Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
perencanaan struktur dapat didefinisikan sebagai campuran seni dan ilmu
pengetahuan yang dikombinasi dengan intuisi seorang ahli struktur dengan dasar
dasar pengetahuan pengetahuan dalam satatika, dinamika, mekanik bahan dan analisa
struktur. untuk menghasilkan suatu struktur yang ekonomis dan aman selama masa
layannya.
hingga tahun 1850 perencanaan struktur merupakan suatu seni yang berdasarkan
pada intuisi untuk menentukan ukuran dan susunan element struktur, dengan
berkembangnya

pengetahuanmengenai

prilaku

struktur

dan

meterial,

maka

perencanaan struktur harus lebihelmiah. perhitungan yang mengakibatkan prinsip


prinsip ilmiah harus dijadikan dasar dalam pengembaliaan keputusan, namun tidak
diikuti secara membabi buta. pengalaman intuisi seorang ahli diatur digabungkan
dengan hasil hasil perhitungan ilmiah akan mnjadi dasar proses pengambilan
keputusan yang baik.
perencanaan struktur menurut tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan
gedung ( SNI, 03-1729-2002) adalah menghasilkan struktur yang stabil, atap kuat
mampu layan, awet dan memenuhi tujuan tujuan lainnya seperti ekonomi dan
kemudahan perencanaan suatu struktur disebut stabil jika tidak mudah terguling,
miring atau tergeser selama umur rencana bangunan, risiko terhadap kegagalan
struktur dan hilangnya kemampuan layannya juga harus dimini malisir dalam batas
batas yang masih dapat diterima, suatu struktur yang awet semestinya tidak
memerlukan biaya perawatan yang terlalu berlabihan selama umur layannya.

1.2.1

1.2 Tujuan Dan Manfaat


Tujuan
adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah
1. Beban terfaktor yang harus dipikul kolom adalah sebesar 450,292 ton
2. Kombinasi pembebanan yang harus dipikul adalah sebesar 765,65 kg.m
3. Kontrol lendutan pada fropil wf 150.65.20.3,2 adalah 135,46 mm ( L/300
(66/300 = 220 mm )

4. Perencanaan pembebanan, beban maksimum yang dipakai adalah sebagai


berikut
a. Beban mati atap = 2228,6 kg.m
b. B.S kuda kuda = 1950 kg.m
5. gaya yang terjadi pada batang adalah gaya beban hidup
6. Sambungan yang cocok untuk perencanaan gedung dan pabrik adalah
sambungan baut
a. asumsikan pada kuda - kuda baja dengan batang U banyak baut
digunakan adalah 4 buah
b. asumsikan pada kuda kuda baja batang D Banyak baut digunakan
adalah 3 baut
1.2.2 Manfaat
Adapun manfaat dari laporan tugas besar ini adalah
1. dapat merencanakan dasaran struktur baja secara tersendiri awet dan tahan
lama
2. mampu merencanakan struktur yang tepat guna dan memberikan kenyaman
masa awet habis.
1.3 Sistematika Penulisan
Untuk mencapai tujuan penulisan tugas Besar ini dilakukan beberapa tahapan
yang dianggap perlu. Prosedur pelaksanaanya secara garis besar adalah sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan, manfaat, batasan masalah dan
sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini meliputi pengambilan teori dari berbagai sumber bacaan yang
mendukung analisa permasalahan yang berkaitan dengan Tugas Besar ini.
BAB III Desain Pendahuluan
Bab ini meliputi Bentuk bentuk gambar desain struktur bangunan

serta

demensi struktur bangunan, sesuai dengan soal yang diberikan dosen.

BAB IV Pembahasan
Bab ini membahas tentang perhitungan yang diperlukan, selanjutnya data-data
tersebut dianalisa berdasar rumus yang pasti sesuai dengan perhitungan yang
diperlukan.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan berdasarkan perhitungan yang didapat, temuan
dan bukti yang disajikan sebelumnya yang menjadi dasar untuk menyusun
suatu saran sebagai suatu usulan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Baja
Pada abad ke 19 muncul meterial baru yang dinamakan dengan baja yang
merupakan logam paduan antara besi dan karbon, meterial baja mengandung kadar

karbon yng lebih sedikit dari pada besi tulang, dan mulai digunakan dalam konstruksi
barat.
Pembuatan baja dalam konstruksi dilakukan pertama kali oleh sirhanry bassemer
dari inggris, sir henry menerima hak paten dari pemerintah inggris pada tahun 1855
atas

temuanya

tersebut

beliau

mempelajari

pemerintah

bahwa

dengan

menghembuskan udara diatas besi cair penaskan membakar kotoran kotoran yang
ada dalam besi tersebut, namun secara bersamaan proses ini juga menghilangkan
komponen komponen seperti karbon dan mangan,
Selanjutnya komponen- komponen penting ini dapat digantikan dengan suatu
logam paduan antara besi, karbon dan mangan, disamping itu juga ditambahkan batu
kapur yang dapat mengikat senyawa fosfor dan sulfur, dengan ditemukannya proses,
eesamer, maka dditahun 1890 baja karbon mulai menggantikan besi tuang sampai
elemen konstruksi.
2.2 Teori ( Baja Secara Umum )

Baja merupakan salah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari
besi. Baja ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang
menyebabkan tercampurnya besi dengan bahan karbon pada proses pembakaran,
sehingga membentuk baja yang mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada besi.
Bila dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya, baja lebih banyak memiliki
keunggulan-keunggulan yang tidak terdapat pada bahan-bahan konstruksi lain.
Disamping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan kekuatan
tekan tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifat-sifat lain yang
menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu material yang umum
dipakai.
Sifat-sifat baja antara lain :
a. Kekuatan tinggi
Kekuatan baja bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan leleh fy atau kekuatan
tarik fu. Mengingat baja mempunyai kekuatan volume lebih tinggi dibanding dengan

bahan lain, hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa
mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga
struktur lebih ringan dan efektif.
b. Kemudahan pemasangan
Komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar serta mudah
diperoleh dimana saja, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan dilapangan
adalah pemasangan bagian-bagian yang telah disiapkan.
c. Keseragaman
Baja dibuat dalam kondisi yang sudah diatur (fabrikasi) sehingga mutunya
seragam.

d. Daktilitas ( keliatan )
Daktilitas adalah sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar
dibawah pengaruh tegangan tarik tanpa hancur atau putus. Daktilitas mampu
mencegah robohnya bangunan secara tiba-tiba.
e. Modulus elastisitas besar
Dengan modulus yang besar, struktur akan cukup kaku sehingga dapat
memberikan kenyamanan bagi pemakai. Jika dibandingkan dengan bahan yang lain,
untuk regangan yang sama baja akan mengalami tegangan yang lebih besar sehingga
kekuatannya lebih optimal.
2.2.2

Bentuk & Dimensi Struktur


Pada tugas besar Konstruksi Baja I ini struktur yang diberikan berupa
bangunan berbentuk persegi panjang yang terbuat dari baja dengan mutu BJ41. Bangunan ini terdiri dari dua lantai dengan tinggi lantainya yaitu 4.5 m.
Jenis atap yang digunakan pada struktur ini adalah genteng dengan sudut
kemiringan 350 , dan jarak maksimum tiap gording adalah 1,1 m

1. Fungsi Struktur
Struktur pada tugas besar Konstruksi Baja I ini berfungsi sebagai Kantor.
2. Spesifikasi Material
Spesifikasi material terdiri dari :
a. Sifat mekanis baja
Sifat mekanis baja struktur yang digunakan dalam perencanaan harus
memenuhi persyaratan minimum pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Jenis Baja

Jenis Baja
BJ 34
BJ 37
BJ 41
BJ 50
BJ 55

Tegangan putus

Tegangan Leleh

Peregangan

Minimum fu

Minimum fy

Minimum

(Mpa)

(Mpa)

(%)

340
370
410
500
550

210
240
250
290
410

22
20
18
16
13

Tegangan Leleh
Tegangan leleh untuk perencanaan ( fy) tidak boleh diambil melebihi
nilai yang diberikan pada tabel sifat mekanisme baja struktural.
Tegangan Putus
Tegangan putus untuk perencanaan ( fu ) tidak boleh diambil melebihi
nilai yang diberikan pada tabel sifat mekanisme baja struktural.
Sifat-sifat mekanis lainnya
Sifat-sifat mekanisme lainnya baja struktural untuk perencanaan adalah
sebagai berikut :
Modulus elastis

: E = 200.000 Mpa

Modulus geser

: G = 80.000

Nisbah poisson

: = 0,3

Koefisien pemuaian

: = 12 . 10-6 / oC

Mpa

b. Baja Struktural
o Syarat penerimaan baja
Laporan uji material baja dipabrik yang disahkan oleh lembaga yang
berwenang dapat dianggap sebagai bukti yang cukup untuk memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam standar ini.
o Baja yang tidak dapat teridentifikasi
Baja yang tidak dapat teridentifikasi boleh digunakan selama
memenuhi ketentuan berikut ini :

1. Bebas dari cacat permukaan


2. Sifat fisik material dan kemudahan untuk dilas tidak mengurangi
kekuatan dan kemampuan layan strukturnya.
3. Ditest sesuai ketentuan yang berlaku. Tegangan leleh ( fy ) untuk
perencanaan tidak boleh lebih dari 170 mpa, sedangkan tegangan
putusnya ( fu ) tidak boleh diambil lebih dari 300 mpa.
c. Alat sambung

Baut, mur dan ring

Alat sambung mutu tinggi

Las

Penghubung geser jenis paku yang dilas

Baut angker

a. Peraturan yang Digunakan


Peraturan yang digunakan dalam tugas besar Konstruksi Baja I ini adalah
peraturan standar baja. Standar ini meliputi persyaratan-persyaratan umum serta
ketentuan-ketentuan teknis perencanaan dan pelaksanaan struktur baja untuk
bangunan gedung, atau struktur lainnya yang mempunyai kesamaan karakter dengan
struktur gedung Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung.
2.4

Pembebanan
Beban dan macam beban yang bekerja pada struktur sangat tergantung dari

jenis struktur. Berikut ini akan disajikan jenis-jenis beban, data beban serta faktorfaktor dan kombinasi pembebanan sebagai dasar acuan bagi perhitungan struktur.
2.2.1

Jenis-jenis beban
Jenis-jenis beban yang biasa diperhitungkan dalam perencanaan struktur

bangunan gedung adalah sebagai berikut:

Beban mati (dead load/DL) Beban mati merupakan beban yang bekerja
akibat gravitasi yang bekerja tetap pada posisinya secara terus menerus

dengan arah ke bumi tempat struktur didirikan. Yang termasuk beban mati
adalah berat struktur sendiri dan juga semua benda yang tetap posisinya

selama struktur berdiri.


Beban hidup (life load/LL)Beban hidup merupakan beban yang terjadi
akibat penghunian/penggunaan suatu gedung dan barang-barang yang
dapat berpindah, mesin dan peralatan lain yang dapat digantikan selama

umur rencana gedung.


Beban gempa (Earthquake load/EL) Gempa dianalisis menggunakan
analisis dinamik struktur 3D dengan menggunakan program SAP 2000.
Peraturan yang dipakai dalam perhitungan ini : 1. Pedoman Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 1987 2. Peraturan
Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 Untuk input pada program

SAP 2000 data-data yang diperlukan adalah :


Model strukur dalam bentuk 3D
Jenis material yang dipakai
Beban-beban yang bekerja ( hidup, mati, dan gempa )
Massa yang bekerja pada joint
Kombinasi beban
Ragam Respon Spektrum Gempa Data-data diatas didapatkan dan
ditentukan seperti dibawah ini

Untuk keperluan desain struktur digunakan dua tinjauan kombinasi pembebanan


yaitu :
1. Pembebanan Tetap : U = 1,2 D + 1,6 L 2. Pembebanan Sementara :
Ada 2 pemodelan untuk pembebanan sementara, yaitu :
a.
Beban gempa bekerja 100% pada arah x dan 30% pada arah y
U= 1,05 D + 0,63 L + 1,05 . ( I . K . Z ) . Ex + 0,315 . ( I . K . Z ) . Ey b.
Beban gempa bekerja 100% pada arah y dan 30% pada arah x U= 1,05 D
+ 0,63 L + 0,315 . ( I . K . Z ) . Ex + 1,05 . ( I . K . Z ) . Ey Ex & Ey =
Beban gempa arah x, y L = Beban hidup D = Beban mati, untuk data
masukan dalam program SAP 2000 beban mati & hidup terdiri struktur
utama & tangga.
2.5

Kontrol Lendutan

Komponen struktur balok merupakan elemen tekan dan eleman tarik.


Sehingga konsep dari

komponen struktur tarik dan tekan yang telah kita pelajari

lendutan balok pada bangunan atau gedung berdasarkan SNI 03- 1729-2002 pasal
6,4,3 membatasi besarnya lendutan yang timbul pada balok pada pasal ini di
isyaratkan lendutan maksimum untuk balok pemikul dinding atau finishing yang
getas adalah sebesar L/360
2.6 Gaya Gaya Batang
Gaya tekuk Torsi dan gaya tekuk lentur Torsi pada umumnya gaya tersebut
dijelaskan sebagai berikut pada batang :
1. Tekuk Lentur
Pada umumnya kekuatan komponen struktur dengan beban aksial tekan
murni ditentukan oleh tekuk lantur.
2. Tekuk Torsi
Model tekuk ini dapat mengalami tejadi akibat adanya puntir dalam sumbu
memanjang komponen struktur tekan.
3. Tekuk lentur torsi yang terjadi akibat kombinasi dari tekuk lentur dan tekuk
torsi. Batang akan terlentur atau terpuntir secara bersamaan. Tekuk lentur
torsi terjadi pada penampang penampang dengan satu sumbu simetri saja.

BAB III
PERMASALAHAN

10

Gambar 3.1 Rangka kuda kuda baja

BAB IV
PEMBAHASAN

11

4.1 Menghitung Beban terfaktor


Sebuah kolom baja dari suatu struktur bangunan gedung, memikul beben aksial
sebagi berikut :beban mati 13 ton, beban hidup dari atap 15 ton, beban hidup dari atap
lantai bangunan 130 ton, beban angin 22 ton, beban gempac 22 ton,hitunglah beban
desain jika diketahui struktur atap dari profil wf 400.200.8.13 sesuai kombinasi
LRFD ?
Penyelesaian
Beban yang harus dipikul profil tersebut adalah
D

= 0.66 + 13(15) = 195,66 kn/m

La = 15 ton
L

= 130 Ton

W = 14 Ton
E

= 14 Ton

Periksa terhadap kombinasi pembebanan


(1.20 a ) u

= 1.4 ( D ) = 1.4 ( 195,66) = 273,924

(1.20 b ) u

= 1.2 ( D ) + 1.6 ( L) + 0.5 (La)


= 1.4 ( 195.66) + 1.6 ( 130 ) + 0.5 ( 15 )
= 450,29 ton

(1.20 c) u

= 1.2 ( D ) + 1.6 (La) + 0,5 (L)


= 1,2 ( 195,66) + 1,6 ( 15 ) + 0,5 (130)
= 323,79 ton

(1.20 d) u

= 1,2 ( D) + 1,6 (La) + 0,8 (W)


= 1,2 (195,66) + 1,6 ( 15 ) + 0,8 (14)
= 296,992 ton

(1,20 e) u

= 1,2 ( D) + 1,3 (W) + 0,5 ( L) + 0.5 (La)


= 1,2 (195,66) + 1,3 ( 14) + 0,5 ( 130) + 0,5 (15)
= 325.492 ton

(1,20 f) u

= 1,2 (D) 1,0 ( E ) + 0,5 ( L)


= 1,2( 195,66) 1,0 ( 14 ) + 0,5 ( 130)
= 325.496 ton

12

(1.20 g ) u

= 0.9 (D) 1,3 (14) = 313792 ton / 285,792 ton

( 1,20 h ) u

=0,9 (D) + 1,0 ( E)


=0.9 (195,66) 1,0 ( 14) = 190,094/162,094ton

Jadi beban terfaktor yang harus dipikul oleh kolom adalah sebesar 450,292 ton.
1.2 Menghitung Kombinasi Beban
Coba menggunakan profil light lip chanel 150.65.20.3,2 dengan data data :
1x

= 332,104 mm4

1y

= 54.104mm4

Zx

= 44,331.103mm3

Zy

= 12,2683mm3

Gambar 4.1 Kombinasi Pembebanan

Beban Mati

Berat Gording

= 7,15 kg/m

Beban tetap

= (14) (50) =700 kg/m


G = 707.15 kg/m

Beban Hidup

Ditengah tengah gording

p = 100 kg

Beban angin
13

Tekanan angin

= 40 kg/m

Koefisien angin tekan

= 0,02 ( 25 ) 0,4 = 0,1

Koefisien angin hisap

= -0,4

W tekan

= 0,1 ( 40 ) ( 11) = 44 kg/m

W hisap

= -0,4 ( 40 ) ( 11 ) = - 176 kg /mm

Mencari momen pada gording


Pada arah sumbu lemah dipasang trekstang pada tengah bentang sehingga Ly = X
jarak kuda kuda = 2 m
1. Akibat beban mati
q = 707,15 kg / m
q = q cos 25 = 707.15 ( cos 25 ) = 640.89 kg/m
q = q sin 25 = 707,15 ( sin 25 ) = 298.85 kg /m

Gambar 4.2 Akibat Beban Mati


Mx = 1/8 ( 640,89 ) ( 4 ) 2 = 128,178 kg /m
My = 1/8 ( 298,85 ) ( 2 )2= 149,425 kg /m
2. Akibat beban hidup
P = 100 kg /m

14

Gambar 4.2 Akibat beban hidup


Mx = ( p cos ) Ly = ( 100 cos ) ( 4) = 90,631 kg/m
My = ( p sin ) Ly = ( 100 sin ) ( 2 ) = 21,131 kg/m
3. Akibat beban angin
Karena beban angin bekerja tegak lurus sumbu x sehingga hanya ada Mx
Angin tekan = Mx = 1/8 ( 44 ) ( 4 )2 = 88 kg/m
Angin hisap = Mx = 1/8 ( -176 ) ( 4 )2= -325 kg /m
1.2.1 Kombinasi Beban
1. U = 1,4 D
U /arah x kg.m = (1.4 ) (640,89 ) kg .m = 990,01 kg.m
U /arah y kg.m = ( 1,4 ) ( 298,85 ) kg.m = 418,39 kg.m
2. U = 1,2 D + 0,5 La
U/ arah x kg.m = 1,2 ( 640,89 kg.m) + 0,5 ( 90,631 kg.m ) = 894,31 kg.m
U/arah y kg.m = 1,2 ( 290,85 kg.m ) + 0,5 ( 21,131 kg.m ) = 382,585kg.m
3. 1,2 D + 1,6 La
U/arah x kg.m = 1,2 ( 640,89 kg.m ) + 1,6 ( 90,631 kg.m ) = 914,07 kg.m
U/arah y kg.m = 1,2 ( 290,85 kg.m ) + 1,6 ( 21,131 kg.m ) = 359,585 kg.m
4. U = 1,2 D + 1,3 W + 0,5 La
U/arah x kg.m = 1,2 (640.89 kg.m ) + 1,3 (88 kg.m ) + 0,5 ( 90,631 kg.m )
= 668,85 kg.m
U/arah y kg.m = 1,2 ( 290,85 kg .m ) + 1,3 (0 kg.m ) + 0,5 (21,131 kg.m )
15

= 298,15 kg.m
5.

U = 0,9 D 1,3 (W)

U/arah x kg.m = 0,9 ( 640,89 kg.m ) + 1,3 ( 88 ) = 678,85 kg.m


= 0,9 ( 640,89 kg.m ) 1,3 ( 88 ) = 240,05 kg.m
U/arah y kg.m = 0,9 (290,85 kg.m ) + 1,3 ( 0 ) = 311,84 kg.m
= 0,9 (290,85kg.m ) 1,3 ( 0 ) = 111.84 kg.m
1.3 Kontrol Lendutan
Qu = 1,2 ( 557,15 kg.m ) + 1,6 ( 100 ) = 828,58 kg.m = 0,828 ton
mu = 1/B .qu L2 = 1/B .( 0,828 ) ( 66 )2 = 450,85 ton
Asumsikan penampang adalah kompak, maka tahanan rencana Qb ,mn adalah
Zx perlu =

450,85.107

mn
Qb.fy

0,9 x 240

= 20872685 mm = 20872,685 cm3

Coba profil wf.150.65.20 ( zx = 144,331 cm3 )


Cek kelangsingan penampang
1 f = b
2.tf

42

= 1,5

2 x 14

p
170
fy =

170
=10,97
240

1680 1680
=
=108,44
fy 240
s
370
370
=
fy . fr 240.70

=28,37

2550 2550
=
=164,6
fy 240
Untuk memeriksa syarat lendutan hanya beban hidup saja yang dipertimbangkan

16

5. g . l2 5. m. l2
=
384. Ei 48. Ei

Ix perlu

5. m.l
5.7,2 . 107 420002 5 X 7,2 X 107 420002
=
=
=1109969168=11096
48. E . L
6600
48 X 6500 X 440
48 X 6500 X
.
150
Profil wf 150.65.20.3,2 tidak mencukupi Iy = 332 x 104 mm, selanjutnya

profil diganti dengan wf 500.200.10.16 ( 2x = 2096,36 cm3,Ix = 4700 cm4 )


Cek lendutan
5 xqx l 4
5 X 7,2 X 107 420002

384 xEI 48 X 6500 X 47800. 107 = 135,46


= 135,46 mm L/300 ( 42000/300 = 148 mm
1.4 Perencanaan pembebanan
1. beban akibat beban atap
- beban mati atap = 640,89 x 7,00 = 4486,23
menggunakan profil light chanel 150.05.20.3,2
- B.S kuda kuda = 0,2 x 0,65 x 100 x 150 = 1950
Beban untuk 1 titik buhul = 1950/7 = 278,5
2. Beban akibat berat plafon
- Jarak kuda kuda 7,00 m
- Berat plafon = 0,2 kg.m x 65 x 7,00 /5 =0155 kg.m
- B.S plafon = 17 x 0,65 x 7,00 =13 =13/585=7735
3. Beban akibat b. pekerja / b. hidup = 100 kg
4. Beban akibat angin
- Di pihak angin = 0,1 x 4,00= 0,4 kg
- Di belakang angin = -56 x 7,00 = 392 kg
5. Beban akibat air hujan = 22,04 x 3,5 x 7= 576,98 kg.m

17

1.5

Gaya Gaya Batang


1.5.1 Gaya Gaya Batang Akibat Beban Angin
39

39

39

39

39

39

39

Gambar 4.4 Bentuk Gaya Batang Akibat Beban Angin


RA = RB =

392+1,2
2

= 168 t.m

Analisa gaya batang 1,5,6,7 berupa gaya tarik sehingga :


RAH =
mb

=0
= RAH ( 42 M ) - 392 (7M) -392 (14M)-392 (28M)-392 (41,5M)
= RAH ( 42M ) ( -29988 )
= 29988
42

18

= 714 KG/M ( Tarik)


FH

=0

Maka RBH = 714 KG/M (


F0

RAV = 196+ 392 ( 5 ) + 196 = 2352 KG/M


Asumsikan gaya batang berupa gaya tarik, pada batang 1
mj

= 0 panjang batang 2 m
= S1 ( 2M ) + 392( 7 M ) + 392 ( 14 M ) + 392 ( 28 M ) + 392 ( 41,5 )
= 17732 KG /M ( Tarik )

S1

= S1 / COS 45
= 17732 / 0,7071 = 25086,7 KG/M

Asumsikan gaya batang pada batang 2,5,3,4


ME = 0 panjang batang 2 m dan panjang batang tertinggi 4 m
= S2 ( 4 M ) + 392 ( 7 M ) + 392 ( 14 M ) + 392( 28 M ) + 392 ( 35M ) +
392 ( 41,5 M )
= - 8869,5KG/M
S2

= S5 = - 8869,5 KG/M (

S3

= - ( S2 + S5 ) / COS 45 = - ( -8869,5 8869,5 ) / COS 45


= - ( - 25,872 ) / 0,7071 = 3673,8 KG/M ( Tarik )

S3

= S4 = 3673,8 KG/M (

Asumsikan gaya batang pada batang 9,10,7,12


MM = 0
= S9 ( 4 ) + 392 ( 7 M ) + 392 ( 14M ) + 392( 28 M ) + 392 ( 35 M )
S9

= 8232 KG/M ( Tekan )

S9

= S10 = -8232 KG /M (

S7

= - ( S10 + S9 ) /COS 45

= - (- 8232 8232 ) / C0S 45 = -(- 12320 )/0,7071 =17423,3 KG/M ( Tarik)

19

S7

= S12 =17423,3 KG /M (

1.5.2

Gaya Gaya Batang Akibat Beban Hidup


100
100

100

100

100

100

100

Gambar 4.5 Bentuk Gaya Batang Akibat Beban Hidup


RA = RB = 100 + 50 / 2 = 75 KG/M
Asumsikan pada batang 1,7,8,13 berupa gaya tarik sehingga
RAH =
MB =
= RAH ( 42 M ) 100 ( 7 M ) (100 ( 14M ) 100 ( 28 M ) 100
(41,5 M )
= RAH ( 42 M ) /(125500)
RAH = 298,8 = 298,8KG/M ( Tekan ) (
)
Maka RBH = 298,8KG/M ( Tarik ) (
)
FV = 0

20

RAV = 50 + 100 ( 5 ) + 50 = 600 KG/M


Asumsikan gaya pada batang 1 berupa gaya tarik ( + )
MJ = 0 Panjang batan = 2 M
= S1 ( 2M ) + 100 ( 7 M ) + 100 ( 14 M ) + 100 ( 41,4 M )
=S1 ( 2 M ) + 9050
S1
= 9050/2 =452,5 KG/M ( Tarik )
S7
= S1 / C0S 45
= 452,5 /0,7071 = 319,9 KG/M ( Tarik )
S7

= 319,9 KG /M (

Asumsikan gaya pada batang 2,5,14,17


MB = 0 Panjang batang 2 M dan tinggi batang 4 M
= S2 ( 4 ) + 100 ( 7 M ) + 100 ( 14 M ) + 100 ( 28 M ) + 100 ( 41,5 M)
= S2 ( 4 ) + 12500
S2
= 12500/4 =3137,5 KG /M ( Tarik )
S2
= S5 = 3137,5KG/M (
)
S3
= - ( S2 + S5 ) /COS 45
= - ( 3137,5+ 3137,5 ) / COS 45
= -( 17837,6 ) / 0,7071= -0,8874 KG /M ( Tekan
S14 = S17 = -0,8874 KG/M (
)
Asumsikan gaya pada batang 9,10,7,12
MM = 0
= S9 ( 4 M ) + 100 (7M ) + 100 ( 14 M ) + 100 ( 28 M )
= S9 ( 4 M ) + 8400
S9
= -8400/4 = -2100 KG/M( Tekan )
S9
= S10 = -1650 KG/M (
)
S7
= - ( S9 + S10 ) / COS 45 = - ( -2100 + -2100 ) / COS 45
= - ( -3300) /0,7071 = 859,848KG/M ( Tarik )
S7
= S12 = 859,84KG /M (
)
4.5.3

Gaya gaya Batang Akibat beban Air Hujan


576,9

21

576,9

576,9

576,9

576,9

576,9

576,9

Gambar 4.5 Bentuk Gaya Batang Akibat Beban Air Hujan


RA= RB = 576,98 + 269,99

= 404,98 KG/M

2
Asumsikan gaya pada batang 1,7,13,8
MB = 0
= RAH ( 42M ) -576,98 ( 7M ) 576,98 (14M ) 576,98 ( 28M ) 576,98
(41,5M )
= RAH ( 42 M ) (48826)
RAH = -48826/42 = -1162,52 KG/M ( Tekan )
RAH = - 1162,52(
FH

=0

Maka RBH = -1162,52 ( Tekan )


FV

=0

RBH = 1162,52+ 576,98 ( KG.M ) + 154,28 = 617,12 KG/M ( Tarik )


RBH = 617,12 (

22

Asumsikan gaya pada batang 1,7 berupa gaya tarik


MJ

= 0 Panjang batang 2 M
= S1 ( 2M ) + 576,98 ( 7 M ) + 576,98 ( 14M ) + 576,98 ( 28M ) + 576,98
= S1 ( 2M ) + 110078,78

S1

= -110078,78/2 = - 55039,4 KG/M ( Tekan)

S1

= S7 = -55039,4 (

Asumsikan gaya pada batang 2,5,3,4


MB = 0 Panjang batang 2 M dan tinggi batang 4 M
= S2 ( 4 M ) + 576,98 ( 7 M ) + 576,98 ( 14 M )+ 576,98 ( 28M ) + 308,56
(41,5 M )
= S2 ( 4 M ) + 110078,78
S2

= -110078,78/4 = -27519,69 KG/M ( Tekan )

S2

= S5 = - 27519,69 KG/M (

S3

= - ( S2 + S5 ) / COS 45

= - ( -27519,69 ) / 0,7071= 38919,09 KG /M ( Tarik )


S3

= S4 = 38919,09 KG/M (

Asumsikan gaya pada batang 9,10,7,12


MM = 0
=S9 ( 4M ) + 576,98 ( 11 M ) + 576,98 ( 22 M ) + 576,98 ( 33 M )
= S9 ( 4M ) + 20364,96
S9

= -20364,96/ 4 = - 5091,24 KG/M ( Tekan )

S9

= S10 = - 5091,24KG/M (

S7

= - ( S9 + S10 ) / COS 45 = -( -5091,24 5091,24 ) /0,7071 = 14400,3 KG/M

S7

= S12 = 14400,3 KG/M ( Tarik )

Asumsikan gaya pada batang 8,11,14,16


=S8 ( 4 ) + 576,98 ( 7M ) + 576,98 ( 14M ) + 576,98 ( 28M ) + 576,98 ( 41M

23

= S8 ( 4 ) + 3394,16
S8

= -3394,16/4 = -848,5 KG/M ( Tekan)

S8

= S11 = -848,5 KG/M (

S14

= - ( S8 + S11 ) /COS 45 = - ( -848,5 848,5 ) /0,7071 = 2399,9 KG/M(Tarik)

S14

= S16 = 2399,9 KG/M (

)
)

Asumsikan gaya pada batang 15


= S15 ( 33 M ) + 576,98 ( 7M ) + 576,98 ( 14 M ) + 576,98 ( 33 M )
= S15 ( 33 M ) + 20364,9
S15

= -20364,9/33 = -617,11 KG/M ( Tekan )

S15

= -617,11 KG/M ( )

1.6

Perencanaan Sambungan

24

Asumsikan sambungan pada baut untuk bangunan rangka kuda kuda gedung
dan pabrik.
1. Sambungan Baut
a. sambungan pada titik U
Hitung beban tarik terfaktor, Tu :
Tu = 1,2 D + 1.6 L = 1,2 (557,15)+ 1,6 (100) = 828,58 KG
pelat tengah menentukan dalam perhitungan kekuatan :
Ag = 6 x 4200 = 3000 mm2
An = ( 250 2 ( 19 x 3,2 ) x 6 = 3333,6 mm2
Max An = 0.85 X Ag
= 0.85 x 4200 = 3000 mm2
Ae = An = 3000 mm2
leleh tn = fy Ag
= 0,90. ( 240 ) 4200 = 77,7 ton = 777600 kg
faktur = tn = Fu Ae
= 0,75 (370 ) (3333,6 ) = 92,50 ton = 925074 kg
Tn

= (777600 kg > Tu = ( 828,58 kg )

perencanaan baut
geser

= Rn = 0,5 Fu b m Ab
= 0,75 ( 0,5 ) ( 825 ) (2 ) ( 11.192 )
= 17,540 kg /baut

tumpu Rn = 2,4 db tp Fub


= 0,75 ( 2,4 ) ( 11 ) ( 3 ) ( 370 )
= 21978 kg / baut
baut yang diperlukan = 89989 kg / 21978 kg = 4.55 = 5baut
cek keruntuhan geser belok
Anv

= 2 ( 90 -1,5 .( 11 + 3,2 ) (3) = 522 mm2

Ant

= 2 ( 30 0,5. ( 11 + 3,2 ) ( 3 ) = 174 mm2

0,6 pu Anv

= 0,6 (370) (522 )


= 115884 kg

Fu Ant = 370 (174 ) = 64380 kg


karena 0,6 fu. Anw > fu Ant, maka kondisi geser fraktur tarik leleh menentukan
Rb

= ( 0,6 .Fu. Anv + Fy .agt )


25

= 0,75 ( 0,6. ( 370 ) (522) +240 ( 60 ) ( 3 ) =123231 kg


Rb

= 123231> Tu = 82858 kg okk

bj = 37
Fub = 825
db = 11 mm
ukuran 6
x420

sambungan pada titik U = sambugan pada titik J


2. Sambungan pada titik D
Hitung beban tarik terfaktor Tu
Tu = 1,2 D + 1,6 L = 1,2 ( 557,15) + 1,6 ( 100 ) = 828,58 kg
pelat tengah menentukan perhitungan kekuatan
Ag = 20 x 150 = 3000 mm2
An= ( 3000 2 ( 22 + 3,2) 20 = 1992 MM2
Max An = 0,85 Ag
= 0,85 x 3000 = 2550 mm2
Ae = An = 1992 mm2
leleh Tn = fy An
= 0,75 ( 240 ) ( 1992) = 35,8ton = 358560 kg
fraktur Tn

= fy Ae
= 0,75 ( 240 ) ( 3000) = 54 ton = 540000 kg

Tn

= (358560) > Tu = ( 858,58 kg )

perencanaan baut
geser

= Rn = 0,5 Fub m ab
= 0,75 ( 0,5 ) ( 825 ) ( 2) ( 11 222)
= 23,5 ton = 235207 kg

tumpu = Rn

= 2,4 db tp. Fub

26

= 0,75 ( 2,4) ( 22) ( 20) ( 370 ) = 29,3 ton = 293040 kg


baut yang diperlukan = 358560 / 293040 = 2,22 = 4 baut
cek keruntuhan geser balok
Anv = 2 ( 90 1,5 ( 22 + 3,2 ) ( 20) = 2088 mm2
Ant = 2 ( 30 0,5 ( 22 + 3,2 ) ( 20 ) = 692 mm2
0,6 Fu Anv

= 0,6 ( 370 ( 2088 )


= 463536 kg

Fu Ant

= 370 ( 692 ) = 256040 kg

karena 0,6 Fu Anv > Fu Ant Maka kondisi geser fraktur tarik telah menentukan :
Rbs

= ( 0,6 Fu Anv + Fy Agt )


= 0,75 ( 0,6 ) (370 ) ( 2088 ) + ( 240 ( 60) (20 ) = 563652 kg

Rbs

= 563652> Tu = 828,58 okk


bj = 37
Fub = 825
db = 22
ukuran
150x20

5
5

perhitungan sambungan pada titik D ini akan melewari pada titik A.D.R.T.S dan j
karena rangkanya sama

BAB V

27

PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari data laporan yang kami peroleh dengan menghitung

secara bertahap sebagai berikut :


7. Beban terfaktor yang harus dipikul kolom adalah sebesar 450,292 ton
8. Kombinasi pembebanan yang harus dipikul adalah sebesar 765,65 kg.m
9. Kontrol lendutan pada fropil wf 150.65.20.3,2 adalah 135,46 mm ( L/300
(66/300 = 220 mm )
10. Perencanaan pembebanan, beban maksimum yang dipakai adalah sebagai
berikut
c. Beban mati atap = 2228,6 kg.m
d. B.S kuda kuda = 1950 kg.m
11. gaya yang terjadi pada batang adalah gaya beban hidup
12. Sambungan yang cocok untuk perencanaan gedung dan pabrik adalah
sambungan baut
c. asumsikan pada kuda - kuda baja dengan batang U banyak baut
digunakan adalah 4 buah
d. asumsikan pada kuda kuda baja batang D Banyak baut digunakan
adalah 3 baut
5.2

Saran
Adapun saran dari tugas laporan ini, agar proses pembelajaran lancar dan baik

untuk kedepannya sebaiknya dalam tugas besar ini cara perhitungan dijelaskan lebih
detail oleh dosen pembimbing kepada mahasiswa agar dalam proses pekerjaan tugas
besar tidak bingung

28

Вам также может понравиться

  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Документ1 страница
    Daftar Tabel
    Dini Foreverzz
    Оценок пока нет
  • Absensi Praktikum
    Absensi Praktikum
    Документ1 страница
    Absensi Praktikum
    Dini Foreverzz
    Оценок пока нет
  • Absensi Praktikum
    Absensi Praktikum
    Документ1 страница
    Absensi Praktikum
    Dini Foreverzz
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ28 страниц
    Bab 1
    Dini Foreverzz
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    Dini Foreverzz
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ28 страниц
    Bab 1
    Dini Foreverzz
    Оценок пока нет
  • Lembar Asistensi
    Lembar Asistensi
    Документ2 страницы
    Lembar Asistensi
    Dini Foreverzz
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ28 страниц
    Bab 1
    Dini Foreverzz
    Оценок пока нет
  • Lembar Asistensi
    Lembar Asistensi
    Документ2 страницы
    Lembar Asistensi
    Dini Foreverzz
    Оценок пока нет
  • Bab 1-3
    Bab 1-3
    Документ8 страниц
    Bab 1-3
    Dini Foreverzz
    Оценок пока нет
  • Pengertian Amdal
    Pengertian Amdal
    Документ15 страниц
    Pengertian Amdal
    AGB
    Оценок пока нет
  • Flow Chart JR Analisa Saringan
    Flow Chart JR Analisa Saringan
    Документ1 страница
    Flow Chart JR Analisa Saringan
    Dini Foreverzz
    Оценок пока нет