Вы находитесь на странице: 1из 4

1.

Fisiologi Kala IV
Dua jam setelah persalinan merupakan saat yang paling kritis bagi pasien dan
bayinya. Tubuh pasien melakukan adaptasi yang luar biasa setelah kelahiran
bayinya agar kondisi tubuh kembali stabil, sedangkan bayi melakukan
adaptasi terhadap perubahan lingkungan hidupnya di luar uterus.
a. Tekanan Darah
Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi, dan
pernapasan akan berangsur kembali normal. Suhu pasien biasanya akan
mengalami sedikit peningkatan, tapi masih dibawah 38C, hal ini
disebabkan oleh kurangnya cairan dan kelelahan. Jika intake cairan baik,
maka suhu akan berangsur normal kembali setelah dua jam.
b. Gemetar
Kadang dijumpai pasien pascapersalinan mengalami gemetar hal ini
normal sepanjang suhu kurang dari 38C dan tidak dijumpai tanda-tanda
infeksi lain. Gemetar terjadi karena hilangnya ketegangan dan sejumlah
energi selama melahirkan dan merupakan respon fisiologis penurunan
volume intraabdominal serta pergeseran hematologi.
c. Sistem Gastrointestinal
Selama dua jam pascapersalinan kadang dijumpai pasien merasa mual
sampai muntah, atasi hal ini dengan posisi tubuh yang memungkinkan
dapat mencegah terjadinya aspirasi corpus aleanum ke saluran pernapasan
dengan setengah duduk atau duduk ditempat tidur. Perasaan haus pasti
dirasakan pasien, oleh karena itu hidrasi sangat penting diberikan untuk
mencegah dehidrasi.
d. Sistem Renal
Selama 2-4 jam pascapersalinan kandung kemih masih dalam keadaan
hipotonik akibat adanya aloktaksis, sehingga sering dijumpai kandung
kemih dalam keadaan penuh dan mengalami pembesaran. Hal ini
disebabkan oleh tekanan pada kandung kemih dan uretra selama
persalinan. Kondisi ini dapat diringankan dengan selalu mengusahakan
kandung kemih kosong selama persalinan untuk mencegah trauma.
e. Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk
menampung aliran darah yang meningkat yang diperlukan oleh plasenta
dan pembuluh darah uterus. Penarikan kembali estrogen menyebabkan
diuresis yang terjadi secara cepat sehingga mengurangi volume plasma
kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama
setelah kelahiran bayi.
f. Serviks

Bentuk serviks agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan


oleh corpus uterus yang dpat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks
tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan
serviks berbentuk semacam cincin. Serviks berwarna merah kehitaman
karena penuh dengan pembuluh darah. Konsisten lunak, kadang kadang
terdapat laserasi atau perlukaan kecil. Muara serviks yang berdilatasi
sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup secara perlahan dan
bertahap.
g. Perineum
Perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan
bayi yang bergerak maju. Pada hari ke-5 pascamelahirkan, perineum
sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya sekalipun tetap lebih
kendur disbanding keadaan sebelum hamil
h. Vulva dan Vagina
Mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaaan tidak hamil.
i. Pengeluaran ASI
Isapan langsung pada puting susu ibu menyebabkan reflex yang dapat
mengeluarkan oksitosin dari hipofisis sehingga mioepitel yang terdapat di
sekitar alveoli dan duktus kelenjar ASI berkontraksi dan mengeluarkan
ASI ke dalam sinus yang disebut let down reflex. Manfaat asi yaitu
menambah kekuatan kontraksi uterus
2. Evaluasi Uterus
Konsistensi
Sambil melakukan masase bidan melakukan konsistensi uterus untuk
mempertahakan kontraksinya. Pada saat yang sama, derajat penurunan serviks
dan uterus ke dalam vagina dapat dikaji.
Atonia
Faktor-faktor yang perlu untuk dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1) Konsistensi uterus: uterus harus berkontraksi efektif, teraba padat, dan
keras
2) Hal yang perlu diperhatikan terhadap kemungkinan terjadinya relaksasi
uterus.
a. riwayat atonia pada persalinan sebelumnya.
b. status pasien sebagai grande multipara

3)

4)
5)
6)

c. distensi berlebihan pada uterus misalnya pada kehamilan kembar,


polihidramnion, atau makrosomia.
d. induksi persalinan
e. persalinan presipitatus
f. persalinan memanjang
Kelengkapan plasenta dan membrane saat inspeksi, misalnya bukti
kemungkinan tertinggalnya fragmen plasenta atau selaput ketuban di
dalam uterus
Status kandung kemih
Ketersediaan orang kedua untuk memantau konsistensi uterus dan aliran
lokia, serta membantu untuk melakukan masase uterus
Kemampuan pasangan ibu-bayi untuk memulai proses pemberian ASI

3. Pemeriksaan Kala IV
a. Serviks
Indikasi pemeriksaan serviks.
1) aliran perdarahan pervagina berwarna merah terang dari bagian
atas tiap laserasi yang diamati, jumlahnya menetap atau sedikit
setelah kontraksi uterus dipastikan
2) Persalinan cepat atau presipitatus
3) Manipulasi serviks selama persalinan, misalnya untuk
mengurangi tepi anterior.
4) Dorongan maternal (meneran) sebelum dilatasi maksimal.
5) Kelahiran per vagina dengan tindakan, misalnya ekstraksi
vakum atau forsep
6) Kelahiran traumatic, misalnya distosia bahu.
b. Vagina
Pengkajian kemungkinan robekan atau laserasi pada vagina dilakukan
setelah pemeriksaan robekan pada serviks. Penentuan derajat laserasi
dilakukan pada saat untuk menentukan langkah penjahitan.
c. Perineum
Berat ringannya robekan perineum terbagi dalam 4 derajat.

Вам также может понравиться