Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Capsaicin merupakan komponen aktif dari cabe (chili peppers) yang termasuk ke dalam
genus Capsicum. Capsaicin menyebabkan rasa terbakar atau pedas dan diproduksi sebagai
metabolit sekunder oleh cabe yang dapat menyerang fungi. Capsaicin merupakan bahan
kimia nabati yang berasal dari alam. Bahan ini digunakan oleh cabai untuk sistem pertahanan
dirinya agar tidak dimakan oleh pemangsa seperti hewan. Apabila cabai dimakan, senyawasenyawa capsaicinoids berikatan dengan reseptor nyeri di mulut dan kerongkongan sehingga
menyebabkan rasa pedas. Kemudian reseptor ini akan mengirimkan sinyal ke otak yang
mengatakan bahwa sesuatu yang pedas telah dimakan. Otak merespon sinyal ini dengan
menaikkan denyut jantung , meningkatkan pengeluaran keringat, dan melepaskan hormon
endorfin.
Siapakah yang telah mengisolasi capsaicin?
Capsaicin diisolasi dalam bentuk kristalin oleh Christian Friederich Bucholz pada 1816 dan
30 tahun kemudian diisolasi oleh L.T Thresh yang kemudian menamakannya sebagai
capsaicin. Kemudian penemuan-penemuan yang dlakukan oleh beberapa peneliti menemukan
bahwa capsaicin tidak hanya menyebabkan rasa pedas atau terbakar ketika menyentuh
membrane mucose tapi juga meningkatkan sekresi dari pencernaan. Serta ditemukan juga
senyawa-senyawa yang hampir sama oleh ilmuwan Jepang yang diisolasi dari cabai dan
dinamakan capsaicinoid. Sehingga bias dikatakan bahwa capsaicin merupakan senyawa
utama dari golongan senyawa capsaicinoid (Anonymousa, 2009).
Struktur Capsaicin
Capsaicin murni bersifat hidrofobik, tidak berwarna, tidak berbau, mengkristal dalam
senyawa lilin (Anonymousa, 2009).
C17 H25 N O3
Gambar 2. Struktur molekul Capsaicin (Harrison, 2007)
Dimanakah kita menemukan zat capsaicin?
Jika cabe dibelah, akan kita temukan tangkai putih di dalamnya yang mengandung zat
capsaicin. Capsaicin ini seperti minyak dan menyengat sel-sel pengecap lidah. Zat inilah yang
mengakibatkan cabe menjadi terasa pedas dan panas di lidah saat kita mengkonsumsinya.
Selain itu, capsaicin ini dapat membuat para pengkonsumsinya merasa ketagihan. Itulah
alasan mengapa banyak orang begitu menyukai, bahkan tidak mau berhenti mengkonsumsi
cabe. Jika dikonsumsi dalam jumlah terlalu banyak, cabe dapat mengakibatkan sakit perut
yang dahsyat bagi pengkonsumsinya. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah wajar, cabe
justru akan memberikan banyak manfaat kesehatan bagi pengkonsumsinya.
Adanya rasa terbakar dan nyeri yang berhubungan dengan capsaicin disebabkan oleh
interaksi antara senyawa kimia capsaicin dengan sensor neuron. Capsaicin yang termasuk ke
dalam family vanilloid terikat ke reseptor yang disebut vanilloid receptor subtype 1 (VR1).
VR1 dapat distimulasi denga panas dan abrasi fisik yang dapat masuk ke dalam membrane
sel dan masuk sel ketika diaktivasi. Hasil dari depolarization dari stimulasi neuron memberi
sinyal ke otak. Dengan mengikat ke VR1, molekul capsaicin memproduksi sensasi yang sama
yang menyebabkan panas dan bahaya abrasive, hal itulah yang menjelaskan mengapa
spiceness dari capsaicin dideskripsikan sebagai senyawa pedas atau senyawa yang
menyebabkan rasa terbakar. Ion chanel dari VR1 termasuk ke dalam super family dari TRP
ion chanels dan dikenal sebagai TRPV1.
Capsaicin mempunyai sifat kimia dan fisika sebagai berikut:
1. Kelarutan, mudah larut dalam eter, benzen, kloroform, dan air panas.
2. Bentuk kristal segi empat monoklin.
3. Titik leleh dalam petrolium eter 650 C
4. UV max 227, 281.