Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Perhitungan DMF-T pada 28 gigi permanen, adapun gigi yang tidak dihitung adalah :
Gigi M3
Gigi yang belum erupsi
Gigi yang tidak ada karena kelainan kongenital dan gigi berlebih (supernumerary teeth)
Gigi yang hilang bukan karena karies (impasi atau perawatan orthodontik)
Gigi tiruan yang disebaban trauma, estetik dan jembatan
Pencabutan normal selama masa pergantian gigi geligi
Gigi susu yang belum tanggal
: 0,0 1,1
: 1,2 2,6
: 2,7 4,4
: 4,5 6,5
: > 6,6
Indeks OHI-S (Oral Hygiene Index Simpified) / Status Kebersihan Rongga Mulut
OHI-S terdiri dari 2 komponen, yaitu Debrice Index Simplified (DI-S) dan Calculus Index
Simpified (CIS). Untuk pemeriksaan pada gigi anterior pada permukaan labial, sedang gigi
posterior RA pada permukaan bukal dan gigi posterior RB pada permukaan lingual.
Untuk gigi permanen, gigi-gigi yang diperiksa :
6
1
6
6
1 6
Bila ada gigi indeks yang tidak ada (telah dicabut/sisa akar), maka pemeriksaan dilakukan pada
gigi pengganti dengan ketentuan :
Bila gigi M1 RA/RB tidak ada, maka penilaian pada gigi M2 RA/RB
Bila gigi M1 dan M2 RA/RB tidak ada, maka penilaian pada gigi M3 RA/RB
Bila M1, M2, dan M3 RA/RB tidak ada, maka tidak dapat dilakukan penilaian
Bila gigi I1 kanan RA tidak ada, maka penilaian dilakukan pada I1 kiri RA
Bila gigi I1 kanan-kiri RA tidak ada, maka penilaian tidak dapat dilakukan
Bila gigi I1 kiri RB tidak ada, maka penilaian dilakukan pada gigi I1 kanan RB
Bila gigi I1 kiri-kanan RB tidak ada, maka penilaian tidak dapat dilakukan
5
1
5
5
1 5
Tidak ada gigi pengganti jika salah satu gigi indeks hilang pada gigi sulung
Pada periode gigi bercampur, gigi indeks yg digunakan sama seperti gigi indeks pada gigi
permanen.
Penilaian OHI-S :
OHI-S = DI-S
Kriteria penilaian OHI-S / Status Kebersihan Rongga Mulut : (menurut Green dan Vermillion)
0,0 1,2 : Baik
1,3 3,0 : Sedang
3,1 6,0 : Buruk
Indeks CPITN (Community Periodontal Index and Treatment Needs)
Tujuan dari indeks CPITN adalah untuk mendapatkan penilaian keadaan jaringan periodontal.
Gigi indeks CPI yang diperiksa :
17 16 11
26 27
47 46
31 36 37
16 11
26
46
31 36
Indeks PUFA
Indeks PUFA adalah indeks yang digunakan untuk menilai adanya kelainan gigi karena karies
yang tidak dirawat. Indeks PUFA untuk gigi permanen, sedang indeks pufa untuk gigi sulung.
Kriteria penilaian untuk PUFA adalah :
P / p : Pulpa, dicatat pada saat ruang pulpa terbuka atau ketika struktur mahkota gigi
sudah rusak karena proses karies dan hanya akar yang tersisa
U / u : Ulserasi, karena trauma dari potongan gigi yang tajam menyebabkan ulserasi
traumatis dari jaringan lunak disekitarnya.
F / f : Fistula, diberi nilai ketika saluran sinus mengeluarkan pus yang berhubungan
dengan gigi dengan keterlibatan pulpa.
A / a : Abses, diberi nilai ketika terjadi pembengkakan yang berisi pus yang berhubungan
dengan gigi dengan keterlibatan pulpa.
Perhitungan nilai PUFA/pufa per orang sama seperti pada DMF-T. Nilai pufa untuk tiap individu
berkisar 0-20 (gigi sulung) dan 0-32 (gigi permanen).
Perhitungan PUFA untuk populasi, yaitu :
Rata-rata PUFA = Jumlah Pulpa + Ulser +
Fistula + Abses
Jumlah Sampel
Gunakan bahan pewarna gigi (disclosing solution) untuk memeriksa plak yang terbentuk
pada permukaan mahkota gigi.
Pemeriksaan dilakukan pada permukaan mahkota gigi pada bagian fasial/lingual dengan
membagi tiap permukaan menjadi 5, yaitu :
D : Distal
G : 1/3 tengah gingiva
M : Mesial
C : 1/3 tengah central
I/O : 1/3 tengah insisal/oklusal
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis (Gigi indeks pengganti disebelah mesial)
Labi
Buk
6
6
Lingu
1
1
Buk
6
6
Lingu
Labi
2
4
4
2
Kriteria penilaian :
0 : Tidak ada plak
1 : Dijumpai lapisan tipis plak yang melekat pada margin gingiva
2 : Dijumpai lapisan plak sedang pada saku gingiva dan margin gingiva
3 : Terdapat plak yang banyak pada saku gingiva dan margin gingiva
Plaque Index (PI) = Jumlah nilai dari seluruh
permukaan gigi yang diperiksa
Jumlah gigi yang diperiksa
Untuk mengukur indeks gingival dari gigi (11, 13, 23, 36, 34, dan 45) atau semua gigi yg telah
erupsi. (Loe dan Silness). 4 permukaan (fasial, lingual, mesial, distal) gigi indeks yang diperiksa.
3
5
3
4 6
Kriteria penilaian :
0 : Gingiva normal
1 : Infamasi ringan, sedikit perubahan warna, edema, tidak ada pendarahan saat probing
2 : Inflamasi moderat, kemerahan, bengkak, berdarah saat probing
3 : Inflamasi berat, kemerahan dan bengkak, ulserasi, cenderung terjadi pendarahan
Interpretasi skor indeks gingival (GI) :
< 0,1
= Tidak ada inflamasi
0,1 1,0
= Inflamasi ringan
1,1 2,0
= Inflamasi moderat
2,1 3,0
= Inflamasi parah
Macam-Macam Teknik Menyikat Gigi :
1. Teknik Horisontal (untuk anak-anak) : merupakan gerakan menyikat gigi ke depan ke
belakang dari permukaan bukal dan lingual. Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan
labial, bukal, palatinal, lingual, dan oklusal dikenal sebagai scrub brush.
3. Teknik Roll : Menyikat gigi dengan teknik roll merupakan gerakan sederhana, paling
dianjurkan, efisien, dan menjangkau semua bagian mulut. Bulu sikat ditempatkan pada
permukaan gusi, jauh dari permukaan oklusal. Ujung bulu sikat mengarah ke apex.
Gerakan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga permukaan bagian belakang
kepala sikat bergerak dalam lengkungan. Waktu bulu sikat melalui mahkota gigi,
kedudukannya hampir tegak terhadap permukaan email. Ulangi gerakan ini sampai 12
kali sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini dapat menghasilkan pemijatan gusi dan
membersihkan sisa makanan di daerah interproksimal. Menyikat gigi dengan roll teknik
untuk membersihkan kuman yang menempel pada gigi. Teknik roll adalah menggerakan
sikat seperti berputar
Pegang benang antara ibu jari dan jari telunjuk kedua tangan
Gunakan ibu jari anda untuk membersihkan gigi atas anda dengan benang ini.
Ketika anda mencapai batas gusi, lengkungkan benang menjadi bentuk C sekitar
gigi, dan pastikan untuk bekerja dibawah garis gusi
Dengan lembut jalankan benang ke atas dan ke bawah beberapa kali antara setiap
gigi, termasuk sisi belakang gigi anda
FLUORIDASI
Tujuan :
Menaikkan ketahanan struktur gigi terhadap demineralisasi
Meningkatkan remineralisasi
Mengurangi potensi kariogenik dari dental plak
Cara penggunaan fluor dapat dibagi 2 yaitu secara:
1. Sistemik
Tujuan penggunaan fluor secara sistemik adalah berguna untuk benih-benih gigi yang
akan tumbuh nanti serta untuk memberikan perlindungan topikal pada gigi karena fluoride
ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi.
Penggunaan fluor secara sistemik yaitu untuk gigi yang belum erupsi. Dilakukan
dengan beberapa cara yaitu dengan :
a. Fluoridasi air minum.
b. Fluoridasi garam dapur.
c. Fluoridasi air susu.
d. Minum tablet/tablet hisap fluor
2. Lokal
Tujuan penggunaan fluor secara lokal adalah untuk melindungi gigi dari karies
Penggunaan fluor secara local yaitu untuk gigi yang sudah erupsi. Dilakukan
dengan beberapa cara yaitu dengan:
a. Topikal aplikasi dengan larutan fluor. (NaF, SnF, APF)
Natrium Flouride (NaF) digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies.
NaF merupakan salah satu yg sering digunakan karena dapat disimpan untuk waktu yang
agak lama, memiliki rasa yg cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi gingiva.
Stannous Fluoride (SnF) jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran,
misalnya rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya mengubah
warna gigi karena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva.
Acidulated Phosfat Fluoride (APF) lebih sering digunakan karena memiliki sifat
yang stabil, tersedia dalam bermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi
dan tidak mengiritasi gingiva.
b. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor.
c. Menyikat gigi dengan :
- Pasta gigi
- Larutan fluor
NaF dianjurkan penggunaanya 2%
dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2 gram dengan air
destiasi 10 ml.
Bersihkan gigi dgn gulungan kapas setiap kuadran dan setiap kai kerja.
Keringan dengan semprotan udara
Gigi dibasahi dengan sodium fluoride seama 4 menit
Kumur-kumur
Pencegahan tk III
(tertier Prev)
4. Perawatan kerusakan (disability limitation)
Perawatan luka
Pulp capping
Perawatan sal. Akar
Ekstraksi
Perawatan ortho
5. Rehabilitation (rehabilitasi)
Penggantian gigi geligi yang hilang dengan GTS/GTP
PROSES TERJADINYA KARIES
Bebrapa jenis KH, mis : sukrosa dan glukosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu
membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai di bawah 5 dalam waktu 1-3 menit.
Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi
permukaan gigi yang rentan dan proses karies akan dimulai.
waktu
KH + MO
asam
pH (-5)
Demineralisasi email proses karies dimulai