Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
IDENTITAS NASIONAL
3. Tokoh
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati
oleh masyarakat
4. Prinsip Unity in Deversity(prinsip kesediaan warga
bangsa bersatu dalam perbedaan)
Yaitu kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang
disebut negara dan pemerintahnya tanpa menghilangkan
keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras, agamanya
5. Faktor Sejarah
Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang
sejarah mereka dapat melahirkan solidaritas, tekad dan tujuan
yang sama antar anggota masyarakat itu untuk menyatukan
diri dalam satu bangsa
6. Perkembangan Ekonomi
Faktor Ekonomi menimbulkan sifat saling ketergantungan
antar
anggota
masyarakat
sehingga
melahirkan
solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.
Solidaritas yang terjadi karena perkembangan ekonomi
disebut Solidaritas Organis (Emile Durkheim)
7. Lembaga Pemerintahan dan Politik.
Kerja dan perilaku lembaga politik yang melayani dan
mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal
usul dan golongannya dalam masyarakat dapat
mempersatukan orang sebagai satu bangsa.
6. Pancasila
Sebagai dasar falsafat negara yang berisi lima dasar yang dijadikan sebagai dasar
filsafat dan ideologi negara Indonesia.
7. UUD 1945
Sebagai konstitusi (hukum dasar) negara yang merupakan hukum dasar tertulis
yang menduduki tingkatan tertinggi dalam tata urutan peraturan perundangan
dan dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan bernegara.
8. Bentuk negara adalah Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat.
Bentuk negara adalah kesatuan, sedang bentuk pemerintahan adalah republik dan
sistem politiknya adalah sistem demokrasi (kedaulatan rakyat).
9. Konsepsi wawasan nusantara
Sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan yang serba
beragam dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional
10.
Kebudayaan sebagai puncak-puncak dari kebudayaan daerah.
Kebudayaan daerah yang memiliki cita rasa tinggi diterima sebagai kebudayaan
nasional.
KEWARGANEGARAAN
BAB I I
WARGA NEGARA
Heywood (1994:155)
untuk
4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia; ketentuan ini
berakibat anak berkewarganegaraan ganda, setelah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus
menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya.
5. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
6. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah
ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya
Warga Negara Indonesia;
7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia;
2.2 ASAS-ASAS
KEWARGANEGARAAN
Dikenal ada tiga asas kewarganegaraan (Asshiddiqie, 2006:132):
1. Asas ius soli (asas kedaerahan) ialah bahwa kewarganegaraan
seseorang ditentukkan menurut tempat kelahirannya
2. Asas ius sanguinis (asas keturunan atau asas darah).
Menurut prinsip yang terkandung dalam asas kedua ini,
kewarganegaraan ditentukkan dari garis keturunan orang yang
bersangkutan
3. Asas campuran.
Asas yang bersifat campuran, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya apatride atau bripatride. Dalam hal demikian, yang
ditoleransi biasanya adalah keadaan bipatride, yaitu keadaan dwi
kewarganegaraan.
2.3 PERSOALAN
KEWARGANEGARAAN
1. Bipatride
Adalah keadaan dimana seseorang dianggap sebagai warga negara oleh dua
negara
Keadaan bipatride membawa ketidakpastian dalam status seseorang, sehingga
dapat saja merugikan negara tertentu atau pun bagi yang bersangkutan itu sendiri.
. Pencegahan terhadap keadaan Bipatride pasal 7 Undang-undang Nomor 62 tahun
1958 bahwa seseorang perempuan asing yang kawin dengan laki-laki warga
negara Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Indonesia dengan
pernyataan dan dengan syarat harus meninggalkan kewarganegaraan asalnya
2. Apatride
. Keadaan dimana seseorang tidak memiliki kewarganegaraan sama sekali.
. Keadaan apatride membawa akibat bahwa orang tersebut tidak akan mendapat
perlindungan dari negara manapun juga.
. Pencegahan terhadap keadaan Apatride Pasal 1 huruf f Undang-undang Nomor 62
tahun 1958 bahwa anak yang lahir di wilayah Republik Indonesia selama kedua
orang tuanya tidak diketahui, adalah warga negara Indonesia.
Contoh persoalan kewarganegaraan antara Indonesia dengan RRC:
Perjanjian Soenario-Chou tanggal 22 April 1955 Perjanjian antara Pemerintah
Indonesia dan RRC mengenai Dwikewarganegaraan yang menyatakan bahwa kepada
semua orang Cina yang ada di Indonesia harus mengadakan pilihan tegas dan tertulis,
apakah akan menjadi warga negara Republik Indonesia atau tetap berkewarganegaraan
2.4
PEROLEHAN
DAN
KEHILANGAN
KEWARGANEGARAAN
1. Citizenship by birth
adalah pewarganegaraan berdasarkan kelahiran di mana setiap orang
yang lahir di wilayah suatu negara, dianggap sah sebagai warga negara
yang bersangkutan.
Asas yang dianut di sini adalah asas ius soli, yaitu tempat kelahiranlah
yang menentukan kewarganegaraan seseorang.
2. Citizenship by descent
Adalah kewarganegaraan berdasarkan keturunan dimana seseorang yang
lahir diluar wilayah suatu negara dianggap sebagai warga negara karena
keturunan, apabila pada waktu yang bersangkutan dilahirkan, kedua
orang tuanya adalah warga negara dari negara tersebut.
Asas yang dipakai di sini adalah ius sanguinis.
Hukum kewarganegaraan Indonesia pada pokoknya menganut asas ini,
yaitu melalui garis ayah
3. Citizenship by naturalisation
Adalah pewarganegaraan orang asing yang atas kehendak sadarnya
sendiri mengajukan permohonan untuk menjadi warga negara
dengan memenuhi segala persyaratan yang ditentukan untuk itu.
4. Citizenship by registration
Adalah Pewarganegaraan bagi mereka yang telah memenuhi syaratsyarat tertentu dianggap cukup dilakukan melalui prosedur
administrasi pendaftaran yang lebih sederhana dibandingkan
dengan metode naturalisasi yang lebih rumit.
5. Citizenship by incoporation of territory
Adalah proses pewarganegaraan karena
wilayah negara.
terjadinya
perluasan