Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh Kelompok 1
Azar Faqih
1341220036
1341220000
M. Alan Kurniawan
1341220000
1341220037
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemasaran merupakan hal yang sangat penting seiring dengan semakin
tinggi dan meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Jika perusahaan tidak peka
terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana
cara pemasaran yang tepat, maka memungkinkan perusahaan akan kehilangan
banyak kesempatan untuk dapat menjaring konsumen. Menurut Kotler (2000:9)
Pemasaran adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa konsep paling penting
mendasari pemasaran adalah menyangkut keinginan manusia dan merupakan
kebutuhan manusia yang dibentuk oleh kultur serta kepribadian manusia.
Pemasaran juga merupakan salah satu aktivitas penting yang dilaksanakan
oleh perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan yang bersifat
ekonomis yaitu mengembangkan usahanya agar memperoleh laba dan menjaga
kelangsungan hidup perusahaan. Di era globalisasi sekarang ini, kegiatan bisnis
khususnya pemasaran dari waktu ke waktu semakin meningkat.
Banyak sekali perusahaan yang memenangkan persaingan dengan cara
memanfaatkan peluang bisnis yang ada dan berusaha menerapkan strategi
pemasaran yang tepat dalam rangka menguasai pasar. Dalam konsep pemasaran
modern, banyak perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran untuk
merancang program pemasarannya. Konsep pemasaran tersebut dijadikan acuan
dalam merumuskan program pemasaran, yang dikenal dengan istilah bauran
pemasaran. Menurut Kotler (2000:18) Bauran pemasaran adalah seperangkat
alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran.
Berawal dari pemikiran perusahaan bahwa dengan bauran pemasaran maka
program pemasaran yang digunakan akan berhasil sehingga bauran permasaran
tersebut dirancang sedemikian rupa guna mensukseskan program pemasaran dari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Indomaret
Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan
pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2.
Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan Indomaret di
Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara, pada tahun 1988.
Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di
Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada Mei
2003 Indomaret meraih penghargaan Perusahaan Waralaba 2003 dari Presiden
Megawati Soekarnoputri. Hingga Mei 2010 Indomaret mencapai 4261 gerai. Dari
total itu 2.444 gerai adalah milik sendiri dan sisanya 1.817 gerai waralaba milik
masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek, Jawa Barat, Jawa Timur,
Jawa Tengah, Yogjakarta, Bali, Lampung dan Medan. Di DKI Jakarta terdapat
sekitar 488 gerai. Indomaret mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung
perkantoran dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada
motto mudah dan hemat. Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan nonmakanan tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari.
2.2
Alfamart
Alfamart pertama kali didirikan oleh Djoko Sutanto pada tanggal 22
Februari 1989, yang pada mulanya beroperasi di Jln. Beringin jaya, Karawaci,
Tanggerang Banten. Pada bulan Desember 1989, PT. Sampoerna, Tbk memiliki
hak aset perusahaan sebesar 70% dan PT. Sigmantara Alfindo sebesar 30%.
Dengan visi dan misi nya Belanja puas, harga pas , PT. Sumber Alfaria Trijaya,
Tbk (nama perusahan yang sekarang) telah berjalan selama 20 tahun. Pada saat ini
Alfamart telah memiliki 21 kantor cabang yang tersebar di Pulau Jawa, Bali,
Sumatera & Sulawesi dengan lebih dari 6000 toko.
Alfamart merupakan salah satu perusahaan bisnis retail minimarket yang
terkemuka di Indonesia. Dengan menyediakan berbagai kebutuhan rumahtangga
sehari-hari dari mulai produk makanan, minuman, produk kecantikan, alat tulis,
pulsa elektronik sampai ke alat sederhana rumah tangga (gayung, ember, keset
kaki, sapu, dll). Harga yang dipatok pun sangat mudah dijangkau, sebagai target
market utamanya adalah untuk konsumen kelas ekonomi rendah sampai ke kelas
ekonomi menengah. Pelayanan yang ramah, produk yang berkualitas, harga yang
murah, serta toko yang mudah dikunjungi karena memiliki cabang dibanyak
tempat menjadi keunggulan Alfamart.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Studi Kasus
Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup
pesat beberapa tahun terakhir ini, dengan berbagai jenis format serta jenisnya,
termasuk minimarket. Hal ini sebagai akibat dari adanya perkembangan usaha
manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka, maupun upaya pemerintah
untuk mendorong perkembangan bisnis ritel. Besarnya pasar minimarket
menjadikan dua pemain utama, Indomaret dan Alfamart, semakin mengukuhkan
sayapnya di bisnis ini. Indomaret dan Alfamart berusaha mendekatkan diri ke
konsumen lewat tempat-tempat potensial dari sisi kelayakan bisnis. Tak bisa
dipungkiri, persaingan Indomaret dan Alfamart memang jelas terlihat dan makin
sengit ketika banyak dijumpai gerai mereka yang berdempetan. Di mana ada
Indomaret, di situ ada pula Alfamart seperti kasus yang terjadi di Indomaret dan
Alfamart di Jalan Soekarno Hatta, Malang. Dari sisi layanan, keduanya
menjadikan gerai-gerainya bukan hanya sebagai tempat belanja belaka, tapi juga
menawarkan layanan dan kualitas produk yang Iebih baik (dibandingkan pasar
tradisional).
Proses atau tahapan belanja pelanggan dimulai ketika seorang pelanggan
mengenali suatu kebutuhan yang tidak terpuaskan. la mencari informasi tentang
bagaimana cara mencukupi kebutuhan itu dengan cara mengevaluasi berbagai
sumber alternatif barang dagangan. Setelah mengevaluasi barang dagangan yang
ditawarkan oleh ritel, pelanggan tersebut dapat memutuskan suatu pembelian atau
memutuskan untuk pergi ke riteI lain untuk mengumpulkan lebih banyak
informasi. Akhirnya pelanggan mengambil keputusan belanja, menggunakan
produk tersebut dan kemudian memutuskan apakah produk tersebut memuaskan
kebutuhan mereka. Menurut teori consumer decision making process, konsumen
mempunyai tahapan-tahapan dalam membuat keputusan pembelian suatu produk
di mana tiap tahapan mempunyai faktor-faktor dan variabel-variabel yang
mempengaruhinya. Pengetahuan tentang tahapan, faktor, dan variabel yang
mempengaruhi pembuatan keputusan belanja di gerai ritel sangat diperlukan
untuk memberikan arah bagi kedua retail yang berdampingan tersebut untuk
menentukan rencana pemasaran yang dilakukan agar konsumen memutuskan tetap
belanja di gerai mereka masing-masing.
Berdasarkan pada kasus Indomaret dan Alfamart diatas sangat menarik
untuk diketahui proses pengambilan keputusan belanja konsumen terhadap
kondisi dua gerai yang berdampingan tersebut. Oleh sebab itu dilakukan
penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan dan
besar pengaruhnya pada proses pengambilan keputusan (decission making
process) berbelanja di kedua gerai tersebut. Demikian juga persamaan regresi
yang akan terbentuk yang dapat membantu masing-masing ritel dalam
menentukan strategi pemasarannya.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa semua variabel-variabel independent
dengan faktor-faktor yang dependent ternyata telah memenuhi persyaratan
signifikansi yang artinya dalam tahap proses pemilihan retail, konsumen selalu
melalui tahap-tahap pengenalan kebutuhan kemudian pencarian informasi
kemudian evaluasi alternatif dan akhirnya membuat suatu keputusan untuk
melakukan pembelian konsumsi, meskipun pembelian konsumsi yang dilakukan
sebenarnya termasuk kategori low involvement. Dengan adanya kenyataan bahwa
setiap tahap di dalam model ini penting, maka dalam strategi pemasaran yang
akan dilakukan, tetap harus memberikan perhatian yang berimbang terhadap
masing-masing tahap dalam consumer decision making process sehingga dapat
mencapai hasil akhir yang diinginkan yaitu keputusan konsumen untuk memilih
gerainya masing-masing. Didapatnya besar pengaruh (regression weight) dari
setiap faktor dari setiap gerai, memungkinkan ritel untuk melihat dominasi dari
tiap-tiap faktor sehingga dapat diambil strategi pemasaran yang tepat terhadap
faktor-faktor yang diutamakan. Dari persamaan-persamaan regresi yang terbentuk
dari ke-dua gerai, untuk memaksimumkan hasil dari strategi pemasaran kedua
gerai perlu memilih variabel faktor yang memiliki koefisien yang terbesar, namun
dengan memaksimumkan satu variabel faktor saja tidak berarti variabel yang lain
ditinggalkan karena semua variabel faktor pada model consumer decision making
process adalah signifikan dan saling berkorelasi satu dengan yang lainnya
3.2
anggota/member card yang akan digunakan pada saat pelanggan akan melakukan
pembayaran.
Alfamart
juga
memberikan
pelayanan
yang
baik
kepada
para
pelanggannya, tempat yang nyaman dan bersih untuk berbelanja, dan harga
barang yang murah. Namun selain itu, Alfamart juga berusaha untuk membuka
cabang di banyak tempat agar mudah ditemukan oleh pembeli. Hampir di setiap
daerah jalan-jalan pemukiman sekitar 200m 300m terdapat toko Alfamart.
Target Market Alfamart adalah untuk kalangan rumahtangga, oleh sebab itu tokotoko Alfamart terdapat di kawasan pemukiman warga. Hal ini mempersulit
pendatang baru utk masuk, karena melihat sempitnya celah/peluang untuk masuk.
Dan strategi tersebut telah merubah sedikit kebiasaan/ mindset para pembeli yaitu
jika mereka membutuhkan sesuatu hal untuk dibeli, mereka akan langsung datang
ke Alfamart bukan ke warung, karena tokonya yang mudah dijangkau dari tempat
tinggal mereka, barang-barang yang dijual lebih beragam, harga yang sama
murahnya, serta toko yang bersih dan nyaman.
Fasilitas Alfamart yang diberikan adalah tempat duduk dengan meja kecil
yang nyaman untuk 2 orang - 5 orang, dilengkapi dengan saluran internet wi-fi
yang gratis, tersedia makanan-makan ringan yang tepat untuk bersantai (hot dog,
roti, kopi, teh, hot chocolate, minuman bersoda, dll) dimana pelanggan dapat
melayani dirinya sendiri dengan membuat kopi yang sesuai dengan selera masingmasing sebagai contohnya. Ruangan yang nyaman dan ber-AC pun disediakan,
namun bagi pelanggan yang suka untuk menikmati pemandangan luar, tempat ini
pun tersedia.
Strategi Generik Porter yang di gunakan Alfamart
Perusahaan Alfamart menggunakan Strategi Fokus (Focus Strategy).
Karena Alfamart sudah memiliki jumlah pelanggan yang berjumlah sangat besar
sehingga perusahaan harus mampu melayani kepuasan serta permintaan
pelanggannya. Apalagi Alfamart sudah hampir menjadi toko wajib yang harus
ada disetiap kawasan pemukiman. Brand image yang telah melekat pada
pemikiran pelanggan adalah Alfamart sebagai minimarket bukan sebagai
convenience store seperti Seven Eleven, Indomaret Point, Circle K, dll. Sejauh ini
belanja hemat
Promosi bulan ini yaitu promosi bulanan atas produk tertentu dalam
bentuk pemberian hadiah langsung atau potongan harga
Ancaman produk pengganti baru bagi Indomaret adalah seperti peritel
3.4
membentuk struktur dari semua industri dan sebagian besar menetapkan aturan
kompetisi dan berfungsi meningkatkan profit perusahaan. Lima kekuatan itu
adalah ancaman yang ditimbulkan oleh persaingan yang kompetitif, kekuatan
tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, potensi pendatang
baru , dan produk pengganti (Kirchner, 2012).
Sebenarmya Indomaret dan Alfamart sama-sama menggunakan Five
Forces atau pendekatan Porters Five Forces Seperti :
a.
Indomaret :
1. Rivalry among existing competitors (Persaingan antara competitor
yang sudah ada).
2. Threat of New Entrant (Ancaman pendatang baru ).
3. Threat Subtitute Product and Service (Ancaman dari produk atau jasa
pengganti).
b.
4.
5.
Alfamart :
1. Rivalry (Persaingan).
2. Barriers To Entry (Hambatan masuk).
3. Buyer Power (Kekuatan Pembeli).
4. Supplier Power (Kekuatan Pemasok).
5. Threat of Subtitutes Product (Ancaman Dari Produk/Jasa Pengganti).
3.4
Keunggulan Bersaing
Menurut Utami (2006) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Ritel
mengatakan bahwa terdapat tujuh kesempatan yang penting bagi ritel untuk
mengembangkan keunggulan bersaing yang bisa dipertahankan yaitu sebagai
berikut: (1) loyalitas konsumen; (2) lokasi; (3) manajemen sumber daya manusia
(SDM); (4) system distribusi dan informasi; (5) barang dagang yang unik; (6)
hubungan pedagang; dan (7) layanan konsumen. Dari pendapat di atas penulis
akan berusaha menganalisis strategi ritel Indomaret dan Alfamart dalam
menghadapi persaingan.
a.
Loyalitas
Lokasi
Dalam pemilihan lokasi, Indomaret dan Alfamart selalu menentukan lokasi di
daerah strategis yang dapat diakses dengan mudah ole pelanggan. Dalam
kasusnya, kedua perusahaan ini selalu berdampingan dalam memilih lokasi.
c.
berbagai
informasi
tentang
produk,
promosi,
kartu
berbagai
informasi
tentang
produk,
promosi,
kartu
Barang-Barang Unik
1. Indomaret
Indomaret menyadari keunggulan bersaing yang samapai saat ini masih
dipertahankan dengan mengembangkan merek-merek berlabel privat (food
dan nonfood)yang hanya tersedia di Indomaret. Keunggulan dari merekmerek berlabel privat ini harganya cenderung lebih murah.
2. Alfamart
Keunggulan yang dimiliki oleh Alfamart adalah memiliki merek privat
produk Toples Vakum Eksklusif Royal VKB Alfamart.
Layanan Konsumen
1. Indomaret
Promo
Untuk layanan konsumen terbaik, Indomaret memberikan beragam
promosi yang terdiri dari Super Hemat, Promosi Bulan Ini, Harga
Heboh, Diskon Indomaretcard, Corporate Promo, I-Kupon,
Hanya 3 Hari, Indo Maret Point, Indomaret Fresh, dan Indomaret
Plus.
Layanan Khusus
Untuk layanan khusus, Indomaret memberikan beberapa keunggulan
seperti
Tiket,
Token/Voucher,
Western
Union,
T-Cash,
Undian
(Menangkan
Umroh
Bersama Aromatic
1001,
Layanan Khusus
Untuk layanan khusus, Alfamart memberikan beberapa keunggulan