Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DASAR
2010
PENDAHULUAN
Jantung : organ penting untuk memompa darah
Pemompaan terjadi karena kontraksi otot jantung
Definisi
Elektro : listrik
Kardio : jantung
Elektrokardiograf : alat untuk merekam aktivitas
listrik jantung
Elektrokardiogram : grafik hasil perekaman potensial
listrik yang ditimbulkan oleh jantung
Elektrokardiografi : ilmu yang mempelajari potensial
listrik jantung
Manfaat EKG
Aktivitas listrik siklus jantung dapat di rekam dan
Gangguan elektrolit
Fase repolarisasi :
bagian yang terjadi bila sel otot jantung kembali
istrirahat
Arah defleksi , ditentukan :
Arah penyebaran impuls depolarisasi
Letak elektroda
Muatan listrik
intraseluler
ekstraseluler
+ (relatif lebih
positif)
depolarisasi
- (relatif lebih
negatif)
+ (relatif lebih
positif)
Sel istirahat
K + + Cl -+ Ca + Na +
-- -- -- --- --- --- Na+
K --- --- --- --- --+++++++
Sel telah
depolarisasi
--- --- --- --- --+++++++
+++++++
--- --- --- ---
Na+
Sel sedang
depolarisasi
Na +
--- --- --++++
++++
++++
--- --- ---
Sel mulai
repolarisasi
--- --- --++++
++++
--- --- --++++
--- --- ----- --- --++++
Arah defleksi
Menuju
elektroda +
Menuju meninggalkan
Bifasik
Meninggalkan
elektroda +
Negatif (ke
bawah)
Gambar
dan LA (+)
Lead II : mengukur beda potensial antara RA (-)
dan LL (+)
Lead III : mengukur beda potensial antara LA (-)
dan LL (+)
Segitiga Einthoven
Seorang ilmuwan, Einthoven, yang menemukan
lead I, II dan III untuk perekaman EKG
mengenalkan formula segitiga Einthoven, yaitu
segitiga khayalan yang menghubungkan antara
vektor diagram lead I, II dan III sebagai segitiga
sama sisi dengan pusat pada jantung
Segitiga Einthoven merupakan dasar
pengembangan Trihexial Reference System untuk
menghitung arah aksis dan kekuatan listrik
jantung (gabungan dari vektor diagram dua atau
lebih lead) pada bidang frontal
Segitiga Einthoven
Vektor diagram lead bipolar membentuk
segitiga Einthoven
Segitiga bidang frontal tubuh dari
Einthoven merupakan segitiga sama sisi
Jika ketiga sisi segitga Einthoven
dipindahkan ke titik pusat maka akan
terbentuk tri axial reference system dari
Bailey
Segitiga Einthoven
Sudut
+ 60 o
+ 120 o
+ 90 o
+0o
- 30 o
- 150 o
ventrikel kanan
Sandapan V3 dan V4 di atas septum
interventrikulare
Sandapan V5 dan V6 di atas ventrikel kiri
Kelompok
Anterior
I, aVL, V5, V6
Lateral kiri
Inferior
aVR
aVR
Ada Pertanyaan?????????????????
(Nilai Normal)
Gelombang P
Gambaran depolarisasi atrium
Depolarisasi mulai dari NSA
Atrium kanan mengalami depolarisasi lebih
Gelombang P
Karakteristik
Bentuk normal : kecil, halus, melengkung, mendahului
kompleks QRS
Positif pada sandapan lateral kiri dan inferior
Bifasik pada lead III dan V1
Defleksi ke atas (+) di lead II, terbalik (-) di aVR
Nilai normal :
- tinggi/amplitudo : < 3mm (2,5mm)
- lebar < 3 mm (0,06-0,11detik)
Disfungsi NSA abnormalitas bentuk gelombang P
Gelombang P
PR interval
Menggambarkan waktu dari mulai
Interval PR
Gelombang q
Awal depolarisasi ventrikel
Depolarisasi septum
gel. R
Gelombang r
Defleksi positif
pertama pada
kompleks QRS
R patologis,
menunjukkan adanya
hipertrofi ventrikel,
tanda-tanda bundle
branch block
Gelombang s
Defleksi negatif
setelah gelombang r
Depolarisasi ventrikel
s patologis,
menunjukkan adanya
hipertrofi ventrikel,
tanda-tanda bundle
branch block
Gelombang T
Menandakan repolarisasi kedua ventrikel
Terjadi defleksi positif hampir semua lead
kecuali aVR (T negatif) dan V1 (T bifasik)
Repolarisasi atrium tidak nampak
QT Interval
Normal 0,36 pada HR 70/mnt
Dimulai dari awal QRS kompleks sampai
akhir gelombang T
QTc Interval
QT interval yang sudah dikoreksi dengan
HR 60x/mnt
Formula Bazzet :
Pada
Kompleks QRS
Depolarisasi ventrikel
Bentuk defleksi besar dan berujung tajam
Gelombang T
Repolarisasi ventrikel
Amplitudo normal :
- < 10 mm di sandapan
dada
- < 5 mm di sandapan
ekstremitas
- Min. 1 mm
Bentuk patologis
Indikator iskemik
/infark
Gelombang T
Gelombang T
Repolarisasi dimulai dari daerah yang
Irama Sinus
Irama jantung yang normal adalah irama sinus,
yaitu suatu pola penjalaran impuls listrik yang
teratur dan berasal dari NSA
Syarat-syarat suatu EKG dikatakan berirama sinus
adalah:
Aksis
Sebuah vektor yang meringkaskan semua
AKSIS JANTUNG
QRS axis
berdasar
Lead I dan
aVF
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Tentukan iramanya
: Sinus / bukan
Tentukan frekuensi/kecepatan: Normal / takikardia / bradikardia
Tentukan axis
: Normal / RAD / LAD
Nilai gelombang P
: Normal / tidak
Hitung PR interval
: Normal /memanjang/memendek
Nilai gelombang Q
: Normal / patologis
Hitung QRS komplek
: Normal / melebar
Nilai ST segmen
: Isoelektrik / elevasi / depresi
Nilai gelombang T
: Normal / Inverted / tinggi
Perhatikan tanda-tanda
: Hipertropi / iskemia / infark
Bagaimana hub P dgn QRS
: Konstan / berubah-ubah / tak ada hub
Kesimpulan/Diagnosa
: ?????
ELEKTROKARDIOGRAFI DALAM
KEDARURATAN KARDIOVASKULER
ARITMIA /DISRITMIA
1. GANGGUAN PEMBENTUKAN IMPULS
2. GANGGUAN KONDUKSI
3. KEDUA DIATAS
GANGGUAN
PEMBENTUKAN
IMPULS
Irama Sinus
Adalah irama yang berasal dari fokus di SA
node dan terdapat pada orang normal
Normal adalah 60 100 kali/m, reguler,
voltage sama besar
Kriteria:
1. P positif di lead I dan aVF atau di lead I dan II
2. Setiap P diikuti QRS atau setiap QRS harus
didahului oleh gelombang P
3. PR intv < 0,20 dan konstan dari denyut ke
denyut
4. HR antara 60 100/menit
berulang
Irama Ventrikuler
Tanda-tanda :
1. Depolarisasi ventrikel abnormal
2. Depolarisasi atrial bisa/tidak terjadi secara
retrogade
3. QRS intv lebar > 0,10 sering > 0,12
4. P dari sinus dapat diteruskan
seperti gergaji yang agak besar, rate 250350/mnt, cenderung memburuk jadi V.F.
Perlu cardioversi segera
Ventrikel Fibrillasi (V.F) : HR > 350/mnt
Gelombang halus dan kasar, merupakan
klinis cardiac arrest, perlu segera CPR
Tanda-tanda PVC/VES
a. Timbulnya tiba-tiba pada irama normal
b. QRS kompleks PVC lebar dan lebih besar, tidak
didahului gelombang P
c. Dapat timbul depolarisasi atrial retrogade (negatif P)
setelah QRS kompleks
d. Biasanya ada pause kompensatori
Interpolated Ekstrasistol
Ekstrasistol yang timbul diantara 2 denyut normal
yang berasal dari SA node, tidak ada pause
kompensatori. Bisa berbentuk PAC atau PVC
GANGGUAN
KONDUKSI
S.A Blok
Bila salah satu impuls dari nodus S.A alami
RBBB Komplit
Di lead V1 atau V2
- QRS intv > 0,12 (broad notched R, rsr, rsR atau rSR
- Tipe QRS M type atau M Shape dimana R2 > R1
Gelombang S dalam, negatif di V5-V6, QRS > 0,12
Kadang ada kelainan repolarisasi
RBBB Inkomplit
Syaratnya sama dengan RBBB komplit tetapi QRS intv
RBBB Komplit
LBBB Komplit:
1.
2.
3.
4.
LBBB inkomplit
Sama dengan LBBB komplit tetapi QRS intv 0,08- 0,11
Kadang disertai gelombang Q kecil di I, V5, V6
LBBB Komplit
fasikulus
BEBERAPA
SINDROMA
PADA EKG
langsung ke gelombang R
Delta wave dapat tampak di lead II, V1, V2 dan bisa
besar disemua lead
Sindroma Bruguda
Kumpulan gejala akibat kelainan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Syncope
Cardiac arrest
Cardiogenic shock
Cardiac arrythmias
Acute myocardial infarction /ACS
Cardiopulmonary emergencies
Hypertensive emergencies
Acute dissecting aneurysma aorta
Acute cardiac tamponade
A. BADIARRYTHMIAS :
1.
2.
3.
4.
5.
B. CONDUCTION DISTURBANCES
1. Intra atrial blok : minor
2. First degree AV blok: biasanya minor
3. Second degree AV Blok
- Mobitz I : biasanya minor
- Mobitz II : biasanya minor, dapat jadi mayor
4. Third degree AV Blok (Complete) : mayor, dapat
menjadi life threatening
5. AV dissociation : minor
VENTRICULAR ARRYTHMIA
- Ventricular premature beat (VES) :bisa minor atau
mayor
- Ventricular tachycardia : mayor or life threatening
- Bidirectional tachycardia : mayor or life threatening
- Ventricular flutter : life threatening
- Ventricular fibrillation : life threatening
TAKIKARDIA
Pasien stabil
1. Fibrilasi atrium
2. QRS sempit
Atrial flutter
3. QRS lebar:
4. VT
spesifik dengan:
- Kontrol frekuensi
- manuver vagal
- Adenosin
sinus
Tentukan diagnosis
spesifik
Pengobatan VT
stabil
- Kardioversi DC atau
- Amiodaron atau
- Antikoagulasi
Terapi medikamentosa
BRADIKARDIA
Keluhan dan gejala serius?
Disebabkan oleh bradikardia?
Tidak
Ya
Urutan intervensi
Atropin 0.5-1.0 mg
Tidak
Observasi
NILAI KESADARAN
NILAI PERNAFASAN
NILAI SIRKULASI
GEJALA
Hipotensi
Renjatan
Bendungan paru
Gagal jantung bendungan
ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ): 155
Working
diagnosis
Suspected ACS
ECG
Biochemistry
Persistent
ST elevation
No persistent
ST elevation
Troponin,
CKMB (+)
Troponin,
CKMB (+)
Risk
Stratification
Management
Initial management,
revascularization
Secondary
prevention
Medical therapy,
coronary angiography
{on serial
ECG}
Performed in 10 min
Admission
- ACS unlikely
- NSTEMI
- STEMI
EVOLVING
ECG
A. Normal ECG
B. Tall T or Peaked T
waves
C. Injury, ST elevation
D. Inverted T waves
E. Q-abnormal
F. Q patologis
Tanda vital
Oksigen 4L/menit
Saturasi oksigen
Aspirin 160-325 mg
Pemasangan akses IV
EKG 12 sandapan
trombolitik
Enzim/penanda jantung awal
setiap penderita
NON-STEMI / UAP
Terapi 2
Penyekat IV
Nitrogliserin IV
Heparin IV
Penyekat ACE (setelah 6 jam atau jika
telah stabil)
ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ): 142- 178
Terapi 2
Terapi 3
12 jam
12 jam
Terapi fibrinolitik. door-todrug 30 menit
Aspirin 160-325 mg qd
Penyekat reseptor Glikoprotein IIb/IIIa
Nitrogliserin IV
Penyekat IV
ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ): 142- 178
Terapi 2
Terapi 3
12 jam
12 jam
Terapi fibrinolitik. door-todrug 30 menit
Penilaian dan
terapi 4
Stabil
Keluhan persisten
Iskemia berulang
EKG serial
Pertimbangkan:
2D echocardiography atau
radionuclide imaging
Terapi 2
Terapi 3
12 jam
12 jam
Terapi fibrinolitik. door-todrug 30 menit
Memenuhi kriteria
angina tidak stabil atau
onset baru
Tidak
Penilaian dan
terapi 4
Ya
Pertimbangkan:
Tidak
2D echocardiography atau
radionuclide imaging
Pulang
Tindak lanjut di
poliklinik
High risk
Repetitive or prolonged (> 10 minutes) ongoing
chest pain;
Elevated level of at least one cardiac biomarker
(troponin or creatine kinase-MB isoenzyme);
Persistent or dynamic ST depression 0.5 mm or
new T-wave inversion
Transient ST-segment elevation ( 0.5 mm) in more
than two contiguous leads;
Guideline ACS 2006 National Heart Foundation Australia
Intermediate risk
Chest pain within 48 hours that occurred at rest, or was
Low risk
Acute coronary syndrome without intermediaterisk or high-risk features.
This includes
onset of anginal symptoms within the last month,
or worsening in severity or frequency of angina,
or lowering of anginal threshold
SELAMAT
BELAJARRRRRR
!!!!!!!!!!