Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
15
16
17
suatu
penyakit
atau
gangguan,
masih
dapat
18
asuhan
keperawatan
gerontik
adalah
pencegahan
kebutuhan
lansia,
dan
pemulihan
untuk
mengatasi
B. Konsep Lansia
1.
Pengertian Lansia
Mengenai kapan seseorang disebut lanjut usia sulit dijawab secara
memuaskan karena dari berbagai literatur terkesan tidak ada batasan
yang pasti tentang lanjut usia. Umur yang dijadikan patokan sebagai
lanjut usia berbeda-beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun
(Nugroho, 2008). Menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun
1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).
19
2.
3.
Tipe Lansia
Menurut Nugroho (2008) terdapat beberapa tipe lanjut usia, yaitu :
20
21
defenitif:
Orang
ini
biasanya
dulunya
mempunyai
22
C. Proses Penuaan
1. Pengertian Proses Penuaan
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang
dimulai dari awal kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu masa anak-
23
anak, masa dewasa, dan masa tua. Memasuki usia tua seseorang tersebut
akan mengalami berbagai kemunduran, seperti kemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai
ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk,
gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho,2008).
Menurut Constantinides (1994) dalam Darmodjo (2009) Penuaan
(menjadi tua=aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. Definisi lain menyatakan bahwa penuaan adalah suatu proses
alami
yang
tidak
dapat
dihindari,
berjalan
terus-menerus
dan
24
25
26
degeneratif pada para lanjut usia dapat lebih jelas dilihat pada gambar
menyerupai laba-laba di bawah ini (Darmojo, 2009).
Gambar 2.2. Hubungan antara faktor resiko dengan penyakit degeneratif pada
para lanjut usia
Sumber: Darmojo,2009
Faktor resiko dan penyakit degeneratif seringkali bersamaan sehingga
memungkinkan
terjadinya
banyak
penyakit
pada
satu
penderita
27
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies
tertentu, tiap spesies mempunyai nuclei (inti sel) dimana didalamnya
terdapat jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.
Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak
diputar. Jadi menurut konsep ini, bila jam itu berhenti seseorang itu akan
meninggal dunia meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit (Darmojo, 2009).
b. Teori mutasi somatic (error catastrophe)
Teori mutasi somatik terjadi karena mutasi yang progresif pada DNA sel
somatik sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan
fungsional sel tersebut. Salah satu hipotesis yang berhubungan dengan
mutasi sel somatik adalah hipotesis Error Castastrophe. Menurut
hipotesis ini proses menua disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang
beruntun sepanjang kehidupan, setelah berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi maupun proses
translasi, kesalahan tersebut menyebabkan terbentuknya enzim yang salah
dan akan menyebabkan reaksi metabolisme yang salah sehingga akan
mengurangi fungsional sel, maka akan terjadi kesalahan yang makin
banyak sehingga terjadilah catastrop (Suhana, 1994 dalam Darmojo,
2009).
c. Teori rusaknya sistem imun tubuh
28
Teori rusaknya sistem imun tubuh dimana mutasi yang berulang atau
perubahan protein pascatranslasi, dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan
sistem imun
tubuh
mengenai
dirinya
sendiri
(self
peristiwa
autoimun.
Hasilnya
dapat
berupa
reaksi
antigen/antibody yang bersifat luas, yang dapat mengenai jaringanjaringan beraneka ragam. Jadi, efek menua akan menyebabkan reaksi
histoinkomtabilitas pada banyak jaringan (Darmojo, 2009).
d. Teori metabolisme
Mc.Kay et al. (1935) terdapat dalam Goldstein, et al.(1935) mengatakan
bahwa pengurangan asupan kalori pada rodentia muda akan menghambat
pertumbuhan dan memperpanjang umur. Pentingnya metabolisme sebagai
faktor penghambat umur panjang dikemukakan pula oleh Ballin dan Allen
(1989) dalam Suhana (1994), menurut mereka ada hubungan antara
tingkat metabolisme dengan panjang umur. Hewan-hewan di alam bebas
dikatakan lebih panjang umurnya daripada hewan laboratorium. Peristiwa
menua akibat metabolisme antara lain karena kalori yang berlebihan,
kurang aktivitas dan sebagainya (Darmojo, 2009).
e. Teori radikal bebas
29
Teori radikal bebas dikatakan radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas,
dan didalam tubuh jika fagosit pecah, dan sebagai produk sampingan
didalam rantai pernapasan mitokondria (Oen, 1993).
Radikal bebas bersifat merusak karena sangat reaktif sehingga dapat
bereaksi dengan DNA, protein, asam lemak tak jenuh, seperti dalam
membran sel dan gugus SH. Walaupun ada system penangkal namun
sebagian radikal bebas tetap lolos, bahkan makin lanjut usia makin banyak
radikal bebas yang terbentuk sehingga proses pengrusakan terus terjadi.
Kerusakan organela sel makin lama makin banyak dan akhirnya sel mati
(Oen, 1993). Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
30
31
32
penghasilan.
Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya.
Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secra luwes.
yang
harus
dijalani
adalah
untuk
mencapai
kesejahteraan.
3) Teori Jung
Carl Jung mengembangkan teori bahwa seorang individu melalui
tahapan perkembangan seperti : masa kanak-kanak, masa remaja dan
remaja akhir, usia pertengahan dan usia tua. Teori mengungkapkan
bahwa sejalan dengan perkembangan kehidupan, pada masa usia
pertengahan maka seseorang mulai mencoba menjawab hakikat
kehidupan dengan mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan, dan
meninggalkan khayalan.
Adapun penataleksaan keperawatan adalah :
a) Perlunya penyadaran atau pendidikan kesehatan kepada manula
dalam upaya menjalani proses kehidupan.
33
34
2) Teori Aktivitas
Teori ini menyatakan bahwa seseorang individu harus mampu eksis
dan aktif dalam kehidupan sosial untuk mencapai kesuksesan dihari
tua. Teori ini berdasar pada asumsi bahwa :
a) Aktif lebih baik daripada pasif.
b) Gembira lebih baik daripada tidak gembira.
c) Orang tua merupan orang yang baik untuk mencapai sukses dan
akan memilih alternatif pilihan aktif dan gembira.
3) Teori Kontinuitas
Teori ini memandang bahwa kondisi tua merupakan kondisi
yang selalu terjaid dan secara berkisinambungan yang harus
dihadapi oleh orang lanjut usia. Adapun penatalaksaan perawat
adalah :
a) perlu bagi perawat untuk mengaktifkan peran sosial manula
sesuai dengan kemampuannya.
b) Perawat harus mampu menciptakan lingkungan sosial yang
bervariatif.
3.
35
2) Sistem Persarafan
a) Berat otak menurun 10-20% (Setiap orang berkurang sel saraf
otaknya dalam setiap harinya).
b) Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya
dengan stres.
d) Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciumdan
36
3) Sistem Pendengaran
a) Presbiakusis
(gangguan
dalam
pendengaran).
Hilangnya
4) Sistem Penglihatan
a) Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
c) Kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak.
37
5) Sistem Kardiovaskuler
a) Elastisitas dinding aorta menurun.
b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini
menyebabakan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi,. Perubahan posisi
dari tidur ke duduk atau dari duduk ke berdiri bisa
menyebabkan tekanan darah menurun, mengakibatkan pusing
mendadak.
e) Tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer.
38
7) Sistem Gastrointestinal
a) Kehilangan gigi akibat Periodontal disease, kesehatan gigi yang
buruk dan gizi yang buruk.
b) Indera
pengecap
menurun,
hilangnya
sensitivitas
saraf
8) Sistem Reproduksi
a) Menciutnya ovari dan uterus.
b) Atrofi payudara.
c) Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa
meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.
39
9) Sistem Perkemihan
a) Ginjal
b) Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh
melalui urin, darah yang masuk ke ginjal disaring di
glomerulus (nefron). Nefron menjadi atrofi dan aliran darah ke
ginjal menurun sampai 50%.
c) Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air
kecil meningkat dan terkadang menyebabkan retensi urin pada
pria.
40
41
informasi
sebesar
seratus
triliun
bit.
Asimov
42
43
Dapat
berlangsung
berbulan-bulan.
selama
Pembentukan
berminggu-minggu
ingatan
jangka
bahkan
panjang
tertentu
untuk
meningkatkan
sensitivitas
dalam
2) IQ (Inteligentia Quantion)
Menurut Khalid Mujahidullah (2012), Intelegensia Dasar
(Fluid Intelligence) yang berarti penurunan fungsi otak bagian
kanan yang antara lain berupa kesulitan dalam komunikasi
nonverbal, pemecahan masalah, mengenal wajah orang, kesulitan
dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi (Hochanadel and
Kaplan, 1984 dalam Strub and Black, 1992).
c. Perubahan-perubahan Psikososial
1) Pensiun
Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun
(purna tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara
lain :
a) Kehilangan finansial (income berkurang).
b) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup
tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya).
44
D. Kognitif
1. Pengertian kognitif
Kognitif merupakan suatu proses pekerjaan pikiran yang dengannya
kita menjadi waspada akan objek pikiran atau persepsi, mencakup semua
45
mengingat,
menganalisis,
memahami,
menilai,
menalar,
kognitif
lansia
mengenai
kecepatan
memproses,
46
2. Fungsi kognitif
Fungsi kognitif merupakan suatu proses mental manusia yang meliputi:
a. Atensi
Adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari
sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari
penginderaan, ingatan dan proses kognitif lainnya. Atensi terbagi
menjadi atensi terpilih (selective attention) dan atensi terbagi
(divided attention). Kesadaran meliputi perasaan sadar maupun hal
yang disadari yang mungkin merupakan fokus dari atensi.
b. Persepsi
Adalah rangkaian proses pada saat mengenali, mengatur dan
memahami sensasi dari panca indera yang diterima dari rangsang
lingkungan. Dalam kognisi rangsang visual memegang peranan
penting dalam membentuk persepsi. Proses kognif biasanya dimulai
dari persepsi yang menyediakan data untuk diolah oleh kognisi.
c. Ingatan
Adalah saat manusia mempertahankan dan menggambarkan
pengalaman masa lalunya dan menggunakan hal tersebut sebagai
sumber informasi saat ini. Proses dari mengingat adalah menyimpan
suatu informasi, mempertahankan dan memanggil kembali informasi
tersebut. Ingatan terbagi dua menjadi ingatan implisit dan eksplisit.
Proses tradisional dari mengingat melalui pendataan penginderaan,
ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.
d. Bahasa
47
interaksi
pemikiran
manusia
dan
bahasa
masalah
yang
orisinil
dan
berguna
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kognisi).
48
lainnya di otak besar (serebrum). Umumnya pada usia lanjut orientasi dan
persepsinya terhadap ruang/tempat dan waktu juga akan mengalami
kemunduran, hal ini disebabkan oleh pandangannya yang mulai
menyempit dalam berbagai hal (S, Tamher, 2009).
Salah satu temuan yang konsisten adalah ketika melibatkan
kecepatan pengolahan data , orang dewasa yang lebih tua melakukannya
lebih buruk dari mereka yang lebih muda. Penurunan pada pengolahan
data ini terlihat jelas pada dewasa tengah dan semakin nyata pada dewasa
akhir (Hartley, 2006 dalam King, 2010). Orang yang berusia lanjut lebih
berhati-hati dalam belajar, memerlukan waktu yang lebih banyak untuk
dapat mengintegrasikan jawaban mereka, kurang mampu mempelajari
hal-hal baru yang tidak mudah diintegrasikan dengan pengalaman masa
lalu dan hasilnya kurang tepat dibanding orang yang lebih muda
(Hurlock, 1980).
Orang dewasa yang lebih tua juga cenderung lebih buruk dalam
wilayah ingatan dibandingkan mereka yang lebih muda (Craik &
Bialystok, 2006 dalam King, 2010). Pada wilayah penting ingatan
dimana orang dewasa yang lebih tua mengalami penurunan dalam
menyusun informasi untuk memecahkan masalah dan membuat
keputusan. Sekalipun terjadi penurunan pada aspek kognitif karena
penuaan, melatih orang dewasa yang lebih tua dapat meningkatkan
49
50
51
52
(Departemen
Pendidikan
Naisonal,
2002).
Usia
53
Suatu
penelitian
yang
mengukur
kognitif
pada
lansia
menunjukkan skor di bawah cut off skrining adalah sebesar 16% pada
kelompok umur 65-69, 21% pada 70-74, 30% pada 75-79, dan 44%
pada 80+. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan
positif antara usia dan penurunan fungsi kognitif (Scanlan et al,
2007).
c. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha menstransfer atau memindahkan
ilmu pengetahuan kepada orang lain. Seseorang yang telah menerima
pendidikan yang lebih baik atau tinggi, biasanya akan lebih mampu
berpikir secara rasional, maka seseorang akan lebih mudah menerima
hal-hal baru yang dianggap menguntungkan bagi dirinya. Pendidikan
adalah usaha sadar dari sistematis yang berlangsung seumur hidup
dalam rangka mengalihkan pengetahuan oleh seseorang kepada orang
lain (Dariyo, 2003).
Peran pendidikan sangat penting bagi individu dalam rangka
meningkatkan martabat hidup atau kesejahteraannya. Dengan adanya
pendidikan, seseorang akan mempunyai kemampuan berkomunikasi
dengan baik, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap persepsi,
sikap, dan perilakunya. Individu yang memiliki latar belakang
pendidikan rendah karena jarang memperoleh tantangan tugas yang
54
d. Jenis Kelamin
Wanita tampaknya lebih beresiko mengalami penurunan
kognitif. Hal ini disebabkan adanya peranan level hormon seks
endogen dalam perubahan fungsi kognitif. Reseptor estrogen telah
ditemukan dalam area otak yang berperan dalam fungsi belajar dan
memori, seperti hipokampus. Rendahnya level estradiol dalam tubuh
telah dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif umum dan memori
verbal. Estradiol diperkirakan bersifat neuroprotektif dan dapat
membatasi kerusakan akibat stress oksidatif serta terlihat sebagai
protektor sel saraf dari toksisitas amiloid pada pasien Alzheimer
(Yaffe dkk, 2007 dalam Myers, 2008).
55
sementara sisanya adalah sel pendukung. Di dalam setiap sel otak (neuron)
memiliki cabang-cabang yang disebut dendrit. Setiap cabang besar dan
panjang yang dinamakan akson yang berfungsi sebagai jalan keluar utama
dalam menyebarkan informasi yang diterima oleh neuron. Sebenarnya, selain
ditentukan oleh jumlah sel otak yang dimiliki, kecerdasan seseorang juga
ditentukan oleh seberapa banyak koneksi yang biasanya terjadi diantara
masing-masing sel otak (neuron) kemungkinan koneksi yang dapat terjadi
antara setiap sel otak mulai dari 1 hingga 20.000 koneksi inilah yang
sebenarnya menentukan kecerdasan seseorang, bagaimana cara kita untuk
menambah jumlah koneksi antar sel otak dengan cara menggunakan dan
melatih otak sesering mungkin. Semakin sering otak digunakan dan dilatih,
semakin banyak koneksi yang terjadi (Rohana, 2010).
Seiring dengan penambahan usia, manusia akan mengalami kemunduran
intelektual secara fisiologis, kemunduran dapat berupa mudah lupa sampai
pada kemunduran berupa kepikunan (demensia). Kenyataan menunjukkan
bahwa otak menua mengalami kemunduran dalam kemampuan daya ingat dan
kemunduran dalam fungsi belahan otak kanan yang terutama memantau
kewaspadaan, konsentrasi dan perhatian (Rohana, 2010).
Otak manusia terdiri dari otak besar (serebrum) dengan dua belahan
(hemisfer) otak kanan dan kiri yang sama persis yang masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda bahkan bertentangan satu dengan yang lain,
batang otak (brain stem) dan otak kecil (serebelum). Otak besar diliputi pada
56
permukaannya oleh kulit otak (kortek serebri) yang dikenal sebagai thinking
cup atau kopiah pintar karena memang di tempat itulah tersimpan
kemampuan intelektual manusia (Rohana, 2010).
Otak terbagi dalam bagian-bagian yang disebut lobus dan mempunyai
fungsi fungsi tertentu, seperti pusat penglihatan terletak di lobus oksipitalis,
pusat pendengaran di lobus temporalis, pusat perabaan di lobus parietal ,
pusat penghidu di bagian lobus temporalis, pusat pergerakan berada di lobus
frontal.
Cara lain untuk menggambarkan otak adalah dengan suatu area tertentu.
Tiga area utama, yaitu : area motor, area sensori dan area asosiasi. Area motor
adalah bagian dari korteks yang bertanggung jawab untuk gerakan sadar
tubuh. Area sensori adalah bagian dalam lapisan otak yang terkait dengan
masing-masing indra. Sedangkan area asosiasi adalah salah satu bagian dari
serebral korteks yang dipandang sebagai area proses mental yang lebih tinggi
terjadi seperti berpikir, bahasa, memori dan ucapan (Rowe, et al., 2000 dalam
Feldman, 2012).
Sumber daya otak akan meningkat atau dengan kata lain kemampuan
kognitif akan bertambah secara optimal apabila bagian-bagian sensoris dan
area asosiasi tersebut bekerja secara integratif. Sebuah aksi (praksis) yang
menggunakan intergrasi antara sensori auditoris (pendengaran), visual
(penglihatan), perabaan, keseimbangan dan gerak akan menghasilkan
peningkatan fungsi kognitif seperti konsentrasi, percaya diri, kontrol diri,
57
58
Lobus yang paling besar dan paling akhir berkembang adalah lobus
frontalis yang berada di daerah dahi, lobus ini merupakan pusat integrasi dari
semua fungsi lobus yang ada. Bersama dengan bagian lobus yang ada di
depannya, lobus prefrontal dan struktur lain mempunyai peran yang sangat
penting dalam kehidupan manusia yaitu kemampuan memori kerja (working
memory) dan kemampuan seseorang dalam pengorganisasian, perencanaan
dan
pelaksanaan
(executive
function).
Bagian-bagian
otak
tersebut
berhubungan dengan struktur yang berada di dalam otak yang disebut system
limbic dan berpengaruh terhadap kemampuan emosional (Rohana, 2010).
Kedua belahan otak (hemisfer kanan dan kiri) disekat oleh sebuah
struktur yang disebut korpus kalosum dan komisura hipokampus yang
merupakan jembatan lintas yang menghubungkan kedua belahan otak
tersebut. Khususnya sel-sel otak di kulit permukaan kedua belahan otak
(korteks serebri) saling dihubungkan langsung oleh serabut saraf melalui
korpus kalosum ini. Struktur ini merupakan sarana untuk kerjasama kedua
belah hemisfer dengan cara peralihan, pergeseran dan integrasi fungsi kedua
belahan otak dan struktur ini begitu pentingnya sehingga disebut sebagai
jembatan emas (golden bridge) struktur ini mempunyai peranan yang amat
penting bagi keberhasilan peningkatan sumber daya otak, fungsinya
menyalurkan stimulus dari belahan otak kanan ke kiri dan sebaliknya.
Sagan (dalam Springer/Deutsch, 1981) menyatakan: We might say that
the human culture is the function of the corpus callosum (bahwa
59
60
61
62
untuk menilai memori mengingat kembali, (e) tes bahasa (language) meliputi
tes menyebutkan nama benda (naming) dan tes mengulangi kalimat
(repetition) dan tes penilaian bahasa komprehensif dengan melakukan tiga
perintah bertahap. Tes menulis kalimat spontan dan menyalin gambar
pentagon, untuk menilai fungsi eksekutif.
Interpretasi tes adalah jika skor 25 poin (dari 30) menunjukkan
kognisi normal, nilai dapat mengindikasikan penurunan kognitif ringan (21-24
poin), sedang (10-20 poin), parah ( 9 poin). Terdapatnya masalah fisik murni
jelas dapat mengganggu interpretasi, misalnya ketulian, kebutaan dan
kelumpuhan,
pada
kondisi
ini
tes
biasanya
(http://en.wikipedia.org/wiki/Minimental_state_examination).
dikustomisasi