Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TAKSONOMI BLOOM
OLEH
KELOMPOK 13
1. 14029011 Ninda Pratiwi
2. 14029063 Vella Aryuda
3. 14029096 Septia Nurvitasari
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah
mengenai Taksonomi Bloom. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr. Armiati, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Matematika yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai
Evaluasi Pembelajaran Matematika dan membantu dalam membimbing calon
pendidik agar dapat menjadi pendidik yang baik nantinya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah penyusun susun di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Padang, 1 September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................1
Daftar Isi........................................................................................................2
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang....................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan..................................................................................................3
Bab II : Pembahasan
A. Klasifikasi Taksonomi Bloom.............................................................4
1) Ranah Kognitif.............................................................................4
2) Ranah Afektif...............................................................................9
3) Ranah Psikomotor........................................................................10
B. Revisi Taksonomi Bloom....................................................................13
Bab III : Penutup
A. Kesimpulan.........................................................................................21
B. Saran....................................................................................................22
Daftar Pustaka................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan
kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.
Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses
transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan
pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan
pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap
pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan
keahlian.
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain,
yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali
menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis
(bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang
paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan
juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali
disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga
sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom".
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana klasifikasi Taksonomi Bloom?
2. Bagaimana perbaikan Taksonomi Bloom
oleh
Anderson
dan
Krathwohl?
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini agar para mahasiswa diharapkan dapat ::
1. Mengetahui dan memahami Taksonomi Bloom.
2. Memahami perbaikan Taksonomi Bloom oleh Anderson dan Krathwohl.
BAB II
PEMBAHASAN
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan
nomos yang berarti ilmu pengetahuan. Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki
dari suatu prinsip yang mendasari klasifikasi tersebut. Konsep Taksonomi Bloom
dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom, seorang psikolog
bidang pendidikan beserta dengan teman-temannya.
A. KLASIFIKASI TAKSONOMI BLOOM
Taksonomi Bloom mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan
menjadi tiga ranah: kognitif, afektif, dan psikomotor dan setiap ranah tersebut
dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.
Ranah
kognitif
berisi
perilaku-perilaku
yang
menekankan
aspek
memperoleh
pengetahuan,
pengenalan,
pemahaman,
Pengetahuan (knowlegde) C1
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam
mengingat
pengetahuan
kembali
tentang
materi
yang
istilah,
telah
fakta
dipelajari,
khusus,
seperti
konvensi,
Pemahaman (comprehension) C2
ke bentuk lain)
Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti)
Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan
memperkirakan,
menjelaskan,
mengkategorikan,
mengasosiasikan,
membandingkan,
mencirikan,
merinci,
menghitung,
mengkontraskan,
mengubah,
mempertahankan,
Penerapan (application) C3
Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan
menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik
mampu
menerapkan
pemahamannya
dengan
cara
membangun,
menilai,
membiasakan,
melatih,
menggali,
mencegah,
mengemukakan,
melaksanakan,
mengaitkan,
meramalkan,
menyusun,
memproduksi,
mensimulasikan,
Analisis (analysis) C4
Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah
kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponenkomponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :
mendiagnosis,
menyeleksi,
mendiagramkan,
menguji,
menyimpulkan,
memerinci,
mengkorelasikan,
mencerahkan,
menemukan,
menjelajah,
menelaah,
memaksimalkan,
memerintahkan,
mengedit,
mengaitkan,
dalam bentuk
2 7
3 5
2 5
3 7
Sintesis (synthesis) C5
Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan
membangun,
menciptakan,
merencanakan,
memfasilitasi,
menggabungkan,
menanggulangi,
mengkreasikan,
mendikte,
membentuk,
menghubungkan,
mengoreksi,
meningkatkan,
merumuskan,
memadukan,
merancang,
memperjelas,
menggeneralisasi,
membatas,
mereparasi,
vi.
Evaluasi (evaluation) C6
Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan
menugaskan,
menafsirkan,
mempertahankan,
i.
Penerimaan (receiving) A1
Pada tahap ini, seseorang peka terhadap rangsangan dan
Partisipasi (responding) A2
Tingkatan ini mencakup kerelaan dan kesediaan untuk
dibentuk
suatu
sikap,
menerima,
menolak
atau
Organisasi (organization) A4
Pada tingkatan ini, adanya kemampuan untuk membentuk
10
Persepsi (perception)
Kemampuan untuk menggunakan isyarat-isyarat sensoris
Kesiapan (set)
Kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai
iv.
11
Kreativitas (creativity)
Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar
Imitasi P1
Imitasi berarti meniru tindakan seseorang. Contoh imitasi
misalnya seorang siswa mengamati demonstrasi guru tentang
penggunaan dua segitiga siku-siku dan jangka dalam melukis
garis-garis yang sejajar dan kemudian siswa meniru proses atau
aktivitas guru tersebut.
ii.
Manipulasi P2
Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau
12
iii.
Presisi P3
Kategori presisi berarti secara independen melakukan
keterampilan atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi,
dan ketepatan. Misalnya siswa terampil melakukan pengukuran
suhu dengan termometer atau terampil menggunakan mikroskop.
Tidak hanya terampil menggunakan alat-alat laboratorium tetapi
siswa juga harus memahami setiap bagian-bagian pada alat-alat
tersebut.
iv.
Artikulasi P4
Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau
Naturalisasi P5
Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih
telah
otomatis,
sadar
penguasaan
aktivitas,
dan
13
Mengingat (Remember) C1
Mengingat adalah kemampuan
memperoleh
kembali
informasi
dalam
membawanya
memori
untuk
jangka
mengerjakan
panjang,
memori
14
siswa
untuk
siswa
untuk
pengertian
dari
bagian-bagian
pada
konsep umum.
c. Classifying (mengklasifikasikan)
Classifying adalah ketika siswa mengetahui bahwa
sesuatu merupakan bagian dari suatu kategori. Classifying
dapat diartikan pula sebagai mendeteksi ciri atau pola yang
menunjukkan bahwa ciri atau pola tersebut sesuai dengan
kategori tertentu atau konsep tertentu. Jika exemplifying
dimulai dari konsep umum dan meminta siswa untuk
mencari contoh khususnya, maka classifying dimulai dari
contoh khusus dan meminta siswa untuk mencari konsep
umumnya.
d. Summarizing (menyimpulkan)
Siswa dikatakan memiliki kemampuan summarizing
ketika siswa dapat memberikan pernyataan tunggal yang
menyatakan informasi yang disampaikan atau topik secara
umum.
e. Inferring (menduga)
Inferring berarti dapat mencari pola dari beberapa
contoh kasus. Siswa dikatakan memiliki kemampuan
inferring jika siswa dapat membayangkan konsep atau
prinsip yang merupakan bagian dari contoh dengan cara
mengkode karakteristik yang sesuai dari masing-masing
contoh dan lebih penting lagi dengan tidak ada hubungan
antara contoh-contoh tersebut.
f. Comparing (membandingkan)
15
Comparing
adalah
kemampuan
menunjukkan
dapat
juga
diartikan
sebagai
mencari
memiliki
kemampuan
menjelaskan
dapat
Menerapkan (Apply) C3
Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur
untuk menyelesaikan masalah. Siswa memerlukan latihan soal
sehingga siswa terlatih untuk mengetahui prosedur apa yang akan
digunakan untuk menyelesaikan soal. Kategori menerapkan terdiri
dari proses kognitif kemampuan melakukan (executing) dan
kemampuan menerapkan (implementing).
a.
Executing (melakukan)
Dalam Executing, jika siswa menemui soal yang
sudah dikenal, siswa akan mengetahui prosedur yang akan
digunakan. Keadaan yang sudah dikenal ini sering
memberikan petunjuk kepada siswa mengenai cara apa
yang akan digunakan. Executing lebih cenderung kepada
kemampuan menyelesaikan masalah secara skill dan
algoritma daripada kemampuan teknik dan metode. Skill
dan algoritma memiliki ciri sebagai berikut:
a) langkah pengerjaan soal lebih berurutan
b) jika setiap langkah dikerjakan dengan benar, maka
b.
dan
16
berupa
iv.
dengan benar.
Menganalisa (Analyze) C4
Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu
kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana
bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain atau
bagian tersebut dengan keseluruhannya. Analisis menekankan pada
kemampuan merinci sesuatu unsur pokok menjadi bagian-bagian
dan melihat hubungan antar bagian tersebut. Di tingkat analisis,
seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian
yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan
mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat
dari sebuah skenario yang rumit. Kategori apply terdiri
kemampuan
membedakan
(differentiating),
mengorganisasi
c.
saling terkait.
Attributing (Memberi symbol)
Attributing adalah kemampuan siswa untuk menyebutkan
tentang sudut pandang, bias, nilai atau maksud dari suatu
masalah
yang
diajukan.
Attributing
membutuhkan
17
Menilai (Evaluate) C5
Menilai didefinisikan sebagai kemampuan melakukan
judgement berdasar pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria
sering digunakan adalah menentukan kualitas, efektifitas, efisiensi,
dan konsistensi, sedangkan standar digunakan dalam menentukan
kuantitas maupun kualitas.
Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan
pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu.
Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian
terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari Checking
(mengecek) dan Critiquing (mengkritik).
a.
Checking (mengecek)
Cheking adalah kemampuan
untuk
mengetes
Berkreasi (Create) C6
Create didefinisikan sebagai menggeneralisasi ide baru,
produk atau cara pandang yang baru dari sesuatu kejadian. Create
di sini diartikan sebagai meletakkan beberapa elemen dalam satu
kesatuan yang menyeluruh sehingga terbentuklah dalam satu
bentuk yang koheren atau fungsional. Siswa dikatakan mampu
Create jika dapat membuat produk baru dengan merombak
beberapa elemen atau bagian ke dalam bentuk atau stuktur yang
belum pernah diterangkan oleh guru sebelumnya. Proses Create
umumnya berhubungan dengan pengalaman belajar siswa yang
sebelumnya.
Proses Create dapat dipecah mnjadi tiga fase yaitu:
18
a)
b)
memeriksa
dan
pelaksanaan penyelesian, di mana siswa berhasil melaksanakan
rencana.
Karena itu, proses kreatif dapat diartikan sebagai awalan
19
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari suatu prinsip yang mendasari
klasifikasi tersebut.
1. Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan sebutan Taksonomi Bloom.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawankawan. Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa
domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.
a. Ranah kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan
berpikir.
Pada Taksonomi Bloom, ranah kognitif meliputi :
i.
Pengetahuan C1
ii.
Pemahaman C2
iii.
Penerapan C3
iv. Analisis C4
v. Sintesis C5
vi.
Evaluasi C6
b. Ranah afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri.
Pada Taksonomi Bloom, ranah afektif meliputi :
i.
Penerimaan A1
ii.
Partisipasi A2
iii.
Penilaian atau penentuan sikap A3
iv. Organisasi P4
v. Pembentukan pola hidup A5
c. Ranah psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang,
dan mengoperasikan mesin.
Pada Taksonomi Bloom, ranah psikomotor yang dikemukakan
Dave meliputi :
i.
Imitasi P1
ii.
Manipulasi P2
iii.
Presisi P3
iv. Artikulasi P4
v. Naturalisasi P5
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W & Krathwohl, David R. 2002. A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing. A Revision of Blooms Taxonomy of
Educational Objectives. New York: Longman.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer
(Edisi Revisi). Bandung:UPI.
http://www.mengejarasa.com/2014/10/makalah-taksonomi-pendidikanbloom.html. Diakses pada 1 September 2016.
http://pipinridmaningsih.blogspot.co.id/2014/12/makalah-taksonomi-bloom-dangagne_49.html. Diakses pada 1 September 2016.
https://santisusanti1995.wordpress.com/2013/12/10/taksonomi-bloom-ranahkognitif-afektif-dan-psikomotor-serta-identifikasi-permasalahanpendidikan-di-indonesia/. Diakses pada 3 September 2016.
23