Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sebuah padatan dengan mata telanjang tampak sebagai benda tegar
yang kontinu. Akan tetapi hasil eksperimen telah menunjukkan bahwa
semua padatan disusun oleh satuan dasar dari atom-ataom yang brsifat
diskrit. Atom-atom tersebut tidak terdistribusi secara random tetapi
tersusun dalam susunan yang sangat teratur relatif terhadap atom-atom
yang lain. Susunan dari kelompok atom-atom yang memeliki keteraturan
sangat tinggi tersebut disebut kristal. Terdapat beberapa jenis struktur
kristal
bergantung
pada
geometri
dari
susunan
atom-atomnya.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
1.3.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
Page 1
1.4.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.5.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kepustakaan yaitu menganalisis dan merefleksi ulang berbagai tulisan yang terkait
dengan topik makalah lalu menguraikannya kembali.
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Gb. 1.1 Susunan priodik dari atom-atom kristal pada dua dimensi
berarti bahwa jika kristal ditranslasi oleh setiap vektor yang menghubungkan dua
atom katakanlah R dalam gambar 1.1 kristal tampat sama seperti sebelum
dilakukan trnslasi, dengan kata lain kristal memiliki sifat invarian terhadap
translasi
Page 3
1.1
Di mana a, b, dan c adalah tiga buah vektor yang ditunjukkan dan (n1 n2 n3) adalah
bilangan-bilangan bulat yang nilainya bergantung pada titik kisi.
A
Gamabr 1.2 Vektor basis dari kisi kristal
Untuk titik D (n1 n2 n3) = (3,3,1). Ketiga vektor a,b dan c (yang tidak harus saling
tegak lurus) membentuk perangkat vektor basis untuk kisi. Dalam hal pada mana
posisi dari semua titik kisi dapat secara tepat ditentukan oleh persamaan 1.1.
Perangkat dari semua vektor-vektor yang dinyatakan oleh persamaan 1.1 disebut
vektor-vektor kisi.
Satuan Sel, Bangun parallelogram yang sisi-sisinya adalah vektor basis a, b dan c
disebut satuan sel dari kisi
Page 4
c
a
Gambar 1.4 Ruang kisi disusun oleh perulangan translasi dari satuan sel
Page 5
Kisi Bravais
Triklinik
Premitif
Simbul
P
Monoklinik
Orthorohombik
Tetragonal
Kubus
Trigonal
Premitif
= = 90o
Pusat badan
abc
Premitif
= = = 90o
Pusat dasar
abc
Pusan badan
Pusat muka
Premitif
= = = 90o
Pusat badan
a= bc
Premitif
= = = 90o
Pusat badan
a=b=c
Pusat muka
Premitif
= = 90o
a=b=c
Heksagonal
Premitif
Page 6
1. Triklinik, tidak ada sumbu kisi kristal yang saling tegak lurus, interval
perulangan kisi pada ketiga arah sumbu tidak ada yang sama satu dengan yang
lainnya. Kisi kristal ini hanya terdiri dari kisi kristal triklinik sederhana (P).
2. . Monoklinik, dua sumbu kristal tidak saling tegak lurus, tapi sumbu
kristal ke tiga tegak lurus pada dua sumbu yang tidak saling tegak lurus, interval
perulangan kisi pada masing-masing arah sumbu kristal tidak sama satu dengan
yang lainnya. Kisi kristal monoklinik terdiri dari kisi kristal monoklinik sederhana
(P) dan kisi kristal monoklinik pusat badan (I).
3. Orthorhombik, sumbu-sumbu kristal satu dengan yang lainnya saling
tegak lurus, tapi interval perulangan kisi pada masing-masing arah sumbu kristal
tidak sama. Kisi kristal orthorhombic terdiri dari, kisi kristal orthorhombic
sederhana (P), kisi kristal orthorhombic pusat dasar (C), kisi kristal orthorhombic
pusat badan (I), dan kisi kristal orthorhombic pusat muka (F).
4. Tetragonal, sumbu-sumbu kristal satu dengan yang lainnya saling tegak
lurus, interval perulangan kisi sepanjang dua arah sumbu adalah sama, tapi
interval perulangan pada arah sumbu ke tiga tidak sama. Kisi kristal tetragonal
terdiri dari kisi kristal tetragonal sederhana (P) dan kisi kristal tetragonal pusat
badan (I).
5. Heksagonal, dua sumbu kristal membentuk sudut 60o, semestara sumbu
ketiga tegak lurus pada dua sumbu yang membentuk sudut 60o. Interval
perulangan sepanjang kedua sumbu yang membentuk sudut 60o adalah sama, tapi
interval perulangan pada sumbu ketiga tidak sama.
Page 7
Triklinik
Monoklinik P
Orthorhombik
P
Orthorhombik
B
Tetragonal
P
Tetragonal
I
Kubus P
Monoklinik I
Orthorhombik
I
Orthorhombik
F
Heksagonal
P
Kubus F
Trigonal P
Kubus I
Page 8
Perlu dicatat bahwa sebuah kisi premitif (sederhana) hanya memiliki titiktitik atom pada sudutnya, kisi pusat badan memiliki satu titik atom tambahan di
pusat selnya, sedangkan sebuah kisi pusat muka memiliki enam titi-titik atom
tambahan pada masing-masing muka sel kisi.
n1n2n3
Dengan demikian arah vektor kisi yang ditunjukkan pada gambar aaa adalah arah
111 .
D
C
B
A
Page 9
n1n2n3
dinyatakan dengan
n1n2n3 .
Misalnya dalam sistem kubus simbul 100 menyatakan enam arah vektor kisi
yaitu 100 , 010 , 001 , 100 , 010 dan 00 1 . Tanda negatif di atas bilangan
menyatakan sebuah harga negatif. Begitu pula dengan 111 menyatakan semua
diagonal ruang dari kubus. Di mana arah 100 dan 111 tidak ekuivalen.
Bidang bidang kristal dan indek Miller
Dalam kristal terdapat banyak bidang-bidang kristal, pada setiap bidang
kristal terdapat sejumlah atom-atom atau molekul-molekul penyusun kristal yang
menempati titik kisi. Atom-atom ini berfungsi mengatur pola-pola difraksi yang
sesuai dengan struktur kristal yang bersangkutan dalam difraksi sinar x.
Indeks Miller digunakan untuk mengidentifikasi suatu bidang dalam
kristal. Indeks Miller didefinisikan sebagai bilangan bulat terkecil dari kebalikan
perpotongan bidang pada sumbu utama kristal.
Dari gambar bb bidang kristal
r
p
dengan
[pqr]
maka
Page 10
3 2 6
G
C
E
A
H
D
F
B
(100)
G
C
E
A
H
D
F
B
G
C
E
A
(110)
F
B
(111)
Page 11
ditentukan indeks Miller bidang BCGF adalah (010) dan indeks Miller bidang
DCGH adalah (001).
Untuk menentukan indeks Miller bidang yang memotong sumbu di titik 0,
dapat dilakukan sebagai berikut;
-
Page 12
Bidang (hkl)
dhkl
1
1
p2
q12 r12
1
2
sedangkan p,q dan r berhubungan dengan indeks Miller h,k dan l yaitu;
h = n a ; k = n b , dan l = n c , dengan n menyatakan faktor yang digunakan
p
untuk mereduksi indek miller menjadi bilangan bulat terkecil yang mungkin. Dari
persamaan 1.4 diperoleh;
Page 13
d hkl
h2
k2
l2
1
2
2 2 2
b
c
a
dengan demikian jarak antar bidang (111) untuk sistem kubus adalah d111 = na/3
dengan a adalah sisi kubus, karena khusus untuk kristal sistem kubus n = 1 dan a
= b = c.
Page 14
atom. Atom yang menempati muka pusat kubus adalah bagian atom, karena
dalam kubus karena dalam kubus terdapat enam pusat muka secara komulatif
yang menempati pusat muka adalah tiga buah atom. Dengan demikian dalam
kristal system kubus pusat muka dalam satu satuan selnya ditrmpati oleh empat
atom penyusun kristal.
a. Kubus
Sederhana
Dari ganbar 2.2 diatas maka dimensi satuan sel dari masing-masing
struktur kristal kubus dapat dihubungkan dengan jejari atom-atom penyusun
kristal. Untuk menentukan hubungan dimensi satuan sel dengan jejari atom
diasumsikan bahwa atom penyusun kristal dianggap sebagai sebuah bola pejal.
Dengan demikian jika dimensi satuan sel kubus adalah d dan jejari atom adalah r
maka dapat dibuktikan bahwa untuk struktur kristal kubus sederhana (P) diperoleh
d 2r, untuk struktur kristal kubus pusat badan d
sedangkan untuk
Page 15
atom sesuai dengan struktur kristalnya. Kristal memiliki massa jenis yang
menyatakan jumlah massa kristalpersatuan volume kristal telah diketahui bahwa;
2.7
a. Kristal logam
Kisi kristal logam terdiri atas atom logam yang terikat dengan ikatan
logam. Elektron valensi dalam atom logam mudah dikeluarkan (karena energi
ionisasinya yang kecil) menghasilkan kation. Bila dua atom logam saling
mendekat, orbital atom terluarnya akan tumpang tindih membentuk orbital
molekul. Bila atom ketiga mendekati kedua atom tersebut, interaksi antar
orbitalnya terjadi dan orbital molekul baru terbentuk.
Sifat-sifat logam yang bemanfaat seperti kedapat-tempa-annya, hantaran
listrik dan panas serta kilap logam dapat dihubungkan dengan sifat ikatan logam.
Misalnya, logam dapat mempertahankan strukturnya bahkan bila ada deformasi.
Hal ini karena ada interaksi yang kuat di berbagai arah antara atom (ion) dan
elektron bebas di sekitarnya (Gambar 2.3).
Page 16
Logam akan terdeformasi bila gaya yang kuat diberikan, tetapi logam
tidak akan putus. Sifat ini karena interaksi yang kuat antara ion logam dan
elektron bebas (Takeuchi, 2008).
b. Kristal ionik
Kristal ionik semacam natrium khlorida (NaCl) dibentuk oleh gaya tarik
antara ion bermuatan positif dan negatif. Susunan ion dalam kristal ion yang
paling stabil adalah susunan dengan jumlah kontak antara partikel bermuatan
berlawanan terbesar, atau dengan kata lain, bilangan koordinasinya terbesar.
Namun, ukuran kation berbeda dengan ukuran anion, dan akibatnya, ada
kecenderungan anion yang lebih besar akan tersusun terjejal, dan kation yang
lebih kecil akan berada di celah antar anion (Anonim, 2009).
Dalam kasus natrium khlorida, anion khlorida (jari-jari 0,181 nm) akan
membentuk susunan kisi berpusat muka dengan jarak antar atom yang agak
panjang sehingga kation natrium yang lebih kecil (0,098 nm) dapat dengan mudah
diakomodasi dalam ruangannya (Gambar 8.9(a)). Setiap ion natrium dikelilingi
oleh enam ion khlorida (bilangan koordinasi = 6). Demikian juga, setiap ion
khlorida dikelilingi oleh enam ion natrium (bilangan koordinasi = 6) (Takeuchi,
2008).
Page 17
Page 18
Pola penyusunan kristal senyawa organik dengan struktur yang lebih rumit
telah diselidiki dengan analisis kristalografi sinar-X. Bentuk setiap molekulnya
dalam banyak kasus mirip atau secara esensi identik dengan bentuknya dalam fasa
gas atau dalam larutan.
d. Kristal kovalen
Banyak kristal memiliki struktur mirip molekul-raksasa atau mirip
polimer. Dalam kristal seperti ini semua atom penyusunnya (tidak harus satu
jenis) secara berulang saling terikat dengan ikatan kovelen sedemikian sehingga
gugusan yang dihasilkan nampak dengan mata telanjang. Intan adalah contoh khas
jenis kristal seperti ini, dan kekerasannya berasal dari jaringan kuat yang
terbentuk oleh ikatan kovalen orbital atom karbon hibrida sp3. Intan stabil sampai
3500C, dan pada temperatur ini atau di atasnya intan akan menyublim.
Kristal semacam silikon karbida (SiC)n atau boron nitrida (BN)n memiliki struktur
yang mirip dengan intan. Contoh yang sangat terkenal juga adalah silikon
dioksida (kuarsa; SiO2). Silikon adalah tetravalen, seperti karbon, dan mengikat
empat atom oksigen membentuk tetrahedron. Setiap atom oksigen terikat pada
atom silikon lain. Titik leleh kuarsa adalah 1700 C.
Page 19
Page 20