Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendidikan Islam? Maaf, ini agak-agak norak. Madrasah plus adalah istilah yang nge-tren.
Plus di situ artinya ilmu-ilmu umum alias non-agama. Dan apalagi maksudya kalau bukan
bahasa Inggris, komputer, fisika. Dulu, orangtua mengirim anak-anaknya ke madrasah adalah
untuk belajar agama. Sekarang tidak lagi. Madrasah sudah tak punya identitas. Yang tinggal
sekedar nama madrasah saja. Isinya sama dan sebangun dengan SMU. Pembeda lainnya
adalah bahwa mereka di bawah Kementrian Agama.
Mereka pun sama gandrung kata internasional.
Pesantren adalah sistem pendidikan sekaligus nama unik dan menarik bagi para peminat
pendidikan luar negeri. Tapi sekarang pesantren di ujung kampung pun tidak menyebut
dirinya pesantren, melainkan Islamic Boarding School. Dan panggilah pengajar bahasa
Inggris bule dari Jalan Sabang dua bulan sekali, maka ditambahlah kata international di
plang pesantrennya: International Islamic Boarding School.
Kenapa madrasah tak bertahan dengan kekhasannya memberikan pelajaran-pelajaran agama
saja? Sembari para gurunya dan tokoh pendidiknya berusaha membuat pelajaran agama jadi
menarik? Toh masyarakat kita tak pernah kehilangan minat belajar agama? Lihatlah
pengajian ESQ-nya Ary Ginanjar, dan mubaligh-mubalighah lain. Lepaskan dulu
penghakiman sesat atau nyeleweng, tapi jelas orang-orang berminat belajar agama dengan
pendekatan baru yang menarik.
Madrasah dan pesantren lebih memilih baju orang lain ketimbang bertahan dengan
identitasnya sendiri. Saya tidak anti Barat dan tren. Tapi seperti banyak orang lain, saya lebih
menghormati orang atau lembaga yang berkarakter dan beridentitas, daripada yang ingin
menjadi yang lain.
Alhamdulillah, saya tak pernah seujung rambutpun merasa ada yang kurang sebagai lepasan
pesantren, madrasah dan lulusan sekolah dalam negeri.