Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
tidak digunakan. Salah satu mengapa hal ini dapat terjadi adalah karena
jurusan tidak diberitahukan ada berapa sisa anggaran untuk pembelian
koleksi sehingga jurusan mengira bahwa anggarannya sudah habis untuk
pembelian koleksi waktu awal tiap semester.
9
Ada dua ekstrem dalam kasus pembelian koleksi. Proses pembelian koleksi
adalah dosen atau karyawan dapat mengusulkan pembelian buku ke
atasannya, dan atasannya akan memberikan keputusan apakah mau
membeli koleksi tersebut atau tidak. Kerap kali karena tidak ada yang
melakukan pemesanan koleksi (dalam hal ini banyak dosen yang malas
mengusulkan, maka apapun yang diusulkan oleh dosen tertentu akan
langsung disetujui karena masih berlimpahnya anggaran. Di sisi yang lain,
usulan pembelian koleksi umum perpustakaan sangat banyak jumlahnya.
Sebelum usulan ini ditindaklanjuti, kepala perpustakaan perlu melegalisir hal
ini dan memberikan prioritas. Namun karena keterbatasan waktu, kepala
perpustakaan tidak sempat menelaah lebih jauh usulan. Syukur-syukur kalau
pengusul memberikan deskripsi tentang buku yang diusulkannya, namun jika
tidak maka kepala perpustakaan hanya melihat dari judulnya saja dan
memberikan penilaian seketika (blink) terhadap usulan tersebut. Dengan cara
seperti ini tidak jarang suatu usulan yang baik ditolak dengan asumsi tidak
berguna atau tidak masuk dalam jenis buku yang perlu dibeli. Percobaan oleh
penulis dilakukan dengan mengusulkan sebuah novel dan tiga buah buku
strategic management tanpa menuliskan deskripsi, hasilnya adalah novel
tersebut ditolak dan tiga buku lainnya diterima dengan prioritas tinggi dan
menengah. Padahal novel yang diusulkan oleh penulis adalah novel tentang
strategic management juga yang dapat digunakan sebagai contoh studi
kasus di kelas yang mengisahkan bagaimana seorang wanita desa di China
yang tidak punya apa-apa namun karena memiliki strategic thinking berani
pindah ke ibukota dank arena strategic management-nya maka dia dapat
meraih sukses. Percobaan kedua dilakukan dengan mengusulkan dua buku
dimana yang pertama adalah novel dengan judul Company Killer tanpa
menuliskan (A Novel) dan buku yang kedua adalah Restaurant Man.
Asumsi penulis pada waktu itu adalah dua-duanya akan diterima karena
sama-sama berbau bisnis dan ada program studi yang dekat dengan istilah
restaurant. Namun hasilnya adalah novel diterima dan buku yang kedua
ditolak dengan alasan seperti buku biografi atau cerita tentang restoran.
Tentu saja hal ini sangat disayangkan, apalagi buku yang kedua. Memang
benar buku kedua berlatar restoran, namun prinsip-prinsip di dalamnya
adalah prinsip-prinsip yang sesuai dengan teori-teori strategic thinking dan
jika ingin dihubungkan dengan Blue Ocean Strategy maka buku ini dapat
menjadi referensi yang sangat baik. Perpustakaan UX menyadari hal ini dan
mungkin inilah salah satu factor mengapa banyak koleksi yang tidak
terpinjam walau telah dibeli dengan mahal sesuai dengan yang dijelaskan
dalam unit analysis. Memang benar bahwa pengukuran dibutuhkan tidaknya
suatu koleksi tidak hanya serta merta diukur dari berapa banyak peminjam,
namun juga dari seberapa banyak dibaca, namun pengukuran yang dapat
dilakukan saat ini hanyalah seberapa banyak dipinjam.
Usulan Sistem Pengadaan
1. Mengintegrasikan database program pengusulan yang saat ini masih terpisah
dengan database utama perpustakaan, demikian pula mengintegrasikan
aplikasi pengusulan ke dalam aplikasi utama perpustakaan. Hal ini penting
dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan pertama, kedua, dan ketujuh
pada sistem pengadaan. Memang jika menjalankan penggabungan DBMS dan
framework aplikasi secara langsung maka akan membutuhkan waktu yang
sangat lama sehingga memang perlu diperhatikan prioritas pengerjaan kedua
hal ini. Hal yang perlu dikerjakan pertama kali adalah mengintegrasikan
DBMS yang digunakan dan melakukan transfer serta konversi data dari DBMS
pengusulan ke DBMS utama. Hal ini menjadi lebih mudah dilakukan karena
sistem informasi pengusulan sudah menggunakan framework sehingga
migrasi dilakukan hanya dengan mengganti tujuan koneksi dan pemetaan
nama tabel jika ada yang berubah.
Pengukuran penyatuan database yang terpisah-pisah sebenarnya tidak
mempengaruhi efektivitas karena baik terpisah maupun dijadikan satu samasama efektif dalam menyelesaikan permasalahan. Namun penyatuan ini akan
meningkatkan efisiensi penggunaan waktu oleh bagian pengadaan. Pengujian
dilakukan dengan meminta bagian pengadaan untuk membuat laporan
tentang seberapa sering suatu koleksi dipinjam. Program untuk membuat
laporan ini tidak terintegrasi dalam program utama sehingga mereka perlu
mencari dahulu alamatnya karena mereka tidak hafal (yang dihafalkan hanya
alamat untuk program utama saja) dan hal ini memakan waktu rata-rata 2
menit hanya untuk mencari dimana alamat program tersebut (karena
sistemnya web based). Bandingkan misalnya untuk membuat laporan apa
yang dikerjakan bagian pengadaan hari ini yang langsung terintegrasi di
program utama yang telah terbuka, waktu untuk pencarian di menu hanya
sekitar 5 detik saja karena sudah hafal dengan lokasinya.
2. Menambahkan fitur agar mahasiswa juga dapat melakukan pengusulan
secara online. Sebenarnya fitur ini dapat dengan mudah dilakukan karena
sebenarnya secara database, data dosen dan mahasiswa disimpan dalam
satu tabel. Permasalahannya adalah otentikasi username dan password
antara mahasiswa dan dosen dilakukan dengan mengacu pada server yang
berbeda, namun hal ini tidak terlalu menjadi masalah karena secara
programming mudah dilakukan. Penambahan fitur ini akan menjawab
masalah nomor ketiga dan keempat di sistem pengadaan.
Agak susah untuk melakukan pengukuran terhadap hal ini karena tidak
sampai hingga tahap implementasi. Namun berdasarkan wawancara yang
dilakukan, pengusulan terhadap koleksi naik menjadi lebih dari 200% saat
pengusulan manual beralih ke pengusulan secara sistem informasi. Dari
meminta suatu buku, maka orang lain yang juga membutuhkan buku yang
sama juga dapat ikut nimbrung untuk meningkatkan rating agar buku
tersebut diprioritaskan untuk segera dicarikan. Dengan cara demikian, secara
tidak langsung perpustakaan akan dapat mengetahui buku-buku mana saja
yang lebih dibutuhkan dan buku-buku mana saja yang dapat ditunda
pembeliannya.
Pengambilan gambar buku atau koleksi tidak dijalankan dan tidak ada fitur
memasukkan gambar, padahal di bagian katalog terdapat gambar buku.
Tentu saja hal ini merupakan suatu yang lucu, bagamana mungkin bisa ada
gambar buku di katalog (yang selama ini selalu diisi gambar no picture) jika
tidak ada menu untuk memasukkan gambar ini.
Negara pada formulir penerbit berupa kolom isian dan bukan berupa
dropdown menu. Hal ini menyebabkan risiko kesalahan memasukkan data
menjadi besar, demikian juga risiko tidak menemukan data saat pencarian.
Misalnya bagian pengolahan salah memasukkan kata Indonesia dengan
Indonesa, maka ketika pengguna mencari Indonesia maka kata dengan
Indonesa tidak akan keluar.
2.
3.
4.
5.
6.
5.
6.
7.
8.
database yang sama untuk menyimpan data-data buku ini, dan program
catalog pun perlu dibuat terpisah. Katalog bisa dibuat sama, namun fitur
pencarian electronic book ini tidak boleh dapat diakses kecuali jika pengguna
menggunakan IP local Universitas X melalui jaringan Wi-Fi atau LAN.
Cara paling mudah untuk menyelesaikan permasalahan kelima tentu saja
dengan membuat sendiri database dan program untuk mencatat akses
pengunjung. Namun tentu saja hal ini membutuhkan effort yang sangat besar
untuk dapat membuat program sedetil dan sebaik Awstats. Pula jika program
tersebut langsung diintegrasikan dalam program katalog, maka proses yang
dilakukan pengguna juga akan semakin lambat karena akan langsung
disimpan dalam database. Program Awstats tidak memberatkan proses
karena tidak langsung berhubungan dengan program utama dimana
prosesnya mengambil data dari file log sistem. Cara lain jika tidak ingin ribut
adalah dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti Google Analytics
(GA) yang memiliki kemampuan setara bahkan lebih baik dari Awstats.
Menggunakan GA tentu saja akan memperlambat proses karena sistemnya
hampir sama dengan langsung menyimpan di database sendiri, hanya ini
disimpan di database Google, namun ada beberapa kelebihan menggunakan
GA: data terjamin keberadaannya karena disimpan oleh developer besar dan
tidak perlu menggunakan space sendiri, GA dapat langsung dihubungkan
dengan Google Developer untuk meningkatkan SEO, dan tidak perlu
melakukan update program karena secara otomatis dapat langsung terupdate jika Google melakukan update.
Permasalahan keenam dapat diatasi dengan mengganti standar HTML dari
HTML4 atau XHTML4 ke HTML5 atau XHTML5. Dalam HTML5, sudah terdapat
tag video secara langsung sehingga untuk menampilkan video dengan format
global tidak perlu lagi menggunakan aplikasi ketiga seperti Flash Media
Player. Untuk keamanan agar file video tidak dapat diunduh secara langsung,
dapat digunakan standar enkripsi keamanan, namun sebaik apapun enkripsi
pasti akan dapat diambil juga terutama jika menggunakan program seperti
Screen Capture. Usulan terkait masalah keamanan adalah Perpustakaan UX
tidak perlu untuk menampilkan full version, dan hanya menampilkan full
version di computer-komputer local tertentu saja.
Permasalahan ketujuh dapat diselesaikan dengan usulan yang sama pada
usulan kedua bagian sirkulasi. Secara singkat dapat dilakukan dengan
menambahkan table untuk pameran dan pemutaran film, dan bagian
pengolahan yang bertanggug jawab akan hal ini yang langsung memasukkan
data ke dalam database. Bagian lainnya sudah tidak perlu direpotkan oleh hal
ini karena secara otomatis permasalahan mereka akan selesai.
Menyelesaikan permasalahan ke-8 dapat dilakukan menggunakan barcode
reader untuk stock opname. Perpustakaan UX telah menggunakan barcode
dan dalam peralihan menggunakan RFID tag untuk setiap koleksi yang
dimiliki. Hal ini sebenarnya sudah merupakan modal yang sangat berharga
bagi Perpustakaan UX. Dengan membeli portable barcode reader untuk stock
1. Melakukan upgrade PHP dari PHP4 ke PHP5. PHP merupakan bahasa standar
untuk pemrograman web yang digunakan di Perpustakaan UX. Upgrade
komponen ini dilakukan dengan alasan keamanan dan untuk mendapatkan
kemudahan dari fitur-fitur yang baru. Untuk alasan keamanan karena PHP
merupakan komponen open source. Keuntungan penggunaan open source
adalah gratis dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan kita, namun di sisi
yang lain ada bahaya yang tersembunyi. Komponen open source dapat
dilihat dan dipelajari secara public, jika ada seorang yang berhasil
menemukan suatu kelemahan di dalamnya, maka dia akan bisa
menggunakan kelemahan itu untuk menyerang semua web yang
menggunakan standar tersebut. Layaknya sebuah CMS (Content
Management System) seperti Joomla yang terkenal yang memiliki banyak
versi, misalnya seseorang dapat menemukan kelemahan Joomla 3.2, maka
dia akan bisa menembus keamanan semua web yang menggunakan Joomla
3.2. Alasan kedua adalah adanya fitur-fitur baru yang dapat mempermudah
pengembangan sistem yang tidak ada di versi sebelumnya. Misalnya adanya
fitur file_get_contents yang digunakan untuk mengambil isi suatu halaman
dari web atau file luar yang sangat berguna dalam pengintegrasian aplikasi
yang terpisah melalui web services.
2. Mengganti standar HTML menjadi HTML5 dan CSS3 dimana ada banyak fitur
baru yang dapat mempermudah pengembangan dan mempercantik tampilan
web. Misalnya jika menggunakan standar lama maka untuk membuat
tampilan kotak yang melengkung di sisi-sisinya perlu menggunakan gambar
sebagai background image, namun dengan menggunakan CSS3 maka hal
tersebut akan dapat diselesaikan dengan penambahan satu baris kode saja.
Di sisi lain, selama ini perpustakaan kesulitan dalam menampilkan kontenkonten yang berbau media bergerak. Sebenarnya hal ini dapat diselesaikan
dengan menggunakan komponen Flash Media Player untuk memutar video
audio, namun permasalahannya adalah adanya banyak browser yang tidak
support Flash karena Flash Media Player merupakan plug-in (sifatnya opsional
dan tidak ada dalam versi default). Menggunakan standar HTML5, maka
permasalahan ini akan dapat diselesaikan dengan mudah karena secara
default HTML5 sudah dapat memutar video tanpa perlu menggunakan Flash
Media Player. Keuntungan lainnya menggunakan HTML5 adalah ada
banyaknya fitur-fitur semantic yang dapat digunakan sebagai sarana SEO
(Search Enginee Optimization). Jika dalam HTML sebelumnya tidak dapat
dibedakan mana bagian header, mana bagian artikel, mana bagian quote,
dan lain sebagainya, maka di HTML5 hal-hal ini dapat dibedakan dengan
mudah sehingga mesin pencari dapat membedakan konten dengan mudah
pula.
3. Migrasi DBMS dari Oracle ke PostgreSQL. Oracle dalam hal ini merupakan
developer besar di bidang DBMS, namun bukan berarti jika developer besar
dan berbayar pasti akan selalu baik digunakan. Teknologi adalah sesuatu
yang terus berkembang dan bukan berarti teknologi yang dahulu bagus akan
Analisis Database
Masalah dalam struktur database saat ini dapat dikelompokkan dalam dua
permasalahan besar:
1. Ada empat buah database yang tidak terintegrasi dengan baik: database
utama, database program pengusulan, database pintu perpustakaan, dan
database portal perpustakaan.
2. Sistem penamaan yang berbeda-beda ditambah dengan tidak ada
dokumentasi yang jelas sehingga seringkali menimbulkan kesalahan persepsi
dalam sistem informasi.
Menanggapi permasalahan tersebut, perlu adanya penyatuan dan pemberian nama
yang sistematis terhadap nama-nama field agar ke depan dapat dikembangkan
dengan lebih mudah. Perlu juga tambahan beberapa tabel untuk dapat
mengakomodasi usulan-usulan sistem di atas.
Beberapa perubahan database bagian pengadaan yang diubah:
1. Tabel anggaran pada database pengusulan dijadikan satu dengan tabel
lib_ada_m_anggaran karena memiliki fungsi yang sama
2. Tabel jenis_anggaran pada database pengusulan dijadikan satu dengan tabel
lib_m_jnskol karena sebenarnya jenis_anggaran hanya berisi nama-nama
jenis koleksi seperti buku, AV, dan sebagainya.
3. Tabel status_usulan diubah namanya menjadi lib_ada_m_statususul agar
konsisten dengan master pengadaan lainnya dan nama field-nya masingmasing diubah: kode_status menjadi fnkd_statususul, nama_status menjadi
fcnama, milik menjadi fcmilik.
4. Tabel status_usulan_wajib diubah namanya menjadi
lib_ada_m_statususulwajib agar konsisten dengan master pengadaan lainnya
dan nama field-nya masing-masing diubah: kode_status menjadi
fnkd_statususulwajib, nama_status menjadi fcnama, milik menjadi fcmilik.
5. Tabel usul diubah namanya menjadi lib_ada_usul agar konsisten dengan tabel
pengadaan lainnya dan nama field-nya masing-masing diubah: id_usul
menjadi fnkd_usul, tgl menjadi fdtgl_usul, judul menjadi fcjudul, pengarang
menjadi fcpengarang, penerbit menjadi fcpenerbit, isbn menjadi fcisbn, harga
menjadi fnharga, jumlah menjadi fnjumlah, jenis_usul menjadi fcjenis_usul,
last_update menjadi fdtgl_update, kode_status menjadi fnkd_statususul (FK
dengan tabel lib_ada_m_statususul), fckd_ic tetap, fckd_ic_asli tetap,
fckd_induk tetap, pakai_harga menjadi fbpakai_harga, id_jenis_anggaran
menjadi fnkd_jnskol (FK dengan lib_m_jnskol), prioritas menjadi fnprioritas,
catatan menjadi fccatatan, transfer menjadi fbtransfer, isbatal menjadi
fbbatal.
6. Tabel usul_wajib diubah namanya menjadi lib_ada_usulwajib agar konsisten
dengan tabel pengadaan lainnya dan nama field-nya masing-masing diubah:
id_usul_w menjadi fnkd_usulwajib, tgl menjadi fdtgl_usul, semester menjadi
fcsemester, judul menjadi fcjudul, pengarang menjadi fcpengarang, penerbit
menjadi fcpenerbit, tahun_terbit menjadi fntahun_terbit, isbn menjadi fcisbn,
3. Tabel tlib_member juga tidak diperlukan lagi karena dapat digabung dengan
m_anggota dan m_operator yang memiliki fungsi jauh lebih lengkap.
4. Tabel tlib_hits tidak lagi diperlukan karena sudah tidak relevan dan dapat
melihat langsung di program Awstats.