Вы находитесь на странице: 1из 7

Oshin anD sTile

Sabtu, 19 November 2011


ANALISIS MULTI KOMPONEN TAMPA PEMISAHAN DENGAN
SPEKTRONIK-20
PERCOBAAN IX
ANALISIS MULTI KOMPONEN TAMPA PEMISAHAN DENGAN SPEKTRONIK-20

I.

TUJUAN

Menyelidiki sifat keaditifan dari absorbansi komponen-komponen campuran dan menentukan konsentrasi masingmasing dalam campuran tampa pemisahan menggunakan spektronik 20.

II.

DASAR TEORI
Prinsip dasar dari analisis multikomponen dengan spektrometri absorpsi molekular yaitu bahwa total absorbansi
larutan adalah jumlah absorbansi dari tiap-tiap komponennya. Hal ini tentu saja akan berlaku jika komponen-komponen
tersebut tidak berinteraksi dalam bentuk apapun. Secara teori bisa saja terdapat banyak komponen tetapi dalam praktek,
lebarnya puncak absorpsi dalam spektrometri UV-sinar tampak memastikan bahwa tidak ada panjang gelombang yang
cukup sesuai untuk penentuan sampel dengan jumlah komponen yang banyak. Dalam latihan ini, akan dipelajari dua
komponen, yaitu cobalt dan kromium. Anggap suatu larutan mengandung dua komponen 1 dan 2 dan dan absorbansi dari
larutan ini pada panjang gelombang 1 adalah A1. Kita asumsikan (jika 1 dan 2 tidak berinteraksi) bahwa A1 adalah
jumlah absorbansi dari dua komponen yang terpisah 1 dan 2.
Maka :

A1 = A (1)1 + A (2)1

Dan jika C(1) dan C(2) merupakan konsentrasi dari komponen 1 dan 2 dalam campuran
Maka :

A1 = a (1)1 C(1) + a (2)1 C(2) (1)

dengan cara yang sama pada panjang gelombang lain 2


A 2 = a (1)2 C(1) + a (2)2 C(2) (2)
Sesungguhnya A1 dan A2 dapat diukur secara eksperimen. Oleh karena itu jika empat nilai dapat ditentukan,
maka dua persamaan di atas mungkin dapat diperlakukan sebagai pasangan persamaan simultan dalam C(1) dan C(2).
Empat nilai tersebut adalah absorptivitas komponen 1 dan 2 pada dua panjang gelombang. (Apriyanto.2010. Campuran
Dua Komponen tanpa Pemisahan Dengan Spektrofotometer Spektronik-20.http:// mobile.blogspot.com.html. diakses pada
26 juni 2010
Apabila suatu larutan mengandung campuran dan zat terlarut yang tidak saling bereaksi satu sama lain dan
mempunyai serapan pada panjang gelombang maksimum yang berbeda besar. Maka masing-masing dapat ditentukan
secara spektrometri.
Setiap serapan total dari larutan dari suatu panjang gelombang tertentu merupakan jumlah serapan dari masingmasing penyusunnya. Misalnya suatu larutan mengandung campuran zat terlarut M dan N, maka apabila serapan total
larutan tersebut pada panjang gelombang maksimum 1 adalah = A 1 dan pada panjang gelombang maksimum 2 adalah =
A2. Maka: A1 = A1(M) + A1(N)

1(N)

1(N)

+ C(N)

A2 = A2(M) + A2(N)
=

2(M)

+ C(M) + 2(N) + C(N)

Berdasarkan perhitungan

1(M)

1(N)

2(M)

dan

2(N)

masing-masing adalah absortovitas molar M dan N pada

panjang gelombang 1 dan 2 yang dapat dihitung dari larutan-larutan standarnya dengan menggunakan rumus LambertBeer: A = t C

atau

= A/tC

Dalam percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan konsentrasi ion permanganat [MnO 4-] dan konsentrasi ion
kromat

[CrO4-2] dalam larutan yang mengandung campuran KMnO 4 dan K2CrO4 secara spektrometri sinar tampak dengan

menggunakan alat spektronik-20. (penuntun praktikum)


III.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat:

B. Bahan

Spektronik 20

Larutan KMnO4

Labu ukur 50 mL

Larutan K2CrO4

Botol semprot

Aquadest

Pipet ukur
Karet penghisap
Pipet tetes
Kuvet
Rak tabung
Gelas kimia
Tissue dan kertas label
IV. PROSEDUR KERJA
A. Menentukan absortivitas maksimum () larutan KMnO 4 dan K2CrO4:
Menghidupkan/mengaktifkan alat spektronik-20 dan membiarkannya kira-kira 15 menit.
Mengatur panjang gelombang pada 250 nm dan menset %T = 0
Memasukkan kuvet yang berisikan blanko kedalam alat spektronik-20. Serta mengatur %T = 100 atau A = 0.
Mengisi kedalam masing-masing kuvet dengan larutan KMnO 4 0,001 M dan K2CrO4 0,001 M. kemudian mengukur absorban (A)
masing-masing larutan tersebut pada panjang gelombang 450 nm dan 520 nm.
Membuat larutan KMnO4 dan K2CrO4 dengan konsentrasi masing-masing 0,0001 M. dengan memasukkan 5 mL larutan KMnO 4
0,001 M dan K2CrO4 0,001 M kedalam masing-masing labu ukur 50 mL yang berbeda. Kemudian menambahkan aquades
hingga mencapai tanda batas pada labu ukur tersebut.
Memasukkan larutan KMnO4 0,0001 M dan K2CrO4 0,0001 M kedalam 2 buah kuvet yang berbeda. kemudian mengukur
absorban (A) masing-masing larutan tersebut pada panjang gelombang 450 nm dan 520 nm.
Menentukan KMnO4 dan K2CrO4.
B. Menentukan konsentrasi KMnO4 dan K2CrO4 dalam campuran:
Mengambil larutan cuplikan yang mengandung campuran KMnO 4 dan K2CrO4.
Mengisi kedalam kuvet larutan cuplikan yang mengandung campuran KMnO 4 dan K2CrO4. Serta mengukur serapannya (A)
pada panjang gelombang 450 nm dan 520 nm.
Menghitung konsentrasi KMnO4 dan K2CrO4 dalam campuran.

V.
1.

HASIL PENGAMATAN
Penentuan koefisien ekstingsi molar dari konsentrasi analit dalam campuran

No.

Larutan

% Transmitan
450 nm
520 nm
50
33

Adsorban (A)
450 nm
520 nm
0,3010
0,4815

1.

KmnO4 0,001

2.

KmnO4 0,0001

86

90

0,0066

0,0458

3.

K2CrO4 0,001M

68

99

0,1675

0,0004

VI.

4.

K2CrO4 0,0001M

95

98

0,0223

0,0087

5.

campuran

53

60

0,2757

0,2218

PERHITUNGAN
Menghitung MnO4- dalam KmnO4 0,001 M dan CrO42- dalam K2CrO4 0,001 M pada = 450 nm dan = 520 nm

1.

a. Untuk = 450 nm
Larutan KmnO4 0,001 M
Diketahui A MnO4- = 0,3010 ; b = 1 cm ; c = 0,001 M
MnO4- =
= = 301 L . mol-1 cm
Larutan KmnO4 0,0001 M
Diketahui A MnO4- = 0,3010 ; b = 1 cm ; c = 0,0001 M
MnO4- =
= =66 L . mol-1 cm
Larutan K2CrO4 0,001 M
Diketahui A CrO42- = 0,3010 ; b = 1 cm ; c = 0,001 M
MnO4- =
= = 167,5 L . mol-1 cm
Larutan K2CrO4 0,0001 M
Diketahui A CrO42- = 0,3010 ; b = 1 cm ; c = 0,0001 M
MnO4- =
= =223 L . mol-1 cm
b. Untuk = 520 nm
Larutan KmnO4 0,001 M
Diketahui A MnO4- = 0,3010 ; b = 1 cm ; c = 0,001 M
MnO4- =
= = 481 L . mol-1 cm
Larutan KmnO4 0,0001 M
Diketahui A MnO4- = 0,3010 ; b = 1 cm ; c = 0,0001 M
MnO4- =
= = 458 L . mol-1 cm
Larutan K2CrO4 0,001 M
Diketahui A CrO42- = 0,3010 ; b = 1 cm ; c = 0,001 M
MnO4- =
= = 0,4 L . mol-1 cm
Larutan K2CrO4 0,0001 M
Diketahui A CrO42- = 0,3010 ; b = 1 cm ; c = 0,0001 M
MnO4- =
= = 87 L . mol-1 cm
2.

Menghitung konsentrasi MnO4- dan CrO42- dalam cuplikan


MnO4- . C MnO4- + CrO42- . C CrO42- = A gabungan

Untuk = 450 nm

C = 0,001 M

301 L . mol-1 cm . C MnO4- + 167,5 L . mol-1 cm . C CrO42- = 0,2757 .......(1)


Untuk = 520 nm

C = 0,001 M

481,5 L . mol-1 cm . C MnO4- + 0,4 L . mol-1 cm . C CrO42- = 0,2218 .......(2)


Eliminasi persamaan (I) dan (II)
301 L . mol-1 cm . C MnO4- + 167,5 L . mol-1 cm . C CrO42- = 0,2757 x 481,5
481,5 L . mol-1 cm . C MnO4- + 0,4 L . mol-1 cm . C CrO42- = 0,2218 x 301
144931,50 . C MnO4-

80651,25 . C CrO42-

= 132,75

144931,50 . C MnO4-

120,40 . C CrO42-

= 66,76

80530,85 . C CrO4

2-

= 65, 99

C CrO42- =
= 0,00082 M
= 0,001 M
301 L . mol-1 cm . C MnO4- + 167,5 L . mol-1 cm . C CrO42- = 0,2757
301 L . mol-1 cm . C MnO4- + 167,5 L . mol-1 cm . 0,00082 = 0,2757
301 L . mol-1 cm . C MnO4- + 0,13735

= 0,2757
301 C MnO4C MnO

= 0,1384
4

=
= 0,00046
= 0,0001 M

VII.

PEMBAHASAN

Prinsip dasar dari analisis multikomponen dengan spektrometri absorpsi molekular yaitu bahwa total absorbansi
larutan adalah jumlah absorbansi dari tiap-tiap komponennya. Hal ini tentu saja akan berlaku jika komponen-komponen
tersebut tidak berinteraksi dalam bentuk apapun. Secara teori bisa saja terdapat banyak komponen tetapi dalam praktek,
lebarnya puncak absorpsi dalam spektrometri UV-sinar tampak memastikan bahwa tidak ada panjang gelombang yang
cukup

sesuai

untuk

penentuan

sampel

dengan

jumlah

komponen

yang

banyak.

(Adam

w.2009.Kimia

analitik.http://www.chemistry.pdf.com)
Apabila suatu larutan mengandung campuran dan zat terlarut yang tidak saling bereaksi satu sama lain dan
mempunyai serapan pada panjang gelombang maksimum yang berbeda besar. Maka masing-masing dapat ditentukan
secara spektrometri. Setiap serapan total dari larutan dari suatu panjang gelombang tertentu merupakan jumlah serapan
dari masing-masing penyusunnya.(Penuntun Praktikum.2010)
Analisis multi komponen tampa pemisahan dengan spektronik-20 ini memiliki tujuan yakni menyelidiki sifat
keaditifan dari absorban komponen-komponen dari campuran dan menentukan konsentrasi masing-masing dalam
campuran tanpa pemisahan dengan menggunakan spektronik-20.
Prosedur kerja yang pertama adalah membuat larutan KMnO4 dan larutan K2CrO4 0,0001 M diman kami melakukan
pengenceran kedalam labu ukur 50 ml yang berbeda diisi sebanyak 5 ml larutan KMnO 4 dan larutan K2CrO4 0,001 M serta
menambahkan aquadest sampai tanda batas.
Setelah itu memasukkan larutan KMnO4 0,001 M,K2CrO4 0,001 M dan KMnO4, K2CrO4 0,0001 M kedalam kuvet yang
berbeda, dan larutan cuplikan atau larutan campuran yang mengandung campuran KMnO 4 dan K2CrO4, larutan ini juga
dimasukkan kedalam kuvet yang berbeda.
Prosedur kerja selanjutnya melakukan pengukuran dengan menggunakan alat spektronik-20 pada panjang
gelombang 450 dan 520 nm. Pada buku penuntun praktikum kami digunakan spektronik UV-VIS, namun kami menggunakan
spektronik 20, ini disebabkan larutan yang kami pakai merupakan larutan berwarna.
Terlebih dahulu sebelum dilakukan pengukuran sebaiknya spektronik-20 dikalibrasi dengan menggunakan
aquades atau larutan blanko, hal ini bertujuan untuk menormalkan alat sehingga pada saat melakukan pengukuran akan
memperkecil kesalahan pengukuran atau meningkatkan ketelitian pengukuran data.Tujuan dari pengukuran pada panjang
gelombang 450 nm adalah daerah panjang gelombang warna komplemen kuning yang merupakan warna dari larutan
K2CrO4, sedangkan pada panjang gelombang 520 nm memiliki warna komplemen violet yang merupakan warna dari
larutan KMnO4. Pada dasarnya penentuan Panjang gelombang yang Sesuai dapat memaksimalkan perbedaan absortivas
dari dua komponen pada masing-masing panjang gelombang.
Sesudah kami melakukan pengukuran maka diperoleh nilai absorban KMnO 4 dan K2CrO4 0,001 M pada panjang
gelombang 450 nm yaitu 0,3010 dan 0,1675 sedangkan nilai absorban pada panjang gelombang 520 nm diperoleh sebesar
0,4815 dan 0,0004. Selanjutnya untuk KMnO 4 dan K2CrO4 0,0001 M pada panjang gelombang 450 nm diperoleh nilai
absorban yaitu 0,0066 dan 0,0223 dan pada panjang gelombang 520 nm nilai absorbannya yaitu 0,0458 dan 0,0087. Untuk
larutan campuran diperoleh nilai absorban pada panjang gelombang 450 nm yaitu 0,2757 sedangkan pada panjang
gelombang 520 nm yaitu 0,2218.

Setiap serapan total dari larutan dari suatu panjang gelombang tertentu merupakan jumlah serapan dari masingmasing penyusunnya. Pada dasarnya secara teoritis , panjang gelombang 450 nm merupakan warna komplemen yaitu
kuning sedangkan pada panjang gelombang 520 nm merupakan warna komplemen yaitu violet. Lain halnya untuk larutan
cuplikan memiliki absorban yang tinggi pada panjang gelombang 520 nm yang artinya bahwa larutan campuran tersebut
memiliki larutan KMnO4 yang lebih besar dari pada larutan K 2CrO4 dan diperoleh absorban larutan campuran pada panjang
gelombang 450 nm yaitu 0,2757 sedangkan pada panjang gelombang 520 nm yaitu 0,2218.
Berdasarkan perhitungan yang kami lakukan, maka diperoleh MnO 4- dan CrO4-2 dengan konsentrasi 0,001 M
untuk MnO4- pada panjang gelombang 450 nm adalah 301 L/mol.cm dan pada panjang gelombang 520 nm adalah 481,5
L/mol.cm, sedangkan CrO 4-2 untuk panjang gelombang 450 nm 167,5 L/mol.cm. Sedangkan pada panjang gelombang 520
nm diperoleh konsentrasi sebesar 0,4 L/mol.cm.
Untuk MnO4- dan CrO4-2 dengan konsentrasi 0,0001 M yaitu untuk MnO 4- pada panjang gelombang 450 nm
adalah 66 L/mol.cm sedangkan pada panjang gelombang 520 nm yaitu 458 L/mol.cm, lain halnya untuk CrO 4-2 yaitu
untuk = 450 nm diperoleh konsentrasi sebesar 223 L/mol.cm sedangkan pada = 520 nm yaitu 087 L/mol.cm. Dari hasil
perhitungan ini ,dapat diketahui bahwa keaditifan KMnO4 lebih tinggi dari pada keaditifan dari larutan K2CrO4. Berdasarkan
literatur semakin encer konsentrasi larutan maka serapannya semakin kurang.
Pada dasarnya absorbsi cahaya dan transmisi cahaya untuk cahaya monokromatik sebagai fungsi ketebalan lapisan
penyerap saja. Tetapi dalam analisis kuantitatif orang terutama berurusan dengan larutan. Beer mengkaji efek konsentrasi
penyusun yang berwarna dalam larutan, terhadap transmisi maupun absorbsi cahaya.
Langkah selanjutnya kami melakukan perhitungan untuk konsentrasi MnO4- dan CrO4-2 dalam cuplikan. Sehingga
diperoleh konsentrasi dari kedua larutan adalah sama yaitu 0,001 M. Hasil perhitungan tersebut telah sesuai dengan
konsentrasi KMnO4dan K2CrO4 yang telah diencerkan yaitu sebesar

0,001 M.Hal ini menunjukkan bahwa untuk

menganalisis konsentrasi dari suatu komponen dalam campuran tidak perlu dilakukan pemisahan komponenkomponennya, hal ini dapat disebabkan karena setiap komponen memiliki daerah serapannya masing-masing. Dijumpainya
hubungan yang sama antara transmisi dan konsentrasi seperti yang ditemukan Lambert antara transmisi dan ketebalan
lapisan, yakni intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi
zat penyerap secara linier.
Secara teori bisa saja terdapat banyak komponen tetapi dalam praktek, lebarnya puncak absorpsi dalam
spektrometri UV-sinar tampak memastikan bahwa tidak ada panjang gelombang yang cukup sesuai untuk penentuan
sampel dengan jumlah komponen yang banyak. (Indygo Morie.2010. Reaksi Multikomponen Berkembang Ke Tahap Yang
Lebih Maju. http://www.rsc.org/chemistryworld/News/.as)

VIII.

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Larutan KMnO4 memiliki sifat keaditifan yang lebih tinggi dari pada K 2CrO4.Hal ini terbukti dengan tingginya nilai absorban
yang diperoleh pada panjang gelombang 520 nm, serta merupakan daerah serapan dari KMnO 4 yang memiliki warna
komplemen violet.
K2CrO4 memiliki serapan pada panjang gelombang 450 nm dengan warna komplemen yaitu kuning.
Diperoleh konsentrasi KMnO4 dan K2CrO4 dalam percobaan ini adalah sama yaitu 0,001 M.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto.2010. Campuran Dua Komponen tanpa Pemisahan Dengan Spektrofotometer Spektronik-20.http://


mobile.blogspot.com.html. diakses pada 26 juni 2010
Indygo

Morie.2010.
Reaksi
Multikomponen
Berkembang
Ke
http://www.rsc.org/chemistryworld/News/.as. Diakses pada 30 juni 2010

Tahap

Ronal wahyudi.2010. Multikomponen analisis. http://pustaka.unpad. pdf. diakses 30 juni 2010


Tim Pembina Mata Kuliah. 2009. Penuntun Praktikum Analisis Spektrometri. Palu: UNTAD-Press.

Yang

Lebih

Maju.

LAMPIRAN
Pertanyaaan :
1.

Mengapa panjang gelombang yang digunakan 450 nm dan 520 nm?

2.

Jelaskan mengapa konsentrasi setiap komponen dalam campuran dapat dianalisis tanpa pemisahan?

3.

Tuliskan warna larutan KMnO4 dan K2CrO4?


Jawab:

1.

Karena akan dilihat manakah yang memiliki serapan yang baik pada kedua panjang gelombang ini. Dimana setiap larutan
yang digunakan pada percobaan ini memiliki panjang daerah serapannya masing-masing. = 450 nm memiliki warna
komplemen kuning yang merupakan warna dari larutan K2CrO4, sedangkan = 520 nm memiliki warna komplemen violet
yang merupakan warna dari larutan KMnO4.

2.

Karena setiap komponen memiliki daerah serapan yang berbeda-beda sehingga tidak perlu dilakukan pemisahan setiap
komponen untuk melakukan analisis terhadap konsentrasi komponen dalam campuran.

3.

Warna KMnO4 = adalah ungu (violet)


Warna K2CrO4 = adalah kuning

Вам также может понравиться