Вы находитесь на странице: 1из 17

LAPORAN KEGIATAN TAHUN 2015

UNIT IGD

RUMAH SAKIT ISLAM GARAM KALIANGET


KALIANGET
2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rumah sakit merupakan pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialistik.
Dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat kuratif
dan rehabilitatif pasien (Depkes, RI. 1989). Menurut keputusan Menteri Kesehatan No.
983/Menkes/SK/XI/1992, rumah sakit adalah yang memberikan pelayanan kesehatan yang
bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik di dasarkan pada kemampuan pelayanan kesehatan
yang disediakan yaitu rumah sakit tipe A, tipe B, tipe C, tipe D dan tipe E. (Yaslis Ilyas, 1999).
Menurut J. Guwandi (1991) rumah sakit adalah suatu usaha yang menyediakan
pemondokan yang memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan jangka panjang yang
terdiri atas tindakan observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang
menderita sakit, terluka dan untuk mereka yang mau melahirkan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN LAPORAN


1.2.1 MAKSUD
Maksud penyusunan laporan ini adalah dalam rangka mendukung system akuntabilitas
administrasi negara, agar mampu mendorong kelancaran dan keterpaduan, pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi sehingga lebih profesional, efektif dan efisien dalam penyampaian hasil yang
dicapai oleh unit instalasi gawat darurat Rumah Sakit Islam Garam Kalianget.
1.2.2 TUJUAN
1.2.2.1 Tujuan Umum
Laporan tahunan bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang
kegiatan kerja yang sudah dilaksanakan oleh unit instalasi gawat darurat Rumah Sakit Islam
Garam Kalianget pada tahun berjalan 2015, sehingga dengan adanya laporan tertulis dapat
memberikan gambaran sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan yang sudah berjalan.

1.2.2.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui evaluasi, realisasi kegiatan dan kinerja di unit instalasi gawat darurat
Rumah Sakit Islam Garam Kalianget
b. Untuk melakukan monitoring terhadap kegiatan rumah sakit
c. Sebagai bahan perencanaan tahun yang akan datang

BAB 2
3

ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN

1. FAKTOR INTERNAL
A. STRENGTH (Kekuatan)
1. SDM
a. Kompetensi sesuai standar
b. Adanya kerjasama antar individu di unit
c. Tingkat kedisiplinan petugas

B. WEAKNESS (Kelemahan)
1. SDM
a. Kemampuan kerja tidak merata
b. Penilaian kinerja belum merata
c. Jumlah tenaga masih kurang (dokter dan
perawat
d. Belum lengkapnya dokter spesialis yang
ada dan tidak adanya dokter spesialis
pengganti

2. SARANA / PRASARANA
a. Peralatan yang ada sudah cukup memadai
b. Tersedianya berbagai jenis pelayanan
medis dan penunjang medis

2. SARANA / PRASARANA
a. Belum lengkapnya peralatan medis dan
b.
c.
d.
e.
f.

obat-obat emergency di IGD


Belum adanya VK IGD
Ruang triage kurang memadai
Belum adanya tempat cuci alat
Lokasi rumah sakit kurang strategis
Belum adanya ruang jaga dokter

3. PELAYANAN
3. PELAYANAN
a. Respon time < 2 menit
b. Layanan petugas jaga (cepat, tepat)
c. Kerjasama antar unit

a. Belum bisa melayani pasien anak untuk


pasien BPJS
b. Belum bisa melayani kasus spesialistik
karena tidak adanya dokter pengganti

d. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap


rumah sakit semakin meningkat
4. MANAGEMEN
a. Struktur dan tanggung jawab diunit

4. MANAGEMEN
a. Belum adanya jadwal rutin untuk
pertemuan rapat mingguan atau bulanan
b. Belum ada sistem pelaporan harian,

b. Hubungan antar karyawan tiap unit


4

c. Adanya kebijakan dari pimpinan

bulanan dan tahunan

1.2 FAKTOR EKSTERNAL


A. OPPORTUNITY (Peluang)
1. SDM
a. Kerjasama dengan institusi pendidikan

B. TREAT (Ancaman)
1. SDM
a. Belum adanya sarana untuk peningkatan
skill petugas (pelatihan, seminar,
meneruskan studi)

2. SARANA / PRASARANA
a. Mayoritas penduduk beragama islam

2. SARANA / PRASARANA
a. Puskesmas, klinik swasta dan

b. Kenyamanan pasien meningkat

laboratorium yang melayani pasien rawat

c. Kebersihan di lingkungan RSIGK cukup

inap / rawat jalan

menarik perhatian pengunjung

b. Adanya klinik swasta yang mempunyai


kelengkapan alat-alat kesehatan

3. PELAYANAN
a. Kerjasama dengan dokter mitra baik
umum maupun spesialis

3. PELAYANAN
a. Munculnya competitor baru
b. Persaingan tarif

b. RSIGK mulai dikenal masyarakat


c. Mulai mendapat kepercayaan masyarakat
4. MANAGEMEN
a. Kerjasama dengan instansi pendidikan
5. KEUANGAN

4. MANAGEMEN
a. Otonomi daerah
5. KEUANGAN
a. Kondisi perekonomian masyarakat yang
belum stabil

1.3 KELEMBAGAAN
Setiap rumah sakit pastilah memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, tapi pada
dasarnya setiap rumah sakit mempunyai fungsi yang sama yaitu Melaksanakan pelayanan
5

penyuluhan kesehatan. Berikut adalah beberapa fungsi secara umum dari tiap rumah sakit:
* Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,
* Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan,
* Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman,
* Melaksanakan pelayanan medis khusus,
* Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan,
* Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi,
* Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial,
* Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,
* Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi),
* Melaksanakan pelayanan rawat inap,
* Melaksanakan pelayanan administratif,
* Melaksanakan pendidikan para medis,
* Membantu pendidikan tenaga medis umum,
* Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,
* Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,
* Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi
Seorang manajer di dalam kegiatan penunjang medik di rumah sakit punya dua fungsi,
yaitu: fungsi klinik dan fungsi manajerial. Fungsi seorang manajer penunjang medik di bidang
klinik utamanya adalah menjamin mutu pelayanan yang baik. Produk pelayanan penunjang
medik harus dapat memuaskan pasien dan memuaskan dokter yang meminta tindakan itu
dilakukan pada pasiennya. Kunci keberhasilan pelayanan dengan kualitas teknis yang baik
adalah dengan melakukannya secara baik, secara terus-menerus dalam berbagai keadaan dan
sedapat mungkin mencapai hasil seperti yang diharapkan. Sedangkan sebagai fungsi klinik
adalah harus bisa melakukan semua pelayanan yang berhubungan dengan pelayanan medis
fungsional (Griffith, 2006).
Bidang Pelayanan, terdiri dari :
1. Sub bidang Pelayanan Medik;
2. Sub bidang Penunjang Medik
Bidang penunjang medik membawahi tiga buah seksi yaitu:
1. Seksi ketenagaan dan pengendalian mutu penunjang medik
6

2. Seksi pengembangan fasilitas penunjang medik


3. Seksi pemeliharaan fasilitas penunjang medik
Unit penunjang medis RSIGK terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.

Unit Farmasi
Unit Radiologi
Unit laboratorium
Unit gizi
Unit fisioterapi

1.4 SUMBER DAYA


Nama /
Jabatan

Unit Farmasi

Unit

UNIT PENUNJANG MEDIS


Unit
Unit Gizi

Radiologi
Kepala Unit
Dokter
Spesialis
KUPP
Administrasi
Apoteker
Tenaga

Sp. Rad

SMF (1

(1 orang)
-

Laboratorium
S1 Kedokteran (1 orang)
-

Fisioterapi
Sp. RM

1 orang (D3)

S1 Gizi

(1 orang)
D3 (1 orang)

orang)
S1 Farmasi

(1 orang)
-

(1 orang)
D3 (1 orang)

SMA

D3 (4 orang)

SD (1 orang)

SMF (5

(1 orang)

orang)

Unit

SMP (2
orang)
SMK / SMA
(2 orang)
D3 Kesling (1
orang)

BAB 2. TUJUAN DAN SASARAN KERJA


7

2.1 TUJUAN
Seorang manajer di dalam kegiatan penunjang medik di rumah sakit punya dua fungsi,
yaitu: fungsi klinik dan fungsi manajerial. Fungsi seorang manajer penunjang medik di bidang
klinik utamanya adalah menjamin mutu pelayanan yang baik. Produk pelayanan penunjang
medik harus dapat memuaskan pasien dan memuaskan dokter yang meminta tindakan itu
dilakukan pada pasiennya. Kunci keberhasilan pelayanan dengan kualitas teknis yang baik
adalah dengan melakukannya secara baik, secara terus-menerus dalam berbagai keadaan dan
sedapat mungkin mencapai hasil seperti yang diharapkan. Sedangkan sebagai fungsi klinik
adalah harus bisa melakukan semua pelayanan yang berhubungan dengan pelayanan medis
fungsional (Griffith, 2006).
Sub Bidang Penunjang Medik mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas penunjang medik
Dalam menyelenggarakan tugas Sub Bidang Penunjang Medik berfungsi :
1. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penunjang medik;
2. Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap standar penunjang medik;
3. Pengkoordinasian kegiatan penjagaan mutu penunjang medik;
4. Pengkoordinasian kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga penunjang
medik baik melalui pendidikan dan pelatihan maupun diskusi yang diselenggarakan di
dalam/luar Rumah sakit;
5. Pengkoordinasian pemeliharaan perawatan kalibrasi peralatan medik dan penunjang
medik;
6. Pengkoordinasian pemantauan mobilisasi dan distribusi peralatan penunjang medik;
7. Pelaksanaan program dan kegiatan Pengendalian Instalasi;
8. Penyusunan kebutuhan sarana, prasarana dan logistik penunjang medik dan pengadaanya,
pengumpulan dan pengolahan data peralatan penunjang medik sebagai bahan rencana
pengadaan peralatan penunjang medik serta penyusunan laporan;
9. Penganalisaan kebutuhan tenaga penunjang medik berdasarkan perkembangan pelayanan,
sebagai masukan dalam perencanaan kebutuhan pegawai;
10. Pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan penunjang medik;

11. Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap pendayagunaan sarana / peralatan


penunjang medik;
12. Pelaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
13. Pelaksanaan koordinasi penunjang medik dengan sub unit kerja lain di lingkungan
Rumah Sakit;
14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.
2.2 SASARAN STRATEGIS PENUNJANG MEDIS
Sasaran strategis penunjang medis antara lain:
1. Terwujudnya pelayanan penunjang medis yang bermutu
2. Terwujudnya keselamatan dan kepuasan pasien dan loyalitas pelanggan
3. Meningkatnya dan mengembangkan fasilitas penunjang medis
4. Meningkatkan utilisasi dan terlaksananya efisiensi di segala bidang
5. Terjalinnya kerjasama dengan dokter puskesmas / dokter praktek dan dinas kesehatan
6. Akreditasi

2.3 DASAR HUKUM


Peraturan yang menjadi dasar adanya pelayanan penunjang medik adalah SK menteri
Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang pedoman organisasi rumah sakit umum,
maka rumah sakit umum harus menjalankan beberapa fungsi, satu diantaranya adalah fungsi
menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan non medik.
Peraturan terbaru yang mendasari tentang penunjang medik diatur dalam peraturan
menteri kesehatan RI No. 340/MENKES/PER/III/2010. Menurut peraturan tersebut, penunjang
medik adalah suatu peralatan yang dimiliki Rumah Sakit dimana harus memenuhi standar sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.4 SARANA DAN PRASARANA
A. GEDUNG, HALAMAN DAN JALAN
NO.
1.
2.
3.

NAMA GEDUNG
Farmasi
Radiologi
Farmasi

LUAS (m2)

Keterangan
1 lantai
1 lantai
1 lantai
9

4.
5.

Gizi
Fisioterapi

1 lantai
1 lantai

1. UNIT FARMASI
Ruang Farmasi:
1. Cawan + mortir obat
2. Timbangan gram dan milligram
3. Refrigator Medical Grade
4. Meja percikan obat (Work Table for Medicine)
Ruang farmasi setidaknya terdiri dari ruangan penyimpanan berbagai jenis sediaan
farmasi yang diperlukan, dan ruangan administrasi sekaligus berfungsi sebagai tempat
penerimaan, pendistribusian dan pemberian informasi obat.
Persyaratan teknis bangunan: Harus disediakan tempat penyimpanan untuk obat-obatan khusus
seperti ruang untuk obat yang termolabil, narkotika dan obat psikotropika.
2. UNIT RADIOLOGI
Pelayanan radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnostik dengan
menggunakan radio pengion, meliputi: pelayanan X-ray, USG (ultrasonografi). Pelayanan
radiologi wajib menjamin keamanan bagi pasien dan petugas di radiologi serta lingkungannya
dengan melaksanakan kegiatan dengan cara pemeriksaan periodic terhadap peralatan radiologi
dan pemeriksaan tingkat paparan pada petugas. Peralatan proteksi radiasi yang harus tersedia
adalah apron setara dengan 0,25 mm timbale, shelding berlapis 2,5 mm timbal, sarung tangan
berlapis dan kacamata timbal (Dirjen Yanmed, 2008).
Semua kamar pemeriksaan radiologi dibuat sedemikian rupa sehingga paparan radiasi di
tempat yang di huni masyarakat tidak lebih dari 0,25mSv/jam apabila pesawat radiologi sedang
dioperasikan. Peralatan radiologi dipastikan mempunyai paparan bocor tidak lebih dari
100mR/jam pada jarak 1m dari fokus untuk segala arah. Kelengkapan ruangan, harus ada Lead
Apron dan accesoris lainnya, harus menyerahkan pengajuan film badge ke balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan (BPFK) departemen Kesehatan / BATAN (Dirjen Yanmed, 2008).
Ruang Radiologi, terdiri dari:
1. Mobile X-Ray unit 100mA
2. Vertical Bucky Stand
3. Peralatan protektif radiasi terdiri dari:
a. Lead apron, tebal 0,25-0,5 mm Pb
b. Sarung tangan, 0,25-0,5 mm Pb
c. Kacamata Pb 1 mm Pb
d. Pelindung tiroid Pb 1 mm Pb
e. Pelindung gonad Pb 0,25-0,5 mm Pb
10

f. Tabir mobile minimal 200 Mm (t)x 100 cm


4. Perlengkapan proteksi radiasi terdiri dari:
a. Survei meter
b. Digital Pocket Dosimeter
c. Film badge / TLD
5. Film viewer (doule film)
6. Cassette X-ray (Stand)
7. Film X-ray semua ukuran:
a. 18 x 24 cm
b. 24 x 30 cm
c. 30 x 40 cm
d. 35 x 35 cm
8. X-Ray Automatic Processing Film
9. Film marker
10. Film dryer
11. X-Ray protection screen with lead glass (untuk operator)
3. UNIT LABORATORIUM
Ruang laboratorium, terdiri dari:
1. Mikroskop Binokuler
2. Waterbath
3. Sentrifus hematokrit
4. Mikrosentrifus
5. Fotometer / Spektrofotometer
6. Peralatan Laju Endah Darah (LED)
7. Hematologi Analyzer (Three Parts differential)
8. Urine analyzer
9. Reagensia
10. Rapid Test: Gula Darah, kolesterol
11. Set pemeriksaan feses
12. Mikropipet
13. Perlengkapan dan pengambilan sample set
14. Peralatan gelas
15. Medical Refrigator
16. Rak tabung reaksi
17. Rak untuk pewarnaan
18. Sink laboratorium
4. UNIT GIZI
Ruang Gizi / Pantry
Persyaratan teknis bangunan:
1. Persyaratan lantai tidak licin dan mudah dibersihkan
2. Pertukaran udara dalam ruangan harus baik.
Jenis Peralatan yang harus ada:
1. Kitchen set
11

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kulkas
Kompor gas
Tabung gas
Timbangan
Perlengkapan masak set
Perlengkapan makan set
Pantry Trolley
Food model

5. UNIT FISIOTERAPI

2.4 INDIKATOR
TAHUN

2014
2015
BULAN
(TAHUN
2015)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

UNIT
FARMASI
33.687
48.813

UNIT
FARMASI
5.403
5.605
4.868
4.478
4.481
4.309
3.290
3.970
3.950
4.067
4.392

UNIT PENUNJANG MEDIS


UNIT
UNIT
UNIT
RADIOLOGI LABORATORIUM GIZI
7.655
2.000
12.790
1.313

UNIT
FISIOTERAPI
98
80

UNIT PENUNJANG MEDIS


UNIT
UNIT
RADIOLOGI LABORATORIUM
224
1.760
157
2.233
200
1.761
159
1.238
146
1.146
160
947
142
861
229
1.050
156
878
202
1.104
225
1.210
1.205

UNIT
FISIOTERAPI
1
11
7
17
16
28
-

UNIT
GIZI
257
247
218
134
114
114
35
87
107

12

BAB 3. STRATEGI PELAKSANAAN TAHUN 2015


Adapun strategi pelaksanaan tahun 2015:
1. Meningkatkan pelayanan di bidang jangmed
a.
b.
c.
d.

Kecepatan pelayanan terhadap pasien


Adanya visi dan misi, job description yang jelas serta prosedur tetap
Pegawai dengan loyalitas yang tinggi
Koordinasi yang baik antara unit jangmed dengan unit yang lain

2. Adanya SOP / SPM unit jangmed

13

BAB 4. HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN STRATEGI


Adapun hambatan dalam pelaksanaan strategi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Belum adanya SOP / SPM unit jangmed


Belum adanya koordinasi yang baik antara unit satu dengan unit yang lain
Luas ruangan, sarana dan prasarana serta fasilitas kurang memadai
Belum teralisasinya formularium
Belum adanya kebijakan tertulis untuk setiap kegiatan pelayanan
Promosi RS dan unit jangmed masih belum maksimal
Belum adanya SIMRS (Sistem Informasi Manajemen RS) yang terintegrasi

14

BAB 5. UPAYA UNTUK PERBAIKAN


Upaya untuk perbaikan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Membuat SOP / SPM untuk tiap unit jangmed


Koordinasi yang baik antara tiap unit
Memperbaiki sarana dan prasarana yang ada
Adanya kebijakan tertulis untuk setiap kegiatan pelayanan
Promosi RS dan unit jangmed lebih dimaksimalkan
Adanya SIMRS (Sistem Informasi Manajemen RS) yang terintegrasi

15

BAB 6. TINDAK LANJUT

16

BAB 7. HASIL KERJA


Adapun hasil kerja unit jangmed adalah sebagai berikut:
1. UNIT LABORATORIUM
3500
3000
2500
2000
1500
1000

2015
2014

500
0

Dari grafik diatas, didapatkan kesimpulan bahwa tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah
kunjungan pasien dibandingkan tahun 2014. Jumlah kunjungan terbanyak tahun 2015 adalah
pada bulan februari.

17

Вам также может понравиться