelesaian soal yang tidak
mereka ketahui pada saat guru sedang berkeliling ke meja siswa.
Ketika diminta untuk mengerjakan soal yang dituliskan di papan tulis,
sebagian siswa berusaha untuk mengerjakannya, tetapi sebagian siswa baru mau

46

mengerjakan setelah didekati oleh guru. Pada saat mengerjakan, siswa secara aktif
berdiskusi dengan teman sebangku untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh
guru tanpa harus menunggu perintah diskusi dari guru.
B. Analisis Data dan Validasi Data
Selain menggunakan metode pengumpulan data hasil observasi,
peneliti juga menggunakan tes diagnostik dan wawancara. Instrumen yang telah
dibuat oleh peneliti, kemudian digandakan sebanyak 6 (enam), sesuai dengan
jumlah subyek penelitian yang dipilih masing-masing

2 (dua) subyek

dari

masing-masing kategori tinggi, sedang dan rendah. Tes dilaksanakan di kelas XI


Administrasi Perkantoran pada hari Senin tanggal 29 Agustus 2016 pukul 09:00
sampai dengan pukul 10:00.
Subyek ditempatkan pada tempat duduk yang telah disiapkan dengan jarak
tertentu dimana masing-masing subyek tidak bisa saling bekerjasama agar data
yang diperoleh lebih akurat atau valid serta diawasi secara ketat untuk menjaga
keobjektifan hasil pengerjaan dari soal diagnostik yang diberikan. Sebelum
memulai kegiatan pemberian tes diagnostik, pengawas tes (dalam hal ini peneliti
sendiri), memberikan petunjuk teknis dalam mengerjakan soal dignostik. Setelah
selesai memberikan petunjuk pengerjaan soal, kemudian soal diagnostik yang
telah digandakan dibagikan kepada subyek. Subyek baru memulai mengerjakan
soal diagnostik setelah mendapatkan aba-aba dari pengawas.
Selanjutnya, soal diagnostik yang telah selesai dikerjakan oleh subyek lalu
dikumpulkan. Kemudian diperiksa dan dianalisis untuk mengetahui kemampuan
subyek berdasarkan pedoman indikator tingkat kemampuan yang telah disiapkan
sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung dalam selang waktu 5 hari. Agar data yang
diperoleh lebih valid dan akurat, serta untuk keperluan triangulasi data, maka

47

masing-masing subyek diwawancarai untuk mengkonfirmasikan jawaban tes


diagnostik yang telah dituliskan dari hasil pengerjaan langkah perlangkah.
Kegiatan wawancara dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016,
pukul 14:00 sampai selesai.
Dalam menganalisis data penelitian, petikan jawaban subyek dibandingkan
dengan hasil wawancara. Untuk memudahkan pemaparan data kemampuan
subyek dalam menyelesaikan soal cerita program linear, maka dilakukan coding
pada petikan jawaban subyek penelitian saat wawancara. Dalam penelitian ini
kode yang digunakan adalah urutan siswa sebagai subyek/responden dalam
penelitian. Sebagai contoh, untuk siswa pertama atau responden pertama
digunakan inisial R1, untuk responden kedua digunakan inisial R2, dan seterusnya.
Sedangkan untuk pewawancara, digunakan inisial P.
Berdasarkan data yang diperoleh, maka akan diketahui gambaran dari
tingkat kemampuan subyek kelas XI SMK Maarif Husnul Khatimah
Kabupaten Polewali Mandar dalam menyelesaikan soal cerita pada pokok
bahasan program linear. Berikut paparan hasil analisis dan validasi data:
1. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Pokok Bahasan Program Linear pada Siswa Kategori
Tinggi
a. Subyek/ Responden 1 (R1)
Berdasarkan hasil tes diagnostik, berikut adalah petikan
jawaban

subyek,

pada

indikator

kemampuan

menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear :

dalam

48

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat bahwa


subyek sudah mampu memahami masalah yang diberikan dalam
soal diagnostik. Untuk mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut
adalah petikan hasil wawancara dengan subyek, yang dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016.
P : Berdasarkan soal, coba sebutkan apa yang diketahui dan
R1

ditanyakan?
: (Menyebutkan secara lengkap yang diketahui dan yang
ditanyakan dalam soal).

: Menurut Anda, bagaimanakah


menyelesaikannya?

R1
P
R1
P

:
:
:
:

langkah

awal

untuk

Dengan membuat pemisalan terlebih dahulu Kak.


Apa yang dimisalkan?
Sepatu pria = x dan sepatu wanita = y.
OK. Tapi pemisalannya masih kurang tepat. Seharusnya
yang dimisalkan dengan variabel x adalah banyaknya
sepatu pria, dan yang dimisalkan dengan variabel y adalah
banyaknya sepatu wanita.

R1 : Oh iye Kak.

49

Dari jawaban tes dignostik dan hasil wawancara subyek di


atas, berdasarkan aspek kemampuan yang digunakan, maka
dapat disimpulkan bahwa subyek mampu mencapai aspek
kemampuan 1, yaitu kemampuan memahami masalah yang
diberikan, yang ditandai dengan mampu menetukan apa yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal, serta mampu membuat
pemisalan. Walaupun pada langkah pemisalan, jawaban subyek
sedikit berbeda dengan pemisalan yang ada di kunci jawaban
dalam penelitian ini. Tapi hal ini tidak salah, asalkan pemisalan
yang digunakan tetap konsisten hingga akhir penyelesaian. Pada
tahap pemisalan, jawaban subyek kurang tepat. Karena subyek
memisalkan jenis sepatu. Seharusnya yang dimisalkan adalah
banyaknya jenis sepatu. Setelah dilakukan wawancara dengan
subyek, subyek menyadari letak kekeliruannya dalam membuat
pemisalan.
Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada
indikator kemampuan 2 dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan program linear :

Berdasarkan petikan jawaban subyek tersebut, dapat


diketahui

bahwa

subyek

tidak

mampu

membuat

rencana

penyelesaian. Untuk mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut

50

adalah petikan hasil wawancara dengan subyek, yang dilakukan


pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016.
P : Bagaimana cara Anda membuat model matematika (fungsi
kendala dan fungsi objektif) dengan melihat persoalan?
R1 : (sambil membaca soal, lalu menjelaskan cara membuat
P

model matematika)
: Cukup. Untuk fungsi kendala (i), daya tampung toko sepatu
hanya muat 50 pasang sepatu. Jadi, model matematika
fungsi kendalanya x+ y 50 . Terus, untuk fungsi kendala
(ii) sudah hampir tepat, cuma Anda tidak menuliskan
5.400 .000 sesudah 90.000x + 120.000y. Selanjutnya
untuk fungsi kendala (iii) dan (iv), jangan pakai tanda =,
tapi harusnya pakai tanda pertidaksamaan . Dan fungsi
objektifnya
yang
tidak
Anda
tuliskan,
memaksimumkan nilai 25.000x + 30.000y

adalah

R1 : Kalau fungsi kendala (ii) Kak, apa bisa disederhanakan?


5.400.000 nilainya
P : Iya bisa, 90.000x + 120.000y
terlalu besar, untuk menyederhanakannya kedua ruas bisa
dibagi dengan 30.000 (FPB dari bilangan 120.000, 90.000
dan bilangan 5.400.000) sehingga diperoleh fungsi kendala
3x + 4y 180.
R1 : Mengerti Kak.
Dari jawaban tes dignostik dan hasil wawancara subyek di
atas, berdasarkan aspek kemampuan yang digunakan, maka
dapat disimpulkan bahwa subyek mengalami kesulitan dalam
membuat rencana penyelesaian, yang ditunjukkan dengan tidak
mampu membuat model matematika berupa fungsi kendala yang sesuai dengan
persoalan. Padahal, agar masalah dapat diselesaikan secara sistematis, maka
syarat-syarat yang ada dalam permasalahan harus diterjemahkan terlebih dahulu
ke dalam model matematika. Berkaca dari

data hasil tes dan wawancara,

51

terlihat bahwa subyek tidak mampu menggunakan tanda pertidaksamaan yang


sesuai dengan persoalan yang diberikan dalam soal diagnostik. Selain itu,
subyek juga tidak mampu membuat model matematika berupa
fungsi objektif.
Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada
indikator kemampuan 3 dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan program linear :

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat bahwa


subyek tidak mampu melaksanakan rencana penyelesaian. Untuk
mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut adalah petikan hasil
wawancara dengan subyek, yang dilakukan pada hari

Sabtu

tanggal 3 September 2016.


P : Mengapa Anda menjawab seperti ini? (menunjuk pada
lembar pengerjaan subyek)
R1 : Karena titik potong dengan sumbu x akan diperoleh jika
P

nilai y = 0.
: Baik. Berarti Anda sudah paham tentang syarat titik potong
suatu persamaan dengan sumbu koordinat. Jelaskan
langkah selanjutnya!

52

R1 : (Sambil menjelaskan langkah pengerjaan selanjutnya)


P : Proses substitusinya sudah betul, tapi fungsi kendala yang
digunakan dalam mencari titik potong yang salah (lalu
menjelaskan proses pengerjaan yang tepat).
Dapatkah Anda menetukan nilai optimumnya (maksimum)
sesuai dengan yang diinginkan soal?
R1 : Tidak bisa Kak.
Dari paparan petikan jawaban tes dignostik dan hasil
wawancara subyek di atas, berdasarkan aspek kemampuan yang
digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa subyek mengalami
kesulitan dalam melaksanakan rencana penyelesaian. Subyek
sudah mampu menentukan syarat perpotongan suatu persamaan
dengan sumbu x maupun sumbu y. Akan tetapi, subyek salah
dalam menggunakan fungsi kendala saat proses substitusi,
sehingga mengakibatkan kesalahan dalam penentuan koordinat titik potong dan
tidak mampu melanjutkan proses pengerjaan sampai pada tahap menggambar
garafik himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan fungsifungsi kendala. Berdasarkan keterangan dari subyek setelah dilakukan
wawancara,

subyek

tidak

mampu

menetukan

nilai

(maksimum) sesuai dengan yang diinginkan soal.


Selanjutnya, untuk indikator kemampuan

optimum
4

dalam

menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear, subyek


tidak mampu mencapai pada tahap aspek kemampuan ini. Untuk
mengkonfirmasinya, berikut adalah petikan hasil wawancara

53

dengan subyek, yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 3


September 2016.
P : Bisakah Anda menarik kesimpulan dari hasil pengerjaan
yang Anda lakukan untuk menjawab pertanyaan soal?
R1 : Tidak.
P : Untuk bisa menarik kesimpulan, Anda harus mampu
mencari nilai maksimumnya terlebih dahulu. Sehingga
akan memudahkan mengerjakan langkah penyelesaian
pada langkah selanjutnya (membuat kesimpulan) untuk
menjawab pertanyaan pada soal. Perbanyak latihan
mengerjakan soal-soal matematika!
R1 : Iya Kak.
Dari hasil wawancara dengan subyek di atas, berdasarkan
aspek kemampuan yang digunakan, maka dapat disimpulkan
bahwa subyek tidak mampu menafsirkan hasil yang diperoleh,
yang ditunjukkan dengan tidak mampu meneruskan langkah penyelesaian
sampai pada membuat kesimpulan.
Berdasarkan indikator tingkat kemampuan yang digunakan,
maka dapat disimpulkan subyek/ responden 1 (R 1) berada pada
tingkatan kemampuan 2, yaitu hanya mampu mencapai aspek
kemampuan 1 (memahami masalah yang diberikan dalam soal
diagnostik).
b. Subyek/ Responden 2 (R2)
Berdasarkan hasil tes diagnostik, subyek tidak mampu
mencapai

aspek

kemampuan

(kemampuan

memahami

masalah yang diberikan) dalam menyelesaikan soal cerita pokok


bahasan program linear. Untuk mengkonfirmasinya, berikut

54

adalah petikan hasil wawancara dengan subyek, yang dilakukan


pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016.
P : Apa yang Anda tahu pada soal tersebut?
R2 : Tentang mencari nilai maksimum yang akan diperoleh
pedagang dan jumlah sepatu wanita dan pria yang harus
disediakan oleh pedagang agar tercapai keuntungan
maksimum.
P

: Itu adalah yang ditanyakan dalam soal. Kemudian, coba


sebutkan apa yang diketahui dalam soal?

R2 : (Sambil melihat soal, kemudian menyebutkan hal-hal yang


diketahui dalam soal).
P

: Mengapa saat mengerjakan soal diagnostik, Anda tidak


menuliskan hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dalam
soal?

R2 : Lupa Kak.
P : Menurut Anda, bagaimanakah
menyelesaikan soal cerita ini?

langkah

awal

untuk

R2 : Menuliskan yang diketahui dan yang ditanyakan dalam


P
R2
P

soal.
: Iya benar, setelah itu?
: Membuat model matematika Kak.
: Sebelum membuat model matematika berupa fungsi
kendala dan fungsi objektif, harusnya membuat pemisalan
terlebih dahulu. Dari soal, kita misalkan banyak sepatu
wanita = x dan banyak sepatu pria = y.

R2 : Iya Kak.
P : Jadi lain kali Anda sudah bisa membuat pemisalan!
Dari hasil wawancara dengan subyek di atas, berdasarkan
aspek kemampuan yang digunakan, maka dapat diketahui bahwa
subyek tidak mampu memahami soal. Hal ini tampak pada
jawaban subyek, yang tidak menuliskan hal-hal yang diketahui
dan ditanyakan dalam soal. Padahal menuliskan hal yang

55

diketahui/ditanyakan

merupakan

hal

penting

dalam

menyelesaikan soal cerita, untuk dapat menangkap informasi


dari soal cerita yang nantinya akan dipergunakan dalam langkah
pengerjaan selanjutnya. Selain itu, subyek juga tidak mampu
membuat pemisalan sesuai persoalan.
Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada
indikator kemampuan 2 dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan program linear :

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat bahwa


subyek tidak mampu membuat rencana penyelesaian. Untuk
mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut adalah petikan hasil
wawancara dengan subyek, yang dilakukan pada hari

Sabtu

tanggal 3 September 2016.


P : Bagaimana cara Anda membuat model matematika (fungsi
kendala dan fungsi objektif) dengan melihat persoalan?
R2 : Kapasitas toko hanya bisa menampung 50 pasang sepatu.
Jadi, fungsi kendalanya x + y = 50. Terus harga sepatu
wanita = Rp 120.000,00. Harga sepatu pria = Rp
90.000,00. Modal pedagang Rp 5.400.000,00. Jadi, saya
dapat 120.000x + 90.000y, lalu saya bagi dengan 1.000
Kak. Hasilnya 120x + 90y = 5.400

56

: Good. Hanya saja untuk fungsi kendala x + y = 50, jangan


pakai tanda sama dengan (=), harusnya menggunakan
tanda pertidaksamaan kurang dari atau sama dengan (
). Selanjutnya, untuk fungsi kendala yang lain,
harusnya Anda menuliskan terlebih dahulu 120.000x +

90.000y
5.400.000, kemudian kedua ruas dibagi
dengan 30.000 untuk menyederhanakannya, sehingga
diperoleh fungsi kendala yang kedua, 4x + 3y 180.

R2 : Oh iya Kak. Paham.


P : Lanjut, karena x dan y masing-masing menyatakan
banyaknya sepatu wanita dan sepatu pria, jadi x dan y di
sini berupa bilangan cacah atau minimal nilainya bisa = 0.
Bisa dituliskan dalam bentuk fungsi kendala
x 0 dan
y
R2
P

0.

Kalau

fungsi

objektifnya,

bisakah

Anda

membuatnya?
: Tidak tahu Kak.
: Fungsi objektifnya, memaksimumkan 30.000x + 25.000y
Data

hasil

menunjukkan

tes

bahwa

diagnostik
subyek

dan

wawancara

mengalami

kesulitan

tersebut
dalam

membuat rencana penyelesaian, yang ditunjukkan dengan tidak


mampu merumuskan/menerjemahkan permasalahan ke dalam model/kalimat
matematika, berupa fungsi kendala yang sesuai dengan persoalan. Kesalahan
subyek karena menggunakan tanda sama dengan (=) dalam membuat fungsi
kendala, yang seharusnya menggunakan tanda pertidaksamaan ( ). Pada
fungsi kendala (ii), subyek terlalu terpaku pada saat penyederhanaan fungsi
kendala, sehingga ada langkah yang tidak dituliskan. Selain itu, subyek juga tidak
mampu membuat fungsi objektif.

57

Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada


indikator kemampuan 3 dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan program linear :

58

Berdasarkan petikan jawaban subyek tersebut, dapat


diketahui bahwa subyek tidak mampu melaksanakan rencana
penyelesaian. Untuk mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut
adalah petikan hasil wawancara dengan subyek, yang dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016.
P : Selanjutnya, mengapa Anda menjawab seperti
(menunjuk pada bagian yang salah pengerjaan)

ini?

R2 : Saya substitusikan nilai y = 0.


P : Tapi mengapa disini nilai x yang diganti menjadi 0. Kan
harusnya yang disubstitusi nilai y = 0.
R2 : (Memperhatikan lembar jawaban). Iya Kak. Saya terburuburu dan tidak teliti mengerjakan soal.
P

: Sebenarnya, kesalahan tidak hanya pada proses substitusi.


Tapi fungsi kendala yang dipakai juga kurang tepat. Selain
itu,
gambar
himpunan
penyelesaian
dari
pertidaksamaannya dan daerah arsirannya masih kurang
tepat. (sambil menjelaskan ke subyek langkah pengerjaan
yang tepat). Berikutnya, dapatkah Anda menentukan nilai
optimumnya (maksimum) sesuai dengan yang diinginkan
soal?

R2 : Saya belum terlalu paham tentang nilai maksimum.


Jika dilihat dari hasil jawaban tes dignostik dan hasil
wawancara subyek di atas, berdasarkan indikator kemampuan
yang digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa subyek dalam
melaksanakan rencana penyelesaian mengalami kesulitan, yaitu
pada saat mencari penyelesaian nilai optimum (maksimum). Di

59

awal pengerjaan, terlihat dengan jelas bahwa subyek sudah


mampu menuliskan syarat perpotongan garis dengan sumbu
koordinat. Namun pada proses substitusi, subyek terlalu terburu-buru dan
hilang ketelitian, mengakibatkan terjadinya kesalahan yang fatal dalam melakukan
proses substitusi, yaitu salah dalam mensubstitusikan nilai x = 0, yang seharusnya
mensubstitusikan nilai y = 0. Selain itu, hampir sama dengan subyek R 1, dimana
penggunaan fungsi kendala yang salah, juga masih menjadi masalah utama. Di
beberapa langkah pengerjaan, juga terdapat kesalahan dalam proses perhitungan.
Hal ini mengakibatkan titik potong pertidaksamaan dengan sumbu x maupun
sumbu y menjadi salah pengerjaan, sehingga hasil akhir yang didapat dari
pencarian titik potong menjadi salah pula. Hal ini juga berdampak pada kesalahan
subyek dalam melukis daerah arsiran himpunan penyelesaian fungsi kendala pada
bidang kartesius.
Selanjutnya,

untuk

indikator

kemampuan

dalam

menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear, subyek


tidak mampu mencapai pada tahap aspek kemampuan ini. Untuk
mengkonfirmasinya, berikut adalah petikan hasil wawancara
dengan subyek, yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 3
September 2016.
P : Mengapa Anda tidak melanjutkan proses
sampai pada tahap menarik kesimpulan?
R2
P
R2
P

:
:
:
:

pengerjaan

Saya tidak tahu Kak langkah selanjutnya.


Tidak ada bayangan sama sekali?
Lupa Kak.
Perbanyak latihan terkait soal-soal program
khususnya dalam mencari nilai optimum!

R2 : (Diam sejenak) Iye Kak.

linear,

60

Dari hasil wawancara dengan subyek di atas, berdasarkan


aspek kemampuan yang digunakan, maka dapat disimpulkan
bahwa subyek tidak mampu menafsirkan hasil yang diperoleh,
yang ditunjukkan dengan tidak mampu meneruskan langkah penyelesaian
sampai pada membuat kesimpulan. Dari keterangan subyek setelah dilakukan
wawancara, subyek lupa tentang langkah penyelesaian selanjutnya, yaitu pada
tahapan

mengevaluasi

kembali

penyelesaian

yang

sudah

dilakukan. Sehingga subyek tidak meneruskan proses pengerjaan sampai pada


langkah selanjutnya, pada tahap menarik kesimpulan.
Berdasarkan indikator tingkat kemampuan yang digunakan,
maka dapat disimpulkan subyek/ responden 2 (R 2) berada pada
tingkatan kemampuan 1, yaitu subyek tidak mampu mencapai
satupun dari aspek kemampuan yang diamati dalam penelitian
ini.
2. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Pokok Bahasan Program Linear pada Siswa Kategori
Sedang
a. Subyek/ Responden 3 (R3)
Berdasarkan hasil tes diagnostik, berikut adalah petikan
jawaban

subyek,

pada

indikator

kemampuan

dalam

menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear :

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat bahwa


subyek tidak mampu memahami masalah yang diberikan dalam

61

soal diagnostik. Untuk mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut


adalah petikan hasil wawancara dengan subyek, yang dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016.
P : Berdasarkan soal, coba sebutkan apa yang diketahui dan
R3
P
R3
P
R3
P

:
:
:
:
:
:

ditanyakan?
(Menyebutkan hal-hal yang diketahui berdasarkan soal).
Kemudian yang ditanyakan dalam soal?
Tentang jumlah sepatu yang harus disediakan.
Masih ada?
Keuntungan maksimum yang bisa diperoleh pedagang.
Mengapa saat mengerjakan soal diagnostik, Anda
menyajikan dalam bentuk tabel yang diketahui dan proses
pemisalan?

R3 : Karena Ibu Guru pernah menerangkan seperti itu Kak.


P : OK. Mengenai yang diketahui dalam soal, masih ada yang
belum Anda sebutkan, yaitu kapasitas toko yang hanya
mampu menampung 50 pasang sepatu. Berikutnya, untuk
hal-hal
yang
ditanyakan
dala
soal,
Anda
tidak
menuliskannya saat mengerjakan soal diagnostik.
R3 : (Memperhatikan kertas jawaban). Hehe, iye Kak.
P : Lalu ini (menunjuk kertas jawaban subyek), apa yang Anda
misalkan dengan variabel x dan y?
R3 : Sepatu wanita dan pria Kak.
P : Berarti Anda juga masih keliru. Seharusnya yang
dimisalkan dengan x dan y adalah, masing-masing
mewakili banyaknya sepatu wanita dan pria.
Berdasarkan data dari jawaban tes dignostik dan hasil
wawancara subyek di atas, berdasarkan aspek kemampuan yang
digunakan,

maka

dapat

disimpulkan

bahwa

indikator

kemampuan 1 yaitu kemampuan memahami masalah, tidak


mampu dicapai oleh subyek. Jawaban subyek sedikit berbeda
dengan jawaban subyek yang lain, subyek menuliskan hal-hal

62

yang diketahui dari soal dan membuat pemisalan dengan


menyajikannya dalam bentuk tabel. Hal ini tidak salah, akan
tetapi subyek tidak menuliskan hal-hal yang diketahui dalam soal
secara lengkap, serta lupa menuliskan hal-hal yang ditanyakan
dalam soal. Subyek menyelesaikan soal sesuai dengan langkah
awal dalam penyelesaian soal cerita, yaitu dengan membuat
pemisalan terlebih dahulu. Tapi tidak jauh berbeda dengan
subyek 1, yang belum terlalu paham dalam membuat pemisalan,
hal ini tergambar jelas dari jawaban subyek. Karena yang
seharusnya yang dimisalkan dari soal adalah banyaknya jenis
sepatu.

Namun

setelah

dilakukan

wawancara,

subyek

menyadari letak kekeliruannya.


Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada
indikator kemampuan 2 dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan program linear :

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat dengan jelas


bahwa subyek tidak mampu membuat rencana penyelesaian.
Untuk mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut adalah petikan
hasil wawancara dengan subyek, yang dilakukan pada hari Sabtu
tanggal 3 September 2016.
P : Selanjutnya, coba buat model matematikanya! (fungsi
kendala dan fungsi objektif).

63

R3
P
R3
P

:
:
:
:

Saya tidak tahu fungsi objektifnya Kak.


Kalau fungsi kendalanya?
(Menjelaskan cara membuat fungsi kendala).
Cukup. Perhatikan fungsi kendala yang Anda buat! Untuk
fungsi kendala yang pertama mengenai masalah daya
x+ y 50 .
tampung toko, fungsi kendala yang sesuai
Kemudian, untuk fungsi kendala yang kedua mengenai
masalah keterbatasan modal, fungsi kendala yang sesuai
120.000 x + 90.000 y 5.400.000. Selanjutnya yang
tidak Anda tuliskan, oleh karena

dan

adalah

bilangan non negatif (cacah), maka fungsi kendalanya


x 0 dan
y 0 . Sedangkan untuk fungsi objektifnya
yang tidak Anda tahu, memaksimumkan nilai 30.000x +
25.000y.
R3 : Iya Kak.
P : Lalu, mengapa saat menuliskan fungsi kendala, anda
melakukan proses substitusi nilai x = 0 dan y = 0 ?
R3 : Setahu

saya

Kak,

memang

pengerjaannya.
P

: Begini, proses substitusi nilai

seperti

= 0 dan

itu
y

langkah

= 0 ke

dalam fungsi kendala yang Anda lakukan, bertujuan untuk


mencari daerah arsiran penyelesaian. Jadi sebaiknya Anda
lakukan tahap itu saat ingin menggambar daerah arsiran.
Dari jawaban tes dignostik dan hasil wawancara subyek di
atas, berdasarkan aspek kemampuan yang digunakan, maka
dapat disimpulkan bahwa subyek mengalami kesulitan dalam
mencapai aspek kemampuan membuat rencana penyelesaian,
yang ditandai dengan tidak mampu membuat model matematika (fungsi
kendala dan fungsi objektif)

yang sesuai dengan persoalan. Padahal model

64

matematika berperan sangat penting, karena model matematika memuat bagianbagian yang nantinya akan diperlukan dalam mencari nilai optimum.
Pada langkah menuliskan fungsi kendala, subyek sudah mampu
menggunakan tanda pertidaksamaan yang sesuai dengan persoalan yang diberikan
dalam soal diagnostik. Tapi nilai kendala daya tampung toko yang
digunakan salah. Subyek menuliskan

yang seharusnya

x+ y 5.400.000 , jawaban

x+ y 50 . Selanjutnya pada fungsi kendala

yang lain tentang masalah keterbatasan modal, jawaban subyek


juga salah, karena mengaitkan antara banyaknya sepatu dengan
keuntungan dari penjualan sepatu. Yang seharusnya pada fungsi
kendala

ini,

mengaitkan/menghubungkan

antara

banyaknya

sepatu yang harus disediakan dengan harga pembelian untuk


masing-masing jenis sepatu. Selain itu, jawaban subyek saat
menuliskan fungsi kendala, juga tidak sistematis. Karena secara
tiba-tiba subyek memunculkan langkah pencarian daerah arsiran,
yaitu dengan melakukan proses substitusi, yang mana langkah
tersebut belum diperlukan dalam tahap membuat rencana
penyelesaian.
Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada
indikator kemampuan 3 dan indikator kemampuan 4 dalam
menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear :

65

66

Berdasarkan petikan jawaban subyek tersebut, dapat


diketahui bahwa subyek tidak mampu melaksanakan rencana
penyelesaian

dan

tidak

mampu

menafsirkan

hasil

yang

diperoleh. Untuk mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut adalah

67

petikan hasil wawancara dengan subyek, yang dilakukan pada


hari Sabtu tanggal 3 September 2016.
P : Mengapa Anda menjawab seperti ini? (menunjuk pada
bagian yang salah pengerjaan)
R3 : Saya cari titik potongnya Kak.
P

: Mengenai syarat titik potong suatu persamaan dengan


sumbu koordinat, Anda sudah tahu. Tapi saat melakukan
substitusi, proses pengerjaannya tidak runtut. Tiba-tiba
Anda menuliskan 30.000(0) + 25.000y, yang tidak ada
kaitannya dengan langkah sebelumnya. Selain itu, karena
kesalahan Anda sebelumnya mengenai pembuatan fungsi
kendala, jadi titik potong yang Anda peroleh juga salah.
Selanjutnya, mengapa proses pengerjaannya Anda tidak
lanjutkan pada tahap mencari daerah arsiran, mencai nilai
maksimum, dan membuat kesimpulan? Padahal Anda
sudah berada pada tahap menggambar grafiknya dan Anda
juga sudah membuat tabel mengenai penentuan daerah
arsiran dan penentuan nilai maksimum.

R3 : Saya tahu hanya sampai disitu Kak. Langkah selanjutnya


saya belum paham.
P

: Perbanyak latihan!

R3 : Iye Kak.
Dari jawaban tes dignostik dan hasil wawancara subyek di
atas, berdasarkan aspek kemampuan yang digunakan, maka
dapat disimpulkan bahwa subyek mengalami kesulitan dalam
melaksanakan rencana penyelesaian dan menafsirkan hasil yang
diperoleh. Pada aspek kemampuan 3 (melaksanakan rencana
penyelesaian),

subyek

terkendala

pada

saat

melakukan

substitusi. Subyek tidak memahami cara melakukan substitusi


dengan baik. Langkah pengerjaan subyek tidak runtut dalam

68

melakukan substitusi. Subyek menuliskan 30.000(0) + 25.000y,


yang

sama

sekali

tidak

ada

kaitannya

dengan

langkah

sebelumnya. Subyek juga salah dalam penggunaan fungsi


kendala saat mencari titik potong, sehingga koordinat titik
potong dan gambar grafik penyelesaian yang diperoleh subyek
juga salah. Kemudian pada langkah menentukan daerah arsiran
dan

keuntungan

maksimum,

proses

pengerjaan

terhenti.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subyek, diketahui bahwa


subyek kewalahan dalam proses pengerjaan langkah selanjutnya,
karena belum paham dalam mencari daerah arsiran dan mencari
nilai optimum (maksimum). Hal ini juga yang membuat subyek
tidak

mampu

meneruskan

proses

pengerjaan

pada

aspek

kemapuan 4 (menafsirkan hasil yang diperoleh untuk menjawab


permasalahan pada soal).
Berdasarkan indikator tingkat kemampuan yang digunakan,
maka dapat disimpulkan subyek/ responden 3 (R 3) berada pada
tingkatan

kemampuan

subyek/responden

1.

(R2),

Hal
di

ini
mana

hampir
subyek

sama

dengan

tidak

mampu

mencapai satupun dari aspek kemampuan yang diamati dalam


penelitian ini.
b. Subyek/ Responden 4 (R4)
Berdasarkan hasil tes diagnostik, berikut adalah petikan
jawaban

subyek,

pada

indikator

kemampuan

menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear :

dalam

69

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat bahwa


subyek sudah mampu memahami masalah yang diberikan dalam
soal diagnostik. Untuk mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut
adalah petikan hasil wawancara dengan subyek, yang dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016.
P : Berdasarkan soal, coba sebutkan apa yang diketahui dan
ditanyakan?
R4 : (Sambil
menyebutkan
P

yang

ditanyakan).
: Bagus, jawabannya lengkap.
pemisalan sesuai persoalan!

diketahui
Selanjutnya,

dan

yang

coba

buat

R4 : x = banyaknya sepatu wanita dan y = banyaknya sepatu


P
R4

pria.
: Kenapa yang Anda misalkan adalah banyaknya sepatu?
: Karena itu yang ditanyakan dalam soal, tentang berapa
banyaknya masing-masing sepatu yang harus disediakan.

: Good.

70

Data paparan petikan jawaban tes diagnostik dan hasil


wawancara
subyek

dengan

mampu

subyek

mencapai

tersebut,
aspek

menunjukkan

kemampuan

bahwa
dalam

penyelesaian soal cerita, yaitu kemampuan memahami masalah


yang diberikan, yang ditandai dengan mampu menentukan apa
yang diketahui dan ditanyakan dalam soal secara lengkap, serta
mampu membuat pemisalan yang sesuai dengan persoalan.
Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada
indikator kemampuan 2 dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan program linear :

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat bahwa


subyek sudah mampu membuat rencana penyelesaian. Untuk
mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut adalah petikan hasil
wawancara dengan subyek, yang dilakukan pada hari

Sabtu

tanggal 3 september 2016.


P : Bagaimana cara Anda membuat model matematika (fungsi
kendala dan fungsi objektif) dengan melihat persoalan?
R4 : Maksudnya fungsi objektif Kak?
P : Fungsi objektif = fungsi tujuan = fungsi sasaran.
R4 : Oh, begitu Kak. (kemudian menjelaskan cara membuat
fungsi kendala dan fungsi tujuan).

71

: Excellent. Jawabannya sempurna. Coba perhatikan fungsi


kendala (ii) 120.000x + 90.000y 5.400.000. Nilainya
cukup besar, jadi akan sulit dalam mencari titik potongnya.
Agar mudah, pertidaksamaannya bisa disederhanakan,
dengan cara membagi kedua ruas pertidaksamaan dengan
30.000, sehingga didapat 4x + 3y 180.
Dari jawaban tes dignostik dan hasil wawancara subyek di

atas, berdasarkan aspek kemampuan yang digunakan, maka


dapat disimpulkan bahwa subyek mampu mencapai aspek
kemampuan 2 dalam menyelesaikan soal cerita, yaitu mampu
menyusun

langkah-langkah

dalam

pembuatan

rencana

penyelesaian. Hal ini tergambar dengan jelas dari jawaban


subyek,

yang

permasalahan

ke

mampu
dalam

merumuskan/
model/kalimat

menerjemahkan

matematika

(fungsi

kendala) secara sempurna menggunakan tanda pertidaksamaan


yang sesuai dengan persoalan yang diberikan dalam soal
diagnostik. Subyek juga mampu menuliskan fungsi tujuan (fungsi
objektif) dengan benar. Hal ini sangat bertolak belakang dengan
jawaban dari ke 5 subyek yang lain, dimana dari 5 subyek
tersebut, semuanya tidak ada yang mampu menuliskan fungsi
objektif.
Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada
indikator kemampuan 3 dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan program linear :

72

Berdasarkan petikan jawaban subyek tersebut, dapat


diketahui bahwa subyek tidak mampu melaksanakan rencana
penyelesaian. Untuk mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut
adalah petikan hasil wawancara dengan subyek, yang dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016.
P

: Selanjutnya, dari mana Anda dapat x + y

0?

(menunjuk pada lembar jawaban subyek).


R4 : (Diam sejenak). Oh iya Kak, saya salah tulis.
P : Jadi harusnya?
R : x + y 50
4

: Selanjutnya, kenapa Anda menjawab seperti ini? (menunjuk


yang salah pengerjaan)

R4 : Substitusi Kak, nilai y = 0 saya substitusikan ke dalam


P

pertidaksamaan.
: Berarti Anda belum paham melakukan proses substitusi.
(kemudian menjelaskan langkah yang tepat dalam
melakukan substitusi). Kalau bagian yang ini (menunjuk
lembar jawaban subyek), kenapa proses pengerjaannya
tidak dilanjutkan sampai pada mencari nilai optimum
(maksimum)?

R4 : Tidak tahu Kak.

73

Dari jawaban tes dignostik dan hasil wawancara subyek di


atas, berdasarkan aspek kemampuan yang digunakan, maka
dapat disimpulkan bahwa subyek mengalami kesulitan dalam
melaksanakan

rencana

penyelesaian.

Dalam

proses

pengerjaannya, subyek tidak teliti dan sedikit ceroboh. Hal ini


tampak

pada

saat

subyek

salah

dalam

menuliskan

pertidaksamaan saat memulai langkah pencarian titik potong.


Selanjutnya, hal terpenting dalam penentuan koordinat titik
potong suatu pertidaksamaan, yaitu mengubah pertidaksamaan
menjadi persamaan, juga tidak dilakukan oleh subyek. Ditambah
lagi saat melakukan proses substitusi, subyek kembali melakukan
kesalahan.

Dari

keterangan

subyek

setelah

dilakukan

wawancara, subyek tidak mampu melanjutkan proses pengerjaan


sampai pada tahap mencari nilai optimum (maksimum).
Selanjutnya, untuk indikator kemampuan 4

dalam

menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear, subyek


tidak mampu mencapai pada tahap aspek kemampuan ini. Untuk
mengkonfirmasinya, berikut adalah petikan hasil wawancara
dengan subyek, yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 3
September 2016.
P : Berarti Anda juga tidak mampu melanjutkan langkah
penyelesaian sampai pada menarik kesimpulan?
R4 : Iya Kak. Saya tidak bisa.
P : Apakah sering latihan mengerjakan soal-soal matematika
seperti ini?

74

R4 : Jarang Kak.
P : Kalau begitu, perbanyak latihan di rumah!
Dari hasil wawancara dengan subyek di atas, berdasarkan
aspek kemampuan yang digunakan, maka dapat disimpulkan
bahwa subyek tidak mampu menafsirkan hasil yang diperoleh,
yang ditunjukkan dengan tidak mampu meneruskan proses pengerjaan
pada langkah selanjutnya, yaitu pada tahap mengembalikan jawaban
penyelesaian

yang

telah

diperoleh

ke

soal

asal

(menarik

kesimpulan) untuk menjawab pertanyaan pada soal dengan


menggunakan bahasa yang diinginkan soal.
Berdasarkan indikator tingkat kemampuan yang digunakan,
maka dapat disimpulkan subyek/ responden 4 (R 4) berada pada
tingkatan

kemampuan

3,

yaitu

mampu

mencapai

aspek

kemampuan 1 (memahami masalah yang diberikan dalam soal


diagnostik)

dan

aspek

kemampuan

(membuat

rencana

penyelesaian).
3. Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Pokok Bahasan Program Linear pada Siswa Kategori
Rendah
a. Subyek/ Responden 5 (R5)
Berdasarkan hasil tes diagnostik, berikut adalah petikan
jawaban

subyek,

pada

indikator

kemampuan

menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear :

dalam

75

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat dengan jelas


bahwa subyek tidak mampu memahami masalah yang diberikan
dalam soal diagnostik. Untuk mengkonfirmasi jawaban subyek,
berikut adalah petikan hasil wawancara dengan subyek, yang
dilakukan pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016.
P : Berdasarkan soal, coba sebutkan apa yang diketahui dan
R5

ditanyakan?
: (Membaca soal, lalu menyebutkan yang diketahui dan

ditanyakan).
P : Ada lagi?
R5 : Keuntungan sepatu Kak. Sepatu pria = Rp 30.000,00.
Sepatu wanita = Rp 25.000,00.
P

: Terbalik. Keuntungan penjualan sepatu wanita = Rp


30.000,00 dan keuntungan penjualan sepatu pria = Rp
25.000,00.

R5 : Maaf Kak.
P : Pada saat menjawab tes, Anda lupa menuliskan
keuntungan dari penjualan sepatu dan juga apa yang
ditanyakan dalam soal. Menurut Anda, bagaimanakah
langkah awal dalam menyelesaikan soal ini?
R5 : Buat pemisalan.
P : Langkah awalnya sudah benar, yaitu dengan membuat
pemisalan, walaupun Anda masih keliru. Karena yang
seharusnya dimisalkan dengan x dan y, banyak sepatu
wanita dan sepatu pria.
Jika dilihat dari hasil jawaban tes dignostik dan hasil
wawancara subyek di atas, berdasarkan aspek kemampuan yang
digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa subyek tidak mampu
mencapai aspek kemampuan 1, yaitu kemampuan memahami
masalah yang diberikan, yang ditandai dengan tidak mampu

76

menuliskan
ditanyakan

secara

lengkap

berdasarkan

soal

hal-hal
yang

yang

diketahui

diberikan.

Untuk

dan
yang

diketahui dalam soal, subyek tidak mencantumkan keuntungan


dari penjualan masing-masing jenis sepatu. Sedangkan untuk
hal-hal yang ditanyakan dalam soal, subyek sama sekali tidak
menuliskannya. Langkah awal pengerjaan subyek yaitu dengan
melakukan pemisalan, sudah benar. Namun jawaban subyek
masih

kurang

tepat.

Pada

tahap

pemisalan

ini,

subyek

memisalkan sepatu wanita dengan variabel x dan sepatu pria


dengan variabel y. Seharusnya yang dimisalkan dengan x yaitu
banyaknya sepatu wanita dan yang dimisalkan dengan y yaitu
banyaknya sepatu pria.
Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada
indikator kemampuan 2 dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan program linear :

77

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat bahwa


subyek tidak mampu membuat rencana penyelesaian. Untuk
mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut adalah petikan hasil
wawancara dengan subyek, yang dilakukan pada hari

Sabtu

tanggal 3 September 2016.


P : Selanjutnya, coba buat model matematikanya! (fungsi
kendala dan fungsi objektif)
R5 : x + y = 50 dan 4x + 3y = 180
P : Ternyata bisa. Hanya saja, masih ada yang keliru. Jangan
pakai =, tapi tanda pertidaksamaan . Dan juga ambil
fungsi kendala x

0 dan y

0. Anda tidak menuliskan

model matematikanya secara langsung saat menjawab


soal diagnostik. Tapi Anda selipkan model matematikanya
(fungsi kendala) saat mencari titik potong. Sedangkan
untuk fungsi objektifnya yang tidak Anda tuliskan,
memaksimumkan 30.000x+ 25.000y
R5 : Iya Kak.
Berdasarkan data dari jawaban tes diagnostik dan data
hasil wawancara subyek di atas, berdasarkan aspek kemampuan
yang digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa indikator
kemampuan

yaitu

kemampuan

membuat

rencana

penyelesaian, tidak mampu dicapai oleh subyek. Hal itu tampak


pada jawaban subyek, yang tidak menuliskan model matematika
(fungsi kendala) secara langsung, tapi subyek selipkan penulisan
fungsi kendala saat mencari titik perpotongan pertidaksamaan
dengan sumbu koorninat. Penulisannya juga kurang tepat, karena
subyek menggunakan tanda = dalam menuliskan funsi kendala,

78

yang seharusnya memakai tanda pertidaksamaan

itu, ada fungsi kendala yang tidak dituliskan subyek (x

. Selain

0 dan

0). Subyek juga tidak menuliskan fungsi objektif dari soal

yang diberikan.
Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada
indikator kemampuan 3 dan indikator kemampuan 4 dalam
menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear :

79

80

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat bahwa


subyek tidak mampu melaksanakan rencana penyelesaian dan
tidak

mampu

menafsirkan

hasil

yang

diperoleh.

Untuk

mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut adalah petikan hasil


wawancara dengan subyek, yang dilakukan pada hari Sabtu
tanggal 3 September 2016.
P : Untuk
langkah
pengerjaan
mencari
titik
potong,
jawabannya sudah tepat. Gambar grafiknya juga sudah
betul. Tapi mengapa proses pengerjaannya tidak
dilanjutkan pada tahap mencari daerah arsiran, mencai
nilai maksimum dan membuat kesimpulan?
R5 : Tidak tahu Kak.
P : Pembahasan tentang mencari daerah arsiran, mencai nilai
maksimum dan membuat kesimpulan, kan sudah pernah
diterangkan oleh gurunya.

81

R5 : Iya Kak, sepertinya sudah.


P : Lain kali kalau gurunya menjelaskan pelajaran, simak dan
perhatikan dengan baik.
R5 : (Diam).
Dari jawaban tes dignostik dan hasil wawancara subyek di
atas, berdasarkan aspek kemampuan yang digunakan, maka
dapat disimpulkan bahwa subyek mengalami kesulitan dalam
mencapai

aspek

kemampuan

melaksanakan

rencana

penyelesaian dan menafsirkan hasil yang diperoleh. Pada aspek


kemampuan 3 (melaksanakan rencana penyelesaian), subyek
memulai pengerjaan dengan sangat baik, proses substitusi dan
pengerjaan

perhitungan

dilakukan

dengan

langkah

yang

sistematis dan tepat, sehingga titik potong garis dengan sumbu


koordinat

yang

diproleh

semuanya

tepat.

Kemudian

pada

langkah berikutnya pada tahap menggambar grafik pada bidang


kartesius, subyek juga sudah melakukannya dengan tepat.
Namun, subyek terkendala pada tahap mencari daerah arsiran
dan penentuan nilai optimum (maksimum), sehingga proses
pengerjaannya terhenti. Dan subyek tidak mampu melanjutkan
proses pengerjaan pada aspek kemampuan 4 (menafsirkan hasil
yang diperoleh untuk menjawab permasalahan pada soal).
Berdasarkan indikator tingkat kemampuan yang digunakan,
maka dapat disimpulkan subyek/ responden 5 (R 5) berada pada
tingkatan kemampuan 1. Hal ini tidak jauh berbeda dengan

82

subyek R2 dan R3, yaitu subyek tidak mampu mencapai satupun


aspek kemampuan penyelesaian soal cerita, dari ke empat aspek
kemampuan yang diamati dalam penelitian ini.
b. Subyek/ Responden 6 (R6)
Berdasarkan hasil tes diagnostik, berikut adalah petikan
jawaban

subyek,

pada

indikator

kemampuan

dalam

menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear :

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat bahwa


subyek tidak mampu memahami masalah yang diberikan dalam
soal diagnostik. Untuk mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut
adalah petikan hasil wawancara dengan subyek, yang dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016.
P : Apa yang Anda tahu pada soal tersebut?
R6 : (Sambil menyebutkan yang diketahui dan yang ditanyakan
P

dalam soal).
: Perhatikan lembar jawabanmu, saat menjawab soal
diagnostik Anda tidak menuliskan kapasitas toko yang
hanya mampu menampung 50 pasang sepatu. Anda juga
tidak menuliskan hal-hal yang ditanyakan dalam soal.

R6 : (Memperhatikan lembar jawaban).

83

: Menurut Anda, bagaimanakah


menyelesaikan soal cerita ini?

langkah

awal

untuk

R6 : Tidak tahu Kak.


P : Langkah awal dalam menyelesaikan soal ini, yaitu
membuat pemisalan. Misalkan x dan y, masing-masing
mewakili banyaknya sepatu wanita dan sepatu pria.
Dari jawaban tes dignostik dan hasil wawancara subyek di
atas, berdasarkan aspek kemampuan yang digunakan, maka
dapat disimpulkan bahwa subyek tidak mampu mencapai aspek
kemampuan

(kemampuan

memahami

masalah

yang

diberikan), yang ditandai dengan tidak mampu menuliskan


secara sempurna hal-hal yang diketahui dalam soal. Ditambah
lagi subyek tidak menuliskan hal-hal yang ditanyakan. Subyek
juga tidak tahu dalam membuat pemisalan.
Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada
indikator kemampuan 2 dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan program linear :

Berdasarkan petikan jawaban subyek tersebut, dapat


diketahui

bahwa

subyek

tidak

mampu

membuat

rencana

penyelesaian. Untuk mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut

84

adalah petikan hasil wawancara dengan subyek, yang dilakukan


pada hari Sabtu tanggal 3 September 2016.
P : Selanjutnya, bagaimana cara Anda membuat model
matematika (fungsi kendala dan fungsi objektif) dengan
melihat persoalan?
R6
P
R6
P

:
:
:
:

(Menjelaskan langkah-langkah membuat fungsi kendala)


Untuk fungsi objektifnya?
(Terdiam).
Perhatikan kembali fungsi kendala yang Anda buat! Anda
keliru dalam menuliskan fungsi kendala (ii). Seharusnya
120.000 x +90.000 y 5.400 .000 . Lanjut pada fungsi kendala
(iii) dan (iv), oleh karena x dan y adalah bilangan non
negatif (cacah), maka x 0 dan y 0 . Dan untuk fungsi
objektifnya, memaksimumkan 30.000x + 25.000y

R6 : Oh iye Kak
Dari jawaban tes dignostik dan hasil wawancara subyek di
atas, berdasarkan aspek kemampuan yang digunakan, maka
dapat disimpulkan bahwa subyek tidak mampu dalam membuat
rencana penyelesaian, yaitu tidak mampu menuliskan model
matematika dengan baik. Dari ke empat fungsi kendala yang
dibuat subyek, hanya fungsi kendala (i) yang benar. Untuk fungsi
kendala (ii), subyek salah dalam penggunaan nilai kendalanya.
Subyek juga tidak mengaitkannnya dengan variabel x dan y.
Pada

fungsi

kendala

(iii)

dan

(iv),

subyek

salah

dalam

penggunaan tanda pertidaksamaan. Kemudian untuk fungsi


objektif, subyek juga tidak menuliskannya.
Selanjutnya, berikut adalah petikan jawaban subyek, pada
indikator kemampuan 3 dan indikator kemampuan 4 dalam
menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear :

85

86

Dari petikan jawaban subyek tersebut, terlihat bahwa


subyek tidak mampu melaksanakan rencana penyelesaian dan
tidak

mampu

menafsirkan

hasil

yang

diperoleh.

Untuk

87

mengkonfirmasi jawaban subyek, berikut adalah petikan hasil


wawancara dengan subyek, yang dilakukan pada hari Sabtu
tanggal 3 September 2016.
P : Selanjutnya, mengapa Anda menjawab
(menunjuk yang salah pengerjaan)
R6
P
R6
P

:
:
:
:

seperti

ini?

Yang mana Kak?


Yang langkah substitusi.
Oh, nilai nilai y = 0 saya substitusi Kak.
Proses substitusinya masih keliru (sambil menjelaskan
langkah pengerjaan yang tepat dalam melakukan
substitusi).
Mengapa Anda tidak melanjutkan proses pengerjaan
sampai pada tahap mencari daerah arsiran himpunan
penyelesaian?

R6 : Tidak tahu.
P : Kalau mencari
R6
P
R6
P

:
:
:
:

penyelesaian

optimum

dan

membuat

kesimpulan?
Saya tidak tahu Kak.
Tidak ada bayangan bagaimana cara mengerjakannya?
(Menggelengkan kepala).
Soal yang seperti ini kan sudah pernah diterangkan oleh

Guru nya!
R6 : Iya Kak, tapi saya belum mengerti.
P : Kalau ada yang tidak dimengerti
menjelaskan, seharusnya ditanyakan.

saat

Gurunya

R6 : Iye Kak.
Dari jawaban tes dignostik dan hasil wawancara subyek di
atas, berdasarkan aspek kemampuan yang digunakan, maka
dapat disimpulkan bahwa subyek mengalami kesulitan dalam
melaksanakan rencana penyelesaian dan menafsirkan hasil yang
diperoleh. Pada aspek kemampuan 3 (melaksanakan rencana
penyelesaian), subyek terkendala pada saat menentukan titik

88

perpotongan antara pertidaksamaan dengan sumbu

sumbu

maupun

y . Tidak jauh berbeda dengan subyek R , karena terlalu


4

terpaku pada pertidaksamaan fungsi kendala, subyek kemudian


tidak mengubah pertidaksamaan menjadi persamaan terlebih
dahulu, sebelum memulai pencarian koordinat titik potong.
Selanjutnya,
Tergambar

subyek
dengan

juga
jelas,

salah

dalam

subyek

tidak

proses

substitusi.

memahami

cara

melakukan substitusi dengan baik. Hal ini yang membuat


beberapa titik potong koordinat yang diperoleh subyek, ada yang
salah.

Kesalahan

ini

mengakibatkan

subyek

tidak

mampu

melukis grafik himpunan penyelesaian pada bidang kartesisus


dengan sempurna, serta tidak mampu melanjutkan proses
pengerjaan pada pencarian nilai optimum (maksimum). Hal ini
juga yang membuat subyek tidak mampu melanjutkan proses
pengerjaan pada aspek kemapuan 4 (menafsirkan hasil yang
diperoleh).
Berdasarkan indikator tingkat kemampuan yang digunakan
pada penenlitian ini, maka dapat disimpulkan subyek/ responden
6 (R6) berada pada tingkatan kemampuan 1. Seperti halnya pada
subyek R2, R3 dan R5, yang mana subyek tidak mampu mencapai
satupun aspek kemampuan, dari ke empat aspek kemampuan
yang diamati/diukur dalam penelitian ini.

89

Dari paparan analisis data pada hasil tes diagnostik dan wawancara serta
validasi data, maka tingkat kemampuan setiap subyek pada setiap kategori dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1: Data tingkat kemampuan subyek
Kategor
i

Subye
k

Aspek Kemampuan yang Diamati

1
2

R1
Tinggi
R2
R3
Sedang

R4
R5
Rendah
R6
Sumber : Data Hasil Penelitian

3
-

4
-

Berada pada
Tingkat
Kemampuan
2
1
1
3
1
1

Keterangan:
Aspek kemampuan
1
2
3
4

Kemampuan memahami masalah yang diberikan


Kemampuan membuat rencana penyelesaian
Kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian
Kemampuan menafsirkan hasil yang diperoleh
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, kemampuan subyek dalam menyelesaikan

soal cerita pokok bahasan program linear pada setiap kategori, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a Subyek kategori tinggi, untuk subyek 1 mampu menjawab sampai pada aspek
kemampuan 1, dari soal yang diberikan. Yaitu hanya mampu memahami
masalah yang diberikan (menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan
dalam soal, serta membuat pemisalan). Pada aspek kemampuan 2 (membuat
rencana penyelesaian), subyek terkendala dalam membuat model matematika.
Sehingga menyebabkan subyek salah pengerjaan pada langkah selanjutnya,

90

dan tidak mampu mencapai aspek kemampuan 3 (melaksanakan rencana


penyelesaian) dan aspek kemampuan 4 (menafsirkan hasil yang diperoleh).
Sedangkan untuk subyek 2, tidak mampu mencapai satupun dari aspek
kemampuan yang diamati dalam penelitian ini. Pada aspek kemampuan 1,
subyek tidak menuliskan yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal,
serta tidak membuat pemisalan. Selain itu, pada aspek kemampuan 2, subyek
salah dalam menuliskan model matematika. Hal ini yang menyebabkan
subyek salah pengerjaan pada langkah selanjutnya, seperti dalam mencari
titik potong, menggambar grafik, dan penentuan daerah arsiran. Dari subyek
yang dipilih dari kategori tinggi, rata-rata mempunyai kemampuan menjawab
soal cerita yang cukup bagus, yaitu sampai pada tahapan penentuan titik
potong suatu pertidaksamaan (walaupun salah pengerjaan). Bahkan untuk
subyek 2, mampu menjawab soal cerita yang diberikan sampai pada tahapan
mencari daerah arsiran, kemudian menggambarkannya dalam bidang
Cartesius, berupa gambar daerah himpunan penyelesaian (walaupun juga
b

salah pengerjaan).
Subyek kategori sedang, untuk subyek 3 tidak jauh beda dengan subyek 2,
yang mana tidak ada aspek kemampuan yang mampu dicapai oleh subyek.
Pada aspek kemampuan 1, subyek tidak menuliskan secara lengkap hal-hal
yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Kemudian pada aspek kemampuan
2, subyek juga kesulitan dalam membuat model matematika. Lanjut pada
aspek kemampuan 3, subyek kewalahan dalam mencari titik potong garis
dengan sumbu x maupun sumbu y. Dan tidak mampu melanjutkan proses
pengerjaan sampai pada aspek kemampuan 4. Sedangkan untuk subyek 4,

91

mampu menjawab soal yang diberikan sampai pada aspek kemampuan 2,


yaitu mampu menuliskan secara lengkap yang diketahui dan ditanyakan
dalam soal, serta mampu membuat pemisalan yang sesuai (aspek kemampuan
1). Selanjutnya subyek juga mampu dalam membuat model matematika,
berupa fungsi kendala dan fungsi objektif (aspek kemampuan 2). Namun,
subyek terhenti proses pengerjaannya pada aspek kemampuan 3, saat mencari
titik potong koordinat. Dan tidak melanjutkannya pada aspek kemampuan 4.
Dari subyek yang dipilih dari kategori sedang, rata-rata mempunyai
kemampuan menjawab soal cerita yang lumayan, yaitu sampai pada tahapan
mencari titik potong dengan sumbu koordinat (walaupun keduanya salah
pengerjaan). Dan untuk subyek 3, mampu menjawab sampai pada melukis
daerah himpunan penyelesaian (walaupun masih salah dan belum sempurna),
serta sudah mampu membuat tabel untuk pencarian daerah arsiran dan
pencarian keuntungan maksimum (walaupun proses pengerjaannya terhenti).
Bahkan yang mengejutkan dan di luar dari prediksi, untuk subyek 4 mampu
c

mencapai aspek kemampuan 1 dan aspek kemampuan 2.


Subyek kategori rendah, untuk subyek 5 tidak mampu mencapai satupun dari
aspek kemampuan yang diamati dalam penelitian ini. Pada aspek kemampuan
1, subyek sudah mampu membuat pemisalan (walaupun masih kurang tepat).
Akan tetapi, subyek tidak menuliskan secara lengkap apa yang diketahui
dalam soal. Subyek juga lupa menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal.
Pada aspek kemampuan 2, subyek tidak menuliskan model matematika.
Lanjut pada aspek kemampuan 3, subyek sudah mampu menentukan titik
potong suatu persamaan dengan sumbu koordinat. Akan tetapi, saat

92

menggambarkannya dalam bidang Cartesius, berupa gambar daerah


himpunan penyelesaian, subyek mengalami kesulitan. Dan tidak mampu
melanjutkan proses pengerjaan pada aspek kemampuan 4. Untuk subyek 6,
tidak jauh berbeda dengan subyek 5 yang tidak mampu mencapai satupun dari
aspek kemampuan yang diamati dalam penelitian ini. Yaitu tidak menuliskan
secara lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Selain itu,
subyek tidak membuat pemisalan. Subyek juga salah dalam menuliskan
model matematika berupa fungsi kendala. Kemudian pada proses substitusi,
subyek melakukan banyak kesalahan, yang berdampak pada ketidakmampuan
dalam menentukan titik potong dengan tepat, serta gambar daerah himpunan
penyelesaian yang diperoleh juga salah. Dari subyek yang dipilih dari
kategori rendah, rata-rata mempunyai kemampuan menjawab soal cerita yang
kurang bagus, yaitu berada pada tingkat kemampuan 1. Namun untuk subyek
5, patut diapresiasi. Walaupun tidak mampu mencapai satu pun aspek
kemampuan, tapi subyek 5 mampu melakukan proses substitusi dan
perhitungan yang tepat saat mencari koordinat titik potong.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis dan validasi data yang telah dipaparkan, maka
akan dibahas pencapaian subyek dalam menjawab soal diagnostik pada masingmasing aspek kemampuan yang diamati, sebagai berikut:
1. Kemampuan memahami masalah yang diberikan.
Berdasarkan hasil tes diagnostik dan wawancara terhadap subyek, dapat
diketahui bahwa hanya 2 subyek (yaitu subyek R 1 dan subyek R4) yang mampu

93

mencapai aspek kemampuan ini, dari keseluruhan 6 subyek yang diteliti. Sebagian
besar subyek sebenarnya sudah bisa memahami masalah yang diberikan dalam
soal diagnostik, namun kebanyakan subyek tidak menuliskan secara lengkap halhal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Kemudian pada tahap pembuatan
pemisalan, sebagian besar subyek belum memahami dengan baik dari apa yang
seharusnya dimisalkan berdasarkan permasalahan.
2. Kemampuan membuat rencana penyelesaian.

Dari jawaban tes diagnostik serta hasil wawancara dengan subyek,


diperoleh gambaran bahwa hanya 1 subyek (yaitu subyek R 4) yang mampu
mencapai aspek kemampuan ini. Pada aspek kemampuan ini, hampir keseluruhan
subyek mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan subyek
dalam menerjemahkan permasalahan yang diberikan dalam soal diagnostik ke
dalam model/kalimat matematika, berupa fungsi kendala dan fungsi objektif
(fungsi tujuan atau fungsi sasaran). Khusus untuk fungsi kendala, sebagian besar
subyek tidak mampu menggunakan tanda pertidaksamaan yang sesuai dengan
persoalan.

Sedangkan

untuk

fungsi

objektif,

hanya

subyek

R4

yang

menuliskannya. Adapun untuk ke lima subyek yang lain, sama sekali tidak ada
yang mencoba untuk menuliskan fungsi objektif dari soal.

3. Kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian.

Dari hasil tes diagnostik dan wawancara terhadap subyek, dapat diketahui
bahwa tidak ada satu pun subyek yang mampu mencapai sampai pada aspek
kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian. Pada aspek kemampuan ini,

94

sebagian besar subyek sudah mampu dalam menuliskan syarat perpotongan suatu
garis dengan sumbu koordinat (baik sumbu x maupun sumbu y). Namun untuk
langkah selanjutnya pada tahap melakukan proses substitusi dan pengerjaan
perhitungan, kebanyakan subyek tidak mampu melakukannya dengan tepat. Hal
ini jelas berdampak pada kesalahan jawaban hasil akhir penentuan koodinat titik
potong. Sehingga saat melukis daerah himpunan penyelesaian, jawaban yang
diperoleh juga salah. Untuk langkah penentuan nilai optimum (maksimum), tidak
ada satu pun subyek yang mampu melanjutkan proses pengerjaannya sampai pada
tahap ini.
4. Kemampuan menafsirkan hasil yang diperoleh.

Langkah terakhir dalam menyelesaikan soal matematika uraian berbentuk


soal cerita adalah mengevaluasi kembali penyelesaian yang sudah dilakukan,
dengan mengembalikan jawaban penyelesaian yang telah diperoleh ke soal asal,
menggunakan bahasa yang diinginkan soal, untuk menjawab pertanyaan pada soal
(menarik kesimpulan). Namun tidak ada subyek yang mampu mengerjakan soal
diagnostik sampai pada aspek kemampuan ini. Karena untuk bisa sampai pada
tahap menarik kesimpulan, terlebih dahulu subyek harus mampu menentukan
nilai optimum (maksimum).
Berdasarkan data pada tabel 4.1 tentang tingkat kemampuan subyek dalam
menyelesaikan soal cerita pokok bahasan program linear, maka dibuat persentase
untuk masing-masing tingkatan kemampuan, sebagai berikut:
Tabel 4.2: Persentase tingkat kemampuan subyek
Tingkat kemampuan

Frekuensi

Persentase

1
2
3
4

4
1
1
0

66,67 %
16,67 %
16,67 %
0%

95

5
Jumlah

0
6

0%
100%

Berdasarkan tabel, terlihat bahwa sebagian besar subyek


berada pada tingkatan kemampuan 1, yaitu dari keseluruhan 6
subyek yang diteliti, 4 orang subyek berada pada kategori
tingkat kemampuan 1, dengan persentase sebesar 66,67%
tergolong

cukup

tinggi.

Kemudian

disusul

untuk

tingkat

kemampuan 2 dan 3, masing-masing hanya 1 subyek yang


berada pada tingkat kemampuan ini, dengan persentase masingmasing sebesar 16,67%. Berikutnya untuk tingkat kemampuan 4
dan 5, masing-masing tidak ada satu pun subyek yang berada
pada

tingkatan

kemampuan

ini,

atau

dengan

kata

lain

persentasenya sebesar 0%. Dari soal diagnostik yang diberikan,


sebagian besar subyek tidak mampu mencapai satu pun dari
empat aspek kemampuan yang diamati dalam penelitian ini.
Pada aspek kemampuan 1 (memahami masalah yang diberikan),
masih banyak subyek yang tidak menuliskannya secara lengkap
hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Serta
pemisalan yang kurang tepat masih menjadi masalah utama bagi
sebagian besar sbyek. Hal ini yang kemudian menyebabkan
sebagian

besar

subyek

tidak

mampu

melanjutkan

pengerjaan pada tahap kemampuan selanjutnya.

proses

Вам также может понравиться