Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dalam Islam, perkawinan dipandang sebagai suatu perbuatan yang luhur dan suci.
Perkawinan bukan hanya perbuatan akad biasa sebagaimana dikenal dalam perkawinan
perdata,lebih dari itu perkawinan merupakan perbuatan yang memiliki nilai keakhiratan.
Sedangkan hukum melakukannya bergantung pada kondisi subyek hukumnya.
Pada setiap perkawinan, masing-masing pihak (suami dan isteri) dikenakan hak dan
kewajiban. Pembagian hak dan kewajiban disesuaikan dengan proporsinya masing-masing.
Bagi pihak yang dikenakan kewajiban lebih besar berarti ia akan mendapatkan hak yang lebih
besar pula. Sesuai dengan fungsi dan perannya.
Selanjutnya mengenai hak dan kewajiban suami isteri, al-Quran telah secara rinci
memberikan ketentuan-ketentuannya. Ketentuan-ketentuan tersebut diklasifikasi menjadi:
a. Ketentuan mengenai hak dan kewajiban bersama antara suami isteri
b. Ketentuan mengenai kewajiban suami yang menjadi hak isteri
c. Ketentuan mengenai kewajiban isteri yang menjadi hak suami.
Sementara itu terkait dengan ketentuan praktis mengenai hak dan kewajiban antara
suami dan steri, banyak ditemukan dalilnya dalam al-Quran. Dalil-dalil tersebut meliputi hak
dan kewajiban bersama antara suami dan isteri, kewajiban suami terhadap isteri, kewajiban
isteri terhadap suami.
Al-Quran tidak menentukan secara khusus tentang hak dan kewajiban bersama suami
isteri. Namun Khoiruddin Nasution berpendapat bahwa surat al-Baqarah (2): 228 dan surat
al-Nisa (4): 9 adalah dalil untuk menetapkan hak dan kewajiban bersama.
Sedangkan Ahmad Azhar Basyir menggunakan surat al-Nisa (4): 19 sebagai dalil
untuk menetapkan adanya hak dan kewajiban bersama antara suami isteri dalam keluarga
atau rumah tangga.
Dari ketiga ayat al-Quran tersebut di atas, baik surat al-Baqarah (2): 228 dan surat
al-Nisa (4): 9 dan 19 diperoleh ketentuan hak dan kewajiban suami isteri sebagai berikut:
a. Bergaul dengan baik sesama pasangan
b. Ada jaminan hak sesuai dengan kewajiban
c. Halal bergaul antara suami isteri, dan masing-masing dapat bersenang-senang
satu sama lain.
Sedangkan katentuan yang berhubungan dengan kewajiban suami terhadap isteri
dalam keluarga dijelaskan dalam firman Allah:
menjelaskan tentang : kewajiban suami membayar kepada isterinya. Suami tidak
boleh meminta mahar (pada hari-hari berikutnya) dengan jalan paksa, namun apabila
isterinya memberikan dengan sukarela, maka suami dibenarkan untuk mengambilnya. Mahar
untuk selanjutnya menjadi hak penuh isteri apabila telah dicampuri.
Sedangkan ayat yang menjelaskan tentang kewajiban suami untuk mencukupi nafkah
isteri. Kadar nafkah yaitu disesuaikan dengan kemampuannya. Menurut Azhar Basyir bahwa
batas minimal kewajiban nafkah yaitu meliputi keperluan makan, pakaian, perumahan dan
sebagainya. Ketentuan maruf dalam al-Quran juga berlaku untuk ketentuan nafkah, yaitu
batas kewajaran (sedang, tengah-tengah, tidak kurang dari kebutuhan tetapi tidak pula
berlebihan)
Ayat yang menjelaskan tentang hak isteri yang ditalak untuk mendapatkan tempat
tinggal. Menjadi kewajiban suamilah untuk memberikan rumah tempat tinggal dan nafkah
sampai masa persalinan.
Ayat yang menjelaskan tentang hak mutah isteri. Sedangkan kadar ukurannya yaitu
disesuaikan dengan kemampuan suami. Kalau suaminya tergolong orang kaya maka harus
diberikan dengan maruf.
Menurut Azhar Basyir, berdasarkan dari penjelasan surat an-Nisa (4): 34 tersebut di
atas dapat diperoleh ketentuan sebagai berikut:
1. Isteri supaya bertempat tinggal bersama suami di rumah yang telah disediakan
2. Taat kepada perintah-perintah suami, kecuali melanggar larangan Allah
3. Suami berhak memberi pelajaran.
Setelah melihat ketentuan-ketentuan dalam al-Quran yang disebutkan di atas, secara
keseluruhan dapat disebutkan kewajiban suami isteri dalam keluarga menurut Islam yaitu
sebagai berikut:
1. Kewajiban Bersama Suami dan Istri
a. Halal bergaul antara suami dan isteri dan masing-masing dapat bersenangsenang satu sama lain
b. Terjadi mahram semenda
c. terjadi hubungan waris mewarisi
d. bergaul dengan baik antara suami dan isteri sehingga tercipta kehidupan
harmonis dan damai
2. Kewajiban Suami Terhadap Isteri
a. Memberi Maskawin (mahar)
b. Memberi nafkah sesuai kemampuannya
3. Kewajiban Istri Terhadap Suami
a. Taat kepada suami
b. Berdiam di rumah, tidak keluar kecuali seizin suami
c. Tidak menerima masuknya seseorang tanpa izin suami.
Besarnya nafkah memang tidak ada batasnya, sedangkan pemberian makanan itu ada
batasnya. Besar nafkah tidak ditentukan berdasarkan ketentuan syara, tetapi berdasarkan
keadaan masing-masing suamu istri dan ini akan berbeda berdasarkan perbedaan tempat,
waktu dan keadaan. Jumhur fuqoha berpendapat bahwa suami wajib memberi pelayan istri,
jika istri tersebut termasuk orang yang tidak bisa mandiri. Pendapat lain, bahwa kebutuhan
rumah tangga jadi tanggungan istri (setelah memperoleh nafkah).
Orang yang menerima nafkah adalah istri yang. Pengertian nafkah sebagai suatu
imbangan kenikmatan (yang diperoleh suami), menghendaki tidak adanya nafkah bagi istri
yang membangkang. Adapun orang yang wajib membayar nafkah adalah suami yang
merdeka dan berada di tempat.
3) Adapun pembagian waktu, hal ini berlaku apabila suami yang mempunyai istri lebih dari
satu. Dimana seorang suami harus bisa perlakukan adil dalam hal waktu terhadap hak istriistrinya.
b. Kewajiban yang bersifat immateriil
Bisa disebut kewajiban bathin seorang suami terhadap istri, yaitu:
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (lakilaki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh,
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri. ketika suaminya tidak ada, oleh Karena
Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
Maksudnya: 1. tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.
2. Allah Telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan
baik.
Nusyuz: yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti
meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.
Maksudnya: untuk memberi pelajaran kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya
haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari
tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan
pukulan yang tidak meninggalkan bekas. bila cara pertama Telah ada manfaatnya janganlah
dijalankan cara yang lain dan seterusnya.
Tugas pimpinan rumah tangga menyangkut segala aspek kehidupan keluarga. Seperti
layaknya pemimpin, laki-laki wajib mengawasi, melindungi, mendidik, serta mengajari halhal yang tidak diketahui istri atau anak-anaknya, terutama dalam hal masalah agama.
2) Bergaul dengan Istrinya dengan cara Baik. Dalam QS. An-Nisa(4):19
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan
paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka Karena hendak mengambil kembali
sebagian dari apa yang Telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan
pekerjaan keji yang nyata. dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu
tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. ayat Ini tidak menunjukkan
bahwa mewariskan wanita tidak dengan jalan paksa dibolehkan. menurut adat sebahagian
Arab Jahiliyah apabila seorang meninggal dunia, Maka anaknya yang tertua atau anggota
keluarganya yang lain mewarisi janda itu. Janda tersebut boleh dikawini sendiri atau
dikawinkan dengan orang lain yang maharnya diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan
kawin lagi.
Maksudnya: berzina atau membangkang perintah.
Bergaul disini bisa dikatakan bahwa suami wajib bersenggama dengan istrinya seperti
QS. Al-Baqarah(2):223 yang artinya: Istr-istrimu adalah(seperti) tanah tempat kamu
bercocok tanam, maka datangilah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki..... kemudian brgaul bisa dikatakan bahwa suami wajib menjaga dan memelihara
istrinya. Seperti pada QS. At-Tahriim:6 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.....
3) Suami harus menyimpan rahasia rumah tangga, terutama sekali rahasia kamarnya. Dan suami
harus tahu masalah haidh dan nifas istri, karena disaat istri mengalami hal tersebut, maka
dibutuhkan pengertiannya dari sang suami.
2. Kewajiban Istri Terhadap Hak Suami
Agama islam memberikan peraturan-peraturan tentang kewajiban suami, begitu juga
istri harus melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap suaminya, dan ini merupakan hak
bagi suami. Kewajiban-kewajiban istri terhadap suami tidak ada yang berupa materi.
Diantaranya :
a. Istri harus patuh kepada suaminya.
Dalam QS. An-Nisa: 34 : bahwa Istri-istri yang shaleh ialah yang taat(kepada Allah) lagi
memelihara diri (dari berlaku curang) dibalik pembelakangan suaminya. Oleh karena itu
Allah telah memeliharanya..... dan dalam hadits Nabi Muhammad saw. wanita yang lebih
baik adalah yang menggembirakan apanila di pandang, dan patuh bila disuruh, dan tidak
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
menyalahi pada dirinya dan hartanya dengan apa yang dibenci suaminya.
Harus mematuhi hasrat seksuil suami.
Harus jujur memelihara amanah suami.
Harus memelihara hubungan baik dengan keluarga suami dan karib kerabat suaminya.
Harus sopan santun kepada suaminya.
Harus bertanggung jawab mengurus dan mengatur rumah tangga dengan sebaik-baiknya.
Istri harus gembira.
Istri harus menyusui dan melaksanakan urusan-urusan rumah tangga, bila istri di talak, maka
tidak ada kewajiban, kecuali jika anak (bayi) hanya dapat menerima air susunya saja. Dalam
hal ini istri juga harus mengurus dan memelihara anaknya.
81 dengan 4 ayat. Kewajiban suami yang beristri lebih dari seorang, pasal 82 dengan 2 ayat.
Kewajiban istri pada pasal 83 dengan 2 ayat dan 84 dengan 4 ayat.
d. Adapun tentang harta kekayaan, bila terjadi perceraian diatur dalam bab XII tentang harta
kekayaan dalam perkawinan, terdiri dari 13 ayat, dari pasal 85 sampai pasal 97.
Dalam pasal 33 UU Perkawinan menegaskan,.suami Istri wajib saling mencintai,
menghormati, setia dan member bantuan lahir batinyang satu pada yang lain.1[1]