Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN KHUSUS
3.1
Artificial lift
Suatu sumur dapat berproduksi dengan dua cara yaitu dengan metode
sembur alam (natural flow) atau dengan metode pengangkatan buatan (artificial
lift). Metode sembur alam merupakan suatu metode dimana tekanan reservoir
lebih tinggi dari tekanan hidrostatik dalam sumur sehingga fluida dari dalam
reservoir dapat mengalir hingga kepermukaan. Apabila sumur tersebut sudah
tidak lagi memiliki kemampuan untuk mengalirkan fluida reservoir sampai ke
permukaan, dengan kata lain sudah tidak dapat mengalirkan fluida secara alami,
hal ini akan menyebabkan sumur tidak berproduksi lagi. Maka untuk menjaga
agar sumur tetap berproduksi diperlukan metode pengangkatan buatan.
(Danar,Wijayanto.2006.Artificia Lift Sytem.Schlumberger Indonesia.). Artificial
lift Merupakan metoda pengangkatan buatan dengan menggunakan suatu
Peralatan untuk dapat mengalirkan fluida dari bawah sumur keatas permukaan. Di
Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo ada 4 jenis artificial lift yang digunakan
untuk mengalirkan fluida kepermukaan diantara nya adalah Gas Lift, Sucker Rod
Pump (SRP), Hidrroulic pump unit (HPU), dan Electric submersible pump (ESP).
3.2
13
memuaskan. Selama kurun waktu tersebut telah banyak berkembang perusahaanperusahaan yang membuat ESP dan dilakukan upaya-upaya penyempurnaan serta
pengembangan baik dalam hal pemilihan dan penggunaan material, metalurgi,
teknologi, daya tahan serta kemampuan produksinya. Semua itu dilakukan dalam
usaha untuk mencapai kinerja optimal dari sistem operasional ESP. (Brown, K.E.,
et al. 1980. The Technology of Artificial Lift Methods (Tulsa:Penwell Publishing),
Vol. 2,91.)
Gam
bar 3.1 Pompa ESP
3.3
14
melalui suatu poros motor yang memutar sudut-sudut impeller pompa. Perputaran
sudut-sudut itu menimbulkan gaya centrifugal yang digunakan untuk mendorong
fluida kepermukaan.
3.4
15
2. Transformer
Transformer adalah alat yang berfungsi sebagai pengubah tegangan
listrik/voltase dan bisa juga untuk menaikan tegangan atau menurunkan tegangan.
Pada Sumur SPA-30 besarnya tegangan Transformer sebesar 100 Kva.
16
17
4. Junction Box
Junction box ditempatkan di antara kepala sumur dan switchboard untuk
alasan keamanan. Gas dapat mengalir keatas melalui kabel dan naik ke permukaan
menuju switchboard, yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran, karena itu
kegunaan dari junction box ini adalah untuk mengeluarkan gas yang naik keatas
tadi. Junction box biasanya 15 ft (minimum) dari kepala sumur dan normalnya
berada diantara 2 sampai 3 ft di atas permukaan tanah.
18
mendorongnya masuk, sebagai akibat proses centrifugal maka fluida tersebut akan
terlempar keluar dan diterima oleh diffuser.
19
4. Electric Motor.
20
21
6. Bleeder Valve.
Bleeder valve dipasang satu joint di atas check valve, mempunyai fungsi
untuk mengosongkan kolom cairan di dalam tubing agar pada saat pencabutan
pompa tubing dalam keadaan kosong. Fluida akan keluar melalui bleeder valve.
22
debris turun ke pompa sewaktu sumur shut-in. Jadi umumnya check valve
digunakan agar tubing tetap terisi penuh dengan fluida sewaktu pompa mati dan
mencegah supaya fluida tidak turun ke bawah.
23
3.6
24
Setiap Artificial Lift memiliki keuntungan dan kerugian begitu juga dengan
jenis ESP ini, Adapun Keuntungan dan kerugian Penggunaan pompa ESP adalah:
A. Keuntungan dari Penggunaan Pompa ESP :
1. ESP merupakan suatu metoda yang fleksibel untuk memproduksikan
minyak dalam kisaran luas yaitu dari laju alir rendah sampai tinggi.
2. Dapat menangani laju alir tinggi (>100.000 bbl/hari) dan water cut
tinggi
3. Umumnya biaya pengangkatan per barrel mengecil ketika laju alir
4.
5.
B.
1.
2.
3.
meningkat.
Tidak memiliki bagian bagian yang dapat bergerak di permukaan.
Dapat digunakan pada sumur miring atau horizontal.
Kerugian penggunaan pada Pompa ESP :
Biaya awal sistem ini relatif tinggi.
Membutuhkan sumber listrik yang stabil dan memadai.
Kinerja pompa secara signifikan dipengaruhi oleh gas bebas dan
setelah batas tertentu penguncian gas (gas lock) dapat terjadi, sehingga
dan ini akan mempengaruhi kinerja dari ESP. Untuk mengetahui permasalahan
pada ESP dapat dideteksi dengan menggunakan Ampchart. Permasalahanpermasalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh :
25
26
27
Free gas mulai memasuki pompa dan terproduksi bersama dengan liquid
ataupun juga bisa disebabkan oleh adanya emulsi.
4. Gas Lock
Adanya akumulasi gas yang ada pada bagian atas production casing
sehingga menekan liquid yang akan masuk ke pump intake. hal ini dapat
terdeteksi pada ampchart dan juga adanya kenaikan tekanan pada tubing head.
Pada saat kami mengikuti proses pencabutan ESP pada rangkaian lama
ESP terdapat permasalahan yaitu Gas Lock pada gas separator yang di akibatkan
kapasitas gas lebih banyak dari fluida menyebabkan tekanan gas tinggi, akumulasi
gas yang berlebihan sehingga menyebabkan underload. Dan juga permasalahan
yang lain yaitu adanya problem Scale. Scale ini bisa menyebabkan Produksi pada
sumur ESP menurun dan bisa menyebabkan pompa stack/mati. Solusi dari
masalah ini yaitu unit ESP yang ada dibawah permukaan dicabut ke atas
permukaan dan diganti dengan peralatan yang baru terutama peralatan gas
separator diganti dengan AGH yang bisa mampu memisahkan gas dan cairan
walaupun kapasitas gas didalam sumur lebih banyak dari fluida dan sebelum
dilakukan instalasi ESP baru pada sumur tersebut dilakukan sirkulasi terlebih dulu
agar sumur bersih terhadap scale maupun kepasiran. .
3.8
persoalan dalam lubang sumur adalah ampchart. Suatu kondisi yang dapat di
diagnosa dengan sebetulnya dapat mebantu untuk mengambil tindakan yang tepat
tanpa perlu mengangkat peralatan pompa ke permukaaan, atau bila harus
mengangkatnya, keputusan yang lebih baik telah dapat ditentukan sebelumnya.
Ampchart memang bukan alat diagnostik satu-satunya tetapi ampchart
lebih penting karena dapat menunjukan apa yang terjadi pada unit ini selama unit
ini berjalan. Ampmeter sendiri mempunyai suatu alat pencatat melingkar (round
recording chart) dengan sebuah pena yang bergerak masuk atau keluar
berdasarkan jumlah arus listrik.
28
dengan
petunjuk
dalam
trouble
shooting.
Kondisi
yang
29
2. Underload
Motor disebut underload apabila yang digunakan lebih rendah dari normal
running ampere. Pada umumnya kondisi ini terjadi karena fluid pump
(ketinggian fluida di atas pompa atau panjang pompa yang terendam oleh
fluida) terlalu rendah, dan ukuran pompa lebih besar dari yang dibutuhkan,
sehingga fluida yang dipompakan mengalir secara intermittent (terputusputus). Apabila setting dari underload control terlampau rendah, maka
akan terjadi overheat pada motor karena fluid passage sangat kecil
sehingga ampere akan naik sampai akhirnya komponen lain rusak. Contoh
dari chart kondisi underload pada ESP.
a) Section A
: kurva pada saat pompa dihdupkan, ampere normal.
b) Section B
: pompa berjalan normal, ampere normal.
c) Section C
: menunjukan penuruan ampere secara bertahap.
d)Section D
: menunjukan kondisi tanpa load motor
hidup terus sampai panas dan akhirnya drop.
30
3. Gas Locking
Keberadaan gas break-out pada fluid intake atau adanya gas yang
terkompres di dalam pompa akan menyebabkan seluruh rangkaian pompa
mengalami overheat karena tidak ada fluida yang dipompakan. Gas akan
keluar dari solution apabila tekananya lebih rendah dari buble point
pressure. Ini bisa bila fluid over pump tidak cukup.
Pada ESP, pada awalnya kurva ampere chart bergerak secara konstan
tetapi dengan terjadinya gas break-out akan menyebabkan kurva ampere
bergerak turun, kemudian bergerak secara tidak teratur (turun naik),
sampai akhirnya pompa mati.
31