Вы находитесь на странице: 1из 10

mi murni

oglikemi

ASUHAN KEPERAWATAN
KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN HIPOGLIKEMI
BAB I
PENDAHULUAN
1

LATAR BELAKANG
Hipoglikemi adalah kadar glukosa darah di bawah normal.Diagnosis hipoglikemia ditegakkan
bila kadar glukosa darah < 50 mg% (2,8 mmol/L) atau bahkan <40 mg% (2,2 mmol).(dikutip
oleh Djoko Wahono S, 2006).
Hipoglikemi ada tiga tingkatan yaitu dari ringan: simptomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada
gangguan aktivitas sehari hari yang nyata, sedang : simptomatik, dapat diatasi sendiri,
menimbulkan gangguan aktivitas sehari hari yang nyata, da berat : sering (tidak selalu )
tidak simptomatik, karena gangguan kognitif pasien tidak mampu mengatasi sendiri.pada
tingkatan berat, membutuhkan pihak ketiga tetapi membutuhkan terapi parenteral,tetapi di
sisi lain Membutuhkan terapi parenteral (glukagon intramuskular atau glukosa intravena)
,disertai koma atau kejang.
Munculnya gejala dan kadar glukosa sangat bervariasi pada setiap bagi. Gejala biasanya
muncul bila kadar glukosa < 40 mg/dL dan tampak antara 24 dan 72 jam setelah kelahiran
atau dalam 6 jam setelah suatu kelahiran bayi mengalami stress berat. Saat bayi berusia 72
jam, pencapaian kadar glukosa sebesar 45 mg/dL atau lebih adalah hasil yang diharapkan
tanpa mempertimbangkan berat badan, usia gestasi atau faktor predisposisi lainnya.
Manifestasi klinis sangat beragam yaitu mencakup gemetar atau kejang, iritabilitas, letargi
atau hipotonia, pernapasan tidak teratur, apnea, sianosis, pucat, menolak untuk mengisap atau
kurang minum ASI, menangis dengan suara melengking atau melemah, hipotermia,
diaporesis atau aktivitas kejang neonatus. Jika bayi hipiglikemia dibiarkan tidak mendapat
terapi dapat menyebabkan kerusakan otak dan retardasi mental. Hipoglikemia merupakan
salah satu kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar
glukosa darah < 60 mg/dl. Adapun batasan hipoglikemia adalah:
: Ada gejala hipoglikemi, glukosa darah < 60 mg/dl
: Gejala hipoglikemi bila gula darah turun mendadak, misalnya dari 400 mg/dl menjadi 150

mg/dl
1.3 Koma hipoglikemi

: Koma akibat gula darah < 30 mg/dl

emi reaktif

: Gejala hipoglikemi yang terjadi 3 5 jam sesudah makan.


2

Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

2.1 Jelaskan pengertian dari hipoglikemia!


2.2 Berapa frekuensi penderita hipoglikemia?
2.3 Jelaskan etiologi dari hipoglikemia?
2.4 Jelaskan manifestasi klinik dari hipoglikemia!
2.5 Bagaimana pengobatan dari hipoglikemia?
2.6 Jelaskan pragnosis dari hipoglikemi
3

Tujuan

3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kasus hipoglikemi
3.2 Tujuan Khusus
3.2.1 Mengetahui pengkajian pada kasus hipoglikemi
3.2.2 Mengetahui diagnosa pada kasus hipoglikemi
3.2.3 Mengetahui intervensi pada kasus hipoglikemi
3.2.4 Mengetahui implementasi pada kasus hipoglikemi
3.2.5 Mengetahui evaluasi pada kasus hipoglikemi

Manfaatin Penulisan

4.1 Bagi Penulis


Hasil study kasus ini dapat memberikan wawasan Hipoglikemi, dengan menggunakan asuhan
keperawatan.
4.2 Bagi Institusi
4.2.1 Sebagai bacaan di perpustakaan dan bahan acuhan pertandingan pada penanganan kasus
4.2.2

keperawatan
Menghasilkan ahli Madya Keperawatan sebagai perawat profesional yang memiliki

pengetahuan yang memadai sesuai perkembangan ilmu dan pengetahuan


4.3 Bagi Klien
Memberikan pengetahuan dan keterampilan pada keluarga tentang perawatan Hipoglikemi
4.4 Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikaqn asuhan keperawatan untuk kasus yang sama serta menjaga dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya asuhan keperawatan dengan
Hipoglikem.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1

Landasan Teori

1.1 Definisi dan Diagnosis


1.1.1 Secara harafiah hipoglikemia berarti kadar glukosa darah di bawah normal.
1.1.2 Diagnosis hipoglikemia ditegakkan bila kadar glukosa darah < 50 mg% (2,8 mmol/L) atau
bahkan <40 mg% (2,2 mmol). (dikutip oleh Djoko Wahono S, 2006).
2

Klasifikasi

2.1 Ringan : simptomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivitas sehari-hari yang
nyata.
2.2 Sedang : dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata.
2.3 Berat : sering (tidak selalu) tidak simptomatik, karena gangguan kognitif pasien tidak mampu
2.3.1
2.3.2
2.3.3
3

mengatasi sendiri
Membutuhkan pihak ketiga tetapi tidak memerlukan terapi parenteral.
Membutuhkan terapi parenteral (glukosa intramuskular atau glukosa intravena)
Disertai koma atau kejang.
Faktor Pencetus

3.1 Kadar insulin berlebihan


3.1.1 Dosis berlebihan: kesalahan dokter, farmasi, pasien; ketidaksesuaian dengan kebutuhan
pasien atau gaya hidup; deliberate overdose (factitious hipoglikemia).
3.1.2 Peningkatan bioavailibilitas insulin: absorbsi yang lebih cepat (aktivitas jasmani), suntik di
perut, perubahan human insulin, antibodi insulin, gagal ginjal (clearance insulin berkurang),
honeymoon periode.
3.2 Peningkatan sensitivitas insulin
3.2.1 Defisiensi hormon counter-regulatory, penyakir Addison, hipopituirisme.
3.2.2 Penurunan BB
3.2.3 Latihan jasmani, postpartum, variasi siklus menstruasi.
3.3 Asupan karbohidrat kurang
3.3.1 Makan tertunda atau lupa, porsi makan kurang
3.3.2 Diet slimming, anorexia nervosa
3.3.3 Muntah, gastroparesis
3.3.4 Menyusui
3.4 Lain-lain
3.4.1 Absorbsi yang cepat, pemulihan glikogen otot
3.4.2 Alkohol, obat (salisilat, sulfonamid meningkatkan kerja sulfonilurea; penyekat nonselektif, pentamidin)
4

Prognosis Hipoglikemia

Jika tidak diobati, Hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan dapat menyebabkan
kematian pada setiap golongan umur.
Pada neonatus prognosis tergantung dari berat, lama, adanya gejala-gejala klinik dan kelainan
patologik yang menyertainya, demikian pula etiologi, diagnosis dini dan pengobatan yang
adekuat
4.1 Hipoglikemia neonatus
Berdasarkan tingkat beratnya Hipoglikemia neonatus dapat digolongkan:
4.1.1 Hipoglikemia transisional
Prognosisnya baik dan tergantung kepada kelainan yang mendasarinya misal : asfiksia
perinatal. Tidak ada korelasi antara rendahnya kadar gula dengan mortalitas/morbiditas bayi.
4.1.2

Kebanyakan bayi tetap hidup walaupun dengan kadar gula 20 mg/100 ml.
Hipoglikemia sekunder
Mortalitas neonatus pada kelompok ini disebabkan oleh kelainan yang menyertainya. Bayi
yang menderita Hipoglikemia tipe ini, sedikit menderita sekuele akibat Hipoglikemianya,

tetapi lebih banyak akibat kelainan patologik yang menyertainya.


4.1.3 Hipoglikemia transien
Bayi yang termasuk dalam kelompok ini bila tidak diobati akan mati. Bayi-bayi tersebut
seringkali pada BBLR dan KMK yang bisa disertai dengan komplikasi akibat BBLR dan
KMK sendiri, demikian pula masalah-masalah perinatal yang bisa menyebabkan ganggguan
mental, perilaku dan kejang-kejang yang tidak ada hubungannya dengan hipoglikemia.
Pada penelitian prospektif dengan menggunakan kontrol, bayi-bayi kelompok ini yang
diamati sampai umur 7 tahun ternyata terdapat gangguan intelektual yang minimal, tetapi
tidak ada cacat nerologik yang berat.
4.1.4 Hipoglikemia berat (berulang)
Keompok ini bisa dibagi atas beberapa katagori yang masing-masing mempunyai masalah
tersendiri yang mempengaruhi prognosisnya.
4.1.4.1 Defisiensi hormon multipel (hipopituitarisme bawaan)
Sering kali disertai Hipoglikemia berat bahkan fatal pada hari-hari pertama, nampaknya
akibat defisiensi hormon hipofise anterior. Dari 26 kasus yang dilaporkan 2/3 meninggal (5
pada hari pertama, 4 pada masa neonatus dan 5 antara umur 2 bulan sampai 17 tahun).
Beberapa di antaranya yang hidup menunjukkan gejala retardasi.
Prognosis terhadap perkembangannya tergantung dari adanya defisiensi hormon-hormon
lainnya dan berhasilnya pengobatan substitusi.
4.1.4.2 Kelebihan hormon (hiperinsulinisme)
Pada sindroma Beckwith Wiedemann, retardasi mental kemungkinan disebabkan oleh H yang
tidak diobati, meskipun dengan pengobatan adekuat prognosis masih meragukan, sebab
adanya anomali multipel yang menyertainya.

4.1.4.3 Infant giants (Foetopathia Diabetica) : Biasanya memperlihatkan hipoglikemia berat dan
tidak ada respon terhadap pengobatan medikamentosadan memerlukan pankreatektomi total.
Mereka yang hidupo biasanya memperlihatkan retardasi perkembangan yang sedang atau
berat.
4.1.4.4 Adenma sel beta : Pada penderita yang diamati, bayi-bayi yang hidup menunjukkan
perawakan yang relatif pendek tetapi ada yang menderita diabetes dan beberapa diantaranya
memperlihatkan gangguan neurologik sedang atau berat, gangguan mental dan sering kali
dengan kejang-kejang. Maka, penting diagnosis dini dan tindakan bedah yang segera.
4.1.4.5 Gangguan metabolisme hidrat arang: prognosis tergantung darimana masing-masing
penyebabnya, misalnya hipoglikemia bisa fatal pada hari pertama, untuk glycogen strorage
disease.
4.1.4.6 Gangguan metabolisme asam amino yang disertai hipoglikemia, misalnya: Maple syrup urine
disease, asidemiametilmalok. Masing-masing mempunyai pragnosis yang meragukan.
4.2 Bayi/Anak
Hipogikemia tergantung dari etiologinya, cenderung kurang berat pada bayi yang lebih tua
dan anak. Tetapi dapat berakibat gangguan kepribadian kelainan pelaku dan kelainan
nerologik. Nampaknya terdapat kepekaan umur khusus pada Hipogikemia ketosis yang
dimulai pada umur 9 12 bulan dan mencapai puncaknya pada umur 18-30 bulan, kemudian
sembuh sendiri pada umur 4-7 tahun atau 9-10 tahun. Adenoma sel beta frekuensi meningkat
sesudah masa neonatus yaitu pada umur 5-15 tahun.
Prognosisnya dapat digambarkan sebagai berikut: anak-anak yang diobati secara bedah 1
meninggal karena tindakan operasi, 1 menderita DM yang memerlukan insulin, 1 hanya
memerlukan insulin selama 28 hari dan 8 mempunyai sekuele nerologik maupun kepribadian
dan tingkah laku. Empat belas anak (56%) sembuh sempurna.
5

Komponen Utama Respon Simpatis dan Counter Regulatory Terhadap Hipoglikemia


Patofisologi
Ketergantungan otak setiap saat pada glukosa yang disuplai oleh sirkulasi diakibatkan oleh
ketidak mampuan otak untuk membakar asam lemak berantai panjang, kurangnya simpanan
glukosa sebagai glikogen didalam otak orang dewasa, dan ketidak tersediaan keton dalam
fase makan atau posabsorbtif. (Heller, 2003).

Patway
Puasa / intake kurang

Glikogenolisis

Deficit glikogen pada hepar

Gula darah menurun < 60 mg/dl

Penurunan nutrisi jaringan otak

Respon SSP
Respon Otak

Kortek serebri
energi ( < 50mg/dl)

Kekaburan yang dirasa dikepala

Respon Vegetatif

Pelepasan norepinefrin & kurang suplai


adrenalin

Takikardia, pucat,
gemetar,

Sulit konsentrasi / berfikir


Gemetar Kepala terasa melayang
Gangguan proses berfikir

berkeringat
Tidak sadar
Stupor, kejang, koma

6 Tanda dan Gejala


6.1 Otonomik berupa: berkeringat, jantung berdebar, tremor, lapar.
6.2 Neuroglikopenik: bingung, mengantuk, sukar berbicara, inkoordinasi, perilaku yang berbeda,
gangguan visual, parestesia.
6.3 Malaise; mual, sakit kepala
7 Penatalaksanaan
7.1 Glukosa oral
7.1.1 10-20 g glukosa oral harus segera diberikan dalam bentuk tablet atau jelly, atau
7.1.2 150-200 ml minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah segar dan nondiet cola.
7.1.3 Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak dalam coklat dapat menghambat
absorbsi glukosa.

7.1.4

Bila belum ada jadwal makan dalam 1-2 jam perlu diberikan tambahan 10-20 g karbohidrat

kompleks.
7.1.5 Bila pasien mengalami kesulitan menelan dan keadaan tidak terlalu gawat, pemberian madu
atau gel glukosa lewat mukosa rongga mulut mungkin dapat dicoba.
7.2 Glukagon intramuskular
7.2.1 1 mg glukagon IM dapat diberikan dan hasilnya akan tampak dalam 10 menit.
7.2.2 Bila pasien sudah sadar pemberian glukagon harus diikuti dengan pemberian glukosa oral 20
g dan dilanjutkan dengan pemberian 40 g karbohidrat dalam bentuk tepung untuk
7.2.3

mempertahankan pemulihan.
Pada keadaan puasa yang panjang atau hipoglikemia yang diinduksi oleh alkohol, pemberian
glukosa mungkin tidak efektif. Efektifitas glukagon tergantung dari stimulasi glikogenolisis
yang terjadi.

7.3 Glukosa intravena


7.3.1 75-100 ml glukosa 20% atau 150-200 ml glukosa 10% dianggap lebih aman.
7.3.2 Glukosa 50% terlalu toksik untuk jaringan dan ekstravasasi ke jaringan dapat menimbulkan
nekrosis yang memerlukan amputasi.
8 Asuhan Keperawatan
8.1 Pengkajian
Identitas
Usia: anak, remaja, dan lansia.
Riwayat penyakit sekarang:
Awitan terjasi beberapa menit sampai 1 jam. Dosis insulin kelebihan, tidak makan,
peningkatan program latihan yang tidak direncanakan, muntah, kehamilan.
Riwayat penyakit dahulu:
Menderita DM tipe I maupun tipe II
Riwayat penyakit keluarga:
Ada yang menderita DM.
Pemeriksaan Fisik:
B2 (Blood)
: Takikardi
Kulit dingin dan Pucat
B3 (Brain)
: Ketidakmampuan berkonsentrasi
Kurang koordinasi
Kebas, Kesemutan : Bibir, Lidah
Menguap, Bicara tidak jelas
Hiperfleksia, aktivitas kejang
Malam hari : mimpi buruk, tidur berjalan, gelisah
B5 (Bowel)
: Kelaparan
Mual
8.2 Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa
: <60 mg/dL
Keton Urine
: Negative

8.2.1

Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemi
merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia,

kejang, sepsis.
8.2.2 Riwayat :
8.2.2.1 Imunisasi
8.2.2.2 Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga
8.2.2.3 Pemakaian parenteral nutrition
8.2.2.4 Sepsis
8.2.2.5 Enteral feeding
8.2.2.6 Pemakaian Corticosteroid therapi
8.2.2.7 Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika
8.2.2.8 Kanker
8.3 Data fokus
8.3.1 Data Subyektif:
8.3.1.1 Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas
8.3.1.2 Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin
8.3.1.3 Rasa lapar (bayi sering nangis)
8.3.1.4 Nyeri kepala
8.3.1.5 Sering menguap
8.3.1.6 Irritabel
8.3.2 Data obyektif:
8.3.2.1 Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku, \
8.3.2.2 Hightpitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas cepat irreguler, keringat
dingin, mata berputar-putar, menolak makan dan koma
8.3.2.3 Plasma glukosa < 50 gr/%
8.4 Diagnose dan Rencana Keperawatan
Potensial komplikasi s.e kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental,
gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi
Rencana tindakan:
8.4.1 Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan
8.4.2 Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
8.4.3 Monitor vital sign
8.4.4 Monitor kesadaran
8.4.5 Monitor tanda gugup, irritabilitas
8.4.6 Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12
8.4.7 Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.
8.4.8 Cek BB setiap hari
8.4.9 Cek tanda-tanda infeksi
8.4.10 Hindari terjadinya hipotermi
8.4.11 Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV
8.4.12 Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt 2 lt /menit
8.5 Potensial terjadi infeksi s.e penurunan daya tahan tubuh
Rencana tindakan:
8.5.1 Lakukan prosedur perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan
8.5.2 Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan bayi dalam keadaan bersih atau steril
8.5.3 Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran nafas.
8.5.4 Perhatikan kondisi feces bayi
8.5.5 Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik.

8.5.6 Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.


8.5.7 Lakukan pemeriksaan DL, UL, FL secara teratur.
8.6 Potensial Ggn Keseimbangan cairan dan elektrolit s.e peningkatan pengeluaran keringat
Rencana Tindakan
8.6.1 Cek intake dan output
R/ Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan bayi /kg BB/24 jam
8.6.2 Cek turgor kulit bayi
8.6.3 Kaji intoleransi minum bayi
R/ Jika mengisap sudah baik anjurkan pemberian ASI
8.6.4 Keterbatasan gerak dan aktivitas s.e hipoglikemi pada otot
R/Bantu pemenihan kebutuhan sehari-hari
8.6.5 Lakukan fisiotherapi
8.6.6 Ganti pakaian bayi secara teratur dan atau jika kotor dan basah.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hipoglikemi adalah kadar glukosa darah di bawah normal.Diagnosis hipoglikemia ditegakkan
bila kadar glukosa darah < 50 mg% (2,8 mmol/L) atau bahkan <40 mg% (2,2 mmol).(dikutip
oleh Djoko Wahono S, 2006). Hipoglikemi ada tiga tingkatan yaitu dari ringan: simptomatik,
dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivitas sehari hari yang nyata, sedang :
simptomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas sehari hari yang nyata,
da berat : sering (tidak selalu ) tidak simptomatik, karena gangguan kognitif pasien tidak
mampu mengatasi sendiri.pada tingkatan berat, membutuhkan pihak ketiga tetapi
membutuhkan terapi parenteral,tetapi di sisi lain Membutuhkan terapi parenteral (glukagon
intramuskular atau glukosa intravena) ,disertai koma atau kejang.
Saran
Diperlukan suatu pemahaman yang baik agar tidak salah dalam memahami tentang
pengertian, frekuensi penderita, etiologi, manifestasi klinik, pengobatan dan pragnosis dari
hipoglikemia.

Вам также может понравиться

  • LK Edema Paru
    LK Edema Paru
    Документ8 страниц
    LK Edema Paru
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • LP Uap
    LP Uap
    Документ17 страниц
    LP Uap
    John Oblak
    Оценок пока нет
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Документ2 страницы
    Daftar Hadir
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Format
    Format
    Документ8 страниц
    Format
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Format Peminjaman LCD
    Format Peminjaman LCD
    Документ1 страница
    Format Peminjaman LCD
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Manajemen
    Manajemen
    Документ48 страниц
    Manajemen
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Bab Iii M5 Manajemen KLPK 1
    Bab Iii M5 Manajemen KLPK 1
    Документ81 страница
    Bab Iii M5 Manajemen KLPK 1
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Bab Iii1 Perencanaan & Hasil Kegiatan
    Bab Iii1 Perencanaan & Hasil Kegiatan
    Документ28 страниц
    Bab Iii1 Perencanaan & Hasil Kegiatan
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Analisa Swot New
    Analisa Swot New
    Документ16 страниц
    Analisa Swot New
    Prasetya Adie
    Оценок пока нет
  • Laporan Karu
    Laporan Karu
    Документ6 страниц
    Laporan Karu
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Manajemen
    Manajemen
    Документ48 страниц
    Manajemen
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • BAB II Teori Manajemen Fix-1
    BAB II Teori Manajemen Fix-1
    Документ18 страниц
    BAB II Teori Manajemen Fix-1
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Bab III m1-m5 Manajemen-3
    Bab III m1-m5 Manajemen-3
    Документ87 страниц
    Bab III m1-m5 Manajemen-3
    Syahrul
    100% (2)
  • Resume Anak Kasus 1
    Resume Anak Kasus 1
    Документ13 страниц
    Resume Anak Kasus 1
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • LK HT
    LK HT
    Документ28 страниц
    LK HT
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Документ26 страниц
    Laporan Pendahuluan
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Resume Anak Kasus 1
    Resume Anak Kasus 1
    Документ13 страниц
    Resume Anak Kasus 1
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • LK Edema Paru
    LK Edema Paru
    Документ8 страниц
    LK Edema Paru
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Formulir Yudisium Ners
    Formulir Yudisium Ners
    Документ2 страницы
    Formulir Yudisium Ners
    Dyan Ahni Adifat
    Оценок пока нет
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Документ1 страница
    Lembar Pengesahan
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • LK ADHF TN - Asad
    LK ADHF TN - Asad
    Документ12 страниц
    LK ADHF TN - Asad
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Bab I-2 Asam Urat LK
    Bab I-2 Asam Urat LK
    Документ65 страниц
    Bab I-2 Asam Urat LK
    gyarl liwandalia
    Оценок пока нет
  • Tugas Katim Sahrul-1
    Tugas Katim Sahrul-1
    Документ24 страницы
    Tugas Katim Sahrul-1
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • OPTIMALKAN PERTAHANKAN
    OPTIMALKAN PERTAHANKAN
    Документ12 страниц
    OPTIMALKAN PERTAHANKAN
    Syahrul
    0% (1)
  • Laporan Managemen
    Laporan Managemen
    Документ92 страницы
    Laporan Managemen
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Pelaksanaan Dan Pembahasan
    Pelaksanaan Dan Pembahasan
    Документ28 страниц
    Pelaksanaan Dan Pembahasan
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Resume Anak
    Resume Anak
    Документ10 страниц
    Resume Anak
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Resume Anak
    Resume Anak
    Документ10 страниц
    Resume Anak
    Syahrul
    Оценок пока нет
  • Bab I-2 Asam Urat LK
    Bab I-2 Asam Urat LK
    Документ65 страниц
    Bab I-2 Asam Urat LK
    gyarl liwandalia
    Оценок пока нет
  • Resume Anak Kasus 1
    Resume Anak Kasus 1
    Документ13 страниц
    Resume Anak Kasus 1
    Syahrul
    Оценок пока нет