Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, karena pemerintah memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan
masyarakat salah satunya melalui peningkatan kesehatan. Contoh upaya peningkatan derajat
kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, karena gizi yang seimbang dapat meningkatkan
ketahanan tubuh.
Namun sebaliknya, gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali
ditanggulangi oleh Indonesia. Masalah gizi yang tidak seimbang itu seperti Kurang Energi
Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
dan anemia zat besi. Masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal dengan gizi
kurang yang sering ditemui pada anak balita, masih merupakan masalah yang sangat sulit
ditanggulangi, walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sederhana yaitu
kurangnya intke (konsumsi) makanan terhadap kebutuhan makan seseorang, namun tidak
ditingkat rumah tangga, tapi anehnya di daerah-daerah yang telah swasembada pangan
bahkan terdistribusi merata sampai ketingkat rumah tangga, masih sering ditemukan kasus
gizi buruk.
Padahal, sebelum kasus gizi buruk itu terjadi telah melewati beberapa tahapan yang mulai
dari penurunan berat badan dari berat badan ideal seorang anak sampai akhirnya terlihat anak
tersebut sangat buruk. Jadi masalah sebenarnya adalah masyarakata atau keluarga balita
kurang mengetahui cara menilai status berat badan anak .selain itu juga belum mengetahui
pola pertumbuhan berat badan anak.
Dengan banyaknya orang tua yang tidak mengetahui kebutuhan gizi balitanya oleh karena itu
penulis membuat makalah ini. Untuk mengingatka kepada orang tua akan kebutuhan gizi
balitanya.

1.2 Rumusan masalah


1.3 Tujuan
1.4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian gizi dan gizi seimbang
Gizi adalah zat-zat sebagai komponen pembangun tubuh manusia dalam rangka
mempertahankan dan memperbaiki jaringan-jaringan agar fungsi tubuh manusia itu sendiri dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Mengabaikan asupan gizi berarti juga kita membiarkan fungsifungsi jaringan tubuh tidak bekerja secara maksimal.
Gizi seimbang adalah susunan makanan seharihari yang mengandung zat-zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.

Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip gizi seimbang yang lain, seperti
manjalankan pola hidup bersih, aktivitas fisik dan olahraga teratur serta senantiasa menjaga dan
memantau berat badan.
Menu seimbang : menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan
proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan
perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier,
2001)

Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi seimbang yang
berbentuk kerucut. Populer dengan istilah TRI GUNA MAKANAN.
Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan yang
digambarkan di dasar kerucut.
Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah digambarkan bagian tengah kerucut.
Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan,
digambarkan bagian atas kerucut.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Gizi Seimbang
Begitu banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi balita diantaranya yaitu :
a. Ketersediaan pangan ditingkat keluarga
Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga,hal ini sangat
tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap anggota keluarga
untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat. Jika tidak cukup bias dipastikan konsumsi
setiap anggota keluarga tidak terpenuhi. Padahal makanan untukanak harus mengandung
kualitas dan kuantitas cukup untuk menghasilkan kesehatan yang baik
b. Pola Asuh Keluarga
Pola asuh keluarga adalah pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua terhadap anakanaknya. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih saying yang akan berdampak
pada perkembangan fisik, mental dan emosional. Pola asuh terhadap anak berpengaruh
terhadap timbulnya masalah gizi. Perhatian yang cukup dan pola asuh yang tepat akan
memberipengaruh yang besar dalam memperbaiki status gizi . Anak yang mendapat
perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional misalnya selalu mendapat senyuman,
mendapat respon ketika berceloteh, mendapat ASI dan makanan yang seimbang maka
keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang kurang
mendapatkan perhatian orang tuanya.
c. Kesehatan Lingkungan
Masalah gizi timbul tidak hanya kerena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan asupan
makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit infeksi.Masalah kesehatan lingkungan
merupakan determinan penting dalam bidang kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik
seperti penyediaanair bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko
kejadian penyakit infeksi. Sebaliknya lingkungan yang buruk seperti air minum tidak
bersih, tidak ada saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik
dapat menyebabkan penyebaran penyakit.Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu
makan menjadi rendah dan akhirnya menyenankan kurang gizi.

d. Pelayanan Kesehatan Dasar


Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa konseling, terutama
oleh petugas kesehatan berpengaruh pada pertumbuhan anak.Pemanfanan fasilitas
kesehatan seperti penimbangan balita, pemberian suplemen kapsul vitamin A,
penanganan diare dengan oralit serta imunisasi.
e. Budaya Keluarga
Budaya berperan dalam sttus gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan seperti
tabu mengkonsumsi makanan tertentu oeh kelompok umur tertentu yang sebenarnya
makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu. Unsureunsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan masyarakat yang kadangkadang bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi.Misalnya, seperti budaya yang
memprioritaskan anggota keluarga untuk mengkonsumsi hidangan keluarga yang telah
disiapkan yaitu umumnya kepala keluarga.Apabila keadaan tersebut berlangsung lama
dapat berakibat timbulnya masalah gizi kurang terutama pada golongan rawan gizi seperti
ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita.
f. Social Ekonomi
Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk disejumlah wiayah ditanah air
disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi seimbang bagi anak balita yang
pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang rendah serta factor kemiskinan.
Kurangnya asupan gizi bias disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan yang
dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsure gizi yang dibutuhkan dengan
alasan social ekonomi yaitu kemiskinan.
g. Tingkat Pengetahuan Dan Pendidikan
Permasalahan kurang gizi tidak hanya menggambarkan masalah kesehatan saj, tetapi
lebih jauh mencerminkan kesejahteraan rakyat termasuk pendidikan dan pengetahuan
masyarakat. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga
berpandangan luas, berfikir dan bertindak rasional.
2.3 Tiga belas Pesan Umum Gizi Seimbang
Pesan 1: Makanlah aneka ragam makanan
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat untuk kesehatan. Makanan harus
mengandung unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kuantitas maupun kualitas. Idealnya, ada
zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Pesan 2: Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Kebutuhan

energi

dapat

tercukupi

dengan

mengkonsumsi

makanan

sumber

karbohidrat, protein dan lemak. Tanda kecukupan energi dapat dipantau dengan keadaan berat

badan yang normal. Pemantauan berat badan dilakukan pada bayi, balita dan usia sekolah dengan
menggunakan KMS; pada orang dewasa dengan penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh); dan
pada lansia dengan KMS Usila. Kelebihan energi disimpan dalam bentuk lemak/ jaringan lain.
Bila kelebihan tersebut berlanjut maka akan timbul penyakit (hipertensi, jantung, DM, dll).
Sedangkan untuk menutupi kekurangan energi, diambilkan cadangan energi dari jaringan otak/
lemak. Bila keadaan ini berlanjut sebabkan penurunan daya kerja/ produktivitas kerja, prestasi
belajar dan kreativitas, penurunan BB dan kekurangan gizi lain.
Pesan 3: Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
Dua kelompok karbohidrat adalah karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Golongan
karbohidrat kompleks: padi-padian (beras, jagung, gandum); umbi-umbian (singkong, ubi jalar,
kentang) serta tepung, sagu dan pisang. Karbohidrat kompleks penyerapannya lebih lama
sehingga tidak membuat mudah lapar.Golongan karbohidrat sederhana : gula (menyebabkan
mudah lapar). Pembatasaan konsumsi gula dianjurkan sampai 5% dari jumlah kecukupan energi
atau 3 4 sendok makan setiap hari. Apabila energi yang diperoleh dari makanan sumber
karbohidrat kompleks (selain gula) melebihi 60% atau 2/3 bagian dari energi yang dibutuhkan,
maka kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.
Pesan 4: Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
Adapun guna lemak dan minyak adalah untuk meningkatkan jumlah energi, membantu
penyerapan vitamin A, D, E, K dan menambah lezat hidangan. Tiga golongan lemak: lemak yang
mengandung asam lemak tak jenuh ganda (paling mudah dicerna), lemak yang mengandung
asam lemak tak jenuh tunggal (mudah dicerna), dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh
(sulit dicerna). Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal:
berasal dari nabati, kecuali minyak kelapa. Sedangkan makanan sumber asam lemak jenuh:
berasal dari hewani. Konsumsi lemak dan minyak kurang sama dengan 10% dan tidak lebih dari
25 % dari kebutuhan energi. Komposisi konsumsi lemak nabati : hewani = 2 : 1 Kebiasaan
mengkonsumsi lemak hewani berlebihan menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan
penyakit jantung koroner. Sedang makan ikan mengurangi risiko penyakit jantung koroner, oleh
karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3.Asam lemak omega 3 berperan mencegah
terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah.

Pesan 5: Gunakan garam beryodium


Garam beryodium yang dianjurkan adalah garam dg KIO3 (Kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm.
Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994 menyatakan bahwa kekurangan yodium dapat mengakibatkan
GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium); gondok; kretin dan penurunan IQ. Indonesia
kehilangan 140 juta IQ point akibat GAKY. Dasar penghitungan klasifikasi pengurangan point
IQ adalah :
Kretin (GAKY berat)
Gondok
Bayi di daerah GAKY
GAKY bentuk lain
Catatan
Rata-rata

50 poin
5 poin
10 poin
10 poin

IQ manusia normal

:
=

110

IQ

dibawah

80

point

tergolong

bodoh

IQ point merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam hal berpikir, memecahkan masalah dan
menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru. Anjuran pemberian yodium :
Anak SD (daerah endemik berat)
Wanita usia subur (WUS)
Ibu hamil
Ibu menyusui
Konsumsi
garam
beryodium

1 kapsul / tahun
2 kapsul / tahun @ 200 mg
1 kapsul / tahun
1 kapsul / tahun selama menyusui

6
gram
per
hari/

sendok

teh.

Mutu garam baik dengan Tes Kit Yodina. Hasil warna garam yang bermutu baik adalah biru
keunguan.
Pesan 6: Makanlah makanan sumber zat besi
Fe merupakan unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan Fe dapat
berakibat Anemia Gizi Besi (AGB). Adapun Tanda-tanda AGB : pucat, lemah lesu, pusing dan
penglihatan berkunang-kunang; kadar Hb kurang dari normal. Resiko AGB bagi ibu
hamil adalah BBLR, perdarahan dan kematian. Bagi anak-anak adalah kemampuan belajar turun.
Sedangkan bagi orang dewasa adalah penurunan produktivitas kerja. Sumber utama zat besi
adalah bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Zat besi Fe
pangan asal hewani/haeme lebih mudah diserap (10-20%) daripada zat besi pangan asal
nabati/non haeme (1-2%). Insidensi atau angka kejadian AGB di Indonesia : tidak lebih sama
dengan 63% bumil dan 55% balita. Zat gizi yang membantu penyerapan Fe diantaranya protein
hewani seperti daging, ikan dan telur, vitamin C, vitamin A, Zink (Zn) dan asam folat.

Program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil adalah 1 TTD selama 90
hari.vUntuk balita dapat diberikan preparat besi dalam bentuk sirup.
Kandungan 1 TTD = 200 mg ferrosulfat = 60 mg besi elemental + 0,25 mg asam folat.
Pesan 7: Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya
ASI merupakan makanan terbaik bayi. Pemberian : 0-6 bulan (ASI Eksklusif = pemberian ASI
saja tanpa makanan lain). Kegagalan ASI Eksklusif sebabkan jumlah sel otak berkurang 15-20%.
MP-ASI: makanan/ minuman pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Pesan 8: Biasakan makan pagi
Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan
tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan meningkatkan konsentrasi belajar. Kebiasaan makan
pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi sehari-hari. Sedangkan resiko tidak membiasakan
makan pagi adalah gangguan kesehatan yang berupa menurunnya kadar gula darah.
Pesan 9: Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
Air yang kita minum harus bersih dan aman (bebas dri kuman). Fungsi air dalam tubuh adalah
untuk melancarkan transportasi zat gizi dlm tubuh; mengatur keseimbangan cairan dan garam
mineral dalam tubuh; mengatur suhu tubuh; melancarkan dlm buang air besar dan buang air
kecil.
Kebutuhan air minum 2 liter sehari/ 8 gelas sehari, dengan kecukupan air minum dapat
mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko batu ginjal.
Pesan 10: Lakukan aktivitas fisik secara teratur
Manfaat dari melakukan aktifitas fisik adalah meningkatkan kebugaran; mencegah kelebihan
berat

badan;

meningkatkan

fungsi

jantung,

paru

dan

otot;

memperlambat

proses

penuaan. Olahraga teratur disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan kondisi
kesehatan. Salah satunya dengan membiasakan jalan kaki dengan jarak tempuh 50-100 m.
Pesan 11: Hindari minuman yang beralkohol
Alkohol mengandung energi, tapi tidak terdapat unsur gizi lain. Akibat kebiasaan minum
minuman beralkohol adalah terhambatnya proses penyerapan gizi; hilangnya zat-zat gizi yang
penting, meski mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup; kurang gizi; penyakit
gangguan hati; kerusakan saraf otak dan jaringan. Sedangkan efek samping minuman alkohol:
sering buang air kecil, ketagihan dan hilang kendali diri.

Pesan 12: Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan


Selain bergizi lengkap dan seimbang, makanan juga harus layak konsumsi (aman untuk
kesehatan). Syarat makanan aman adalah wholesome (zat-zat gizi tidak banyak yang hilang
dan bentuk fisiknya masih utuh. Kecuali, bila makanan sengaja akan diolah dan diubah bentuk
fisiknya).
Ciri makanan yang tidak sehat adalah berlendir, berjamur, aroma dan rasa berubah; lewat tanggal
kadaluwarsa dan rusak pada kemasan; terdapat zat/ bahan pengawet; cara pengolahan yang tidak
benar.
Pesan 13: Bacalah label pada makanan yang dikemas
Label adalah keterangan tentang isi, jenis, ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi,
tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lain. Beberapa singkatan yang lazim digunakan
dalam label antara lain:
MD Makanan yang dibuat di dalam negeri
ML Makanan luar negeri (import)
Tanggal kadaluarsa, artinya batas waktu makanan tersebut masih layak
Exp
dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak dikonsumsi
Standart Nasional Indonesia (keterangan mutu makanan telah sesuai dengan
SNI
persyaratan)
SP Sertifikat penyuluhan
2.3 Gizi Seimbang Bagi Balita
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Menurut situs pencarian wikipedia.org, pengertian balita adalah periode usia manusia setelah
bayi sebelum anak awal, yaitu usia dua sampai lima tahun. Pada masa ini seorang anak sedang
lucu-lucunya dan terjadi perubahan siklus dalam hidupnya seperti ia sudah dapat membaca
keadaan, banyak bertanya sesuatu yang tidak ia ketahui, belajar berhitung, bermain dan mulai
mengenali teman-temannya alias bersosialisasi, mengetahui benda, mengeja, berbicara lancar.
Dalam situs bookoopedia dijelaskan, pengertian balita adalah anak yang telah menginjak
usia di atas satu tahun. Atau dalam artian khusus anak yang berusia di bawah lima tahun.
Pengertian balita ini juga ditunjang dengan dibutuhkannya pola makan yang cukup atau
kecukupan gizi yang seimbang.
Seorang anak yang sehat akan tumbuh dan berkembang dengan normal. Secara fisik,
anak sehat dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan yang teratur dan proporsional.
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Sehat

tampak aktif, gesit dan gembira serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Meskipun
kekurangan gizi bukan merupakan hal baik bagi balita, bukan berarti apabila seorang balita
diberikan asupan gizi secara berlebih (misalnya memberikan berbagai pil vitamin) akan
membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh balita justru akan
mengalami kehilangan kemampuan untuk membentengi tubuh, sehingga mempermudah
masuknya penyakit.
Sejak masa kanak-kanak, otak manusia sudah mempunyai dendrit yang berfungsi untuk
mengantarkan rangsangan. Lebih banyak dendrit yang terbentuk dalam otak berarti lebih banyak
sinapsis yang berkempuan dalam belajar. Jika pada puncak pembentukan dendrit gizi yang
tersedia tidak cukup maka jumlah sinapsis yang terbentuk akan berkurang sehingga
mengakibatkan fungsi mentalnya berkurang seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang.
Pada anak usia dua sampai tiga tahun mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang khusus, seperti
seng dan vitamin A.
2.5 Tujuan Gizi Bagi Balita
a. Memberitahukan bahwa gizi sangat penting bagi kesehatan tubuh.
b. Memberikan pada ibu dan calon ibu untuk berhati-hati dalam pemilihan makanan untuk
sang buah hati.
c. Memberitahukan pada masyarakat bahwa gizi merupakan suatu kebutuhan yang
mendesak bagi tubuh sehingga perlu dipenuhi agar tubuh menjadi sehat.
d. Menjelaskan berbagai faktor fisiologis yang mempengaruhi keadaan gizi anak balita.
e. Menyebutkan kebutuhan berbagai zat gizi terhadap perkembangan berbagai organ tubuh
anak balita.
f. Menjelaskan faktor di masyarakat yang dapat mempengaruhi keadaan gizi anak balita.
g. Menjelaskan pengaruh faktor sosioekonomi orangtua pada keadaan gizi anak balita.
h. Menjelaskan pengaruh faktor pendidikan orangtua pada keadaan gizi anak balita.
i. Menyebutkan masalah perkembangan tubuh pada anak balita.

Gizi Seimbang untuk Bayi 0-6 bulan


Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI.
ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi
yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem pencernaannya,
murah dan bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif yang berarti
sampai usia 6 bulan hanya diberi ASI saja.

Gizi Seimbang untuk Anak 6-24 bulan Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap
berbagai zat gizi semakin meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia
ini anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap
infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan
memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai gizi seimbang maka
perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI tetap diberikan
sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain,
mula-mula dalam bentuk lumat, makanan lembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga
saat bayi berusia 1 tahun. Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara
seimbang pada usia dini akan berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya, sehingga
pengenalan kepada makanan yang beranekaragam pada periode ini menjadi sangat penting.
Secara bertahap, variasi makanan untuk bayi usia 6-24bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai
diberikan sayuran dan buah-buahan, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, serta makanan
pokok sebagai sumber kalori. Demikian pula jumlahnya ditambahkan secara bertahap dalam
jumlah yang tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang.
Gizi Seimbang untuk Anak usia 2-5 tahun Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun
meningkat karena masih berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian
juga anak sudah mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk makanan jajanan.
Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu
atau pengasuh anak, terutama dalam memenangkan pilihan anak agar memilih makanan yang
bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah sehingga mudah terkena
penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk
mencegahnya.
2.6 Prinsip Gizi Bagi Balita
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini
otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih
lancar.
Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa
kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifatirreversible (tidak dapat pulih).
Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zatzat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu
diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan
dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan.
Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak
yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah.
Kecukupan gizi:
Golongan umum:
1-3 tahun BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram

4-6 tahun BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan
badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya.
Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan
gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan
berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang
bertujuan sebagai berikut:
1. Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan
memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan
perkembangan jasmani serta psikomotorik.
2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang
diperlukan.
Adapun Prinsip Gizi Seimbang bagi balita :
1. Air
Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:
Kebutuhan (ml/kg BB/hari)
I

175-200

II

150-175

III

130-140

IV

120-140

2. Energi
Menurut FAO/WHO

3. Protein

Umur

Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari)

3 bulan

120

3-5 bulan

115

6-8 bulan

110

9-11 bulan

105

Diatas 1 tahun

112

1-3 tahun

101

4-6 tahun

91

Umur

Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)

6-11 bulan

3,5-2,0

1-3 tahun

2,5-2,0

4-6 Tahun

3,0

4. Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali
asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak
essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut
mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori
yang berasal dari asam lenoleat.
5. Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya
mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika
bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur
susu dan nasi tim.
6. Vitamin dan mineral
Ca
Fe
Vit A
Vit B1 Vit B12 Vit B6 Vit C
Vit D
6-11 0,6 gr 8 gr 1200 mg 0,4 mg 0,5 mg 6 mg 25 mg 400
bln
unit
1-3 0,5 gr 8 gr 1500 mg 0,5 mg 0,7 mg 8 mg 30 mg
th
4-6 0,5 gr 10 gr 1800 mg 0,6 mg 0,9 mg 9 mg 40 mg
th
2.7 Cara Mengelola Makanan Bagi Balita
Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua,
harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat
gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan
vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masingmasing, serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu waktu.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah
dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi
dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga. Peranan
orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam
hal ini harus mengetahui, mau dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam

keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orang tua dan orang-orang
disekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada jam diantara
makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi
makan karena anak susah makan. Namun pemberian yang berlebihan pada makanan selingan
pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu
sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran,
tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, pizza dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang, dan
malam).
3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita.
Ciri-ciri gizi buruk :
1. Kurus, rambut kemerahan.
2. Perut kadang-kadang buncit.
3. Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).
4. Cengeng.
5. Kurang respons.
2.8 Pengaruh Status Gizi Terhadap Balita
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh.
Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah tersrang penyakit, karena gizi
memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh.
Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antar lain diare, disentri, gondok,
busung lapar. Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP), Defisiensi Vit. A, Defisiensi Yodium,
Anemia, Marasmus, Kwashiorkor dan beberapa penyakit lainnya.
Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh, tetapi dapat juga mempengaruhi
kecerdasan. Apabila gizi yang diperlukan oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami
pengaruh sehingga tidak dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi genetiknya.
Pengaruh status Gizi Dapat Dilihat Dari Segi:
1. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih memahami makanan dan
memiliki makanan yang baik untuk anak balita.
2. Sosial Budaya
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai adat istiadat tertentu terutama tentang pemberian
makanan yang boleh dan tidak boleh. Misalnya, tidak boleh makan telur jika ada luka, karena

akan menyebabkan terjadinya pembusukan pada luka dan lain sebagainya. Seharusnya telur
merupakan sumber gizi yang tnggi kadar protein dan baik untuk penyembuhan luka.
3. Serat Makanan
Serat baik untuk kesehatan pencernaan. Anak-anak yang diberi makanan yang berserat akan baik
untuk untuk kesehatan dan pertumbuhannya.
4. Kemudahan Cerna
Nutrient dalam bahan makanan yang lazim tersedia biasanya mudah dicerna. Persentase nutrien
yang dapat diasimilasi dalam sebagian besar bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari cukup
tinggi, misalnya untuk karbohidrat 97% dan lemak 95%. Walaupun demikian beberapa faktor
dapat dipengaruhi proses kemudahan cerna tersebut, diantaranya cara menyimpan, mengolah dan
memasak bahan makanan, serta terdapatnya bahan senyawa lain secara bersamaan.
5. Rasa Kenyang
Selain terhadap kepuasan dan terpenuhnya rasa kenyang, pemberian makanan harus dapat pula
memenuhi persyaratan segi kesehatan. Beberapa jenis makanan mempunyai nilai rasa kenyang
yang tinggi, berarti cepat memberikan rasa kenyang, seperti susu, telur, makanan yang berlemak.
Sedangkan roti, kentang, daging tanpa lemak, ikan, sayur buah mempunyai nilai rendah.
6. Sumber Makanan
Tersedianya makanan sangat mempengaruhi status gizi seseorang. Semakin sulit atau jauh
mendapat makanan yang mengandung gizi akan semakin sulit juga bagi seseorang untuk
mendapatkan makanan yang mengandung cukup gizi atau gizi yang baik.
2.9 Menu Seimbang Bagi Balita
a) Karbohidrat
Seperti nasi, roti, sereal, kentang atau mie.
b) Buah dan Sayur
Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi
yang berbeda.
c) Susu dan Produk Olahan Susu
Susu pertumbuhan, produk olahan susu seperti susu dan yoghurt. Pastikan balita ibu
mendapatkan asupan kalsium yang cukup dan konsumsi susunya.
d) Protein
Seperti ikan, susu, daging, telur, dan kacang-kacangan.
e) Lemak dan Gula
Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti, dan kue juga mengandung
Omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya
gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit, karena gizi memberi

pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari
hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan,
dan berat badan (BB) ideal. Demikan gizi seimbang pada balita perlu di perhatikan terutama bagi
para orangtua.
Saran
Bagi para orang tua perlu ditingkatkan pengetahuan mereka mengenai makanan yang
mengandung gizi seimbang tentunya menyehatkan bagi balita agar pertumbuhan dan
perkembangan tidak terhambat.

Daftar Pustaka
www.danonenutrindo.org diakses tanggal 14 Oktober 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Gizi_seimbang diakses tanggal 14 Oktober 2016
http://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/nutrisi/menu-makanan-anak-yang-seimbang
tanggal 14 Oktober 2016

diakses

Djaelani,
Ahmad
Sediotama.
2002.
Ilmu
9121.
Jakarta.
Diunduh
dari
http://sinagacomelainur.blogspot.co.id/2014/03/makalah-gizi-seimbang-bagi-balita.html diakses
tanggal 14 Oktober 2016
Dian Rakyat Laksamana, Hendra T. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan. Diunduh
dari
http://sinagacomelainur.blogspot.co.id/2014/03/makalah-gizi-seimbang-bagi-balita.html
diakses tanggal 14 Oktober 2016
Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan Tablet Besi
Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92 diunduh dari
http://sinagacomelainur.blogspot.co.id/2014/03/makalah-gizi-seimbang-bagi-balita.html diakses
tanggal 14 Oktober 2016
Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9 September
2002 . diunduh dari http://sinagacomelainur.blogspot.co.id/2014/03/makalah-gizi-seimbang-bagibalita.html diakses tanggal 14 Oktober 2016
Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta. Diunduh dari
http://sinagacomelainur.blogspot.co.id/2014/03/makalah-gizi-seimbang-bagi-balita.html diakses
tanggal 14 Oktober 2016
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. Diunduh dari
http://sinagacomelainur.blogspot.co.id/2014/03/makalah-gizi-seimbang-bagi-balita.html diakses
tanggal 14 Oktober 2016
Referensi
Almatsier,
Auliana,

S. Prinsip
R. Gizi

Dan

Dasar Ilmu

Gizi.

Pengolahan

Gramedia

Pangan.

Mitra

Pustaka

Utama,

Jakarta,

2001.

Gama

Widya,

Jakarta,

1999.

Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Buku Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta,
2002.

Francin,

P. Gizi

Dalam

Kesehatan

Reproduksi. EGC,

Jakarta,

2005.

Hananto, W. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil, Dan Menyusui Dengan Bahan Makanan
Lokal. Sagung Seto, Jakarta, 2002.
Soekirman. Perlu Paradigma Baru Untuk Menanggulangi Masalah Gizi Makro Di
Indonesia. Pusat StudiKebijakan Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), 2000.
www.gizi.net.

Вам также может понравиться