Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
HASIL PENELITIAN
1.
dan
potensi
setiap
anak
berbeda-beda
maka
yang
terpadu
akan
memberikan
konsistensi
dalam
37
perkembangan
mencapai potensinya.
anak
Indigrow membantu
38
39
fokus
menangani
masalah
ini
agar
dapat
mendukung
perkembangan mereka dari segi medis dan atau psikologi. Hal ini juga
dilakukan untuk mendapatkan profil lengkap atas anak-anak tersebut.
Profil setiap ABK diperlukan oleh Gagas Ceria untuk digunakan sebagai
pengetahuan tentang setiap anak agar pendidik dapat memberikan
pengajaran yang sesuai untuk masing- masing individu ABK. Tetapi pada
kenyataanya profil anak atau setidaknya laporan tentang pemeriksaan dan
terapi yang dilakukan pada anak sulit untuk didapatkan.
40
41
Tahun 2004 atas prakarsa pengelola Gagas Ceria dan Dr.Purboyo Solek,
sebagai pusat terapi perkembangan anak yang berlokasi di Jl. Haruman
No.35, Bandung., di bawah naungan PT. Peduli Anak Indonesia.
42
43
Personalia
Indigrow Child Development Center terdiri dari berbagai dispilin
ilmu yang terintegrasi menangani pengoptimalisasian potensi anak
berkebutuhan khusus, tim dari Indigrow Child Development Center
adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Pengelola
Konsultan syaraf anak
Dokter spesialis anak
Psikolog perkembangan anak
5.
Administrasi
6. Terapis perilaku
7. Terapis wicara
8. Terapis okupasi
9. Fisioterapis
e.
:Fisianty Harahap, MT
: dr. Purboyo Solek, Sp. A (k)
: dr. Kristiantini Dewi, Sp. A
: Diah Puspasari, S. Psi, Mpsi
Ari Apriliana, S. Psi
: Rini
: Fefi Nuryanti
Nastii Anggraini Wiraputri
Rizka Husnullia
Sri Tanjung Pinasti
Ilma Zaini
Fahmi Nur Aqli, S.ST
Frandika Dwiarma
Sri Laksmi Wulandari
Siti Juwita
: Anjar Wahyudi, Amd, Tw
Irin, Amd, Tw
Erna mariana Dewi. Amd, Tw
: Anja Rakanita, Amd, OT
: Nila Kencana Wuri, AMF
44
Ruang terapi
: 7 ruangan
Ruang bermain indoor
: 2 ruangan
Kamar mandi/WC
: 3 ruangan
Gudang
: 1 ruangan
Dapur
: 1 ruangan
Ruang administrasi
: 1 ruangan
Ruang rapat
: 1 ruangan
Ruang tunggu
: 1 ruangan
Ruang konsultasi
: 2 ruangan
Perpustakaan
: 1 ruangan
Proses Pelayanan
Alur penanganan anak di Indigrow Child Development Center
45
Anak
Data dari orangtua dan sekolah (jika anak bersekolah)
Pemeriksaan oleh
dokter
Observassi dan
psikotest (jika perlu)
oleh psikolog
Observasi+interview oleh timUsia,
Indigrow
perhatikan milestone
iperoleh hasil diagnosis, tingkat IQ, rencana penanganan, longterm outcome, dan jenis terapi
Pembuatan program terapi
Home programe
Pelaksanaan terapi
Evaluasi hasil
Konsultasi
rutinterapi (dokter dan atau psikolog, terapis, dan orangtua)
Out Term
Lanjut terapi, tes, dan atau terapi tambahan/lain
Untuk
menjamin
mutu
pelayanan
metdologi
pembelajaran,
46
5)
6)
7)
Griffith Mental Developmental Scales
8)
Terapi perilaku
9)
Terapi wicara
10) Terapi sensori integritas/terapi okupasi
11) Fisioterapi
12) Kelas remedial
13) Kelas layanan disleksia
14) Parenting Class
15) Home visit
16) School visit
17) Konseling bagi guru sekolah
18) Workshop bagi guru sekolah
19) Kelas transisi
20) Kelas lanjutan
2.
Masuk
Lapangan Penelitian
Peneliti memasuki lokasi penelitian setelah sebelumnya sudah
melakukan penjajakan awal di Indigrow dengan cara observasi atau
pengamatan langsung terhadap suasana Indigrow, yaitu pada hari
Sabtu tanggal 10 Juni 2012. Peneliti merasa tertarik terhadap anak
Disleksia namun lebih ke pola asuh orang tua, jumlah anak disleksia
yang sedang mengikuti kelas khusus berjumlah 15 anak, seringkali
orang tua pasien Indigrow jarang mangantar anaknya untuk mengikuti
48
Pengala
man Lapangan
Dalam menemukan informan, peneliti tidak mendapatkan
kesulitan yang berarti, karena dalam menentukkan informan peneliti
49
dibantu oleh guru kelas disleksia untuk meminta ketiga orang tua anak
disleksia tersebut membantu peneliti dengan memberikan informasi
mengenai pola asuh mereka terhadap anaknya yang mengalami
disleksia. Walaupun demikian peneliti juga mengalami hambatan yaitu
yang berkaitan dengan penggunaan alat rekam, yaitu hasil rekaman
yang kurang maksimal (suara kurang jelas) dan kesulitan untuk
menggali informasi lebih dalam karena informan yang cenderung
bersikap tertutup kepada peneliti.
Hasil penelitian ini menggambarkan tentang pola asuh orang tua
terhadap anak disleksia yang meliputi:
1)Karakteristik informan
2)Pengawasan (control) informan terhadap anak disleksia
3)Komunikasi informan terhadap anak disleksia
4)Penggunaan hukuman dan hadiah yang diterapkan informan
terhadap anak disleksia
c.
Hasil
Penelitian
Pada bagian ini, diawal dengan menggambarkan karakteristik
informan.
a)
1)Keluarga Bapak AS
Karakteristik informan
Nama
Tempat Lahir/Umur
: AS
: Garut/ 45 tahun
50
Alamat
Pekerjaan
Agama
Orang tua dari
laki-laki, informan
sehingga
ketertiban
didalam
rumah
selalu
tangannya
dengn
kesalahan
anaknya
yang
motivasi terhadap
menyangka bahwa
anknya bodoh dan malas belajar sehingga ia mengajari I habishabisan tetapi tetap tidak bisa membuat perubahan yang berarti
pada kemampuan akademik I. Hingga saat Bapak AS
disarankan oleh tetangganya untuk memeriksakan I ke
Indigrow, setelah beberapa tes dr.Tian menyatakan bahwa I
mengalami disleksia.
Berikut pernyataan Bapak AS saat pertama kali mencurigai ada
keanehan pada anaknya I:
54
terlupa atau surat yang tidak tersampaikan juga mengantarjemput I sebagai bentuk perhatiannya kepada I. Selain itu, yang
paling ditekankan Bapak AS kepada I adalah dalam hal
keagamaannya karena bila agama I kuat maka I akan terbebas
dari pergaulan bebas yang ditakutkan Bapak AS. Berikut
pernyataan Bapak AS mengenai hal tersebut:
Pengawasan saa terhadap I lebih saya tunjukkan untuk
memperkuat agamanya agar I tidak terjerumus ke hal-hal yang
tidakbanyak
baik, peraturan
seperti masuk
geng motor
menggunakan
Tidak
yang diterapkan
olehatau
Bapak
AS kepada
narkoba. (wawancara 1/17-06-12/28)
anak-anaknya. Peraturan yang diterapkan Bapak AS hanya
sebatas melarang anak-anaknya bermain melampaui maghrib,
pengawasannya saya lebih memperkuat agamanya ajah agar I
setiap subuh sholat berjamaah, setelah beres sholat ketika jam
tidak terjerumus ke hal-hal yang tidak baik, sepreti masuk
geng motor atau menggunakan narkoba.
enam pagi sering berbagi tugas dan ketika pulang sekolah
(wawancara 1/17-06-12/28)
Bapak AS menyampaikan terhadap semua anaknya untuk tidak
bermain dulu sebelum mengrjakan PR dan bila tidak ada yang
mengerti bisa ditanyakan kepada bapak atau ibunya pulang
selalu membahasnya bersama-sama. Hal terpenting yang
diterapkan Bapak AS kepada anak-anaknya adalah dalam hal
agama, berikut pernyataan Bapak AS:
saya sering menekannkan terhadap kelima anak saya untuk
mendekatkan diri pada agama jangan meninggalkan sholat.
Mengenai kesulitan yang dialami Bapak AS dalam pengawasan
(wawancara 1/17-06-12/32)
yang diberikan, Bapak AS hanya menyatakan sebagai berikut:
c)
Bila
keinginan
anak-anaknya
tidak menggambarkan
dapat dipenuhi oleh
saya
dan ibunya
sering menyuruh
apa Bapak
yang
mereka inginkan dengan catatan hasil rapot baik dan
AS,
beliauhasil
memberi
pengertian
anak-anaknya
memiliki
yang cukup,
namunkepada
tidak semua
anak saya dan
berikan hadiah yang sesuai mereka inginkan namun saya
meminta
mereka untuk
bersabar.
Bila hanya
menunggu
hanya membelikan
hadiah
yang mungkin
terjangkau
olehakan
saya dan ibunya. (wawancara 1/17-06-12/42)
membuat keinginan mereka sulit terkabul, Bapak AS
menerapkan cara berikut kepada anak-anaknya sekaligus untuk
58
60
anaknya
63
maka
beliau
tidak
memaksakannya.
Berikut
66
67
69
: LC
: Medan/40 tahun
: Buah batu
: Pengusaha butik
: Kristen
70
:P
Ibu LC merupakan seorang ibu yang sangat baik terhadap anakanaknya, hal ini terlihat ketika permitaan anaknya selalu ibu LC
penuhi. Ibu ince memiliki postur tubuh lumayan agak gemuk
dengan tinggi 167cm serta berkulit putih langsat dan berambut
panjang sedikit keriting,. Ibu LC bekerja sebagai pengusaha
butik walaupun ibu LC sibuk dengan kerjaannya namun dapat
meluangkan waktu dengan anaknya serta mengajak anakanaknya untuk ke mall. Selain komunikasi ibu LC dengan
anaknya tidak bermasalah karena walaupun bekerja ibu LC
selalu mengabari pembantunya untuk menanyakan setiap
kegiatan yang anaknya kerjakan dan setelah itu ibu LC selalau
berbicara dengan anaknya untuk mengetahui apa yang anaknya
kerjakan pada saat ibu LC bekerja.
Kediaman ibu LC berada di daerah Buah batu, Bandung.
Ketika ibu LC berkumpul dengan anak-anaknya di rumah
sering kali ibu LC bercanda dengan anaknya seperti bermain
puzzle kalau tidak membacakan komik. Di samping itu
perlakuan ibu LC terhadap kedua anaknya sangat perhatian dan
tidak pernah marah dengan menggunakan kekerasan fisik tetapi
hanya meninggikan suara, dan mengunci PL di kamar dengan
71
73
74
bahwa
pertemuannya
dengan
anak-anaknya
77
78
Informan
Ibu VT
3
Ibu LC
4
1
Karakteristik
2
Seorang ayah yang
3
Seorang ibu rumah
4
Seorang pengusaha
Informan
1
memiliki lima
2
tangga yang
butik yang
anak laki-laki.
anak. Anak
ketiga I mengalami
Kedua anaknya
perempuan yang
disleksia. Bapak
mengalami
pertamanya
AS selalu
disleksia. Ibu VT
mengalami
mengutamakan
menerapkan pola
disleksia. Ibu LC
keagamaan dalam
asuh demokratis
jarang di rumah,
penerapan pola
dengan
meskipun begitu
asuhnya.
Secara keseluruhan
menerapkan
Ibu LCmenerapkan
beberapa peraturan
pola asuh
tetapi anak-
demokratis yang
cenderung permisif
bernegosiasi akan
karena
Bapak AS
menerapkan pola
asuh demokratis
cenderung otoriter.
Pengawasan
Pengawasan
peraturan tersebut.
Pengawasan
kesibukannya.
Pengawasan
(control)
(control) yang
(control) yang
(control) yang
Informan
diberikan Bapak
81
terhadap
Anak AS:
Disleksia
- mengantarjemput I sekolah
A menjalani
kegiatan
- mengulang
3
pelajaran di rumah
beraktivitas bila
4
ada kesempatan
- memonitor
kegiatan P melalui
dan ke Indigrow
2
- mengajari I
bersama A
pembantunya
- tidak membiarkan - mengatur jadwal
belajar di rumah
anak selalu
- membekali I
bermain game
- melarang A
hari
- membantu P
bermain hingga
mengulang
pelajarannya
sekolahkan I untuk
maghrib
- tidak
menciptakan
memaksakan
kehendak kepada
- melarang I pulang
anak
kegiatan P sehari-
dengan keagamaan
- memindah
Komunikasi Ibu
Komunikasi Ibu
AS dengan I:
- selalu bertemu
VT dengan A:
- selalu bertemu
LC dengan P:
- jarang bertemu
- meras
dengan A setiap
Anak
pertemuannya
pertemuannya
hari
- merasa
dengan P sangat
dengan I sangat
pertemuannya
penting
82
penting
2
-memperbanyak
aktivitas bersama
dengan A sangatlah
3
penting
- mengajari A
- di waktu santai,
4
Ibu LC membantu
P belajar dan
seperti shatal
mengenal huruf
- membacakan
menemani P
mengaji, dan
cerita untuk A
- bermain bersama
bercerita
- P kesulitan untuk
belajar bersama
- memfasilitasi I
A
- dapat mengerti
mengungkapkan
untuk dapat
keinginan dan
sesuatu hal
- P cenderung suka
menyampaikan
keluhan yang
mengurung diri di
keluhan dan
keinginannya
- bersikap tidak
kosakata yang
sambil berteriak
digunakan A sulit
dimengerti
- selalu mencari
kesal
- Ibu LC mengajak
P untuk terus
sedang dialami A
- memfasilitasi
berkomunikasi
berjamaah,
memanjakan
terhadap keinginan
I
- tidak mengalami
kesulitan dalam
untuk
berkomunikasi
keinginan A
- sabar dalam
membiasakan P
dengan I
- mengadakan
mendengarkan
berkomunikasi
musyawarah bila I
keluhan dan
dengan lancar
bertengkar dengan
keinginan A
- membantu A
saudara-saudaranya
83
yang lain
- membiasakan I
untuk
menyampaikan
menabung
- menasehati I bila
I melakukan
Penggunaan
Hukuman
Hadiah
keinginan dan
keluhannya
- menelpon ayah A
kesalahan
-selalu
bila A kangen
menanyakan
terhadap ayahnya
bagaimana I di
di Jakarta
sekolah
Penggunaan
Penggunaan
Penggunaan
hukuman dan
hukuman dan
hadian yang
hadian yang
diterapkan
diterapkan Bapak
diterapkan Ibu VT
diterapkan Ibu LC
Informan
AS kepada I:
- memberi
kepada A:
- memberi
kepada P:
- membiasakan P
hukuman bila I
hukuman bila A
hidup mandiri
- menghukum bila
meninggalkan
terlalu sering
terhadap
Anak
Disleksia
shalat
- memberi2
bermain game
- hukuman
3 berupa
hukuman bila I
melarang A
bermain game
- memberi hadiah
P malas belajar
- hukuman
4 hanya
membentak dan
mengunci di kamar
maghrib
- hukuman berupa
bila A mendapat
teguran dan
nilai bagus
mandi tanpa
kekerasan fisik
- member hadiah
84
memukul namun
- hadiah berupa
tidak keras
- member hadiah
dan menuruti
jalan-jalan
perintahnya
- hadiah berupa
bila I mendapat
nilai yang bagus
- bila puasa tamat
juga diberikan
hadiah
- hadiah berupa
mobil remot dan
sepatu roda juga
sepeda
Sumber : hasil observasi dan wawancara dengan informan tahun 2012
Berdasarkan dari hasil tabel analisis masalah penelitian, dapat
dijelaskan bahwa secara keseluruhan keluarga Bapak AS, keluarga Ibu VT,
dan keluarga Ibu LC menerapkan pola asuh demokratis. Hal ini
dikarenakan ketiga keluarga tersebut mempertimbangkan keputusan anak
dalam melakukan segala hal yang berhubungan dengan anak. Dilaksanakan
atau tidak sebuah kegiatan disepakati bersama oleh orang tua dan anak. Hal
ini merupakan hal yang baik bagi anak disleksia yang membutuhkan
kepercayaan diri lebih untuk memperbaiki prestasi akademik mereka dan
dengan dihargai pendapatnya akan membuat anak disleksia menigkat rasa
percaya dirinya.
85
memperhatikan
perkembangan
anak-anaknya
sehingga
Sumber Informal
Sumber informal merupakan suatu sumber yang dapat diakses
(digunakan) oleh informan atau keluarga jika sedang menghadapi
suatu masalah. Masalah yang dimaksud adalah masalah yang berkaitan
dengan anak mereka yang mengalami disleksia baik masalah di bidang
akademik, pergaulan, kedisiplinan, dan sebagainya.
Sumber tersebut dapat berupa dukungan moral, nasehat, perhatian dan
atau berupa petunjuk lainnya sesama orang tua yang anaknya
mengalami disleksia, keluarga, terapis (guru kelas khusus disleksia)
dan orang-orang yang selama ini dianggap dekat dan dapat
memberikan motivasi atau dukungan moral.
Dalam suatu kondisi yang mendesak atau tertekan, sumber informal
sangat dibutuhkan oleh informan untuk menumbuhkan kekuatan moral
dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Sumber ini adalah orangorang yang diharuskan mengerti tentang permasalahan anak disleksia
sehingga dapat memebrikan saran yang tepat saat informan (orang tua)
membutuhkan saran atas permasalahan mereka.
b.
Sumber Formal
88
89