Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Bidang Studi
Topik
: Post Fraktur
Sub Topik
Sasaran
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu
: 1 x 30 menit
1. Ceramah.
2. Demostrasi
3. Tanya Jawab
E. Media
a. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Pembukaan
(5 menit)
Kegiatan perawat
a. Salam pembuka
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan
maksud
Kegiatan klien
dan
Media
Mendengarkan
Ceramah
keterangan penyaji
leaflet
tujuan
d. Membagikan leaflet
Penyajian
( 30 menit )
Menyampaikan materi :
a
dextra
Penyebab patah tulang tibia
dextra
Tanda dan gejala patah tulang
d
e
tibia dextra
Macam-macam patah tulang
Penatalaksanaan patah tulang
tibia dextra
f Pencegahan infeksi pada patah
tulang tibia dextra
Penutup
( 10 menit )
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur.
2. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
3. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di kamar 4 Ruang Soka.
4. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
H. Evaluasi Proses
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
2. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
I. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan dapat mengerti dan memahami tentang Fraktur Tibia
Dextra meliputi:
1. Pengertian patah tulang tibia dextra
2. Macam-macam patah tulang
3. Penyebab patah tulang tibia dextra
4. Tanda dan gejala patah tulang tibia dextra
5. Penatalaksanaan patah tulang tibia dextra
6. Peserta penyuluhan memberikan pertanyaan tentang Fraktur Tibia Dextra
permasalahan yang dialami serta cara mengatasi.
7. Mobilisasi post fraktur.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd
ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing
Process Approach St. Louis. Cv. Mosby Company.
Poter & Pery. 2005. Fundamental Of Nursing
1. Derajat I- luka kurang dari 1 cm- kerusakan jaringan lunak sedikit tidak ada
tanda luka remuk.- fraktur sederhana, tranversal, obliq atau kumulatif ringan.Kontaminasi ringan.
2. Derajat II- Laserasi lebih dari 1 cm- Kerusakan jaringan lunak, tidak luas,
avulse- Fraktur komuniti sedang.
3. Derajat III Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit,
otot dan neurovaskuler sertakontaminasi derajat tinggi.
D. Tanda dan Gejala
1. Deformitas daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah
dari tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :
a. Rotasi pemendekan tulang
b. Penekanan tulang
2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah
3.
4.
5.
6.
terjadi
dari
rusaknya
saraf/perdarahan).
8. Pergerakan abnormal.
9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah.
10. Krepitasi.
E. Penatalaksanaan Fraktur
Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk
melakukan pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan
(breathing) dan sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah
dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
secara terperinci. Waktu tejadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk
mengetahui berapa lama sampai di RS, mengingat golden period 1-6 jam. Bila
lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar. Lakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan lengkap. Kemudian lakukan foto
radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan
mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak selain
memudahkan proses pembuatan foto.
F. Komplikasi
1. Perdarahan, syok septik, kematian
2. Tetanus
3. Gangren
4. Kekakuan sendi
5. Perdarahan sekunder
6. Osteomielitis kronik
G. Langkah-langkah ROM Post Fraktur
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,
teratur untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat menuju kemandirian.
1. Macam-macam mobilisasi
a. Aktif
Yaitu latihan pada tulang dan sendi yang dapat dilakukan sendiri
tanpa bantuan perawat atau keluarga.
b. Pasif
Mobilisasi pasif adalah latihan yang diberikan pada klien yang
mengalami kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada
tulang dan sendi dimana klien tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga
klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga.
2. Manfaat Mobilisasi
a. Memelihara fleksibilitas dari tulang dan sendi.
b. Menjaga agar tidak terjadi kerapuhan tulang.
c. Meningkatkan kekuatan otot.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mobilisasi
a. Perhatikan keadaan umum penderita, apakah merasa kelelahan, pusing
atau kecapaian.
b. Pastikan cincin dan perhiasan dilepas untuk menghindari terjadinya
c.
d.
e.
f.
siku
pleksi,
memutar
bahu
dengan
g. Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari
ke atas dan samping kepala, rentang 90.
h. Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang
360.
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
3. Siku
a. Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke
depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150.
b. Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150
4. Lengan bawah
a. Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan menghadap ke atas, rentang 70-90.
b. Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap
ke bawah, rentang 70-90.
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
5. Pergelangan tangan
a. Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lenganbawah,
rentang 80-90.
b. Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan,
lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90.
c. Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang
sejauh mungkin, rentang 89-90.
d. Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30.
e. Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang
30-50.
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
6. Jari- jari tangan
a. Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90.
b. Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90.
90.
Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90.
Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30.
Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30.
Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama.