Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Diabetes Mellitus
A. Pengertian
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan
oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik
absolut
maupun
relatif
(Arjatmo,
2002).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Askep Diabetes Mellitus (DM)
B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
Askep Diabetes Mellitus (DM)
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I :
o Faktor
genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi
suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe
antigen HLA.
o Faktor-faktor
imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu
otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
o Faktor
lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
2. Diabetes
Tipe
II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang
peranan
dalam
proses
terjadinya
resistensi
insulin.
Faktor-faktor resiko :
o Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
o Obesitas
o Riwayat keluarga
Askep Diabetes Mellitus (DM)
D.
Tanda
dan
Gejala
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak
ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi
degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan
patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa
gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah
adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan
otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan
adalah
:
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10.Neuropati viseral
11.Amiotropi
12.Ulkus Neurotropik
13.Penyakit ginjal
14.Penyakit pembuluh darah perifer
15.Penyakit koroner
16.Penyakit pembuluh darah otak
17.Hipertensi
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat
muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan
haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat
terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia
lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang
tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan
gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi
dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan
berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak
bermanifestasi
sebagai
sakit
kepala
dan
kebingungan
mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma
yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
Askep Diabetes Mellitus (DM)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl).
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena :
o <100>
o 100 - 200 = belum pasti DM
o >200 = DM
Darah kapiler :
o <80>
o 80 - 100 = belum pasti DM
o > 200 = DM
Plasma vena :
o <110>
o 110 - 120 = belum pasti DM
o > 120 = DM
Darah kapiler :
o <90>
o 90 - 110 = belum pasti DM
o > 110 = DM
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75
gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).
Askep Diabetes Mellitus (DM)
F.
Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati.
Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
Askep Diabetes Mellitus (DM)
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Diabetes Mellitus
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
o Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas
yang dapat ditoleransi jantung
o Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
o Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi
tidak teratur
o Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa,
pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K).
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati
perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
o Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge,
frekuensi ganti balut.
o Kaji tanda vital
o Kaji adanya nyeri
o Lakukan perawatan luka
o Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
o Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
Intervensi :
o Hindarkan lantai yang licin.
o Gunakan bed yang rendah.
o Orientasikan klien dengan ruangan.
o Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
o Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi.
DAFTAR PUSTAKA
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani,
Jakarta:EGC, 1997.
Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih,
Jakarta : EGC, 1997.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih,
Jakarta : EGC, 2002.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I
Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh untuk seseorang
terserang penyakit diabetes, faktor resiko diabetes melitus. Menghilangkan faktor genetik
sangatlah sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes
melitus karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola makan.
Dengan memperbaiki pola makan dan pola hidup insya Allah Anda akan terhindar dari
penyakit yang mengerikan ini.
2. Obesitas Atau Kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap hormon
insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk menyerap insulin, faktor
resiko diabetes melitus. Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi insulin
sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi kelelahan dan akhirnya rusak.
Segera hindari makan makanan yang tinggi kalori !
3. Usia Yang Semakin Bertambah
Usia dia atas 40 tahun banyak organ-organ vital melemah dan tubuh mulai mengalami
kepekaan terhadap insulin, faktor resiko diabetes melitus. Bahkan pada wanita yang sudah
mengalami monopause punya kecenderungan untuk lebih tidak peka terhadap hormon
insulin.
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor cukup besar untuk seseorang mengalami kegemukan
dan melemahkan kerja organ-organ vital seperti jantung, liver, ginjal dan juga pankreas,
faktor resiko diabetes melitus. Lakukan olahraga secara teratur minimal 30 menit sebanyak 3
kali dalam seminggu.
5. Merokok
Asam rokok ternyata menimbulkan efek negatis terhadap kesehatan dan sifatnya sangat
komplek. Termasuk terhadap resiko seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus,
faktor resiko diabetes melitus. Jadilah orang yang berakal dan cerdas dengan tidak menimbun
racun dalam tubuh kita walaupun rokok dianggab bisa memberikan kenikmatan. Kasihanilah
tubuh Anda. Efek jangka panjang rokok sungguh sangat mengerikan. Maka sangat sesuai
sekali kalau agama sangat membenci rokok karena memang lebih banyak kerusakannya
ketimbang manfaatnya.
6. Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi
Manakan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi untuk
seseorang mudah terserang penyakit diabetes melitus, faktor resiko diabetes melitus. Batasi
konsumsi kolestorol Anda tidak lebih dari 300mg per hari.
7. Stres Dalam Jangka Waktu Lama
Kondisi setres berat bisa mengganggu keseimbangan berbagai hormon dalam tubuh termasuk
produksi hormon insulin, faktor resiko diabetes melitus. Disamping itu setres bisa memacu
sel-sel tubuh bersifat liar yang berpotensi untuk seseorang terkena penyakit kanker juga
memicu untuk sel-sel tubuh menjadi tidak peka atau resiten terhadap hormon insulin.
Belajarlah untuk berpola hidup santai walau dalam keadaan serius. Banyak-banyaklah untuk
selalu bertawakkal kepada Allah dalam setiap menghadapi masalah hidup. Bergantunglah
hanya kepada Allah dalam setiap lika-liku kehidupan agar pikiran tenang dan beban terasa
ringan.
8. Hipertensi Atau Darah Tinggi
Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu banyak konsumsi
makanan yang asin-asin, faktor resiko diabetes melitus. Garam yang berlebih memicu untuk
seseorang teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan
resiko untuk Anda terserang penyakit diabetes melitus.
9. Kehamilan
Pada saat hamil, plasenta memproduksi hormon yang mengganggu keseimbangan hormon
insulin dan pada kasus tertentu memicu untuk sel tubuh menjadi resisten terhadap hormon
insuline, faktor resiko diabetes melitus. Kondisi ini biasanya kembali normal selah masa
kehamilan atau pasca melahirkan. Namun demikian menjadi sangat beriso terhadap bayi yang
dilahirkan untuk kedepan punya potensi diabetes melitus.
10. Ras
Ada beberapa ras manusia di dunia ini yang punya potensi tinggi untuk terserang diabetes
melitus. Peningkatan penderita diabetes di wilawah Asia jauh lebih tinggi dibanding di benua
lainnya, faktor resiko diabetes melitus. Bahkan diperkirakan lebih 60% penderita berasal dari
Asia.
11. Terlalu Sering Konsumsi Obat-Obatan Kimia
Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberika efek negatif
yang tidak ringan. Obat kimia ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi mengobati di sisi yang
lain mengganggu kesehatan, faktor resiko diabetes melitus. Bahkan tidak sedikit kasus
penyakit berat seperti jantung dan liver serta diabetes diakibatkan oleh terlalu seringnya
mengkomsumsi obat kimia. Salah satu obat kimia yang sangat berpotentsi sebagai penyebab
diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA BLOKER. Kedua jenis obat tersebut
sangat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus karena bisa merusak pankreas.
Untuk mengobati dan mencegah faktor resiko diabetes melitus, Anda dapat mengobati dan
mencegah faktor resiko diabetes melitus dengan mengkonsumsi suplemen herbal yang baik
untuk metabolisme tubuh. S-Lutena (Nama Super lutein yang digunakan di Indonesia) adalah
herbal yang sangat baik untuk kesehatan organ tubuh manusia secara keseluruhan. S-Lutena
bisa digunakan sebagai suplemen harian untuk kebutuhan akan nutrisi tubuh atau digunakan
sebagai herbal untuk pengobatan penyakit.
S-Lutena berisi 6 jenis yang paling penting dari karotenoid, lima jenis nutrisi yang paling
penting berdasarkan kebutuhan manusia dan mengkombinasikan fungsi vegetatif dengan
proporsi yang terbaik. Super lutein juga berfungsi sebagai herbal antikanker yang telah
direkomendasikan oleh 6600 dokter spesialis di dunia. S-Lutena juga berfungsi sebagai
antiaging dan antioksidan yang mampu melakukan regenerasi sel tubuh yang rusak. Super
lutein mampu memperbaiki metabolisme tubuh yang tidak baik sehingga berfungsi maksimal.
DIET KETAT : (Disiplin) jangan konsumsi karbohidrat (nasi, mie, roti dan
makanan tepung)
Sebelum konsumsi obat dokter selalu cek kadar gula darah anda!
Dibawah ini adalah data statistik jumlah penderita diabetes di dunia versi WHO pada tahun
2000 dan proyeksi jumlah penderita diabetes dunia pada tahun 2030. Indonesia menduduki
tempat ke 4 terbesar dengan pertumbuhan sebesar 152% atau dari 8.426.000 orang pada
tahun 2.000 menjadi 21.257.000 orang di tahun 2030.
Data Statistik Jumlah Penderita Diabetes di Dunia versi WHO
No
Negara
Thn. 2000
India
31,705,000
79,441,000
151%
China
20,757,000
42,321,000
104%
17,702,000
30,312,000
71%
Indonesia
8,426,000 21,257,000
152%
Japan
6,765,000
8,914,000
32%
Pakistan
5,217,000
13,853,000
166%
Russian Federation
4,576,000
5,320,000
16%
Brazil
4,553,000
11,305,000
148%
Italy
4,252,000
5,374,000
26%
10 Bangladesh
3,196,000
11,140,000
249%
11 Turkey
2,920,000
6,422,000
120%
12 Philippines
2,770,000
7,798,000
182%
13 Spain
2,717,000
3,752,000
38%
14 Germany
2,627,000
3,771,000
44%
15 Egypt
2,623,000
6,726,000
156%
16 Mexico
2,179,000
6,130,000
181%
2,103,000
6,421,000
205%
18 Canada
2,006,000
3,543,000
77%
19 Republic of Korea
1,859,000
3,378,000
82%
1,765,000
2,668,000
51%
21 France
1,710,000
2,645,000
55%
22 Nigeria
1,707,000
4,835,000
183%
23 Ukraine
1,629,000
1,642,000
1%
24 Thailand
1,536,000
2,739,000
78%
25 Argentina
1,426,000
2,457,000
72%
20
26 Poland
1,134,000
1,541,000
36%
27 Romania
1,092,000
1,395,000
28%
28 Malaysia
942,000
2,479,000
163%
29 Australia
941,000
1,673,000
78%
30 Saudi Arabia
890,000
2,523,000
183%
31 Colombia
883,000
2,425,000
175%
32 Greece
853,000
1,077,000
26%
33 South Africa
814,000
1,286,000
58%
34 Ethiopia
796,000
1,820,000
129%
35 Viet Nam
792,000
2,343,000
196%
36 Peru
754,000
1,961,000
160%
37 Belarus
735,000
922,000
25%
38 Iraq
668,000
2,009,000
201%
39 Portugal
662,000
882,000
33%
40 Sri Lanka
653,000
1,537,000
135%
627,000
2,313,000
269%
42 Venezuela
583,000
1,606,000
175%
43 Myanmar
543,000
1,330,000
145%
44 Chile
495,000
1,047,000
112%
45 Cuba
480,000
855,000
78%
46 Bulgaria
472,000
458,000
-3%
47 Afghanistan
468,000
1,403,000
200%
48 Kazakstan
452,000
668,000
48%
49 Sudan
447,000
1,277,000
186%
50 Nepal
436,000
1,328,000
205%
51 Uzbekistan
430,000
1,165,000
171%
52 Morocco
427,000
1,138,000
167%
53 Algeria
426,000
1,203,000
182%
54 Netherlands
426,000
720,000
69%
367,000
635,000
73%
350,000
684,000
95%
57 Ecuador
341,000
921,000
170%
58 Azerbaijan
337,000
733,000
118%
59 Czech Rep.
336,000
441,000
31%
60 Hungary
333,000
376,000
13%
61 Singapore
328,000
695,000
112%
62 Yemen
327,000
1,286,000
293%
63 Yugoslavia
324,000
393,000
21%
64 Belgium
317,000
461,000
45%
65 Ghana
302,000
851,000
182%
66 Sweden
292,000
404,000
38%
291,000
910,000
213%
68 Cte dIvoire
264,000
636,000
141%
69 Israel
257,000
500,000
95%
70 Dominican Republic
245,000
594,000
142%
71 Austria
239,000
366,000
53%
72 Switzerland
219,000
336,000
53%
73 Bolivia
207,000
562,000
171%
201,000
605,000
201%
75 Georgia
200,000
223,000
12%
76 Jordan
195,000
680,000
249%
77 Kenya
183,000
498,000
172%
78 New Zealand
179,000
307,000
72%
79 Republic of Moldova
171,000
243,000
42%
80 Tunisia
166,000
388,000
134%
81 Haiti
161,000
401,000
149%
82 Finland
157,000
239,000
52%
83 Denmark
157,000
232,000
48%
84 Croatia
155,000
180,000
16%
85 Uruguay
154,000
224,000
45%
86 Slovakia
153,000
220,000
44%
152,000
392,000
158%
88 Lebanon
146,000
378,000
159%
89 Senegal
143,000
421,000
194%
90 Mali
140,000
405,000
189%
91 Guatemala
139,000
447,000
222%
92 Mozambique
133,000
273,000
105%
93 Norway
130,000
207,000
59%
94 Burkina Faso
124,000
388,000
213%
95 Armenia
120,000
206,000
72%
96 Lithuania
114,000
146,000
28%
97 Oman
113,000
343,000
204%
98 Mauritius
111,000
233,000
110%
111,000
180,000
62%
10
Cambodia
0
110,000
317,000
188%
10
Niger
1
108,000
382,000
254%
10
Zimbabwe
2
108,000
265,000
145%
10
Kuwait
3
104,000
319,000
207%
10
El Salvador
4
103,000
320,000
211%
10
Paraguay
5
102,000
324,000
218%
10
Madagascar
6
100,000
301,000
201%
10
Uganda
7
98,000
328,000
235%
10
Kyrgyzstan
8
98,000
222,000
127%
10 Somalia
97,000
331,000
241%
9
11
Chad
0
97,000
269,000
177%
11
Tajikistan
1
93,000
246,000
165%
11
Libyan Arab Jamahiriya
2
88,000
245,000
178%
11
Benin
3
87,000
266,000
206%
11
Albania
4
86,000
188,000
119%
11
Ireland
5
86,000
157,000
83%
11
Latvia
6
82,000
90,000
10%
11
Honduras
7
81,000
269,000
232%
11
Jamaica
8
81,000
189,000
133%
11
Turkmenistan
9
80,000
222,000
178%
12
Costa Rica
0
76,000
237,000
212%
12
Zambia
1
70,000
186,000
166%
12
Cameroon
2
70,000
171,000
144%
12
Nicaragua
3
68,000
246,000
262%
12
Slovenia
4
66,000
87,000
32%
12
Sierra Leone
5
65,000
178,000
174%
12
Togo
6
64,000
184,000
188%
12
Trinidad and Tobago
7
60,000
125,000
108%
12
Panama
8
59,000
155,000
163%
12
Malawi
9
55,000
118,000
115%
54,000
96,000
78%
13
Angola
1
51,000
140,000
175%
13
Cyprus
2
50,000
87,000
74%
13
Eritrea
3
47,000
142,000
202%
13
Lao Peoples Dem. Rep.
4
46,000
128,000
178%
13
Estonia
5
46,000
43,000
-7%
13
Liberia
6
40,000
154,000
285%
13
Malta
7
39,000
57,000
46%
13
Qatar
8
38,000
88,000
132%
13
Bahrain
9
37,000
99,000
168%
14
Fiji
0
37,000
72,000
95%
14
Bhutan
1
35,000
109,000
211%
14
Mauritania
2
34,000
103,000
203%
14
Guinea
3
34,000
89,000
162%
14
Mongolia
4
34,000
81,000
138%
14
Lesotho
5
31,000
42,000
35%
14 Rwanda
30,000
77,000
157%
6
14
Burundi
7
26,000
72,000
177%
14
Namibia
8
25,000
60,000
140%
14
Botswana
9
25,000
45,000
80%
15
Gambia
0
22,000
61,000
177%
15
Guyana
1
19,000
36,000
89%
15
Brunei Darussalam
2
18,000
49,000
172%
15
Central African Republic
3
18,000
38,000
111%
15
Guinea-Bissau
4
17,000
44,000
159%
15
Congo
5
14,000
39,000
179%
15
Solomon Islands
6
13,000
41,000
215%
15
Swaziland
7
13,000
21,000
62%
15
Bahamas
8
12,000
26,000
117%
15
Luxembourg
9
12,000
21,000
75%
16
Barbados
0
11,000
22,000
100%
16
Suriname
1
9,000
20,000
122%
16
Equatorial Guinea
2
8,000
21,000
163%
16
Seychelles
3
8,000
19,000
138%
16
Gabon
4
8,000
14,000
75%
16
Cape Verde
5
7,000
24,000
243%
16
Djibouti
6
7,000
9,000
29%
16
Maldives
7
6,000
25,000
317%
16
Andora
8
6,000
18,000
200%
16
Vanuatu
9
6,000
17,000
183%
17
Iceland
0
6,000
12,000
100%
17
Belize
1
5,000
15,000
200%
17
Federated States of Micronesia
2
5,000
13,000
160%
17
Saint Lucia
3
5,000
11,000
120%
17
Saint Vincent and the Grenadines
4
5,000
9,000
80%
17
Comoros
5
4,000
15,000
275%
17
Kiribati
6
4,000
7,000
75%
17
Samoa
7
4,000
7,000
75%
17
Grenada
8
4,000
7,000
75%
17
Tonga
9
3,000
6,000
100%
18
Antigua and Barbuda
0
3,000
5,000
67%
18
Dominica
1
3,000
4,000
33%
18
Marshall Islands
2
2,000
4,000
100%
18 Nauru
2,000
4,000
100%
3
18
Monaco
4
2,000
3,000
50%
18
San Marino
5
2,000
3,000
50%
18
Saint Kitts and Nevis
6
2,000
2,000
0%
18
Palau
7
1,000
2,000
100%
18
Sao Tome-Principe
8
1,000
2,000
100%
18
Cook Islands
9
700
1,300
86%
19
Tuvalu
0
300
800
167%
171,230,00 366,210,10
0
0
114%
Total