Вы находитесь на странице: 1из 6

ANALISIS KUALITATF LIPID

Lipid
Lemak (lipid) adalah senyawa organik yang larut dalam alkohol dan dalam
larutan organik lainnya, tetapi tidak larut dalam air. Lemak mengandung karbon,
hidrogen dan oksigen. Walaupun elemen-elemen ini juga menyusun karbohidrat,
perbandingan oksigen terhadap karbon dan hidrogen lebih rendah pada lemak.
Karea lemak lebih sedikit mengandung oksigen, kalori yang dihasilkannya dua
kali lebih banyak daripada karbohidrat dalam jumlah yang sama (Dwijayanthi,
2013).
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
golongan, yaitu lipid sederhana, lipid majemuk dan lipid turunan. Lipid sederhana
terbagi lagi menjadi lemak netral (monogliserida, digliserida dan trigliserida
(ester, asam lemak dengan gliserol)) dan ester asam lemak dengan alkohol
berberat molekul tinggi (malam, ester sterol, ester nonsterol, dan ester vitain A
dan ester vitamin D). Lipida majemuk terbagi menjadi fosfolipida dan lipoprotein.
Lipida turunan terdiri dari asam lemak dan sterol (kolesterol, ergosterol, hormon
steroid, vitamin D, garam empedu) (Almatsier, 2010).
Ada tiga jenis lemak, trigliserida, lemak trans, fosfolipid dan sterol. 1)
trigliserida, sekitar 95% lemak dalam makanan merupakan trigliserida dan
trigliserida merupakan bentuk lemak utama yang disipan dalam tubuh. Struktur
dasar trigliserida terdiri atas satu molekul gliserol yang tergabung dengan tiga
rantai asam lemak. 2) lemak trans, dihasilkan melalui proses hidrogenasi dan
terkandung dalam perenyah (shortening) sayuran, beberapa margarin, kraker, kue
kering, makanan ringan dan makan lain yang diolah menggunakan minyak
terhidrogenasi. 3) fosfolipid, adalah sekelompok lemak majemuk yang
menyerupai trigliserida. Fosfolipid mengandung satu molekul gliserol tetapi
hanya mengandung dua rantau asam lemak. Secara alamiah terkandung hampir
dalam semua makanan. 4) sterol, adalah molekul kompleks yang atom-atom
karbonnya membentuk empat struktur siklik yang tergabung dengan berbagai
rantai samping. Steroid tidak mengandung molekul gliserol atau asam lemak.
Salah satu contohnya ialah kolesterol (Dwijayanthi, 2013).

Tingkat kejenuhan (saturasi) asam lemak bergantung pada seberapa


banyak atom hidrogen yang terikat pada keempat tempat ikatan potensial yang
dimiliki oleh setiap atom karbon. Jika keempat-empatnya dipenuhi oleh atom
hidrogen, asam lemak disebut tersaturasi (jenuh). Karena semua atom karbon
mengikat sebanyak mungkin atom hidrogen yang dapat diikat olehnya, tidak
terbentuk ikatan ganda antara atom karbon. Lemak jenuh terkandung di dalam
daging, unggas, produk olahan susu yang kaya lemak, dan minyak tropikal,
seperti minyak kelapa dan palem. Sebagian besar lemak jenuh: berasal dari
hewan, tetap berbentuk padat pada suhu ruangan, memiliki titik leleh yang tinggi,
lebih kecil kemungkinannya menjadi tengik (Dwjayanthi, 2013).
Asam lemak tak jenuh (tak tersaturasi) adalah asam lemak yang tidak
seluruhnya dipenuhi oleh atom hidrogen sehingga dapat terbentuk ikatan ganda
diantara atom karbon. Umumya asam lemak tak jenuh: berasal dari lemak dan
minyak nabati, berbentuk cair atau lembek pada suhu ruangan, memiliki titik leleh
yang lebih rendah daripada asam lemak jenuh, dapat menjadi tengik bila terpajan
cahaya dan oksigen dalam waktu lama (Dwijayanthi, 2013).
Lipid merupakan salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat
dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan
manusia. Sala satu fungsi lipid yaitu lemak berfungsi sebagai alat angkut vitamin
larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang, sebagai pelumas,
memelihara suhu tubuh, dan pelindung orga tubuh. Fosfolipida berfungsi untuk
membentuk membran sel. Kolesterol berfungsi sebagai komponen esensial
membran struktural semua sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf
(Almatsier, 2010).
Sumber lemak utama adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa,
kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya.), mentega,
margarin, dan lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah
kacang-kacangan, biji-bijian, daging dan ayam gemuk, krim, susu, keju dan
kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak. Sayur da
buah (kecuali alpukat) sangat sedikit mengandung lemak (Almatsier, 2004).

Alat dan bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pengujian lipid adalah tabung reaksi,
pipet ukur, bunsen, penjepit tabung reaksi, dan pipet tetes. Bahan-bahan yang
digunakan adalah akuades, etanol, kloroform, minyak kelapa baru, minyak kelapa
bekas, mentega dan iodium.
Cara Kerja
Pengujian lipid
Pengujian tersebut dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan uji kelarutan
dan uji ketidakjenuhan. Uji kelarutan dilakukan dengan cara menyediakan 3 buah
tabung reaksi, yang masing-masing tabung tersebut diisi dengan 2 ml akuades,
etanol dan kloroform. Kemudian sampel minyak kelapa diteteskan pada masingmasing reaksi. Selanjutnya diamati tingkat kelarutan minyak pada masing-masing
pelarut. Uji ketidakjenuhan dilakukan dengan cara menyediakan 3 tabung reaksi
yang masing-masing tabung tersebut diisi dengan 1 ml minyak kelapa baru,
minyak kelapa bekas dan mentega. Kemudian 1 ml kloroform ditambahkan dan 3
tetes larutan iodium. Selanjutnya perubahan warna tersebut diamati.
Hasil
a) Uji kelarutan lipid

Minyak Kelapa

Perlakua

b)

Baru
Endapan fase atas warna

Bekas
Endapan fase atas warna

Aquades

kuning jernih
Endapan fase bawah

kuning
Endapan fase bawah

Etanol

warna kuning jernih

warna kuning

Kloroform

Minyak terlarut/jernih

Minyak larut/keruh

Uji ketidakjenuhan lipid

Sampel
Minyak kelapa

Warna

baru
Minyak kelapa

Merah muda cerah

bekas

Orange cerah

Hasil
+
+
+

Mentega
Keterangan :

Orange keruh

+ = tidak jenuh dan - = jenuh


Pembahasan
a)

Uji kelarutan
Dalam pengujian kelarutan lipid ini, kami menggunakan sampel minyak
kelapa baru, minyak kelapa bekas. Masing-masing sampel dilarutkan dalam tiga
pelarut, yaitu dengan pelarut akuades, etanol, dan kloroform. Tigs buah tabung
reaksi yang masing-masing telah terisi dengan akuades, etanol, dan kloroform
ditetesi degan minyak kelapa. Perlakuan kami dilakukan sebanyak dua kali yaitu
pada minyak kelapa baru dan minyak kelapa bekas. Untuk hasil tingkat kelarutan,
tidak terdapat banyak perbedaan dari kedua minyak tersebut.
Pada minyak kelapa baru dan minyak kelapa bekas didapatkan hasil bahwa
kedua minyak tersebut sama-sama larut dalam kloroform namun tidak larut dalam
etanol dan akuades. Dalam pelarut etanol terdapat endapan minyak dibawah
pelarut, dan dalam akuades terdapat endapan minyak dipermukaan larutan. Kedua
minyak tidak memiliki banyak perbedaan, hanya saja endapan yang terbentuk jika
pada minyak kelapa baru berwarna jernih sedangkan pada minyak kelapa bekas
endapannya berwarna agak keruh.
Etanol dan akuades keduanya merupakan pelarut yang sama-sama tidak
melarutkan minyak, namun keduanya membentuk endapan yang berbeda.
Didalam etanol terdapat endapan dibawah larutan, dikarenakan etanol memiliki
massa jenis lebih kecil dari minyak kelapa, sedangkan didalam akuades inyak
membentuk endapan dipermukaan larutan dikarenakan akuades memiliki massa
jenis lebih besar dari minyak kelapa tersebut.
Penyebab akuades tidak larut dalam minyak ialah karena akuades bersifat
polar berbeda dengan minyak yang bersifat non polar. Etanol juga tidak larut

dalam minyak dikarenakan etanol bersifat semi-polar. Sedangkan minyak larut


dalam kloroform karena kloroform memiliki sifat yang sama dengan minyak yaitu
b)

non polar.
Uji ketidakjenuhan lipid
Tiga buah sampel yang telah dimasukkan kedalam tabung reaksi masingmasing ditambahkan dengan 1 ml kloroform dan 3 tetes larutan iodium, kemudian
masing-masing sampel diaduk atau dikocok hingga sampel dan larutan tercampur
secara merata, dan untuk mengetahui hasilnya kami mengamati perubahan warna
yang terjadi pada setiap sampel.
Pada hasil percobaan, minyak kelapa baru, minyak kelapa bekas dan
mentega memberikan hasil positif tidak jenuh yaitu dengan hilangnya warna
larutan iodium. Minyak baru menghasilkan warna merah muda cerah, minyak
bekas menghasilkan warna orange cerah dan mentega menghasilkan warna orange
keruh. Hal ini berarti pada ketiga sampel tersebut terdapat ikatan tak jenuh (ikatan
rangkap) sehingga dengan penambahan larutan iodium, terjadi reaksi adisi yang
menyebabkan hilangnya warna larutan iodium.
Ikatan tak jenuh yang terdapat dalam minyak baru lebih banyak daripada
ikatan tak jenuh dalam minyak bekas dan mentega (ikatan tak jenuh dalam
minyak kelapa baru > minyak kelapa bekas > mentega). Hal tersebut dapat
disimpulkan dari intensitas warna yang terbentuk (merah muda cerah > orange
cerah > orange keruh), yang dapat juga diartikan bahwa mentega lebih jenuh dari
minyak kelapa bekas dan minyak kelapa baru (mentega > minyak bekas > minyak
baru) dengan intensitas warna yang terbentuk (orange keruh > orange cerah >
merah muda cerah).
Percobaan ini dilakukan untuk menyatakan adanya ikatan tak jenuh dalam
suatu lipid. Reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh iodium. Iodium akan
memutus ikatan rangkap yang terdapat dalam molekul zat, kemudian iodium
tersebut akan menggantikan posisi dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi
adisi sehingga jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau
menjadi tidak ada sama sekali (jika teradisi semuanya oleh iodium). Dengan
adanya reaksi ini, maka warna larutan iodium akan hilang.
Minyak kelapa mengandung asam kaprilat, asam kaprat dan asam oleat.
Mentega merupakan salah satu roduk makanan yang dibuat dengan menggunakan
bahan baku lemak susu. WrpDiet.com juga mengatakan hal yang sama yaitu

mentega dibuat dari krim susu yang didapatkan dari hasil pemisahan susu sapi.
Krim susu ini kemudian diaduk terus menerus sehingga menghasilkan mentega
yang padat. Karena berasal dari lemak susu sapi, mentega tergolong sebagai
sumber lemak hewani dan tinggi kadar lemak jenuhnya.
Kesimpulan
pengujian lipid dilakukan dengan metode uji kelarutan lipid dan uji
ketidakjenuhan lipid. Pada uji kelarutan, lipid hanya dapat larut dalam pelarut
kloroform, karena kloroform merupakan pelarut non polar yang bersifat sama
seperti lipid.

Вам также может понравиться