Вы находитесь на странице: 1из 29

CASE REPORT

ENTROPION OD dan KERATOPATI OD

Disusun oleh:

Muhamad Eko Prastia (1102012168)

Preseptor:

dr. Laila Wahyuni, Sp. M

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU MATA


PERIODE 24 OKTOBER 2016 2 DESEMBER 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

BAB I
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
No CM

: 890950

Tanggal

: 1 November 2016

Nama

: Tn. Ijon

Umur

: 76 tahun

Alamat

: Samarang

Pekerjaan

: Tukang Becak

ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 2 November
2016 di Ruang Topas RSU dr.Slamet Garut
Keluhan Utama

: Bulu mata kanan terasa masuk ke bola mata sejak 3 bulan SMRS.

Anamnesa Khusus

: Pasien laki-laki berusia 76 tahun dating dengan keluhan bulu mata

kanan terasa masuk kebola mata sejak 3 bulan SMRS. Disertai dengan rasa gatal dan perih
pada mata kanan. Kemerahan pada mata juga dirasakan oleh pasien. Mata juga terasa sering
berair. Pasien merasa kelopak mata kanan bagian atas sulit diangkat ke atas untuk membuka
mata. Pasien juga meraskan bahwa penglihatannya semakin lama semakin buram sejak dua
tahun terakhir terutama pada mata kanan.
Anamnesa Keluarga

Tidak ada anggota keluarga pasien yang sakit seperti ini

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah melakukan operasi katarak pada tahun 2011 di Rumah Sakit Mata Cicendo
Bandung Jawa Barat

Riwayat menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu lama disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien bekerja tukang becak dan tinggal bersama isteri dan 2 orang anaknya.
Riwayat Gizi
Pasien mengaku makan dengan frekuensi dua kali sehari.
Kesan: Gizi cukup
PEMERIKSAAN VISUS & REFRAKSI

0
0

Visus

OD

SC

1/

CC

proyeksi cahaya baik


-

STN

Koreksi

ADD

Posisi Bola Mata

Ortotropia

Ortotropia

Gerakan bola mata

Baik kesegala arah

Baik kesegala arah

tak

terhingga

dengan 3/60

0
0

00

OS

00

PEMERIKSAAN EKSTERNAL
OD

OD

OS

OS

Palpebra superior

Hiperemis (+), Entropion Tenang

Palpebra inferior
Margo Palpebra
Silia

(+)
Tenang
TAK
Tumbuh

teratur

Tenang
Tenang
, Tumbuh

teratur,

madarosis (-), Trikiasis madarosis (-)


Ap. Lakrimalis
Konj. Tarsalis superior

(+)
T.A.K (refluks -)
Hiperpigmentasi,

T.A.K (refluks -)
Tenang

Sikatrikal (+) pada tarsalis


Konj. Tarsalis inferior
Konj. Bulbi
Kornea
COA
Pupil
Diameter pupil
Reflex cahaya
Direct
Indirect
Iris
Lensa

superior
Tenang
Tenang
Hiperemis, Injeksi Siliar Tenang
(+)
Edema (+), Sikatrikal (+)
Kesan Sedang
Sulit dinilai
Sulit dinilai

Jernih
Sedang
Bulat, ditengah
3 mm

Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai

+
+
Coklat, kripti (+), Sinekia

Sulit dinilai

(-)
Jernih

PEMERIKSAAN SLIT LAMP & BIOMICROSCOPY


OD

Silia

OD
Tidak dilakukan

OS

OS
Tidak dilakukan

Konjungtiva

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Kornea

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

COA

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Pupil

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Iris

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Lensa

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tonometri schiots

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Palpasi

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN FUNDUSCOPY
OD

OS

Tidak dilakukan

Lensa

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Vitreus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Fundus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Papil

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

CDR

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

A/V Retina Sentralis

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Retina

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Makula

Tidak dilakukan

RESUME
Pasien laik-laki berusia 76 tahun datang dengan keluhan bulu mata pada kelopak kanan atas
masuk kedalam mata. Disertai dengan rasa gatal, perih dan mata menjadi merah. Disertai
dengan mata sering berair. Pasien merasakan bahwa kelopak mata atas sulit untuk diangkat

saat membuka mata. Peglihatan pasien semakin lama semakin menurun sejak 2 tahun yang
lalu.
Status Oftalmologis :

Oculus Dexter

Oculus Sinister

1/ tak terhingga dengan


proyeksi sinar baik
Hiperemis (+), entropion
(+)
Tumbuh

teratur

VISUS

3/60

PALPEBRA SUPERIOR

Tenang

Cilia
madarosis (-), Trikiasis (+)
Hiperemis, Injeksi Siliar KONJUNGTIVA
(+)
TARSALIS SUPERIOR
Hiperemis, Injeksi Siliar KONJUNGTIVA BULBI
(+)
Edema (+), Sikatrikal (+)

KORNEA

DIAGNOSIS KERJA
Entropion sikatrik OD & Keratopati OD.
DIAGNOSIS BANDING
RENCANA PEMERIKSAAN
RENCANA TERAPI

Tenang
Tenang
Tenang
Tenang

Medikamentosa

C-Mycos 3x OD

C-Lyteen 6 x OD

Pro/ Blefaroplasty OD

Non Medikamentosa

Hindari mengucak mata yang sakit

Menjaga kebersihan mata yang sakit dengan membersihkan cairan/sekret yang keluar
menggunakan tisu/sapu tangan yang bersih

Perhatikan kebersihan sekitar mata

Rawat luka pos blefaroplasty

PROGNOSIS
-

Quo ed vitam

: Ad bonam

Quo ed functionam

: Dubia ad Malam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. ENTROPION
1.1. Anatomi Palpebra

Gambar 1 . Anatomi palpebra.


Palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata serta mengeluarkan sekresi
kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat
menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan
pengeringan bola mata.
Palpebra mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Konjungtiva tarsal
melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang
mempunyai sel goblet yang menghasilkan musin.
Pada palpebra terdapat bagian-bagian :
-

Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar Moll, kelenjar Zeis pada pangkal rambut
dan kelenjar meibom pada tarsus

Otot seperti M. orbikularis okuli yang dipersarafi N. fasialis, M. rioland, M.


orbikularis, dan M. levator palpebra yang dipersarafi oleh N. III yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak dan membuka mata.

Di dalam palpebra terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di
dalamnya atau kelenjar meibom yang bermuara pada margo palpebra

Septum orbita merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan
pembatas isi orbita dengan kelopak depan

Pembuluh darah yang memperdarahi adalah a. palpebra

Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V sedangkan
kelopak bawah oleh cabang II saraf V.

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan
melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks mentup bulus okuli.
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel goblet yang
menghasilkan musin.
1.2. Definisi Entropion
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo

palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis' dimana bulu mata yang biasanya
mengarah keluar kini menggosok pada permukaan mata. Hal ini dapat menyebabkan beberapa
masalah.
Entropion bisa ditemukan pada semua lapisan umur namun entropion khususnya
entropion involusional lebih sering ditemukan pada orangtua. Entropion lebih sering terjadi
pada wanita dibandingkan pria. Hal ini mungkin disebabkan lempeng tarsal pada wanita ratarata lebih kecil dibandingkan pada pria. Entropion involusional biasanya ditemukan lebih
sering pada palpebra inferior sedangkan entropion sikatrik lebih sering pada palpebra superior
dan paling sering didahului oleh trakhoma.

Gambar 2. Entropion 5
1.3. Klasifikasi Entropion
Entropion berdasakan penyebab dibagi atas :
-

Involusi
Paling sering terjadi sebagai akibat dari proses penuaan. Seiring dengan meningkatnya
usia maka terjadi degenerasi progresif jaringan fibrous dan elastik kelopak mata
bawah. Gangguan ini paling sering ditemukan pada kelopak bawah dan merupakan
akibat gabungan kelumpuhan otot-otot retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas
muskulus orbikularis preseptal, dan melipatnya tepi tarsus atas.

Gambar 3. Entropion involusi kelopak mata atas. 7

Entropion involusi pada kelopak mata atas juga dapat terjadi. Penelitian Jorge GC et al
disimpulkan bahwa karakteristik anatomi yang khas kelopak mata atas pada populasi.
Kelemahan horizontal dari kelopak mata dapat diketahui dengan kekuatan kelopak
mata yang lemah dan menurunnya kemampuan menarik kelopak mata lebih dari 6
mm. Asia merupakan predisposisi entropion involusi kelopak mata atas.
-

Sikatrik
Dapat mengenai kelopak mata atas atau bawah dan disebabkan oleh jaringan parut di
konjungtiva atau tarsus. Patologi dasarnya yaitu memendeknya lamella posterior
akibat berbagai sebab. Gangguan ini paling sering ditemukan pada penyakit-penyakit
radang kronik seperti trakoma. Berbagai kondisi lain

yang dapat menyebabkan

terjadinya entropion sikatrik adalah penyakit autoimun (sikatrik pemfigoid dan


sindrom steven johnson), inflamasi, infeksi (herpes zooster, trakoma), tindakan bedah
(enukleasi, koreksi ptosis) dan trauma (luka bakar dan trauma kimia). Penggunaan
obat glaukoma dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan konjungtivitis
kronis yang menyebabkan pemendekan konjungtiva secara vertikal sehingga terjadi
entropion sikatrik sekunder. Entropion sikatrik dapat mengenai kelopak mata atas atau
bawah.

Kongenital
Entropion kongenital merupakan anomali yang jarang ditemukan. Entropion
kongenital dapat menyebabkan erosi kornea kronik dan blefarospasm. Dapat terjadi
trauma pada kornea yang menyebabkan terbentuknya ulkus pada bayi. Pada entropion
kongenital, tepi kelopak mata memutar kearah kornea, sementara pada epiblefaron

kulit dan otot pratarsalnya menyebabkan bulu mata memutari tepi tarsus. Entropion
kongenital sering sering juga terdapat kelainan pada system kardiovaskular,
musculoskeletal, dan system saraf pusat. Entropion kongenital berbeda dengan
entropion didapat. Entropion didapat terjadi pada usia remaja dan diturunkan secara
autosomal dominan.
-

Entropion Spastik Akut


Entropion spastik akut biasanya terjadi pada iritasi maupun inflamasi okuli dimana
terjadi pembengkakan pada kelopak mata dan spasme otot orbikularis. Keadaan ini
juga paling sering terjadi setelah operasi intraokuler pada pasien dengan kelopak mata
preoperatif tidak menyadari atau memiliki kelopak mata yang sedikit menekuk ke arah
bola mata. Kontraksi otot orbikularis kelopak mata yang tertahan menyebabkan rotasi
ke dalam tepi kelopak mata. Hal ini akan mengakibatkan bertambahnya iritasi dari
yang telah ada sebelumnya. Taping pada kelopak mata, kauterisasi atau teknik
penjahitan dapat digunakan sementara tetapi karena perubahan itu biasanya menetap
sebainya dilakukan tindakan operasi untuk menghilangkan entropion secara permanen.
Namun pada beberapa kasus dapat digunakan toksin botullinum tipe A (Botox) untuk
memberikan efek paralisis pada otot orbikularis septal di sekitarnya.

1.4. Gejala Klinis


Rambut yang mengiritasi mata dan menyebabkannya produksi air mata yang berlebih
sehingga mata sangat lembab. Rambut dapat mengikis kornea, menyebabkan ulkus kornea.
Ulkus kornea ini sulit untuk sembuh karena rambut yang terus menggosok. Ulkus

menyebabkan pembuluh darah untuk tumbuh di kornea normal jelas, dan ini dapat
menyebabkan jaringan parut, yang mengganggu penglihatan.
Keluhan yang sering timbul adalah rasa tidak nyaman seperti adanya sensasi benda
asing, mata berair, mata merah, gatal, mata kabur dan fotofobia . Entropion kronis dapat
menyebabkan sensitifitas terhadap cahaya dan angin, dapat menyebabkan infeksi mata, abrasi
kornea atau ulkus kornea.
Dari pemeriksaan fisik akan tampak berupa :
1. Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma.
2. Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi.
3. Kelemahan kelopak mata (involusional entropion).
4. Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik entropion).
5. Pertumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital entropion).

1.5. Diagnosis
Sebagian besar pasien dengan entropion bermasalah dengan air mata yang terus
mengalir, iritasi, terasa ada benda asing di dalam mata dan mata merah yang persisten.
Dengan menggunakan slitlamp kadang-kadang dapat mengidentifikasi lipatan pinggir kelopak
mata, kelemahan kelopak yang horizontal, melingkarnya perseptal orbikularis, enophtalmus,
injeksi konjungtiva, trikiasis, dan entropion yang memanjang, keratitis punctata superfisial
yang dapat menjadi ulkus dan formasi panus. Pasien dengan entropion sikatrik mungkin
terdapat keratinisasi pada tepi kelopak mata dan simblefaron.
Pemeriksaan fisik pada kelopak mata meliputi test snapback yaitu dengan cara
menarik kelopak mata dengan hati-hati ke arah luar lalu dilihat apakah kelopak mata dapat

kembali ke posisi semula, dan biasanya tes ini tidak menimbulkan rasa sakit. Dari tes ini dapat
dilihat kelemahan pada tonus kelopak mata yang horizontal. Pada pinggir kelopak mata bawah
selalu ditemukan kelengkungan ke arah limbus setelah entropion terbentuk. Forniks inferior
tidak selalu kelihatan dalam dan kelopak mata mungkin dapay mudah dikeluarkan. Tanda
klinis lainnya meliputi gambaran garis putih dalam ukuran milimeter di bawah tarsal inferior
akibat dari pergeseran dari retraktor kelopak mata dan pergerakan yang sedikit atau tidak ada
sama seklai dari kelopak bawah saat melihat ke bawah. Pindahnya bagian superior dari
orbikularis superior dapat dideteksi dengan melakukan observasi yaitu menutup mata yang
memerah setelah kelipak entropion kembali normal (tes kelengkungan orbikularis).

1.6. Diagnosis Banding


1. Retraksi kelopak mata (penyakit Grave).
Tarikan dari kelopak mata bawah dan atas menimbulkan bulu mata dan kulit kelopak
melipat ke dalam menyerupai entropion.
2. Distikiasis
Bersifat kongenital, terdapat kelainan yang menekan temapat keluarnya saluran
Meibom.
3. Trikiasis
Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga timbul reaksi radang
yang kedua dan terbentuk jaringan parut
4. Dermatokalasis

Suatu keadaan degeneratif, timbul lebih awal, dan menunjukkan gambaran yang
longgar dengan penonjolan dan kulit kelopak yang banyak. Perubahan arah bulu mata
pada kelopak atas menyerupai entropion
5. Epiblefaron
Kelainan kongenital yang tampak berupa pelipatan kulit kelopak dan ketegangan otot
horizontal yang menyilang ke pinggir kelopak menyebabkan bulu mata masuk ke
dalam. Orientasi dari tarsal plate normal selalu asimptomatik dan berkaitan dengan
pertambahan umur.

1.7. Pengobatan
Terapi nonfarmakologis dengan menarik kulit palpebra ke arah pipi sehingga menjauh
dari bola mata dapat mengurangi gejala sementara terutama untuk involusi atau spastik
entropion. Pencukuran bulu mata bisa dilakukan di tempat lokasi trichiasis. Terapi kontak
lensa (hidrogel, hidrogel silikon, yang memiliki diameter lebih besar dari kornea atau sklera)
untuk melindungi kornea.
Pengobatan entropion terbaik adalah operasi plastik atau suatu tindakan tarsotomi pada
entropion akibat trakoma. Pembedahan untuk memutar keluar kelopak mata efektif pada
semua jenis entropion. Sebuah tindakan sementara yang bermanfaat pada entropion
evolusional adalah dengan menarik kelopak mata bawah dan menempelkannya dengan tape
ke pipi; tegangannya mengarah ke temporal dan inferior . Operasi entropion transkonjungtiva
merupakan prosedur yang aman dan lebih efisien pada entropion involusi
Pemilihan prosedur pembedahan tergantung pada penyebab yang mendasari.
Intervensi bedah diindikasikan jika salah satu dari berikut muncul persisten: iritasi okular

berulang, konjungtivitis bakteri, refleks hipersekresi air mata, superfisial keratopathy, risiko
ulserasi dan keratitis mikroba.
Beberapa tindakan operasi yang dapat dilakukan
1. Entropion kongenital.
Entropion kongenital dapat diperbaiki dengan pemasangan kembali fasia kapsulopalpebra.
Prosedur ini akan diuraikan pada bagian entropion involusional, dan dilakukan untuk
mengencangkan kelopak mata anak-anak yang horizontal secara tidak serentak. Perbaikan
epiblefaron diperlukan jika ada bukti keratopati atau jika gejalanya simptomatik.
2. Entropion akut spastik
Suntikan toksin botulinum selalu efektif untuk paralisi orbikularis. Efek toksin botulinum
bertahan hanya sekitar 3 bulan, tetapi entropion tidak akan terulang walaupun efeknya
menghilang.
3. Entropion involusional.
a. Perbaikan fasia kapsulopalpebra
Metode perbaikan entropion ini berdasarkan jenis dan tingkatan masalah. Salah satu
perbaikan fasia kapsulopalpebra dapat menggunakan teknik inferior refraktorplication.
Setelah anestesi lokal, suatu goresan subsiliar dibuat 2 mm di bawah luka dari bawah
punctum menuju cabang cantal. Penutup kulit yang kecil disayat ke bawah di atas tarsus,
dan potongan otot orbikularis pretarsal disayat sampai batas tarsus. Septum orbita digores
dan dibuka, sehingga tepi fasia kapsulopalpebra yang tipis dapat terlihat. Dengan adanya
bantalan inferior orbita, yang kondisinya sama dengan keadaan kelopak mata bawah
terhadap levator, dapat ditutup dengan empat jahitan sesuai dengan struktur mata. Suatu
potongan tarsal yang mengarah ke samping menunjukkan kelemahan kelopk mata bawah

dan potongan tersebut sesuai dengan banyaknya ketegangan kelopak. Tiga jahitan dengan
silk 6.0 digunakan untuk menyambung kembali fasia kapsulopalpebra bawah dengan
perbatasan tarsal. Kelopak mata tidak harus selalu dikoreksi dan banyaknya jumlah fasia
kapsulopalpebral dapat dikonfirmasi dengan melakukan follow up pasien. Kulit muka
yang ditutup dengan jahitan 6.0 biasa, dan jumlah tepi fasia kapsulopalpebral harus
disatukan dengan tiga jahitan pusat untuk mencegahnya otot orbikularis.

Gambar 4. Operasi dengan perbaikan faisa kapsulopalpebra dengan teknik inferior


refraktorplication

Gambar 5. Koreksi entropion involusional dengan teknik Horizontal ShorteningModified Brick.


b. Jahitan quickert.
Jika pasien yang menderita involusional entropion dan tidak mampu maka teknik quickert,
atau tiga jahitan, dapat digunakan. Kelemahannya tingkat kekambuhan dengan teknik ini
sangatlah tinggi. Jahitan tiga double-kromik 5-0 ditempatkan horizontal 3 mm melebar ke
lateral, tengah, dan medial kelopak mata bawah. Jahitan melewati forniks sampai batas di
bawah perbatasan inferior tarsal lalu keluar sampai kulit. Masing-masing jahitan
ditegangkan untuk koreksi. Berikut gambar jahitan dengan metode 3 jahitan.

Gambar 6. Teknik 3 jahitan pada lateral, tengah dan medial kelopak mata.

4. Entropion sikatrik.
Prosedur Weis. Jika entropionnya asli sikatrik, blefarotomi dan rotasi merginal (prosedur
Weis) efektif untuk memperbaiki kelopak mata atas atau bawah. Anestesi lokal diberikan
pada kelopak mata dan insisi horizontal dibuat 4 mm dari kelopak sampai kulit dan
orbikularis. Dibuat atap marginal yang berada 2-4 mm dari garis tepi kelopak mata.
Kelopak kemudian diangkat, dan dalam hitungan detik dibuat insisi sampai konjungtiva
dan tarsus. Gunting Westcott atau Tenotomi digunakan untuk memperluas blefarotomi ke
medial dan lateral melewati tarsus. Lalu dijahit tiga double-armed dengan silk 6-0 sampai
tarsus, ke atas tarsus yang kemudian keluar melalui kulit dekat bulu mata. Jahitan diikat di
atas kapas untuk melindungi pemasangan kawat. Lalu dkoreksi untuk pastinya. Kulit
yang diinsisi ditutup dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan dan kasa penutup harus diangkat
10-14 hari.

Gambar 7. Prosedur Weiss.


Jika sikatrik entropion masih mengganggu, atau prosedur yang dilakukan gagal, lamellar
posterior tambahan akan sangat membantu. Suatu cangkokan mungkin ditempatkan antara
konjungtiva/retraktor kelopak bawah dan perbatasan inferior tarsal. Berbagai material
cangkok yang tersedia meliputi tulang rawan telinga, langit-langit keras, dan selaput
lendir. Terbentuknya jaringan parut, dan defek produksi lamellar posterior, bahan cangkok
diletakkan dengan jahitan yang bisa diserap dan kelopak akan dapat disembuhkan dengan
jahitan yang direnggangkan. Lamellar posterior tersebut menyebabkan kelopak mungkin
tidak dapat menarik kembali saat melihat ke bawah.

Gambar 8. Posterior lamella grafting.

1. Konjungtivitis
Peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang transparan pada mata
dan garis pada kelopaknya. Entropion dapat menyebabkan konjungtiva menjadi merah
dan meradang, dan menimbulkan infeksi.
2. Keratitis
Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi kelopak ke
kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut akan terbentuk dan
dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
3. Ulkus kornea
Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya disebabkan oleh
keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt menyebabkan kehilangan penglihatan.
Sangat penting utnuk segera berobat ke dokter jika mata menjadi maerah, mata terasa
sakit atau seperti ada yang mengganjal di dalam mata.
4. Komplikasi bedah termasuk perdarahan, hematoma, infeksi, rasa sakit, dan posisi
tarsal yang buruk.

1.8. Prognosis
Entropion pada umumnya memiliki prognosis yang baik. Keefektifan pengobatan
entropion tergantung pada penyebab utama dan tingkat keparahan penyakitnya.

II. KERATOPATI BULOSA


2.1. Definisi
Keratopati Bulosa adalah pembengkakan kornea yang paling sering terjadi pada usia
lanjut.Ada2macamkeratopatibulosa:
-

KeratopatiBulosaAfakik:jikalensaalamitelahdiangkatdantidakdigantidengan

lensabuatan
Keratopati Bulos Pseudofakik: jika lensa alami telah diganti oleh lensa buatan.


KeratopatiBulosaPseudofakik

KeratopatiBulosaAfakik

2.2.Etiologi
Kesehatan kornea berhubungan erat dengan jumlah sel endotelial. Sel endotelial
adalahselselyangterletakdikorneabagianbelakangdanberfungsimemompacairandari
kornea sehinggakornea relatiftetapkeringdanbersih.Sejalan denganbertambahnya usia,
terjadipengikisanselselendotelyangterjadisecarabertahap.Kecepatanhilangnyaselendotel

iniberbedapadasetiaporang.Setiappembedahanmata(termasukoperasikatarakdenganatau
tanpapencangkokanlensabuatan),bisamenyebabkanberkurangnyajumlahselendotel.Jika
cukup banyak sel endotel yang hilang, maka kornea bisa membengkak.Peradangan
intraokuler (uveitis) dan trauma pada mata juga bisa menyebabkanhilangnya sel endotel
sehinggameningkatkanresikoterjadinyakeratopatibulosa.
2.3.GejalaKlinik
Penglihatanpenderitamenjadikabur,yangpalingburukdirasakanpadapagiharitetapi
akanmembaikpadasianghari.Ketikatidurkeduamataterpejamsehinggacairantertimbundi
bawahkelopakmatadankorneamenjadilebihbasah.Jikamatadibuka,cairanberlebihanini
akanmenguapbersamaandenganairmata.Padastadiumlanjutakanterbentuklepuhanberisi
cairan(bula)padapermukaankornea.Jikabulainipecah,akantimbulnyeriyanghebatdanhal
inimeningkatkanresikoterjadinyainfeksikornea(ulserasi).
2.4.Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
Denganslit lamp bisa diketahui adanya lepuhan, pembengkakan dan pembuluh darah di
dalamstroma.Untukmenghitungjumlahselendotelbisadilakukanpemeriksaanmikroskopi
spekuler.
2.5.Pengobatan
Tujuanpengobatanadalahmengurangipembengkakankornea.Karenaituditeteskan
larutan garam (natrium klorida5%) untuk membantu menarik cairan dari kornea.

Jikatekanandidalammatameningkat,diberikanobatglaukomauntukmengurangitekanan
yangjugaberfungsimeminimalkanpembengkakankornea.
Jika bula pecah, diberikan obat anti peradangan, larutan natrium klorida 5%,
salep/tetesmataantibiotik,zatpelebarpupildanlensakontakyangdiperban;gunamembantu
penyembuhan

permukaan

mata

dan

mengurangi

nyeri.

Jika penyakitnya berat dan tidak dapat diatasi dengan tindakan di atas, mungkin perlu
dipertimbangkanuntukmenjalanipencangkokankornea.

BAB III
PEMBAHASAN

1. Mengapa pada pasien ini di diagnosa sebagai pasien Entropion Sikatrik OD&
Keratopati OD ?
Anamnesis :
Pasien laik-laki berusia 76 tahun datang dengan keluhan bulu mata pada kelopak kanan atas
masuk kedalam mata. Disertai dengan rasa gatal, perih dan mata menjadi merah. Disertai
dengan mata sering berair. Pasien merasakan bahwa kelopak mata atas sulit untuk diangkat
saat membuka mata. Peglihatan pasien semakin lama semakin menurun sejak 2 tahun yang
lalu.
Status Oftalmologis :

Oculus Dexter

Oculus Sinister

1/ tak terhingga dengan


proyeksi sinar baik
Hiperemis (+), entropion
(+)
Tumbuh

teratur

VISUS

3/60

PALPEBRA SUPERIOR

Tenang

Cilia
madarosis (-), Trikiasis (+)
Hiperemis, Injeksi Siliar KONJUNGTIVA
(+)

TARSALIS SUPERIOR

Tenang
Tenang

Hiperemis, Injeksi Siliar KONJUNGTIVA BULBI

Tenang

(+)
Edema (+), Sikatrikal (+)

Tenang

KORNEA

2. Bagaimanakah penatalaksanaan pasien ini?


Untuk penatalaksanaan pada pasien ini diberikan:
a. Medikamentosa
-

C-Mycos 3 x OD
Komposisi: Tiap ml mengandung hydrocortisone acetate 0,5% dan chloramphenicol
0,2 %.
-

Indikasi

Digunakan untuk mengobati konjungtivitis yang tidak disertai nanah, inflmasi segmen
anterior yang disertai infeksi termasuk akibat pembedahan
Cara pakai: oleskan salep pada mata 3-4 kali sehari atau sesuai petunjuk dokter.
-

Cendo Lyteers 6 x OD
Komposisi : Ion Natrium dan Kalium dengan Benzalkonium Cl
Indikasi: sebagai emolien/ pelembut dan pengganti air mata .
Cara Pakai: teteskan 1 atau 2 tetes pada masing-masing mata, 3-4 kali sehari atau
sesuai kebutuhan.
-

Blefaroplasty OD

Merupakan prosedur bedah yang dilakukan pada kelopak mata untuk memperbaiki
penampilan kelopak mata. Prinsip operasi meliputi pengurangan dan reposisi jaringan
lemak dibalik kulit kelopak mata, menarik otot jaringan bawah kulit dan membuang
kelebihan kulit.
b. Non-medikamentosa
-

Hindari mengucak mata yang sakit

Menjaga kebersihan mata yang sakit dengan membersihkan cairan/sekret yang


keluar menggunakan tisu/sapu tangan yang bersih

Perhatikan kebersihan sekitar mata

Rawat luka post blefaroplasty

3. Bagaimana prognosis pada pasien ini?


Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad Vitam adalah ad bonam karena pada pasien tidak ditemukannya penyakit mata
lain maupun penyakit sistemik yang menyertai keluhan pasien dan pasien masih dapat
melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad functionam adalah dubia ad malam karena keratopati mengakibatkan penurunan
penglihatan yang disebabkan oleh karena deposisi sekitar visual axis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
2. Anonymous. Entropion-eyelids that turn it. American asociaty of Ophthalmic and
Reconstruction of Surger7, 2005.
3. Anonymous. Eye anatomy (online) available at www.medicinestuffs.blogspot.com
4. Anonymous. Entropion. Crescent Veterinary Clinic, tanpa tahun.
5. Prabowo
D.
Entropion.
Healt
Care,
2011.
http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/05/entropion.html

(online)

Availabe

at

6. Altieri A, Lester M, Harman F et al. Comparison of three techniques for repair of


involutional lower lid entropion: a three year follow up study. Ophthalmologica 2003;
217: 265-272
7. Sullivan JH. Palpebra dan apparatus lakrimalis. Dalam: Vaughan D, Asbury T.
Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Alih bahasa: Ilyas S. Edisi 14. Jakarta,
Widya Medika: 2000
8. Camara JG, Nguyen LT, Sangalang-Chuidian M et al. Involutional lateral entropion of
the upper eyelids. Arch. Ophthalmol 2002; 120: 1682-4
9. Sodhi PK, Yadava U, Pandey RM, Mehta DK. Modified grey line split with anterior
lamellar repositioning for treatment of cicatricial lid entropion. Ophthalmic surgery
lasers 2002; 33: 169-74
10. Mandal AK, Honavar SG, Gothwal VK. The association of unilateral congenital
glaucoma and congenital lower lid entropion: causal or casual? Ophthalmic surg
lasers 2001; 32: 149-51

11. Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of single-suture inferior retractor repair for
involutional entropion. Ophthalmologica 2006; 220: 327-31.
12. Boboridis K, Bunce C. Interventions for involutional lower lid entropion. Cochrane
Batabase for Systematic Review, 2002.
13. Woo KI, Yi K, Kim YD. Surgical correction for lower lid epiblepharon in Asians. Br J
Ophthalmol 2000;84:14071410.
14. Shorr N et al. Three-suture technique addresses involutional entropion in the office.
Ocular Surgery News, 2004

Вам также может понравиться

  • CR Anes
    CR Anes
    Документ30 страниц
    CR Anes
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Case Report FX
    Case Report FX
    Документ30 страниц
    Case Report FX
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Ref Ferat Neuro
    Ref Ferat Neuro
    Документ13 страниц
    Ref Ferat Neuro
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Kuesioner PH Ispa
    Kuesioner PH Ispa
    Документ2 страницы
    Kuesioner PH Ispa
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Referat Hendri DR Ridwan
    Referat Hendri DR Ridwan
    Документ23 страницы
    Referat Hendri DR Ridwan
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Laringitis Akut
    Laringitis Akut
    Документ29 страниц
    Laringitis Akut
    Bahrun
    Оценок пока нет
  • Case Report FX
    Case Report FX
    Документ30 страниц
    Case Report FX
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • CR Hemoroid Eko
    CR Hemoroid Eko
    Документ24 страницы
    CR Hemoroid Eko
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Refrat (Demam Berdarah Dengue)
    Refrat (Demam Berdarah Dengue)
    Документ33 страницы
    Refrat (Demam Berdarah Dengue)
    nurul_fatma
    100% (3)
  • Nama Nama Istri Ir
    Nama Nama Istri Ir
    Документ2 страницы
    Nama Nama Istri Ir
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Kriteria Jackson Pada Obstruksi Saluran Nafas Atas
    Kriteria Jackson Pada Obstruksi Saluran Nafas Atas
    Документ1 страница
    Kriteria Jackson Pada Obstruksi Saluran Nafas Atas
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Case Report Interna
    Case Report Interna
    Документ59 страниц
    Case Report Interna
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Nama Nama Istri Nabi Muhammad Saw
    Nama Nama Istri Nabi Muhammad Saw
    Документ5 страниц
    Nama Nama Istri Nabi Muhammad Saw
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Mioma Uteri
    Mioma Uteri
    Документ22 страницы
    Mioma Uteri
    awansunset
    Оценок пока нет
  • Identifikasi Kasus
    Identifikasi Kasus
    Документ9 страниц
    Identifikasi Kasus
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Case Ortho
    Case Ortho
    Документ4 страницы
    Case Ortho
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Case Report Ny. Ade Alis
    Case Report Ny. Ade Alis
    Документ29 страниц
    Case Report Ny. Ade Alis
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Referat Obsgyn
    Referat Obsgyn
    Документ31 страница
    Referat Obsgyn
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Mioma Uteri
    Mioma Uteri
    Документ22 страницы
    Mioma Uteri
    awansunset
    Оценок пока нет
  • Case Report Dok Ridwan Fix
    Case Report Dok Ridwan Fix
    Документ68 страниц
    Case Report Dok Ridwan Fix
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Referat Zika - Pinda
    Referat Zika - Pinda
    Документ22 страницы
    Referat Zika - Pinda
    Tetsuya Pinda Ogawa
    Оценок пока нет
  • Case Report Interna
    Case Report Interna
    Документ59 страниц
    Case Report Interna
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Identifikasi Kasus
    Identifikasi Kasus
    Документ9 страниц
    Identifikasi Kasus
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Referat Zika - Pinda
    Referat Zika - Pinda
    Документ22 страницы
    Referat Zika - Pinda
    Tetsuya Pinda Ogawa
    Оценок пока нет
  • Refrat (Demam Berdarah Dengue)
    Refrat (Demam Berdarah Dengue)
    Документ33 страницы
    Refrat (Demam Berdarah Dengue)
    nurul_fatma
    100% (3)
  • Refrat Ipd
    Refrat Ipd
    Документ8 страниц
    Refrat Ipd
    Eko Prastia Aswari
    Оценок пока нет
  • Mioma Uteri
    Mioma Uteri
    Документ22 страницы
    Mioma Uteri
    awansunset
    Оценок пока нет
  • Mioma Uteri
    Mioma Uteri
    Документ22 страницы
    Mioma Uteri
    awansunset
    Оценок пока нет
  • Refrat Hepatitis B
    Refrat Hepatitis B
    Документ29 страниц
    Refrat Hepatitis B
    eko prastia
    Оценок пока нет