Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
11
Ind
p
Pengarah
: Untung Suseno Sutarjo (Sekretaris Jenderal), Anung Sugihantono
(Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat), M. Subuh (Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit), Bambang Wibowo (Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan), Maura Linda Sitanggang (Direktur
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan), Purwadi (Inspektur
Jenderal), Siswanto (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan), Usman Sumantri (Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan).
Penyusun
: Akmal Taher (Staf Khusus Menkes Bidang Peningkatan Pelayanan
Kesehatan), Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa (Staf Khusus Menkes
Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi), Sri Henni
Setiawati (Staf Ahli Menkes Bidang Peningkatan Kapasitas Kelem bagaan dan Desentralisasi), Trisa Wahjuni Putri (Kepala Pusat Analisis
Determinan Kesehatan), Ernawati Roeslie (Pusat Analisis Determinan
Kesehatan), Abdul Aziz (Pusat Analisis Determinan Kesehatan), Habibi
Nur Eka Putra (Pusat Analisis Determinan Kesehatan), Ario Baskoro
(Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat), Trihono (Health Policy
Unit), Tini Suryanti (Health Policy Unit), Bambang Hartono (Health
Policy Unit), Lalu Hendi Hutomo (Health Policy Unit)
Koordinator Teknis: Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Acknowledgment :
Koleksi Foto
KATA PENGANTAR
SAMBUTAN
MENTERI KESEHATAN R.I.
elah banyak dicapai keberhasilan dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan, namun
bangsa Indonesia masih belum berhasil mencapai
Indonesia Sehat sebagaimana yang dikehendaki dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Hal
yang belum tercapai antara lain, Angka Kematian Ibu masih
tinggi, Angka Kematian Bayi juga masih tinggi, sementara
itu masih banyak dijumpai anak balita yang pendek
(stunting), dan berbagai masalah gizi. Di bidang pengendalian penyakit, kita dihadapkan pada beban ganda,
yaitu penyakit menular seperti AIDS, Tuberkulosis dan Malaria masih tinggi prevalensinya, sementara penyakit tidak menular seperti Hipertensi, Diabetes, Kanker, dan
Gangguan Jiwa terus bertambah. Walaupun sumber dana untuk sektor kesehatan
terus bertambah dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) kesehatan baik dalam
hal jumlah, jenis, mutu, maupun pemerataannya terus dilakukan, ternyata peningkatan
sumber daya tersebut belum dapat sepenuhnya mengimbangi peningkatan kebutuhan.
Menyadari permasalahan yang demikian itu, mau tidak mau kita harus membuat
skala prioritas. Untuk mencapai Indonesia Sehat, dalam kurun waktu 2015 2019,
sektor kesehatan diarahkan untuk memfokuskan upaya guna:
1 Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
2 Menurunkan prevalensi balita pendek (stunting).
3 Menanggulangi penyakit menular HIV-AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria.
4 Menanggulangi penyakit tidak menular Hipertensi, Diabetes, Obesitas, Kanker,
dan Gangguan Jiwa.
Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, maka
upaya-upaya tersebut diselenggarakan secara terintegrasi sejak dari perencanaan
sampai ke pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya. Sasarannya pun difokuskan
kepada keluarga, dengan dihidupkannya kembali Pendekatan Keluarga.
Dalam rangka memberikan acuan penyelenggaraan pembangunan kesehatan selama
kurun waktu 2015 2019 guna mencapai Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga, disusunlah pedoman umum ini. Selamat bekerja.
Jakarta, April 2016
Menteri Kesehatan
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
vii
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
1
2
PENDAHULUAN 1
14
14
19
19
23
28
33
ix
DAFTAR ISI
35
36
42
45
47
47
48
49
53
DAFTAR TABEL
TABEL 1
37
TABEL 2
54
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 Penjabaran Visi & Misi Presiden Menjadi
Program Indonesia Sehat
17
21
22
26
27
27
44
xi
DAFTAR SINGKATAN
AIDS =
Acquired Immunodeficiency Syndrome
AKB
AKI
AKMS
ANC =
Ante Natal Care
ARV
ASI
BBLR
DTPK
FKTP
GP2SP
HIV
IIS
IKS
IMD
IMS
xii
Bab
DAFTAR SINGKATAN
IMS
ITS
KB
= Keluarga Berencana
MDGs
MP ASI
ODHA
PHBS
PKPR
PMT
PMT AS
Polindes
PONED
PONEK
= Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif
Posbindu
Pos UKK
xiii
DAFTAR SINGKATAN
PPOK
Renstra
= Rencana Strategis
RPJMN
= Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional
RTK
TB
= Tuberkulosis
TK/RA
SJSN
SKN
TKPM
TTD
UKBM
UKS
UKUK
xiv
xvi
Bab
PENDAHULUAN
Gambar 1. Penjabaran Visi & Misi Presiden Menjadi Program Indonesia Sehat
Pendahuluan
Bab
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
TAHUN 2015 - 2019
A. GAMBARAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN DI INDONESIA
1. Gambaran Umum dan Perma salahan Kesehatan
Kesehatan merupakan inves tasi untuk mendukung pemba ngunan ekonomi serta memiliki
peran penting dalam upaya
penanggulangan kemiskinan.
Pembangunan kesehatan harus
dipandang sebagai suatu inves tasi untuk meningkatkan kuali tas sumber daya manusia sesuai
dengan Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kese hatan. Pembangunan keseha tan pada hakekatnya adalah
upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa
Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kema uan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya. Keberhasilan pem bangunan kesehatan sangat di tentukan oleh kesinambungan
antar-upaya program dan sektor,
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
komplikasi, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan
empat terlalu (terlalu muda <20 tahun,
terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun, dan terlalu banyak anaknya
>3 orang). Sebanyak 54,2 per 1000
perempuan di bawah usia 20 tahun telah
melahirkan, sementara perempuan yang
melahirkan pada usia di atas 40 tahun
sebanyak 207 per 1000 kelahiran hidup.
Masalah ini diperberat dengan fakta
masih adanya umur perkawinan pertama
pada usia yang amat muda (<20 tahun)
sebanyak 46,7% dari semua perempuan
yang telah kawin.
(PHBS), pola gizi seimbang, tidak
merokok, dan mengkonsumsi
narkoba.
(2). Pendidikan kesehatan reproduksi.
e). Untuk Dewasa Muda:
(1). Penyuluhan dan pelayanan kelu arga berencana (KB).
(2). Deteksi dini penyakit (menular dan
tidak menular).
12
(4).
Terapi Anti-Retro Viral (ARV) pada
anak dan orang dengan HIV AIDS (ODHA) dewasa.
(5).
Intervensi pada kelompok
berisiko.
(6). Pemberian profilaksis kotrimok sasol pada anak dan ODHA
dewasa.
b). Tuberkulosis:
(1). Identifikasi terduga TB di antara
anggota keluarga, termasuk
anak dan ibu hamil.
(2). Memfasilitasi terduga TB atau
pasien TB untuk mengakses pe layanan TB yang sesuai standar.
(3). Pemberian informasi terkait peng endalian infeksi TB kepada
anggota keluarga, untuk men cegah penularan TB di dalam
keluarga dan masyarakat
(4). Pengawasan kepatuhan peng obatan TB melalui Pengawas
Menelan Obat (PMO).
a). HIV-AIDS:
(1). Peningkatan konseling dan tes
pada ibu hamil.
(2). Diagnosis dini pada bayi dan
balita.
(3). Konseling dan tes pada populasi
kunci, pasien infeksi menular seksual
(IMS), dan pasien Tuberkulosis (TB)
anak usia sekolah, usia kerja, dan
usia lanjut.
c). Malaria:
(1).
Skrining ibu hamil pada
daerah berisiko.
(2). Pembagian kelambu untuk ibu
hamil dan balita.
(3). Pemeriksaan balita sakit di wila yah timur Indonesia.
4). Upaya Pengendalian Penyakit Tidak
Menular (PTM)
berikut.
(a). Peningkatan deteksi dini faktor risiko
PTM melalui Posbindu.
(b). Peningkatan akses pelayanan ter padu PTM di fasilitas kesehatan
tingkat pertama (FKTP).
(c). Penyuluhan tentang dampak buruk
merokok.
(d). Menyelenggarakan layanan upaya
berhenti merokok.
hatan ini dapat dicapai dengan melakukan lima strategi pembangunan kese hatan 2005-2025, yaitu: (1) pembangu nan nasional berwawasan kesehatan; (2)
pemberdayaan masyarakat dan daerah;
(3) pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan; (4) pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan; serta (5) penanggulangan
keadaan darurat kesehatan.
14
Untuk mejawab tantangan pembangunan kesehatan dalam mencapai kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, selain
terfokus pada pendekatan program
melalui empat kegiatan prioritas melalui
pendekatan siklus hidup yang telah dila kukan selama ini belum dapat mengetahui secara pasti sumber penyebab per masalahan ditingkatan usia, untuk itu di perlukan pendekatan keluarga yang diinisiasi dengan pemetaan atas permasa lahan secara mendalam dari pendekatan
siklus hidup melalui kunjungan rumah.
C.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEM BANGUNAN KESEHATAN
Kebijakan pembangunan kesehatan
tahun 2015-2019 difokuskan pada
penguatan upaya kesehatan dasar
(Primary Health Care) yang berkualitas
terutama melalui peningkatan jaminan
kesehatan, peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
yang didukung dengan penguatan sistem
kesehatan dan peningkatan pembiayaan
kesehatan. Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam
15
khususnya Human Immunodefi ciency Virus-Acquired Immunodefi ciency Syndrome (HIV-AIDS), Tuber kulosis (TB), dan Malaria.
d.
Pengendalian Penyakit Tidak
Menular, khususnya Hipertensi,
Diabetes mellitus, Obesitas, dan
Kanker (khususnya Leher Rahim
dan Payudara) dan Gangguan
jiwa.
2. Peningkatan jangkauan sasaran ter utama pada keluarga, tanpa menga baikan pendekatan-pendekatan lain
yang selama ini sudah berhasil di laksanakan yaitu menjangkau sasa ran berbasis UKBM (Upaya Keseha tan Berbasis Masyarakat), menjang kau sasaran berbasis UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah), menjangkau
16
sasaran berbasis UKUK (Upaya Kesehatan Usia Kerja), dan untuk sasaran
kelompok usia lanjut dengan pendekatan Posbindu Usila.
3. Prioritas perencanaan dan penganggaran diarahkan pada pemenuhan kebutu han kegiatan-kegiatan promotif dan pre ventif. Pemenuhan kebutuhan kegiatan kegiatan kuratif dan rehabilitatif dilakukan
setelah kebutuhan kegiatan-kegiatan pro motif dan preventif dipenuhi.
4. Sumber daya manusia (SDM) adalah
modal utama dalam pembangunan
nasional. Oleh karena itu, kualitas SDM
perlu terus ditingkatkan sehingga memiliki daya saing tinggi, yang antara lain
ditandai dengan meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), Indeks
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
17
18
Bab
PENDEKATAN KELUARGA DALAM PENCAPAIAN
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
but, Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional pembangunan kesehatan melalui Program
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga.
A. KONSEP PENDEKATAN
KELUARGA
Pendekatan keluarga adalah salah
satu cara Puskesmas untuk mening katkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan
akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan menda tangi keluarga. Puskesmas tidak
hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung,
melainkan juga keluar gedung
dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya.
Keluarga sebagai fokus dalam
pendekatan pelaksanaan program
Indonesia Sehat karena menurut
Friedman (1998), terdapat Lima
fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective
Function) adalah fungsi kelu arga yang utama untuk meng-
19
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial
dan belajar berperan dalam lingkungan
sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir.
Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma tingkah laku sesuai dengan ting kat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction
Function) adalah fungsi untuk memper tahankan generasi dan menjaga kelang sungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function)
yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan
kesehatan (The Health Care Function)
adalah untuk mempertahankan keadaan
kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi
ini dikembangkan menjadi tugas kelu arga di bidang kesehatan. Sedangkan
tugas-tugas keluarga dalam pemeliha raan kesehatan adalah:
20
DESA
SIAGA/
UKBM
PEND.
KELUARGA
?
KELUARGA
PHBS ?
KELUARGA
?
?
KELUARGA
SEHAT
PHBS
?
MASYARAKAT
KELUARGA
?
PHBS ?
KELUARGA
MASYARAKAT
?
SEHAT
KELUARGA
?
?
SEHAT
PEND.
KELUARGA
DESA
SIAGA/
UKBM
arga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan berbagai faktor risiko lain yang selama ini merugikan kesehatannya, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM
dan/atau petugas profesional Puskesmas
(gambar 3). Untuk itu, diperlukan pengaturan agar setiap keluarga di wilayah Puskesmas memiliki Tim Pembina Keluarga.
21
PUSKESMAS
?
?
UKBM:? Posyandu,
Posbindu PTM,
?
?
PAUD, Poskestren, Posmaldes, dll
KELUARGA
KELUARGA
KELUARGA
KELUARGA
KELUARGA
22
4. Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Ren cana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 2019.
B. KELUARGA SEBAGAI FOKUS PEM BERDAYAAN
Keluarga adalah suatu lembaga yang
merupakan satuan (unit) terkecil dari
masyarakat, terdiri atas ayah, ibu, dan
anak. Keluarga yang seperti ini disebut
rumah tangga atau keluarga inti (keluarga batih). Sedangkan keluarga yang
anggotanya mencakup juga kakek dan
atau nenek atau individu lain yang memi liki hubungan darah, bahkan juga tidak
memiliki hubungan darah (misalnya pem bantu rumah tangga), disebut keluarga
luas (extended family). Oleh karena meru pakan unit terkecil dari masyarakat, maka
derajat kesehatan rumah tangga atau
keluarga menentukan derajat kesehatan
masyarakatnya.
23
24
25
26
USIA
LANJUT
USIA
PRODUKTIF
BAYI & BALITA
USIA SEKOLAH
& REMAJA
Status Gizi
Diet Seimbang
Diteksi Dini
PTM & PM
Pangan
(laut, darat)
Status Gizi
Diet Seimbang
Diteksi Dini
PTM & PM
Status Gizi
Diet Seimbang
Stimulasi
perkembangan
anak (PAUD)
Pola asuh
yang benar
Perumahan dan
lingkungan sehat
Status Gizi
Diet Seimbang
Aktivitas fisik
PHBS
Pelajaran
sekolahan intra
ekstrakurikuler
teori dan
praktek
Kespro
Energi (fosil,
terbarukan)
Status Gizi
Aktivitas fisik
Pengendalian
penyakit
degenerative
Cek up
kesehatan
berkala
Status Gizi
Diet Seimbang
PHBS
Diteksi Dini dan
tata laksana
PTM dan PL
Perlindungan
terhadap
kesehatan
Kespro
Cek up
kesehatan
berkala
Akses (Pendidikan,
kesehatan)
27
28
29
1.
Kader-kader kesehatan, seperti
kader Posyandu, kader Posbindu,
kader Poskestren, kader PKK, dan
lain-lain.
4. Forum-forum yang sudah ada di ma syarakat seperti majelis taklim, rem bug desa, selapanan, dan lain-lain.
30
33
34
Bab
PERAN PUSKESMAS DALAM
PENDEKATAN KELUARGA
A. PENGUATAN SUBSISTEM
DALAM SISTEM KESEHATAN
NASIONAL
35
36
KELOMPOK SASARAN
Penentu kebijakan
(lintas sektor)
Pemangku kepentingan
memperhatikan dampak
kesehatan dari kebijakan
yg diambil baik di hulu
maupun di hilir
1. Menjadikan kesehatan
sebagai arus utama
pembangunan
2. Meningkatkan peran
lintas sektor dalam
pembangunan kesehatan
Tenaga kesehatan
37
NO
KELOMPOK SASARAN
Institusi kesehatan
1. Peningkatan mutu
pelayanan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
berkompetisi lebih fair
dalam hal mutu dan tarif
di dalam memberikan
pelayanan terbaik bagi
masyarakat
Masyarakat
1. Terlaksananya Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di keluarga dan
masyarakat
2. Masyarakat aktif sebagai
kader, sehingga terlaksana
kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui Upaya
Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM)
38
garaan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Sedangkan Puskesmas bertanggungjawab untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai
dengan kemampuannya. Sebagai penanggung jawab wilayah, Puskesmas bertugas untuk melaksanakan pembangunan
kesehatan guna mewujudkan Kecamatan
Sehat, yaitu masyarakat yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut.
a. Mempraktikkan perilaku hidup ber sih dan sehat, yang meliputi kesa daran, kemauan dan kemampuan
untuk hidup sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kese hatan bermutu secara adil dan merata.
c. Hidup dalam lingkungan yang sehat.
d. Memiliki derajat kesehatan yang opti mal, baik individu maupun keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
3.
Prinsip Kemandirian Masyarakat.
Berdasarkan prinsip kemandirian
masyarakat, Puskesmas mendorong
kemandirian hidup sehat bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan adalah segala upaya
fasilitasi yang bersifat non-instruktif, guna
meningkatkan pengetahuan dan kemam puan individu, keluarga, dan kelompok/
masyarakat agar dapat mengidentifi kasi masalah yang dihadapi dan potensi
yang dimiliki, serta merencanakan dan
melakukan pemecahan masalah tersebut
dengan memanfaatkan potensi yang ada.
Pemberdayaan mencakup pemberdayaan perorangan, keluarga, dan kelompok/masyarakat. Pemberdayaan perorangan merupakan upaya memfasilitasi
proses pemecahan masalah guna
meningkatkan peran, fungsi, dan kemampuan perorangan dalam membuat
keputusan untuk memelihara kesehatannya. Pemberdayaan keluarga merupakan upaya memfasilitasi proses peme-
39
5. Prinsip Teknologi Tepat Guna. Berda sarkan prinsip teknologi tepat guna,
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan, dan tidak berdampak
buruk bagi lingkungan.
6.
40
Berkaitan dengan pelaksanaan prinsipprinsip tersebut, Puskesmas tetap melakukan upaya kesehatan lainnya di luar dua
belas indikator keluarga sehat di wilayah
kerjanya. Sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1529/
Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman
Umum Pengembangan Desa dan Kelu rahan Siaga Aktif, Puskesmas mengoor dinasikan dan membina desa-desa dan/
atau kelurahan-kelurahan di wilayah
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
42
43
Kesehatan, serta UKM dengan pendekatan Pemberdayaan Keluarga, Pemberdayaan Masyarakat, dan Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Kedua upaya tersebut
Dalam melaksanakan peran dan fungsi nya, Puskesmas dapat memberikan ins truksi langsung kepada jaringannya dan
berkoordinasi dengan jejaringnya untuk
dapat melaksanakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam
mencapai tujuan menuju Indonesia
Sehat.
D. PELAKSANAAN PENDEKATAN
KELUARGA OLEH PUSKESMAS
45
46
Bab
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
DALAM PENDEKATAN KELUARGA
A.
PERAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA
Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pemilik Unit Pe laksana Teknis/Puskesmas adalah
mengupayakan dengan sungguhsungguh agar Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
terpenuhi untuk semua Puskesmas
di wilayah kerjanya. Dalam rangka
pelaksanaan pendekatan keluarga
oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota memiliki tiga
peran utama, yakni: pengemba ngan sumber daya, koordinasi dan
bimbingan, serta pemantauan
dan pengendalian.
1. Pengembangan Sumber Daya
Sumber daya merupakan sa lah satu hal terpenting dalam
rangka pelaksanaan pende katan keluarga di Puskesmas
adalah tenaga kesehatan.
Walaupun di bidang kesehatan pendekatan keluarga
bukan merupakan hal baru,
namun karena sudah lama
47
48
49
Bentuk dan isi dari Profil Kesehatan Keluarga, baik dalam bentuk manual maupun
elektronik, harus ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai contoh (prototype).
Pengadaan/penggandaannya dapat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan/
atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Demikian pun isi dari paket informasi kesehatan keluarga, serta kurikulum dan modul
untuk pembekalan tenaga Pembina Keluarga. Secara lebih terinci hal-hal yang perlu
disiapkan oleh Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut.
1. Kebijakan dan Pedoman
Kebijakan dan pedoman yang harus
disiapkan oleh Kementerian Kesehatan
meliputi, hal-hal berikut.
a. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pedoman Umum Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
b. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pedoman Pemantauan dan Evaluasi
Terpadu Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga.
c. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Peta Jalan (Road Map) Menuju Kelu arga Sehat.
d. Buku (Petunjuk Teknis) untuk sosialisasi
kepada para pemangku kepentingan.
e. Buku (Petunjuk Teknis) untuk para petugas Puskesmas pelaksana kunjungan rumah (Pembina Keluarga), ka der, dan petugas Nusantara Sehat.
f. Buku (Petunjuk Teknis) untuk Petugas
Puskesmas Pengolah dan Penganalisis
Profil Kesehatan Keluarga.
50
51
52
53
PENDUKUNG KEBERHASILAN
4. Pendidikan Kespro/KB di SLTA &
Perguruan Tinggi
5. PNS, anggota POLRI & anggota TNI
sebagai panutan ber KB
6. Kampanye Nasional KB
7. Tersedianya pelayanan medis & KB
sampai di PUSKESMAS
2
Ibu melakukan persalinan
1. Tersedianya pelayanan PUSKESMAS
di fasilitas kesehatan berkualitas
2.
3.
- Kemenpan & PB
- POLRI
- TNI
4. Promosi oleh NAKES & kader PKK
- Kemenkes & jajarannya
tentang persalinan di fasilitas
- Kemendagri/Pemda &
kesehatan jajarannya
3
2.
3.
4. Promosi oleh kader PKK tentang
- Kemendagri/Pemda &
jajarannya
5. Kampanye nasional imunisasi lengkap
- Kemenkes & jajarannya
- Kemenkominfo
- Kemen PDT
54
PENDUKUNG KEBERHASILAN
Bayi mendapat air susu ibu (ASI) 1. Tersedianya pelayanan konseling ASI
eksklusif selama 6 bulan di PUSKESMAS & FKTP
2. Tersedianya ruang menyusui/
-
memerah & menyimpan ASI
di tempat2 umum & perkantoran/
-
perusahaan
-
Kemendagri/Pemda &
jajarannya
Kemenpan & PB
Kemenaker & jajarannya
3. Promosi oleh NAKES/di FASKES
tentang ASI eksklusif
4. Promosi oleh Kader PKK tentang
ASI eksklusif
5. Kampanye Nasional pemberian
ASI eksklusif
Kemendagri/Pemda &
jajarannya
5
BALITA mendapatkan
1. Posyandu yang berfungsi dengan
- Kemendagri/Pemda &
pemantauan pertumbuhan baik reguler (minimal 1 bulan sekali) jajarannya
- Kemen PDT
2. Supervisi & bimbingan yang reguler
dari PUSKESMAS ke posyandu
3. Pemantauan pertumbuhan murid
play group & taman kanak2
4. Promosi oleh kader PKK tentang
pemantauan pertumbuhan BALITA
Kemendagri/Pemda &
jajarannya
5. Promosi oleh NAKES tentang
pemantauan pertumbuhan BALITA
Kemenkes & jajarannya
6
Penderita tuberkulosis paru
1. Tersedianya pelayanan pengobatan
Kemenkes & jajarannya
mendapatkan pengobatan TB Paru di PUSKESMAS, FKTP, lain
- Kemen PDT
sesuai standar & rumah sakit
2. Tersedianya pengawas menelan
obat (PMO) di rumah &
di tempat kerja
3. Promosi oleh NAKES/di FASKES
tentang pengobatan TB Paru
Kemendagri/Pemda &
jajarannya
4. Promosi oleh kader PKK tentang
pengobatan TB Paru
5. Promosi di tempat2 umum tentang
pengobatan TB Paru
Kemendagri/Pemda &
jajarannya
Kemendagri/Pemda &
jajarannya
55
PENDUKUNG KEBERHASILAN
7
Penderita hipertensi melakukan
1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP
Kemenkes & jajarannya
pengobatan secara teratur
2. Tersedianya posbindu PTM disetiap desa/ - Kemendagri/Pemda &
kelurahan yang berfungsi dengan baik jajarannya
-
Kemen PDT
3. Sistem pengawasan keteraturan
menelan obat dari kader kesehatan
4. Tersedianya pelayanan konseling berhenti
merokok di PUSKESMAS/FKTP & RS
Kemendagri/Pemda &
jajarannya
5. Peningkatan kegiatan senam &
aktivitas fisik dikalangan masyarakat
6. Pembatasan kandungan garam garam
makanan & bahan tambahan makanan
7. Promosi oleh NAKES/di FASKES
tentang pengobatan hipertensi
8
Penderita gangguan jiwa
1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP
mendapatkan pengobatan
dan tidak ditelantarkan
2. Promosi oleh NAKES/di FASKES
tentang pengobatan & perlakuan
terhadap penderita gangguan jiwa
3. Promosi di tempat2 kerja tentang
- Kemenpan & RB
pengobatan & perlakuan terhadap
- Kemenaker & jajarannya
penderita gangguan jiwa
4. Promosi oleh kader PKK tentang pengo-
Kemendagri/Pemda &
batan & perlakuan terhadap penderita
jajarannya
5. Promosi tentang pengobatan & perlakuan - Kemendagri/Pemda &
terhadap penderita gangguan jiwa jajarannya
- Kemensos & jajarannya
9
Anggota keluarga tidak ada
1. Tersedianya pelayanan konselingberhenti Kemenkes & jajarannya
yang merokok merokok di PUSKESMAS/FKTP & RS
2. Pembatasan iklan rokok dalam
berbagai bentuk
3. Pemberlakuan kawasan dilarang
merokok diperkantoran/perusahaan
tempat2 umum
- Kemenkomindo
- Kemenperindag & jajarannya
4. Pemberlakuan kawasan dilarang
merokok di sekolah/madrasah &
perguruan tinggi
56
Kemenpan &RB
Kemendagri/Pemda &
jajarannya
PENDUKUNG KEBERHASILAN
5. Kemberlakuan batas usia pembeli rokok
Kemendagri/Pemda &
jajarannya
Kemenkeu
7. Kampanye nasional tentang
bahaya merokok
Kemenkomindo
4. Promosi oleh kader kesehatan/kader
Kemendagri/Pemda &
PKK tentang pentingnya penggunaan
jajarannya
jamban sehat
12 Keluarga sudah menjadi
1. Tersedianya pelayanan kepersertaan
BPJS kesehatannya &
anggota Jaminan Kesehatan JKN yang mudah & efisien
jajarannya
Nasional (JKN)
2. Tersedianya pelayanan kepersertaan
- Kemenkes & jajarannya
FKTP & RS yang bermutu & merata
- Kemen PDT
serta rujukan yang nyaman
3. Promosi tentang kepersertaan JKN
BPJS kesehatannya &
tentang pengobatan TB Paru
jajarannya
4. Kampanye nasional tentang
kepersertaan JKN
Kemenkominfo
57
KONTRIBUTOR:
Slamet, Barlian, Embry Netty, Eni Gustina, Oscar Primahadi,
Donald Pardede, Muchtaruddin Mansyur, Murti Utami, Kuwat Sri Hudoyo,
Gita Maya Kumara Sakti, Elizabeth Jane Supardi, Doddy Izwardy,
Kartini Rustandi, Eka Viora, Bayu Teja Muliawan, Desak Made Wismarini,
Sigit Priutomo, R. Vensya Sitohang, Lily S. Sulistyowati, Ria Soekarno,
Dede Anwar Musadad, I Gede Made Wirabrata, Busroni, Kamba M. Taufik,
Bambang Setiaji, Didik Budijanto, Grace L. Tewu, Anas Maruf, Yudianto,
Felly P. Senewe, Agus Suwandono, Lenny Evanita, Miko Hananto,
Dwi H. Tjandra Rini, Ermawan, Bagus S. Utomo, Zulfi, Athi S. Rois, Herman,
Darmawan, Lestari Sudaryanti, Dyah Rustiari, Eriati, Djohan Musali, Naisyah,
Wahyu Handayani (desain dan tata letak)
RINGKASAN
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu terobosan untuk memenuhi hak rakyat akan
kesehatan. Setelah berjalan beberapa waktu program JKN saja tidaklah cukup untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, bahkan bila tidak cermat, program upaya kesehatan perorangan itu
dikhawatirkan akan menggeser prioritas program kesehatan ke arah kuratif-rehabilitatif.
Untuk menjamin tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, prioritas harus ke arah
promotif-preventif, dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan sektor lain
yang berwawasan kesehatan.
Buku panduan ini berisi konsep pendekatan keluarga sebagai salah satu jurus jitu untuk menggarap
sisi kesehatan, agar masyarakat yang sehat tidak menjadi sakit, bahkan menjadi lebih prima
kesehatannya. Caranya adalah dengan mengembangkan indeks keluarga sehat, yang merupakan
komposit indikator dari 12 indikator keluarga sehat, yang dirumuskan dari 4 program prioritas yaitu :
Menurunkan angka kematian ibu
Menurunkan angka kematian bayi dan prevalensi stunting
Mengendalikan penyakit menular khususnya HIV (HIDS, tuberkolosis dan malaria)
Mengendalikan penyakit tidak menular khususnya hipertensi, diabetes melitus, obesitas, kanker
dan gangguan jiwa.
Melalui pendekatan keluarga, Puskesmas akan mempunyai database keluarga sehat yang meliputi
seluruh keluarga yang tinggal di wilayah kerjanya. Berbasis database inilah kemudian Puskesmas
merancang kegiatan promotif-preventif yang efektif dan effisien, sehingga terjadi percepatan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bila masyarakat sehat, proporsi yang sakit atau
keparahan penyakitnya akan berkurang, sehingga memperbaiki implementasi JKN di Indonesia.
Didukung oleh: