Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SEMESTER GENAP
Disusun oleh :
Suparno Satira
Deny Rachmat
Fadli Rohman
Ni Njoman Manik
Pengantar
Modul ini dibuat sebagai panduan praktikum Fisika Dasar bagi seluruh
mahasiswa ITSB yang mengambil praktikum Fisika Dasar 1 dan 2. Dalam buku
panduan praktikumFisika Dasar ini terdapat :
1. Pedoman mahasiswa dalam mengikuti kegiatan praktikum
2. Modul - modul pelaksanaan praktikum Fisika Dasar
Modul praktikum dalam buku ini adalah materi praktikum yang digunakan di
semester genap, dan disesuaikan dengan kurikulum yang ada di tiap prodi. Di buku
modul ini juga dilengkapi tabel data pengamatan.Tujuan dari tabel ini adalah agar
praktikan memiliki gambaran bagaimana penyajian data pengamatan yang
memadai.Walaupun demikian, praktikan tetap dapat menyajikan data pengamatan
percobaan sesuai dengan kondisi di laboratorium.
Para praktikan harus mengerjakan / melaksanakan praktikum di dalam
laboratorium sebagai tugas kelompok (kerjasama). Namun demikian dalam
pembuatan tugas pendahuluan maupun laporan, para praktikan harus menyerahkan
kepada asisten sebagai tugas individual.
Setiap mahasiswa yang mengikuti kegiatan praktikum Fisika Dasar, wajib
membaca dan memahami isi buku ini. Keteledoran dan kesalahan berbagai hal yang
sudah dituliskan dalam buku ini dapat dikenai sanksi. Sanksi yang telah tercantum
dalam buku ini sifatnya tidak ada tawar menawar dan harus dilaksanakan oleh para
mahasiswa dengan penuh tanggungjawab.
Pedoman Praktikum
1. Kehadiran.
(a) Praktikum harus diikuti sekurang-kurangnya 75 persen dari jumlah praktikum
yang diberikan. Jika tidak dipenuhi maka praktikumnya tidak lulus sehingga
mengakibatkan ketidaklulusan pada mata kuliah Fisika Dasar 1 dan atau
Fisika Dasar 2.
(b) Ketidakhadiran karena sakit harus disertai surat keterangan resmi untuk
diserahkan ke Dosen Penanggung jawab Praktikum Fisika paling lambat
dua minggu sejak ketidak-hadirannya. Jika tidak dipenuhi maka dikenakan
SANKSI 3.
(c) Keterlambatan kurang dari duapuluh menit dikenai SANKSI 1.
(d) Keterlambatan lebih dari duapuluh menit dikenai SANKSI 3.
3. Pelaksanaan Praktikum
(a) Mentaati tata tertib yang berlaku di Laboratorium Fisika Dasar.
(b) Mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Asisten dan Dosen sebagai
Penanggung Jawab Praktikum.
(c) Memelihara kebersihan dan bertanggung jawab atas keutuhan alat-alat
praktikum.
(d) Praktikan mengembalikan peralatan praktikum ke tempat semula
(e) Aktivitas praktikum termasuk bagaimana sikap praktikan selama di
laboratorium masuk ke bagian penilaian akhir modul tersebut.
4. Penilaian
(a) Nilai praktikum ditentukan dari nilai Test Awal, Aktivitas dan Laporan Praktikum.
(b) Nilai akhir praktikum (AP) dihitung dari rata-rata nilai praktikum, yaitu jumlah
nilai seluruh modul praktikum dibagi jumlah praktikum yang wajib dilaksanakan.
ii
(c) Kelulusan praktikum ditentukan oleh nilai akhir praktikum (AP >50 %)dan
keikutsertaan praktikum harus ( >75%).
5. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi diberikan bagi praktikan yangselama praktikum berlangsung
menimbulkan kerugian, misalnya memecahkan/merusakkan alat. Praktikan yang
bertanggungjawab atas kerugian tersebut WAJIB mengganti alat dengan spesifikasi
sama atau setara. Penggantian alat paling lama dilakukan pada akhir masa praktikum/
sebelum nilai akhir praktikum diserahkan ke dosen penanggungjawab praktikum. Jika
alat yang rusak belum diganti maka akan dikenakan SANKSI 4
6. Lain-lain
(a) Praktikum yang tidak dapat dilaksanakan karena hari libur, kegagalan arus listrik
PLN dsb., akan diberikan praktikum pengganti setelah seluruh sesi praktikum
reguler selesai.
(b) Secara umum tidak diadakan Praktikum Susulan, kecuali bagi yang benar-benar
sakit. Praktikum Susulan akan dilaksanakan setelah praktikum reguler berakhir
atau mengikuti regu dari prodi lain sesuai dengan arahan dari Dosen penanggung
jawab praktikum
(c) Tata tertib berperilaku sopan di dalam laboratorium meliputi diantaranya larangan
makan, minum, merokok, menggunakan walkman dan sejenisnya.
(d) Tata tertib berpakaian sopan di dalam laboratorium meliputi diantaranya larangan
memakai sandal dan sejenisnya serta memakai kemeja.
Sanksi-sanksi :
1. SANKSI 1 : Nilai Modul yang bersangkutan dikurangi 10%.
2. SANKSI 2 : Nilai Modul yang bersangkutan dikurangi 50%
3. SANKSI3 : tidak diperkenankan praktikum, sehingga Nilai Modul yang
bersangkutan = NOL.
4. SANKSI 4 : Jika alat yang rusak belum diganti maka nilai SELURUH
anggota regu pada modul tersebut akan ditunda. Dan jika sampai masa UAS
berakhir tidak ada penggantian alat maka nilai SELURUH anggota regu
pada modul tersebut akan di Nolkan.
iii
iv
Daftar Isi
Kata Pengantar
Pedoman Praktikum
ii
11
21
25
30
35
Modul 1
Arus listrik searah
1.1 Tujuan Percobaan
Melalui pelaksanaan modul percobaan ini diharapkan mahasiswa :
1. memahami sifat arus listrik se arah dalam rangkaian
2. memahami perilaku komponen listrik dalam rangkaian
3. mampu menggunakan alat ukur listrik dan mengubah batas ukurnya
5. Amperemeter
2. Kabel-kabel penghubung
6. Voltmeter
3. Baterei
7. Berbagai hambatan
4. Multimeter
8. Bangku hambatan
: Elektron
Arah arus
Gambar 1.1
Besarnya arus listrik, (i) didefinisikan sebagai jumlah muatan yang melewati
suatu penampang kawat persatuan waktu, dengan satuan Ampere [A].
Perumusan arus listrik pada suatu tempat adalah :
1
i=
q
[A]
t
(1.1)
Karena satuan banyaknya muatan listrik [q] adalah Coulomb [C], maka :
1A =1
V = i.R
(1.2)
dengan R adalah nilai hambatan , dan dianggap sebagai suatu komponen listrik
yang disebut sebagai resistor.
Pengukuran nilai potensial suatu titik senantiasa dilakukan dengan
membandingkan terhadap nilai potensial suatu titik tertentu; oleh karena itu
dinyatakan sebagai beda potensial antara kedua titik dalam rangkaian. Sering
dilakukan titik tertentu yang dipakai sebagai acuan adalah bumi, yaitu
menghubungkan titik tersebut dengan tanah (ground). Titik yang dihubungkan
dengan tanah sering disebut sebagai ground dan memiliki potensial sebesar nol
Volt.
A
R1
RS
R2
C
Gambar 1.2
dengan RS = R1 + R2
Pada susunan resistor secara berjajar (paralel) , seperti ditunjukkan dalam
gambar 1.3, maka nilai hambatannya adalah lebih kecil dari yang terkecil,
sehingga arus akan menjadi lebih besar.
R1
A
R2
RP
Gambar 1.3
dengan ,
1
1
1
=
+
R P R1 R 2
besar. Batas atas daerah pengukuran merupakan kemampuan tertinggi alat ukur.
Apabila alat dipergunakan mengukur besaran yang lebih tinggi, maka alat akan
rusak atau terbakar.
Dalam setiap alat ukur listrik, terdapat hambatan dengan nilai tertentu. Nilai
hambatan ini disebut sebagai hambatan dalam (rD). Hambatan dalam inilah
yang menentukan batas ukur alat tersebut. Hambatan dalam voltmeter
dinyatakan sebagai hambatan yang terpasang paralel; dan hambatan dalam
amperemeter dinyatakan sebagai hambatan yang terpasang deret. Keadaan ini
ditunjukkan dalam gambar 1.4 berikut.
A
rD
rD
a.Voltmeter
b.Amperemeter
Gambar 1.4
Batas pengukuran kedua jenis alat ukur listrik tersebut dapat dilakukan dengan
cara menambahkan hambatan luar RL,yang ditempatkan berderet untuk
voltmeter dan berjajar untuk amperemeter. Secara skematik penempatan RL
ditunjukkan oleh gambar 1.5.
A
V
rD
RL
RL
rD
Gambar 1.5
Apabila diinginkan batas ukur alat naik n kalinya maka untuk :
a. voltmeter : R L = ( n - 1 ) rD
b. amperemeter : R L =
1
rD
n -1
R.A
. Jelaskan arti hambat jenis
L
Rx =
R 1. R 3
R2
+
R1
Rx
V=0
R2
R3
Gambar 1.6
3. Buktikan perumusan untuk memperbesar batas ukur alat yang dibahas pada
butir 1.3 dalam persamaan a , dan b tersebut.
4. Apa yang harus dilakukan, bila dari suatu sumber potensial 12 Volt ingin
ditarik arus 200 mA saja dengan potensial tetap 12 Volt ? Gambarkan skema
rangkaiannya !
5. Gambarkan skema rangkaian dan cantumkan pula nilai-nilai komponen yang
dipakai untuk mengambil arus 100 mA dengan potensial 8 Volt dari suatu
baterei 12 Volt.
1.5Percobaan
1. Buat rangkaian seperti gambar 1.7 berikut ini, dengan R : Resistor, V :
Voltmeter, E : Sumber potensial / Batere, A : Amperemeter dan S : Saklar.
Ukurlah tegangan V dengan multimeter pada titik titik X , Y , dan Z
X
S
R1
R2
R3
Y
Z
G
R4
Gambar 1.7
R1
R3
V
R2
R4
Gambar 1.8
Pasanglah bangku hambat pada suatu nilai anda kehendaki , kemudian
sambungkan saklar S dan bacalah nilai arus A , dan nilai potensial V.
R
E
R
E
V
(a)
(b)
Gambar 1.9
7. Lakukan percobaan 1.5.6 dengan mengacu pada gambar 1.9b., dan upayakan
pengamatan anda untuk mendapatkan nilai V yang sama seperti percobaan
1.5.6. Pada nilai nilai V tersebut catatlah nilai A nya. Anda lakukan
beberapa kali percobaan 1.5.6 , dan1.5.7 ini.
8. Buat rangkaian seperti pada gambar 1.10 dan amati beberapa nilai V dengan
mengganti nilai R dalam beberapa harga yang anda miliki, tanpa mengubahubah nilai hambatan pada B.
Gambar 1.10
9. Buat rangkaian seperti pada gambar 1.11 dan amati beberapa nilai A dengan
mengganti nilai R dalam beberapa harga yang anda miliki, tanpa mengubahubah nilai hambatan pada B .
B
R
A
E
Gambar 1.11
10. Berikan analisis hubungan arus dan potensial listrik dari hasil percobaan
pada butir 1.5.1 , sampai dengan percobaan 1.5.5.
11. Berikan analisa, dan perhitungan hambatan dalam voltmeter dan
amperemeter yang anda gunakan dari hasil percobaan 1.5.6 dan 1.5.7 yang
anda lakukan .
12. Berikan analisa anda pada hasil percobaan 1.5.8 dan 1.5.9 yang dihubungkan
dengan percobaan sebelumnya.
R3
= ......... ohm
R2 = ......... ohm
Pembacaan Voltmeter
(volt)
E
X-G
Y-G
Z-G
2. Percobaan 1.5.2
R2 = ......... ohm
R3
R1 = ......... ohm
8
= ......... ohm
Pembacaan Amperemeter
(ampere)
No
= ............... volt
R2
R1
= .............. ohm
R3 = ............... ohm
B (ohm)
V ( volt)
= ..................... ohm
A (ampere)
4. Percobaan 1.5.8
E
= .............. volt
R (ohm)
= ................... ohm
= ...................... ohm
V (volt)
5. Percobaan 1.5.9
E
= ................ volt
R (ohm)
A (ampere)
1.7Daftar Pustaka
1. Suparno Satira, Fisika Pembahasan Terpadu, Penerbit ITB, in press
2. William David Cooper ,and Abert D Helfrick, Electronic Instrumentation
and Measurement Techniques, Prentice Hall Inc , New Yersey ,1987
3. C.S Rangan et coll , Instrumentation Devices and Systems, Mc Draw-Hill
Publ, New Delhi , 1992
4. F.W. Sears , M. W. Zemasky , and H. D. Young , University Physics ,
Addison Wesley Publ. Co. 1987
10
Modul 2
Arus listrik bolak-balik
2.1 Tujuan Percobaan
Pada praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
- Menentukan besaran-besaran dalam arus bolak-balik
- Mengukur besaran dalam arus bolak-balik.
- Melakukan percobaan resonansi dalam arus bolak balik.
11
(2.2)
Arus efektif, (Ief ) , pada arus bolak-balik adalah arus dalam satu periodayang
mengeluarkan kalor sama dengan kalor yang dikeluarkan oleh aruskonstan (arus
searah). Besaran inilah yang terbaca dalam alat ukur analogarus bolak-balik (Ief ) .
Arus efektif sering disebut pula sebagai (Irms) .
Gambar 2.1.
Komponen elektronik yang akan dipelajari dalam praktikum ini adalahinduktor dan
kapasitor. Suatu kumparan (induktor) di dalamnya memilikisifat hambatan RL ,
yang dikenal sebagai hambatan parasitik; dalam skemarangkaian digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.2.
(2.3)
12
2 cos
2cos
(2.4)
(2.5)
Dengan demikian :
"
=#
Secara umum
"
= *
= &'()
2$
= #
+ +!
13
Gambar 2.3.
Suatu kapasitor dengan kapasitansi C tak akan dapat dilewati oleh arussearah, tapi
dapat dilewati oleh arus bolak-balik. Terhadap hambatan (resistansi,R ) yang
bersifat parasitis ini, arus bolak-balik yang melewati kapasitorakan mengalami
ketertinggalan fasa sebesar /2. Sebagaimana sifatinduktor , apabila diukur besaran
potensial listriknya, diperlihatkan sepertigambar 2.4.
Gambar 2.4.
= + / 0
=
2 cos
(2.8)
)
+ 1 /
2cos
14
(2.9)
(2.7)
" cos
1
-
(2.10)
2
2
Dengan demikian :
"
= 2
Secara umum
"
= *
1
-
= &'()
1 /
22
1
-
* = 2 +
_
1
= #
-
+ +/
Gambar 2.5.
15
+ +! +/ = #
1/
(2.11)
artinya :
1
=0
)
! /
(2.12)
Dalam keadaan seperti ini disebut sebagai keadaan resonansi , dan nilai pada
keadaan ini disebut sebagai frekuensi resonansi.
Grafik impedansi rangkaian fungsi dari frekuensi gelombang ditunjukkandalam
gambar 2.6 .
Gambar 2.6.
2.5 Percobaan
1. Buatkan rangkaian sebagai berikut dengan R sekitar 120 (Ohm) , dan Cantara 40
F sampai 100 F , pada tegangan ac sekitar 12 Volt. Pakai
Gambar 2.7.
sumber gelombang dari signal generator, dan pilih frekuensi sebarang.Ukurlah
perioda dan tegangan antara titik - titik R dan S , dan antaratitik S dan T melalui
osiloskop serta baca arus pada ampere meter A
2. Ukur pula tegangan antara titik - titik R dan S , dan antara titik S dan T,dengan
multimeter masing-masing 3 kali.
3. Ulangi percobaan butir 2.5.1 sampai butir 8.5.2 dengan mengganti
hargakapasitor yang lain. Ambillah untuk 3 nilai kapasitansi yang berbeda.
4. Ulangi percobaan 2.5.1 dan 2.5.3 dengan mengganti C dengan Induktor ,L yang
ada.
5. Buatlah rangkaian listrik berikut :
17
Gambar 2.8.
= .. ohm
= .. volt
C (F)
Osiloskop
TRS
TST
VRS
Multimeter
VST
18
VRS
VST
Arus
2. Rangkaian RL
R
= .. ohm
= .. volt
L (H)
Osiloskop
TRS
TST
VRS
Multimeter
VST
VRS
Arus
VST
3. Rangkaian RLC
R
= ohm
= henry
Kapasitor Frek.
Tegangan Arus
( farad)
(volt)
(hertz)
(ampere)
20
Modul 3
Pengukuran indeks bias zat cair
3.1 Tujuan Percobaan
Melalui pelaksanaan modul percobaan ini diharapkan mahasiswa :
- memahami prinsip perambatan sinar melalui media
- memahami hukum Snellius
- mampu mengukur indeks bias zat cair
bergantung
pada
indeks
bias
kedua
media
yangsaling
berbatasan
21
Gambar 3.1.
22
3.5 Percobaan
1. Ukur tebal dinding bejana, panjang , dan lebar bagian dalam bejana.Lakukan 3
kali pada tempat berbeda.
2. Susun deretan sumber sinar Laser, bejana kosong, dan layar seperti
dalamgambar 3.2.
Gambar 3.2.
Skema gambar dilihat dari atasdengan L adalah sinar Laser , S adalah layar , B
adalah bejana , R adalahrel dan d adalah jarak bejana ke layar.
3. Ukurlah jarak bejana ke layar, d (minimal 60 cm). Ketika sinar Laserdinyalakan,
beri tanda dan catat kedudukan bayangan pada layar setelahmelewati bejana
kosong.
4. Isikan zat cair yang akan ditentukan indeks biasnya ke dalam bejana ,tanpa
mengubah kedudukannya.
5.
Apabila
Laser
dinyalakan
mengalamiperubahan.
Amati
kedudukan
bayangan
dan
jarak
ukur
pada
pergeseran
layar
akan
kedudukan
bayanganpada layar.
6. Ulangi kegiatan pada butir 3.5.2 sampai dengan butir 3.5.5 untuk 5 jarakbejana
ke layar yang berbeda.
7. Ulangi kegiatan pada butir 3.5.2 sampai dengan butir 3.5.6 untuk jeniszat cair
berbeda yang disediakan asisten . Jangan lupa , keringkan bejanaterlebih dahulu
pada saat anda mengganti isinya .
23
Lebar
Tinggi
(cm)
(cm)
(cm)
2. Pengukuran bayangan
Zat cair = .
Jarak Layar
Jarak Bayangan
(cm)
(cm)
3.7 Analisis
1. Tentukan indeks bias zat cair terhadap indeks bias udara dari setiap pengukuran
2. Tentukan nilai rata-rata indeks bias bagi masing-masing jenis zat cair .
3. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan referensi. Jelaskan?
Modul 4
Difraksi dan Resolusi
4.1 Tujuan Percobaan
Melalui pelaksanaan modul percobaan ini diharapkan mahasiswa :
1. memahami konsep interferensi dan difraksi
2. mampu mengukur resolusi atau daya pisah kisi
Dalam satu celah dipandang terdapat banyak sekali berkas cahaya yangdipandang
sebagai banyak garis lurus yang melewati celah tersebut. Antaraberkas cahaya akan
25
Gambar 4.1.
dengan: =
; sin >
9
8
9 8
8
6 78
(4.1)
denganm = 0, 1, 2, 3, 4, ...
(4.2)
Dengan anggapan jarak antara kisi ke layar (L) jauh lebih besar darilebar celah (w),
w << L maka sin tan = (OP)/L.
Intensitas gelombang interferensi hasil pembentukan pola difraksi daricelah lebar
w berbeda untuk suatu sudut tertentu.Intensitas gelombangrelatif terhadap
kedudukan pusat bayangan pada layar (titik O) sebagaifungsi dari sin ditunjukkan
oleh gambar 4.2.
26
Gambar 4.2.
4.5 Percobaan
1. Susun deretan sumber sinar Laser, Kisi difraksi, dan layar seperti dalamgambar
4.3.
27
Gambar 4.3.
Skema gambar dilihat dari atasdengan L adalah sinar Laser , S adalah layar , K
adalah Kisi , R adalahrel dan d adalah jarak Kisi ke layar.
2. Sebelum kisi ditempatkan pada relnya, nyalakan sinar Laser , dan beritanda serta
catat kedudukan bayangan pada layar . Amati dan ukur puladiameter berkas
sinar laser yang muncul pada layar.
3. Tempatkan kisi pada rel sesuai gambar 4.3, dan ukurlah jarak kisi kelayar, d
(minimal 60 cm).
4. Apabila Laser dinyalakan akan muncul bintik bayangan pada layar. Amatidan
ukur jarak setiap titik bayangan yang muncul dari kedudukanpusat bayangan
pada layar (titik O) ke arah yang lain.
5. Ulangi kegiatan pada butir 4.5.1 sampai dengan butir 4.5.4 untuk 5 jarakkisi ke
layar yang berbeda.
6. Ulangi kegiatan pada butir 4.5.1 sampai dengan butir 4.5.5 , tetapisekarang
dengan menempatkan bejana yang diisi zat cair antara kisi danlayar .
cm
dbejana- laser
= . Cm
28
1. Percobaan 4.5.1
y 1 (mm)
y 2 (mm)
y 3 (mm)
y 4 (mm)
y 5 (mm)
y 3 (mm)
y 4 (mm)
y 5 (mm)
2. Percobaan 4.5.6
y 1 (mm)
y 2 (mm)
4.7 Analisis
1. Gambarkan pola difraksi setiap pengukuran yang anda lakukan
2. Dari setiap percobaan yang anda lakukan, tentukan panjang gelombangsinar
laser yang anda pergunakan dalam eksperimen ini.
3. Tentukan nilai rata-rata panjang gelombang sinar laser yang anda gunakan.
4. Berikan analisis dari pengamatan anda pada butir 4.5.5.
5. Tentukan jumlah garis per cm dari kisi yang anda pergunakan dalameksperimen
ini.
6. Berikan analisis dari hasil pengamatan anda pada percobaan butir 4.5.6
29
Modul 5
Metoda Transformasi Data
5.1 Tujuan Percobaan
Melalui pelaksanaan modul percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.
2.
5. Kabel-kabel penghubung
2.
Signal Generator
6. 1 unit komputer
3.
Microphone
4.
Speaker
mengambil,
mengumpulkan
dan
menyiapkan
data,
hingga
30
Pada mulanya proses pengolahan data lebih banyak dilakukan secara manual
oleh manusia. Sehingga pada saat itu perubahan besaran fisis dibuat kebesaran
yang langsung bisa diamati panca indra manusia. Selanjutnya dengan
kemampuan teknologi pada bidang elektrikal besaran fisis yang diukur sebagai
data dikonversikan kebentuk sinyal listrik, data kemudian ditampilkan
kedalam bentuk simpangan jarum, pendaran cahaya pada layar monitor,
rekorder xy dan lain-lain.
31
Signal
Generator
Mic
Speaker
Gambar 5.1. Skema percobaan/eksperimen
5.5 Percobaan
A. Kalibrasi DAQ ELKAFI
Pada proses kalibrasi DAQ ELKAFI, kita tidak memakai piranti microphone
dan speaker. Namun, besar frekuensi yang dikeluarkan dari Signal Generator
langsung diidentifikasi alat DAQ ELKAFI. Perlu diperhatikan bahwa frekuensi
dari Signal Generator antara 1 Hz sampai 100 Hz saja. PERHATIKAN :
JANGAN MENCOBA MEMASUKKAN SINYAL DENGAN FREKUENSI
YANG TINGGI (orde KHz)
1. Susun dan rangkailah beberapa alat yang dibutuhkan dalam proses kalibrasi
DAQ ELKAFI seperti Gambar 5.2berikut :
32
Signal
Generator
Gambar 5.2
B. Eksperimen
Pada eksperimen/percobaan ini kita menggunakan speaker media gelombang
bunyi dan microphone sebagai media sensornya.
1. Susunlah beberapa alat percobaan seperti pada Gambar 5.2.
2. Sebelum tombol CONNECTED pada software dinyalakan, pastikan semua
koneksi sudah terhubung.
3. Setelah dihubungkan dan CONNECTED, ambillah beberapa nilai frekuensi
yang berbeda (20 nilai). Mode inputan yang dipakai yaitu mode differensial
1 seperti pada Gambar 5.2 .(Set rentang waktu 0,01 sekon)
4. Simpanlah data yang diambil ke dalam format Excel.
33
34
Modul 6
Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
6.1 Tujuan Percobaan
Modul ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
1. Menentukan jarak fokus lensa cembung
2. Menentukan jarak fikus lensa cekung
3. Mengenal berbagai cacat bayangan
Dalam sistem pembiasan permukaan sferis biasanya ada dua titik yang
menjadi perhatian, yaiut titik fokus dan titik utama. Kedua titik terebut dapat
ditentukan dengan peninjauan dalam hal-hal khusus. Titik fokus permukaan
pembias pertama F dapat ditentukan dengan menganggap bahwa bayangan
oleh permukaan pembias kedua terletak di tak hingga ( s2 = ).
Bidang datar yang melalui F dan tegak lurus sumbu lensa disebut bidang
fokus pertama. Titik fokus permukaan pembias kedua F dapat dicari dengan
menganggap benda-benda terletak jauh sekali (s = ) dan bidang datar
melalui F serta tegak lurus terhadap sumbu lensa disebut bidang fokus kedua
36
Berkas cahaya divergen dari titik fokus F mengalami deviasi pada kedua
permukaan dan bila sinar datang serta sinar yang telah dideviasikan kita
proyeksikan ke depan atau belakang, maka akan berpotongan pad suatu titik
yang terletak pada suatu bidang. Bidang ini disebut bidang utama dengan
sumbu lensa disebut titik utama H.
Jarak antara titik fokus dengan bidang utama merupakan titik fokus f.
Untuk sinar-sinar paraksial, maka bidang fokus dengan bidang utamanya
merupakan bidang datar.
+ 6A =
6
(6.1)
CA
C
(6.2)
37
B=
6A
6
(6.3)
Dengan s adalah jarak bayangan terhadap pusat optik dan s adalah jarak
bayangan benda terhadap pusat optik. Dari pers. (6.3), diperoleh :
D=
66A
6E6A
(6.4)
D = )EF
(6.5)
B. Susunan Lensa
Pada alat-alat optik banyak digunakan lensa bersusun (lensa susunan)
dengan tujuan meminimumkan cacat bayangan. Untuk lensa susunan yang
tejadi dari dua lensa
38
)
)
(6.6)
(6.7)
C. Cacat Bayangan
Rumus lensa yang telah anda kenal sebenarnya hanya berlaku untuk
sinar-sinar paraksial, yaitu sinar yang membentuk sudut kecil dengan sumbu
optik lensa. Bila bukan sinar paraksial maka bayangan yang terjadi pada
umumnya tidak jelas. Ketidakjelasan ini dapat berupa warna atau bentuk
bayangan berbeda dengan bentuk aslinya. Gejala ini disebut cacat
bayangan atau aberasi. Ada beberapa jenis cacat bayangan, antara lain
aberasi khromatis, aberasi sferis, distorsi dan astigmastis.
39
!8 (!8G
H!
(6.8)
Posisi 1
Posisi 2
Le
6.5 Percobaan
Pada modul ini dilakukan beberapa percobaan antara lain:
1. Lensa Konvergen
(1) Ukurlah tinggi (panjang) anak panah yang dipakai sebagai benda
(2) Susunlah sistem optik berurutan sebagai berikut:
40
2. Lensa Divergen
(1) Untuk menentukan jarak fokus lensa negatif buatlah bayangan dari anak
panah yang jelas pada layar dengan lensa positif
(2) Letakkan lensa negatif antara lensa positif dan layar. Ukurlah jarak negatif
ke layar.
(3) Geserkan layar sehingga terbentuk bayangan yang jelas pada layar.
Ukurlah jarak lensa negatif ke layar.
(4) Ulangi percobaan 6.5.2.1 s/d 6.5.2.4 beberapa kali (ditentukan oleh
asisten)
3. Lensa Gabungan
(1) Untuk menentukan jarak fokus susunan lensa, rapatkan lensa konvergen
kuat (tanda ++) dan lensa konvergen (tanda +) serapat mungkin
(2) Gunakan cara Bessel (Gambar 6.5) untuk menentukan jarak fokus susunan
lensa
4. Cacat Bayangan
(1) Untuk mengamati aberasi khromatik gunakan lensa positif kuat (tanda ++)
dan lampu pijar sebagai benda. Geser-geserkan layar, sedikit saja, amati
dan catat keadaan bayangan tiap-tiap kedudukan layar.
41
(2) Pasang diafragma di depan lampu pijar. Ulangi percobaan 6.5.4.1 dan catat
apa saja yang terjadi pada bayangan dari lampu
(3) Ulangi 6.5.4.2 dengan menggunakan diafragma berlainan
(4) Untuk mengamati astigmatisme letakkan (bidang) lensa miring terhadap
sumbu sistem benda dan layar. Letakkan kaca baur (benda) di depan
lampu. Geser-geserkan layar dan amatilah bayangan dari benda
(5) Kemudian letakkan diafragma di depan benda (kaca baur) dan gesergesrkan layar. Catat perubahan apa yang terjadi pada bayangan
Jarak Lensa
Bayangan 1
Bayangan 2
Konvergen
(cm)
(cm)
(cm)
Jenis Lensa
Jarak Lensa
Bayangan 1
Bayangan 2
Divergen
(cm)
(cm)
(cm)
2. Lensa Divergen
3. Lensa Gabungan
Jarak L = .................. mm
Jarak Le = ........................... mm
42
43