Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRAK
JAKA AHMAD JULARTA. Pengembangan Sistem Informasi Geografis
Konservasi Fauna Kabupaten Garut. Dibimbing oleh YANI NURHADRYANI.
Sistem informasi geografis digunakan oleh Balai Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy sebagai sarana pelayanan publik.
Salah satu wilayah cakupan BPDAS Cimanuk-Citanduy adalah kabupaten Garut
yang memiliki luas wilayah hutan sebesar 35%, oleh karena itu perlu adanya
managemen lahan sebagai area konservasi sesuai dengan jumlah fauna dilindungi
untuk kelangsungan ekosistem hutan kabupaten Garut. Area konservasi ini perlu
publikasikan dengan menggunakan media online agar semua kalangan dapat
dengan mudah memperoleh informasi tersebut dan sebagai media promosi daerah
Garut untuk penggunaan lahan yang lebih tepat guna. Sistem online yang
dikembangkan yaitu berbasis web dengan metode pengembangan yang
dikeluarkan oleh Department of Geography University at Buffalo tahun 2004.
Sistem yang terbentuk berupa peta dinamis dan interaktif dengan menggunakan
Mapserver dan framework Pmapper. Peta yang ditampilkan dalam sistem yaitu
informasi wilayah administrasi kecamatan, wilayah habitat, wilayah tingkat
prioritas, informasi jalan, dan wilayah konservasi fauna.
Kata kunci : Garut, sistem informasi geografis, konservasi, Pmapper
ABSTRACT
JAKA AHMAD JULIARTA. Development of Geographic Information System
Fauna Conservation in District Garut. Supervised by YANI NURHADRYANI.
Geographic information systems are used by Balai Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy as a tools to improve public service.
One of the region BPDAS Cimanuk-Citanduy is Garut district which has an area
of forest by 35%, therefore the need for land management as a conservation area
which suitable with the count of fauna for the survival of the forest ecosystem in
Garut district. This conservation area needs to be socialized by using online media
so that all people can access and easily obtain the information and also as a media
campaign of Garut district for effective land use. This online system developed as
a web-based using development methods issued by the Department of Geography
University at Buffalo in 2004. This systems a dynamic and interactive maps using
Mapserver and Pmapper framework. The maps displayed in the system is the
information of district administration, habitat, region priority level, road
information, and fauna conservation area.
Keywords : Garut, geographic information system, conservation, Pmapper
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2012 ini ialah
Pengembangan Sistem Informasi Geografis Konservasi Fauna Kabupaten Garut.
Banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik bersifat materi maupun moral
kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh sebab itu, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1
Ibu Dr Yani Nurhadriani, SSi MT selaku pembimbing yang telah banyak
memberi pengarahan, saran, dan motivasi dalam penyelesaian tugas akhir.
2
Kedua orang tua Bapak Kuswadi, BscF dan Ibu Eem Suhaemi, Delonix
Regia, Usep Nurhidayat dan Retno Kusumaningrum yang senantiasa
mendoakan, mendukung serta memberikan motivasi dan kesabarannya
dalam mengingatkan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.
3
Bapak Hari Agung Adrianto, SKom MSi dan Ibu Dr Imas Sukaesih
Sitanggang, SSi MKom selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik
dan saran yang membangun.
4
Seluruh staf pengajar Ilmu Komputer IPB atas ilmu dan bimbingan selama
penulis berkuliah di almamater ini.
5
Teman-teman seperjuangan di tingkat akhir Hutomo, Rian, Tenri, Roni,
Asrori, Ryan atas saran serta dukungan selama ini.
6
Seluruh ilkomerz45 atas saran, semangat, dan motivasi kepada penulis
selama ini.
Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Jazakumullah
khairan. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Perancangan Konseptual
10
10
11
Pembangunan Database
12
16
Pengembangan Sistem
18
Pengujian Sistem
20
20
21
Simpulan
21
Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
23
RIWAYAT HIDUP
31
DAFTAR TABEL
1 Basis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut
2 Lokasi kecamatan dan jumlah fauna yang dilindungi (BPLH dan LIPI
2007)
3 Kriteria berdasarkan jumlah fauna yang dilindungi
4 Kriteria penggunaan lahan untuk habitat fauna
11
12
13
14
DAFTAR GAMBAR
1 Metoda penelitian Department of Geography University at Buffalo
2004)
2 Tahapan perancangan peta konservasi fauna (Gordon 2009)
3 Diagram Konteks (DFD level 0) SIG Konservasi Fauna
4 Peta penyebaran fauna kabupaten Garut
5 Peta tingkat prioritas berdasarkan penyebaran fauna kabupaten Garut
6 Peta habitat fauna di kabupaten Garut
7 Peta daerah konservasi fauna di kabupaten Garut
8 Arsitektur sistem dengan Three Tier Architecture (Microsoft Developer
Network 2014)
9 Antarmuka halaman utama
10 Antarmuka halaman peta
11 Struktur umum mapfile (Prahasta 2007)
12 Pendefinisian objek layer yang terintegrasi basis data
13 Halaman peta SIG konservasi fauna kabupaten Garut
4
8
9
13
14
15
15
17
18
18
19
19
21
DAFTAR LAMPIRAN
1 Deskripsi proses dalam SIG konservasi fauna kabupaten Garut
2 DFD level 1 dan level 2 sistem informasi geografis konservasi fauna
kabupaten Garut
3 Survei Perangkat Keras
4 Diagram keterhubungan antartabel SIG Konservasi Fauna Kabupaten
Garut
5 Desain physical basis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut
6 Diagram hierarki Sistem
7 Diagram hierarki antarmuka peta
8 Hasil Pengujian Black-box
23
24
26
26
27
28
28
28
PENDAHULUAN
Di era global saat ini teknologi informasi sangat diperlukan untuk
mendapatkan informasi dengan lebih cepat dan akurat sehingga proses bisnis yang
terjadi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sistem informasi akan
mendominasi kegiatan suatu pemerintahan agar setiap instansi pemerintahan yang
terkait dapat saling terintegrasi dengan baik dan proses ekstraksi informasi
menjadi lebih transparan. Hal ini mendorong suatu instansi pemerintah untuk
mampu menyediakan layanan dalam bentuk elektronis. Salah satu sistem
informasi yang banyak digunakan di instansi pemerintah bidang pertanian adalah
Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG ini merupakan salah satu jenis sistem
informasi yang menangani data spasial/komponen geografis (Yongling &
Jungsong 2007).
Latar Belakang
SIG digunakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS)
Cimanuk-Citanduy yang merupakan perangkat pemerintah bergerak di bidang
pertanian khususnya kehutanan dibawah Kementerian Kehutanan Republik
Indonesia. BPDAS Cimanuk-Citanduy ini bertugas untuk menangani Proyek
Perencanaan Pembinaan Reboisasi Penghijauan Daerah Aliran Sungai (P3RP
DAS) disekitar sungai Cimanuk-Citanduy. Salah satu tugas lainnya adalah
melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi tata air, penggunaan lahan,
sosial ekonomi, kelembagaan dan pengelolaan sistem informasi daerah aliran
sungai (BPDAS Cimanuk-Citanduy 2010).
BPDAS di Indonesia tercatat ada 36 instansi yang tersebar dari ujung barat
sampai ujung timur Indonesia. Menangani wilayah yang dilalui setiap sungai yang
ada di daerahnya. Menurut hasil survei Kementerian Kehutanan pada tahun 2012
tercatat hanya delapan website BPDAS yang aktif dalam pelayanan informasi
DAS dan hanya tiga BPDAS yang telah menggunakan sistem informasi geografis
perpetaan secara online. BPDAS Cimanuk-Citanduy itu sendiri memliki website
untuk pelayanan informasi DAS namun belum memiliki pelayanan peta secara
online.
Pelayanan informasi geografis yang dilakukan BPDAS Cimanuk-Citanduy
salah satunya yaitu hasil pengolahan data spasial berupa peta digital ataupun cetak.
Informasi ini diperlukan oleh instansi seperti Departemen Kehutanan, Departemen
Pertanian, dan pemerintahan daerah yang dipakai untuk pengolahan data spasial,
selain itu digunakan juga oleh akademisi sebagai sumber penelitian, juga
digunakan oleh instansi internal itu sendiri. Informasi ini dapat diperoleh dengan
langsung mendatangi instansi tersebut, cara ini kurang efektif karena
membutuhkan waktu dan biaya. Penyajian informasi dalam bentuk website dinilai
dapat meningkatkan pelayanan karena menghemat biaya dan waktu, hal ini
merupakan langkah awal yang harus dimulai untuk memberikan komitmen
peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan melalui media elektronik
(seperti internet) merupakan salah satu bentuk peningkatan pelayanan sehingga
akan tercipta suatu pemerintahan yang terintegrasi (Evans & David 2007).
2
Wilayah kerja BPDAS Cimanuk-Citanduy ini mencakupi wilayah Priangan
Timur, salah satunya Kabupaten Garut yang memiliki luas hutan sekitar 35% dari
total wilayah Kabupaten Garut menurut dinas kehutanan Garut. Dalam kondisi
hutan yang sekarang khususnya di Kabupaten Garut, keberlanjutan merupakan
suatu hal yang sedang diperhatikan oleh masyarakat global, baik dalam hal energi,
pangan, teknologi, dsb. Intinya semua hal tersebut dikaitkan dengan dampak
terhadap lingkungan dan kelestarian lingkungan tersebut baik hayati maupun non
hayati. Menurut Gordon et al. 2009, salah satu krisis keanekaragaman fauna dunia
telah terjadi akibat perubahan tata guna lahan yang dihasilkan dari aktivitas
manusia sehingga lahan yang tersedia kurang tepat guna dan mengganggu
ekosistem. Hal ini terutama terjadi di daerah yang tingkat fragmentasi habitatnya
tinggi dan tingkat modifikasi lahan yang besar sehingga habitat sekitar pada
umumnya tidak cocok untuk banyak fauna. Hal ini menjadi lebih penting lagi
apabila spesies endemik, terancam dan dilindungi ternyata memiliki habitat di
kawasan konservasi yang dijadikan daerah pengembangan dan pertumbuhan
populasi penduduk.
Untuk menyikapi hal tersebut maka perlu adanya analisis perencanaan
penggunaan lahan sebagai wilayah konservasi berdasarkan jumlah fauna yang
dilindungi di setiap daerah kabupaten Garut dengan hasil berupa peta konservasi
fauna yang diharapkan menjadi suatu landasan tata guna lahan yang tepat guna
(Gordon et al. 2009). Penelitian ini membahas mengenai perencanaan konservasi
wilayah kabupaten Garut yang terintegrasi antara aspek konservasi dan
keanekaragaman fauna dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG)
berbasis web yang dinamis dengan menggunakan Mapserver dan Pmapper. Untuk
membangun suatu SIG yang terintegrasi antara kesesuaian perangkat keras dan
perangkat lunak diperlukan metode pengembangan khusus yaitu yang dikeluarkan
oleh Department of Geography University at Buffalo tahun 2004. Aplikasi SIG
berbasis web ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan informasi berupa peta
konservasi fauna yang dinamis dan interaktif, juga dapat dimanfaatkan secara luas
di berbagai bidang khususnya di bidang kehutanan sebagai alat bantu dalam
melakukan analisa, pengambilan keputusan, dan media informasi promosi wilayah
Garut tanpa mengganggu ekosistem hutan yang di dalamnya terdapat fauna
dilindungi. Analisis ini diharapkan dapat membantu bagi penentu kebijakan dalam
menentukan langkah konservasi fauna, sehingga pada akhirnya akan
mempertahankan hutan area konservasi sebagai habitat fauna dan terjalin
hubungan yang sejalan dengan perkembangan pembangunan.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1 Bagaimana proses analisis rekomendasi konservasi fauna di kabupaten Garut.
2 Bagaimana proses pembuatan peta konservasi fauna.
3 Bagaimana pengembangan sistem informasi geografis konservasi fauna berupa
peta berbasis web.
3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem informasi geografis
berbasis web berupa peta konservasi fauna kabupaten Garut untuk mempermudah
pelayanan informasi peta dan sebagai media promosi pengembangan wilayah
Garut yang tepat guna lahan.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan suatu informasi wilayah
konservasi kabupaten Garut berupa peta berbasis web yang dinamis dan interaktif.
Pengguna dapat dengan mudah memperoleh data spasial konservasi fauna untuk
kepentingan pengembangan wilayah Garut yang sesuai wilayah konservasi.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa tahapan.
Tahapan-tahapannya mengacu pada GIS Development Guide yang dikeluarkan
oleh Department of Geography University at Buffalo (2004), namun telah
disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan.
Penyesuaian yang dilakukan pada tahapan implementasi yang terdiri dari
tiga tahap, yaitu perancangan antarmuka, pengembangan, dan pengujian. Ketiga
tahap ini dilakukan secara berulang sampai didapatkan sistem yang diharapkan.
Perulangan ini selesai jika tahap pengujian sistem telah sesuai (Gambar 1).
5
Perancangan Konseptual
Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan
desain proses dari sistem. Perancangan database mengidentifikasikan data yang
dibutuhkan. Desain proses dibuat berdasarkan kebutuhan fungsional dan
kebutuhan data. Aliran informasi dan data yang terjadi diilustrasikan dalam
diagram konteks.
6
Pembangunan Database
Dalam tahapan ini membuat suatu database spasial dan mulai memasukkan
tipe data hasil dari pengolahan yang telah diperoleh pada tahapan sebelumnya ke
dalam database. Tipe data ini berupa tipe data spasial dan data atribut.
Pengembangan Sistem
Perangkat dan teknologi diaplikasikan untuk membangun aplikasi web yang
telah dirancang. Pengembangan sistem ini dilakukan dengan konfigurasi layer
pada mapfile.
Pengujian Sistem
Pengujian terhadap sistem dilakukan dengan menggunakan metode blackbox. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan masukan tertentu untuk
memeriksa apakah keluaran yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Yang
melakukan uji terhadap sistem ini adalah pihak instansi yang akan memelihara
web GIS ini.
7
adanya web GIS ini diharapkan dapat menciptakan suatu pelayanan yang efektif
dan efisien di wilayah kerja BPDAS Cimanuk-Citanduy khususnya daerah Garut.
Spesifikasi pengguna sistem ini dibagi menjadi dua kategori yaitu admin dan
pengguna. Penggolongan ini dilakukan berdasarkan tanggung jawab dan hak
akses yang dimiliki masing-masing pengguna sistem.
Perbedaan antara admin dan pengguna terletak pada hak akses terhadap data
sistem. Admin memiliki wewenang untuk memanipulasi data sementara pengguna
terbatas hanya dapat melihat informasi peta dan informasi mengenai konservasi
yang disajikan sistem.
Spesifikasi pengguna diantaranya, masyarakat umum yang ingin mengetahui
informasi wilayah konservasi fauna kabutapen Garut, pengguna di lingkungan
cakupan instansi yang membutuhkan data spasial baik untuk kepentingan pribadi
atau untuk instansinya, pengguna di lingkungan pendidikan seperti mahasiswa
yang membutuhkan data peta untuk penelitian, dan instansi-instansi terkait yang
membutuhkan data peta seperti Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan,
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, pemerintahan daerah Garut, dan pihak
lain yang membutuhkan data spasial konservasi fauna.
Adapun kebutuhan fungsional perangkat lunak yang dikembangkan memiliki
fungsi-fungsi umum sebagai berikut:
1 Menyajikan informasi tentang gambaran umum pentingnya konservasi
fauna dan sekilas tentang kabupaten Garut.
2 Menyediakan fasilitas unduh peta bagi user.
3 Pengelolaan basis data yang hanya dapat dilakukan oleh admin.
Fungsi-fungsi operasi peta yang dimiliki sistem ini :
1 Menampilkan peta wilayah kabupaten Garut sebagai wilayah cakupan
BPDAS Cimanuk-Citanduy, hasil analisis dari peta administrasi
kabupaten Garut, peta penggunaan lahan kabupaten Garut, peta jalan
kabupaten Garut, dan peta jumlah penduduk kabupaten Garut berupa peta
koservasi fauna.
2 Memilih layer aktif peta yang diinginkan pengguna.
3 Menampilkan menu legenda yang berisi simbol dan keterangan dari layer
yang ingin ditampilkan.
4 Perbesaran maksimum sesuai dengan besarnya frame.
5 Melakukan pergeseran posisi tampilan peta.
6 Melakukan pengukuran jarak dari satu titik ke titik yang lain dan
pengukuran luas poligon dalam peta.
7 Mempetbesar dan memperkecil ukuran peta.
8 Menampilkan menu navigasi, seperti zoom to full extent, back, next, zoom
in, zoom out, pan.
9 Melakukan proses searching lokasi berdasarkan daerah konservasi fauna.
10 Dapat melakukan konversi peta dalam bentuk JPEG, PNG, dan PDF.
11 Print preview peta dalam skala tertentu.
Deskripsi tentang proses masing-masing fungsi dapat dilihat pada Lampiran 1
(Deskripsi proses dalam SIG konservasi fauna kabupaten Garut).
8
Perancangan Konseptual
Perancangan konseptual meliputi perancangan konseptual database dan
desain proses dari sistem. Dalam perancangan konseptual database perlu
mengidentifikasi data yang dibutuhkan, dari hasil analisis sistem dapat
disimpulkan bahwa informasi data dan peta yang ingin ditampilkan terdiri atas:
1. Data spasial dan data atribut peta konservasi fauna hasil dari penambahan
data atribut berupa jumlah fauna dan klasifikasi berdasarkan jumlah fauna,
kemudian hasil dari overlay layer peta yang terdiri atas, peta administrasi
dengan atribut nama kecamatan di kabupaten Garut, peta penggunan
lahan dengan atribut keterangan lahan, peta kepadatan penduduk dan peta
jalan dengan atribut keterangan nama jalan. Tahapan overlay untuk
menentukan peta konservasi dapat dilihat pada Gambar 2.
2. Informasi singkat mengenai kabupaten Garut dan konservasi fauna
kabupaten Garut.
Desain proses dari sistem atau yang dikenal sebagai Data Flow Diagram
(DFD) sebagai pemodelan kebutuhan fungsional merepresentasikan proses aliran
data dalam sebuah sistem. Diagram konteks (DFD level 0) dikembangkan kembali
menjadi DFD level satu dan level dua yang dapat dilihat pada Lampiran 2.
Gambar umum sistem dapat dilihat pada diagram konteks (DFD level 0) pada
Gambar 3.
9
Navigasi peta
Data peta
Kueri pencarian
Admin
SIG
Konservasi
Fauna
Informasi peta
Informasi hasil pencarian
Navigasi peta
Kueri pencarian
Pengguna
Informasi hasil pencarian
10
Berdasarkan survei perangkat lunak maka perangkat keras dengan spesifikasi
minimum yang dapat digunakan dalam proses pengembangan sistem ini adalah :
Prosesor Intel 1 GHz.
RAM 1 GB.
Harddisk dengan kapasitas minimal 16 GB.
Direct X 9 graphic card 800600 display.
11
Kegunaan
Memberikan informasi wilayah konservasi sesuai
prioritas biodiversitas dan kepadatan penduduk
Login admin berupa username dan password
Buku tamu sistem
Identifikasi tabel yang memiliki atribut spasial
Referensi spasial dari kolom geometri
12
Perancangan Fisik Database
Perancangan fisik database dilakukan dengan tipe data dari tiap atribut dan
menyimpan data dalam bentuk yang dapat dengan mudah digunakan dalam sistem.
Oleh karena itu, data spasial dan atribut disimpan dalam database postgreSQL
dalam shapefile tiga format file yaitu *.shp, *.shx, .*dbf dengan ekstensi PostGIS.
Desain fisik berupa tabel tipe data dapat dilihat pada Lampiran 5.
Pembangunan Database
Proses pembangunan database terdiri atas pengumpulan data spasial,
pengolahan data, konversi data shapefile ke dalam bentuk PostGIS dan membuat
database baru dalam PostgreSQL.
Pengolahan Data pada Arcview
Data spasial yang diperoleh sudah dalam bentuk shapefile yang memiliki
beragam tipe data seperti point, line, dan polygon yang berformat *.shp, *.shx,
dan *.dbf. Selanjutnya data tersebut diolah sesuai dengan alur pada Gambar 2
untuk memperoleh peta konservasi fauna kabupaten Garut dengan menggunakan
teknik overlay. Teknik overlay, merupakan suatu cara menggabungkan dua atau
lebih shapefile yang berbeda tipe untuk menghasilkan satu shapefile yang
memiliki atribut berhubungan.
Pengolahan peta konservasi fauna kabupaten Garut berdasarkan Gordon et
al (2009) dalam jurnal yang berjudul Integrating conservation planning and
landuse planning in urban landscaps yaitu membuat zonasi sesuai jumlah fauna
pada suatu daerah dan zonasi tingkat prioritas konservasi kemudian
merekomendasikan wilayah konservasi dan pembangunan berdasarkan zonasi
tersebut dengan pendekatan sistem informasi geografis.
Langkah awal yang dilakukan yaitu menentukan daerah administrasi
kecamatan di kabupaten Garut yang menjadi area penyebaran fauna dengan
menambahkan atribut ada tidaknya fauna di kawasan kecamatan, sehingga peta
administrasi terbentuk menjadi kawasan penyebaran fauna dan bukan kawasan
penyebaran fauna. Lokasi kecamatan dan jumlah fauna yang dilindungi terdapat
pada Tabel 2 dan peta yang telah dibagi dua kawasan bisa dilihat di Gambar 4.
Tabel 2 Lokasi kecamatan dan jumlah fauna yang dilindungi (BPLH dan
LIPI 2007)
Lokasi
Jumlah
Kecamatan Wanaraja
61
Kecamatan Samarang
49
Kecamatan Caringin
40
Kecamatan Cisurupan
38
Kecamatan Cisewu
37
Kecamatan Cibalong
21
Kecamatan Mekarmukti
18
Kecamatan Tarogong Kaler
17
Kecamatan Bungbulang
10
13
Jumlah Fauna
<20
20-40
>40
14
Klasifikasi
Hutan Lahan Kering Primer, Hutan Lahan Kering
Sekunder, Hutan Mangrove Primer
Hutan Tanaman, Semak Belukar, Perkebunan
Sawah, Pemukiman, Tanah Terbuka, Pertanian
Lahan Kering, Pertanian Lahan Kering Campuran,
Pemukiman
15
16
yang terpisah-pisah.. Adapun non habitat adalah kawasan yang tidak
memungkinkan sebagai tempat hidup satwa liar. Kawasan ini dicirikan dengan
tingkat aktivitas manusia yang tinggi.
Peta yang telah terbentuk merupakan peta komponen untuk menentukan
daerah konservasi fauna yaitu dengan menggabungkan peta penyebaran fauna,
peta tingkat prioritas, peta habitat, dan peta jalan. Gambar 7 merupakan peta
konservasi fauna kabupaten Garut.
Konversi Data dan Pembangunan Database pada PostgreSQL
Tahapan konversi ini dilakukan untuk mempermudah proses pemasukan
data ke dalam database PostgreSQL yang bertipe shapefile dan juga untuk
mempermudah proses konfigurasi mapfile pada mapserver. DBMS PostgreSQL
ini bersifat open source yang mendukung PostGIS di dalamnya. PostGIS
merupakan ekstensi PostgreSQL yang menawarkan kemampuan mengelola data
spasial. Konversi data shapefile ke dalam PostGIS dilakukan dengan mengimport
data. Konversi pada file *.shp juga dilakukan dengan ekstensi gix-export-tool
pada arcview untuk mendapatkan mapfile dari shapefile hasil overlay dengan hasil
berupa shapefile peta konservasi fauna kabupaten Garut.
Aini (2009) menjelaskan bahwa untuk memasukkan tabel ke dalam
database baru yang telah dibuat, data yang digunakan adalah data hasil konversi
tipe data shapefile (*.shp) ke dalam bentuk tipe data PostgreSQL (*.sql). Setelah
data spasial dimasukkan ke dalam basis data postgreSQL langkah selanjutnya
adalah memberikan gix index, vacuum analyze, dan gid index pada masing-masing
tabel.
Langkah di atas dapat dilewati dengan menggunakan instalasi ekstensi
postgis, versi ekstensi ini harus sesuai dengan versi PosgreSQL yang digunakan.
Keunggulan dari ekstensi ini, tidak perlu adanya langkah yang dilakukan di atas,
karena ketika instalasi ekstensi tersebut bisa langsung menambahkan komponen
PostGIS dan template spatial database yang di dalamnya telah mencakup
pembuatan index gid dan tabel spasial yg dibutuhkan seperti tabel
geometry_columns ataupun tabel spatial_ref_sys. Untuk mempermudah
memasukan tabel yang berasal dari berkas shapefile dan tidak perlu adanya
konversi ke berkas *sql maka digunakan ekstensi Shape File to PosGIS Importer.
17
mapfile tersebut dibangkitkan oleh Pmapper untuk menyajikan bentuk tampilan
peta dengan menu navigasi yang interaktif dan dinamis.
Pada MapServer terjadi konversi data shapefile ke tiff/jpeg sehingga
MapServer dapat menempatkan sebuah gambar peta statis pada halaman web.
Gambar ditempatkan pada sebuah file dengan bentuk HTML. Proses dari tampilan
MapServer, konfigurasi mapfile pada Pmapper, dan penanganan komunikasi
antara client dan server terjadi pada lapisan logic tier.
Pada presentation tier, lapisan ini bertanggung jawab dalam penyedia
antarmuka ke pengguna yaitu web browser. Pada lapisan inilah client melakukan
sebuah permintaan ke web server.
Keuntungan dari three tier architecture salah satunya adalah perubahan
pada antarmuka pengguna tidak saling mempengaruhi satu sama lain, membuat
suatu aplikasi mudah berevolusi untuk memenuhi kebutuhan baru.
18
pencarian pada tombol search. Pada bagian tools terdapat pilihan download dan
print peta dalam bentuk berkas *.jpeg, *.png, dan *.pdf. Bagian referensi berupa
tampilan peta dasar yang statis dapat berupa berkas raster. Tampilan perancangan
antarmuka halaman peta pada Gambar 10.
19
Halaman peta konservasi fauna menggunakan data yang dikonversi dari
shapefile menjadi mapfile. Struktur umum mapfile dapat dilihat pada Gambar 11.
Mapfile secara umum terdiri atas pendefinisian objek map yang umumnya berisi
tentang extension peta, size, pendefinisian objek layer, pendefinisian objek style,
dan pendifinisian objek label.
Salah satu contoh pendefinisian objek layer dalam mapfile dengan tipe
data polygon pada sistem yang terintegrasi dengan database dapat dilihat pada
Gambar 12.
MAP
LAYER
CLASS
STYLE
LABEL
20
kecamatan, layer penggunaan lahan untuk melihat daerah yang merupakan
kawasan hutan dan pemukiman, layer biodiversitas untuk melihat tingkat
biodiversitas suatu kecamata, layer jalan untuk melihat jalur jalan dan tipe jalan,
kemudian layer daerah konservasi. Halaman peta dapat dilihat pada Gambar 13.
Pengujian Sistem
Secara fungsional, sistem dapat digunakan pada browser Internet Explorer 6,
Mozilla Firefox 3.0 dan Safari 4. Administrator dan pengguna umum dapat
menggunakan sistem ini sesuai dengan dengan hak akses dan tanggung jawab
yang telah ditentukan. Sesuai dengan pembagian kategori pengguna, administrator
mempunyai hak akses dan tanggung jawab melakukan manajemen basis data,
hanya saja manajemen data spasial tidak dapat dilakukan secara langsung dalam
sistem ini dikarenakan batasan sistem. Untuk melakukan pengolahan dan
pengeditan data spasial menggunakan perangkat ArcView.
Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode pengujian blackbox. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang ada
dalam sistem berjalan dengan baik serta memeriksa terjadinya error pada saat
sistem digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan memeriksa kesesuaian input
dan output yang dihasilkan oleh sistem. Hasil pengujian yang didapat dari
serangkaian pengujian yang dilakukan menyatakan bahwa sistem berhasil
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik (Lampiran 8).
21
Saran
Sistem informasi geografis ini memiliki kekurangan dalam proses analisis
peta konservasi maupun kekurangan dari sistem yang telah dibangun. Kekurangan
dari segi analisis yaitu perlu adanya analisis lanjutan dari seorang ahli yang dapat
menentukan kriteria prioritas bukan hanya dari jumlah fauna tetapi dari tingkat
biodiversitas suatu daerah. Dari segi sistem kekurangannya yaitu sistem ini
melakukan pengolahan data di ArcView dan halaman peta terbatas menampilkan
data saja tanpa dapat melakukan pengolahan data oleh pengguna. Dengan
demikian, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengolahan data
langsung pada halaman peta, masukan data dapat berupa data raster, dan adanya
halaman admin untuk pengolahan data pada PostgreSQL.
DAFTAR PUSTAKA
Aini IK. 2009. Sistem Informasi Geogrofis Fasilitas Kota Bogor Menggunakan
Framework Pmapper. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor
[BPDAS Cimanuk-Citanduy] Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai CimanukCitanduy. 2010. Rencana Strategis (Renstra) BPDAS Cimanuk-Citanduy
2010-2014. Bandung (ID): BPDAS.
Budiyanto E. .2003. Sistem Informasi Geografis Menggunakan Arc View GIS.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Department of Geography University at Buffalo, NY. 2004. GIS Development
Guide.
[diacu
16
Februari
2012].
tersedia
dari
:
http://www.ncgia.buffalo.edu/sara/, volumeiii.pdf.
22
Evans D, Yen David C. 2007. American E-Government Service Sectors and
Applications. Di dalam: Potter M, Roth K, Neidig J, Reed S, editor.
Encyclopedia of Digital Government. Volume 3. Hershey(US): Idea Group.
hlm 49-55.
Gordon A, Simondson D, White M, Moilanen A, Bekessy SA. 2009. Integrating
conservation planning and landuse planning in urban landscapes.
Landscape and Urban Planning. Vol. 91, 183-194
Khairani WD. 2011. Pengembangan dan Implementasi Web GIS Kampus IPB
Dramaga. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Microsoft. 2014. Three-Tier Architecture homepage. Microsoft Developer
Network.
[diacu
13
Januari
2014].
Tersedia
dari
:
http://msdn.microsoft.com/en-us/library/ms685068(VS.85).aspx
Prahasta E. 2007. Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan MapServer.
Bandung: Informatika.
Yongling Y, Junsong W. 2007. Applications of Geographical Information System
in E-Government. Di dalam: Potter M, Roth K, Neidig J, Reed S, editor.
Encyclopedia of Digital Government. Volume 3. Hershey(US): Idea Group.
hlm 80-86.
23
Lampiran 1 Deskripsi proses dalam SIG konservasi fauna kabupaten Garut
Level
Id Proses
Nama Proses
Data Input
Data Output
Deskripsi Proses
Menampilkan
Peta Konservasi
Fauna
Kabupaten Garut
Navigasi peta
1.1
Memilih layer
peta
1.2
Zoom to full
extent
1.3
Zoom Slider
1.4
Back
1.5
Forward
Klik
Forward
1.6
Pan
1.7
Zoom in
Menyediakan informasi
peta Konservasi Fauna
kabupaten Garut. Peta
bersifat interaktif yaitu
dapat
dilakukan
operasi-operasi sesuai
fungsi yang tersedia.
menampilkan
Tampilan peta sesuai Sistem
dengan layer yang peta sesuai layer yang
dipilih
dipilih
Kembali ke tampilan Sistem
menampilkan
peta pada saat awal kembali keadaan peta
membuka
halaman dengan
koordinat
antarmuka peta
ekstensi
yang
sebenarnya.
Tampilan
peta Sistem
menampilkan
dengan
skala peta dengan skala yang
maksimum
sesuai berbeda.
dengan
besarnya
frame
Kembali ke tampilan Sistem
menampilkan
peta satu operasi kembali keadaan satu
zoom sebelumnya
zoom
operasi
sebelumnya (bila ada)
Kembali ke tampilan Sistem
menampilkan
peta satu operasi kembali keadaan satu
zoom setelahnya
operasi zoom setelahnya
(bila ada).
menampilkan
Tampilan peta sesuai Sistem
dengan
pergeseran peta sesuai dengan
posisi
posisi tampilan yang pergeseran
tampilan
yang
diinginkan
diinginkan.
menampilkan
Tampilan
peta Sistem
dengan
dengan perbandingan peta
skala
skala yang lebih kecil perbandingan
yang lebih kecil.
1.8
Zoom out
Tampilan
peta
dengan perbandingan
skala yang lebih
besar
Sistem
menampilkan
peta
dengan
perbandingan
skala
yang lebih besar.
1.9
Identifikasi layer
Klik
Tombol
Identity dan klik
lokasi pada peta
yang
akan
diidentifikasi
Tampilan informasi
berupa tabel dengan
atribut objek yang
dipilih.
Sistem
menampilkan
informasi
dengan
keluaran berupa tabel
atribut objek terkait.
Tombol
Informasi
peta
Konservasi
Fauna
Kabupaten Garut
24
Level
Id Proses
Nama Proses
Data Input
1.10
Identifikasi layer
secara otomatis
1.11
Pengukuran
jarak
1.12
Search Peta
1.13
Print preview
1.1
Kontrol data
content web
Masukkan username
dan password pada
form login
1.2
Memilih
submenu yang
tersedia pada
menu navigasi
1.3
Menulis buku
tamu
1.4
1.5
2.1
Edit data
2.2
Hapus data
2.3
Tambah data
2.4
Logout
Data Output
Deskripsi Proses
menampilkan
Tampilan informasi Sistem
dengan
berupa tabel dengan informasi
keluaran berupa tabel
atribut objek terkait
atribut objek terkait.
Tampilan
jarak
sebenarnya di dunia
nyata sesuai dengan
perbandingan skala
peta
Peta dengan
yang dicari
layer
Tampilan
admin
menu
Sistem
menampilkan
jarak yang sebenarnya
di dunia nyata sesuai
dengan perbandingan
skala peta.
Sistem
menampilkan
layer
yang
dicari
dengan
memberikan
warna yang berbeda
untuk
lokasi
yang
dicari.
Tampilan
Menampilkan
Print Sistem
preview
sesuai Print preview sesuai
dengan skala yang dengan skala yang
dinginkan
diinginkan.
Sistem
melakukan
verifikasi password dan
menampilkan
menu
administrasi.
Tampilan isi dari Sistem menampilkan isi
setiap halaman yang halaman dari masingsubmenu
disediakan
oleh masing
submenu
navigasi navigasi yang dipilih
yang dipilih
Tampilan form isian Sistem
menampilkan
form isian buku tamu
buku tamu
25
Lampiran 2 DFD level 1 dan level 2 Sistem Informasi Geografis Konservasi
Fauna Kabupaten Garut
1.
Menampilkan
Peta
Tampilan peta
Tampilan peta
Data peta
DBMS PostgreSQL
2. Pencarian
Administrator
Pengguna Umum
Informasi hasil
pencarian
Informasi hasil
pencarian
Kata yang dicari
3. Pengeditan
Data
DBMS PostgreSQL
26
Lampiran 3 Survei Perangkat Keras
Software
Prosesor
Memori
Windiws XP SP 2 x64
Windows 8 Pro x64
Arcview GIS 3.3
Quantum GIS 1.7.4
PostgreSQL
MySQL
64 MB
1 GB
24 MB
256 MB
64 MB
64 MB
Kapasitas
Minimum
Harddisk
1,5 GB
16 GB
300
200 MB
220 MB
95 MB
Minimum Resolusi
Layar
800 600 display
800 600 display
800 600 display
800 600 display
800 600 display
800 600 display
27
Lampiran 5 Desain physical basis data SIG konservasi fauna kabupaten Garut
Atribut dalam layer administrasi, habitat, biodiversitas, konservasi
Nama Field
gid
tingkat_biodiversitas
int
character varying (16)
kecamatan
count
keterangan
habitat
jumlah_fauna
the_geom
Keterangan
Id spasial
Tingkat biodiversitas dari setiap
kecamatan
Nama kecamatan
Luas wilayah penggunaan lahan
dengan satuan m2
Nama penggunaan lahan
Jenis habitat
Jumlah fauna yang dilindungi
Berisi
informasi
spasial
multipoligon
Geometry_columns
Nama Field
f_table_catalog
f_table_schema
f_table_name
f_Geometry_column
coord_dimension
srid
type
int
int
varchar (30)
Keterangan
Bernilai
Hak akses tabel (publik)
Nama tabel yang memiliki atribut spasial
Nama kolom yang berisi informasi spasial
(kolom the_geom)
Dimensi informasi spasial (bernilai 2)
Bernilai -1
Tipe informasi spasial (multipoligon,
multiline, point)
Spatial_ref_sys
Nama Field
srid
auth_name
auth_srid
srtext
proj4text
varchar (80)
Keterangan
Id Sistem Referensi Spasial
Bernilai EPSG
Id Sistem Referensi Spasial dari auth_name
Representasi WKT (Well Known Text) dari
Sistem Referensi Spasial
Berisi definisi koordinat Proj4
28
Lampiran 6 Diagram Hierarki Sistem
Kelas Uji
Deskripsi Uji
Menu Utama
Sitem
Menampilkan
Halaman Utama
Sistem
Menu Login
Admin
Kondisi
Awal
Halaman
Beranda
Skenario Uji
Klik menu
Beranda
Hasil yang
Diharapkan
Tampilan Halaman
Utama Sistem
Hasil
Uji
Sukses
Menampilkan
menu Buku
Tamu
Halaman
Buku
Tamu
Klik menu
Buku Tamu
Sukses
Menampilkan
menu Kontak
Kami
Halaman
Kontak
Kami
Klik menu
Kontak Kami
Tampilan menu
Kontak Kami
Sukses
Menguji
validitas menu
login Admin
Halaman
login
Admin tidak
mengisi
username atau
password
Tombol Login
disable
Sukses
29
No
2
Kelas Uji
Deskripsi Uji
Menu Login
Admin
Menguji
validitas menu
login Admin
Menu
Halaman Peta
Kondisi
Awal
Halaman
login
Skenario Uji
Administrator
mengisi
username atau
password yang
salah, lalu klik
tombol login
Hasil yang
Diharapkan
Muncul Pesan
Username and
password do not
match
Hasil
Uji
Sukses
Menguji
validitas menu
login Admin
Halaman
login
Administrator
mengisi
username atau
password yang
sesuai, lalu klik
tombol login
Masuk ke halaman
khusus Admin
Sukses
Melakukan
proses Zoom
Slider pada peta
Halaman
Informasi
Peta
Tampilan peta
dengan skala
maksimum sesuai
dengan ukuran yang
pengguna inginkan
Sukses
Melakukan
proses Undo
pada peta
Halaman
Informasi
Peta
Klik Tombol
Undo
Kembali ke tampilan
peta satu proses
sebelum zoom
sebelumnya
Sukses
Melakukan
proses Redo
pada peta
Halaman
Informasi
Peta
Klik Tombol
Redo
Kembali ke tampilan
peta satu proses
sebelum zoom
sesudahnya
Sukses
Melakukan
proses Zoom In
pada peta
Halaman
Informasi
Peta
Klik Tombol
Zoom In lalu
pilih area yang
akan dilakukan
perbesaran
Tampilan peta
dengan perbandingan
skala yang lebih kecil
Sukses
Melakukan
proses Zoom
Out pada peta
Halaman
Informasi
Peta
Klik Tombol
Zoom Out lalu
pilih area yang
akan dilakukan
pengecilan
Tampilan peta
dengan perbandingan
skala yang lebih
besar
Sukses
Menggeser Peta
Halaman
Informasi
Peta
Klik Tombol
Pan lalu pilih
lokasi pada peta
yang akan
digeser
Sukses
Melakukan
identifikasi
layer pada peta
Halaman
Informasi
Peta
Klik Tombol
Identity dan klik
lokasi pada peta
yang akan
diidentifikasi
Tampilan informasi
berupa tabel dengan
atribut terkait
Sukses
Melakukan
proses
identifikasi
layer secara
otomatis
Halaman
Informasi
Peta
Klik Tombol
Auto Identity
dan tentukan
lokasi pada
peta yang akan
diidentifikasi
Tampilan informasi
berupa tabel dengan
atribut terkait
Sukses
30
No
Kelas Uji
Menu
Halaman Peta
Menu Admin
Deskripsi Uji
Melakukan
proses
pengukuran
jarak di peta
Kondisi
Awal
Halaman
Informasi
Peta
Skenario Uji
Klik Tombol
Measure dan
tentukan titik
awal dan titik
akhir
pengukuran
Hasil yang
Diharapkan
Tampilan jarak
sebenarnya di dunia
nyata sesuai dengan
perbandingan skala
peta
Hasil
Uji
Sukses
Menambah
objek baru di
peta
Halaman
Informasi
Peta
Klik Tombol
Add point of
interest dan klik
lokasi pada peta
yang akan
ditambahkan
objek baru
kemudian
masukkan nama
objek tersebut
Tampilan peta
dengan objek baru
Sukses
Melakukan
Proses
pencarian
Halaman
Informasi
Peta
Memilih layer
yang akan
dicari kemudian
memasukkan
nama yang akan
dicari
Sukses
Melakukan
kontrol pada
menu Buku
Tamu
Halaman
Admin
Klik link
Comments
pada navigasi
sebelah atas
Tampilan kontrol
menu untuk
menghapus isian
buku tamu yang
masuk ke database
Sukses
Melakukan
kontrol pada
menu Atribut
Peta
Halaman
Admin
Klik link
Atribut Peta
pada navigasi
sebelah atas
Tampilan kontrol
menu untuk
menghapus dan
mengedit atribut peta
yang masuk ke
database
Sukses
Keluar dari
halaman khusus
Admin
Halaman
Admin
Klik link
Logout pada
menu
Administrasi
Tampilan kembali ke
halaman utama
sistem
Sukses
31
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di kabupaten Majalengka, Jawa Barat, 23 Juli 1989 sebagai
anak kedua dari pasangan Bapak Kuswadi dan Ibu Eem Suhaemi. Penulis sejak
tahun 1996 tinggal di kabupaten Garut hingga sekarang serta mengenyam
pendidikan di sana. Penulis merupakan lulusan dari SMAN 1 Garut (2005-2008)
dan SMPN 1 Garut (2002-2005).
Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Komputer lulusan Departemen Ilmu
Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahaun Alam, Institut Pertanian
Bogor (2008-2014). Selain sebagai seorang mahasiswa, penulis aktif berorganisasi
di lingkungan IPB maupun di luar lingkungan kampus. Penulis pernah mengikuti
organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA (BEM-G) sebagai staff
Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Organisasi Mahasiswa Daerah Garut
(HIMAGA), dan berbagai macam kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer (HIMALKOM) dan kegiatan kepanitiaan
yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa
(BEM-KM) di kampus Institut Pertanian Bogor. Kegiatan penulis di luar kampus
pernah mengikuti praktek kerja lapangan di Balai Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (BPDAS) Cimanuk-Citanduy sebagai staff evaluasi DAS yang menangani
bagian sistem informasi. Penulis juga aktif sebagai freelancer yang menangani
web development, desain grafis, animator flash, Search Engine Optimization
(SEO), dan pengembangan sistem informasi geografis berbasis web maupun
dekstop.