Вы находитесь на странице: 1из 8

Asfiksia neonatus

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asfiksia neonatus akan terjadi apabila saat lahir mengalami gangguan pertukaran
gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan O2 dan kesulitan
pengeluran CO2. Pada keadaan ini biasanya bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir. Sampai sekarang asfiksia masih merupakan salah satu penyebab
pentiong morbilitas dan mortalitas perinatal. Banyak kelainan pada masa neonatus
mempunyai kaitan dengan faktor asfiksia ini.
Pada penderita asfiksia yang dipelajari di RSCM / FKUL didapatkan bahwa
sindrom gangguan napas. Aspirasi melonium, infeksi dan kejang merupakan penyakit, yang
sering terjadi pasca asfiksia. Pada penderita asfiksia dapat pula ditemukan penyakit lain
yaitu gangguan fungsi jantung, renjatan neonatus, gangguan fungsi ginjal, atau kelainan
gastrointestinal. Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran telah benyak berperan dalam
menurunkan angka kematian dan kesakitan neonatus.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mehasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan.
Sistem pernapasan asfiksia diruang perina lantai RS Fatmawati Jakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat memahami pengertian tentang asfiksia.
b. Agar mahasiswa dapat mamahami asuhan keperawatan asfiksia dengan benar.
c. Agar mahasiswa dapat memahami tanda dan gejala asfiksia.
d. Agar mahasiswa dapat penularan / proses terjadinya asfiksia pada neonatus.
e. Pelaksanaan pengkajian terhadap klien dengan asfiksia neofatus.
f. Menetapkan diagnosa keperawatan pada klien dengan asfiksia neonatus.
g. Membuat rencana keperawatan pada klien dengan asfiksia.
C. Metode Penulisan

Pengumpulan data dilakukan dengan cara :


1. Wawancara
2. Pemeriksaan Fisik
3. Studi kepustakaan
4. Konsultasi pembimbing
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
c. Metode Penulisan
d. Sismatika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Tanda dan gejala / manifestasi klinik
5. Penatalaksanaan
6. Komplikasi
7. Prognosis
8. Pemeriksaan Penunjang
B. KONSEP ASKEP ASFIKSIA

1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. intervensi Keperawatan
4. Evaluasi
BAB III TINJAUAN KASUS
Yang terdiri dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Pelaksaaan ,
Evaluasi.
BAB IV PEMBAHASAN
Terdiri dari perbandingan antara Pengkajian, Diagnosa
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi menurut teori dan kasus.

Keperawatan,

BAB V PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir
2. Etiologi
- Biasanya terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan komplikasi, misalnya DM,
PEB, eritroblastosis fetalis, kelahiran kurang bulan (<>
- Terjadi apabila saat lahir bayi mengalami gangguan pertukaran gas dan transport O2
sehingga kekurangan persediaan O2 dan kesulitab pengeluaran CO2.
- Faktor yang terdapat pada janin / bayi karena sperti adanya gangguan aliran tali pusat
yang menumbung, tali pusat melilit leher.
- Terjadinya depresi pernapasan bayi karena obat / analgetik yang diberikan pada ibu.

- Adanya gangguan tumbuh kembang intrauterin dan kelainan bawaan (aplasia paru,
atresia saluran napas).
3.
O2 dan gangguan CO2
Metabolisme anaerob
Gangguan keseimbangan asam basa

Glikolisis glikogen tubuh


asidosis metabolik

Gangguan fungsi organ tubuh


Perubahan sirkulasi kardiovaskuler ditandai dengan penurunan TD dan frekuensi denyut jantung
Patofisiologi
(Sumber : A.H Markum. Buku Ajar IKA Jilid I : 1991 : 261)
4. Tanda dan Gejala
- Distes pernafasan (Apnu / megap-megap)
- Detak jantung <>
- Refleks / respons bayi lemah
- Tonus otot menurun
- Warna kulit biru / pucat
- Berdasarkan skor apgar menit pertama, asfiksia pada neonatus dibagi menjadi :
Asfiksia ringan : Skor apgar 4 6
Asfiksia berat : Skor apgar 1 3
5. Penatalaksanaan
- Resultasi dengan langkah mengikuti ABC
A : Pertahankan jalan napas bebas, jika perlu dengan intubasi endotrakeal.
B : Bangkitkan napas spontan dengan stimulasi taksil dan tekanan positif
menggunakan bag and mask atau lewat pipa endotrakeal.
C : Pertahankan sirkulasi jika perlu dengan kompresi dada dan obat-obatan

- Pada asfiksia ringan, berikan bantuan napas dengan oksigen 100% melalui bag and
mask selama 15 30 detik.
- Pada asfiksia berat dapat mencetuskan syok kardiogenik. Pada keadaan ini diberikan
dopamin per infus 5 20 mg/KgBB/mnt
- Bila terdapat riwayat pemberian analgesik narkotik pada ibu hamil, berikan narcan 0,1
mg/KgBB subkutan/ intramuskular/ intravena/ melalui pipa endotrakeal.
6. Komplikasi
Edema otal, perdarahan otak, anusia dan oliguria, hiperbilirubinumia, enterokolitis,
nekrotikans, kejang, koma. Tindakan bag and mask berlebihan dapat menyebabkan
pneumotoraks.
7. Prognosis
a. Asfiksia Ringan : Tergantung pada kecepatan penatalaksanaan
b. Asfikisia Berat : Dapat menimbulkan kematian pada hari-hari pertama kelainan saraf.
Asfiksia dengan PH 6,9 dapat menyababkan kejang sampai koma dan kelainan
neurologis permanen, misalnya retardasi mental.
8. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Biasanya ditemukan menurunya kadar hematokrit dan peninggian trombosit akibat
hiperaktivitas sumsum tuklang.
Fungsi Lumbal
Untuk menunjukan adanyan cairan spinal yang bercampur darah atau xantokrom
disertai dengan peninggian jumlah sel darah merah dan protein, serta penurunan
glukosa.
USG
Untuk memantau berbagai perubahan yang terjadi akibat perdarahan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien / bayi dan keluarga
b. Riwayat kehamilan ibu dan persalinan ibu

c. Pengukuran hasil nilai apgar score


Bila nilainya 0 3 asfiksia berat, bila nilainya 4 6 asfiksia ringan
d. Pengkajian dasar data neotalus
1) Sirkulasi
- Nadi apical mungkin cepat/tidak dan teratur/tidak.
- Murmur jantung yang dapat didengar.
2) Neurosensori
- Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak buncit.
- Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh, sutura mungkin mudah
digerakkan, fontanel mungkin besar.
- Reflek tergantung pada usia gestasi.
3) Pernapasan
- Nilai apgar mungkin rendah
- Pernapasan mungkin dangkal, tidak teratur
- Mengorok, pernapasan cuping hidung, retrakasi suprasternal
- Adanya bunyi mengi selama fase inspirasi dan ekspirasi
- Warna kulit
4) Keamanan
- Suhu berfluktuasi dengan mudah
- Menangis mungkin lemah
- Menggunakan otot-otot bantu napas
5) Makanan / Cairan
Berat badan kurang dari 2500 gr
2. Diagnosa Keperawatan
1) Pola napas tidak efektif

2) Kerusakan pertukaran gas


3. Intervensi Keperawatan
1) Pola Napas Tidak Efektif
- Penghisapan selang endotrakeal sebelum pemberian surfaktan untuk memastika
bahwa jalan napas bersih
- Hindari penghisapan sedikitnya 1 jam setelah pemberian surfaktan untuk
meningkatkan absorpsi ke dalam alvelolar
- Observasi peningkatan pengembangan dada setelah pemberian surfaktan.
- Turunkan pengaturan, ventilator, khususnya tekanan inspirsi puncak dan oksigen
untuk mencegah hipoksemia dan distensi pau yang berlebihan.
- Tinjau ulang riwayat ibu terhadap obat-obatan yag dapat memperberat depresi
pernafasan pada bayi
2) Kerusakan Pertukaran Gas
- Pantau masukan dan haluasan cairan ; timbang berat badan sesuai indikasi
- Tingkatkan istirahat minimal rangsangan dan penggunaan energi
- Pantau jumlah pemberian oksigen dan durasi pemberian
- Berikan makanan dengan selang nasogastrik / orgastrik sebagai pengganti
pemberian makan dnegan ASI bila tepat.
- Observasi tanda dan lokasi sianosis.
4. Evaluasi
- Meningkatkan fungsi pernapasan optimal
- Mencegah / menurunkan resiko terhadap potesial komplikasi
- Kerusakan pertukaran gas tidak terjadi

DAFTAR PUSTAKA
Arif, Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jakarta FKUI.
Doengoes, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III EGC : Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi. 8 EGC, Jakarta.
Markum. AN. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I BCS. IKA Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Wong. Donna L. 2004. Pedoman Kilinis Keperawatan Pediktif. EGC. Jakarta.

blogspot.com/
http://viacom-bondowoso.net/v2/content/view/86/29/

Вам также может понравиться