Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan adalah proses reproduksi yang akan berakhir dengan kelahiran
bayi. Gangguan yang dapat membahayakan ibu dan janin dapat terjadi selama
kehamilam baik pada trimester I, trimester II, maupun Trimester III. Gangguangangguan tersebut dapat berupa perdarahan, anemia, mual muntah yang
berlebihan dan masih banyak lagi. Salah satunya adalah Abortus. Dimana abortus
merupakan ancaman atau pengeluaran hsil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan, dan sebagai barasan digunakan kemilan kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang 500 gram. Penanganan atau pengelolaan yang baik sangat
diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih berat. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas tentang abortus mulai dari definisi, diagnosis sampai
penanganan dan pencegahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
LBM 1. Perdarahanku Banyak Sekali
|1
2.1
Skenario
PERDARAHANKU BANYAK SEKALI
Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P1A0 datang ke IGD RS dengan
keluhan keluar darah banyak sekali dari vagina disertai nyeri di bagian perut
bawah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya darah yang keluar dari
vagina sedikit, namun semakin lama semakin banyak dan terus menerus hingga
pasien jatuh pingsan dan dilarikan ke RS. Pasien sendiri mengaku selain darah
yang keluar, juga disertai gumpalan kecoklatan dan ada sebagian jaringan.
Perkiraan usia kehamilan berdasarkan HPHT 14-16 minggu. Riwayat
trauma, pijat perut, minum jamu-jamuan disangkal. Terdapat riwayat keputihan
selama hamil sejak 2 minggu yang lalu, lendir kekuningan, tidak didapatkan
gatal maupun bau, pasien tidak berobat untuk keputihannya, riwayat demam (-),
mual muntah selama hamil (+) hanya di awal kehamilan, BAB dan BAK dalam
batas normal.
2.2
Teminologi
1) HPHT
HPHT adalah singkatan dari Hari Pertama Haid Terakhir. Arti HPHT
adalah tanggal hari pertama mulai haid sebelum kehamilan terjadi. HPHT
ini bisa dipakai untuk mengetahui usia kehamilan seorang wanita.
2) G1P1A0
G1P1A0 adalah singkatan dari Gestasi (kehamilan) pertama, Partus pertama
dan belum pernah mengalami Abortus.
3) Keputihan
Keputihan (leukorea, fluor albus) merupakan gejala keluarnya cairan
dari vagina selain darah haid. Keputihan (fluor albus) ada yang fisiologik
(normal) dan ada yang patologik (tidak normal). Keputihan tidak merupakan
penyakit melainkan salah satu tanda dan gejala dari suatu penyakit organ
reproduksi wanita.6
|2
2.3
Permasalahan
1
2
dialami pasien ?
Mengapa perlu ditanyakan riwayat trauma, pijat perut dsb pada pasien
tersebut ??
Jelaskan jenis syok apa yang terjadi pada ibu hamil terutama yang
penanganannnya ?
Apa saja diagnosa banding yang mungkin diderita oleh pasien tersebut ?
2.4 Pembahasan
2.4.1 Anatomi
Genetalia Eksterna
a. Mons veneris
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari
jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada
masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis
pubis. Pertumbuhan rambut kemaluan ini tergantung dari suku
bangsa dan juga dari jenis kelamin.pada wanita umumnya batas
|3
|4
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini
yang menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya
berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk
dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang
berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada
lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan,
biasanya pada bagian posterior.
g. Perineum
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4
cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus
coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter
ani.
Genetalia Interna
a. Vagina
Merupakan
saluran
muskulo-membraneus
yang
Forniks anterior
Forniks dekstra
LBM 1. Perdarahanku Banyak Sekali
|5
Forniks posterior
Forniks sisistra
|6
1) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian
luar uterus. Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan
pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba
dan mencapai dinding abdomen.
2) Lapisan otot
terdapat
lubang
kecil
yang
o Ligamentum infundibulopelvikum
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
o Ligamentum kardinale Machenrod
Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
o Ligamentum sacro-uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale
Machenrod menuju os.sacrum.
o Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat
mengikuti
perkembangan
uterus
saat
hamil
dan
persalinan.
c. Tuba fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan
panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae
sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi,
tempat
terjadinya
konsepsi,
dan
tempat
pertumbuhan
dan
graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi
karena memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan
tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah
teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3
hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi
wanita.
2.4.2 Interpretasi Keluhan Pasien Pada Skenario
- Apa hubungan keputihan dan lendir kekuningan dengan
perdarahan yang dialami pasien ?
-
penyebab
dari
perdarahan
tersebut
dan
bagaimana
12-16
per
menit.
Oksigen
harus
diberikan
untuk
darah pada pasien secepat mungkin, dan kecepatan serta jumlah yang
diberikan disesuaikan dengan respon dari parameter yang dipantau.
o Farmakoterapi
- Tujuan farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan
mencegah komplikasi
Vasopresor
-
Pemakaian
vasopresor
pada
penanganan
syok
2) Ocreotide (Sandostatin)
- Oktapeptida
sintetik,
dibandingkan
dengan
2.4.4
- Penyebab Keputihan
-
Infeksi
lain
yang
sesuai,
memperhatikan
hygiene.
(bersifat
khas)
untuk
penyakit
ini.
Pada
2.4.6
Diagnosa Banding
1. ABORTUS
a. Definisi
-
didahului faktor-faktor mekanis atau pun medisinalis, sematamata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. 5
- Abortus Iminens
tertutup
dan
hasil
konsepsi
masih
baik
dalam
kandungan.1,3
- Abortus Insipiens
- Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan
tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses
pengeluaran. 1,3
- Abortus Kompletus
-
- Abortus Inkompletus
- Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri
dan masih ada yang tertinggal. Sebagian jaringan hasil konsepsi
masih tertinggal di dalam uterus dimana pada pemeriksaan
vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan
dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum.
1,3
- Missed Abortion
- Missed abortion adalah abortus yang ditandai dengan
embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum
kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsinya seluruhnya masih
tertahan dalam kandungan. Sesudah 20 minggu biasanya ibu
- Abortus Habitualis
- Abortus habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3
kali atau lebih berturut-turut. Penderita abortus habitualis pada
umumnya tidak sulit untuk menjadi hamil kembali, tetapi
kehamilannya
berakhir
dengan
keguguran/abortus
secara
berturut-turut. 1
- Penyebab abortus selain faktor anatomis banyak yang
mengaitkannya dengan reaksi imunologik yaitu kegagalan reaksi
terhadap antigen lymphocyte trophoblast cross reactive (TLX).
Bila reaksi terhadap antigen ini rendah atau tidak ada, maka akan
terjadi abortus. Kelainan ini dapat diobat dengan transfuse
leukosit atau heparinisasi. 1
- Abortus Infeksiousus, Abortus Septik
- Abortus infeksious ialah abortus yang disertai infeksi
pada alat genitalia. Abortus septic adalah abortus yang disertai
penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum
(septicemia atau peritonitis). 1
Pe
Pemerik
saan
Ri
Se
Sa
Ri
- /
Ri
c. Etiologi
-
serviks
harus
dilakukan
tindakan
untuk
merupakan
kelainan
sitogenetik.
Bagaimanapun,
uterus
diketahui
sebagai
bersar
atau
yang
memasuki
kavum
uteri
hormon
setelah
konsepsi
terutama
kadar
organism
tertentu
diduga
progesterone. 1
-
o Infeksi
-
Beberapa
jenis
o Lingkungan
-
Abortus iminens
-
Abortus insipiens
-
sering
kuat,
perdarahannya
bertambah
sesuai
dengan
biasanya
terlihat
penipisan
serviks
uterus
atau
Abortus komplit
-
Abortus Inkomplit
-
terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada
ostium uteri eksternum. Perdarahan biasanya masih terjadi
jumlahnya pun bisa banyak atau sedikit bergantung pada jaringan
yang tersisa, yang menyebabkan sebagian placental site masih
terbuka sehingga perdarahan berjalan terus. Pasien dapat jatuh
dalam keadaan anemia atau syok hemoragik sebelum sisa jaringan
konsepsi dikeluarkan. Pemeriksaan USG hanya dilakukan bila kita
ragu dengan diagnosis secara klinis. Besar uterus sudah lebih kecil
dari umur kehamilan dan kantong gestasi sudah sulit dikenali,
dikavum uteri tampak massa hiperekoik yang bentuknya tidak
beraturan. 1,2,6
-
Missed Abortion
-
abortus
yang
kemudian
merasa
sembuh,
tetapi
negative
setelah
satu
minggu
dari
terhentinya
Abortus Infeksiosa
-
Abortus Insipiens
-
Pengelolaan
penderita
ini
harus
memperhatikan
Abortus Komplit
-
Abortus Inkomplit
-
Missed Abortion
Abortus Infeksiosa
-
2. KEHAMILAN EKTOPIK
a. Definisi
Ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah
dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri.
Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba
Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik tidak sama diantara senter
pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian salpingitis
seseorang. Di Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan.
Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur
yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium
tersendat sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai
kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila
kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri
dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi
kehamilan ektopik terganggu (Hadijanto, 2008).
b. Klasifikasi
Berdasarkan lokasi terjadinya, menurut Hadijanto
(2008) kehamilan ektopik dapat dibagi menjadi 5 berikut ini :
a) Kehamilan tuba, meliputi >95 % yang terdiri atas Pars
ampularis (55%), Pars ismika (25%), pars fimbriae (17%), dan
pars interstisialis (2%)
b) Kehamilan ektopik lain (<5%) antara lain terjadi di serviks
uterus, ovarium, atau abdominal. Untuk kehamilan abdominal
lebih sering merupakan kehamilan abdominal sekunder dimana
semula merupakan kehamilan tuba pars abdominalis (abortus
tubaria) yang kemudian embrio/buah kehamilannya mengalami
reimplantasi
di
kavum
abdomen,
misalnya
di
ruptur
dinding
tuba
ke
dalam
rongga
muda, dapat atau tidak ada perdarahan pervaginam, ada nyeri perut
Pemeriksaan Fisik
adneksa
Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat
dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu
perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding
abdomen.
Pemeriksaan ginekologis
Pemeriksaan dalam: serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri
pada uterus kanan dan kiri.
mungkin
dikeluarkan.
Dalam
tindakan
demikian,
Dilakukan
(kuantitatif).
pemantauan
terhadap
kadar
hCG
Mola
hidatidosa
adalah
suatu
kehamilan
yang
Perdarahan bisa
ini :
o Perbaikan keadaan umum
Yang termasuk usaha ini misalnya pemberian transfusi
darah untuk memperbaiki syok atau anemia dan menghilangkan
atau
mengurangi
penyulit
tirotoksikosis.
o Pengeluaran jaringan mola
Ada 2 cara :
Vakum kuretase
seperti
preeklmpsia
atau
merupakan
faktor
predisposisi
untuk
terjadinya
BAB III
-
PENUTUP
-
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kemungkinan yang paling mendekati dari
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. 2007. Buku ajar patologi. 7nd ed , Vol. 1.
Jakarta : EGC.
2. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.
3. Mansjoer, Arif , et all. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed 1st. FKUI: Jakarta.
4. Arief Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W.I., dkk. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
5. R,Sjamsuhidajat, Wim de jong.2010.Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC.
6. Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi
V.Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
1. Setiabudi. 2007. Anatomi Fisiologi Manusia, Jakarta: Graha Ilmu (hlm. 100106)
2. Rukiyah, A. Y, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta:CV.
Trans Info Media. (hlm. 39)
3. Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi (hlm.60-68)
4. Arthur C. Guyton dan John E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,
Edisi 11. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. (hlm. 1080-1082, 10841087)
5. Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan, Edisi Kedua. Jakarta: PT. BINA PUSTAKA
SARWONO PRAWIROHARDJO
6. Arief Mansjoer, et al. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. (hlm. 85)
http://www.journal.com