Вы находитесь на странице: 1из 7

MAKSUD DARI SYAIR BURUNG NURI

Syair ini telah menyamarkan percintaan anak manusia


kalangan bangsawan. Nuri adalah isteri seorang pembesar
kerajaan yakni Bayan Johari. Pada suatu hari seekor burung
tampan lagi indah bernama Simbangan terbang melayang,
melewati Kampung Bayan Johari. Dengan tidak terduga dia
terpandang pada Nuri yang cantik. Mereka beradu pandang
sejenak, tapi ternyata pandangan itu telah membuat hati
mereka
saling
berdebar.
Mereka
jatuh
cinta
pada
pandangan pertama.
NILAI YANG TERKANDUNG

Nilai moral
Kita harus menjadi insan yang baik jiwa maupun raga
Nilai Agama
Sebagai insan Allah Ta'ala kita harus taaepada agama
Nilai Moral
Kita harus menjad insan yang tidak hanyak baik raganya tapi
juga baik hatinya
Nilai Agama
Sebagai insan Allah Ta'ala, kita harus taat dan patuh terhadap
agama.

2. Perbedaan Syair dan Pantun


No

1.
2.

Aspek

Pantun
Syair
1) Terikat dengan aturan.
2) Terdiri atas empat baris dalam
satu bait.
3) Terdiri atas dua
bagian,1) Terikat dengan aturan.
sampiran dan isi (baris I dan II2) Terdiri atas empat baris
dalam satu bait
adalah sampiran dan barisIII
3) Semua baris merupakan isi
dan IV adalah isi).
Bentuk4) Bersajak atau berima a-b-a-b. 4) Bersajak a-a-a-a.
Bahasa Bahasa Melayu
Bahasa Melayu tapi dipengaruhi

Bahasa Arab/Persi
3.

Isi

Isinya
bervariasi,
seperti
nasehat, agama, jenaka, teka
teki,dan lain-lain.
Berupa cerita.

3. Persamaan Syair dan Pantun

Terdiri atas empat baris dalam satu bait.


Menggunakan Bahasa Melayu.

4. Syair Sejenis Syair Burung Nuri


Syair Lir - Ilir
Lir-ilir, lir-ilir
Tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane,
mumpung jembar kalangane
Yo surako surak iyo

Arti Lirik Lagu Lir-ilir ( terjemahan bahasa Indonesia )


Bangunlah, bangunlah
Tanaman sudah bersemi
Demikian menghijau bagaikan pengantin baru
Anak gembala, anak gembala panjatlah (pohon) belimbing itu
Biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu
Pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung bulan bersinar terang,mumpung banyak waktu luang
Ayo bersoraklah dengan sorakan iya

Makna yang terkandung lagu Lir-ilir

Sebagai umat Islam kita diminta bangun ( sadar ). Bangun dari


keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang
telah ditanamkan oleh Allah SWT.
Dalam diri kita yang dalam ini dilambangkan dengan tanaman yang mulai
bersemi dan demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan
membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk
menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan
seperti bahagianya pengantin baru.
Disini disebut anak gembala (cah angon) bukan raja, patih, pak jendral
atau pak presiden, atau yang lain. Mengapa dipilih Cah angon? Cah angon
maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang
mampu menggembalakan makmumnya dalam jalan yang benar , karena oleh
Allah SWT, kita juga telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI.
Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang
demikian kuatnya?
Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing (warna hijaunya
melambangkan ciri khas Islam) dan notabene buah belimbing bergerigi lima
buah. Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun
licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut
dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun
halangan dan resikonya.
Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa. Pakaian
yang dimaksud adalah pakaian taqwa kita. Sebagai manusia biasa pasti terkoyak
dan berlubang di sana sini, untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan
membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap
kehadirat Allah SWT.
Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas ketika kita masih sehat
(dilambangkan dengan terangnya bulan) masih mempunyai banyak waktu
luang dan jika ada yang mengingatkan maka jawablah dengan iya.

5. Kata yang bersifat arkais, dan makna kata dari Syair Burung
Nuri
No
.
1
2
3

Kata Arkais
Daim
Tuan
Sahaya

4
5

Lahw al mahfudz
Alam lahut

Makna Kata
Tetap selamanya-lamanya, langgeng, kekal, abadi
Orang tempat mengabdi
Abdi, budak, hamba
Tempat penyimpanan berkas manusia yang
tempatnya hanya Allah yang mengetahui
Alam mimpi

Allah taala

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Nur al awwal
Safi
Kuntu Kanzan
Alq alkuli
Jalal
Jamal
Kara
Ghafiun
Kalam al ala
Jauhar
Anwar
awwal
Al-awwal

Allah maha tinggi dalam arti tinggi segalanya


Cahaya pertama yakni cahaya Nabi Muhammad
SAW
Bersih, jujur, murni, tulus hati
Perbendaharaan tersembunyi tuhan
Akal semesta
Kemuliaan
Keindahan
Sinar cahaya
Orang-orang yang lalai
Firman Allah
Permata
Yang bersinar
Pandai mentakwil
Pertama

1. Parafrasa dari syair nyanyian anak di atas adalah


Seorang anak terlahir di dunia ini diawali dengan kisah yang ada pada orang tuanya.
Saat anak tersebut lahir maka terlihat orang tua khususnya ibu yang mengorbankan
dirinya agar anak terlahir dengan selamat. Saat sang anak lahir maka ayahnya akan
meng adzankan nya. Dengan berharap menjadi anak yang berguna di masa depan.
Doa doa terus dipanjatkan agar sang anak berbakti pada orang tua dan juga sang
anak tidak berbuat perbuatan yang melanggar norma norma.
2. Nilai nilai yang terkandung diantaranya pengorbanan orang tua, berbakti pada
orang tua, kejujuran sang anak, kerja keras sang ayah.
3. Kata kata yang mungkin asing adalah kata serapan seperti nazam
4. Nilai keindahan yang terdapat dalam syair tersebut adalah keindahan kehidupan
dalam naungan dan tuntunan agama serta adat.
Teks Pantun 1
Kuda perang berpacu kencang,
kuda beban berjalan pelan.
Maafkan aku berteriak lantang,
mohon maafkan segala kesalahan.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Hasil evaluasi: Hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima saja
sedangkan hubungan substansi tidak berkaitan. Fungsi sampiran hanya

sebagai penyedia rima saja sehingga tidak mempermudah pemahaman isi.


Makna pantun, kita harus saling meminta maaf terhadap teman.
9.
10. Teks Pantun 2
11.
Asam kandis asam gelugur,
12.
ketiga asam si riang-riang.
13.
Menangis mayat di pintu kubur,
14.
teringat badan tidak sembahyang.
15.
16.
Hasil evaluasi: Hubungan antara sampiran dan isi hanya pada
rima saja sedangkan hubungan substansi tidak berkaitan. Fungsi
sampiran hanya sebagai penyedia rima saja sehingga tidak
mempermudah pemahaman isi. Makna pantun, sholat lah sebelum
kalian disholatkan karena waktu tak bisa diulang.
17.
18.
19. Teks Pantun 3
20.
Bunga kenanga di atas kubur,
21.
pucuk sari pandan jawa.
22.
Apa guna sombong dan takabur,
23.
rusak hati badan binasa.
24.
25.
Hasil evaluasi: Hubungan antara sampiran dan isi pada rima dan
isinya. Fungsi sampiran selain sebagai penyedia rima juga
mempermudah pemahaman isi. Dengan mengingat tentang kubur
orang tidak akan sombog dan takabur. Makna pantun, tidak ada
gunanya sombong dan takabur karena hanya dapat merusak hati.
26.
27. Teks Pantun 4
28.
Berburu ke padang datar,
29.
dapat rusa belang kaki.
30.
Berguru kepalang ajar,
31.
bagai bunga kembang tak jadi.
32.
33.
Hasil evaluasi: Hubungan antara sampiran dan isi hanya pada
rima saja sedangkan hubungan substansi tidak berkaitan. Fungsi
sampiran hanya sebagai penyedia rima saja sehingga tidak
mempermudah pemahaman isi. Makna pantun, pelajarilah apa yang
kita pelajari sampai tuntas dan jangan setengah-setengah.
34.
35. Teks Pantun 5
36.
Buah langsat kuning cerah,
37.
keduduk tidak berbunga lagi.
38.
Sudah dapat gading bertuah,
39.
tanduk tidak berguna lagi.
40.
41.
Hasil evaluasi: Hubungan antara sampiran dan isi hanya pada
rima saja sedangkan hubungan substansi tidak berkaitan. Fungsi
sampiran hanya sebagai penyedia rima saja sehingga tidak

mempermudah pemahaman isi. Makna pantun, jangan pernah


melupakan teman lama jika kita mempunyai teman baru.
42.
43. Teks Pantun 6
44. Embacang masak mempelam manis,
45. makanan anak bidadari.
46. Bintang terisak bulan menangis,
47. hendak bertemu si matahari.
48.
49. Hasil evaluasi: Hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima saja
sedangkan hubungan substansi tidak berkaitan. Fungsi sampiran hanya
sebagai penyedia rima saja sehingga tidak mempermudah pemahaman isi.
Makna pantun, seorang yang ingin melanjutkan hubungan namun terhalang
oleh keadaan.
50.
51. Teks Pantun 7
52.
Kemumu di dalam semak,
53.
jatuh melayang seleranya.
54.
Mesti ilmu setinggi tegak,
55.
tidak sembahyang apa gunanya.
56.
57.
Hasil evaluasi: Hubungan antara sampiran dan isi hanya pada
rima saja sedangkan hubungan substansi tidak berkaitan. Fungsi
sampiran hanya sebagai penyedia rima saja sehingga tidak
mempermudah pemahaman isi. Makna pantun, bila seseorang tidak
beribadah maka tidak ada gunanya meskipun memiliki ilmu setinggi
langit.
58.
59. Teks Pantun 8
60.
Pokok pakis tumbuh di hutan,
61.
tumbang melepa di atas duri.
62.
Pulau menangis kering lautan,
63.
ikan juga menghempas diri.
64.
65.
Hasil evaluasi: Hubungan antara sampiran dan isi hanya pada
rima saja sedangkan hubungan substansi tidak berkaitan. Fungsi
sampiran hanya sebagai penyedia rima saja sehingga tidak
mempermudah pemahaman isi. Makna pantun, mahluk hidup akan
terganggu jika lingkungan rusak.
66.
67. Teks Pantun 9
68. Mari kita mencari zaitun,
69. tiada zaitun pinang pun jadi.
70. Tanjungpinang negeri pantun,
71. indah permai cantik berseri.
72.

73. Hasil evaluasi: Hubungan antara sampiran dan isi hanya pada rima saja
sedangkan hubungan substansi tidak berkaitan. Fungsi sampiran hanya
sebagai penyedia rima saja sehingga tidak mempermudah pemahaman isi.
Makna pantun, karena pantun Tanjungpinang terasa indah permai cantik
berseri.
74.
75. Teks Pantun 10
76. Kalau mengail di lubuk dangkal,
77. dapat ikan penuh seraga.
78. Kalau kail panjang sejengkal,
79. jangan laut hendak diduga.
80.
81. Hasil evaluasi: Hubungan antara sampiran dan isi pada rima dan isinya.
Fungsi sampiran selain sebagai penyedia rima juga mempermudah
pemahaman isi. Dengan ilmu yang dangkal maka cita-cita yang diraih hanya
sejengkal. Makna pantun, tidak akan mendapat hasil yang maksimal jika
usaha tidak maksimal.

Вам также может понравиться