Вы находитесь на странице: 1из 10

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI
Tentang
KULTUR JARINGAN TANAMAN WORTEL

DISUSUN OLEH :
IDA ZUMATIN NAFIAH (14030244014)

S1 BIOLOGI 2014
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat-Nya lah makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.makalah ini berisi tentang kultur jaringan tanaman wortel
Menyusun makalah ini sebagai wujud memperlengkap nilai olahraga dan bimbingan ilmu
bagi para pembacanya. Makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan yang kami dapatkan
serta makalah ini memiliki suatu harapan, agar dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi para pembacanya.
Semoga tuhan senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua pihak
yang telah membacanya. Penulisan ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
saya dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan.

Surabaya, Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

BAB II

BAB III

i
ii

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Rumusan Masalah

1.4 Manfaat Penulisan

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Singkat Bioteknologi

2.2 Sejarah Singkat Kultur Jaringan

2.3 Pengertian Kultur Jaringan

2.4 Kultur Jaringan Wortel

2.5 Alat dan bahan

2.6 Cara Penanaman

2.7 Masalah dalam Kultur Jaringan

2.8 Upaya Pencegahan

2.9 Manfaat Kultur Jaringan

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ciri-ciri makhluk hidup salah satunya adalah mampu bereproduksi sehingga
menghasilkan keturunan yang akan melestarikan jenisnya di masa depan. Setiap makhluk
hidup melakukan reproduksi dengan berbagai cara. Dapat dengan cara seksual dan cara
reproduksi aseksual. Reproduksi aseksual atau vegetatif ini kebanyakan dilakukan oleh
tanaman dan oleh beberapa hewan primitif (masih sederhana) tapi tidak termasuk manusia.
Reproduksi aseksual pada tumbuhan merupakan proses perbanyakan vegetatif dengan
meggunakan organ vegetatif. Pada bidang pertanian, perbanyakan tumbuhan atau
perbanyakan bibit tumbuhan secara besar-besaran kadangkadang sangat diperlukan. Namun
perbanyakan tumbuhan dengan teknik konvensional seringkali menghadapi kendala teknis,
lingkungan maupun waktu. Sebagai contoh perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji
memerlukan waktu yang relatif lama dan seringkali hasilnya tidak seperti tanaman induknya.
Kendala lain yang juga sering muncul adalah gangguan alam, baik yang disebabkan oleh
jasad hidup, misalnya hambatan penyakit maupun cekaman lingkungan yang dapat
menggangu keberhasilan perbanyakan tanaman di lapangan. Sejalan dengan makin
berkembangnya ilmu pengetahuan terutama dibidang teknologi, kendala-kendala tersebut
dapat diatasi antara lain melalui teknik kultur jaringan.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian kultur jaringan.
2. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan.
3. Mengetahui cara penanaman kultur jaringan wortel.
4. Mengetahui penyebab penanaman kultur jaringan tidak berhasil.
5. Mengetahui penyegahan agar penanaman kultur jaringan berhasil.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kultur jaringan ?
2. Apa alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ?
3. Bagaimana cara penanaman kultur jaringan pada wortel ?
4. Apa yang menyebabkan penanaman kultur jaringan tidak berhasil ?
5. Bagaimana pencegahan agar penanaman berhasil ?
1.4 Manfaat Penulisan
1.
Siswa dapat memahami apa itu kultur jaringan.
2.
Siswa dapat mengetahui cara penanaman kultur jaringan.
3.
Sebagai bahan referensi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bioteknologi
Periode Perkembangan Bioteknologi
Pemanfaatan mikrobiologi untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum
masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode perkembangan bioteknologi,
yaitu sebagai Berikut :
a.
Periode bioteknologi tradisional ( sebelum abad ke-15 M ). Dalam periode ini telah ada
teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan ragi (6000 SM),
mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang oleh bangsa aztek
(1500 SM ).
b.
Periode bioteknologi ilmiah ( abad ke-15 sampai ke-20 M). Periode ini
ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini

Tahun 1670 : Usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikrob di Rio Tinto,
Spanyol.

Tahun 1686 : Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi
manusia pertama yang dapat melihat mikrob.

Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan dan minuman.

Tahun 1890 : Alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.

Tahun 1897 : Penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi
alkohol oleh Eduard Buchner.
c.
Periode bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang). Periode ini diawali dengan
penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa genetik dimulai dengan
penemuan enzim endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim
tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu, mengisolasi gen
dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal dengan
teknik ADN rekombinan). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa
dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan
penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. Insulin buatan tersebut diproduksi
oleh perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang
berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme
transgenik penelitian genom makhluk hidup.
B. Sejarah Kultur Jaringan
Kultur jaringan berawal dari teori totipotensi yaitu kemampuan sel untuk dapat bergenerasi
dan berkembang menjadi individu baru melalui sel , tunas dan bagian tubuh yang lain. Bapak
kultur jaringan yaitu Gottlieb Haberland dari academy of german pada tahun1902 dengan
eksperimen yang dilakukan dengan Kultur Sel Tunggal pada tanaman anggrek yang di
isolasi dari sel vegetative hingga penelitian berhasil. Hingga sekarang beliau disebut sebagai
Bapak Kultur Jaringan (Father Of Plant Tissue Culture).
C. Pengertian Kultur Jaringan

Kultur Jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi


bagiantanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam
media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup
yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri & bergenerasi
menjadi tanaman lengkap. Prinsip utamanya adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman, menggunakan media buatan yang dilakukan di
tempat steril. Teknik kultur jaringan pada saat ini telah berkembang menjadi teknik
perkembangbiakan tanaman yang sangat penting pada berbagai spesies tanaman.
D. Pembahasan Kultur Jaringan Wortel
Sterilisasi Alat dan Bahan
1. Alat
a. Laminar air flow
b. Alat diseksi
c. Cawan petri
d. Erlenmeyer ukuran 250 ml dan 500 ml
e. Lampu bunsen
2. Bahan
a.
Akar/umbi wortel
b.
Larutan alkohol 70%
c.
Larutan sunclin/bayclin 20%
d.
Akuades steril
e.
Kertas saring steril
f.
Media induksi kalus MS + 0.1 mg/l 2,4Median ( Nutrien )
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi
media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang
digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan
juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari
kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau
botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya
dengan autoklaf.
Prosedur Kerja
1. Akar wortel yang tidak cacat dicuci dalam air mengalir untuk menghilangkan kotoran
pada permukaan akar.
2. Potong kedua bagian ujungnya, buat potongan akar menjadi ukuran 6-10 cm lalu
masukkan ke dalam erlenmeyer.
3. Di dalam laminar air flow, rendam potongan akar tersebut dengan larutan alkohol
70% selama 5 menit sambil dikocok.

4. Buang larutan alkohol dan bilas dengan akuades steril. Kemudian masukkan larutan
sunclin atau bayclin 20%. Rendam selama 15-25 menit sambil dikocok.
5. Buang larutan sunclin/bayclin, kemudian bilas dengan akuades steril 3-5 kali.
6. Dengan menggunakan pinset, angkat potongan akar dan simpan di atas cawan petri
yang diberi alas kertas saring steril.
7. Potong melintang akar setebal 3-5 mm, kemudian buat potongan eksplan 5 x 5 mm.
Pastikan jaringan kambium (bagian dalam akar) menjadi bagian potongan eksplan.
8. Pindahkan/tanam eksplan tersebut pada media induksi kalus yang sudah disiapkan.
Setiap botol kultur berisi 4 potongan eksplan.
9. Tutup botol dengan rapat dan simpan diruang inkubasi dalam keadaan gelap.
10. Amati perkembangannya setiap minggu, selama 4-6
minggu.
E.
1.

2.

3.

4.

F.
1.

Masalah Dalam Kultur Jaringan


Adapun masalah-masalah yang terjadi dalam kultur jaringan yaitu :
Kontaminasi, kontaminasi adalah gangguan yang sangat umum terjadi dalam kegiatan
kultur jaringan. Munculnya gangguan ini bila dipahami secara mendasar adalah merupakan
sesuatu yang sangat wajar sebagai konsekuensi penggunaan yang diperkaya. Penomena
kontaminasi sangat beragam, keragaman tersebut dapat dilihat dari jenis kontaminasinya
(bakteri, jamur,virus, dll).
Vitrifikasi, vitrifikasi adalah suatu istilah problem pada kultur yang ditandai dengan:
Munculnya pertumbuhan yang tidak normal.
Tanaman yang dihasikan pendek- pendek atau kerdil.
Pertrumbuhan batang cenderung ke arah penambahan diameter.
Tanaman utuhnya menjadi sangat turgescent.
Pada daunnya tidak memiliki jaringan pallisade.
Praperlakuan Masalah pada kegiatan in vitro bukan hanya dari penanaman eksplan saja atau
pertumbuhan dan perkembangannya dalam botol saja, tetapi juga sangat bisa dipengaruhi
oleh persyaratan kegiatan prapelakuan. Pada kasus ini masalah akan muncul bila kegiatan
prapelakuan tidak dilakukan. Prapelakuan dilakukan umumnya untuk tujuan-tujuan tertentu,
secara umum adalah rangka menghilangkan hambatan. Hambatan dapat berupa hambatan
kemikalis, fisik, biologis. Hambatan berupa bahan kimia penanganannya harus dimulai dari
pengenalan senyawa aktif, potensi gangguan, proses reaksi dan alternatif pengelolaannya.
Lingkungan Mikro, masalah lingkungan incubator juga tidak bisa diabaiakan karena ini
juga sering menjadi masalah. Suhu ruangan incubator sangat menentukan optimasi eksplan
pertumbuhan suhu yang terlalu rendah atau tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada eksplan.
Upaya Pencegahan Masalah
Upaya mencegah terjadinya kontaminasi :

Biasakan membersihkan berbagai sarana yang diperlukan dalam kultur jaringan.


Yakinkan bahwa proses sterilisasi media secara baik dan benar.
Lakukan proses penanaman bahan pada keadaan anda yang nyaman dan cari waktu yang
longgar.
2. Upaya mencegah terjadinya vitrifikasi :

Menambahkan pectin kedalam media.

Memindahkan kultur pada suhu 4 derajat Celsius selama 15 hari.

Menurunkan pH.

Penggunaan senyawa anhydrous berupa CaSO4 pada desicator, penggunaan media semi
padat dll.
3.
Upaya mencegah terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang tidak baik, Untuk
menghindari hal itu dapat dilakukan dengan preventif menghindari bahan tanam yang tidak
meristematik. Karena awal pertumbuhan eksplan akan dimulai dari sel-sel yang muda yang
aktif membelah, atau dari sel-sel tua yang muda kembali.
4.
Upaya mecegah lingkungan yang buruk : Kebutuhan antara satu tananaman dengan
tanaman yang lain berbeda, namun demikian solusinya sulit dilakukan mengingat umumnya
ruangan incubator suatu ruangan laboratorium kultur jaringan tidak bisa dibuat variasi antara
satu ruangan dengan bagian ruangan yang lainnya. Sehingga optimasi pertumbuhan tidak bisa
diharapkan sama antara kultur yang satu dengan kultur yang lain.
G. Manfaat Kultur Jaringan

Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yaug singkat.

Sifat identik dengan induk .

Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki.

Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa.

Pengadaan bibit tidak tergantung musim.

Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari
satu mata tunas yang sudah respon dalam 1tahun dapat dihasilkan minimal 10.000
planlet/bibit ).

Bibit yang dihasilkan seragam.

Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu).

Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah.

Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan
lainnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kultur Jaringan adalah suatu tekhnik untuk memperbanyak tanaman dengan cara mengambil
explan dari tumbuhan yang ingin di perbanyak.

Media dan alat-alat dalam kultur Jaringan harus benar-benar steril.

Kegagalan pada penanaman kultur jaringan dapat terjadi karena faktor : kontaminasi ,
vitrifikasi, praperlakuan, lingkungan mikro.

Agar penanaman kultur jaringan berhasil , tanaman harus dirawat dengan baik (pemberian
makanan dan suhu lingkungan yang sesuai).
B. Saran

Sebaiknya kita diberi waktu yang cukup agar lebih banyak orang yang dapat mencoba
langsung penanaman Kultur Jaringan tersebut.

Sebaiknya media pembelajaran Kultur Jaringan lebih diperdalam.

Sebaiknya cara penanaman kultur jaringan harus lebih dibudidayakan dan dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA
http://.wordpress.com/2011/01/30/makalah-kultur-jaringanlengkap/http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan 10
Campbell Reece-Mitchell,edisi kelima jilid 3,2010.biologi.Jakarta: Erlangga.
Oman Karmana, cerdas balajar biologi SMA,2010.biologi.Jakarta: Grafindo.

Вам также может понравиться