Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Usia anak remaja merupakan masa yang rawan, bukan anak-anak lagi dan juga
bukan orang dewasa, dan mereka masih mencari jati diri. Masa inilah yang perlu juga
menjadi perhatian kita. Sebagai salah satu wujud kepedulian pemerintah pada remaja
dimana remaja pada masa mendatang yang akan menjadi generasi penerus bangsa
pemerintah melalui departemen kesehatan menggalakan program PKPR ( Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja ).
Sejak tahun 2013, Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). yang ditujukan
dan dapat dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka,
menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan
kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera remaja
diperkenalkan dan dijalankan di puskesmas.
Pelayanan
kesehatan
peduli
remaja
(PKPR)
dilayani
di Puskesmas
II.
TUJUAN
1. Memahami pengertian PKPR
2. Memahami tujuan PKPR
3. Memahami sasaran PKPR
4. Memahami karakteristik PKPR
5. Memahami Strategi pelaksanan dan pengembangan PKPR
6. Memahami langkah langkah pembentukan dan pelaksanaan PKPR
7. Memahami jenis kegiatan PKPR
8. Mampu untuk menjadi Konselor PKPR.
BAB II
PROGRAM KESEHATAN PEDULI REMAJA
Remaja berada dalam masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak untuk
menjadi dewasa. Secara fisik, remaja dapat dikatakan sudah matang tetapi secara
psikis/kejiwaan belum matang. Beberapa sifat remaja yang menyebabkan tingginya
resiko antara lain: rasa keingintahuan yang besar tetapi kurang mempertimbangkan
akibat dan suka mencoba hal-hal baru untuk mencari jati diri.
Bila tidak diberikan informasi/pelayanan remaja yang tepat dan benar, maka
perilaku
remaja
sering
mengarah
kepada
perilaku
yang
beresiko,
seperti:
PENGERTIAN
PKPR adalah Pelayanan Kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh
remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja,
menjaga kerahasiaan,peka aka kebutuhan terkait dengan kesehatannya serta efektif dan
efisien dalam memenuhi kebutuhan remaja.
PKPR adalah pelayanan kesehatan pada remaja yang mengakses semua
golongan remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif dan efisien.
Disini remaja tidak perlu ragu dan khawatir untuk curhat/konseling,
mendapatkan informasi yang benar dan tepat untuk berbagai hal yang perlu diketahui
remaja.
II.
TUJUAN
Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja yang berkualitas.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam pencegahan masalah
kesehatan khusus remaja,
Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
pelayanan kesehatan remaja.
Menambah wawasan dan teman melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan, dialog
interaktif, Focus Group Discussion (FGD), seminar, jambore, dll
Konseling/curhat masalah kesehatan dan berbagai masalah remaja lainnya (dan
kerahasiaannya dijamin)
Remaja dapat menjadi peer counselor/kader kesehatan remaja agar dapat ikut
membantu teman yang sedang punya masalah
III.
SASARAN
Semua remaja dimana saja berada baik di sekolah atau di luar sekolah seperti karang
taruna, remaja mesjid/gereja/vihara/pura, pondok pesantren, asrama, dan kelompok
remaja lainnya.
A. Batasan remaja
Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi anatara masa kanak kanak dan
dewas. Menurut WHO, remaja adalah anak yang berusia antara 10-19 tahun. Terdiri dari
:
1. Masa remaja awal yaitu 10 14 tahun.
2. Masa remaja pertengahan yaitu 14 17 tahun.
3. Masa remaja akhir yaitu 17 19 tahun.
Sedangkan menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI,
2007) remaja adalah laki-laki dan perempuan yang belum kawin dengan batasan
usia meliputi 15-24 tahun.
B. Citra diri seorang remaja
Tiap orang mempunyai pandangan tentang apa, siapa dan bagaimana dirinya sendiri.
Ketiga hal tersebut menyatu sehingga setiap orang memiliki gambaran tentag dirinya
sendiri disebut citra diri.
Pada usia remaja citra diri yang terbentuk selama masa kanak kanak tidak cocok lagi
dengan masa remaja dikarenakan remaja mengalami perubahan jasmaniah yang cepat
dan mendadak. Citra diri pada masa remaja merupakan hal yang sangat berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku remaja.
C. Perkembangan remaja
1. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik remaja mempunyai 3 ciri khas:
Adanya dorongan tumbuh yang kuat.
Adanya pertumbuhan dan perkembangan kelenjar hormon seks
Meningkatnya fungsi berbagai organ tubuh sehingga menghasilkan kekuatan
fisik yang besar.
2. Perkembangan psikososial ( kejiwaan )
a.
KARAKTERISTIK PKPR
Karakteristik PKPR merujuk WHO ( 2003) memerlukan :
1. Kebijakan yang peduli remaja
Kebijakan peduli remaja bertujuan untuk :
Memenuhi hak remaja
Tidak membatasi pelayanan karena kecacatan, etnik, usia dan status
Memberikan perhatian pada keadilan dan kesetaraan gender.
Menjamin privasi dan kerahasiaan.
Mempromosikan kemandirian remaja
Menjamin biaya yang terjangkau / gratis.
2. Prosedur pelayanan yang peduli remaja
Pendaptaran dan pengambilan kartu yang mudah dan dijamin kerahasiaanya.
Waktu tunggu yang pendek
Dapat berkunjung sewaktu waktu dengan atau tanpa perjanjian.
3. Petugas khusus yang peduli remaja
Petugas yang melayani PKPR di Puskesmas PKPR bisa seorang dokter, bidan atau
perawat yang sudah terlatih. Mereka akan melayani dengan sabar, ramah, siap
menampung segala permasalahan remaja serta siap berdiskusi (memberikan
konseling).
Petugas khusus yang peduli remaja harus memenuhi kriteria:
Mempunyai perhatian dan peduli, baik budi, penuh pengertian, bersahabat,
memiliki kompetensi teknis dalam memberikan pelayanan khusus kepada
remaja, mempunyai ketrampilan komunikasi interpersonal dan konseling.
pelayanan,
kemudia
memanfaatkan
dan
mendukung
pelaksanaannya.
Remaja perlu dilibatkan secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
pelayanan.
7. Keterlibatan masyarakat
Perlu dilakukan dialog dengan masyarakat tentang PKPR sehingga masyarakat :
Mengetahui keberadaan PKPR dan menghargai nilainya.
Mendukung kegiatannya dan membantu meningkatkan mutu pelayanannya.
8. Berbasis masyarakat, menjangkau ke luar gedung,serta mengupayakan pelayanan
sebaya.
Pelayanan sebaya adalah KIE untuk konseling remaja dan rujukannya oleh
teman sebayanya yang terlatih menjadi pendidik sebaya ( peer aducator ) dan
konselor sebaya ( peer counselor )
VI.
diharapkan
mendapat
dukungan
sehingga
dapat
mempercepat
Selain kegiatan KIE, konseling dan pelayanan klinis medis dapat pula dilakukan
perluasan kegiatan seperti :
Penyediaan pelayanan hot line di puskesmas
Penanganan anak jalanan di wilayah puskesmas
Revitalisasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di sekolah lanjutan
Pemenuhan sarana dan prasarana
Pemenuhan sarana dan prasarana selain memberikan kenyamanan, menjaga
privasi, serta menjamin kerahasiaan juga memudahkan untuk pemberi layanan.
Penentuan prosedur pelayanan
Penentuan biaya layanan, jam buka, penentuan desain, proses pemberian dan
penyimpanan kartu, register dan catatan ( status ) medis / konseling, penentuan
alur pelayanan.
4. Sosialisasi eksternal
Dapat dilakukan dalam setiap kesempatan dan waktu baik forum resmi maupun
tidak resmi, ditempat remaja berada, melalui leaflet, selebara, atau ceramah..
Perlibatan pers dapat mempercepat sosialosasi.
5. Pelaksanaan PKPR
Pelaksanaan PKPR penting segera dilaksanakan meskipun sarana dan prasarana
belum lengkap.
VII.
Identitas
Apa yang sudah diketahui
Tentang KRR
Perubahan fisik dan fsikis, masalah yang mungkin timbul dan cara menghadapinya.
Tentang prilaku hidup sehat pada remaja
Pemeliharaan kesehatan( gizi, personal hygiene), hal hal yang perlu dihindari ( napza,
seks bebas ), pergaulan sehat antara laki laki dan perempuan.
Tentang persiapan berkeluarga
Kehamilan, KB, HIV / AIDS
Pemeriksaan fisik
Tanda tanda anemi, KEK
Tanda tanda kekerasan terhadap perempuan.
Pelayanan konseling
Bila tidak perlu pelayanan medis klien dipulangkan , konseling lanjutan bila perlu.
Bila perlu pelayanan medis:
VIII.
Pengertian
Konseling adalah Suatu hubungan saling membantu antara dua orang: konselor dan klien
(dalam situasi saling tatap muka) memutuskan bekerja sama dalam upaya membantu
klien
-
menolong
Menyelesaikan
dirinya
masalah2
Lebih
sendiri
tertentu
dapat
dalam
mengerti
untuk;
hidupnya
dirinya
Tujuan konseling
1. Menerima
2. Terbuka
3. Memiliki minat dan kesanggupan untuk membantu orang lain
4. Sabar dan adil, emosi stabil, tenang dan simpatik
5. Supel, ramah, menyenangkan , perhatian terhadap orang lain
6. Memiliki keberanian menghadapi masalah
7. Memahami batas batas lkemampuan yang ada pada dirinya
8. Mampu mengenal dan memahami klien
4. Pendidikan keterampilan hidup sehat ( PKHS )
PKHS merupakan kemampuan psikologis seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan
mengatasi masalah dalam kehidupan sehari hari secara efektif.
PKHS dapat diberikan secara berkelompok dimana saja disekolah, puskesmas, rumah
singgah, sanggar, dll.
Kompetensi psikososial ( PKHS ) memiliki 10 aspek yaitu :
a.
Pengambilan keputusan
b. Pemecahan masalah
c.
Berfikir kreatif
d. Berfikir kritis
e.
Komunikasi efektif
f.
Hubungan interpersonal
g. Kesadaran diri
h. Empati
i.
Mengendalikan emosi
j.
Mengatasi stress
PKHS dapat dilaksanakan dalam bentuk bermain peran, drama, diskusi, dll.
BAB III
PENUTUP
Sejak tahun 2013, model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau
remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja,
menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif
dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera remaja, diperkenalkan dengan
sebutan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
PKPR dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung Puskesmas, termasuk
Poskestren, menjangkau kelompok remaja sekolah dan kelompok luar sekolah, seperti
kelompok anak jalanan, karang taruna, remaja mesjid atau gereja, dan lain-lain,
dilaksanakan oleh petugas puskesmas atau petugas lain di institusi atau masyarakat.
Jenis kegiatan PKPR meliputi penyuluhan, pelayanan klinis medis termasuk
pemeriksaan penunjang, konseling, pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS),
peltihan pendidik sebaya (yang diberi pelatihan menjadi kader kesehatan remaja) dan
konselor sebaya (pendidik sebaya yang diberi tambahan pelatihan interpersonal
relationship dan konseling), serta pelayanan rujukan.