Вы находитесь на странице: 1из 8

A. Pengantar.

Pengangguran
diidentifikasikan
sebagai
ketidakmampuan
angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan. Pengangguran terjadi di seluruh negara di
dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Pengangguran yang tinggi pada negara berkembang, seperti
Indonesia, menjadi masalah yang sulit untuk dipecahkan. Sebuah
negara tidak akan bisa lepas dari berbagai macam permasalahan yang
berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih lagi pada negara yang
memiliki jumlah penduduk yang tinggi, seperti Indonesia. Masalah
ketenagakerjaan, pengangguran, kenaikan harga atau yang disebut
dengan inflasi, begitu juga kemisikinaan di Indonesia sudah merupakan
masalah pokok bagi bangsa ini dan membutuhkan solusi yang tepat
untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat
langkah Negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju.
Pemerintah sudah melakukan berbagai macam cara unuk mengatasi
masalah-masalah tersebut.
Pengangguran di Indonesia sendiri dikarenakan di Indonesia
masih banyak orang bermalas-malasan, dan berharap uang datang
dengan sendirinya. Beberapa ada yag mempuyai niat untuk bekerja
tetapi tidak memiliki kemampuan. Sedangkan sebaliknya ada juga
orang yang memiliki kemampuan tetapi tidak mau menggunakan
kemampuannya itu untuk bekerja.
Pengangguran terjadi karena lebih banyaknya jumlah angkatan
kerja dibandingkan lapangan pekerjaan. Fenomena pengangguran juga
berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang
disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup atau mengurangi
bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang
kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam
proses ekspor impor, dan lain lain.
Akibat dari adanya pengangguran di Indonesia pun salah satunya
adalah kemiskinan, serta banyak lagi akibat ekonomis ataupun nonekonomis. Kemiskinan dapat memicu akibat-akibat ekonomis lainnya,
seperti rendahnya investasi suatu negara dan kualitas SDM suatu
negara yang rendah. Selain kemiskinan, pengangguran juga memacu
untuk menimbulkan masalah-masalah sosial atau akibat non-ekonomis,

seperti pencurian dan penipuan seperti yang sedang marak di media


massa akhir-akhir ini.
Oleh karena itu, kelompok 4 membahas topik tentang Masalah
Pengagguran di Indonesia karena kita sendiri menyadari bahwa
pengangguran telah menjadi masalah tersendiri di Indonesia. Dengan
banyaknya penyebab terjadinya pengangguran di Indonesia,
pengangguran menghasilkan masalah-masalah baru dan akibat-akibat
lain baik secara ekonomis maupun non-ekonomis.
Dengan membahas topik tentang Masalah Pengagguran di
Indonesia, kelompok 8 berharap pemerintah dapat menemukan
strategi mengatasi pengangguran, seperti meningkatkan pendidikan,
ketrampilan, kreatifitas dan inovasi, mempermudah perizinan
investasi,
mendorong
masyrakat
untuk
berwiraswasta,
dan
memperlunak persyaratan kredit investasi. Jika strategi tersebut
dijalankan, maka jumlah pengangguran di Indonesia akan menurun.
B. Jenis-jenis Pengangguran.1
1. Berdasarkan jam kerja.
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3
macam:
a. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu
alasan tertentu. Contoh; Dalam suatu perusahaan terdapat 10
tenaga marketing untuk menangani pekerjaan yang ada, padahal
semua pekerjaanan dapat diselesaikan dengan baik hanya
dengan 6 orang tenaga marketing. Akibatnya karyawankaryawan tersebut bekerja tidak optimal dan bagi perusahaan itu
merupakan suatu pemborosan.2
b. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada
lapangan
pekerjaan,
biasanya
tenaga
kerja
setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang
dari 35 jam selama seminggu. Contonya ; Seorang buruh
konstruksi/bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran.
2 http://www.gajimu.com/

suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu


proyek berikutnya.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga
kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
2. Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan
menjadi 7 macam:
a. Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang
sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan
pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan
yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan
sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya.
b. Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang
diakibatkan
oleh
perubahan
gelombang
(naik-turunnya)
kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
c. Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi
dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan
oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1.
Akibat permintaan berkurang.
2.
Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi.
3.
Akibat kebijakan pemerintah.
d. Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur
karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti
petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang
menanti musim durian.
e. Pengangguran siklikal

Pengangguran
siklikal
adalah
pengangguran
yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga
permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
f. Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi
akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi
tenaga mesin-mesin.
g. Pengangguran siklus
Pengangguran
siklus
adalah
pengangguran
yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena
terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya
permintaan masyarakat (aggrerate demand).
C. Partisipasi Angkatan Kerja.
Indonesia sebagai Negara yang besar tentunya memiliki
angkatan kerja yang sangat besar. Lalu, struktur pasar tenaga kerja di
Indonesia pun berubah relatif cepat. Berikut Pembahasan mengenai
keadaan pasar kerja Indonesia dan karakteristik pekerja Indonesia.
Bagaimana keadaan pasar kerja di Indonesia?
Secara umum pasar kerja Indonesia ditandai oleh lapangan kerja
yang dualistik yaitu lapangan kerja formal dan informal; tingkat
pengangguran yang tinggi dan kualitas tenaga kerja yang rendah.
Bagaimana karakteristik tenaga kerja yang ada di Indonesia?
Dalam table 1, Anda bisa melihat karakteristik dasar tenaga kerja
Indonesia sejak tahun 1997 hingga 2010.
Populasi & Angkatan Kerja
Pendudukan 15 Thn (jutaan)
Angkatan Kerja (jutaan)
Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK)
Bekerja (jutaan)
Tingkat Partisipasi Kerja (TPK)
Pengangguran Terbuka (jutaan)
Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT)

1997
135,07
89,60

2001
144,03
98,81

2004
153,92
103,97

2007
164,12
109,94

2010
172,07
116,53

66,3%

68,6%

67,6%

67%

67,7%

85,41
95,3%
4,19

90,81
91,9%
8,00

93,72
90,1%
10,25

99,93
90,9%
10,01

108,21
92,9%
8,32

4.70%

8.10%

9.90%

9.10%

7.10%

Setengah Pengangguran (Jutaan)


(0* Jam/Minggu)
( 1 - 14 Jam/Minggu)
(15 - 24 Jam/Minggu)
(24 - 34 Jam/Minggu)

1,69
5,95
11,34
14,65

2,48
4,28
10,05
13,40

2,27
4,24
9,80
13,91

2,35
5,22
9,98
14,17

2,49
5,78
12,48
15,01

Angkatan kerja Indonesia selama 1997 - 2010 tumbuh sebesar


26,13% dengan rata-rata pertumbuhan 2,01% /tahun. Tingkat
partisipasi angkatan kerja juga mengalami sedikit kenaikan, dari 66,3%
tahun 1997 menjadi 67,7% tahun 2010. Kenaikan jumlah angkatan
kerja dan tingkat partisipasi angkatan kerja ini disebabkan oleh
pertumbuhan penduduk. Sedang pertumbuhan penduduk yang bekerja
selama periode tersebut mencapai sekitar 23,2% dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 1,78% /tahunnya.
Bagaimana perbandingan tingkat partisipasi kerja dan tingkat
pengangguran di Indonesia? Tingkat partisipasi kerja tahun 1996,
setahun sebelum krisis ekonomi mencapai 94,9%, sedang tingkat
pengangguran mencapai 5,1%. Saat krisis ekonomi berlangsung,
tingkat partisipasi kerja terus mengalami penurunan hingga mencapai
88,8%, sebaliknya tingkat penggangguran terbuka meningkat
mencapai 11,2% tahun 2005. Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat
table dibawah ini.
Table 2. Trend Pengangguran 2000 - 2010 (juta)
Secara perlahan tingkat partisipasi kerja kemudian kembali
meningkat hingga mencapai 92,86% seiring menurunnya tingkat
pengangguran terbuka yang mencapai 7,1% pada tahun 2010.
Pengertian tingkat partisipasi kerja sebesar 92,86% disini
menunjukkan bahwa setiap 100 orang yang aktif di pasar kerja, 93 di
antaranya bekerja, sementara 7 sisanya merupakan pencari kerja alias
(menganggur). Situasi ini menyebabkan pengangguran selalu
ditemukan dalam pasar kerja.

D. Kebijakan Strategis Mengurangi Pengangguran.

Angka pengangguran semakin meningkat, sehingga perlu


langkah untuk menghambat pertumbuhan angka pengangguran.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk menghambat pertumbuhan
jumlah pengangguran adalah:
a. Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan. Salah satunya bisa
diwujudkan dengan memberdayakan sektor informal padat karya,
home industry.
b.

Menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Diharapkan dengan


demikian para lulusan sekolah ataupun perguruan tinggi tidak hanya
memiliki tujuan sebagai pegawai saja, namun lebih baik apabila
mereka membuat usaha-usaha yang dapat menyerap tenaga kerja
sehingga dengan demikian membantu pemerintah dalam mengatasi
jumlah pengangguran yang kian banyak. Dan bisa kita lihat akhirakhir ini, sudah banyak sekali lulusan muda berbakat yang sukses
melakukan kegiatan usaha.

c. Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja,


menambah keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.
d. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector
yang kelebihan ke tempat atau sector ekonomi yang kekurangan.
Selain itu, pemerintah juga dapat membuat kebijakan untuk
menekan pertumbuhan jumlah pengangguran. Adapun kebijakan
tersebut antara lain:
a. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan
kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah
(UKM), berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan
bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta
pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan
handal bersaing di bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok
usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan
mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang
mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi
pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD,
BUMS dan pihak lainnya.
b.

Segera
melakukan
pembenahan,
pembangunan
dan
pengembangan
kawasan-kawasan,
khususnya
daerah
yang
tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun

fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan


kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan.
Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia.
c.

Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin


kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT
Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di
Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian
khusus. Secara teknis dan rinci.

d. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan


karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi
baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam
Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga
merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk
menciptakan lapangan kerja.
e. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia
( khususnya daerah daerah yang belum tergali potensinya ) dengan
melakukan promosi promosi keberbagai negara untuk menarik para
wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut
berpartisipasi
dalam
pembangunan
dan
pengembangan
kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak
menyerap tenaga kerja daerah setempat.
f. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan
nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat
menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi.
Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan
perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.

Вам также может понравиться