Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pada penelitian ini memfokuskan pada Masalah Pengaruh Stress Kerja terhadap Prestasi Kerja
karyawan pada PT. Lancang Kuning dari perhitungan korelasi, uji Koefesien Determinasi, dan uji t
diperoleh kesimpulan bahwa variabel bebas (Stress) memiliki hubungan negatif dan signifikan
dengan Prestasi Kerja Pegawai. Hubungan yang negatif dan signifikan menunjukkan bahwa
terdapat hubungan berlawanan antara variabel stress dengan variabel prestasi kerja pegawai.
Hubungan berlawanan artinya, jika variabel stress rendah maka akan diikuti dengan prestasi kerja
pegawai yang tinggi, begitu juga sebaliknya, jika stress kerja pegawai tinggi maka akan diikuti
dengan prestasi kerja pegawai yang rendah.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu Pembagian Kuesioner Yaitu dengan cara
membagikan kuesioner kepada responden yang menjadi sampel penelitian, Pertanyaan kuesioner
mencakup: (a) pertanyaan tentang identitas responden (kecuali nama), (b) pertanyaan tentang
pendapat mereka tentang sterss kerja dengan prestasi kerja karyawan, teknik wawancara Metode
yang digunakan untuk memperoleh data dengan mengadakan Tanya awab atas sejumlah
pertanyaan secara lisan, Observasi/Pengamatan langsung, teknik kepustakaan. Hasil analisis data
kuesioner wawancara, dan observasi, dokumentasi maka ditemukan bahwa pada perusahaan ini
Terdapat indikator stress yang masih memiliki termasuk ke dalam kategori cukup tinggi yaitu
dukungan tim. Untuk itu, hendaknya dukungan dari tim dalam penyelesaian pekerjaan
ditingkatkan Tingkat stress kerja dari pegawai yang sangat rendah menunjukkan faktor konflik
kerja, beban kerja, waktu kerja, karakteristik tugas, dukungan tim, dan pola kepemimpinan tidak
menyebabkan stress kerja.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan
hal
yang
sangat
penting
untuk
dikembangkan. Hal ini dilakukan untuk
menjawab tantangan zaman yang selalu
membutuhkan sumber daya manusia yang
memiliki kualitas tinggi. Seiring dengan
perkembangan zaman dan perputaran waktu,
jumlah sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan
pekerjaan semakin dibutuhkan. Tanpa
keberadaan faktor yang satu ini, maka
pencapaian
tujuan
organisasi
akan
terhambat.
Untuk mencapai ke arah prestasi
kerja pegawai yang tinggi, masalah
psikologi karyawan salah satunya masalah
stress kerja perlu mendapat perhatian,
dikarenakan jika pegawai mengalami tingkat
stress yang tinggi maka akan menimbulkan
prestasi kerja yang menurun, yang ditandai
dengan tingginya angka ketidakhadiran dan
kegairahan kerja yang menurun.
Stress harus dikenali sehingga
dapat dicegah dan diupayakan solusinya
agar tidak menghambat prestasi kerja
karyawan. Hal ini dikarenakan stress dapat
menimpa secara individual dikarenakan
permasalahan pribadi maupun dikarenakan
pekerjaan.
Penanganan
stress
dapat
dilakukan melalui penghindaran dari faktor
stress, tidak menaruh perhatian pada faktor
stress, tidak memandang stress dikarenakan
orang lain, rasionalisasi, respon terhadap
orang lain, manajemen waktu, fitness, diet,
relaksasi, dan istirahat
Berkenaan
dengan
obyek
penelitian, PT Lancang Kuning sejak awal
berdiri yaitu tahun 1956, berusaha untuk
selalu memfokuskan pelayanan kepada
konsumen yang merupakan pedagang
eceran, distributor dan perindustrian dengan
skala usaha kecil-menengah. sumber daya
H : Terdapat hubungan antara stress dengan
prestasi kerja.
F. Uji Hipotesis (Uji t)
Untuk menentukan/menyimpulkan
hasil penelitian, maka perlu diuji terlebih
dahulu apakah r (koefesien korelasi) yang
telah ditentukan signifikan/berarti ataukah
tidak. Uji t juga berfungsi untuk menguji
Mangkunegara
(2002:165)
mengatakan, bahwa istilah prestasi kerja
berasal dari kata job performance atau
actual performance yaitu unjuk kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Istilah Prestasi Kerja sering
diidentikkan dengan istilah Kinerja.
Keduanya sama-sama diambil dari kata
bahasa
Inggris
yang
sama
yaitu
performance. Handoko (2001:135) pada saat
membahas mengenai penilaian prestasi kerja
menggunakan istilah performance appraisal.
Hal yang sama juga dapat dilihat dalam
buku Flippo (2004:156). Didukung juga oleh
Hasibuan (2003:187) yang mengartikan
kinerja sebagai prestasi. Koontz dan
Weihrich (2001:231) pun menyebutkan
kinerja dengan istilah performance dan pada
saat yang sama prestasi pun disebut dengan
istilah performance.
Whitmore (2002:104) menyebutkan
bahwa kinerja memiliki asal kata kerja
artinya aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang
atau
organisasi
dalam
menjalankan
tugas
yang
menjadi
perkerjaannya. Kinerja artinya suatu
perbuatan, suatu prestasi atau penampilan
umum dari keterampilan.
C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Prestasi Kerja
Pemilihan faktor-faktor yang
digunakan
dalam
menil ai
suatu
prestasi
kerja p e g a w a i
merupakan
hal
yang
sulit
dan
membutuhkan
p e r t i m b a n g a n y a n g mendalam
dari pihak manajemen, sehingga tiap
perusahaan mempunyai kriteria yang
berbeda dalam menentukan faktor-faktor ini
karena
harus
disesuikan
dengan
kebijaksanaan perusahaan itu sendiri. Dalam
menentukan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi prestasi kerja pegawai,
setiap
perusahaan
memiliki
kebijaksanaan yang berbeda -beda
antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain. Pada kenyataannya
perusahan-perusahaan
menilai
dasar
yang sama sesuai dengan teori -teori
prestasi kerja yang ada.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi dalam menilai prestasi
kerja
pegawai
menurut
Flippo
(1993:250), adalah sebagai berikut.
1. Q u a l i t y o f w o r k ( K u a l i t a s
p e k e r j a a n ) , merupakan ketelitian
atau ketepatan dari hasil yang telah
dikerjakan pegawai.
2. Q u a n t i t y o f w o r k ( K u a n t i t a s
pekerjaan),
merupakan
seberapa banyak dan cepat
output atau keluaran yang
d a p a t diselesaikan oleh pegawai dalam
suatu periode tertentu.
3. D e p e n d a b i l i t y
( K e t a n g g u h a n ) , seberapa besar
tanggung jawab dan rasa percaya
diri untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan serta inisiatif dari pegawai
tersebut.
4. A t t i t u d e
(Sikap
mental,
bagaimana
sikap
atau
karakteristik
pribadi
dari
pegawai,
kerja
s a m a n y a , pemanfaatan waktunya.
Sehubungan dengan ukuran dari
penilaian prestasi kerja, maka untuk
kepentingan analisis penelitian ini kinerja
secara operasional diukur dengan indikatorindikator seperti tertuang dalam teori
penilaian kinerja dari Siagian di atas.
Pemilihan terhadap indikator tersebut
didasarkan atas pertimbangan bahwa hal-hal
yang dimaksud lebih relevan dan dapat
Variabel Penelitian
Keterangan:
X
: Variabel Bebas (Stress)
Y
: Variabel Terikat (Prestasi Kerja Pegawai)
: Arah pengaruh/hubungan
C. Definisi Operasional
1. Stress (X)
Dimensi stress adalah faktor-faktor yang mempengaruhi stress, sesuai dengan teori yang
telah dibahas sebelumnya.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TABEL 1
Kisi-kisi Instrumen Stress Kerja (X)
Indikator-Indikator
Nomor Butir Kuesioner
Konflik Kerja (Permasalahan antar karyawan)
1, 2
Beban kerja (Tugas yang diemban)
3, 4
Waktu kerja
5, 6
Karakteristik tugas (Jenis tugas)
7,8
Dukungan kelompok/tim
9
Gaya Kepemimpinan yang diterapkan
10
Jumlah
10
Skala
Likert
Indikator-Indikator
Integritas
Ketaatan
Loyalitas
Kepribadian
Prestasi Kerja
Tanggung jawab
Jumlah
TABEL 2
Kisi-kisi instrumen Prestasi Kerja (Y)
Nomor Butir Kuesioner
11, 12
13, 14
15
16, 17
18
19, 20
10
Skala
Likert
XY - ( X) ( Y)
(n x X - ( X) ) x ( n x Y - ( Y) )
Keterangan:
r
: Koefisien korelasi yang dicari
xy
: Jumlah perkalian variabel x dan y
x
: Jumlah nilai variabel x
y
: Jumlah nilai variabel y
x2
: Jumlah pangkat dua nilai variabel x
y2
: Jumlah pangkat dua nilai variabel y
n
: Banyaknya sampel
Harga r berada dalam jarak 0 sampai dengan 1 yang tertera pada tabel di bawah ini:
TABEL 3
Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi
Interval Koefesien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat lemah
0,20 - 0,399
Lemah
0,40 - 0,599
Sedang
0,60 - 0.799
Kuat
0,80 - 1,000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005:216).
ST1
TABEL 11
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X (Stress)
KEPUTUSAN
Stress
Pearson Correlation
.784(**)
Sig. (2-tailed)
N
ST2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
ST3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.000
VALID
50
.918(**)
.000
VALID
50
.336(*)
.017
50
VALID
ST4
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
ST5
VALID
.006
.042
TIDAK VALID
.771
.439(**)
VALID
.001
50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
ST10
.381(**)
50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
ST9
VALID
.000
50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
ST8
.831(**)
50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
ST7
VALID
.000
50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
ST6
.859(**)
.628(**)
VALID
.000
50
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Sumber: Lampiran 3: Output SPSS Validitas
.874(**)
VALID
.000
50
PK3
PK4
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
Sig. (2tailed)
N
PK7
PK8
.407(**)
.003
VALID
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
50
PK9
.413(**)
.003
VALID
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
50
PK10
.460(**)
.001
VALID
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
.043
VALID
50
.378(**)
.007
VALID
50
.492(**)
.000
VALID
50
.325(*)
.021
VALID
50
.475(**)
.054
50
VALID
Uji Reliabilitas
Untuk
menguji
reliabilitas
instrumen digunakan koefisien reliability
Alpha Cronbach yang perhitungannya
menggunakan prosedur reliabilitas pada
paket program SPSS for Windows Ver.13.0.
Tujuan
perhitungan
koefisien
keandalan adalah untuk mengetahui tingkat
konsistensi jawaban responden. Jika nilai
alpha lebih besar dari 0.60 maka kuesioner
dapat dikatakan dapat memenuhi konsep
reliabilitas, sedangkan jika nilai alpha lebih
kecil dari 0.60 maka kuesioner tidak
memenuhi konsep reliabilitas sehingga
pertanyaan tidak dapat dijadikan sebagai alat
ukur penelitian (Ghozali, 2001:129-130).
Valid
Excludeda
Total
50
0
50
%
100.0
.0
100.0
N o f Items
20
sebagai berikut:
TABEL 13
Standar Penilaian Kuesioner
Interval Kelas
Penilaian
50 83
84 117
118 151
152 185
186 219
220 - 253
Bobot
Skor
Responden
0
Sangat setuju
0
0
Setuju
0
1
15
34
2.0
Ragu-ragu
3
30.0
Tidak Setuju
30
68.0
34
50
Total
67
Berdasarkan
tabel
di
atas
menunjukkan sebagian besar responden
yaitu 68% menyatakan sangat tidak setuju
dan 30% menyatakan tidak setuju mengenai
adanya konflik dengan rekan kerja dalam
bekerja di PT. Lancang Kuning
100
Perolehan
skor
sebesar
67
menunjukkan faktor konflik kerja yang
menyebabkan stress berdasarkan pernyataan
di atas tergolong sangat rendah.
2. Adanya konflik kerja dari adanya
tekanan dari atasan
TABEL 15
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
0
Sangat setuju
1
0
2.0
Setuju
1
4
2.0
Ragu-ragu
11
3
22.0
Tidak Setuju
37
22
74.0
37
50
Total
66
100
TABEL 16
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
0
Sangat setuju
0
Setuju
2
Ragu-ragu
4.0
45
90.0
Tidak Setuju
90
6.0
99
100
Perolehan
skor
sebesar
99
menunjukkan faktor beban kerja yang
menimbulkan stress dari pernyataan di atas
adalah rendah.
4. Beban kerja di kantor menimbulkan
stress terutama dalam mencapai
target yang ditetapkan
TABEL 17
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
0
Sangat setuju
0
Setuju
2
4.0
Ragu-ragu
30
33
15
30.0
Tidak Setuju
33
66.0
100.0
Total
69
Tabel
di
atas
menunjukkan
sebanyak 4% memilih jawaban ragu-ragu.
responden menjawab tidak setuju sebanyak
Perolehan skor sebesar 69 menunjukkan
30% dan menjawab sangat tidak setuju
faktor beban kerja yang menimbulkan stress
sebanyak 66% bahwa beban kerja di kantor
dari pernyataan di atas adalah sangat rendah.
menimbulkan stress terutama dalam
mencapai target yang ditetapkan. Sebaliknya
5. Pekerjaan di kantor menghabiskan waktu sehingga menimbulkan stress
TABEL 18
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
0
Sangat setuju
1
Setuju
2.0
4
33
16
30
11
Ragu-ragu
22.0
8
Tidak Setuju
16.0
30
Sangat Tidak Setuju
60.0
50
Total
83
100.00
TABEL 19
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
0
Sangat setuju
0
Setuju
1
Ragu-ragu
2.0
3
56
21
28
Tidak Setuju
56.0
21
Sangat Tidak Setuju
42.0
50
Total
100
80
TABEL 20
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
0
Sangat setuju
0
Setuju
2
4.0
Ragu-ragu
12
24.0
Tidak Setuju
24
36
36
72.0
100
Total
66
TABEL 21
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
0
Sangat setuju
10
Setuju
20.0
4
40
63
20
21
Ragu-ragu
42.0
10
Tidak Setuju
20.0
9
Sangat Tidak Setuju
18.0
50
100
Total
132
TABEL 22
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
0
Sangat setuju
1
Setuju
2.0
11
Ragu-ragu
22.0
3
33
16
30
8
Tidak Setuju
16.0
30
Sangat Tidak Setuju
60.0
50
Total
100
83
Selanjutnya
adalah
penyajian
tabulasi hasil kuesioner untuk variabel
Prestasi Kerja Karyawan.
1) Dalam memecahkan permasalahan,
selalu mengedepankan kepentingan
bersama
TABEL 23
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
20
40.0
Sangat setuju
21
100
42.0
Setuju
5
84
10.0
Ragu-ragu
1
15
2.0
Tidak Setuju
3
2
6.0
50
Total
100
204
TABEL 24
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
19
38.0
Sangat setuju
23
95
46.0
Setuju
5
92
10.0
Ragu-ragu
2
15
4.0
Tidak Setuju
1
4
2.0
50
Total
100
207
TABEL 25
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
11
Sangat setuju
28
Setuju
6
Ragu-ragu
4
Tidak Setuju
1
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
22.0
55
56.0
112
12.0
18
8.0
8
2.0
1
50
Total
194
100
TABEL 26
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
13
Sangat setuju
20
Setuju
10
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
4
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
26.0
65
40.0
80
20.0
30
6.0
6
8.0
4
50
Total
185
100
TABEL 27
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
11
Sangat setuju
21
Setuju
10
Ragu-ragu
4
Tidak Setuju
4
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
22.0
55
42.0
84
20.0
30
8.0
8
8.0
4
50
Total
181
100
TABEL 28
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
16
Sangat setuju
16
Setuju
11
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
4
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
32.0
80
32.0
64
22.0
33
6.0
6
8.0
4
50
Total
187
100
TABEL 29
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
16
32.0
Sangat setuju
10
80
20.0
Setuju
13
40
26.0
Ragu-ragu
8
39
16.0
Tidak Setuju
3
16
6.0
50
Total
100
178
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju
sebanyak 52% bahwa
hasil
karyawan berdasarkan pernyataan di atas
pekerjaan sesuai dengan tujuan yang
adalah cukup tinggi.
ditetapkan pad Job Description. Sebaliknya
sebanyak 22% memilih jawaban tidak setuju
8. Dalam pelaksanaan tugas anda selalu
dan sangat tidak setuju. Perolehan skor
berpedoman pada tata cara dan
sebesar 178 menunjukkan prestasi kerja
prosedur serta metode kerja yang di
tentukan
TABEL 30
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
10
20.0
Sangat setuju
16
50
32.0
Setuju
14
64
28.0
Ragu-ragu
8
42
16.0
Tidak Setuju
2
16
4.0
50
Total
100
174
TABEL 31
Jawaban
Bobot
Skor
Responden
18
Sangat setuju
25
Setuju
3
Ragu-ragu
3
Tidak Setuju
1
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
36.0
90
50.0
100
6.0
9
6.0
6
2.0
1
50
Total
206
100
Tabel di atas menunjukkan pada umumnya responden setuju dan sangat setuju sebanyak
86% bahwa dalam bekerja Anda selalu mengetahui cara terbaik untuk melakukannya dengan cepat
dan baik. Sebaliknya sebanyak 8% memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Perolehan skor sebesar 206 menunjukkan prestasi kerja karyawan berdasarkan pernyataan di atas
adalah tinggi.
Dari
seluruh
nilai
2. Uji Koefesien Determinasi (KD)
kuesionermenghasilkan:
Uji
koefesien
determinasi
a. Nilai rata-rata untuk variabel Stress (X)
digunakan untuk mengetahui persentase
sebesar 83 yang berarti tingkat Stress
hubungan antara variabel X dan Y.
Karyawan adalah tergolong sangat
Output model summary berfungsi
rendah. Hal itu bisa dilihat dari
sebagai output untuk uji Koefesien
indikator-indikator yang semuanya telah
Determinasi (KD) atau Koefesien Penentu
menunjukkan hal tersebut.
(KP), yaitu kuadrat dari nilai korelasi (R
b. Nilai rata-rata untuk variabel Prestasi
Square). Diperoleh nilai R Square sebesar
Kerja Karyawan (Y) sebesar 191, yang
0.518. Hal itu menunjukkan persentase
berarti tingkat Prestasi Kerja Karyawan
hubungan variabel Stress dengan Prestasi
pada PT. Lancang Kuning adalah
Kerja Karyawan adalah sebesar 51.8%,
tergolong tinggi. Hal itu bisa dilihat dari
sedangkan sisanya sebesar 48.2% adalah
indikator-indikator yang semuanya telah
dari faktor lain, seperti lingkungan kerja,
menunjukkan hasil yang baik.
kedisiplinan, dan sebagainya. Dengan
demikian, dari persentase hubungan masih
Hasil Analisis Data
dapat dikatakan kuat karena berada di atas
1. Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk
50%. Sedangkan sisanya merupakan
mengetahui hubungan antara variabel bebas
kontribusi dari faktor-faktor lain yang
(Stress Kerja) dengan variabel terikat
mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
(Prestasi Kerja Karyawan). Jika nilai Sig. >
3. Uji t
0.05 maka hubungan tidak signifikan,
Uji t digunakan untuk menguji
sedangkan jika nilai Sig. < 0.05 maka
hipotesis penelitian.
hubungan yang ada adalah signifikan
Diketahui:
(Ghozali, 2001:46). Di bawah ini adalah
Ho : Stress tidak memiliki hubungan
output perhitungan korelasi menggunakan
signifikan dengan prestasi kerja
SPSS versi 13.0 dari hasil jawaban
karyawan
kuesioner
Ha : Stress memiliki hubungan signifikan
Dari hasil korelasi di atas,
dengan prestasi kerja karyawan
interpretasinya adalah sebagai berikut:
Kriteria pengujian manual:
a. Variabel Stress memiliki nilai hubungan
H0 diterima jika t hitung < t tabel
dengan Prestasi Kerja Karyawan sebesar
H0 ditolak jika t hitung > t tabel
-0.720 (minus) dengan nilai signifikansi
Kriteria pengujian melalui SPSS:
sebesar 0.001. Ternyata hubungan
H0 diterima jika nilai Sig. > 0.05
variabel X dengan Y memiliki nilai
H0 diterima jika nilai Sig. < 0.05
signifikansi di bawah 0.05 dengan tanda
Dari perhitungan uji t di atas
negatif. Hal ini menunjukkan terdapat
diperoleh nilai t hitung sebesar -4.139
hubungan negatif dan signifikan atau
dengan nilai Sig sebesar 0.001. Ternyata
kuat.
nilai Sig < 0.05. Maka, Ho ditolak.
b. Hubungan yang negatif dan signifikan
Menunjukkan variabel stress memiliki
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
hubungan negatif dan signifikan dengan
berlawanan antara variabel stress dengan
prestasi kerja karyawan.
variabel prestasi kerja karyawan.
Pembahasan Penelitian
Hubungan berlawanan artinya, jika
Dari berbagai perhitungan di atas,
variabel stress rendah maka akan diikuti
ternyata baik dari perhitungan korelasi, uji
dengan prestasi kerja karyawan yang
Koefesien Determinasi, dan uji t diperoleh
tinggi, begitu juga sebaliknya, jika stress
kesimpulan bahwa variabel bebas (Stress)
kerja karyawan tinggi maka akan diikuti
memiliki hubungan negatif dan signifikan
dengan prestasi kerja karyawan yang
dengan Prestasi Kerja Karyawan.
rendah.
2.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka
penulis dapat mengajukan saran-saran dari
hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Terdapat indikator stress yang masih
memiliki termasuk ke dalam kategori
cukup tinggi yaitu dukungan tim.
Untuk itu, hendaknya dukungan dari
tim dalam penyelesaian pekerjaan
ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan
dengan membentuk tim-tim kerja
sesuai dengan bidang yang dikerjakan,
sehingga pekerjaan dapat dikerjakan
secara bersama-sama sesuai dengan
target yang ditentukan oleh perusahaan.
2. Perlu dilakukan evaluasi secara berkala
mengenai tingkat stress karyawan,
karena jika tingkat stress karyawan
meningkat maka akan mempengaruhi
prestasi
kerja
mereka.
Perlu
ditingkatkan faktor-faktor lain yang
terkait dengan peningkatan prestasi
kerja, seperti kedisiplinan, motivasi
kerja, lingkungan kerja dan sebagainya.
Perlu ditingkatkan pengembangan
keterampilan sumber daya manusia,
sehingga prestasi kerja karyawan dapat
lebih ditingkatkan. Perlu dilakukan
penelitian lanjutan dengan melakukan
penelitian pada obyek penelitian yang
lain dan melibatkan jumlah responden
yang lebih banyak, sehingga diperoleh
kesimpulan yang komprehensif yang
dapat mendukung hasil penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian.
Bandung: Rineka Cipta, 2006.
Chatterjee, D.P. Stress Management,
Journal Business Communication, 2007.
Dwiyanti,
Hubungan
Lingkungan
Organisasi dan Stress kerja dengan Motivasi
Kerja Karyawan, Jurnal Petra, 2000.
Flippo, Edwin B. Manajemen Personalia.
Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga, 2004.
Ghozali, Imam. Analisis Multivariate
dengan Menggunakan SPSS. Semarang:
Undip, 2001.
Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
BPFE, 2001.
Hasibuan, Malayu. S.P. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,
2003.
Koontz, Harold, ODonnell, dan Wihrich
Heinz. Manajemen. Edisi Kedelapan.
Jakarta: Erlangga, 2002.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2002.
Manullang, M. Dasar-Dasar Manajemen,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006.
Margiati, Stress dan Pengaruhnya terhadap
Efikasi Diri, Jurnal Gunadarma, Vol.2,
No.3, 1999.
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Stonebridge,
Lyndsey. The Writing of
Anxiety, Imagining Wartime in Mid-Century
British Culture, Macmillan: Palgrave, 2007,
Chapter
11:
Stress
and
Anxiety,
www.palgrave.com/psychology/malim/pdfs/
chap_11.pdf.
Sugiyono. Statistika untuk
Bandung: Alfabeta, 2006.
Penelitian.
Whitmore,
John.
Coaching
for
Performance, Seni Mengarahkan untuk
mendongkrak kinerja. Terjemahan Y.D
Helly Purnomo. Jakarta: Gramedia, 2002.