Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kekerapan insidensi
84%
79%
34%
17%
7%
5%
5%
<1%
<1%
<1%
16
3.2).
Tungkai
dapat
menjadi
acrocyanotic,
17
18
juga
19
20
permission.
http://www.dermnetnz.org/c
ommon/image.php?path=/systemic/img/s/glucagon1.jpg
3.1.2. Marker Imunohistokimia
Marker imunohistokimia yang digunakan untuk diagnosia NET
adalah chromogranin A, sinaptosin, sitokeratin dan Ki-67 (MIB-1) serta
laju mitosis sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab 2.15
3.1.3. Marker hormonal (darah)
21
Marker lain
Marker
5-HIAA(urin 24 jam)
Kromogonin A
Kromogonin A
Gastrinoma (gastrin)
Insulinoma (proinsulin, rasio
insulin/glukosa, C-peptide)
VIPoma (VIP)
Glucagonoma (glukagon, CBC, gula
darah)
Tumor pankreas lain(somatostatin,
polipeptida pankreas, kalsitoni, peptida
terkait PTH)
CgA
Neurokinin A (NKA)
Pancreastatin
Substance P
Octreotide
Lanreotide
22
Sindrom
Karsinoid
Tipe tumor
Karsinoid
Lokasi
Midgut/foregut
Adrenal medulla
gastrik
Diare
Karsinoid,
WDHHA, ZES,
PP, MCT
Diare/
steatorhea
Sebagaimana
yang diatas,
pankreas,sel
mast,tiroid
Pankreas,
duodenum
wheezing
Somatostatin
Perdarahan
saluran cerna
Karsinoid
Karsinoid,
VIPoma,
gastrima,
Ppoma, MCT
Somatostatin,
neurofibromat
osis
Karsinoid
Ulkus/dispepsia
ZES
gastrinoma
hipoglisemia
Trias triad
Dermatitis
Sweet syndrome
Pellagra
Sweet syndrome
Glukagonoma
Somatostatin
Insulinoma,sar
koma,
hepatoma
Glukagonoma
karsinoid
Glukagonoma
Glukagonoma
somatostatino
ma
somatostatino
Demensia
Diabetes
DVT,
Somatostatin
Hormon
Serotonin, NKS,
TCT, PP, GCRP,
VIP
SP
Sebagamana yang
diatas, VIP,
gastrin,PP,
kalsitonin
somatostatin
Gaster/pankreas/
paru
Pankreas/duode
num
Pankreas,
retroperitoneal
Liver
Pankreas
midgut
Pankreas
Pankreas
Pankreas
SP,CGRP,
serotonin
gastrin
Pankreas
somatostatin
Insulin,IGF1,IGF-11
Glukagon
serotonin
Glukagon
Glukagon
somatostatin
23
steatorhoe,kolelitia
sis
Neurofibromatosis
Tidak ada gejala,
adanya metastase
liver
Akromegali
ma
PPoma
Duodenum
Pankreas
Akromegali
Gigantisme
Cushing
Pigmentasi
Hiperkalsemia
NET
Pankreas
PP
GHRH
Cushing
NET
pankreas
CRH,ACTH
Pigmentasi
NET
Pankreas
MSH
Anoreksia, nausea,
NET
Pankreas
PTHrp
vomitus, nyeri
abdomen
CRH mengindikasikan cortikotropin-releasing hormones, MSH,melanocyte-stimulating
hormones, WDHHA, watery diare, hipokalemia, hiperclorhidria dan asidosis
Berikut
akan
diuraikan
secara
detail
mengenai
NET
24
25
Tumor Primer
Tumor primer tidak bisa dinilai
Tidak ada tumor primer
Tumor menginvasi lamina propia atau submukosa dan
tidak lebih dari 2 cm
Tumor ukuran kurang dari 1 cm
Tumor ukuran 1-2 cm
Tumor menginvasi muskularis propia atau lebih besar dari
2 cm
Tumor menginvasi subserosa atau peritonealized pericolic
atau jaringan perirectal
26
T4
Nx
N0
N1
M0
M1
27
28
dengan jenis tumor tipe III sporadis memiliki prognosis buruk, dengan
tingkat kelangsungan hidup 5 tahun secara keseluruhan biasanya di
bawah 50%. 39
3.4. NET Duodenum
NET duodenum merupakan NET yang langka dengan kejadian <2%
dari semua jaring gastrointestinal. Ada lima jenis tipe utama dari NET yang
telah diidentifikasi di duodenum, tumor yang memproduksi gastrin paling
sering ditemukan.51 Distribusi dan lokasi NET duodenal disajikan pada
gambar 3.7 di bawah ini:
Tumor yang memproduksi gastrin (60%)
Diseluruh usus
1/3 tumor fungsional
Bulbus duodenum
2/3 tumor non fungsional
Ganglionik paraganglioma
Regio Ampula
Ampula vatery
29
30
31
ENET
Stadium
Stadium
0
IA
IB
IIA
IIB
III
IV
Tis
T1
T2
T3
T1,T2,T3
T4
Semua T
N0
N0
N0
N0
N1
Semua N
Semua N
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1
I
IIA
IIB
IIIA
IIIB
IV
T1
T2
T3
T4
Semua T
Semua T
N0
N0
N0
N1
Semua N
M0
M0
M0
M0
M0
M1
Grade
Jumlah Mitosis a
Indeks Ki-67
G1
G2
G3
<2
2-10
>20
2
3-20
>20
32
Pankreas
Usus halus
(karsinoid)
Bisa direseksi
Fungsional:
gejala endokrin
rekuren
Bisa direseksi
R0 baru/R1
Non Fungsional:
gejala endokrin
Interferon
Ki-67: <10%
gejala endokrin
Sitoreduksi
Pembedahan
Streptosocin
5FU/Doxorubicin
(Ki-67:5-20%)
Everolimus
(Ki-67: 10-20%)
G2
Sitoreduksi
Pembedahan
Carboplatin+
Etoposide
(Ki-67 : >20%)
G1/G2
Terapi simptomatik
PPI: gastrinoma
Everolimus
SS analog: semua EPT fungsional
177Lu-DOTATE
90Y DOTATOC (Ki-67<30%)
Everolimus
Sunitinib
Ki-67: 2-20%
G1/G2
Temozolomide
(Ki-67>10%)
G2/G3
Carboplatin+
Etoposide
(Ki-67 : >10%)
G3
G1/G2
Somatostatin analog
G3
G1/G2
177Lu-DOTATE
90Y DOTATOC (Ki-67<30%)
33
Usus kecil sekitar 28% dari semua NET.51 Tumor ini sering multisenter
(sekitar 28%) dan terjadi terutama di ileum distal. Karena NET usus
kecil umumnya terkait dengan sindroma karsinoid, dan sering
dilaporkan secara klinis, namun NET midgut juga dilaporkan tidak
pernah menimbulkan gejala klinis tetapi ditemukan pada otopsi.41,58
34
paling
sering
mengeluh
nyeri
perut
yang
35
3.6.4. Diagnosis
Diagnosis biokimia tumor karsinoid midgut didasarkan
adanya ekskresi 5-HIAA pada urin 24 jam dengan kadar tinggi.
Marker lain adalah dengan didapatkan kadar serotonin trombosit
yang tinggi.60 Meningkatnya kadar chromogranin A plasma
merupakan cara lain untuk mendiagnosa midgut NET, namun
sensitivitasnya relatif rendah (sekitar 60%). 37,59
CT scan sangat membantu dalam menentukan tumor
primer di sekitar 55% kasus. Adanya massa mesenterika dengan
densitas beradiasi menunukkan adanya keterlibatan mesenterika pada
karcinoid midgut.58 CT scan pada tumor yang lebih besar sering
membantu menentukan ukuran tumor mesenterika terutama jika ada
invasi ke arteri mesenterika superior, dan kemungkinan meluas ke
retroperitoneal atau di atas pankreas. Untuk pasien dengan gejala
obstruksi usus, direkomendasikan CT scan dengan kontras.8
Angiografi arteri mesenterika selektif dan tidak diterapkan
secara rutin karena kerusakan usus NET midgut biasanya melibatkan
vena perifer yang sering tidak bisa terlihat dengan angiografi.
Skintigrafi reseptor somatostatin memiliki akurasi 83% dan nilai
prediksi positif 100%. Karena kepekaan dan kemampuan yang tinggi
untuk mendeteksi metastasis lokal dan jauh, pemeriksaan ini
merupakan prosedur pencitraan yang penting.62
Scanning tomografi emisi positron direkomendasikan
untuk pasien yang NET gagal untuk diidentifikasi dengan scanning
somatostatin. Studi awal membandingkan skintigrafi reseptor
somatostatin dan tomografi emisi positron tampaknya menunjukkan
sensitivitas yang lebih tinggi.62
36
3.6.5. Sistem Staging sesuai dengan sistem staging pad tabel 3.6
3.6.6.Terapi
Tujuan pembedahan adalah untuk reseksi tumor primer
secara luas, termasuk reseksi mesenterium radikal dan kelenjar getah
bening regional.51 Prosedur bedah tergantung pada tingkat ekstensi
tumor pada mesenterika yaitu disepanjang pembuluh mesenterika
utama. Tahap I terdiri dari tumor yang terletak dekat dengan usus,
tahap II tumor yang melibatkan cabang arteri dekat arteri
mesenterika, tahap III tumor membentang sepanjang batang arteri
mesenterika superior, dan tahap IV tumor yang meluas ke
retroperitoneal atau melibatkan arteri jejunum proksimal di sisi kiri
arteri mesenterika superior.59
Pada tumor tahap I bisa diambil secara konvensional
dengan mengambil jaringan tumor pada mesenterika dan reseksi usus
kecil, sedangkan tumor stadium II biasanya membutuhkan kolektomi
sisi kanan. Pembedahan tumor tahap III biasanya membahayakan
sirkulasi ke seluruh usus kecil. Namun, pembedahan pada pembuluh
mesenterika tetap dianjurkan. Sebagian besar metastase ini berasal
dari lesi terminal ileum dan karena itu cenderung ditemukan di
bagian kanan arteri mesenterika.58 Tumor stadium IV umumnya
dengan menyisakan minimal 1,5 sampai 2 m usus halus.59
Risiko terjadinya sindrom short bowel akan mempersulit
pengelolaan karena pasien sudah mengalami sindroma karsinoid.51
Sekitar 80% pasien mengalami kambuh setelah 20 tahun.
Diagnosis dini kekambuhan berdasarkan serum chromogranin A atau
pengukuran urin 5-HIAA.58 Operasi ulang kadang diperlukan pada
37
pasien dengan tumor tahap lanjut karena keluhan nyeri perut kronis
akibat obstruksi usus atau iskemia usus segmental.58
Berikut disajikan alur diagnosis dan terapi sesuai dengan
pedoman NCCN (Bagan 3.4):
Bagan
3.4.
Alur
Diagnosis
dan
tatalaksana
NET
jejunum/ileum/kolon
Dikutip dari Dikutip dari: Principles of pathology for diagnosis and
reporting of neuroendocrine tumors. JNCCN, Journal of the National
Comprehensive Cancer Network : 10(6);2012 : 742
3.6.Prognosis
Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pada pasien dengan NET
tersebut adalah sekitar 55%. Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pasien
dengan metastase hepar sekitar 30% .51
38
Insiden NET
Tabel 3.6. Sistem staging TNM NET pada Apendiks berdasarkan pedoman
klasifikasi WHO 201013
39
TX
T0
T1
T1a
T1b
T2
Tumor Primer
Tumor primer tidak bisa dinilai
Tidak ada tumor primer
Tumor tidak lebih dari 2 cm pada dimensi terbesarnya
Tumor ukuran kurang dari 1 cm
Tumor ukuran 1-2 cm
Tumor ukuran lebih dari 2 cm namun kurang dari 4 cm dan
T3
T4
menginvasi coecum
Tumor ukuran lebih dari 4 cm dan menginvasi ileum
Tumor memperforasi peritoneum atau menginvasi jaringan
Nx
N0
N1
M0
M1
40
41
Tipe I
80
Tipe II
80
Tipe III
Duodenum
Pankreas
Usus halus
Apendiks
Kolon
Rektum
40
55
20
55
85
40
75
Tabel 3.9. Sistem staging TNM NET pada Kolon dan Rektum
berdasarkan pedoman klasifikasi WHO 2010
TX
T0
Tumor Primera
Tumor primer tidak bisa dinilai
Tidak ada tumor primer
42
T1
T1a
T1b
T2
T3
lebih dari 2 cm
Tumor ukuran kurang dari 1 cmb
Tumor ukuran 1-2 cm
Tumor menginvasi muskularis propia atau lebih besar dari 2 cm
Tumor menginvasi subserosa atau non-peritoneal perikolik atau
T4
Nx
N0
N1
M0
M1
jaringan perirectal
Tumor memperforasi peritoneum atau menginvasi organ lain
Limfonodi Regional (N)
Limfonodi regional tidak bisa dinilai
Tidak ada metastasis limfonodi regional
Metastase limfonodi regional
Metastase jauh (M)
Tidak ada metastasis jauh
Ada metastasis jauh
43
51
memungkinkan di palpasi. 58
Sekitar 14% dari pasien dengan karsinoid rektum berkembang
menjadi metastasis. Eksisi lokal atau reseksi dianjurkan untuk tumor
berukuran <1 cm karena tumor ini beresiko rendah kambuhan atau
metastasis (<2%). Untuk tumor antara 1 dan 2 cm (10% kasus) tanpa bukti
metastasis kelenjar getah bening, eksisi luas dianjurkan apalagi sudah
menginvasi otot. 58
Pada kasus yang meragukan, tumor intermediet harus dianggap
sebagai tumor berukuran> 2 cm. Pasien dengan tumor 2 cm (10% kasus)
atau dengan invasi otot atau metastasis kelenjar getah bening dilakukan
reseksi anterior rendah dengan eksisi total mesorektal atau reseksi
abdominoperineal. Prognosis keseluruhan pasien dengan karsinoid rektum
adalah 72% pada 5 tahun.51,58 Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk
pasien dengan metastasis jauh adalah <10%.57
Berikut adalah tatalaksana NET rektum berdasarkan NCCN 2012
(bagan 3.5):
44
45
46
67
47
apakah
hepar
masih
eksperimental
(pendekatan
41,67
48
Golongan
Obat yang
dikembangkan
49
Inhibisi reseptor
Ocreotide
somatostatin
Lanreotide
Inhibisi
pasireotide
Bevacizumab
angiogenesis
antibodi
Reseptor tyrosine kinase
Sunitinib
inhibitors
Soarafenib
Pazopanib
Imatinib
Inhibisi sinyal
Jenis lain
Inhibisi jalur PIK-
Vatlinib
Thalidomide
Everolimus
transduksi
3/Akt/mTOR
Tamsirolimus
Cixitumumab
Delotuzumab
Gefitinib
Target
Terapi pendamping
Bevacizuma
b
VEGF
Peg IFN-
Ocreotide
2-Methoxy-estradiol
FOLFOX
Oxaliplatin,
capecitabine
Tomozolomide
Fase
Penelitian
Fase II
Fase III
Fase I/II
Fase 1/II
Fase II
Fase II
50
Panzopanib
Motesanib
Bortezomid
Pan-VEGFR, PDDGF-R,
cKIT
VEGFR, PDDGF-R, cKIT
Proteosome inhibitor
Fase II
Ocreotide
Fase II
Fase II,
lengkap
Target
Sorafenib +
Bevacizumab
Sorafenib+ metronomic
cyclophosphamide
Sorafenib+RAD001
RAD001(RAMSETE)
RAD001+pasriotide
RAD001+bevacizumab
RAD001+temozolomid
RAD001+ocreotide
LAR
AMG-479
Berbagai
Fase
Penelitian
Fase II
Fase II
Fase I
Fase II
Fase I
mTOR, VEGF
mTOR,cytotox
IGFR1-R
Fase II
Fase I/II
Fase II
IGFR1-R
Fase II
agen
terapi
target
telah
Target NET
SI-NEN
(karsinoid),PNEN
GEP NEN
SI-NEN
(karsinoid),PNEN
NF NEN
SI-NEN
(karsinoid),PNEN
Low grade NEC
PNEN
SI-NEN(karsinoid),
sel islet
dieksplorasi
termasuk
51
Pada uji coba fase II, tingkat respons obyektif yang dicapai dengan
monoterapi adalah 10% dan 25% dengan kombinasi obat. Di antara inhibitor
angiogenesis, bevacizumab adalah satu-satunya agen yang saat ini sedang
dievaluasi, sementara itu, sorafenib dan everolimus sedang diselidiki dengan
berbagai obat kombinasi. Sunitinib dan everolimus (RADIANT-3) telah
dievaluasi pada fase III plasebo-terkontrol pada NET pankreas yang progresif,
sementara everolimus dikombinasi dengan octreotide LAR juga telah dinilai
pada NET terkait dengan sindrom karsinoid (RADIANT-2). Penelitian yang
lebih besar, prospektif dengan skala internasional dan menggunakan
progression free dan survival (PFS) sebagai outcome primer dengan tingkat
remisi rendah telah dalam tahap uji klinis fase II. Penelitian PNET progresive
nonresectable menunjukkan outcome lebih baik terapi Sunitinib (37,5 mg /
hari) pada pasien (NZ171). 69
Meskipun everolimus dan sunitinib telah memperluas
spektrum agen yang tersedia dalam terapi GEP-NET, untuk bisa
digunakan
sebagai
pertimbangan
khusus.
terapi
masa
Dengan
depan
demikian,
memerlukan
dalam
kasus
69-70
Everolimus
52
Inhibitor
mTOR
bisa
mengembangkan
mekanisme
Pertimbangan
ditimbulkan
oleh
agen
lebih
lanjut
mTOR
adalah
terkait
risiko
dengan
yang
kondisi