Вы находитесь на странице: 1из 20

PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT.

LUBUK LANCANG KUNING DESA LUBUK LANCANG KABUPATEN BANYUASIN


DWI OKTARINA ARYANI,SE., M.Si
STIE SERASAN MUARAENIM
ABSTRAK

Pada penelitian ini memfokuskan pada Masalah Pengaruh Stress Kerja terhadap Prestasi Kerja
karyawan pada PT. Lancang Kuning dari perhitungan korelasi, uji Koefesien Determinasi, dan uji t
diperoleh kesimpulan bahwa variabel bebas (Stress) memiliki hubungan negatif dan signifikan
dengan Prestasi Kerja Pegawai. Hubungan yang negatif dan signifikan menunjukkan bahwa
terdapat hubungan berlawanan antara variabel stress dengan variabel prestasi kerja pegawai.
Hubungan berlawanan artinya, jika variabel stress rendah maka akan diikuti dengan prestasi kerja
pegawai yang tinggi, begitu juga sebaliknya, jika stress kerja pegawai tinggi maka akan diikuti
dengan prestasi kerja pegawai yang rendah.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu Pembagian Kuesioner Yaitu dengan cara
membagikan kuesioner kepada responden yang menjadi sampel penelitian, Pertanyaan kuesioner
mencakup: (a) pertanyaan tentang identitas responden (kecuali nama), (b) pertanyaan tentang
pendapat mereka tentang sterss kerja dengan prestasi kerja karyawan, teknik wawancara Metode
yang digunakan untuk memperoleh data dengan mengadakan Tanya awab atas sejumlah
pertanyaan secara lisan, Observasi/Pengamatan langsung, teknik kepustakaan. Hasil analisis data
kuesioner wawancara, dan observasi, dokumentasi maka ditemukan bahwa pada perusahaan ini
Terdapat indikator stress yang masih memiliki termasuk ke dalam kategori cukup tinggi yaitu
dukungan tim. Untuk itu, hendaknya dukungan dari tim dalam penyelesaian pekerjaan
ditingkatkan Tingkat stress kerja dari pegawai yang sangat rendah menunjukkan faktor konflik
kerja, beban kerja, waktu kerja, karakteristik tugas, dukungan tim, dan pola kepemimpinan tidak
menyebabkan stress kerja.

Kata kunci : Stress kerja, prestasi kerja

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan
hal
yang
sangat
penting
untuk
dikembangkan. Hal ini dilakukan untuk
menjawab tantangan zaman yang selalu
membutuhkan sumber daya manusia yang
memiliki kualitas tinggi. Seiring dengan
perkembangan zaman dan perputaran waktu,
jumlah sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan
pekerjaan semakin dibutuhkan. Tanpa
keberadaan faktor yang satu ini, maka
pencapaian
tujuan
organisasi
akan
terhambat.
Untuk mencapai ke arah prestasi
kerja pegawai yang tinggi, masalah
psikologi karyawan salah satunya masalah
stress kerja perlu mendapat perhatian,
dikarenakan jika pegawai mengalami tingkat
stress yang tinggi maka akan menimbulkan
prestasi kerja yang menurun, yang ditandai
dengan tingginya angka ketidakhadiran dan
kegairahan kerja yang menurun.
Stress harus dikenali sehingga
dapat dicegah dan diupayakan solusinya
agar tidak menghambat prestasi kerja
karyawan. Hal ini dikarenakan stress dapat
menimpa secara individual dikarenakan
permasalahan pribadi maupun dikarenakan
pekerjaan.
Penanganan
stress
dapat
dilakukan melalui penghindaran dari faktor
stress, tidak menaruh perhatian pada faktor
stress, tidak memandang stress dikarenakan
orang lain, rasionalisasi, respon terhadap
orang lain, manajemen waktu, fitness, diet,
relaksasi, dan istirahat
Berkenaan
dengan
obyek
penelitian, PT Lancang Kuning sejak awal
berdiri yaitu tahun 1956, berusaha untuk
selalu memfokuskan pelayanan kepada
konsumen yang merupakan pedagang
eceran, distributor dan perindustrian dengan
skala usaha kecil-menengah. sumber daya
H : Terdapat hubungan antara stress dengan
prestasi kerja.
F. Uji Hipotesis (Uji t)
Untuk menentukan/menyimpulkan
hasil penelitian, maka perlu diuji terlebih
dahulu apakah r (koefesien korelasi) yang
telah ditentukan signifikan/berarti ataukah
tidak. Uji t juga berfungsi untuk menguji

manusia merupakan faktor penting dalam


mencapai tujuan PT. Lancang Kuning
tersebut, dikarenakan tidak ada organisasi
yang berhasil tanpa dukungan sumber daya
manusia Untuk itu, PT. Lancang Kuning
terus mengembangkan kualitas sumber daya
manusia, dan juga kapasitas jaringan kantor,
dan teknologi informasi perbankan untuk
mewujudkan impian menjadikan PT.
Lancang Kuning sebagai perusahaan
terkemuka dan terpercaya dalam melayani
konsumen skala kecil-menengah tumbuh
berkesinambungan Berdasarkan hal tersebut,
maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai:
Pengaruh Stress Kerja Dengan Prestasi
Kerja Karyawan Pada PT. Lubuk Lancang
Kuning Desa Lubuk Lancang Kabupaten
Banyuasin.
B. Perumusan Masalah
Penulis dapat merumuskan masalah
pokok yang akan menjadi bahasan utama
dalam penelitian ini yaitu Apakah terdapat
hubungan antara stress dengan prestasi kerja
pegawai pada PT. Lubuk Lancang Kuning
?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara stress dengan
prestasi kerja pegawai pada PT. Lubuk
Lancang Kuning.
D. Manfaat Penelitian
1. Mendapatkan data dan fakta yang valid
mengenai hubungan stress dengan
prestasi kerja pegawai pada PT. Lubuk
Lancang Kuning.
2. Memberikan masukan bagi PT. Lubuk
Lancang Kuning khususnya mengenai
urgensi manajemen stress kaitannya
dengan prestasi kerja karyawan.
E. Hipotesis
Penulis
dapat
merumuskan
hipotesis yang akan diuji keberanannya,
sebagai berikut:
hipotesis penelitian. Uji t menggunakan
rumus (Sugiyono, 2005:215):
t hitung = r n - 2
1 - r2
t tabel = t (). (n - 2)
= Taraf signifikansi dua arah pada
derajat 0,05.
Kriteria pengujian:

H0 diterima jika t hitung < t tabel


H0 ditolak jika t hitung > t tabel

lainnya terdapat inti persamaannya. Lindsay


(2007:219) mendefinisikan stress sebagai
berikut: Stress is relating to stressful
situations, others would describe how they
LANDASAN TEORI
feel when stressed, and still others would
A. Pengertian Stress
Berbagai defenisi mengenai stress
describe how they dealt with stress.Stress
telah dikemukakan oleh para ahli dengan
berhubungan dengan perasaan pada saat
versinya masing-masing, walaupun pada
mengalami stress, dan lainnya berhubungan
dasarnya antara satu definisi dengan defenisi
dengan cara bagaimana mengatasinya.
Lindsay (2007:221) memberikan illustrasi mengenai stress sebagai berikut:
GAMBAR 1

Sumber: Lindsay, 2007:221


Berdasarkan gambar di atas, dalam
stress dikenal istilah stressor yaitu penyebab
stress, orang atau obyek yang dapat
menimbulkan munculnya stress, baik
bersifat internal maupun eksternal. Adapun
stress response adalah gejala stress, dapat
berupa gangguan kejiwaan, tingkah laku,
maupun respon terhadap cara mengatasi
stress. Lindsay (2007:221) menambahkan,
bahwa stress dapat menimpa secara
individual dikarenakan permasalahan pribadi
maupun dikarenakan pekerjaan. Dari definisi
stress di atas tampak bahwa stress lebih
dianggap sebagai respon individu terhadap
tuntutan yang dihadapinya. Tuntutantuntutan tersebut dapat dibedakan dalam dua
bentuk, yaitu tuntutan internal yang timbul
sebagai tuntutan fisiologis dan tuntutan
eksternal yang muncul dalam bentuk fisik
dan sosial.
Luthans (dalam Yulianti, 2004:10)
mendefinisikan
stress
sebagai
suatutanggapan dalam menyesuaikan diri
yang dipengaruhi oleh perbedaan individu
dan proses psikologis, sebagai konsekuensi
dari tindakan lingkungan, situasi atau
peristiwa yang terlalu banyak mengadakan
tuntutan
psikologis
dan
fisik
seseorang.Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa stress kerja timbul
karena tuntutanlingkungan dan tanggapan
setiap individu dalam menghadapinya dapat
berbeda. Masalah stress kerja di dalam
organisasi perusahaan menjadi gejala yang
penting diamati sejak mulai timbulnya
tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan.

Akibatadanya stress kerja tersebut yaitu


orang
menjadi
nervous,
merasakan
kecemasan yang kronis, peningkatan
ketegangan pada emosi, proses beriikir dan
kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai
hasil dari adanya stress kerja karyawan
mengalamibeberapa gejala stress yang dapat
mengancam dan mengganggu pelaksanaan
kerja mereka, seperti : mudah marah dan
agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak
stabil, sikap tidak mau bekerja sama,
perasaan tidak mampu terlibat,dan kesulitan
dalam masalah tidur.
Dari
uraian
diatas
dapat
disimpulkan bahwa terjadinya stress kerja
adalah
dikarenakan
adanya
ketidakseimbangan antara karakteristik
kepribadian karyawan dengan karakteristik
aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi
pada semua kondisi pekerjaan. Adanya
bcberapa
atribut
tertentu
dapat
mempengaruhi daya tahan stress seorang
karyawan.
B. Macam-Macam Stress
Holahan (2000) menyebutkan jenis
stress yang dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu systematic stress dan pshycological
stress. Systematic stress didefiniskan oleh
Selye (dalam Holahan, 2000) sebagai respon
non spesifik dari tubuh terhadap beberapa
tuntutan lingkungan. Ia menyebut kondisikondisi pada lingkungan yang menghasilkan
stress, misalnya racun kimia atau
temperature ekstrim, sebagai stressor. Selye
mengidentifikasi tiga tahap dalam respon
sistematik tubuh terhadap kondisi-kondisi

penuh stress, yang diistilahkan General


Adaptation Syndrome (GAS).
Tahap pertama adalah alarm
reaction dari system syaraf otonom,
termasuk didalamnya penigkatan sekresi
andrenalin, detak jantung, tekanan darah dan
otot menegang. Tahap ini bisa diartikan
sebagai pertahanan tubuh. Selanjutnya
ketiga, exhaustion atau kelelahan, akan
terjadi kemudian apabila stressor datang
secara intens dan dalam jangka waktu yang
cukup lama, dan jika usaha-usaha
perlawanan gagal untuk menyelesaikan
secara adekuat.
Psychological stress terjadi ketika
individu menjumpai kondisi lingkungan
yang penuh stress sebagai ancaman yang
kuat
menantang
atau
melampaui
kemampuan copingnya (Lazarus dalam
Holahan, 2000). Secara potensi dapat terlihat
sebagai suatu ancaman dan berbahaya secara
potensial apabila melihat hal yang
memalukan,
kehilangan
harga
diri,
kehilangan dan seterusnya (dalam Heimstra
& Mc Farling, 2000).
Hasil penelitian dari Levy dkk
(2000) ditemukan bahwa stress dapat timbul
dari kondisi-kondisi yang bermacammacam, seperti tempat kerja, di lingkungan
fisik dan kondisi sosial. Stress yang timbul
dari kondisi sosial bisa dari lingkungan
rumah, sekolah atau pun tempat kerja.
Quick
dan
Quick
(1984)
mengkategorikan jenis stres menjadi dua,
yaitu:
1. Eustress, yaitu hasil dari respon
terhadap stres yang bersifat sehat,
positif, dan konstruktif (bersifat
membangun). Hal tersebut termasuk
kesejahteraan individu dan juga
organisasi yang diasosiasikan dengan
pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan
adaptasi, dan tingkat performanceyang
tinggi.
2. Distress, yaitu hasil dari respon
terhadap stres yang bersifat tidak sehat,
negatif,
dan
destruktif
(bersifat
merusak). Hal tersebut termasuk
konsekuensi
individu
dan
juga
organisasi
seperti
penyakit
kardiovaskular
dan
tingkat
ketidakhadiran (absenteeism) yang
tinggi, yang diasosiasikan dengan
keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
C. Pengertian Prestasi Kerja

Mangkunegara
(2002:165)
mengatakan, bahwa istilah prestasi kerja
berasal dari kata job performance atau
actual performance yaitu unjuk kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Istilah Prestasi Kerja sering
diidentikkan dengan istilah Kinerja.
Keduanya sama-sama diambil dari kata
bahasa
Inggris
yang
sama
yaitu
performance. Handoko (2001:135) pada saat
membahas mengenai penilaian prestasi kerja
menggunakan istilah performance appraisal.
Hal yang sama juga dapat dilihat dalam
buku Flippo (2004:156). Didukung juga oleh
Hasibuan (2003:187) yang mengartikan
kinerja sebagai prestasi. Koontz dan
Weihrich (2001:231) pun menyebutkan
kinerja dengan istilah performance dan pada
saat yang sama prestasi pun disebut dengan
istilah performance.
Whitmore (2002:104) menyebutkan
bahwa kinerja memiliki asal kata kerja
artinya aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang
atau
organisasi
dalam
menjalankan
tugas
yang
menjadi
perkerjaannya. Kinerja artinya suatu
perbuatan, suatu prestasi atau penampilan
umum dari keterampilan.
C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Prestasi Kerja
Pemilihan faktor-faktor yang
digunakan
dalam
menil ai
suatu
prestasi
kerja p e g a w a i
merupakan
hal
yang
sulit
dan
membutuhkan
p e r t i m b a n g a n y a n g mendalam
dari pihak manajemen, sehingga tiap
perusahaan mempunyai kriteria yang
berbeda dalam menentukan faktor-faktor ini
karena
harus
disesuikan
dengan
kebijaksanaan perusahaan itu sendiri. Dalam
menentukan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi prestasi kerja pegawai,
setiap
perusahaan
memiliki
kebijaksanaan yang berbeda -beda
antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain. Pada kenyataannya
perusahan-perusahaan
menilai
dasar
yang sama sesuai dengan teori -teori
prestasi kerja yang ada.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi dalam menilai prestasi

kerja
pegawai
menurut
Flippo
(1993:250), adalah sebagai berikut.
1. Q u a l i t y o f w o r k ( K u a l i t a s
p e k e r j a a n ) , merupakan ketelitian
atau ketepatan dari hasil yang telah
dikerjakan pegawai.
2. Q u a n t i t y o f w o r k ( K u a n t i t a s
pekerjaan),
merupakan
seberapa banyak dan cepat
output atau keluaran yang
d a p a t diselesaikan oleh pegawai dalam
suatu periode tertentu.
3. D e p e n d a b i l i t y
( K e t a n g g u h a n ) , seberapa besar
tanggung jawab dan rasa percaya
diri untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan serta inisiatif dari pegawai
tersebut.
4. A t t i t u d e
(Sikap
mental,
bagaimana
sikap
atau
karakteristik
pribadi
dari
pegawai,
kerja
s a m a n y a , pemanfaatan waktunya.
Sehubungan dengan ukuran dari
penilaian prestasi kerja, maka untuk
kepentingan analisis penelitian ini kinerja
secara operasional diukur dengan indikatorindikator seperti tertuang dalam teori
penilaian kinerja dari Siagian di atas.
Pemilihan terhadap indikator tersebut
didasarkan atas pertimbangan bahwa hal-hal
yang dimaksud lebih relevan dan dapat

dijumpai dalam kenyataan empirik pada


perusahaan.
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini
Metode penelitian asosiatif/hubungan, yaitu
metode penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. Metode ini berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol
suatu gejala/peristiwa.
Dikarenakan penelitian ini berusaha
untuk mengetahui hubungan antara stress
dengan prestasi kerja pegawai, maka metode
yang digunakan adalah mengacu pada
metode asosiatif seperti telah dijelaskan
pengertiannya di atas.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian, memiliki 2
(dua) variabel, yaitu satu Variabel Bebas
(X), yakni stress, dan satu Variabel Terikat
(Y) yakni prestasi kerja pegawai. Desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain korelasional, yaitu desain yang akan
mengungkap hubungan korelatif satu
variabel atau lebih. Penerapannya dalam
penelitian ini adalah akan mengkorelasikan,
satu variabel bebas (X) dan satu variabel
terikat (Y). Adapun desain korelasinya
adalah sebagai berikut:
GAMBAR 2

Variabel Penelitian

Keterangan:
X
: Variabel Bebas (Stress)
Y
: Variabel Terikat (Prestasi Kerja Pegawai)
: Arah pengaruh/hubungan
C. Definisi Operasional
1. Stress (X)
Dimensi stress adalah faktor-faktor yang mempengaruhi stress, sesuai dengan teori yang
telah dibahas sebelumnya.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

TABEL 1
Kisi-kisi Instrumen Stress Kerja (X)
Indikator-Indikator
Nomor Butir Kuesioner
Konflik Kerja (Permasalahan antar karyawan)
1, 2
Beban kerja (Tugas yang diemban)
3, 4
Waktu kerja
5, 6
Karakteristik tugas (Jenis tugas)
7,8
Dukungan kelompok/tim
9
Gaya Kepemimpinan yang diterapkan
10
Jumlah

10

Skala
Likert

2) Prestasi Kerja (Y)


Prestasi kerja (Y) adalah efektifitas
yang mengarah pada pencapaian target yang
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Indikator-Indikator
Integritas
Ketaatan
Loyalitas
Kepribadian
Prestasi Kerja
Tanggung jawab
Jumlah

maksimal yaitu pencapaian target berkenaan


dengan 3 (tiga) dimensi, yaitu kualitas,
kuantitas dan waktu.
Di bawah ini, disajikan kisi-kisi
dari instrumen kinerja (Y).

TABEL 2
Kisi-kisi instrumen Prestasi Kerja (Y)
Nomor Butir Kuesioner
11, 12
13, 14
15
16, 17
18
19, 20
10

D. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT. Lancang
Kuning berjumlah 60 orang.
b. Sampel
Untuk menentukan jumlah sampel
disini penulis menggunakan teknik sampel
jenuh, yaitu penentuan sampel di mana
semua anggota populasi dijadikan sampel
(Sugiyono, 2002 : 64). Dengan metode ini
hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke
dalam populasi karena sampel adalah 100%
anggota populasi (60 orang karyawan).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian
Kepustakaan
(Library
Research), penelitian ini dimaksudkan
untuk memperoleh data yang bersifat
teoritis
yaitu
dilakukan
dengan
mengumpulkan bahan-bahan dari bukubuku, literatur-literatur, dan referensi
yang berkaitan dengan judul Penelitian
yang terdapat di perpustakaan.
2. Kuesioner
(angket),
peneliti
mengumpulkan
data
dengan
mengajukan daftar pertanyaan yang
telah disiapkan berkaitan dengan
variabel stress kerja dan prestasi kerja,
kemudian menyampaikannya kepada
responden adalah dijawab secara
tertulis.
3. Interview
(wawancara),
peneliti
melakukan tanya
jawab secara
langsung dengan responden yang
dianggap perlu dan berhubungan erat
dengan objek penelitian.
4. Dokumentasi, informasi dan data yang
diperoleh dari dokumentasi instansi
yang berwujud brosur, dan lain-lain.

Skala
Likert

F. Teknik Uji Coba Instrumen


Teknik uji coba instrumen data
dilakukan
dengan
menggunakan
perhitungan:
1. Uji Validitas
Uji validitas dapat dilakukan
dengan menghitung korelasi antara skor
masing-masing butir pertanyaan dengan
total
skor
(Ghozali,
2001:133).
Perhitungan korelasi dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS
versi 13.0. Jika hasil korelasi suatu
pertanyaan memiliki nilai positif maka
pertanyaan dapat digunakan untuk
analisis data, sedangkan jika berkorelasi
negatif maka pertanyaan tidak dapat
digunakan untuk bahan analisis data.
2. Uji Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas instrumen
digunakan koefisien reliability Alpha
Cronbach
yang
perhitungannya
menggunakan prosedur reliabilitas pada
paket program SPSS for Windows
Ver.13.0.
Tujuan
perhitungan
koefisien
keandalan adalah untuk mengetahui
tingkat konsistensi jawaban responden.
Jika nilai alpha lebih besar dari 0.60
maka kuesioner dapat dikatakan dapat
memenuhi konsep reliabilitas, sedangkan
jika nilai alpha lebih kecil dari 0.60 maka
kuesioner tidak memenuhi konsep
reliabilitas sehingga pertanyaan tidak
dapat dijadikan sebagai alat ukur
penelitian (Ghozali, 2001:134).
3. Uji Korelasi
Digunakan
untuk
mengetahui
tingkat hubungan yang ada antara variabel X

dan Y, dengan rumus sebagai berikut


(Sugiyono, 2005:213):

XY - ( X) ( Y)

(n x X - ( X) ) x ( n x Y - ( Y) )
Keterangan:
r
: Koefisien korelasi yang dicari
xy
: Jumlah perkalian variabel x dan y
x
: Jumlah nilai variabel x
y
: Jumlah nilai variabel y
x2
: Jumlah pangkat dua nilai variabel x
y2
: Jumlah pangkat dua nilai variabel y
n
: Banyaknya sampel
Harga r berada dalam jarak 0 sampai dengan 1 yang tertera pada tabel di bawah ini:
TABEL 3
Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi
Interval Koefesien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat lemah
0,20 - 0,399
Lemah
0,40 - 0,599
Sedang
0,60 - 0.799
Kuat
0,80 - 1,000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005:216).

4. Uji Koefesien Determinasi


Selanjutnya, setelah diperoleh nilai r maka dicari nilai Koefesien Determinasi (r 2) dengan
mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan dengan seratus persen (r 2 x 100%). Koefesien
Determinasi digunakan untuk mengetahui berapa persen hubungan variabel bebas terhadap
variabel terikat.
G. Teknik Analisis Data
Metode analisis data digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Oleh karena itu,
variabel yang akan diukur adalah skala interval dan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
stress kerja terhadap prestasi kerja karyawan, maka teknik pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
2005:87). Teknik pengukuran ini diambil karena pelaksanaannya mudah untuk dilakukan. Selain
itu, dalam proses penafsirannya cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan teknik-teknik yang
lainnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tidak Valid
= Sig. > 0.05
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
(Sig. 0.05 : tingkat error 5%,
Uji Validitas
Uji Validitas instrumen digunakan
kepercayaan 95%)
untuk mengukur sah atau valid tidaknya
Di bawah ini adalah
suatu kuesioner.
rincian hasil perhitungannya (output SPSS
Kriteria pengujian melalui SPSS:
lengkap terlampir).
Valid
= Sig. < 0.05

ST1

TABEL 11
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X (Stress)
KEPUTUSAN
Stress
Pearson Correlation
.784(**)
Sig. (2-tailed)
N

ST2

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

ST3

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

.000

VALID

50
.918(**)
.000

VALID

50
.336(*)
.017
50

VALID

ST4

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

ST5

VALID

.006

.042
TIDAK VALID

.771

.439(**)
VALID

.001
50

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

ST10

.381(**)

50

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

ST9

VALID

.000

50

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

ST8

.831(**)

50

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

ST7

VALID

.000
50

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)

ST6

.859(**)

.628(**)
VALID

.000
50

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Sumber: Lampiran 3: Output SPSS Validitas

.874(**)
VALID

.000
50

Keterangan: ST : Pertanyaan tentang Stress


Dari Tabel di atas, mayoritas
sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat
pertanyaan untuk variabel X (Stress)
ukur variabel stress.
memiliki nilai Sig. < 0.05 sehingga
Pertanyaan yang tidak valid
dikatakan valid. Terdapat 1 pertanyaan yang
selanjutnya akan dihapus atau tidak akan
tidak valid, yaitu pertanyaan nomor 7
diikutkan dalam perhitungan selanjutnya.
dikarenakan memiliki Sig > 0.05, yang
Dengan demikian, jumlah pertanyaan yang
berarti tingkat error lebih dari 5% dan
dapat
digunakan
tingkat kepercayaan kurang dari 95%
N
50
sebagai bahan analisis untuk
PK5
Pearson
variabel X adalah 9 pertanyaan.
.443(**)
Correlation
Selanjutnya adalah hasil uji
Sig. (2VALID
.001
tailed)
validitas untuk variabel Y (Prestasi kerja),
N
50
seperti terlihat hasilnya pada tabel berikut
PK6
Pearson
.287(*)
ini:
Correlation
TABEL 12
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Prestasi Kerja)
KEPUTUSAN
Y
PK1
Pearson
.259
Correlation
Sig. (2TIDAK
.069
tailed)
VALID
N
50
PK2

PK3

PK4

Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)

Sig. (2tailed)
N
PK7

PK8
.407(**)
.003

VALID

Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N

50
PK9
.413(**)
.003

VALID

Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N

50
PK10
.460(**)
.001

VALID

Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N

.043

VALID

50
.378(**)
.007

VALID

50
.492(**)
.000

VALID

50
.325(*)
.021

VALID

50
.475(**)
.054
50

VALID

Sumber: Lampiran 3: Output SPSS Validitas


Keterangan: PK: Pertanyaan tentang Prestasi Kerja

Dari Tabel di atas, mayoritas


pertanyaan untuk variabel Y memiliki nilai
Sig. < 0.05 sehingga dikatakan valid.
Terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid,
yaitu pertanyaan nomor 1 dikarenakan
memiliki Sig > 0.05, yang berarti tingkat
error lebih dari 5% dan tingkat kepercayaan
kurang dari 95% sehingga tidak dapat
digunakan sebagai alat ukur variabel stress.
Pertanyaan yang tidak valid
selanjutnya akan dihapus atau tidak akan
diikutkan dalam perhitungan selanjutnya.
Dengan demikian, jumlah pertanyaan yang
dapat digunakan sebagai bahan analisis
untuk variabel Y sama dengan jumlah
pertanyaan pada variabel X yaitu 9
pertanyaan.

Uji Reliabilitas
Untuk
menguji
reliabilitas
instrumen digunakan koefisien reliability
Alpha Cronbach yang perhitungannya
menggunakan prosedur reliabilitas pada
paket program SPSS for Windows Ver.13.0.
Tujuan
perhitungan
koefisien
keandalan adalah untuk mengetahui tingkat
konsistensi jawaban responden. Jika nilai
alpha lebih besar dari 0.60 maka kuesioner
dapat dikatakan dapat memenuhi konsep
reliabilitas, sedangkan jika nilai alpha lebih
kecil dari 0.60 maka kuesioner tidak
memenuhi konsep reliabilitas sehingga
pertanyaan tidak dapat dijadikan sebagai alat
ukur penelitian (Ghozali, 2001:129-130).

Case Pr ocessing Summary


N
Cases

Valid
Excludeda
Total

50
0
50

%
100.0
.0
100.0

a. Li stwise deletion bas ed on all


variables in the procedure.
Relia bility Sta tis tic s
Cronbach's
Alpha
.7 30

Dari hasil uji reliabilitas terhadap


20 pertanyaan penelitian diperoleh nilai
Cronbachs Alpha sebesar 0.730. Angka ini
berada di atas 0.60. Dengan demikian bahwa
pernyataan-pernyataan
kuesioner
telah
memenuhi syarat reliabilitas (keterandalan).
Kuesioner yang terandal artinya kuesioner
akan menghasilkan hasil yang sama atau
mendekati meskipun disebarkan berapa
kalipun. Hal ini terkait dengan konsistensi
dan kecilnya mis perception (salah
pemahaman) dari responden terhadap isi
pernyataan kuesioner.
5.2.3
Distribusi Frekuensi Jawaban
Kuesioner
Berikutnya akan dilakukan proses
tabulasi data berupa tabel distribusi
frekuensi dari hasil jawaban-jawaban
kuesioner yang berkenaan dengan seluruh
pertanyaan penelitian yang telah lolos uji
validitas.
Untuk melakukan penilaian berupa
kualitas dari masing-masing variabel
dilakukan
penggolongan
berdasarkan
pembobotan
dengan
skala
likert.
Penggolongan
dilakukan
dengan

N o f Items
20

mempertimbangkan total bobot sebagai


berikut:
Bobot x Penilaian = Total Kumulatif Nilai
Akhir
Jumlah responden yaitu sebanyak = 50
orang.
Untuk mengukur klasifikasi interval maka
digunakan rumus (Riduwan, 2006:69):
nilai tertinggi nilai terendah
Interval =
banyak kelas
Dengan asumsi:
a. Bila semua responden menjawab dengan
skala terendah (= 1), maka total nilai adalah
50 x 1 = 50
b. Bila semua responden menjawab dengan
skala tertinggi (= 5), maka total nilai adalah
50 x 5 = 250
Range
= 250 50 = 200
Jumlah kelas
= 1 + 3.332 Log 50 6
kelas
Dengan perhitungan interval sebagai berikut:
Range
250 - 50
--------------------------- = ---------------------- = 33.3 33
Kelas
6

Dari total kumulatif akhir yang diperoleh,


maka penilaian responden dikelompokan

sebagai berikut:

TABEL 13
Standar Penilaian Kuesioner
Interval Kelas

Penilaian

50 83
84 117
118 151
152 185
186 219
220 - 253

Sangat Tidak Baik/Sangat Rendah


Tidak Baik/Rendah
Kurang Baik/Kurang
Cukup Baik/Cukup Tinggi
Baik/Tinggi
Sangat Baik/Sangat Tinggi

5.2.4 Variabel Stress (X)


1) Dalam bekerja ada konflik dengan
Di bawah ini adalah tabulasi dari
rekan kerja
masing-masing
pertanyaan
kuesioner
variabel Stress yang telah lolos uji validitas.
TABEL 14
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
0

Sangat setuju

0
0

Setuju

0
1

15

34

2.0

Ragu-ragu

3
30.0

Tidak Setuju

30
68.0

Sangat Tidak Setuju

34
50

Total

67

Berdasarkan
tabel
di
atas
menunjukkan sebagian besar responden
yaitu 68% menyatakan sangat tidak setuju
dan 30% menyatakan tidak setuju mengenai
adanya konflik dengan rekan kerja dalam
bekerja di PT. Lancang Kuning

100

Perolehan
skor
sebesar
67
menunjukkan faktor konflik kerja yang
menyebabkan stress berdasarkan pernyataan
di atas tergolong sangat rendah.
2. Adanya konflik kerja dari adanya
tekanan dari atasan
TABEL 15

Jawaban

Bobot

Skor

Responden
0

Sangat setuju
1

0
2.0

Setuju
1

4
2.0

Ragu-ragu
11

3
22.0

Tidak Setuju
37

22
74.0

Sangat Tidak Setuju

37

50
Total

66

Berdasarkan tabel tersebut di atas


menunjukkan sebagian besar responden
yaitu 74% menyatakan sangat tidak setuju
dan 22% menyatakan tidak setuju bahwa
adanya tekanan dari atasan menyebabkan
adanya konflik kerja. Sebaliknya terdapat
2% yang menyatakan setuju dan 2% raguragu.
Perolehan skor sebesar 66

100

menunjukkan faktor konflik kerja yang


menyebabkan stress berdasarkan pernyataan
di atas tergolong sangat rendah.
3. Tugas di kantor menuntut perhatian
ekstra
sehingga
acapkali
menimbulkan stress

TABEL 16
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
0
Sangat setuju

0
Setuju

2
Ragu-ragu

4.0

45

90.0

Tidak Setuju

90

6.0

Sangat Tidak Setuju


50
Total

99

Tabel di atas menunjukkan pada


umumnya responden menyatakan tidak
setuju sebanyak 90% dan sangat tidak setuju
sebanyak 6% bahwa tugas di kantor acapkali
menimbulkan stress. Sebaliknya terdapat 4%
responden memilih jawaban ragu-ragu.

100

Perolehan
skor
sebesar
99
menunjukkan faktor beban kerja yang
menimbulkan stress dari pernyataan di atas
adalah rendah.
4. Beban kerja di kantor menimbulkan
stress terutama dalam mencapai
target yang ditetapkan

TABEL 17
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
0

Sangat setuju
0

Setuju
2

4.0

Ragu-ragu

30

33

15

30.0

Tidak Setuju
33

66.0

Sangat Tidak Setuju


18

100.0

Total

69

Tabel
di
atas
menunjukkan
sebanyak 4% memilih jawaban ragu-ragu.
responden menjawab tidak setuju sebanyak
Perolehan skor sebesar 69 menunjukkan
30% dan menjawab sangat tidak setuju
faktor beban kerja yang menimbulkan stress
sebanyak 66% bahwa beban kerja di kantor
dari pernyataan di atas adalah sangat rendah.
menimbulkan stress terutama dalam
mencapai target yang ditetapkan. Sebaliknya
5. Pekerjaan di kantor menghabiskan waktu sehingga menimbulkan stress
TABEL 18
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
0
Sangat setuju

1
Setuju

2.0
4

33

16

30

11
Ragu-ragu

22.0

8
Tidak Setuju

16.0

30
Sangat Tidak Setuju

60.0

50
Total

83

Tabel di atas menunjukkan pada


umumnya responden menyatakan tidak
setuju 16% dan sangat tidak setuju sebanyak
60% mengenai pekerjaan di kantor
menghabiskan waktu sehingga menimbulkan
stress. Sebaliknya sebanyak 2% memilih
jawaban setuju dan 22% memilih jawaban

100.00

ragu-ragu.Perolehan skor sebesar 83


menunjukkan faktor waktu kerja sebagai
pemicu stress adalah sangat rendah.
6. Sering melakukan kerja lembur di
luar
waktu
kerja
sehingga
menghabiskan waktu untuk keluarga

TABEL 19
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
0
Sangat setuju

0
Setuju

1
Ragu-ragu

2.0
3

56

21

28
Tidak Setuju

56.0

21
Sangat Tidak Setuju

42.0

50
Total

100
80

Tabel di atas menunjukkan 56


responden menyatakan tidak setuju dan 42%
sangat tidak setuju mengenai sering
melakukan kerja lembur di luar waktu kerja
sehingga menghabiskan waktu untuk
keluarga. Sebaliknya terdapat 2% yang
memilih jawaban ragu-ragu.Peroleh an skor
sebesar 80 menunjukkan faktor waktu kerja

yang menyebabkan stress kerja dari


pernyataan di atas adalah sangat rendah.
7. Tugas di kantor berkaitan
dengan
pekerjaan
yang
berhubungan dengan bidang
administrasi yang menyebabkan
stress

TABEL 20
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
0

Sangat setuju
0

Setuju
2

4.0

Ragu-ragu
12

24.0

Tidak Setuju

24

36

36

72.0

Sangat Tidak Setuju


50

100

Total

66

Tabel di atas menunjukkan 24


responden menyatakan tidak setuju dan 72%
menyatakan sangat tidak setuju bahwa tugas
di kantor berkaitan dengan pekerjaan yang
berhubungan dengan bidang administrasi
yang menyebabkan stress. Sebaliknya
terdapat 4% memilih jawaban ragu-ragu.

Perolehan skor sebesar 66 menunjukkan


faktor karakteristik kerja sebagai penyebab
stress dari pernyataan di atas adalah sangat
rendah.
8. Dalam bekerja dilakukan secara
mandiri tanpa bantuan tim,
sehingga menimbulkan stress

TABEL 21
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
0
Sangat setuju

10
Setuju

20.0
4

40

63

20

21
Ragu-ragu

42.0

10
Tidak Setuju

20.0

9
Sangat Tidak Setuju

18.0

50

100

Total

132

Tabel di atas menunjukkan 20%


responden menjawab tidak setuju dan 18%
sangat tidak setuju bahwa dalam bekerja
dilakukan secara mandiri tanpa bantuan tim,
sehingga menimbulkan stress. Sebaliknya
sebanyak 20% menjawab setuju dan 42%
menjawab ragu-ragu. Perolehan skor sebesar
132
menunjukkan
faktor
dukungan

kelompok sebagai penyebab stress dari


pernyataan di atas tergolong kurang atau
mendekati cukup tinggi.
9. Kepemimpinan yang diterapkan
lebih
menekankan
hasil
pekerjaan. Imbalan didasarkan
pada prestasi kerja sehingga
menyebabkan stress

TABEL 22
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
0
Sangat setuju

1
Setuju

2.0

11
Ragu-ragu

22.0
3

33

16

30

8
Tidak Setuju

16.0

30
Sangat Tidak Setuju

60.0

50
Total

Tabel di atas menunjukkan 16%


responden menjawab tidak setuju dan 60%

100
83

sangat tidak setuju bahwa kepemimpinan


yang diterapkan lebih menekankan hasil

pekerjaan. Imbalan didasarkan pada prestasi


kerja
sehingga
menyebabkan
stress.
Sebaliknya sebanyak 2% menjawab setuju
dan 22% menjawab ragu-ragu. Perolehan
skor sebesar 83 menunjukkan faktor pola
kepemimpinan sebagai penyebab stress dari
pernyataan di atas tergolong sangat rendah.
Prestasi Kerja

Selanjutnya
adalah
penyajian
tabulasi hasil kuesioner untuk variabel
Prestasi Kerja Karyawan.
1) Dalam memecahkan permasalahan,
selalu mengedepankan kepentingan
bersama

TABEL 23
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
20

40.0

Sangat setuju
21

100
42.0

Setuju
5

84
10.0

Ragu-ragu
1

15
2.0

Tidak Setuju
3

2
6.0

Sangat Tidak Setuju

50
Total

100

204

Tabel di atas menunjukkan pada


umumnya responden setuju dan sangat
setuju sebanyak 82% bahwa dalam
memecahkan
permasalahan,
selalu
mengedepankan
kepentingan
bersama.
Sebaliknya sebanyak 8% memilih jawaban

tidak setuju dan sangat tidak setuju.


Perolehan skor sebesar 204 menunjukkan
prestasi karyawan berdasarkan pernyataan di
atas adalah tinggi.
2. Dalam mengerjakan pekerjaan, selalu
mengerjakan pekerjaan sampai selesai

TABEL 24
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
19

38.0

Sangat setuju
23

95
46.0

Setuju
5

92
10.0

Ragu-ragu
2

15
4.0

Tidak Setuju
1

4
2.0

Sangat Tidak Setuju

50
Total

100

207

Tabel di atas menunjukkan pada


umumnya responden setuju dan sangat
setuju sebanyak 84% bahwa selalu
mengerjakan pekerjaan sampai selesai dalam
bekerja. Sebaliknya sebanyak 6% memilih
jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Perolehan skor sebesar 207 menunjukkan


prestasi kerja karyawan berdasarkan
pernyataan di atas adalah tinggi.
3. Berusaha
mematuhi
seluruh
peraturan dengan tidak terpaksa

TABEL 25
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
11
Sangat setuju
28
Setuju
6
Ragu-ragu
4
Tidak Setuju
1
Sangat Tidak Setuju

5
4
3
2
1

22.0
55
56.0
112
12.0
18
8.0
8
2.0
1

50
Total

Tabel di atas menunjukkan pada


umumnya responden setuju dan sangat
setuju sebanyak 78% dalam berusaha

194

100

mematuhi seluruh peraturan dengan tidak


terpaksa. Sebaliknya sebanyak 10% memilih
jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Perolehan skor sebesar 194


menunjukkan prestasi kerja karyawan
berdasarkan pernyataan di atas adalah tinggi.

4. Selalu memberikan ide bagi kemajuan


perusahaan

TABEL 26
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
13
Sangat setuju
20
Setuju
10
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
4
Sangat Tidak Setuju

5
4
3
2
1

26.0
65
40.0
80
20.0
30
6.0
6
8.0
4

50
Total

185

Tabel di atas menunjukkan pada


umumnya responden setuju dan sangat
setuju sebanyak 66% dalam memberikan ide
bagi kemajuan perusahaan. Sebaliknya
sebanyak 14% memilih jawaban tidak setuju
dan sangat tidak setuju.

100

Perolehan skor sebesar 185


menunjukkan prestasi kerja karyawan
berdasarkan pernyataan di atas adalah cukup
tinggi.
5. Berpikiran positif terhadap segala
sesuatu yang dihadapi dan optimis

TABEL 27
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
11
Sangat setuju
21
Setuju
10
Ragu-ragu
4
Tidak Setuju
4
Sangat Tidak Setuju

5
4
3
2
1

22.0
55
42.0
84
20.0
30
8.0
8
8.0
4

50
Total

181

Tabel di atas menunjukkan pada


umumnya responden setuju dan sangat
setuju sebanyak 64% dalam memiliki
pikiran positif terhadap segala sesuatu yang
dihadapi dan optimis. Sebaliknya sebanyak
16% memilih jawaban tidak setuju dan
sangat tidak setuju.

100

Perolehan skor sebesar 181


menunjukkan prestasi kerja karyawan
berdasarkan pernyataan di atas adalah cukup
tinggi.
6. Berkepribadian memikul tanggung
jawab penuh atas tugas yang
diberikan oleh perusahaan

TABEL 28
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
16
Sangat setuju
16
Setuju
11
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
4
Sangat Tidak Setuju

5
4
3
2
1

32.0
80
32.0
64
22.0
33
6.0
6
8.0
4

50
Total

Tabel di atas menunjukkan pada


umumnya responden setuju dan sangat
setuju
sebanyak
64%
memiliki
berkepribadian memikul tanggung jawab
penuh atas tugas yang diberikan oleh
perusahaan. Sebaliknya sebanyak 14%
memilih jawaban tidak setuju dan sangat
tidak setuju.

187

100

Perolehan skor sebesar 187


menunjukkan prestasi kerja karyawan
berdasarkan pernyataan di atas adalah tinggi.
7. Hasil pekerjaan sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan pad Job Description

TABEL 29
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
16

32.0

Sangat setuju
10

80
20.0

Setuju
13

40
26.0

Ragu-ragu
8

39
16.0

Tidak Setuju
3

16
6.0

Sangat Tidak Setuju

50
Total

100

178

Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju
sebanyak 52% bahwa
hasil
karyawan berdasarkan pernyataan di atas
pekerjaan sesuai dengan tujuan yang
adalah cukup tinggi.
ditetapkan pad Job Description. Sebaliknya
sebanyak 22% memilih jawaban tidak setuju
8. Dalam pelaksanaan tugas anda selalu
dan sangat tidak setuju. Perolehan skor
berpedoman pada tata cara dan
sebesar 178 menunjukkan prestasi kerja
prosedur serta metode kerja yang di
tentukan
TABEL 30
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
10

20.0

Sangat setuju
16

50
32.0

Setuju
14

64
28.0

Ragu-ragu
8

42
16.0

Tidak Setuju
2

16
4.0

Sangat Tidak Setuju

50
Total

100

174

Tabel di atas menunjukkan pada


umumnya responden setuju dan sangat
setuju sebanyak 52% bahwa dalam
pelaksanaan tugas anda selalu berpedoman
pada tata cara dan prosedur serta metode
kerja yang di tentukan.. Sebaliknya
sebanyak 20% memilih jawaban tidak setuju
dan sangat tidak setuju.

Perolehan skor sebesar 174


menunjukkan prestasi kerja karyawan
berdasarkan pernyataan di atas adalah cukup
tinggi.
9. Dalam
bekerja
Anda
selalu
mengetahui cara terbaik untuk
melakukannya dengan cepat dan baik

TABEL 31
Jawaban

Bobot

Skor

Responden
18
Sangat setuju
25
Setuju
3
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
1
Sangat Tidak Setuju

5
4
3
2
1

36.0
90
50.0
100
6.0
9
6.0
6
2.0
1

50
Total

206

100

Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju sebanyak
86% bahwa dalam bekerja Anda selalu mengetahui cara terbaik untuk melakukannya dengan cepat
dan baik. Sebaliknya sebanyak 8% memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Perolehan skor sebesar 206 menunjukkan prestasi kerja karyawan berdasarkan pernyataan di atas
adalah tinggi.
Dari
seluruh
nilai
2. Uji Koefesien Determinasi (KD)
kuesionermenghasilkan:
Uji
koefesien
determinasi
a. Nilai rata-rata untuk variabel Stress (X)
digunakan untuk mengetahui persentase
sebesar 83 yang berarti tingkat Stress
hubungan antara variabel X dan Y.
Karyawan adalah tergolong sangat
Output model summary berfungsi
rendah. Hal itu bisa dilihat dari
sebagai output untuk uji Koefesien
indikator-indikator yang semuanya telah
Determinasi (KD) atau Koefesien Penentu
menunjukkan hal tersebut.
(KP), yaitu kuadrat dari nilai korelasi (R
b. Nilai rata-rata untuk variabel Prestasi
Square). Diperoleh nilai R Square sebesar
Kerja Karyawan (Y) sebesar 191, yang
0.518. Hal itu menunjukkan persentase
berarti tingkat Prestasi Kerja Karyawan
hubungan variabel Stress dengan Prestasi
pada PT. Lancang Kuning adalah
Kerja Karyawan adalah sebesar 51.8%,
tergolong tinggi. Hal itu bisa dilihat dari
sedangkan sisanya sebesar 48.2% adalah
indikator-indikator yang semuanya telah
dari faktor lain, seperti lingkungan kerja,
menunjukkan hasil yang baik.
kedisiplinan, dan sebagainya. Dengan
demikian, dari persentase hubungan masih
Hasil Analisis Data
dapat dikatakan kuat karena berada di atas
1. Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk
50%. Sedangkan sisanya merupakan
mengetahui hubungan antara variabel bebas
kontribusi dari faktor-faktor lain yang
(Stress Kerja) dengan variabel terikat
mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
(Prestasi Kerja Karyawan). Jika nilai Sig. >
3. Uji t
0.05 maka hubungan tidak signifikan,
Uji t digunakan untuk menguji
sedangkan jika nilai Sig. < 0.05 maka
hipotesis penelitian.
hubungan yang ada adalah signifikan
Diketahui:
(Ghozali, 2001:46). Di bawah ini adalah
Ho : Stress tidak memiliki hubungan
output perhitungan korelasi menggunakan
signifikan dengan prestasi kerja
SPSS versi 13.0 dari hasil jawaban
karyawan
kuesioner
Ha : Stress memiliki hubungan signifikan
Dari hasil korelasi di atas,
dengan prestasi kerja karyawan
interpretasinya adalah sebagai berikut:
Kriteria pengujian manual:
a. Variabel Stress memiliki nilai hubungan
H0 diterima jika t hitung < t tabel
dengan Prestasi Kerja Karyawan sebesar
H0 ditolak jika t hitung > t tabel
-0.720 (minus) dengan nilai signifikansi
Kriteria pengujian melalui SPSS:
sebesar 0.001. Ternyata hubungan
H0 diterima jika nilai Sig. > 0.05
variabel X dengan Y memiliki nilai
H0 diterima jika nilai Sig. < 0.05
signifikansi di bawah 0.05 dengan tanda
Dari perhitungan uji t di atas
negatif. Hal ini menunjukkan terdapat
diperoleh nilai t hitung sebesar -4.139
hubungan negatif dan signifikan atau
dengan nilai Sig sebesar 0.001. Ternyata
kuat.
nilai Sig < 0.05. Maka, Ho ditolak.
b. Hubungan yang negatif dan signifikan
Menunjukkan variabel stress memiliki
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
hubungan negatif dan signifikan dengan
berlawanan antara variabel stress dengan
prestasi kerja karyawan.
variabel prestasi kerja karyawan.
Pembahasan Penelitian
Hubungan berlawanan artinya, jika
Dari berbagai perhitungan di atas,
variabel stress rendah maka akan diikuti
ternyata baik dari perhitungan korelasi, uji
dengan prestasi kerja karyawan yang
Koefesien Determinasi, dan uji t diperoleh
tinggi, begitu juga sebaliknya, jika stress
kesimpulan bahwa variabel bebas (Stress)
kerja karyawan tinggi maka akan diikuti
memiliki hubungan negatif dan signifikan
dengan prestasi kerja karyawan yang
dengan Prestasi Kerja Karyawan.
rendah.

Hubungan yang negatif dan


signifikan menunjukkan bahwa terdapat
hubungan berlawanan antara variabel stress
dengan variabel prestasi kerja karyawan.
Hubungan berlawanan artinya, jika variabel
stress rendah maka akan diikuti dengan
prestasi kerja karyawan yang tinggi, begitu
juga sebaliknya, jika stress kerja karyawan
tinggi maka akan diikuti dengan prestasi
kerja karyawan yang rendah.
Dengan
demikian,
hal
itu
memberikan implikasi, jika perusahaan
bermaksud meningkatkan prestasi kerja
karyawan, maka harus menekan tingkat
stress kerja karyawan yang terkait dengan
faktor-faktor yang tercantum pada indikator,
yaitu: konflik kerja, beban kerja, waktu
kerja, karakteristik tugas, dukungan tim, dan
pola kepemimpinan yang diterapkan sebagai
faktor dominan yang dapat meningkatkan
prestasi kerja karyawan.
Penelitian ini berada dalam posisi
mendukung teori-teori yang ada, yaitu
bahwa seperti telah dibahas pada bab
sebelumnya, bahwa stress kerja atau stress
dalam suatu organisasi memiliki hubungan
negatif dengan prestasi kerja. Luthans
(dalam
Yulianti,
2000:10)
misalnya
mengatakan bahwa masalah stres kerja di
dalam organisasi perusahaan menjadi gejala
yang penting diamati sejak mulai timbulnya
tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan.
Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu
orang
menjadi
nervous,
merasakan
kecemasan yang kronis, peningkatan
ketegangan pada emosi, proses beriikir dan
kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai
hasil dari adanya stres kerja karyawan
mengalami beberapa gejala stres yang dapat
mengancam dan mengganggu pelaksanaan
kerja mereka, seperti : mudah marah dan
agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak
stabil, sikap tidak mau bekerja sama,
perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan
dalam masalah tidur.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat
stress karyawan memiliki nilai rata-rata
yang tergolong sangat rendah. Hal ini
dibuktikan dari nilai tiap indikator yang
semuanya telah menunjukkan hal
tersebut. Tingkat stress kerja dari
karyawan
yang
sangat
rendah
menunjukkan faktor konflik kerja,

2.

beban kerja, waktu kerja, karakteristik


tugas, dukungan tim, dan pola
kepemimpinan tidak menyebabkan
stress kerja.
Variabel stress memiliki hubungan
negatif dan signifikan dengan Prestasi
Kerja Karyawan. Hubungan yang
negatif dan signifikan menunjukkan
bahwa terdapat hubungan berlawanan
antara variabel stress dengan variabel
prestasi kerja karyawan. Hubungan
berlawanan artinya, jika variabel stress
rendah maka akan diikuti dengan
prestasi kerja karyawan yang tinggi,
begitu juga sebaliknya, jika stress kerja
karyawan tinggi maka akan diikuti
dengan prestasi kerja karyawan yang
rendah.

Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka
penulis dapat mengajukan saran-saran dari
hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Terdapat indikator stress yang masih
memiliki termasuk ke dalam kategori
cukup tinggi yaitu dukungan tim.
Untuk itu, hendaknya dukungan dari
tim dalam penyelesaian pekerjaan
ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan
dengan membentuk tim-tim kerja
sesuai dengan bidang yang dikerjakan,
sehingga pekerjaan dapat dikerjakan
secara bersama-sama sesuai dengan
target yang ditentukan oleh perusahaan.
2. Perlu dilakukan evaluasi secara berkala
mengenai tingkat stress karyawan,
karena jika tingkat stress karyawan
meningkat maka akan mempengaruhi
prestasi
kerja
mereka.
Perlu
ditingkatkan faktor-faktor lain yang
terkait dengan peningkatan prestasi
kerja, seperti kedisiplinan, motivasi
kerja, lingkungan kerja dan sebagainya.
Perlu ditingkatkan pengembangan
keterampilan sumber daya manusia,
sehingga prestasi kerja karyawan dapat
lebih ditingkatkan. Perlu dilakukan
penelitian lanjutan dengan melakukan
penelitian pada obyek penelitian yang
lain dan melibatkan jumlah responden
yang lebih banyak, sehingga diperoleh
kesimpulan yang komprehensif yang
dapat mendukung hasil penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian.
Bandung: Rineka Cipta, 2006.
Chatterjee, D.P. Stress Management,
Journal Business Communication, 2007.
Dwiyanti,
Hubungan
Lingkungan
Organisasi dan Stress kerja dengan Motivasi
Kerja Karyawan, Jurnal Petra, 2000.
Flippo, Edwin B. Manajemen Personalia.
Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga, 2004.
Ghozali, Imam. Analisis Multivariate
dengan Menggunakan SPSS. Semarang:
Undip, 2001.
Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
BPFE, 2001.
Hasibuan, Malayu. S.P. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,
2003.
Koontz, Harold, ODonnell, dan Wihrich
Heinz. Manajemen. Edisi Kedelapan.
Jakarta: Erlangga, 2002.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2002.
Manullang, M. Dasar-Dasar Manajemen,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006.
Margiati, Stress dan Pengaruhnya terhadap
Efikasi Diri, Jurnal Gunadarma, Vol.2,
No.3, 1999.
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Stonebridge,
Lyndsey. The Writing of
Anxiety, Imagining Wartime in Mid-Century
British Culture, Macmillan: Palgrave, 2007,
Chapter
11:
Stress
and
Anxiety,
www.palgrave.com/psychology/malim/pdfs/
chap_11.pdf.
Sugiyono. Statistika untuk
Bandung: Alfabeta, 2006.

Penelitian.

Whitmore,
John.
Coaching
for
Performance, Seni Mengarahkan untuk
mendongkrak kinerja. Terjemahan Y.D
Helly Purnomo. Jakarta: Gramedia, 2002.

Yoga, Aditama Tjandra. Manajemen


Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: UI Press,
2003.
Yulianti,
Pengaruh Stress terhadap
Motivasi Berprestasi Karyawan, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Vol.1. No.5, 2000.

Вам также может понравиться