Вы находитесь на странице: 1из 107

HUBUNGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN

KINERJA MAHASISWA PADA PELAYANAN ASUHAN


GIGI KLINIK DI JURUSAN KESEHATAN
GIGI POLTEKKES BANDA ACEH
TAHUN 2007

TESIS

Oleh

ANDRIANI
057012005/ AKK

SEKOLAH PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

HUBUNGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN


KINERJA MAHASISWA PADA PELAYANAN ASUHAN
GIGI KLINIK DI JURUSAN KESEHATAN
GIGI POLTEKKES BANDA ACEH
TAHUN 2007

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)


dalam Program Studi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ANDRIANI
057012005/ AKK

SEKOLAH PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

PERNYATAAN
HUBUNGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN
KINERJA MAHASISWA PADA PELAYANAN ASUHAN GIGI
KLINIK DI JURUSAN KESEHATAN
GIGI POLTEKKES BANDA ACEH
TAHUN 2007

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan,

Desember 2007

(Andriani)

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

: Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan

Judul Tesis

Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi Klinik


di Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Banda Aceh Tahun
2007.
Nama Mahasiswa

: Andriani

Nomor Pokok Mahasiswa

: 057012005

Program Studi

: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Konsentrasi

: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing :

(Prof. drg. Lina Natamihardja, SKM)

(Prof. drg. Monang Panjaitan, M.Kes)

Ketua

Anggota

Ketua Program Magister,

Direktur Sps USU,

(Dr. Drs. Surya Utama, MS)

(Prof. Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, MSc)

Tanggal Lulus : 27 Desember 2007

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Telah diuji
Pada Tanggal : 27 Desember 2007-12-29

Panitia Penguji Tesis :


Ketua

: Prof.drg. Lina Natamiharja, SKM

Anggota

: 1. Prof.drg. Monang Panjaitan, MS


2. Prof. Ismet Danial Nasution, drg,Sp.Prost,PhD
3. Dr.Ir. Sri Fajar Ayu, MM

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

HUBUNGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN


KINERJA MAHASISWA PADA PELAYANAN ASUHAN
KESEHATAN GIGI KLINIK DI JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLTEKKES
BANDA ACEH TAHUN 2007
ABSTRAK
Kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik masih rendah,
nilai rata-rata pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik tahun 2001-2002 adalah 64,63 ;
tahun 2002-2003 adalah 65,74 ; tahun 2005-2006 adalah 65, yang belum sesuai dengan
harapan institusi, sementara manajemen pembelajaran klinik belum pernah dievaluasi.
Hal ini melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui bagaimana manajemen pembelajaran klinik dan hubungannya dengan
kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik.
Jenis penelitian adalah survei dengan tipe eksplanatory (survei penjelasan).
Populasi penelitian adalah 1 orang koordinator klinik, 9 orang pembimbing klinik dan 27
orang mahasiswa tingkat III di Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Banda Aceh.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi berpedoman pada
kuesioner penelitian dan lembar observasi. Analisis statistik dilakukan dengan uji
statitistik chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pembelajaran klinik yang dilakukan oleh koordinator klinik dikategorikan
baik. Manajemen pembelajaran yang dilakukan oleh pembimbing klinik persentase terbesar masih dalam kategori cukup yaitu
44,44%. Kinerja mahasiswa dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik termasuk dalam kategori cukup, masih banyak yang
memperoleh nilai C baik untuk praktek skeling, pencabutan, dan penambalan. Rerata nilai kinerja mahasiswa praktek skeling
71,19 ; penambalan 70,87 ; pencabutan 70,04. Rerata nilai kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik
70,63. Hal ini masih belum sesuai dengan harapan institusi yaitu nilai yang dicapai 80. Ada hubungan antara manajemen
pembelajaran klinik dengan kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik (p=0,008).

Disarankan kepada pihak pengelola Program Pendidikan Jurusan Kesehatan Gigi


Poltekkes Banda Aceh untuk dapat menambah dan melengkapi sarana dan fasilitas
pembelajaran, meningkatkan peran pembimbing klinik, melakukan pretes sebelum
melaksanakan praktek klinik.
Kata Kunci : manajemen, pembelajaran klinik, kinerja mahasiswa
Daftar pustaka

: 44 (1990-2006)

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

RELATION BETWEEN CLINICAL LEARNING MANAGEMENT AND


THE PERFORMANCE OF THE STUDENT OF CLINICAL DENTAL
HEALTH TRAINING SERVICE IN THE DEPARTMENT
ON DENTAL HEALTH POLTEKKES
BANDA ACEH IN 2007

ABSTRACT

The performance of students of clinical dental health training service is still low.
In 2001-2002, the average score of clinical dental health training service was 64.63
while 65.74 in 2002-2003 and 65.0 in 2005-2006. This score has not met what is
expected by the institution whereas clinical learning management has never been
evaluated. Based on this condition, this study is aimed at looking at clinical learning
management and its relationship with the performance of the students of clinical
dental health training service.
The population of this explanatory survey study is 1 (one) clinical coordinator, 9
(nine) clinical supervisors and 27 (twenty-seven) third year students of the
Department of Dental Health, Poltekkes (Health Polytechnic) Banda Aceh. The data
for this study were obtained through questionnaire-based interviews and
observations. Statistical analysis was carried out through chi-square test.
The results of this study shows that clinical training management conducted by
the clinical coordinator belongs to good category and the percentage of training
management done by the clinical supervisor still belongs to adequate category
(44.44%). The performance of the students of clinical dental health training service
still belongs to adequate category because there are many of the students in the
practices of scaling is 71.19, filling 70.87 and pulling 70.04. The average score of the
performance of the students of clinical dental health training management is 70.63.
This score has not yet met the expectation of institution which requires 80. Therefore,
there is relationship between clinical training management and the performance of
the students of clinical dental health training management (p = 0.008).
It is suggested that the organizer of Education Program for the Department of
Dental Health, Poltekkes Banda Aceh add and complete learning facilities and
infrastructure, improve the role of clinical supervisor and conduct a pre-test before
the students do the practicing.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Key words : Management, clinical learning, students performance


Bibliography

: 44 (1990-2006)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas berkat rahmat dan ridho yang
telah diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Tesis
dengan judul Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa
Pada Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Klinik Di Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes
Banda Aceh Tahun 2007.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian Tesis ini selain atas upaya penulis,
juga tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Ibu Prof.Dr.Ir.Chairun Nisa, B.,MSc., Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Dr.Drs.Surya Utama, MS., Ketua Program Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan dorongan
dan semangat pada penulis dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

3. Ibu Prof.Drg.Lina Natamiharja, SKM., Ketua Komisi Pembimbing, yang telah


banyak memberikan dorongan, semangat dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan penulisan Tesis ini.
4. Bapak Prof.drg.Monang Panjaitan, MS. Anggota Komisi Pembimbing, yang telah
banyak memberikan dorongan dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
penulisan Tesis ini.
5. Bapak Prof.Ismet Danial Nasution, drg.Sp.Pros.PhD., Anggota Komisi Pembanding.
6. Ibu Dr.Ir.Sri Fajar Ayu, MM., Anggota Komisi Pembanding.
7. Seluruh Dosen dan Pegawai Program Magister Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan.
8. Direktur Poltekkes dan Ketua Jurusan Kesehatan Gigi (JKG) beserta Staf yang telah
memberikan izin dan membantu penulis melaksanakan penelitian di Jurusan
Kesehatan Gigi Banda Aceh.
9. Seluruh teman-teman Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, yang
telah memberikan sumbang saran, dorongan serta kerjasama yang baik selama
mengikuti pendidikan.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam pengantar ini.
Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
:
1. Ayahanda Muslim dan Ibunda (Alm) Asmah yang telah berperan sangat besar dalam
mendidik dan membesarkan penulis

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

2. Suami Drs.T.Ridwan dan anak-anak tercinta Ririn, Alya dan Nyanyak yang selalu
memberikan dorongan, kesabaran dan kasih sayang sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan dengan baik.
Akhir kata izinkanlah penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kekhilafan selama mengikuti pendidikan Program Studi Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara ini dan semoga amalan-amalan yang telah
diberikan kepada penulis dapat diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT,
Amin ya Robbal Alamin.

Medan,

Desember 2007
Penulis

(Andriani)

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Andriani

Tempat/Tanggal Lahir : Sabang, 13 April 1971


Alamat

: Jl.Pemancar No.8 Lamteumen Timur Banda Aceh

Suami

: Drs.T. Ridwan

Anak

: 1. Cut Nurshadrina
2. Cut Alya Nabila
3. Cut Maiza Farisa

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri No.6 Sabang, Tahun 1984


2. SMP Negeri 1 Sabang, Tahun 1987
3. SPRG Depkes Banda Aceh, Tahun 1990
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Banda Aceh, Tahun
2002
Riwayat Pekerjaan

1. Tahun 1991 2000, Staf di Sekolah Pengatur Rawat Gigi Banda Aceh.
2. Tahun 2000 sekarang, Staf Pengajar di Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Banda
Aceh.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .....................................................................................................
ABSTRACT...................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................

vi
vii
viii
xi
xii
xiv
xv
xvi

BAB 1

PENDAHULUAN.......................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................
1.2 Perumusan Masalah ............................................................
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................
1.4 Hipotesis .............................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................

1
1
5
6
6
7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................


2.1 Manajemen Pembelajaran Klinik .......................................
2.1.1. Definisi pembelajaran klinik...............................................
2.1.2. Manajemen pembelajaran klinik.........................................
2.1.3. Tingkat keberhasilan manajemen pembelajaran klinik.......
2.2 Kinerja.................................................................................
2.2.1. Pengertian kinerja ...............................................................
2.2.2 Penilaian kinerja..................................................................
2.2.3 Pembelajaran praktek klinik Di Klinik Jurusan
Kesehatan Gigi Poltekkes Banda Aceh...............................
2.3 Landasan Teori....................................................................
2.4 Kerangka Konsep................................................................

8
8
8
9
15
17
17
17

METODE PENELITIAN ..........................................................


3.1 Jenis penelitan.....................................................................
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian. ............................
3.2.1. Lokasi penelitian.................................................................
3.2.2. Waktu penelitian .................................................................
3.3 Populasi dan Sampel ...........................................................
3.4 Metode Pengumpulan Data.................................................

34
34
34
34
34
35
35

BAB 3

23
31
33

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

3.5 Variabel dan Definisi Operasional......................................


3.6. Metode Pengukuran ............................................................
3.7. Metode Analisis Data..........................................................

BAB 4

HASIL PENELITIAN

43

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................


4.2. Manajemen Pembelajaran Klinik........................................
4.3. Kinerja Mahasiswa pada Pelayanan Asuhan Kesehatan
Gigi Klinik ..........................................................................
4.4 Hasil Uji Statistik................................................................
BAB 5

BAB 6

35
39
41

PEMBAHASAN .........................................................................
5.1. Manajemen Pembelajaran Klinik .......................................
5.2. Kinerja Mahasiswa pada Pelayanan Asuhan Kesehatan
Gigi Klinik ..........................................................................

43
44
49
52
59
59
61

5.3. Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Peran dan


Metode Pembelajaran Klinik) dengan Kinerja Mahasiswa

62

5.4. Keterbatasan Penelitian.......................................................

64

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................


6.1. Kesimpulan .........................................................................
6.2. Saran ................................................................................

65
65
66

DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

4.1

Distribusi Peran Pembimbing Klinik


45

Tabel 4.2 Distibusi Metode Pembelajaran Klinik.......................

45

Tabel 4.3
Tabel 4.4

Distribusi Manajemen Pembelajaran Klinik .............................


Sarana dan Prasarana Klinik .....................................................

46
48

Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

Distribusi Frekuensi Nilai Praktek Skeling ................


49
Distribusi Frekwensi Praktek Penambalan .................
50
Distribusi Frekuensi Nilai Praktek Pencabutan ..........
51
Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
Klinik ..........................................................................
51

4.5
4.6
4.7
4.8

Tabel 4.9

Tabel

Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Peran


Pembimbing Klinik) dengan Kinerja Mahasiswa Praktek
Skeling.......................................................................................

52

4.10 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Peran


Pembimbing Klinik) dengan Kinerja Mahasiswa Praktek
Penambalan.
53

Tabel 4.11 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Peran


Pembimbing) dengan Kinerja Mahasiwa Praktek Pencabutan
54
Tabel 4.12 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Metode
Pembelajaran Klinik) dengan Kinerja Mahasiwa Praktek
Skeling ........................................................................
55
Tabel 4.13 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Metode
Pembelajaran Klinik) dengan Kinerja Mahasiswa Praktek
Penambalan .................................................................
56
Tabel 4.14 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Metode
Pembelajaran Klinik) dengan Kinerja Mahasiswa Praktek
Pencabutan. ...............................................................................

57

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Tabel

4.15 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik dengan


Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
Klinik
58

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1.

Surat Permohonan Izin Penelitian

2.

Surat Izin Penelitian

3.

Kuesioner Penelitian

4.

Hasil Analisis Statistik

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

DAFTAR ISTILAH

GBPP

: Garis-Garis Besar Program Pengajaran

JKG

: Jurusan Kesehatan Gigi

Poltekkes : Politeknik Kesehatan


SAP

: Satuan Acara Pengajaran

SOP

: Standar Operasional Pelaksanaan

UAP

: Ujian Akhir Program

POA

: Planning of Action

ART

: Atraumatic Restorative Treatment

PBM

: Proses Belajar Mengajar

PPSDM

: Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

CPS

: Chicago Public Schools

OHI-S

: Oral Hygiene Index Simplified

DI

: Debris Index

CI

: Calculus Index

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, diperlukan peningkatan
pelayanan kesehatan yang menyeluruh, merata, terpadu dan bermutu. Upaya kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan pendekatan, pemeliharaan, peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Upaya kesehatan gigi
dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan umum. Dengan makin
meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah kesehatan gigi
dan mulut semakin kompleks, hal ini menuntut pelaksanaan pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan secara profesional dan komprehensif (Depkes RI, 1997).
Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan pendidikan masyarakat, tuntutan
masyarakat akan peningkatan kesehatan yang berkualitas semakin meningkat. Tuntutan
akan kebutuhan pelayanan asuhan di masa yang akan datang merupakan tantangan yang
harus dipersiapkan secara benar dan ditangani dengan sungguh-sungguh oleh institusi
pendidikan kesehatan. Tanggung jawab ini memang berat mengingat bahwa keperawatan
di Indonesia masih dalam tahap awal proses profesionalisasi (Hasan, 1997).
Tuntutan akan profesionalisme perawat mengakibatkan institusi pendidikan
tenaga kesehatan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan sumber daya

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

kesehatan yang mampu melaksanakan pelayanan yang berkualitas. Salah satu


institusi yang menghasilkan tenaga kesehatan adalah Pendidikan Diploma III dalam
bidang kesehatan. Lembaga pendidikan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) bertujuan
untuk menghasilkan tenaga ahli madya kesehatan yang terampil dan tanggap terhadap
berbagai masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat, termasuk di dalamnya
masalah kesehatan gigi. Poltekkes Banda Aceh sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial No. 43/ Menkes-Kessos/SK/I/2001
mendirikan 5 Jurusan Kesehatan, salah satunya adalah Jurusan Kesehatan Gigi
(Depkes RI, 2001).
Penyelenggaraan program Pendidikan Kesehatan Gigi yang diselenggarakan oleh
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Banda Aceh mempunyai misi yaitu mendidik tenaga
yang profesional sehingga mampu menjalankan peran dan fungsinya secara optimal
sesuai dengan kompetensinya. Dengan demikian perawat yang dihasilkan dituntut
memiliki kemampuan profesional dalam menjalankan pelayanan asuhan yang baik
ditempat-tempat pelayanan kesehatan maupun dimasyarakat.
Kemampuan profesional seorang perawat gigi diperoleh selama masa
pendidikan, melalui proses belajar di kelas maupun di lapangan yaitu pembelajaran
klinik. Dalam proses belajar selama pendidikan, khususnya proses pembelajaran
klinik, peserta didik mendapat pengalaman melatih keterampilan dalam memberikan
pelayanan asuhan, serta melatih kemampuan memecahkan permasalahan yang
berhubungan dengan kompetensinya. Untuk dapat memberikan pengalaman belajar

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

klinik yang optimal para peserta didik, terutama dalam mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah, penyelenggara program pendidikan kesehatan gigi seyogyanya
menata program pembelajaran klinik
Pada era globalisasi, kompetisi antara lembaga pendidikan kesehatan dan antar
individu semakin ketat, dengan demikian peningkatan mutu lulusan suatu lembaga
pendidikan kesehatan merupakan hal yang esensial dan tidak dapat dikesampingkan.
Jurusan Kesehatan Gigi merupakan konversi dari Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG),
sehingga pengelolaannya berbeda dengan jenjang pendidikan menengah ke jenjang
pendidikan tinggi. Sebagai lembaga yang profesional maka muatan kurikulumnya lebih
besar pada kegiatan praktek klinik perlu diperhatikan, sehingga akan tercapai tujuan
pembelajaran yang dapat meningkatkan kinerja mahasiswa di Jurusan Kesehatan Gigi
Poltekkes Banda Aceh.
Klinik Poltekkes Jurusan Kesehatan Gigi di Banda Aceh memiliki satu ruangan
praktek klinik dengan kapasitas tiga belas dental chair, pembimbing klinik sebanyak 9
orang. Sumber dana untuk penyediaan sarana dan prasarana penunjang praktek berasal
dari Departemen Kesehatan RI, jumlah pasien yang menggunakan pelayanan gigi dan
mulut rata-rata 10-15 orang per hari (Poltekkes Banda Aceh, JKG, 2006).
Asuhan kesehatan gigi klinik merupakan kegiatan praktek asuhan kesehatan gigi
yang dilaksanakan pada pasien di klinik gigi dan rumah sakit sesuai dengan peran,
fungsi, dan kompetensi mahasiswa melalui tahap pengkajian data, diagnosis
keperawatan, perencanaan perawatan dan pelaksanaan perawatan gigi serta evaluasi

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

(Depkes, 2003). Asuhan kesehatan gigi di Klinik JKG Banda Aceh diselenggarakan pada
semester IV dan kemudian berlanjut ke semester V dan VI. Pelayanan asuhan kesehatan
gigi klinik merupakan mata kuliah praktek yang menerapkan semua teori dan praktek
preklinik yang telah diperoleh pada semester sebelumnya. Jumlah SKS (sistem kredit
semester) IV =2 SKS, semester V =3 SKS dan semester VI adalah 5 SKS, dilaksanakan
empat kali dalam seminggu mulai pukul 08.00-14.00 WIB, di bawah pengawasan
pembimbing klinik.
Dalam kurikulum Jurusan Kesehatan Gigi, telah disosialisasikan praktek klinik
sebagai salah satu dari proses pembelajaran. Diharapkan mahasiswa mampu
menyelesaikan masalah-masalah yang biasa ditemukan di masyarakat dengan
pengetahuan yang telah mereka terima di dalam kelas secara teoritis. Mahasiswa
harus melakukan tahapan-tahapan praktek sesuai dengan pedoman dan di setiap
tahapan dilakukan penilaian sehingga kesalahan yang terjadi dapat dievaluasi dan
diperbaiki segera. Dosen harus selalu memotivasi mahasiswa untuk dapat
memperbaiki setiap kesalahan dan membantu mahasiswa untuk mengatasi masalahmasalah yang terjadi di klinik.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Berdasarkan hasil laporan pendidikan, nilai rata-rata kegiatan pelayanan asuhan


kesehatan gigi klinik Tahun Ajaran 2005-2006 (pasca Tsunami) adalah 65. Begitu juga
untuk tahun ajaran sebelum terjadinya Tsunami yaitu tahun ajaran 2001-2002 adalah
64,63 tahun ajaran 2002-2003 adalah 65,74 sedangkan harapan institusi nilai yang
dicapai mahasiswa adalah 80. Hasil observasi awal diperoleh informasi bahwa hanya
40% mahasiswa yang mampu merencanakan perawatan pelayanan asuhan dengan benar.
Hasil pengamatan sementara menunjukkan kinerja mahasiswa dalam pelayanan
asuhan kesehatan gigi klinik masih rendah, sedangkan manajemen pembelajaran klinik
yang dilakukan oleh Poltekes JKG belum pernah dievaluasi, maka perlu dilakukan
penelitian tentang manajemen pembelajaran klinik dan hubungannya terhadap kinerja
mahasiswa dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
1.

Bagaimana manajemen pembelajaran klinik yang dilakukan Koordinator dan


Pembimbing Klinik pada Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkesnad.

2.

Bagaimana kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik.

3.

Apakah ada hubungan antara manajemen pembelajaran klinik pembimbing


(peran dan metode pembelajaran klinik) dengan kinerja mahasiswa pada pelayanan
asuhan kesehatan gigi klinik

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

1.3 Tujuan Penelitian


1.

Mengetahui

manajemen pembelajaran klinik yang dilakukan oleh

koordinator dan pembimbing klinik (kurikulum, tugas dan tanggung jawab


koordinator klinik, peran pembimbing kilinik, metode pembelajaran klinik, sarana
dan prasarana praktek)
2.

Mengetahui

kinerja mahasiswa dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi

klinik meliputi : skeling, pencabutan gigi susu, dan penambalan.


3.

Menganalisis hubungan manajemen pembelajaran klinik oleh pembimbing


(peran dan metode pembelajaran klinik) dengan kinerja mahasiswa praktek skeling,
pencabutan gigi susu dan penambalan.

1.4 Hipotesis

Ada hubungan antara manajemen pembelajaran klinik oleh


pembimbing (peran dan metode pembelajaran klinik) dengan kinerja
mahasiswa dalam melakukan skeling, pencabutan gigi susu, dan
penambalan.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

1.5 Manfaat Penelitian


1. Sebagai bahan masukan bagi Institusi Poltekkes Banda Aceh Jurusan Kesehatan
Gigi dalam hal meningkatkan kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Politeknik Kesehatan Jurusan Kesehatan Gigi
Banda Aceh untuk dijadikan sebagai bahan kajian dalam mengambil kebijakan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran klinik dan pelayanan asuhan kesehatan
gigi klinik.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi-informasi dalam
mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran klinik.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Pembelajaran Kinik


2.1.1 Definisi pembelajaran klinik
White dan Ewan (1991), mengatakan bahwa pembelajaran klinik merupakan
suatu kesempatan membantu peserta didik untuk menerapkan pengetahuan mereka
pada problem praktis lapangan. Dalam kegiatan pembelajaran klinik ada kontak tatap
muka antara guru, pasien dan murid. Kegiatan pembelajaran klinik difokuskan
kepada penerapan hubungan antara teori dan praktek sehingga dapat membantu
peserta didik, untuk tidak hanya mampu menerapkan teori saja tetapi juga
menemukan teori keperawatan dapat diperoleh dari banyaknya pengalaman yang
ditemukan dalam kegiatan pembelajaran klinik.
Menurut Julisda, dkk (1995) yang mengutip pendapat Swheer, pembelajaran
klinik adalah sebagai suatu sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menerapkan dasar-dasar pengetahuan teori ke dalam
pembelajaran dengan menerapkan berbagai keterampilan intelektual dan psikomotor
yang diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan. Berdasarkan pendapat
Julisda, dkk (1995) yang mengutip pendapat Benner menyatakan bahwa ada dimensi
penting lain dalam pembelajaran klinik yaitu penemuan kompleksitas dan
kesempurnaan praktek yang akan diajarkan. Dengan kata lain, pembelajaran klinik
yang berfokus pada hubungan antara teori dan praktek dalam membantu peserta
didik, bukan hanya mengaplikasikan teori tetapi juga menemukan bahwa teori-teori
keperawatan dapat timbul dari banyaknya pengalaman klinik. Menurut Akbar (1996)
pengalaman belajar klinik adalah proses belajar mengajar di klinik atau rumah sakit
pendidikan untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam mengatasi masalah
kesehatan yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi
kedokteran gigi.
Menurut Irvine (1992) yang mengutip pendapat Reilly dan Oberman
berpendapat bahwa pembelajaran klinik mempunyai kelebihan, karena lebih
difokuskan pada kondisi lingkungan pasien yang dijadikan pengalaman belajar
klinik. Terjadi interaksi antara pengajar/pembimbing klinik, peserta didik dan pasien.
Lebih lanjut, Irvine (1992) mengatakan bahwa dalam pembelajaran klinik peserta
didik dapat menerapkan ilmu asuhan keperawatan pada kasus-kasus yang ditangani
serta mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan teori-teori keterampilan yang
telah dipelajari. Semakin banyak jenis kasus yang ditemui di klinik, peserta didik

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

akan semakin banyak mendapatkan pengalaman untuk menerapkan ilmu serta


melatih keterampilan yang mendasari peningkatan kemampuan profesionalnya.
2.1.2 Manajemen pembelajaran klinik
Manajemen pembelajaran klinik adalah suatu cara mengelola proses belajar
mengajar dengan menerapkan teori-teori manajemen untuk menunjang keberhasilan
kegiatan pembelajaran klinik (Larasati,2004)

Menurut Arikunto (1993) untuk mencapai manajemen


pembelajaran yang berkualitas maka diperlukan unsur-unsur yang
secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu
guru/dosen, peserta didik, kurikulum dan sarana. Hasil penelitian
Mandriwati (1999) menunjukkan bahwa kinerja lulusan bidan SPK di
Jawa dan Bali dipengaruhi oleh manajemen pembelajaran klinik,
meliputi desentralisasi yakni peran pembimbing klinik, metode
pembelajaran klinik, sarana dan prasarana serta kepuasan kerja
pembimbing klinik, variasi kegiatan dalam penyelesaian tugas,
kebebasan dalam menjalankan tugas, kejelasan tugas, penghayatan
tugas, kebebasan dalam penyelesaian tugas, dan penghargaan terhadap
prestasi kerja. Hasil penelitian Larasati (2004) menyatakan ada
hubungan manajemen pembelajaran klinik yang meliputi penerapan
kurikulum berbasis kompetensi, peran pembimbing klinik, metode
pembelajaran klinik, sarana dan prasarana klinik terhadap
kemampuan mahasiswa merencanakan perawatan pelayanan asuhan
kesehatan gigi di klinik.
Berdasarkan pendapat di atas, maka faktor-faktor manajemen
pembelajaran klinik adalah kurikulum, pembimbing klinik meliputi
peran pembimbing klinik, metode pembelajaran klinik, sarana dan
prasarana praktek klinik.
5. Kurikulum
Menurut Depkes RI (2004) kurikulum pendidikan tenaga kesehatan yang telah
ditetapkan pada tahun 2003 melalui Surat Keputusan Kepala Badan Pengembangan

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDM) telah disusun sesuai
dengan Surat Keputusan Mendiknas No 232 tahun 2000 yang di dalamnya telah
dirumuskan kompetensi yang akan dicapai untuk setiap periode penyelenggaraan
pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara
penyampaiannya dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi
(SK Mendiknas No.232/U/2000 Ps. 1 Butir 6). Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik.
Seorang guru harus mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum ke program yang lebih rinci dan jelas sasarannya (Djamarah, 2002).
Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang disusun berdasarkan atas elemen-elemen kompetensi yang dapat
menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung kompetensi lain sebagai a method of inquiry
yang diharapkan. Kompetensi utama adalah kemampuan peserta didik untuk menampilkan kinerja yang memadai pada suatu kondisi
pekerjaan utama sesuai dengan hasil proses pendidikan di suatu program studi. Kompetensi pendukung adalah kemampuan seorang
peserta didik untuk mendukung penampilan kinerja yang memadai dalam suatu kondisi pekerjaan tertentu, dan kompetensi lain adalah
kemampuan peserta didik yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama. Sedangkan method of inquiri diantaranya adalah
suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan hasrat besar untuk ingin tahu, meningkatkan kemampuan untuk menggunakan atribut
kompetensi guna menentukan pilihan jalan kehidupan di masyarakat, meningkatkan cara belajar sepanjang hayat (Depdiknas, 2002).
Berkaitan dengan kurikulum berbasis kompetensi, maka penilaian kompetensi peserta didik dilaksanakan secara terencana,
terarah dan berkesinambungan yang dikemas secara komprehensif dan dilaksanakan pada setiap akhir semester. Bentuk penilaian
bersifat komprehensif dilakukan dalam rangka menilai sejauh mana mahasiswa kompeten dalam menguasai kompetensi yang harus
dicapai sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam kurikulum. Pola penilaian seperti ini merupakan suatu proses pengumpulan bukti
secara sistematis serta pembuatan keputusan tentang perilaku seseorang berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan (Depkes RI,
2004).

2. Peran pembimbing pembelajaran klinik


Hasil penelitian Anom (2001) dan Arini (2002) menunjukkan bahwa peran guru
mempengaruhi aktifitas dan kreatifitas siswa. Menurut Irvine (1992) pembimbing
pembelajaran klinik mempunyai peran untuk membimbing, memberikan pengalaman
praktek seluas-luasnya, mengarahkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran klinik, serta
membina sikap mental peserta didik.
Menurut Zainuddin dan Puspitasari (2005) dalam merumuskan tujuan mata kuliah
yang disebut tujuan instruksional umum (TIU), dosen perlu mengidentifikasi
kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa pada akhir
semester berikut relevansinya dengan kebutuhan berbagai dunia kerja yang akan menjadi
pekerjaan mereka nanti. Dosen harus mampu merumuskan dan menjelaskan tujuan
instruksional secara keseluruhan serta menjelaskannya secara meyakinkan kepada

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

mahasiswa. Dalam memilih dan menyajikan perkuliahan di samping menghimpun atau


menyusun bahan-bahan yang relevan dengan tujuan instruksional, dosen juga perlu
mengembangkan contoh-contoh dan latihan penerapan konsep, prinsip, dan prosedur
yang ada dalam bahan tersebut ke dalam dunia kerja yang menjadi pekerjaan mahasiswa
setelah lulus nanti. Latihan tersebut akan lebih mantap bila disajikan oleh dosen atau
pembimbing praktek yang mempunyai pengalaman kerja dalam bidang tersebut.
Mandriwati (1999) menyatakan bahwa peran pengajar/pembimbing dalam
pembelajaran klinik adalah sebagai: 1) Konselor, artinya sebagai problem solver.
Pengajar selalu membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang
ditemukan dalam pembelajaran klinik, khususnya dalam mencapai tujuan belajar, 2)
Manajer, artinya pengajar mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam hal
merencanakan, mengorganisasikan personalia yang terlibat dalam proses pembelajaran
klinik, melaksanakan pengarahan dan mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan
pembelajaran klinik, 3) Pembimbing, artinya membimbing peserta didik dalam
mengaplikasikan teori-teori yang telah diajarkan, sesuai dengan kasus-kasus yang
ditemukan dan mendampingi peserta didik dalam melatih keterampilan yang telah
dipelajari, 4) Fasilitator, artinya pengajar/ pembimbing membantu peserta didik dalam
melengkapi fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran klinik.
3. Metode pembelajaran klinik
Menurut Nawawi (1993) metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang
dikembangkan oleh guru berdasarkan perkembangan profesional tertentu. Masingmasing jenisnya bercorak khas dan semuanya berguna untuk mencapai tujuan
administrasi pendidikan. Metode pembelajaran klinik yang umum dipergunakan
dalam melaksanakan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pembelajaran di

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

samping pasien dan belajar berdasarkan masalah, seperti orientasi, diskusi,


demonstrasi, dan simulasi.
Pendekatan pembelajaran klinik berorientasi pada kompetensi atau kemampuan
yang sangat kompleks, karena difokuskan pada belajar secara langsung menangani
pasien untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi pasien. Tujuan pembelajaran
klinik

berorientasi

pada

kompetensi

yaitu

untuk

meningkatkan

pengetahuan,

keterampilan dan sikap ke dalam situasi yang nyata, sehingga mampu memberikan
pelayanan asuhan sesuai dengan manajemen pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.
(Larasati, 2004)

4. Sarana dan prasarana pembelajaran klinik


Pengertian sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar
mengajar seperti gedung, alat-alat/media pengajaran, dan lain-lain. Adapun yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, taman sekolah, dan lainlain (Slameto, 1995).
Gunawan (1996) berpendapat proses belajar mengajar akan semakin sukses bila
ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Menurut Mulyasa
(2002) manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan
kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah, dan
tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

relevan dengan kebutuhan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses
pendidikan dan pengajaran baik bagi guru dan peserta didik.

2.1.3 Tingkat keberhasilan manajemen pembelajaran klinik

Untuk mengukur keberhasilan manajemen pembelajaran klinik


dapat dilihat pada fungsi-fungsi manajemen yang berkaitan dengan
proses pembelajaran yaitu :
1. Fungsi perencanaan, yaitu sebelum melaksanakan pembelajaran klinik dosen
harus mempersiapkan GBPP, SAP praktek, pedoman klinik, SOP praktek dan
pedoman evaluasi (Depkes, 2003).
2. Fungsi pengorganisasian, yaitu pembelajaran klinik sebagai kegiatan untuk
mengintegrasikan teori yang diperoleh dari kuliah dan praktikum preklinik;
mengintegrasikan kegiatan belajar klinik dengan proses pelayanan kesehatan gigi
pada masyarakat; mengintegrasikan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh
mahasiswa sebagai operator dan dosen sebagai pembimbing/supervisor apabila
ditemukan kasus yang luar biasa maka dosen pembimbing akan mencatat sebagai
pengalaman belajar klinik. (Ayun, 2004).
3. Fungsi penyusunan staf, yaitu pemilihan dan penempatan dosen pembimbing dan
instruktur praktek dalam proses pembelajaran praktek di Klinik Jurusan
Kesehatan Gigi Poltekkes Banda Aceh yang dapat menunjang keberhasilan
organisasi. Mahasiswa sebagai operator yang terus dibimbing, diarahkan, dan

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

dilatih dan dikembangkan keterampilannya untuk melaksanakan pelayanan


kepada masyarakat. (Ayun, 2004).
4. Fungsi Pengarahan, yaitu dalam proses pembelajaran klinik tersebut dosen
pembimbing praktek klinik mempunyai kewajiban untuk mengarahkan,
membimbing, memotivasi dan koordinasi mahasiswa selama praktek di klinik
gigi tersebut, merangsang mahasiswa agar kreatif dan inovatif dalam mengatasi
masalah yang ditemui selama proses pembelajaran klinik. (Ayun, 2004)
5. Fungsi Pengendalian, yaitu perlu adanya pengendalian pelaksanaan pembimbing
maupun mahasiswa untuk pencapaian target pembelajaran klinik yang harus
ditempuh oleh mahasiswa, mengukur kinerja mahasiswa. Pada pelaksanaan
praktek dilakukan evaluasi dan koreksi jika diperlukan. Dalam evaluasi kinerja
mahasiswa perlu disusun kriteria yang telah disepakati dalam wujud penilaian
kinerja yang utama, yaitu tugas dan kriteria penilaian. (Ayun, 2004)

2.5 Kinerja
2.2.1 Pengertian kinerja

Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas


maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan
penampilan individu maupun kelompok kerja personel (Ilyas, 2001).
Asad (2000) mengungkapkan bahwa penampilan kerja (job performance) adalah
sebagai hasil kerja yang menyangkut apa yang dihasilkan seseorang dari perilaku
kerjanya. Tingkat sejauhmana seseorang berhasil menyelesaikan tugasnya disebut tingkat

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

prestasi (level of performance). Kinerja (performance) dapat juga diartikan sebagai suatu
catatan keluaran hasil dari suatu fungsi jabatan atau seluruh aktivitas kerjanya dalam
periode waktu tertentu (Singer, 1990).

2.2.2 Penilaian kinerja

Arikunto (2001) menyebutkan bahwa melakukan evaluasi berarti


mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu
dengan satu ukuran, pengukuran bersikap kuantitatif. Menilai adalah
mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik
buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi
kedua langkah tersebut, yang hasilnya digunakan untuk membuat
keputusan, agar proses pelaksanaan pendidikan lebih baik.
Menurut Irawan (2001) evaluasi menempati posisi yang strategis dalam PBM.
Sedemikian penting evaluasi, sehingga tidak ada satupun usaha untuk memperbaiki mutu
PBM yang dapat dilakukan dengan baik tanpa disertai langkah evaluasi. Secara umum
ada dua macam evaluasi yang dikenal, yaitu evaluasi hasil belajar (disebut juga evaluasi
substantif/tes/pengukuran hasil belajar), dan evaluasi proses belajar mengajar, disebut
juga evaluasi manajerial. Kedua evaluasi ini merupakan komponen-komponen yang
sangat penting dalam suatu PBM karena berbagai masukan yang diperoleh dari proses
evaluasi dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan berbagai komponen
dalam PBM, sehingga dapat diperbaiki dan bermanfaat untuk mengoptimalkan proses
belajar mahasiswa.
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai sejauhmana tujuan-tujuan pembelajaran telah
tercapai dan mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil belajar

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

yang optimal (Sudjana, 2002). Dengan evaluasi dapat dilakukan revisi atau sebagai
kontrol terhadap desain pengajaran dan strategi pelaksanaan pembelajaran serta faktorfaktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, agar tidak terjadi penyimpangan
terhadap proses pelaksanaan sehingga dapat dicapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Zainuddin dan Puspitasari (2005) evaluasi merupakan titik tolak dari
semua kemajuan. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana evaluasi dapat dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai landasan dari tindakan
manajemen untuk mengelola kelangsungan lembaga menuju ke peningkatan kualitas
yang berkelanjutan. Fungsi evaluasi menyangkut dua hal penting, yaitu 1) evaluasi dapat
mengungkap kualitas kinerja lembaga ataupun program, 2) evaluasi dapat menjadi
perangkat manajemen yang utama dalam pengelolaan kelangsungan lembaga atau
program. Evaluasi yang lazim dilaksanakan di lingkungan perguruan tinggi di samping
evaluasi hasil belajar adalah evaluasi diri yang ditujukan pada pengenalan diri mengenai
kualitas kinerja.
Menurut Zainul (2001) asesmen kinerja adalah melakukan penilaian dengan
menggunakan penilaian subjektif yang menyangkut mutu kinerja atau hasil kerja yang
ditunjukkan mahasiswa. Biasanya dengan penilaian yang demikian akan terjadi penilaian
subjektif yang secara mudah akan kehilangan reabilitas dan keadilan dalam penilaian.
Untuk menjamin reabilitas, keadilan dan kebenaran penilaian, diperlukan cara-cara
tertentu yaitu dengan mengembangkan kriteria atau rubrik yang digunakan sebagai alat
atau pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja mahasiswa. Rubrik diharapkan dapat
membantu dosen untuk menentukan tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan.
Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Rubrik disusun secara bersama-sama oleh dosen yang bersangkutan, kemudian hasil
penentuan rubrik diinformasikan kepada mahasiswa agar mahasiswa secara jelas
memahami dasar penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja
mahasiswa. Dosen dan mahasiswa mempunyai pedoman bersama yang jelas tentang
tuntutan kinerja yang diharapkan. Rubrik diharapkan pula dapat menjadi pendorong atau
motivator bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Sebagai kriteria dan alat penskoran rubrik terhadap daftar kriteria yang diwujudkan
dengan dimensi-dimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep yang akan dinilai serta gradasi
mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan tingkat yang paling buruk.
Jika dibandingkan dengan tes, maka rubrik dapat dibandingkan dengan kisi-kisi tes. Kisikisi tes menguraikan secara rinci tujuan atau kemampuan yang akan dicapai, pokok
bahasan dan sub pokok bahasan (Zainul, 2001).
Menurut Zainul (2001) rubrik adalah beberapa komponen yang terdiri atas satu atau
beberapa dimensi. Dimensi-dimensi kinerja inilah yang akan ditentukan mutunya atau
diberi peringkat (rating). Setiap dosen harus dapat mengembangkan rubrik agar
ketercapaiannya dapat lebih dihayati oleh dosen dan mahasiswa. Dalam mengembangkan
rubrik perlu diperhatikan beberapa langkah, Zainul (2001) menyebutkan langkahlangkah pengembangan rubrik sebagai berikut :
1. Menentukan konsep, keterampilan atau kinerja yang akan diases (assesmen)
2. Merumuskan dan mendefinisikan dan menentukan urutan konsep atau keterampilan
yang akan diases ke dalam rumusan atau definisi yang akan menggambarkan aspek
kognitif dan aspek kinerja.
Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

3. Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas (task) yang harus
diases.
4. Menentukan skala yang digunakan.
5. Mendeskripsikan kinerja mulai yang diharapkan sampai denga kinerja yang tidak
diharapkan.
6. Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja mahasiswa
dengan rubrik yang telah dikembangkan.
7. Merevisi skala yang digunakan
Secara lebih rinci Chicago Public Schools (CPS) mengariskan beberapa langkah
pengembangan skoring rubrik, sebagai berikut :
1. Dosen, atau dosen bersama dengan sejawatnya menentukan kinerja yang akan diases.
Penentuan ini dapat dilakukan melalui diskusi bersama sejawat dengan bidang studi
yang sama atau yang lebih praktis adalah melihat Garis-Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) yang telah disusun ketika menentukan kurikulum.
2. Tulislah definisi dari setiap dimensi yang telah diputuskan. Pendefinisian ini
merupakan langkah yang kritis. Bila definisi kurang akurat, atau bahkan dalam
definisi itu tertinggal beberapa aspek penting dari dimensi kinerja yang akan diases
maka selanjutnya asesmen terhadap dimensi itu tidak akan sempurna.
3. Menentukan skala dari dimensi yang akan diases. Skala itu tentu saja dapat berbentuk
deskriptif atau numerik. Apapun bentuk skala yang digunakan setiap kategori skala
itu harus didefenisikan secara baik dan diberi contoh kinerja yang ditujukan dalam
setiap kategori. Sebenarnya pada tahap ini tidaklah selalu harus dalam bentuk skala.
Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Dapat juga dikembangkan semacam checklist, sehingga hanya dalam bentuk ada atau
tidak adanya suatu dimensi.
4. Tahap berikutnya adalah melakukan penilaian terhadap rubrik yang telah
dikembangkan.
5. Selanjutnya dilakukan sosialisasi dengan melibatkan semua pihak yang terkait
dengan asesmen kinerja. Dengan melakukan sosialisasi ini diharapkan semua pihak
dapat memperlihatkan komitmennya.
Gomes (2000) mengatakan bahwa penilaian kinerja terdiri atas 3 tipe, yaitu 1)
penilaian berdasarkan hasil, yaitu penilaian yang didasarkan adanya target-target dan
ukuran spesifik serta dapat diukur, 2) penilaian berdasarkan perilaku yaitu penilaianpenilaian yang berkaitan dengan pekerjaan, 3) penilaian berdasarkan judgement yaitu
penilaian yang didasarkan kuantitas pekerjaan, koordinasi, pengetahuan pekerjaan dan
keterampilan, kreativitas semangat kerja, kepribadian, keramahan, dan integritas pribadi
serta kesadaran dan dapat dipercaya dalam menyelesaikan tugas..
Menurut Wangsatorntanakhun yang dikutip dari Zainul (2001) menyatakan bahwa
asesmen kinerja diwujudkan berdasarkan empat asumsi pokok, yaitu 1) asesmen kinerja
yng didasarkan pada partisipasi aktif mahasiswa, 2) tugas-tugas yang diberikan atau
dikerjakan oleh mahasiswa yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keseluruhan proses pembelajaran, 3) asesmen tidak hanya untuk mengetahui posisi
mahasiswa pada suatu saat dalam proses pembelajaran, tetapi lebih dari itu, asesmen juga
dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri, dan 4) dengan
mengetahui lebih dahulu kriteria yang akan digunakan untuk mengukur dan menilai
Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

keberhsilan proses pembelajarannya, mahasiswa secara terbuka dan aktif berupaya untuk
mencapai

tujuan

pembelajaran.

Asesmen

kinerja

dapat

memperbaiki

proses

pembelajaran, karena asesmen kinerja membantu dosen untuk membuat keputusankeputusan selama proses pembelajaran masih berjalan.

2.2.3 Pembelajaran praktek klinik di Klinik Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Banda
Aceh
Menurut Ibrahim (2003) belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah
sifat stimulus dari lingkungan menjadi beberapa tahapan pengolahan informasi baru yang
diperlukan untuk kapabilitas baru. Istilah pembelajaran dipakai untuk menunjukkan
konteks yang menekankan pada pola interaksi guru dan murid atau interaksi antara
kegiatan belajar dan mengajar. Menurut Paulina (1996) belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang terjadi karena adanya latihan atau pengalaman yang dialami seseorang.
Setiap perubahan perilaku yang dapat diamati adalah bukti utama bahwa terjadi
proses pembelajaran. Proses belajar telah berlangsung jika seseorang individu
berperilaku, bereaksi, menganggap sebagai hasil pengalaman dalam suatu cara yang
berbeda dari cara perilaku sebelumnya.
Berdasarkan kurikulum JKG (2003) praktek klinik Jurusan Kesehatan Gigi
Poltekkes Banda Aceh adalah pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut. Pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan terencana, ditujukan pada kelompok
tertentu, yang dapat diikuti dalam satu kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara
berkesinambungan untuk mencapai tujuan kesehatan gigi dan mulut yang optimal.
Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Dalam melaksanakan pelayanan asuhan kesehatan gigi, perawat gigi sebagai tim
kesehatan harus melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki. Salah satu tugas yang harus dilakukan perawat gigi adalah penyusunan program
perencanaan yang lebih dikenal dengan istilah Planning Of Action (POA). Sebagai
langkah awal dalam pelaksanaan asuhan kesehatan gigi adalah penyusunan perencanaan
yang sistematis di dalam pelaksanaan program asuhan keperawatan (Depkes, 2001).

Menurut Depkes (2001) dalam upaya memenuhi kebutuhan


masyarakat akan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, setiap unit
pelayanan yang berada dalam lingkungan institusi pendidikan tenaga
kesehatan gigi dapat menyelenggarakan pelayanan asuhan kesehatan
gigi dan mulut berupa pelayanan promotif dan preventif yang meliputi
perawatan atau penambalan gigi, pencabutan gigi susu dan
pembersihan karang gigi (skeling).
Pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik ditekankan pada usaha pelayanan asuhan
secara menyeluruh. Upaya pertama yang dilakukan adalah pencegahan (preventif), yaitu
mengajarkan cara menyikat gigi secara benar dan skeling. Skeling adalah usaha
pencegahan dengan cara mengambil semua deposit yang berupa endapan keras yang
menempel pada gigi (karang gigi) dengan menggunakan alat-alat pembersih karang gigi
yang disebut skeler. Selanjutnya upaya asuhan gigi klinik juga diterapkan pada tindakan
pengobatan (kuratif) meliputi pencabutan gigi susu dengan menggunakan khlor etil pada
anak-anak dan penambalan lubang gigi dengan menggunakan teknik Atraumatic
Restorative Treatment (ART), yaitu suatu penambalan tanpa trauma pengeboran gigi
dengan menggunakan bahan tambalan glass ionomer.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Menurut JKG Poltekkes (2006) kinerja mahasiswa dalam melakukan praktik klinik
meliputi :
1. Pemeriksaan pasien, terdiri atas :
a. Persiapan operator, yaitu: 1) pakaian kerja dan perlengkapannya: bersih dan serasi,
2) rambut disisir rapi, 3) kuku dipotong pendek dan bersih, 4) tanda pengenal
dipasang di dada dengan rapi.
b. Kesiapan alat dan bahan, yaitu: 1) diagnostik set, 2) alat dan bahan skeling, 3) alat
dan bahan pencabutan gigi susu, 4) alat dan bahan penambalan.
c. Persiapan pasien, yaitu: 1) mempersiapkan pasien duduk di kursi gigi, 2) pengaturan
tempat duduk, sandaran pasien dalam posisi yang baik, pengaturan posisi operator,
dilakukan dengan sopan dan ramah.
2. Merencanakan perawatan pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik, yaitu:
a. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data dilakukan analisa situasi yaitu keadaan individu secara
keseluruhan meliputi data umum yaitu geografi, demografi, lingkungan dan sosialekonomi pasien, serta data khusus yaitu pemeriksaan langsung pada gigi pasien.
b. Pengolahan Data
Dilakukan untuk melihat masalah yang ada secara umum.
c. Tabulasi
Dilakukan untuk memudahkan pembacaan data.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

d. Identifikasi Masalah
Mendata semua masalah yang berhubungan dengan kesehatan gigi, misalnya OHI-S.
e. Prioritas Masalah
Penetapan masalah yang akan diatasi berdasarkan identifikasi masalah yang ada.
Prioritas masalah ditentukan dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan ketetapan
yang telah disepakati bersama antara semua pembimbing klinik.
f. Penyebab Masalah
Melihat hal yang merupakan penyebab utama masalah bisa terjadi.
g. Rumusan Penyebab Masalah
Suatu pernyataan yang merupakan penetapan penyebab masalah.
h. Penyusunan Alternatif Pemecahan Masalah
Beberapa alternatif jalan keluar berdasarkan permasalahan yang ada.
i. Penyusunan Matriks Kegiatan
Merupakan catatan ringkas yang dapat menggambarkan seluruh perencanaan sampai
jalan keluar masalah.
3. Melakukan tindakan skeling, yaitu kemampuan mahasiswa melakukan praktek sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh institusi, meliputi :
a. Penetesan Disclosing Solution
Disclosing Solution adalah suatu cairan berwarna merah yang digunakan untuk
mendeteksi adanya plak pada permukaan gigi.
b. Menentukan Gigi Indeks

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Gigi indeks adalah gigi penentu yang mewakili penilaian gigi-gigi lainnya, karena
gigi tersebut mempunyai resiko yang lebih besar tertimbunnya plak dan karang gigi.
c. Penulisan OHI-S (Debris Index/DI dan Calculus Index/CI)
OHI-S (Oral Hygiene Index-Simplified) adalah suatu indeks yang digunakan untuk
mengukur kebersihan gigi dan mulut individu. Nilai OHI-S didapatkan dengan
menjumlahkan skor Debris Index (sisa makanan/plak) dan Calculus Index (karang
gigi) yang melekat pada gigi penentu.
d. Menghitung Skor
Menghitung skor masing-masing gigi indeks dan menentukan kriteria OHI-S yang
merupakan penentuan kriteria kebersihan gigi dan mulut seseorang sesuai dengan
ketetapan, yaitu kriteria baik : 0-1,2, kriteria sedang : 1,3-3,0, dan kriteria buruk : 3,16,0.
e. Memberikan bimbingan menggosok gigi
Tujuan memberikan bimbingan menggosok gigi adalah umtuk memperbaiki cara
menggosok gigi pasien agar dapat mencegah timbulnya plak dan karang gigi.
f. Skeling secara bertahap dan sistematis
Skeling atau pembersihan karang gigi dilakukan dengan menggunakan tumpuan jari
pada gigi, bibir dan wajah agar tidak terjadi luka pada jaringan lunak mulut. Skeling
dilakukan secara sistematis sehingga tidak ada gigi yang luput dari pembersihan.
g. Pemolesan

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Setelah gigi benar-benar bersih dari karang gigi lakukan pemolesan dengan brush dan
pasta gigi ke seluruh gigi. Hal ini dilakukan agar sisa-sisa karang gigi yang tertinggal
sedikit bisa dihilangkan dan permukaan gigi benar-benar bersih.
h. Pemolesan antiseptik
Lakukan pemolesan antiseptik (betadin) pada gusi yang berdarah dengan cotton pelet
(kapas kecil). Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bekas luka
yang terjadi akibat pembersihan karang gigi yang ada di bawah gusi.
i. Instruksi
Berikan instruksi pada pasien untuk: a) biasakan menyikat gigi secara teratur minimal
dua kali dalam satu hari, b) banyak mengkonsumsi makanan yang berserat dan
banyak mengandung air seperti buah dan sayur, c) kurangi makanan yang manis dan
lengket, d) periksakan gigi minimal enam bulan sekali.
4. Melakukan tindakan pencabutan gigi susu, yaitu suatu tindakan mencabut gigi anakanak dengan menggunakan anatesi khlor etil pada gigi susu yang goyang, meliputi :
a. Pemeriksaan kegoyangan gigi, yaitu menentukan derajat kegoyangan gigi dengan
kriteria, 01 yaitu gigi sudah goyang tetapi belum terlihat secara klinis, 02 yaitu gigi
goyang sudah dapat dirasakan oleh pasien, 03 yaitu kegoyangan gigi digerakkan
hanya

satu

arah

saja

(misalnya

hanya

ke

bagian

yang

menghadap

pipi/bibir/lidah/langit-langit), 04 gigi dapat digoyangkan ke arah vertikal-horizontal.


b. Melakukan anamnesa atau wawancara pada pasien atau orang tuanya tentang riwayat
penyakit umum dan riwayat penyakit gigi termasuk penggunaan anatesi lokal.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

c. Penyemprotan anastesi topikal berupa khlor etil pada dua gulungan kapas kecil yang
kemudian diletakkan pada gusi daerah yang menghadap bibir-langit-langit, bibirlidah, pipi-langit-langit, dan pipi-lidah.
d. Cara memegang tang dan penggerakkan tang sesuai dengan anatomi gigi yang akan
dicabut.
e. Pasien disuruh berkumur agar darah kotor dapat ikut terbuang sehingga soket bekas
pencabutan dapat diperiksa kembali bila saja ada sisa akar atau kotoran yang
tertinggal sehingga dapat segera diambil atau dibersihkan.
f. Pasien disuruh menggigit tampon yang telah diberi betadin selama 30 menit agat
darah dapat terkumpul dan membeku sehingga dapat terbentuk jaringan baru dan luka
dapat segera sembuh.
g. Instruksi pasien agar jangan berkumur terlalu banyak, jangan memegang luka dengan
jari, jangan menghisap luka dan jangan minum air panas untuk mencegah terjadinya
perdarahan atau infeksi.
5. Melakukan tindakan penambalan adalah kemampuan mahasiswa untuk menambal
gigi dengan teknik atraumatic restorative treatment, yaitu menambal gigi tanpa
melakukan pengeboran dengan bahan glass ionomer, meliputi :
a. Isolasi gigi dengan cotton roll untuk mencegah aliran saliva masuk ke dalam kavitas
dan membantu daerah kerja agar tetap kering.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

b. Bersihkan permukaan gigi (lubang gigi) bagian pit dan fisur dari plak dengan
ekskavator karena lubang atau kavitas yang tidak dibersihkan akan menyebabkan gigi
yang telah ditambal berlubang lagi (karies sekunder).
c. Bersihkan pecahan enamel dengan cotton pellet basah agar dapat ditambal dengan
baik tanpa adanya kotoran yang tersisa.
d. Oleskan dentin conditioner dengan cotton pellet ke seluruh permukaan lubang gigi
selama 10 detik agar pori-pori dentin terbuka dan dapat menambah daya adhesif
tambalan.
e. Aduk glass ionomer selama 25-30 detik lalu masukkan ke dalam kavitas dengan
karver, lalu tekan dengan jari yang sudah diberi vaselin selama 30 detik. Tambalan
tidak boleh diaduk terlalu lama agar tidak terlalu cepat mengeras di luar mulut dan
vaselin digunakan untuk melindungi tambalan agar tidak berubah warna.
f. Buang sisa tambalan dengan karver agar tambalan rapi.
g. Oleskan varnish selama 30 detik, berguna untuk menutup pori-pori kecil pada
tambalan dan memoles tambalan agar tidak kasar permukaannya.
h. Periksa oklusi atau gigitan agar tidak terjadi kelebihan beban pengunyahan pada gigi
yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit gigi lain.
i. Instruksikan pasien untuk tidak makan atau minum selama 1 jam dan dianjurkan
setelah itu agar gigi yang baru saja ditambal tidak digunakan untuk mengunyah
selama 24 jam.

2.6 Landasan Teori


Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Kajian

pustaka

di

atas

dapat

merumuskan kerangka konsep dalam

digunakan
penelitian

sebagai

landasan teori untuk

ini. White dan Ewan (1991),

mengatakan bahwa pembelajaran klinik merupakan suatu kesempatan membantu peserta


didik untuk menerapkan pengetahuan mereka pada problem praktis lapangan. Dalam
kegiatan pembelajaran klinik ada kontak tatap muka antara guru, pasien dan murid.
Kegiatan pembelajaran klinik difokuskan kepada penerapan hubungan antara teori dan
praktek sehingga dapat membantu peserta didik, untuk tidak hanya mampu menerapkan
teori saja tetapi juga menemukan teori keperawatan dapat diperoleh dari banyaknya
pengalaman yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran klinik.
Menurut Arikunto (1993) untuk mencapai manajemen pembelajaran yang
berkualitas maka diperlukan unsur-unsur yang secara langsung berkaitan dengan
proses pembelajaran, yaitu guru/dosen, peserta didik, kurikulum dan sarana.
Manajemen yang baik akan menghasilkan out put yang baik pula (Arikunto, 1993
dan Tilaar 2000). Hasil penelitian Mandriwati (1999) menunjukkan bahwa kinerja
lulusan bidan SPK di Jawa dan Bali dipengaruhi oleh manajemen pembelajaran
klinik, meliputi desentralisasi yakni peran pembimbing klinik, metode pembelajaran
klinik, sarana dan prasarana serta kepuasan kerja pembimbing klinik, variasi
kegiatan dalam penyelesaian tugas, kebebasan dalam menjalankan tugas, kejelasan
tugas, penghayatan tugas, kebebasan dalam penyelesaian tugas, dan penghargaan
terhadap prestasi kerja. Sedangkan hasil penelitian Larasati (2004) menyatakan ada
hubungan manajemen pembelajaran klinik yang meliputi penerapan kurikulum
berbasis kompetensi, peran pembimbing klinik, metode pembelajaran klinik, sarana
dan prasarana klinik terhadap kemampuan mahasiswa merencanakan perawatan
pelayanan asuhan kesehatan gigi di klinik
Menurut Zainul (2001) assesmen kinerja adalah melakukan penilaian dengan
menggunakan rubrik yang disusun secara bersama-sama oleh dosen yang
bersangkutan, kemudian hasil penentuan rubrik diinformasikan kepada mahasiswa
agar mahasiswa secara jelas memahami dasar penilaian yang akan digunakan untuk
mengukur suatu kinerja mahasiswa. Dosen dan mahasiswa mempunyai pedoman
bersama yang jelas tentang tuntutan kinerja yang diharapkan. Rubrik diharapkan pula
dapat menjadi pendorong atau motivator bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka faktor-faktor manajemen
pembelajaran klinik adalah kurikulum, koordinator klinik, pembimbing klinik
Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

meliputi peran pembimbing klinik, metode pembelajaran klinik, serta sarana dan
prasarana klinik.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

2.7 Kerangka Konsep

Secara sistematis kerangka konsep dari penelitin ini dapat


digambarkan pada bagan di bawah ini:
Variabel Prakondisi
-

Kurikulum (GBPP, SAP


Praktek, pedoman klinik,
SOP Praktek, pedoman
evaluasi/rubrik)
Tugas dan tanggung jawab
koordinator klinik
Sarana dan prasarana
praktek klinik

Variabel Independen
Dependen
Manajemen pembelajaran
klinik :
-

Peran pembimbing klinik


Metode pembelajaran
klinik

Variabel
Kinerja Mahasiswa dalam
pelayanan asuhan kesehatan
gigi klinik, meliputi :
-

Skeling
Pencabutan gigi susu
Penambalan

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitan


Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe explanatory yaitu untuk menganalisis
hubungan manajemen pembelajaran klinik dengan kinerja mahasiswa pada pelayanan
asuhan kesehatan gigi klinik (Singarimbun, 1997).

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian.


3.2.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di klinik gigi Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Banda
Aceh. Alasan penelitian dilakukan di JKG Poltekkes Banda Aceh karena belum pernah
ada penelitian tentang manajemen pembelajaran klinik dengan kinerja pada mahasiswa
JKG Poltekkes Banda Aceh.

3.2.2 Waktu penelitian


Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelusuran pustaka dilanjutkan dengan
penelitian untuk mengumpulkan data. Selanjutnya dilakukan pengolahan data, analisa
data, penyusunan laporan penelitian, penulisan tesis, seminar hasil penelitian dan ujian
komprehensif yang dimulai dari bulan Februari s/d Desember 2007.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah 1 orang koordinator pembimbing klinik dan
semua dosen pembimbing praktek asuhan kesehatan gigi klinik yaitu 9 orang dan
mahasiswa tingkat 3 yang mengikuti praktek pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik
sebanyak 27 orang. Tidak dilakukan pengambilan sampel karena semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer ini
didapat melalui pengisian lembar pengamatan ketika mengobservasi langsung. Data
sekunder yang didapat dari Laporan Pendidikan Jurusan Kesehatan Gigi 2006 dan data
kepegawaian Jurusan Kesehatan Gigi.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional


3.5.1 Variabel penelitian dan definisi operasional
1. Variabel independen
Manajemen pembelajaran klinik adalah tingkat keberhasilan manajemen yang
diukur dari keberhasilan pembimbing klinik (peran pembimbing dan metode
pembelajaran klinik).
Pembimbing klinik adalah dosen pembimbing praktek klinik pelayanan asuhan
kesehatan gigi meliputi :

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

a. Peran pembimbing klinik, yaitu :


1) Fasilitator adalah sebagai tempat bertanya mahasiswa dan bertugas mempersiapkan
alat/bahan yang diperlukan dalam pembelajaran klinik.
2) Mengawasi adalah mengawasi pekerjaan mahasiswa, mengawasi pemakaian
bahan/alat, mengawasi kebersihan lingkungan/klinik.
3) Membimbing adalah mengarahkan mahasiswa dan memberikan pengalaman praktek.
4) Memberi umpan balik adalah menimbulkan masukan kepada mahasiswa bila
mengalami kesulitan/kesalahan dan memberi alternatif pemecahan.
5) Merencanakan adalah ikut serta dalam mempersiapkan GBPP, SAP, SOP, pedoman
klinik, pedoman evaluasi.
6) Evaluator adalah melakukan penilaian terhadap kinerja mahasiswa.
b. Metode pembelajaran klinik, berupa :
1) Orientasi, penjelasan teori dan praktek dalam pembelajaran klinik.
2) Demonstrasi, menunjukkan hal-hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa sesuai
dengan teori-teori yang telah diberikan.
3) Simulasi, mahasiswa melakukan praktek antar teman agar pemahaman dapat lebih
diperdalam.
4) Diskusi, memberi kesempatan mahasiswa untuk menyelesaikan permasalahan dan
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti agar pembimbing klinik dapat membantu
mahasiswa untuk menyelesaikan permasalahan.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

2. Variabel prakondisi
Variabel yang mempengaruhi manajemen pembelajaran klinik dan kinerja
mahasiswa, meliputi :
a. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan
kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya

yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar, meliputi :


1) GBPP yang berisikan TIU, TIK, Pokok dan Sub Pokok Bahan Metode Pembelajaran,
Kriteria penilaian, Estimasi waktu, Deskripsi singkat dan Referensi.
2) Satuan Acara Pembelajaran Praktek (S.A.P praktek) yang berisikan TIU, TIK, Pokok
dan Sub Pokok Bahan Kegiatan Dosen dan Mahasiswa, Evaluasi dan Daftar Pustaka.
3) Pedoman Klinik, yaitu pedoman yang berisikan teori yang akan dipraktekkan, tata
tertib klinik, petunjuk penggunaan alat-alat yang ada di klinik, petunjuk sterilisasi
alat, dan jumlah requirment.
4) Standar Operasional Pelaksanaan Praktek (SOP praktek) adalah prosedur tetap yang
harus dilaksanakan oleh mahasiswa dalam praktek klinik.
5) Pedoman evaluasi (rubrik), yaitu pegangan dosen untuk menentukan hasil penilaian
yang akan diperoleh mahasiswa berdasarkan jurnal dan format evaluasi dosen berupa
rubrik.
b. Dosen

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Koordinator klinik adalah dosen yang bertanggung jawab dalam praktek klinik yaitu
pengaturan kelompok mahasiswa dalam pelayanan asuhan gigi klinik, mengawasi
kegiatan di klinik, mengajukan permintaan alat/bahan, evaluasi keberhasilan
pembelajaran klinik, pengarahan kepada pembimbing.
c. Sarana dan prasarana praktek klinik adalah bahan, alat, media serta fasilitas lainnya,
sebagai penunjang kelancaran proses pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan
pelaksanaan praktek yang meliputi:
1) Ruang klinik, ruangan yang digunakan untuk praktek klinik.
2) Peralatan besar : Foot Pump Dental Chair, Field Dental Chair, Dental Unit.
3) Peralatan kecil: (1) Alat diagnostik, (2) Alat penambalan, (3) Alat skeling, (4) Alat
cabut gigi
4) Bahan dan obat

3. Variabel dependen
Kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik adalah hasil unjuk
kerja mahasiwa yang dinilai dari proses awal hingga akhir selama pelaksanaan praktek
klinik di Jurusan Kesehatan Gigi.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

3.6. Metode Pengukuran


3.6.1 Variabel bebas : manajemen pembelajaran klinik
Pengukuran manajemen pembelajaran klinik menggunakan skala ukur ordinal yang
dikategorikan dalam tiga kategori yaitu baik, cukup, kurang yang mana kategori baik 80100% dari skor tertinggi, cukup 60-79% dari skor tertinggi dan kurang 59% dari skor
tertinggi.
1. Peran pembimbing klinik
a. Baik

: Jumlah skor 13-16

b. Cukup

: Jumlah skor 10-12

c. Kurang

: Jumlah skor 9

2. Metode pembelajaran klinik


a. Baik

: Jumlah skor 3-4

b. Cukup

: Jumlah skor 2

c. Kurang

: Jumlah skor 1

Manajemen pembelajaran klinik dikategorikan :


a. Baik

: Jumlah skor 16-20

b. Cukup

: Jumlah skor 12-15

c. Kurang

: Jumlah skor 11

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

3.6.2

Variabel prakondisi : kurikulum, koordinator klinik, sarana dan prasarana praktek

Kurikulum dikategorikan :
a. Baik

: Jumlah skor 12-15

b. Cukup

: Jumlah skor 9-11

c. Kurang

: Jumlah skor 8

Koordinator klinik (Tugas dan tanggung jawab koordinator klinik) :


a. Baik

: Jumlah skor 4-5

b. Cukup

: Jumlah skor 2-3

c. Kurang

: Jumlah skor 1

Sarana dan prasarana praktek


a. Baik

: 80-100% tersedianya alat

b. Cukup

: 60-79% tersedianya alat

c. Kurang

: 59% tersedianya alat

3.6.3

Variabel terikat : kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik
Pengukuran kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik

menggunakan skala ordinal yang dikategorikan dalam 5 kategori yaitu A (Baik sekali) B
(Baik), C (Cukup), D (Kurang), E(Sangat Kurang)
Penilaian dilakukan 2 kali yaitu pada praktek harian klinik dan pada waktu ujian
akhir program praktek (U.A.P Praktek) dan bobot penilaian untuk praktek 40% dan
U.A.P Praktek 60%
3.7 Metode Analisis Data

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Data primer dan sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses
pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau
kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.
b. Coding, pemberian kode dan skoring pada tiap jawaban untuk memudahkan proses
entry data.
c. Entry Data, setelah proses coding dilakukan pemasukan data ke komputer dengan
menggunakan program SPSS .
d. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap data
yang sudah masuk.
Analisis data dilakukan dengan Uji Statistik Chi Square memakai bantuan program
komputer. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Analisis univariat, untuk melihat gambaran setiap variabel independen yaitu
manajemen pembelajaran klinik pembimbing klinik yang meliputi, peran
pembimbing klinik, metode pembelajaran klinik, serta variabel dependen yaitu
kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik.
b. Analisis bivariat, untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen, yaitu hubungan manajemen pembelajaran klinik oleh pembimbing klinik
(peran dan metode pembelajaran klinik) dengan kinerja mahasiswa pada pelayanan
asuhan gigi klinik digunakan uji statistik Chi Square, dengan = 0,05. Alasan

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

digunakan Uji Statistik Chi Square karena jumlah sampel relatif kecil yaitu kurang
dari 30 dan datanya kategorik.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian


Sebelum terjadinya gempa bumi dan Tsunami yang melanda Aceh, Jurusan
Kesehatan Gigi (JKG) Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Banda Aceh, terletak di lokasi
strategis di tengah Kota Banda Aceh, berada di Jalan Prof.A. Madjid Ibrahim I No 3
Banda Aceh. Pasca gempa bumi dan tsunami, Jurusan Kesehatan Gigi disewakan 2 buah
toko berlantai 2 yang berukuran 4x16 yang terletak agak jauh dari kota yaitu berada di
Jalan T. Iskandar Lam Ujong Meunasah Manyang Ulee kareng.
Pada awalnya Jurusan Kesehatan Gigi adalah Akademi Kesehatan Gigi merupakan
konversi Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG) Departemen Kesehatan RI, yang
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan RI
No. HK.00.061.3.2775 tanggal 1 September 1999. Pada tahun 2002 Akademi Kesehatan
Gigi bergabung dengan akademi lainnya dibawah naungan Politeknik Kesehatan
(Poltekkes) Banda Aceh, sehingga akademi ini berganti nama menjadi Jurusan Kesehatan
Gigi yang dipimpin oleh seorang Ketua Jurusan.
Pada saat ini Jurusan Kesehatan Gigi Banda Aceh didukung oleh tenaga
administrasi sebanyak 5 orang, 10 orang dosen tetap, pembimbing praktek 9 orang, serta
dibantu oleh dosen tidak tetap/luar sebanyak 20 orang.
Setiap tahunnya jurusan kesehatan gigi menerima mahasiswa baru dengan kapasitas
40 orang kelas Reguler dan 40 orang kelas Swadana. Kecuali tahun ajaran 2005-2006

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

hanya sedikit peminatnya yaitu untuk kelas Reguler 31 orang, jumlah mahasiswa saat ini
yaitu 171 orang. Hingga saat ini jurusan kesehatan gigi telah menghasilkan 200 lulusan.
Jurusan Kesehatan Gigi memiliki fasilitas 3 buah ruang kuliah yang juga berfungsi
sebagai ruang praktek pre klinik, 1 ruang klinik gigi berukuran 8x12 m dilengkapi
dengan 13 dental unit dan semuanya masih berfungsi.

4.2 Manajemen Pembelajaran Klinik


Manajemen pembelajaran klinik dilihat dari peran pembimbing klinik dan metode
pembelajaran klinik. Kurikulum, tugas dan tanggung jawab koordinator klinik, sarana
dan prasarana diukur sebagai variabel pra kondisi yang mempengaruhi manajemen
pembelajaran klinik.

4.2.1 Peran pembimbing klinik


Manajemen pembelajaran klinik (peran pembimbing klinik) dikategorikan dalam
baik, cukup, kurang. Peran pembimbing meliputi: fasilitator, mengawasi, membimbing,
memberi umpan balik, merencanakan dan evaluator. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan terhadap 9 orang pembimbing praktek pelayanan asuhan
kesehatan gigi klinik didapat hasil 3 orang peran pembimbing dengan kategori baik, 3
orang cukup, 3 orang kurang (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Distribusi Peran Pembimbing Klinik

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Peran Pembimbing Klinik

Jumlah

Persentase

Baik

33,33

Cukup

33,33

Kurang

33,33

Jumlah

100

4.2.2 Metode pembelajaran klinik


Metode pembelajaran klinik mencakup melakukan orientasi, demonstarasi,
menggunakan metode simulasi dan diskusi. Berdasarkan pengamatan dan wawancara
yang dilakukan terhadap 9 orang pembimbing praktek dapat dikategorikan metode
pembelajaran klinik baik 6 orang, cukup 3 orang sedangkan kurang tidak ada (Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Distibusi Metode Pembelajaran Klinik


Metode

Jumlah

Persentase

Baik

66,66

Cukup

33,33

Kurang

Jumlah

100

Manajemen pembelajaran klinik dilihat dari peran dan metode pembelajaran klinik
dikategorikan dalam 3 kategori yaitu baik bila jawaban ya 16-20, cukup bila jawaban ya
12-15, dan kurang bila jawaban ya kurang dari 11. Hasil penelitian menunjukkan
kategori baik 3 orang (33,3%), cukup 4 orang (44,4%), sedangkan kurang 2 orang
(22,2%). (Tabel 4.3)

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Tabel 4.3 Distribusi Manajemen Pembelajaran Klinik


Manajemen Pembelajaran Klinik
Baik

Jumlah
3

Persentase
33,33

Cukup

44,44

Kurang

22,22

Jumlah

100

4.2.3 Kurikulum
Saat ini pelaksanaan proses pembelajaran jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Banda
Aceh mengacu pada struktur pendidikan D-III Kesehatan Gigi berdasarkan kurikulum
Nasional dari Pusdiknakes tahun 2003.
Kurikulum sebagai variabel prakondisi yang mempengaruhi manajemen
pembelajaran klinik dilihat dari kelengkapan komponen kurikulum, yaitu GBPP Praktek,
SAP praktek, Pedoman Klinik, SOP praktek dan pedoman evaluasi/rubrik yang
dipersiapkan oleh koordinator klinik.
a.

GBPP Praktek
Hasil wawancara dengan koordinator klinik ternyata semua komponen GBPP
lengkap yaitu adanya TIU, TIK, pokok dan sub pokok bahan metode pembelajaran,
kriteria penilaian, estimasi waktu, deskripsi singkat dan referensi.

b.

SAP Praktek
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan koordinator klinik ternyata SAP
Praktek selama ini tidak ada. Menurut koordinator klinik SAP praktek hampir sama
dengan GBPP jadi tidak perlu dibuat lagi.

c.

Pedoman Klinik

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Hasil penelitian menunjukkan pedoman klinik yang meliputi teori yang akan
dipraktekkan, tata tertib klinik, petunjuk penggunaan alat-alat di klinik, petunjuk
sterilisasi alat, jurnal klinik, dan jumlah requirement, semuanya lengkap.
d.

SOP Praktek
Hasil penelitian SOP praktek yang meliputi jenis kegiatan, alat bahan yang
dibutuhkan serta prosedur kerja, semuanya lengkap.

e.

Pedoman Evaluasi/Rubrik
Hasil penelitian didapatkan bahwa pedoman evaluasi/rubrik, yang terdiri atas aspek
yang dinilai, rentang skor, angka perolehan, bobot, nilai akhir, semuanya lengkap.
Secara keseluruhan kurikulum dilihat dari kelengkapan komponennya dapat

dikategorikan dalam kriteria baik, karena ada 12-15 komponen dari 15 komponen yang
diukur.

4.2.4 Tugas dan tanggung jawab koordinator klinik


Pengukuran tugas dan tanggung jawab koordinator klinik dikategorikan dalam
kriteria baik, cukup dan kurang. Kriteria baik bila skor jawabannya 4-5, cukup bila skor
jawabannya 2-3 dan kurang bila skor jawabannya lebih kecil sama dengan 1.
Hasil wawancara dan observasi dengan koordinator klinik selaku orang yang diberi
wewenang bertanggung jawab dalam pembelajaran klinik.Tugas dan tanggung jawab
koordinator klinik semuanya dilakukan oleh koordinator klinik pelayanan asuhan
kesehatan gigi klinik yaitu: dalam pembelajaran klinik mengatur jadwal dan kelompok
mahasiswa,

mengawasi

kegiatan

pembelajaran

klinik,

mengajukan

permintaan

alat/bahan, evaluasi keberhasilan pembelajaran klinik, pengarahan kepada pembimbing


klinik berkaitan dengan pembelajaran klinik sehingga tugas dan tanggung jawab

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

koordinator klinik dapat dikategorikan baik yaitu skor yang diperoleh adalah 5 jawaban
ya.

4.2.5 Sarana dan prasarana klinik

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Klinik


Nama alat
Dental unit
Alat diagnostik
Alat penambalan :
- Pengaduk semen
- Penumpat semen
- Pengaduk silikat
- Penumpat amalgam
- Burnisher
- Plastis filling instrument
- Matrix band
- Matrix glass slab
- Mortar and stamper
- Clip blower
- Tongue holder
Alat skeling
Alat cabut gigi :
- Tang cabut gigi susu
- Tang cabut gigi tetap
- Tang cabut sisa akar
- Bein
- Cryer
- Tang pemotong tulang

Jumlah
13 buah
6 set
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
5 buah
4 buah
4 buah
3 buah
3 buah
2 buah
3 buah
3 set
13 buah
13 buah
13 buah
13 buah
13 buah
-

Alat diagnostik yang dimiliki hanya 6 set, untuk kelancaran pembelajaran kilnik,
mahasiswa diharuskan menyediakan sendiri alat diagnosa set yang terdiri atas : kaca
mulut, sonde, pinset gigi, dan ekskavator. Alat skeling yang terdiri atas skeler standar
hanya 3 set yang ada. Dalam pengaturannya agar praktek skeling dapat berjalan,

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

mahasiswa juga harus memilki alat skeling tersebut. Untuk alat cabut gigi semuanya ada
dan berjumlah masing-masing berjumlah 13 buah, kecuali bone rongers yang tidak ada,
karena menurut koordinator klinik alat tersebut memang tidak pernah diajukan dalam
permintaan barang karena tidak diperlukan. Bahan dan obat semuanya ada sesuai dengan
kebutuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada dapat
dikategorikan dalam kriteria cukup yaitu 60-79 %.

4.3 Kinerja Mahasiswa pada Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Klinik


Pengukuran variabel kinerja pelayanan asuhan kesehatan gigi meliputi praktek
skeling, pencabutan dan penambalan. Penilaian dilakukan 2 kali yaitu pada praktek klinik
dan pada waktu ujian akhir program (UAP Praktek)
4.3.1 Praktek skeling
Nilai rerata praktek skeling 71,19 dengan simpangan baku 6,427.
Hasil penelitian menunjukkan nilai mahasiswa praktek skeling yang memperoleh
nilai A (sangat baik) 18,52%, nilai B (baik) 48,15%, nilai C (cukup) 33,33%, nilai D dan
E tidak ada (Tabel 4.5).

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Praktek Skeling


Kategori / Nilai

Frekuensi

Persentase

18,52

13

48,15

33,33

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Total

27

100

4.3.2 Praktek penambalan


Nilai rerata praktek penambalan 70,67 dengan simpangan baku 7,005. Mahasiswa
yang memperoleh nilai A (sangat baik) yaitu 18,52%, B (baik) 25,92%, C (cukup)
55,56%, sedangkan untuk nilai D dan E tidak ada (Tabel 4.6).

Tabel 4.6 Distribusi Frekwensi Praktek Penambalan


Kategori / nilai

Frekuensi

Persentase

18,52

25,92

15

55,56

Total

27

100

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

4.3.3 Praktek pencabutan


Nilai rerata praktek pencabutan 70,04 dengan simpangan baku 5,781. Nilai
mahasiswa praktek pencabutan yang memperoleh nilai A (sangat baik) 11,11%, B (baik)
40,74% dan nilai C (cukup) yaitu 48,15 % sedangkan nilai D dan E tidak ada (Tabel
4.7).

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Praktek Pencabutan


Kategori / Nilai

Frekuensi

Persentase

11,11

11

40,74

13

48,15

Total

27

100

Hasil penelitian menunjukan nilai kinerja mahasiswa praktek pelayanan asuhan


kesehatan gigi klinik yang didapat dari nilai praktek skeling, penambalan, dan
pencabutan diperoleh nilai rerata 70,63 dengan simpangan baku 5,68.
Berdasarkan hasil penelitian kinerja mahasiswa praktek pelayanan asuhan
kesehatan gigi klinik yang memperoleh nilai A (sangat baik) 7,41%, B (baik) 44,44%,
nilai C (cukup) 48,15%, sedangkan nilai D dan E tidak ada (Tabel 4.8).

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Tabel 4.8 Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi


Klinik
Kategori/Nilai

Frekuensi

Persentase

7,41

12

44,44

13

48,15

Total

27

100

4.4 Hasil Uji Statistik


4.4.1

Hubungan antara manajemen pembelajaran klinik (peran pembimbing klinik)


dengan kinerja mahasiswa
Berdasarkan hasil analisis uji statistik, didapat hubungan yang signifikan antara

manajemen pembelajaran klinik (peran pembimbing klinik) dengan kinerja mahasiswa


praktek skeling (p=0,002). Peran pembimbing baik hasil nilai skeling A 55,56%, tidak
ada nilai A pada peran pembimbing cukup dan kurang. Persentase nilai B lebih besar
pada peran pembimbing cukup dibandingkan dengan kurang (Tabel 4.9).

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Tabel. 4.9 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Peran


Pembimbing Klinik) dengan Kinerja Mahasiswa Praktek
Skeling
Nilai skeling
Peran Pembimbing
Baik

A
(%)
5

C
(%)

(%)
3

Total
(%)

Hasil Analisis
Statistik

(55,56) (33,33) (11,11) (100)


Cukup
Kurang
Total

(0)

(77,78) (22,22) (100)

(0)

(33,33) (66,67) (100)

13

6
9

9
9

X2 =17,128
df = 4
p =0,002

27

(18,52) (48,15) (33,33) (100)

Berdasarkan hasil analisis uji statistik, terdapat hubungan antara

manajemen

pembelajaran klinik (peran pembimbing klinik) dengan kinerja mahasiswa praktek


penambalan (p=0,011). Peran pembimbing baik persentase nilai penambalan A 55,56%,
tidak ada nilai A bila peran pembimbing cukup dan kurang. Persentase nilai B lebih besar
pada peran pembimbing cukup dibandingkan dengan kurang (Tabel 4.10).

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Tabel 4.10 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Peran


Pembimbing Klinik) dengan Kinerja Mahasiswa Praktek
Penambalan
Nilai Penambalan
A
B
C
(%)
(%)
(%)
5
2
2

(55,56)

(22,22)

(22,22)

(100)

(0)

(33,33)

(66,67)

(100)

(0)

(22,22)

(77,78)

(100)

Total

15

27

(%)

(18,52)

(25,92)

(55,56)

(100)

Peran
Pembimbing
Baik
Cukup
Kurang

Total
(%)

Hasil Analisis
Statistik

X2 =13,086
df =4
p= 0,011

Berdasarkan hasil uji statistik, didapat hubungan yang signifikan


antara manajemen pembelajaran klinik (peran pembimbing klinik)
dengan kinerja mahasiswa praktek pencabutan (p=0,037). Peran
pembimbing baik nilai A 33,3% dan tidak ada nilai A pada peran
pembimbing cukup dan kurang. Persentase nilai B lebih besar pada
peran pembimbing cukup dibandingkan kurang (Tabel 4.11).

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Tabel 4.11 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Peran


Pembimbing) dengan Kinerja Mahasiwa Praktek
Pencabutan
Nilai Pencabutan
A
B
C
(%)
(%)
(%)
3
4
2

(33,33)

(44,44)

(22,22)

(100)

(0)

(55,56)

(44,44)

(100)

(0)

(22,22)

(77,78)

(100)

Total

11

13

27

(%)

(11,11)

(40,74)

(48,15)

(100)

Peran
Pembimbing
Baik
Cukup
Kurang

4.4.2

Total
(%)

Hasil Analisis
Statistik

X2 =10,196
df = 4
p = 0,037

Hubungan antara manajemen pembelajaran klinik (metode pembelajaran klinik)


dengan kinerja mahasiswa
Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan antara manajemen pembelajaran

klinik (metode pembelajaran klinik) dengan kinerja mahasiswa praktek skeling


(p=0,002), metode pembelajaran klinik baik persentase nilai skeling A 27,78%, tidak ada
nilai A pada metode cukup (Tabel 4.12).

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Tabel 4.12 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Metode


Pembelajaran Klinik) dengan Kinerja Mahasiwa Praktek
Skeling
Metode Pembelajaran
Klinik
Baik
Cukup
Total

Nilai Praktek Skeling


A
B
C
(%)
(%)
(%)
5
10
3
(27,78)
(55,55)
(16,67)
0
3
6
(0)
(33,33)
(66,67)

18
(100)
9
(100)

5
(18,52)

27
(100)

13
(48,15)

9
(33,33)

Total
(%)

Hasil
Analisis
Statistik
X2 = 7,615
df = 2
p = 0,022

Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan antara manajemen pembelajaran


klinik (metode pembelajaran klinik) dengan kinerja mahasiswa praktek penambalan
(p=0,005), metode pembelajaran klinik baik persentase nilai penambalan A 27,78%,
tidak ada nilai A dan B pada metode cukup (Tabel 4.13).

Tabel 4.13 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Metode


Pembelajaran Klinik) dengan Kinerja Mahasiswa Praktek
Penambalan
Metode
Pembelajaran
Klinik
Baik
Cukup
Total
(%)

Nilai Penambalan
A(%)
B(%)
C(%)

Total
(%)

5
(27,78)
0
(0)

7
(38,89)
0
(0)

6
(33,33)
9
(100)

18
(100)
9
(100)

5
(18,52)

7
(25,92)

15
(55,56)

27
(100)

Hasil Analisis
Statistik
X2 = 10,800
df = 2
p = 0,005

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat hubungan antara manajemen pembelajaran


klinik (metode pembelajaran klinik) dengan kinerja mahasiswa praktek pencabutan
(p=0,011), metode pembelajaran klinik baik persentase nilai pencabutan A 16,67%, tidak
ada nilai A pada metode cukup (Tabel 4.14).

Tabel 4.14 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik (Metode


Pembelajaran Klinik) dengan Kinerja Mahasiswa Praktek
Pencabutan.
Metode
Pembelajaran
Klinik
Baik

Nilai Pencabutan
A
B
C
(%)
(%)
(%)
10
5

Total
(%)
18

(16,67)

(55,55)

(27,78)

(100)

(0)

(11,11)

(88,89)

(100)

Total

11

13

27

(%)

(11,11)

(40,74)

(48,15)

(100)

Cukup

4.4.3

Hasil Analisis
Statistik

X2=9,063
df=2
p= 0,011

Hubungan manajemen pembelajaran klinik dengan kinerja mahasiswa pada


pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik
Berdasarkan hasil uji statistik terdapat hubungan antara manajemen pembelajaran

klinik dengan kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi (p=0,008).
Manajemen pembelajaran klinik baik persentase nilai A 22,22%. Tidak terdapat nilai A
pada manajemen pembelajaran klinik cukup dan kurang (Tabel 4.15).

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Tabel 4.15 Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik dengan


Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
Klinik
Manajemen
Pembelajaran Klinik
Baik

Kinerja mahasiswa
A
B
C
(%)
(%)
(%)
2
6
1

Total
(%)
9

(22,22)

(66,67)

(11,11) (100)

12

(0)

(50)

(50)

(100)

(0)

(0)

(100)

(100)

Total

12

13

27

(%)

(7,41)

(44,44)

(48,15) (100)

Cukup
Kurang

Hasil
Analisis
Statistik

X2 = 13.673
df = 4
p = 0,008

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Manajemen Pembelajaran Klinik


Untuk mengukur variabel prakondisi yang mempengaruhi manajemen pembelajaran
klinik telah dilakukan wawancara dengan koordinator klinik, ternyata manajemen
pembelajaran klinik yang dilakukan oleh koordinator klinik dapat dikategorikan baik
karena komponen kurikulum yang terdiri atas GBPP, SOP Praktek, Pedoman Klinik
dan Pedoman Evaluasi/Rubrik sudah lengkap, kecuali SAP tidak dibuat. Menurut
Suparma (2005) SAP merupakan petunjuk secara rinci pertemuan demi pertemuan,
tujuan ruang lingkup materi, kegiatan belajar mengajar, media dan evaluasi yang
harus digunakan. Dengan demikian untuk meningkatkan manajemen pembelajaran
klinik SAP perlu dibuat.
Tugas dan tanggung jawab koordinator klinik juga sudah baik yaitu mengatur jadwal
dan kelompok mahasiswa, mengawasi kegiatan pembelajaran klinik, mengajukan
permintaan alat/bahan, evaluasi keberhasilan pembelajaran klinik, dan pengarahan
kepada pembimbing klinik berkaitan dengan pembelajaran klinik, hal ini harus
dipertahankan untuk kelancaran proses pembelajaran klinik di Poltekkes sehingga
kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik menjadi lebih baik.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di klinik
termasuk kategori cukup, yaitu 60-79% alat tersedia dan berfungsi. Peralatan yang
masih kurang dibandingkan dengan jumlah mahasiswa adalah alat diagnostik dan alat
skeling. Penambahan alat ini akan memperlancar proses pembelajaran dan
meningkatkan kinerja mahasiswa. Gunawan (1996) berpendapat proses belajar
mengajar akan semakin sukses bila ditunjang dengan sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai. Menurut Mulyasa (2002) manajemen sarana dan
prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan baik
bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah, dan tersedianya alat-alat atau
fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan
kebutuhan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan
dan pengajaran baik bagi guru dan peserta didik.
Manajemen pembelajaran dilihat dari peran dan metode pembelajaran klinik
yang dilakukan oleh pembimbing, persentase terbesar masih dalam kategori cukup
yaitu 44,44%. Dilihat dari aspek peran pembimbing klinik masih dijumpai kategori
cukup dan kurang, masing-masing sebanyak 33,33%. Usman (1990) menyatakan
tercapainya tujuan proses pembelajaran diperlukan peran seorang dosen yang
berkualitas, rendahnya mutu pendidikan ditentukan oleh tinggi rendahnya mutu
dosen. Tinggi rendahnya mutu dosen dipengaruhi oleh mengajar atau mengelola
proses pembelajaran. Sedangkan Mandriwati (1999) menyatakan bahwa peran
pengajar/pembimbing dalam pembelajaran klinik adalah sangat penting yaitu sebagai
konselor, manajer, pembimbing dan fasilitator. Data menunjukkan bahwa peran
pembimbing kategori cukup dan kurang tidak ada mahasiswa yang memperoleh nilai
A pada praktek skeling, penambalan dan pencabutan. Hal ini juga menyebabkan
rerata nilai praktek 70,63, sedangkan yang diharapkan institusi adalah 80. Salah satu
fungsi manajemen adalah pengarahan, dalam penelitian ini peran pembimbing yang
merupakan fungsi pengarahan sangat berpengaruh terhadap kinerja mahasiswa.
Untuk lebih meningkatkan kinerja mahasiswa maka peran pembimbing klinik harus
lebih ditingkatkan dalam hal pembuatan GBPP, SAP, SOP, Pedoman Klinik dan
Pedoman Evaluasi, dengan demikian nilai rerata praktek pembelajaran klinik juga
akan lebih meningkat.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Hasil penelitian menunjukkan metode pembelajaran klinik tidak ada yang


termasuk kategori kurang dan pada kategori metode pembelajaran klinik cukup tidak
ada yang memperoleh nilai A baik pada praktek skeling, pencabutan dan
penambalan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2003) yaitu hasil belajar sangat
erat kaitannya dengan metode yang digunakan, pada suatu kondisi pembelajaran
tertentu semakin tepat pemilihan metode pembelajaran, maka kondisi belajar semakin
baik. Dengan demikian metode pembelajaran klinik yang masih perlu ditingkatkan
adalah digunakannya metode diskusi.

5.2 Kinerja Mahasiswa pada Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Klinik


Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan
kesehatan gigi klinik masih banyak yang memperoleh nilai C yaitu 48,15%. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh mahasiswa masih belum sesuai dengan
harapan institusi. Sebaiknya sebelum melakukan praktek dilaksanakan pretes terlebih
dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana mahasiswa mampu
menguasai topik dari setiap bahan ajar yang akan dipraktekkan.
Dalam penilaian kinerja mahasiswa pelayanan asuhan, peneliti menggunakan
kriteria penilaian kinerja yang sudah dimodifikasikan dari yang biasa dipakai oleh
jurusan dengan lebih rinci menilai kegiatan perencanaan pelayanan asuhan kesehatan
gigi klinik. Hasil penelitian menunjukkan rerata nilai praktek skeling yaitu 71,19,
penambalan 70,87, pencabutan yaitu 70,04. Hal ini bila dibandingkan dengan hasil
penilaian yang dilakukan oleh pembimbing di jurusan hasilnya hampir sama yaitu
praktek skeling 70,83, penambalan 70,74 dan pencabutan 70,04. Dengan demikian
pedoman evaluasi/rubrik yang biasa digunakan oleh pembimbing di jurusan masih
dapat dipakai untuk menilai kinerja mahasiswa, karena rubrik atau pedoman evaluasi
sudah berisikan konsep atau keterampilan yang harus diases, serta skala yang
digunakan. Namun bila kurikulum berbasis kompetensi diterapkan khusus untuk

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

penilaian kinerja mahasiswa perlu disesuaikan karena pengukuran kinerja lebih


ditekankan pada pencapaian kompetensi mahasiswa.

5.3

Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik


Pembelajaran Klinik) dengan Kinerja Mahasiswa

(Peran

dan

Metode

Berdasarkan hasil Uji Statistik Chi Square didapat hubungan antara peran
pembimbing klinik dengan kinerja mahasiswa praktek skeling (p=0,002), praktek
pencabutan (p=0,037) dan penambalan (p=0,011). Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Wijono (2000) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara bimbingan
guru dengan prestasi belajar siswa MAN, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, semakin
tinggi bimbingan guru, maka semakin tinggi pula prestasi yang dimiliki siswa MAN
tersebut.
Metode memegang peranan penting dalam pencapaian hasil belajar peserta
didik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara metode pembelajaran
klinik dengan kinerja mahasiswa praktek skeling (p=0,022), praktek pencabutan
(p=0,011), dan praktek penambalan (p=0,005). Metode pembelajaran klinik secara
signifikan berhubungan dengan kinerja mahasiswa, yang mana pada metode
pembelajaran klinik cukup tidak ada yang memperoleh nilai A baik pada praktek
skeling, pencabutan dan penambalan. Hal ini sesuai dengan penelitian Azwar yaitu
ada pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran dengan hasil belajar.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara manajemen pembelajaran


klinik (peran dan metode pembelajaran klinik) dengan kinerja mahasiswa pada
pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik (p=0,008). Hal ini sesuai dengan penelitian
Larasati (2004) bahwa ada hubungan antara manajemen pembelajaran klinik dengan
kemampuan mahasiswa merencanakan perawatan pelayanan asuhan kesehatan gigi
klinik.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

5.4 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini memiliki keterbatasan di antaranya :
1. Jumlah sampel sedikit yaitu 9 orang pembimbing klinik dan 27 orang mahasiswa
tingkat III.
2. Penelitian ini menggunakan Uji Statistik Chi-Square, sehingga tidak dapat melihat
kekuatan hubungan antara variabel peran pembimbing dan metode pembelajaran
terhadap kinerja mahasiswa.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan :
1. Manajemen pembelajaran klinik yang dilakukan oleh koordinator klinik sudah baik
yaitu, kurikulum sudah baik kecuali SAP belum dibuat, tugas dan tanggung jawab
koordinator klinik sudah baik, sarana dan prasarana praktek klinik masih dalam
kategori cukup. Manajemen pembelajaran klinik oleh pembimbing belum baik yaitu,
peran pembimbing klinik masih ada yang kategori cukup dan kurang masing-masing
33,33%, sedangkan metode pembelajaran klinik baik 66,66% cukup 33,33% dan
tidak ada yang kategori kurang. Tidak terdapat nilai A pada pembimbing dengan
kategori cukup.
2. Kinerja mahasiswa dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik termasuk dalam
kategori cukup, 48,15% baik 44,44% sangat baik 7,41% masih banyak yang
memperoleh nilai C, baik untuk praktek skeling, pencabutan dan penambalan. Hasil
penelitian menunjukkan rerata nilai kinerja mahasiswa praktek skeling 71,19,
penambalan 70,87, pencabutan 70,04. Rerata nilai kinerja mahasiswa pada pelayanan
asuhan kesehatan gigi klinik 70,63 yang belum sesuai dengan harapan institusi yaitu
nilai yang dicapai 80.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

65

3.

Berdasarkan hasil Uji Statistik Chi-Square dengan =0,05 didapatkan hubungan


antara peran pembimbing klinik dengan kinerja mahasiswa praktek skeling
(p=0,002), praktek penambalan (p=0,011), dan praktek pencabutan (p=0,037). Ada
hubungan yang bermakna antara metode pembelajaran klinik dengan kinerja
mahasiswa praktek skeling (p=0,022), praktek penambalan (p=0,005), dan praktek
pencabutan (p=0,011). Terdapat hubungan antara manajemen pembelajaran klinik
dengan kinerja mahasiswa pada pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik (p=0,008).

6.2 Saran
1. Pengelola program Jurusan Gigi Poltekkes Banda Aceh perlu membuat suatu
kebijakan untuk pengembangan SDM pembimbing, karena hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembimbing (peran dan metode pembelajaran) yang
termasuk kategori cukup dan kurang tidak ada mahasiswa yang memperoleh
nilai A. Untuk itu diperlukan pelatihan bagi pembimbing klinik terutama tentang
praktek penambalan karena nilai praktek penambalan 55,56% masih dalam
kategori cukup.
2. Kepada pihak pengelola Program Jurusan Gigi Poltekkes Banda Aceh agar dapat
menambah dan melengkapi sarana dan fasilitas pembelajaran seperti alat
penambalan, alat diagnosa dan alat skeling karena alat-alat belum mencukupi
rasio mahasiswa dan alat. Agar kinerja pelayanan asuhan kesehatan gigi klinik
lebih meningkat.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

3. Meningkatkan peran pembimbing klinik dengan mengikutsertakan dalam


pelatihan pembuatan GBPP, SAP, dan evaluasi pembelajaran.
4. Untuk memperlancar proses pembelajaran, sebaiknya dilakukan pretes sebelum
melaksanakan praktek, agar mahasiswa mempersiapkan diri sebelum masuk ke
klinik.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S., 1996, Pengalaman Belajar Klinik dan Pengalaman Belajar Pada Pendidikan
Dokter Gigi, J.PPGI, Vol.45 (I) : 15-19.
AKG., 2000, Kriteria penilaian Ujian Komprehensif Akademi Kesehatan Gigi Banda
Aceh (unpublished), Banda Aceh
Anom, K., 2001, Peningkatan Kemampuan Guru Mengaktifkan Siswa Belajar Kimia
Melalui Jenjang Evaluasi di SMUN I Indralaya, Forum Kependidikan, No.2,
Tahun XX, Maret.
Ayun, Q., 2004, Analisis Kinerja Mahasiswa Pada Praktek Klinik Menurut Penilaian
Pasien dan Dosen Di Klinik Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Yogyakarta, Tesis,
Program Pascasarjana Magister manajemen Pelayanan Kesehatan Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta
Arikunto, S., 1993, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta, PT. Rineka
Cipta.
Arikunto, S., 2001, Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V,
Jakarta, Rineka Cipta.
Arini, N.W., 2002, Peningkatan Keterampilan Guru Kelas Empat Sekolah Dasar Dalam
Menyusun Rencana Pembelajaran, Melaksanakan dan Mengevaluasi
Pembelajaran Terpadu Model Webbing (PTMW), No.2, Tahun XXXV, April,
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja,
Asad, M., 2000, Psikologi Industri, Edisi ke-4, Yogyakarta, Penerbit Liberty.
Depkes RI., 1997, Status Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia, SKRT 1995, Jakarta,
Ditkesgi, Seri SKRT No. 7.
Depkes RI., 2001, Pedoman Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan, Jakarta.
Depkes RI., 2003, Kurikulum Pendidikan Diploma III, Jakarta
Diknas, 2005, Tanya Jawab Seputar Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di
Perguruan Tinggi, Jakarta

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Diknas, 2005, Tanya Jawab Seputar Unit Pengembangan Materi dan Proses
Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Jakarta
Ditkesgi, 1995, Tata Cara Kerja Pelayanan Asuhan Gigi dan Mulut di Puskesmas,
Jakarta, Depkes RI.
Djamarah, S.B., 2002, Psikologi Belajar, Jakarta, PT.Asdi Mahasatya.
Gomes, F.C., 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Andi Offset.
Gunawan, AH., 1996, Administrasi Sekolah : Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta,
PT.Rineka Cipta.
Hasan, H.S., 1997, Profil Dosen Kenyataan dan Harapan, Ed. Ke-24, Juni, hal. 6-10,
Jakarta, Bina Diknakes.
Hastomo S.P., 2001, Analisis Data, Modul, Jakarta, FKM, UI.
Ibrahim, N. 2003. Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan Hasil Belajar,
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan,
Depdiknas, Jakarta.
Ilyas, Y., 2001, Kinerja Teori Penilaian dan Penelitian, Jakarta, FKM UI.
Irawan, P., 2001, Evaluasi Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Diknas.
Irvine, P.P., 1992, Clinical Practice: Strategies for Planning and Assessing Field Work
for Tertiary Students of Nursing, Report: New Direction in Nurse Education a
Symposium With Workshops, Jointly Presented by Faculty of Medicine Gadjah
Mada University Yogyakarta and Faculty of Health University of Western
Sydney, September 28 th -October 2 nd
JKG., 2002, Laporan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Klinik, Poltekkesnad, Banda
Aceh
JKG., 2003, Laporan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Klinik, Poltekkesnad, Banda
Aceh
JKG., 2006, Laporan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Klinik, Poltekkesnad, Banda
Aceh
JKG., 2006, Pedoman Praktek Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Klinik, Poltekkesnad,
Banda Aceh
Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Julisda, Kurniati, T., Rahayu, S., 1995, Pengajaran Klinik pada Pendidikan Keperawatan,
Disampaikan Pada Rapat Kerja Regional Evaluasi Implementasi Rancangan GKB
dalam Program Pendidikan DIII Keperawatan Gigi di Jakarta, Surabaya, dan
Medan, 11-13 Januari
Larasati, R., 2004, Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Terhadap Kemampuan
Mahasiswa dalam Merencanakan Perawatan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi
Klinik di JKG Poltekkes Tanjung Karang, Tesis, MMPKG-UGM, Yogyakarta
Mandriwati, 1999, Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik dengan Kinerja Lulusan
Bidan SPK di Jawa dan Bali, Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Manajemen
Pelayanan Kesehatan UGM, Yogyakarta
Mulyasa, E., 2002, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung, PT.Remaja Rosda Karya.
Nawawi, H., 1993, Administrasi Pendidikan, Jakarta, Haji Mas Agung.
Notoadmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, PT.Rineka Cipta.
Ridwan, 2002, Skala Pengukuran Varibel-Variabel Penelitian, Bandung, Alfa Beta.
Singarimbun, M., Efendi, S., 1997, Metode Penelitian Survey, Jakarta, Pustaka LP3ES.
Singer, M.G., 1990,
Company.

Human Resource Management, Boston, PSW-Kent Publising

Slamet, 1995, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, PT.Rineka


Cipta.
Slameto, 1995, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, PT.Rineka
Cipta.
Sudjana, N., 2002, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT.Remaja
Rosdakarya.
Sugiono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Bandung, Alfa Beta
Suparma, M.Atwi, 2005, Garis-garis Besar Program Pengajaran dan Satuan Acara
Pengajaran (GBPP & SAP), Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan
Pengembangan Aktivitas Instruksional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional.
Tilaar, H.A.R., 2000, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta, PT.Rineka Cipta.
Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Usman, M. 1990, Menjadi Guru Profesional, Rosda Karya, Bandung


White R, dan Ewan, C.E., 1991, Clinical Teaching in Nursing, London, Chapman Hall.
Wijono, H. 2002, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa MAN, IAIN
Sunan Kalijaga, Jogyakarta, Tesis F/2 Program Pasca Sarjana Universitas
Yogyakarta.
Zainuddin, M., Susy Puspitasari, 2005, Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi
I, Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas
Instruksional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
Nasional.
Zainul, A., 2005, Alterrnative Assesment, Jakarta, Diknas.

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Lampiran 1
LEMBAR PENGAMATAN
HUBUNGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN
KINERJA MAHASISWA PADA PELAYANAN ASUHAN GIGI KLINIK
DI JURUSAN KESEHATAN GIGI POLTEKKES BANDA ACEH
TAHUN 2007
1. Kurikulum
Ditanyakan Kepada Koordinator Klinik
No
1

Indikator
GBPP :
- TIU
- TIK
- Pokok dan Sub Pokok bahan metode
pembelajaran
- Kriteria penilaian
- Estimasi waktu
- Deskripsi singkat
- Referensi

SAP Praktek:
- TIU
- TIK
- Pokok dan Sub Pokok Bahan
- Kegiatan dosen dan mahasiswa
- Evaluasi
- Daftar Pustaka

3 Baik
2 Cukup

Pedoman Klinik:
- Teori Yang Akan Dipraktekkan
- Tata Tertib Klinik
- Petunjuk Penggunaan Alat-Alat di Klinik
- Petunjuk Sterilisasi Alat
- Jurnal Klinik
- Jumlah requirment

3 Baik
2 Cukup

Ada Tidak

=
=

1 Kurang =

3 Baik
2 Cukup

=
=

1 Kurang =

Pedoman Evaluasi/Rubrik :
- Aspek yang dinilai
- Rintang skor
- Angka perolehan
- Bobot
- Nilai akhir

Cukup =9-11

=
=

1 Kurang =

S.O.P Praktek:
- Jenis Kegiatan
- Alat/bahan yang dibutuhkan
- Prosedur kerja

Kriteria skor :
Baik
= 12 15

Kriteria Penilaian
3 Baik
=
Bila semua item terpenuhi
2 Cukup =
Bila ada TIU, TIK, pokok dan
sub pokok
1 Kurang =
Syarat cukup tidak
terpenuhi/tidak ada GBPP

3 Baik
2 Cukup

=
=

1 Kurang =

Bila semua item terpenuhi


Bila ada TIK, kegiatan dosen
dan mahasiswa
Syarat cukup tidak
terpenuhi/tidak ada SAP
praktek
Bila semua item terpenuhi
Bila ada tata tertib ,jurnal klinik
,jumlah reqruitment
Syarat cukup tidak
terpenuhi/tidak ada pedoman
klinik
Bila semua item terpenuhi
Bila ada jenis kegiatan,
prosedur kerja .
Syarat cukup tidak
terpenuhi/tidak ada SOP
Bila semua item terpenuhi
Bila ada aspek yang dinilai
rentang skor, nilai akhir
Syarat cukup tidak
terpenuhi/tidak ada pedoman
evaluasi

Kurang =<8

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN
KINERJA MAHASISWA PADA PELAYANAN ASUHAN GIGI KLINIK
DI JURUSAN KESEHATAN GIGI POLTEKKES
BANDA ACEH TAHUN 2007
1. Tugas dan Tanggung Jawab Koordinator Klinik
Ditanyakan Kepada Koordinator Klinik

No

Indikator

Dalam pembelajaran klinik mengatur jadwal dan kelompok


mahasiswa

Mengawasi kegiatan pembelajaran klinik

Mengajukan permintaan alat/bahan

Evaluasi keberhasilan pembelajaran klinik

Pengarahan kepada pembimbing klinik berkaitan dengan


pembelajaran klinik

Ya

Tidak

Kriteria skor :
Baik = 4 5
Cukup = 2 3
Kurang= 1

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Lampiran 3

LEMBAR PENGAMATAN
UNTUK MELIHAT KETERSEDIAAN,
FUNGSI DAN JUMLAH VARIABEL SARANA

Ditanyakan kepada Koordinator Klinik


Ketersediaan
No

Nama Alat

Dental cair

Dental unit

Alat diagnostik :
- Kaca mulut datar
- Tangkai kaca mulut
- Sonde lengkung
- Sonde lurus
- Pinset gigi
- Ekskavator berujung dua (besar)
- Ekskavator berujung dua (kecil)

Alat penambalan :
- Pengaduk semen
- Penumpat semen
- Pengaduk silikat
- Penumpat amalgam kecil
- Penumpat amalgam besar
- Burnisher kecil
- Burnisher besar
- Plastis filling instrument
- Matrix band
- Matrix glass slab
- Mortar and pestle
- Clip blower (penghembus udara)
- Tongue holder (penahan lidah)

Alat Skeling
- Scaler standard

Ada

Tidak

Fungsi
Ada

Jumlah

tidak

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Ketersediaan
No

Nama Alat

Alat cabut gigi


- Tang cabut gigi seri taring atas
- Tang cabut gigi geraham kecil atas
- Tang cabut gigi geraham atas kanan
- Tang cabut gigi geraham atas kiri
- Tang cabut gigi molar 3 atas
- Tang cabut sisa akar gigi atas bentuk
lurus
- Tang cabut gigi sisa akar gigi atas
bentuk bayonet
- Tang cabut gigi seri-geraham kecil
bawah
- Tang cabut gigi geraham bawah
- Tang cabut gigi molar 3 bawah
- Tang cabut sisa akar gigi bawah
- Tang cabut geraham atas anak
- Tang cabut gigi seri-taring atas anak
- Tang cabut gigi seri-taring bawah anak
- Tang cabut gigi geraham bawah
- Tang cabut sisa akar gigi atas anak
bentuk bayonet
- Bein besar lurus
- Bein kecil lurus
- Cryer
- Bone roungers (tang pemotong tulang)

Bahan dan obat :


- Bahan tumpatan sementara
- Bahan tumpatan tetap
- Fine grain silver alloy
- Mercuri dental
- Synthetic porcelain filling material
(powder + liq)
- Zinc phospat cement (powder+liq)
- Eugenol 10 ml
- Trikersol formalin 10 ml
- CHKM 10 ml
- Devitalizing pasta (Arsenika pasta)
- Local anestheticum dengan epinephrine

Ada

Tidak

Fungsi
Ada

Jumlah

tidak

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Ketersediaan
No

Nama Alat

Ada

Tidak

Fungsi
Ada

Jumlah

tidak

Local anestheticum tanpa epinephrine


Chloraetyl 100 ml
Calsium hidroksida (CaOH)
Yodium Povidon 10%
Diamond bur
Tempat penyimpan alat steril
Mangkok ginjal stainless steel
Tempat alkohol (dappen glass)
Tempat kapas dari logam dengan pegas
dan tutup
Tempat pembuangan kapas
Boiling water sterilisator
Sterilisator spiritus
Tang pengambil alat steril (korentang)
Finger protector (langenbeck)
Lampu spiritus stainless steel
Celluloid strip

Kriteria Skor :
Baik = 80 - 100%
Cukup = 60 79%
Kurang= 59%

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN KINERJA
MAHASISWA PADA PELAYANAN ASUHAN GIGI KLINIK
DI JURUSAN KESEHATAN GIGI POLTEKKES BANDA ACEH

Nama Pembimbing

Nama Mahasiswa :
1.
2.
3.

1. Peran Pembimbing

No

Pertanyaan

Jawaban
Ya Tidak

1. Apakah dalam membuat GBPP anda ikut membuat


2. Apakah dalam membuat SAP anda ikut membuat
3. Apakah dalam membuat SOP anda ikut membuat
4. Apakah dalam membuat pedoman klinik anda ikut membuat
5. Apakah dalam membuat pedoman evaluasi klinik anda ikut
membuat
6. Apakah anda ikut dalam merencanakan pengadaan bahan/alat
7. Apakah anda berperan sebagai fasilitator yaitu tempat
bertanya mahasiswa dalam pembelajaran klinik.
8. Apakah anda berperan sebagai fasilitator yaitu
mempersiapkan alat/bahan yang dibutuhkan mahasiswa
9. Apakah anda mengawasi mahasiswa dalam praktek klinik
10 Apakah anda mengawasi pemakaian alat/bahan
11 Apakah anda mengawasi kebersihan lingkungan/klinik

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

No

Pertanyaan

Jawaban
Ya Tidak

12 Apakah dalam pembelajaran klinik anda membimbing


mahasiswa (mengarahkan mahasiswa dan memberikan
pengalaman praktek sesuai SAP)
13 Apakah dalam pembelajaran klinik anda membimbing
mahasiswa (mengarahkan mahasiswa dan memberikan
pengalaman praktek sesuai SOP)
14 Apakah dalam pembelajaran klinik anda membimbing
mahasiswa (mengarahkan mahasiswa dan memberikan
pengalaman praktek sesuai pedoman klinik)
15 Apakah dalam pembelajaran klinik anda memberikan umpan
balik (memberikan masukan kepada mahasiswa bila
mengalami kesulitan/kesalahan dan memberi alternatif
pemecahan masalah)
16 Apakah dalam pembelajaran klinik anda melakukan penilaian
terhadap kinerja mahasiswa sesuai pedoman evaluasi
Kriteria Skor :
Baik
= 13 16
Cukup
= 10 12
Kurang
=9

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

2. Metode Pembelajaran Klinik

No

Pertanyaan

Jawaban
Ya Tidak

1. Apakah dalam pembelajaran klinik anda melakukan orientasi


yaitu penjelasan tentang teori dan praktek
2. Apakah dalam pembelajaran ini anda menggunakan metode
demonstrasi yaitu menunjukkan hal-hal yang harus dilakukan
oleh mahasiswa sesuai dengan teori-teori yang telah ada.
3. Apakah dalam pembelajaran klinik anda menggunakan
metode simulasi.
4. Apakah dalam pembelajaran klinik anda melakukan metode
diskusi yaitu memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
menyelesaikan permasalahan dan menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti serta membantu menyelesaikan
permasalahan mahasiswa melakukan praktek klinik
Kriteria Skor :
Baik
=34
Cukup
=2
Kurang
=1
Kriteria skor tingkat keberhasilan manajemen pembelajaran klinik :
Baik
= 16 20
Cukup
= 12 15
Kurang
= 11

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Lampiran 5
Kriteria Penilaian Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan
Asuhan Kesehatan Gigi Klinik Praktek Skeling
Pembimbing
Nilai

:
:

No Tahap Pengukuran
I

II

Nama Mahasiswa
:
Tanggal
:
Rentang Angka
Bobot
Skor
Perolehan

Pemeriksaan Pasien
A. Persiapan Operator
1. Pakaian Kerja
2. Rambut Disisir Rapi
3. Kuku Dipotong Pendek &
Bersih
4. Tanda Pengenal Dipasang Di
Dada Dengan Rapi

0,1,2,3,4

B. Kesiapan Alat & Bahan


1. Diagnostik Set
2. Probe
3. Cotton Roll/Cotton Pellet
4. Disclosing Solution

0,1,2,3,4

C. Persiapan Pasien
1. Mempersiapkan Pasien Duduk
Di Kursi Gigi
2. Pengaturan Tempat Duduk,
Sandaran Pasien Dalam Posisi
Yang Baik
3. Pengaturan Posisi Operator
4. Dilakukan Dengan Sopan &
Ramah

0,1,2,3,4

Merencanakan Perawatan
A. Pengambilan Data
1. Alat Yang Dipakai Lengkap,
Tepat Dan Steril
2. Data Karies Benar
3. Data Kebersihan Mulut Benar
(Termasuk Pemilihan Gigi
Indeks Benar)

0,1,2,3,4

20

Nilai
Akhir

....
x 20
12

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

No Tahap Pengukuran

Rentang
Skor

Angka
Perolehan

Bobot

Nilai
Akhir

4. Data Penyakit Periodontal Untuk


Kebutuhan Perawatan Benar
(Termasuk Pemilihan Gigi
Indeks Benar)
B. Pengolahan Data
1. Menghasilkan Angka
Karies(Dmf-T, Def-T, Dmf-S,
Def-S Dengan Benar)
2. Menghasilkan Angka
Mempertahankan Gigi (Pti)
Dengan Benar
3. Menghasilkan Angka
Kebersihan Gigi Dengan Benar
4. Menghasilkan Indikator
Penyakit Periodontal Untuk
Kebutuhan Perawatan (Cpitn)
Dengan Benar

0,1,2,3,4

C. Penentuan Target
1. Target Dmf-T, Def-T, (Pti)
Dengan Benar
2. Target Ohis Dengan Benar
3. Target Cpitn Dengan Benar
4. Target Dmf-S, Def-S Dengan
Benar

0,1,2,3,4

D. Penetapan Prioritas Masalah


1. Target Dan Pencapaian Sesuai
Indikator Derajat Kesehatan
Gigi
2. Hasil Perhitungan Kesenjangan
Benar
3. Hasil Perhitungan Persentase
Kesenjangan Terhadap Target
Benar
4. Urutan Prioritas Benar

0,1,2,3,4

E. Urutan Perencanaan Sesuai Prioritas 0,1,2,3,4

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

No Tahap Pengukuran

Rentang
Skor

Angka
Perolehan

Bobot

Nilai
Akhir

40

.....
x 40 =
24

1. Prioritas Masalah Direncanakan


Perawatannya Pada Urutan
Pertama
2. Diikuti Dengan Rencana
Perawatan Urutan Berikutnya
3. Setiap Kegiatan Perawatan
Diikuti Dengan Rencana
Promotif
4. Penentuan Tanggal Sesuai
Dengan Urutan Prioritas
F. Cara Pengisian Kegiatan Rencana
Perawatan
1. Pengisian Kegiatan Pada
Kelompok Promotif Benar
2. Pengisian Kegiatan Pada
Kelompok Preventif
3. Pengisian Kegiatan Pada
Kelompok Kuratif
4. Setiap Kegiatan Dicantumkan
Waktu/Tanggal Yang
Direncanakan
III

Tindakan Skeling
A. Penetesan Disklosing
1. Menentukan Gigi Indeks
2. Disklosing Solution Diteteskan
Di Bawah Lidah Sebanyak 3
Tetes
3. Disklosing Solution Kemudian
Diratakan Ke Seluruh
Permukaan Gigi Dengan
Bantuan Lidah Klien
4. Klien Kumur-Kumur Ringan
B. Penulisan OHI-S & Menghitung
Skor Dari Masing-Masing Gigi
Indeks
1. Menentukan Debris Skor Dan

0,1,2,3,4

0,1,2,3,4

0,1,2,3,4

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

No Tahap Pengukuran

Rentang
Skor

Angka
Perolehan

Bobot

Nilai
Akhir

Kalkulus Skor
2. Menghitung Debris Skor Dan
Kalkulus Skor
3. Menentukan Kriteria Penilaian
Debris Dan Kalkulus
4. Menghitung OHI-S Skor Dan
Menetukan Kriteria Penilaian
OHI-S
0,1,2,3,4
C. Memberikan Bimbingan Selama
Menggosok Gigi
1. Permukaan Oklusal Dengan
Gerakkan Maju Mundur
2. Permukaan Gigi Yang
Menghadap Bukal Dan Labial
Dengan Gerakkan Dari Arah
Ginggiva Ke Gigi: a) Gigi
Bawah Dari Bawah Ke Atas, b)
Gigi Atas Dari Atas Ke Bawah.
3. Permukaan Gigi Posterior Yang
Menghadap Palatal Dan Lungual
Dengan Gerakkan: a) Gigi
Bawah Dari Bawah Ke Atas, b)
Gigi Atas Dari Atas Ke Bawah.
4. Permukaan Gigi Anterior Yang
Menghadap Palatal Dan Lingual
Dengan Gerakkan Ditarik
D. Pembersihan Plak, Stain Dan
Karang Gigi Dilakukan Dengan
Benar
1. Melakukan Pembersihan Karang
Gigi: a) Memilih Alat/Skaler
Sesuai Dengan Letak Karang
Gigi, b) Tumpuan Jari Benar
2. Pembersihan Stain Dengan
Metal Bor
3. Melakukan Pemolesan Setelah
Dilakukan Pembersihan Plak,

0,1,2,3,4

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

No Tahap Pengukuran

Rentang
Skor

Stain, Kalkulus
4. Hasil kegiatan: a) tidak merusak
jaringan, b) bersih darti debris,
c) bersih dari kalkulus, d)
pengolesan antiseptik pada
gingival margin
Hasil Akhir
Petunjuk pengisian:
Skor 4
Skor 3
Skor 2
Skor 1
Skor 0

Angka
Perolehan

Bobot

40
100

Nilai
Akhir

.....
x 40 =
24

: apabila 1,2,3,4 terpenuhi


: apabila 3 diantaranya terpenuhi
: apabila 2 diantaranya terpenuhi
: apabila hanya 1 yang terpenuhi
: apabila 1,2,3,4 tidak terpenuhi

Rentang nilai :
A. Sangat baik
B. Baik
C. Cukup
D. Kurang
E. Sangat kurang

: bila nilai 80 100


: bila nilai 70 79
: bila nilai 60 69
: bila nilai 50 59
: bila nilai 0 49

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Lampiran 6
Kriteria Penilaian Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan
Kesehatan Gigi Klinik Praktek Pencabutan Gigi Susu
Pembimbing:
Nama Mahasiswa:
Nilai:
Tanggal:
Rentang Angka
Nilai
No Tahap Pengukuran
Bobot
Skor
Perolehan
Akhir
I. Pemeriksaan Pasien
A. Persiapan Operator
0,1,2,3,4
1. Pakaian Kerja
2. Rambut Disisir Rapi
3. Kuku Dipotong Pendek &
Bersih
4. Tanda Pengenal Dipasang
Di Dada Dengan Rapi

B. Kesiapan Alat & Bahan


1. Diagnostik Set
2. Probe
3. Cotton Roll/Cotton Pellet
4. Disclosing Solution

0,1,2,3,4

C. Persiapan Pasien
0,1,2,3,4
1. Mempersiapkan Pasien
Duduk Di Kursi Gigi
2. Pengaturan Tempat Duduk,
Sandaran Pasien Dalam
Posisi Yang Baik
3. Pengaturan Posisi Operator
4. Dilakukan Dengan Sopan &
Ramah

20

....
x 20 =
12

II. Merencanakan Perawatan


A. Pengambilan Data
0,1,2,3,4
1. Alat Yang Dipakai
Lengkap, Tepat Dan Steril
2. Data Karies Benar
3. Data Kebersihan Mulut
Benar (Termasuk Pemilihan
Gigi Indeks Benar)
4. Derajat kegoyangan gigi

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

No

Tahap Pengukuran

Rentang
Skor

Angka
Perolehan

Bobot

Nilai
Akhir

benar
B. Pengolahan Data
0,1,2,3,4
1. Menghasilkan Angka
Karies(Dmf-T, Def-T, DmfS, Def-S Dengan Benar)
2. Menghasilkan Angka
Mempertahankan Gigi (Pti)
Dengan Benar
3. Menghasilkan Angka
Kebersihan Gigi Dengan
Benar
4. Menghasilkan Indikator
Penyakit Periodontal Untuk
Kebutuhan Perawatan
(Cpitn) Dengan Benar
C. Penentuan Target
1. Target Dmf-T, Def-T, (Pti)
Dengan Benar
2. Target Ohis Dengan Benar
3. Target Cpitn Dengan Benar
4. Target Dmf-S, Def-S
Dengan Benar

0,1,2,3,4

D. Penetapan Prioritas Masalah


1. Target Dan Pencapaian
Sesuai Indikator Derajat
Kesehatan Gigi
2. Hasil Perhitungan
Kesenjangan Benar
3. Hasil Perhitungan
Persentase Kesenjangan
Terhadap Target Benar
4. Urutan Prioritas Benar

0,1,2,3,4

E. Urutan Perencanaan Sesuai


Prioritas
1. Prioritas Masalah
Direncanakan
Perawatannya Pada Urutan

0,1,2,3,4

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

No

Tahap Pengukuran

Rentang
Skor

Angka
Perolehan

Bobot

Nilai
Akhir

Pertama
2. Diikuti Dengan Rencana
Perawatan Urutan
Berikutnya
3. Setiap Kegiatan Perawatan
Diikuti Dengan Rencana
Promotif
4. Penentuan Tanggal Sesuai
Dengan Urutan Prioritas
F. Cara Pengisian Kegiatan
Rencana Perawatan
1. Pengisian Kegiatan Pada
Kelompok Promotif Benar
2. Pengisian Kegiatan Pada
Kelompok Preventif
3. Pengisian Kegiatan Pada
Kelompok Kuratif
4. Setiap Kegiatan
Dicantumkan Waktu/
Tanggal Yang
Direncanakan
III. Tindakan pencabutan gigi susu
1. Penyemprotan Chlor ethy pada
Dua gulungan kapas.
2.Cara memegang dan
menggerakkan tang dengan benar
3.Pasien berkumur
4.Pasien disuruh mengigit tampon
yang diberi betadin

0,1,2,3,4

40

....
x 40 =
24

0,1,2,3,4

40

.....
x 40 =
4

Max 4

Hasil akhir
Petunjuk pengisian:
Skor 4 : apabila 1,2,3,4 terpenuhi
Skor 3 : apabila 3 diantaranya terpenuhi
Skor 2 : apabila 2 diantaranya terpenuhi
Skor 1 : apabila hanya 1 yang terpenuhi
Skor 0 : apabila 1,2,3,4 tidak terpenuhi

100

Rentang nilai :
A. Sangat baik
B. Baik

: bila nilai 80 100


: bila nilai 70 79

C. Cukup
: bila nilai 60 69
D. Kurang
: bila nilai 50 59
E. Sangat kurang : bila nilai 0 49

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Lampiran 7
Kriteria Penilaian Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan
Asuhan Kesehatan Gigi Klinik Praktek Penambalan

Pembimbing:
Nilai:
No

Tahap Pengukuran

Pemeriksaan Pasien
A. Persiapan Operator
1. Pakaian Kerja
2. Rambut Disisir Rapi
3. Kuku Dipotong Pendek &
Bersih
4. Tanda Pengenal Dipasang Di
Dada Dengan Rapi

II

Nama Mahasiswa:
Tanggal:
Rentang Angka
Nilai
Bobot
Skor
Perolehan
Akhir
....
x 20
20
0,1,2,3,4
12

B. Kesiapan Alat & Bahan


1. Diagnostik Set
2. Probe
3. Cotton Roll/Cotton Pellet
4. Disclosing Solution

0,1,2,3,4

C. Persiapan Pasien
1. Mempersiapkan Pasien
Duduk Di Kursi Gigi
2. Pengaturan Tempat Duduk,
Sandaran Pasien Dalam
Posisi Yang Baik
3. Pengaturan Posisi Operator
4. Dilakukan Dengan Sopan &
Ramah

0,1,2,3,4

Merencanakan Perawatan
A. Pengambilan Data
1. Alat Yang Dipakai Lengkap,
Tepat Dan Steril
2. Data Karies Benar
3. Data Kebersihan Mulut
Benar (Termasuk Pemilihan
Gigi Indeks Benar)
4. Data Penyakit Periodontal

40
0,1,2,3,4

....
x 40
24

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

No

Tahap Pengukuran

Rentang
Skor

Angka
Perolehan

Bobot

Nilai
Akhir

Untuk Kebutuhan Perawatan


Benar (Termasuk Pemilihan
Gigi Indeks Benar)
B. Pengolahan Data
0,1,2,3,4
1. Menghasilkan Angka
Karies(DMF-T, def-T, DMFS, def-S Dengan Benar)
2. Menghasilkan Angka
Mempertahankan Gigi (PTI)
Dengan Benar
3. Menghasilkan Angka
Kebersihan Gigi Dengan
Benar
4. Menghasilkan Indikator
Penyakit Periodontal Untuk
Kebutuhan Perawatan
(CPITN) Dengan Benar
C. Penentuan Target
1. Target DMF-T, def-T, (PTI)
Dengan Benar
2. Target OHI-S Dengan Benar
3. Target CPITN Dengan Benar
4. Target DMF-S, def-S
Dengan Benar

0,1,2,3,4

D. Penetapan Prioritas Masalah


1. Target Dan Pencapaian
Sesuai Indikator Derajat
Kesehatan Gigi
2. Hasil Perhitungan
Kesenjangan Benar
3. Hasil Perhitungan
Persentase Kesenjangan
Terhadap Target Benar
4. Urutan Prioritas Benar

0,1,2,3,4

E. Urutan Perencanaan Sesuai


Prioritas

0,1,2,3,4

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

No

Tahap Pengukuran

Rentang
Skor

Angka
Perolehan

Bobot

Nilai
Akhir

1. Prioritas Masalah
Direncanakan Perawatannya
Pada Urutan Pertama
2. Diikuti Dengan Rencana
Perawatan Urutan
Berikutnya
3. Setiap Kegiatan Perawatan
Diikuti Dengan Rencana
Promotif
4. Penentuan Tanggal Sesuai
Dengan Urutan Prioritas
0,1,2,3,4
F. Cara Pengisian Kegiatan
Rencana Perawatan
1. Pengisian Kegiatan Pada
Kelompok Promotif Benar
2. Pengisian Kegiatan Pada
Kelompok Preventif
3. Pengisian Kegiatan Pada
Kelompok Kuratif
4. Setiap Kegiatan
Dicantumkan Waktu/Tanggal
Yang Direncanakan
III

Tindakan Penambalan
1. Membuat jalan masuk kavitas.
2. Membersihkan jaringan karies
3. Melakukan pengeringan kavitas
4. Melakukan penambalan
Hasil Akhir

0,1,2,3,4

40

....x40=
4

Max: 4
100

Petunjuk pengisian:
Skor 4
: apabila 1,2,3,4 terpenuhi
Skor 3
: apabila 3 diantaranya terpenuhi
Skor 2
: apabila 2 diantaranya terpenuhi
Skor 1
: apabila hanya 1 yang terpenuhi
Skor 0
: apabila 1,2,3,4 tidak terpenuhi
Rentang nilai :
A. Sangat baik
: bila nilai 80 100
B. Baik
: bila nilai 70 79
C. Cukup
: bila nilai 60 69
D. Kurang
: bila nilai 50 59
E. Sangat kurang : bila nilai 0 49

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Lampiran 8
Tabel 1

: Hubungan Antara Tingkat Keberhasilan Manajemen


Pembelajaran Klinik oleh Pembimbing Klinik dengan Kinerja
Mahasiswa Praktek Skeling

Kategori Pembimbing

Distribusi Nilai
B
C
D

Baik
Cukup
Kurang

Tabel 2

: Hubungan Antara Tingkat Keberhasilan Manajemen


Pembelajaran Klinik oleh Pembimbing Klinik dengan Kinerja
Mahasiswa Praktek Penambalan

Kategori Pembimbing

Distribusi Nilai
B
C
D

Baik
Cukup
Kurang

Tabel 3

: Hubungan Antara Tingkat Keberhasilan Manajemen


Pembelajaran Klinik oleh Pembimbing Klinik dengan Kinerja
Mahasiswa Praktek Pencabutan

Kategori Pembimbing

Distribusi Nilai
B
C
D

Baik
Cukup
Kurang

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

NILAI KINERJA MAHASISWA


Pada pelayanan Asuhan kesehatan gigi klinik
Praktek skeling
No Nama MHS

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Nurul
Rizki
Widya K
Mutiawati
Nurhilza
Wahyu
Fajar
Metia
Rahmi
Armanosa
Desi
Jamaliah
Arismunandar
Lilis
Muntazir
Aulia
Mutia
Salwa
Salmaida
Zakiah
Wira
Amri
Helvi
Mawardah
Amelia
Cut Ade
Erna

Prak.Harian 40%

80
69
78
60
70
68
69
64
70
80
80
81
78
70
70
79
68
70
72
70
64
69
72
64
68
68
68

32
27,6
31,2
24
28
27,2
27,6
25,6
28
32
32
32,4
31,2
28
28
31,6
27,2
28
28,8
28
25,6
27,6
28,8
25,6
27,2
27,2
27,2

U.A.P

60%

80
79
73
60
70
63
79
64
70
80
80
81
73
70
70
89
63
70
72
70
64
79
72
64
63
63
63

48
47,4
43,8
36
42
37,8
47,4
38,4
42
48
48
48,6
43,8
42
42
53,4
37,8
42
43,2
42
38,4
47,4
43,2
38,4
37,8
37,8
37,8

Nilai
Akhir
80
75
75
60
70
65
75
64
70
80
80
81
75
70
70
85
65
70
72
70
64
75
72
64
65
65
65

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

NILAI KINERJA MAHASISWA


Pada pelayanan Asuhan kesehatan gigi klinik
Praktek Penambalan
No Nama MHS

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Nurul
Rizki
Widya K
Mutiawati
Nurhilza
Wahyu
Fajar
Metia
Rahmi
Armanosa
Desi
Jamaliah
Arismunandar
Lilis
Muntazir
Aulia
Mutia
Salwa
Salmaida
Zakiah
Wira
Amri
Helvi
Mawardah
Amelia
Cut Ade
Erna

Prak.Harian 40%

80
82
78
66
69
60
67
67
69
84
81
82
60
73
68
68
70
72
70
64
69
72
64
68
68
68

32
32,8
31,2
26,4
27,6
24
26,8
26,8
27,6
33,6
32,4
32,8
24
29,2
27,2
27,2
28
28,8
28
25,6
27,6
28,8
25,6
27,2
27,2
27,2

U.A.P

60%

80
82
78
66
69
60
67
67
69
84
81
82
60
73
63
63
70
72
70
64
79
72
64
63
63
63

48
49,2
46,8
39,6
41,4
36
40,2
40,2
41,4
50,4
48
49,2
36
43,8
s
53,4
37,8
42
43,2
42
38,4
47,4
43,2
38,4
37,8
37,8
37,8

Nilai
Akhir
80
82
78
66
69
60
67
67
69
84
81
82
60
73
65
70
66
69
73
72
69
75
74
62
60
68
67

Andriani : Hubungan Manajemen Pembelajaran Klinik Dengan Kinerja Mahasiswa Pada Pelayanan Asuhan Gigi..., 2007
USU e-Repository 2008

Вам также может понравиться