Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kata Pengantar
membawa
seluruh
umat
merasakan
indahnya
ilmu
pengetahuan.
Laporan praktikum embriologi ini diajukan setelah semua
praktikum yang telah dijalani. InsyaAllah berkah dan rahmat Allah
tercurahkan kepada kita semua. Semoga apa yang telah kami
temui, ilmu yang begitu luasanya dapat diterapkan di kehidupan
bermasyarakat. Semoga ilmu yang telah kami dapatkan bisa
menjadi bekal menjalani profesi dokter hewan yang memiliki
integritas dan profesionalisme.
Selesainya laporan akhir ini tidak terlepas dari bantuan
semua pihak,terimakasih banyak kami haturkan kepada Ibu Drh.
menemukan
kendala dan
BAB I
PENDAHULUAN
Ternak
di
Indonesia
juga
sudah
mulai
atau
gamet,yaitu
gamet
betina
(ovum
atau
sel
seperti
oviduct
yang
terdiri
dari
fimbrae
reproduksi
lainnya.Misalnya,tentang
tetapi
proses
juga
banyak
hal
pembentukan
sel
ini
berfungsi
menghasilkan
individu
baru
dan
bagian-bagian
dan
susunan
reproduksi
,serta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada kehamilan minggu ke-30, jumlah ovum telah mencapai kirakira 6 juta, jumlah ovum antaranya segera berdegenerasi, sehingga
kira-kira hanya terdapat 2 juta ovum di dalam kedua ovarium pada saat
melahirkan, dan hanya 300.000 sampai 400.000 ovum pada pubertas.
Kemudian, sepanjang masa reproduktif dari seorang wanita, antara
umur 13 dan 46 tahun, kira-kira 400 folikel ini akan berkembang
sehingga cukup untuk dapat mengeluarkan ovum-satu ovum setiap
bulan; sisanya bergenerasi (menjadi atresia). Pada akhir kapasitas
reproduksi, yaitu pada masa menopause, hanya beberapa folikel
primordial yang tetap berada di dalam ovarium, dan bahkan folikel ini
pun juga segera berdegenerasi sesudahnya. (Guyton & Hall, 2002).
Oviduct adalah saluran yang menampung ovum pada saat ovulasi
dan meneruskannya ke uterus. Oviduct disebut juga Tuba Fallopii.
Penggantungnya disebut mesosalphinx. Lumen oviduct berisi cairan
yang dihasilkan oleh sel-sel epitel silindris bersilia mukosanya. Cairan
ini berperan member lingkungan yang sesuai untuk proses pembuahan
dan perkembangan dari zigot. Oviduct terdiri dari Infundibulum,
Ampula dan Isthmus. Fungsi dari oviduct adalah tempat penampungan
dan penyaluran ovum masuk kedalam uterus, tempat pembuhan,
tempat kapasitas spermatozoa, pembuahan awal zigot.
namun
tidak
berkelenjar.Vestibulum
yang
berkelenjar,
letaknya
tapi
dengan
pada
sapi
vulva
yang
sapi,
domba
dan
babi
(Feradis:
2010).
muda dan tidak ditutupi oleh rambut. Labia minor homolog dengan
preputium pada hewan jantan.
Klitoris homolog dengan penis pada jantan, jadi merupakan
sisa pertumbuhan alat kelamin jantan pada betina. Klitoris
mengandung jaringan erektil, epitek pipih banyak lapis, banyak
saraf sensoris.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
dari pintu vulva sebelah luar. Apabila ada corpus luteum, maka
letaknya superficial, sehingga menonjol dan dapat dilihat dari
permukaan luar. Corpus luteum berwarna kuning coklat. Ovarium
babi terdapat di dalam bursa ovarii, yang terbentuk dari
penjuluran mesosalphinx. Berbentuk bulat dan mempunyai hilus
yang jelas. (Chamisah:2003)
Hewan
Panjang Ovarium
Sapi
0,8-5 cm
Kuda
5.0-10 cm
Kambing/domba
10-12 mm
Anjing
1,5-3 cm
Uterus
Uterus sapi terdapat sebagian besar di ruang abdomen.
Corpus uterinya sangat pendek (kurang lebih 3-4cm), tetapi
mempunyai cornus uteri yang panjang (30-40 cm). Tidak seperti
pada kuda, extremitas abdominalis dari cornua uteri berbentuk
corong, dan corong ini berhubungan dengan tuba uterine. Cornua
uteri mula-mula melengkung ke ventral, kemudian berjalan ke
carnio lateral, dan kemudian kembali ke caudo-dorsal, seolah-olah
membentuk spiral, atau berbentuk huruf S. (Chamisah: 2003)
Miometriumnya sangat tebal, lebih tebal dari pada kuda. Ia
terdiri dari selapis otot longitudinal yang terletak di superficial dan
2 lapis otot sirkuler yang terletak di profundal. Lapis sirkuler yang
paling profundal menebal di cervix uteri, sedangkan lapis yang lain
dilanjutkan ke vagina. (Chamisah: 2003)
Endometrium uterus sapi mempunyai cotyledone uterinae
(carunculae uterinae), yaitu: suatu penonjolan dari selaput mucosa
uterus yang berbentuk oval, berjumlah kurang lebih 100 buah yang
terletak di dalam baris-baris diseluruh permukaan endometrium.
Cotyledone ini merupakan tempat pertautan plasenta fetalis pada
hewan yang bunting. Cotyledone terdapat pada hewan pemamah
biak
lainnya.
(Chamisah
2003)
Vagina
Vagina terletak horizontal di ruang pelvis, dimulai dari cervix
uteri sampai vulva. Berbentuk tubulus sepanjang 15-20 cm dengan
diameter 10-12 cm, apabila diregang. Dinding vagina terutama
terbentuk oleh tunica muscularis dan selaput lendir. Selaput
lendirnya sangat elastis dan tidak mempunyai kelenjar lendir.
(Chamisah: 2003)
Di bagian cranial vagina, terdapat fornix vagiane yang
merupakan kantong yang dibentuk oleh portio vaginalis uriteri.
Dan bagian caudal, vagiana berhubungan dengan vulva, tempat di
posterior muara urethra pada vagina (orificium urethrae externum),
terdapat lipatan selaput lendir yang berarah transversal yang
disebut hymen. Hymen ini merupakan batas antara vagina dan
vulva. (Chamisah: 2003)
Vulva
Vulva sapi mempunyai labia yang tebal pada commissural
ventralis nya terdapat sejumlah rambut yang panjang. Orificium
urethrae externum terletak kurang lebih 10 cm dan commissural
ventralis. Diantara orificium itu dengan commissural ventralis
didapatkan suatu kantong buntu sepanjang 3,5 cm yang disebut
dengan diverticulum suburethrale. Kantong terletak tepat di
posterior dari orificium urethrae externum, sehingga kadangkadang menyulitkan catherisasi ke vesica urinaria. (Chamisah:
2003)
Clitoris
Clitoris adalah suatu organ yang homolog dengan penis,
terdiri dari corpus clitoridis yang bertaut pada arcus ischiadicus
melalui crura clitoridis. Di ujung corpus clitoridis terdapat glans
clitotidis terdapat did ala selubung yang disebut dengan preputium
clitoris.
Kelamin
Betina
Secara
Ovarium
Ovarium memiliki dwifungsi , yaitu untuk produksi sel
germinal dan biosintesis hormone steroid.penunjang sel
germinal terdapat pada struktur mikroskopis yang disebut
folikel ovarium. Masing-masing folikel yang berada dalam
keadaan istirahat mengandung oosit primordial atau primitive
gelatinosa yang
telah
perubahan yang
Tuba Fallopii
Lumen tuba falopii dibungkus oleh epitel kolumnar dengan
sillia yang panjang pada permukaan selnya. Silia secara
konsisten menyapu kea rah uterus , yang berfungsi untuk
memfasilitasi pergerakan zigot nonmotil kea rah rongga uterus
untuk berimplantasi . Ketika sillia mengalami kerusakan atau
tidak mampu bergerak , embrio dapat berimplanasi di tuba
palopii itu senditi(kehamilan ektopik).
(Gilchrist
dkk:
2008)
yang
ditunjukkan
dengan
Uterus
Sebagian besar dinding uterus terdiri atas otot polos yang
disebut myometrium. Sel-sel otot polos myometrium (miosit)
saling menempel oleh persambungan celah (gap junction) yang
yang memungkinkan komunikasi yang cepat antara sel yang
bertetangga
dan
gerakkan
seluruh
massa
otot
yang
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pada praktikum organ kelamin betina yang dapat diamati
secara makroskopis adalah ovarium, tuba falopiii, uterus, vagina
dan vulva. Ovarium merupakan organ yang memiliki fungsi ganda
sebagai
penghasil
ovum
dan
hormone
estrogen,
secara
menghasilkan
progesterone.setelah
rangkaian
mikroskopis uterus terdiri dari tiga lapisan dari terluar yaitu lapisan
peritoneum berupa penerusan peritoneum, lapisan myometrium
yaitu lapisan otot polos , dan yang paling terdalam lapisan
endometrium berupa lapisan mukosa. Pada masa gestasi vagina
menghasilkan cairan berupa vagina plug yang berfungsi untuk
melindungi foetus didalamnya. Setelah masa gestasi berakhir akan
terjadi partus yang melewati vagina dan vulva.
Saran
Perlu pergantian preparat yang sudah tidak layak pakai lagi
agar praktikan lebih mampu membedakan organ-organnya secara
makroskopis. Dan praktikan dapat melakukan perbandingan alat
reproduksi betina pada hewan sapi dan hewan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan
koordinasi
survei
nasional(
barkosutanal).2011.Atlas
Indonesia.Grasindo:Bandung
dan
Flora
pemetaan
dan
Fauna
Kata Pengantar
membawa
seluruh
umat
merasakan
indahnya
ilmu
pengetahuan.
Laporan praktikum embriologi ini diajukan setelah semua
praktikum yang telah dijalani. InsyaAllah berkah dan rahmat Allah
tercurahkan kepada kita semua. Semoga apa yang telah kami
temui, ilmu yang begitu luasanya dapat diterapkan di kehidupan
bermasyarakat. Semoga ilmu yang telah kami dapatkan bisa
menjadi bekal menjalani profesi dokter hewan yang memiliki
integritas dan profesionalisme.
Selesainya laporan akhir ini tidak terlepas dari bantuan
semua pihak,terimakasih banyak kami haturkan kepada Ibu Drh.
menemukan
kendala dan
BAB l
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Organ reproduksi hewan jantan dapat dibagi atas tiga komponen;
(a) organ kelamin primer, yaitu gonad jantan, dinamakan testis
testiculus (jamak: testes atau testiculae), disebut juga orchis
didymos, (b) sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap
kelenjar-kelenjar vesikularis, prostata dan cowper, dan saluransaluran yang terdiri dari epididimis dan vas deferens, dan (c) alat
kelamin luar atau organ kopulatoris yaitu penis.
Alat kelamin jantan terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
Testes
Saluran-saluran
Kelenjar-kelenjar
Penis
Testis terbagi atas lobules-lobulus. Setiap lobules terdiri dari
1.2
Tujuan
Untuk mengidentifikasi bentuk susunan alat kelamin jantan dan
fungsinya secara makroskopis dan mikroskopis.
1.3
Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui dan mengidentifikasi bagianbagian alat kelamin jantan beserta fungsinya secara makroskopis
dan mikroskopis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reproduksi
menghasilkan
merupakan
keturunan
kemampuan makhluk
yang
baru.
Tujuannya
hidup untuk
adalah
untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Hal ini
juga bertujuan agar keseimbangan alam tetap terjaga (Lestari, 2013).
Kemudian Yusuf
(2013)
menjelaskan
kemampuan
hewan
untuk
kelenjar-kelenjar
kelamin
pelengkap
kelenjar-kelenjar
Kepala
(caput
epididymis)
membentuk
suatu
penonjolan dasar dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada ujung
proximal testis. Umumnya berbentuk U, berbeda-beda dalam ukurannya
dan menutupi seluas satu pertiga dari bagian-bagian testis. Corpus
epididimis (badan epididimis): bagian badan terentang lurus ke bawah,
sejajar dengan jalannya vasdeferens, menjalar terus hampir melewati
testes, dibagian bawah testes epididimis membelok ke atas. Cauda
epididimis (ekor epididimis): merupakan bagian epididimis yang terletak
pada bagian bawah testes yang membelok ke atas. Pada hewan hidup
cauda epididimis terlihat berupa benjolan di bagian ujung bawah testes
dan dapat diraba (Salisbury, 1985).
Vas deferens ductus deferens mengangkut sperma dari ekor
epididimis ke urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang
penting dalam mekanisme pengangkutan semen waktu ejakulasi.
Diameternya mencapai 2 mm dan konsistensinya seperti tali (Toelihere
1979).
Vas deferens bersal dari epididimis dan berjalan dari titik terendah
testis ke atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin
inguinalis dan di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari
pembuluh darah arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali
spermaticus tersebut (Toelihere 1979).
Vas deferens akan masuk ke dalam ruang abdominalis.
Mengandung sel epitel yang berjajar hampir lurus, memiliki dua lapisan
urat daging yang membujur dan melingkar, dan dibungkus oleh selaput
peritoneum. Dekat kepala epididimis, vas deferens menjadi lurus dan
bersama-sama buluh-buluh darah dan lymphe dan serabut-serabut syaraf,
membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalis
ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang terletak sebelah
menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan membesar
membentuk ampullae ductus efferentis. Ampula pada sapi panjangnya 10
sampai 14 cm, diameter 1.0 sampai 1.5 cm dan pada kuda panjagnya 15
sampai 24 cm dan diameternya 2 2.5 cm, sedangkan pada anjing dan
kucing tidak terdapat ampula dan pada babi kecil (Toelihere 1979).
Sperma diangkut dari ekor epididimis ke ampula di bantu dengan
gerakan
peristaltik
vas
deferens.
Kelenjar-kelenjar
vesikularis
mengamati
gambaran
eksternal
dari
testis
dinding
yang
mengandung otot-otot licin tersebut di kupas sampai testis terlihat dan vas
deferens bersal dari epididimis dan berjalan dari titik terendah testis ke
atas dan bersama dengan tali spermaticus melewati cincin inguinalis dan
di tempat itu vas deferens akan memisahkan diri dari pembuluh darah
arteri dan vena, syaraf dan jaringan lain pada tali spermaticus tersebut. Vas
BAB III
ISI
3.1 Hasil
Pengamatan makroskopis alat kelamin jantan :
\
Gambaran makroskopis alat kelamin jantan
3.2 Pembahasan
Pengamatan makroskopis alat kelamin jantan :
Alat kelamin jantan terdiri dari :
1.
Testes
b. tunica dartos,
c. tunica vaginalis, dan
d. tunica albugenia.
2. Epididymis
Merupakan suatu struktur memanjang yang bertaut rapat dengan testes.
Epididymis dapat dibagi atas caput epididymis, corpus epididymis, dan
cauda epididymis. Fungsi dari epdidymis yaitu sebagai tempat melalukan
sperma, sebagai konsentrasi, sebagai tempat pematangan sperma, dan
sebagai tempat penyimpanan sperma.
3. Ductus defferent
Merupakan suatu saluran yang membentang dari cauda epididymis ke
urethrae pars pelvina. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang
penting dalam mekanisme pengangkutan semen waktu ejakulasi.
4. Penis
Penis mempunyai tugas ganda yaitu pengeluaran urin dan peletakan semen
kedalam saluran reproduksi hewan betina. Penis terdiri atas :
a) gland penis
b) corpus penis, dan
c) radix penis.
Dan musculus retractor penis adalah suatu otot licin yang bertaut pada
vertebrae coccygea pertama dan kedua. Ia berfungsi menarik kembali
penis kedalam preputium sesudah ejakulasi dan mempertahankan posisi
ini pada keadaan tidak ereksi. Penis ini termasuk dalam tipe fibro elastis
dan bersifat agak kaku walaupun dalam keadaan tidak ereksi. Sebagian
besar badan penis dalam keadaan tidak ereksi berbentuk huruf S (flexura
sigmoidea) yang berada di sebelah dorsocaudal scrotum. Dan penggantung
penis adalah suspensorium penis.
5. Urethrae masculine
Urethrae masculine atau canalis urogenitalis adalah saluran ekskretoris
bersama untuk urine dan semen.
6. Glandula accessories
Merupakan kelenjar yang menghasilkan sekresi yang penting untuk
metabolisme spermatozoa. Kelenjar kelamin accessoria yaitu :
a) glandula vesicularis
b) glandula prostate
c) glandula bulbourethralis (glandula cowper).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Alat kelamin jantan terdiri dari testes, epididymis, ductus defferent,
penis, urethrae masculine, glandulae accessories, dan scrotum.
4.2 Saran
Perlu dilakukan perbandingan alat reproduksi jantan pada hewan
sapi dan hewan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi diFiore. Jakarta; EGC.
Guyton, Arthur C dan John E.hall. 2006. Fisiologi Kedokteran. Jakarta;
EGC.
Lestari, Lari A.P. 2013. Struktur Anatomi Dan Histologi Organ
Reproduksi Alat Kelamin. Jurnal Skripsi. Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga, Yogyakarta.
Sayuti, Arman. 2012. Gambaran Klinis Sapi Piometra Sebelum dan
Setelah
Terapi Dengan Antibiotik dan Prostagladin Secara Intra Uteri. Jurnal
Skripsi. 6 (2).
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta; EGC.
Tim Pengajar Embriologi, 2014. Diktat Kuliah Embriologi. Banda Aceh;
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas unsyiah kuala.
Toelihere, Mozes R. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Bandung
Angkasa.
Yusuf, Muhammad. 2013. Sistem Reproduksi Manusia. Makassar;
Fakultas Peternakan Universitas Hassanudin.
http://www.academia.edu/5281617/Anatomi_Organ_Reproduksi_Jantan
http://ithapuspitasari.blogspot.com/2012/04/organ-reproduksi-ternakjantan.html
Kata Pengantar
membawa
seluruh
umat
merasakan
indahnya
ilmu
pengetahuan.
Laporan praktikum embriologi ini diajukan setelah semua
praktikum yang telah dijalani. InsyaAllah berkah dan rahmat Allah
menemukan
kendala dan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dimulai sejak terjadinya konsepsi, yakni saat
bertemunya sel telur betina dan sel jantan. Pada saat itulah titik tolak
kehidupan dan sekaligus pertumbuhan dimulai. Pertumbuhan ini terus
berlangsung didalam kandungan induknya sampai saat dilahirkan.
Bersatunya sel jantan dan sel telur tadi menghasilkan calon makhluk
baru dalam kandungan yang disebut embrio atau foetus.
Lalu perkembangan fetus juga dipengaruhi oleh faktor genetik
(spesies, bangsa, ukuran tubuh, dan genotip), faktor lingkungan (induk
dan plasenta) serta faktor hormonal.Perkiraan umur foetus dapat
didapatkan dari hasil pengukuran panjang tubuh foetus melalui dua
cara:
B. Tujuan
1.
Roentgenografi,
2.
3.
4.
Fluoroscopy,
5.
Biopsi, dan
6.
Ultrasonography (USG)
C. Manfaat
Agar mahasiswa mengetahui rasio ukuran foetus dan berat foetus
berdasarkan usia kebuntingan, dan umur cara mengetahui umur foetus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada awal kebuntingan pertumbuhan foetus berjalan dengan sangat
lambat. Foetus ini terbungkus oleh suatu cairan dan jaringan yang terdapat
di dalam uterus. Cairan ini merupakan tilam yang berfungsi untuk
melindungi foetus terhadap bahaya dari luar berupa benturan atau pukulan.
Pada akhir kebuntingan pertumbuhan foetus berlangsung sangat cepat.
Proses pertumbuhan foetus berlangsung sangat cepat. Proses pertumbuhan
terakhir menjelang kelahiran ini hampir 2/3 bagian pertumbuhan hanya
berlangsung selama 1/3 dari seluruh waktu yang digunakan di dalam
kebuntingan (A.S. Sudarmono dan Y. Bambang Sugeng. 2008).
Menurut Salisbury (1985), perbedaan bentuk dan perubahanperubahan yang terjadi pada anak sapi dalam kandungan pada periode
foetus sampai lahir dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Fetus (46-280 hari)
46-54
60
70
Pengerasan tulang-tulang
90
100
110
150
180
230
280
Lahir
CVR
VR
Domba
No
Panjang
(cm)
C-R Umur
(bulan)
Fetus Panjang
(cm)
0,9
3 minggu
6-8
5 minggu
14-17
6 minggu
20
3,5
2 bulan
26
16
3 bulan
30
4,5
25
4 bulan
30-37
40-53
5 bulan
45
60
10
70-75
n 11
80-100
Embriogenesis adalah
proses
pembentukan
dan
hewan, dan ada bakteri maupun virus yang mampu melekat erat
kepermukaan zona pelusida. ( Wayan., Arief., dkk. 2007).
Fetus dalam kandungan dilindungi oleh plasenta dan selaput
ketuban, namun tidak lepas dari pengaruh buruk zat yang dikonsumsi
induk. Kecepatan zat menembus barier plasenta tergantung besarnya
molekul, kelarutan dalam lemak, dan derajat ionisasinya efek teratogenik
paling lazim ialah abortus spontan, malformasi konginenital perlambatan,
pertumbuhan janin dan perkembangan mental, karsinogenesis dan
mutagenesis. Marformasi kongenita atau cacat bawaan adalah kelainan
struktur atau anatomi yang terdapat pada saat lahir, kebanyakan
disebabkan oleh factor genetic dan lingkungan atau gabungan keduanya
yang terjadi selama perkembangan dalam rahim. (Iriani S. dan Dwi A.
2007)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengukuran foetus sapi maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Metode CC-R
Metode SC-R
Umur
CC-R
120
Berat (gr)
500-800
Panjang
Panjang
Tubuh
28,5
10
20,5
Rasio
1:2,05
Panjang
Rasio
KD
KB
14
14,5 1:0,5
SC-R
120
500-800
Keterangan
25
: Kepala
: Badan
KD
: Kaki Depan
KB
: Kaki Belakang
20
1:3,3
9,5
11
1:1,2
UMUR
(BULAN)
PANJANG
FOETUS
(cm)
BERAT (g)
0,8-1
0,3 0,5
6-8
10 30
13-17
200 400
27-32
1000
2000
30-45
3000
4000
40-60
5000
10000
55-25
8000
18000
75-85
15000
25000
20-100
20000
50000
Rambut
dibagian
dalam
telinga,
sekeliling legok tanduk, ujung ekor, dan
moncong
Rambut pada meta tarsal, meta carpal
phalanx dan punggung, rambut panjang
pada ekor
Rambut pendek, halus diseluruh tubuh
BAB VII
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu CC-R dan SCR
2. Foetus yang digunakan dalam praktikum, jika dilihat dari
panjangnya (disesuaikan dengan tabel), maka foetus sapi tersebut
berumur 120 hari ( 3bulan) dengan berat 500-800 gram.
Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu dalam pengukuran foetus
adalah dengan ditambahkan alat yang modern sehingga pengukuran foetus
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Ekstrak
Daun
Sambiloto
(Andographis
Paniculata
Tissue Culture Medium (ICM) 199. Jurnal kedokteran hewan vol. 7 no. 2,
September 2013. Universitas Udayana.
Setijanto,H.2008. Mikroanatomi Testis Fetus Sapi. Bogor: IPB Press.
Sudarmono, A.
Penebar Swadaya.
Toelihere, R. Mozes. 1985. Ilmu kebidanan pada Ternak sapi dan Kerbau.
Jakarta: Universitas Indonesia.
A,
andi.
Kata Pengantar
membawa
seluruh
umat
merasakan
indahnya
ilmu
pengetahuan.
Laporan praktikum embriologi ini diajukan setelah semua
praktikum yang telah dijalani. InsyaAllah berkah dan rahmat Allah
tercurahkan kepada kita semua. Semoga apa yang telah kami
temui, ilmu yang begitu luasanya dapat diterapkan di kehidupan
menemukan
kendala dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
Pada hari ke 1 :
Pada hari ke 7:
Pada hari ke 9 :
Pada hari ke 14 :
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
12. Dan pada hari ke 20 sudah mulai mempersiapkan tandatanda untuk menetas, *kerabang mulai
rapuh,mempersiapkan embrio menetas
*Embrio sudah memenuhi kerabang
*Paruparu sudah berfungsi sebagaimana fungsinya.
13. Dan kemudian siap untuk menetas pada hari ke 21.
4.2 Saran
1. Harapan kami Preparat yang digunakan (penyediaan telur)
lebih lengkap pada hari pertama sampai hari ke 21,
sehingga dalam melakukan praktikum tidak sulit bisa lebih
mengenal dan bisa lebih tau perkembangan embrio pada
hari ke 1 sampai hari ke 21.
2. Dalam melakukan praktikum ini seharusnya mikroskop
dipakai untuk melihat gelembung bening, kantung amnion,
dan awal perkembangan alantois gelembung-gelembung
bening tersebut nantinya akan menjadi otak .
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar
membawa
seluruh
umat
merasakan
indahnya
ilmu
pengetahuan.
Laporan praktikum embriologi ini diajukan setelah semua
praktikum yang telah dijalani. InsyaAllah berkah dan rahmat Allah
tercurahkan kepada kita semua. Semoga apa yang telah kami
temui, ilmu yang begitu luasanya dapat diterapkan di kehidupan
bermasyarakat. Semoga ilmu yang telah kami dapatkan bisa
menjadi bekal menjalani profesi dokter hewan yang memiliki
integritas dan profesionalisme.
Selesainya laporan akhir ini tidak terlepas dari bantuan
semua pihak,terimakasih banyak kami haturkan kepada Ibu Drh.
Dian Masyhita, M.P selaku koordinator laboratorium embriologi
dan kepada seluruh asisten laboratorium yang sudah mengajarkan
menemukan
kendala dan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Metode oles ini yaitu suatu metode pembuatan preparat dengan
cara mengoles atau membuat selaput setipis mungkin dari bahan yang
berupa cairan atau bukan di atas objek glass. Metode ini dipakai untuk
pembuatan sediaan darah, spermatoazoa, cairan hemolimf belalang,
protozoa, mukosa mulut dan mukosa vagina.
Terdapat dua cara fiksasi yaitu, sebelum kering dan setelah kering.
Spermatozoa
berasal
dari
hasil
gametogenesis
yaitu
proses
Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
anteriorkepala
spermatozoa
terdapat
akrosom,suatu
struktur
yang
berbentuk topi yang menutupi dua pertigaan bagian anterior kepala dan
melindungi beberapa enzim hidrolitik. ( yanagimachi,1994)
Bahan kandungan akrosom adalah setengah padat yang dikelilingi
oleh membran akrosom yang terdiri dari dua lapis.secara molekuler
susunan kedua membran akrosom ini sangat berbeda,membran akrosom
luar bersatu dengan plasma membran pada saat terjadinya reaksi akrosom
sedangkan membran akrosom dalam menghilang. Spermatozoa terdiri atas
dua bagian fungsional yang penting yaitu kepala dan ekor ( Hafez,2000).
Pengamatan tudung akrosom utuh dilakukan dengan memakai
larutan Nacl fisiologis yang mengandung formalin 1%.tudung akrosom
yang utuh ditandai dengan ujung kepala spermatozoa yang berwarna hitam
tebal.pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah spermatozoa
yang memiliki tudung akrosom utuh dari 100 spermatozoa yang diamati
( Jurnal Natural Vol.10,No.2.2010)
Spermatozoa yang diproduksi di dalam tubulus seminiferi akan
dialirkan kedalam epididimis untuk menjalani proses pematangan akhir
sebelum
memiliki
kemampuan
bergerak
(motil)
dan
membuahi
HASIL
A.SPERMATOZOA TIKUS
Spermatozoa
Mati
Spermatozoa
Mati
Spermatozoa
Hidup
B.SPERMATOZOA SAPI
PEMBAHASAN
Morfologi spermatozoa :
- Spermatozoa Normal : Spermatozoa yang kepalanya berbentuk oval,
reguler, dengan bagian tengah utuh dan mempunyai ekor tak melingkar
dengan panjang 45 um.
- Spermatozoa Abnormal
: Spermatozoa disebut
abnormal
bilamana
Pada
spermatozoanya
dari
tubulus
sebagai
tetesan
air,
bagian
runcing
Abnormalitas ekor
- Ekor sangat melingkar
- Ekor patah yang meninggalkan sisa ekor.
- Ekor lebih dari satu
- Ekor sebagai tali terpilin.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Adapun saran praktikum embriologi spermatozoa pada saat
praktikum dilaksanakan praktikan melaksanakn praktikum perkelompok
dan didampingi asisten masing-masing guna untuk praktikan memahami
sepenuhnya tentang materi spermatozoa.
DAFTAR PUSTAKA
FKUI,
Perkumpulan
Indonesia,Perkumpulan Kontrasepsi
Andrologi
Indonesia, Jakarta,
March-April
2000
Rizal.2004.Pemanfaatan spermatozoa epididimis dalam teknologi
reproduksi, Jurnal Wartazoa.vol.4 No.1
Sanocka, D. And Kurpiz, M., 2004,Reactive Oxygen Spesies and
Sperm
Cells,
Endocrinol,Vol,2,12
Journal
Reproduction,Biol,
Cahyo.Tanpa
Tahun.Perbedaan
kualitas
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_Pembentukan_Sperma_(Spermato
genesis)
http://uniknya.com/2012/06/5-hewan-yang-memiliki-spermatozoaterbanyak/