Вы находитесь на странице: 1из 7

Hikmah Indah di Balik Syariat Menikah

Sesungguhnya, Allah Yang Maha Pencipta dan Mahabijaksana meletakkan kebahagiaan dan
keselamatan di atas fitrah-Nya yang berlaku hingga akhir zaman. Nafsu seksual adalah salah satu
fitrah yang ditetapkan oleh Allah l pada diri manusia. Secara alami, wanita menjadi mitra pria
dalam memenuhi hasrat biologisnya. Namun, harus diketahui bahwa Allah l memberikan aturan
khusus dalam hidup berpasangan. Allah Yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana menjadikan
pernikahan sebagai sarana yang mulia untuk kelurusan hidup manusia. Islam tidak membiarkan
hubungan antara pria dan wanita berlangsung kacau tanpa tatanan.
Allah l berfirman,




















Nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kalian dan orang-orang yang layak
(menikah) dari hamba-hamba sahaya kalian, baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Jika
mereka miskin, Allah akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah
Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (an-Nur: 32)
Asy-Syaikh as-Sadi t mengatakan dalam tafsir ayat ini, Allah memerintah para wali dan
tuan (pemilik budak) agar menikahkan orang-orang sendirian yang berada di bawah perwalian
mereka, yaitu orang-orang yang belum memiliki pasangan, baik laki-laki maupun perempuan
janda ataupun gadis. Maka dari itu, kerabat dan wali anak yatim wajib menikahkan orang yang
wajib dinafkahinya apabila mereka butuh menikah. Mereka diperintah untuk menikahkan orang
yang berada di bawah tanggungannya, maka perintah menikah untuk diri mereka sendiri adalah
lebih utama.
Ayat ini menunjukkan bahwa pernikahan adalah perintah Allah. Adapun hadits yang
memerintahkan pernikahan adalah sabda Nabi kita, Muhammad n,




Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu, hendaknya dia
menikah. Sebab, menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.
Barang siapa belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena puasa menjadi pengekang nafsu
syahwatnya. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Pernikahan adalah karunia besar dari Allah l kepada manusia. Allah menjadikan wanita
sebagai pasangan pria agar terwujud ketenteraman jiwa mereka. Dari para istri akan terlahir
anak-anak sebagai penyejuk pandangan, yang akan melayani dan memenuhi kebutuhan mereka,
serta berbagai manfaat yang lain.
Amat disayangkan, budaya seks bebas yang berasal dari orang-orang kafir telah ditiru
oleh sebagian kaum muslimin, bahkan kian hari kian merebak. Pemuda-pemudi enggan menikah
karena takut akan tanggung jawab yang harus mereka pikul dalam rumah tangga. Akibatnya,
mereka mengambil jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan biologis mereka. Tanpa bisa
dihindari, desakralisasi seks pun terjadi. Bisnis seks dengan segala modelnya muncul tanpa basabasi. Propaganda untuk menentang Rabb semesta alam telah terjadi, sehingga turunlah sebagian
azab Allah l di tengah-tengah umat manusia ini. Wallahul mustaan (hanya Allah-lah yang
dimintai pertolongan). Tiada jalan keselamatan di dunia dan di akhirat selain tunduk pada aturan
Allah yang menghendaki kebaikan untuk para hamba-Nya yang beriman.
Pernikahan adalah sarana penyaluran yang aman bagi nafsu syahwat manusia.
Sebaliknya, seks bebas akan menjatuhkan kehormatan dan menebarkan beragam penyakit
menakutkan. Pernikahan menjaga keturunan manusia agar tidak tersia-siakan, sedangkan seks
bebas merusak nasab dan menyebabkan lahirnya anak yang tidak jelas bapaknya. Pada
umumnya, anak-anak hasil hubungan seks bebas tumbuh dalam lingkungan yang tidak kondusif
dan kurang kasih sayang. Akhirnya, mereka pun menjadi manusia-manusia frustrasi yang siap
melakukan berbagai penyimpangan, kecuali orang yang dirahmati Rabb-nya.
Selain itu, pernikahan menjaga wanita agar tidak dihinakan, sedangkan seks bebas
menjadikan wanita bagai rumput liar yang siap dilahap oleh binatang mana pun yang datang.
Sungguh, pernikahan amat besar faedahnya. Tidak ada sedemikian banyak manfaat dalam
hubungan antara dua insan sebagaimana halnya yang ada pada hubungan suami istri.

Di sisi lain, sebagian kaum muslimin berpendapat, lebih baik hidup membujang agar bisa
lebih konsentrasi dalam ibadah. Padahal, hidup membujang ala pendeta bukanlah ajaran agama
Islam sama sekali. Orang yang tidak mau menikah, padahal mampu melakukannya dan tidak ada
uzur baginya, telah menyerupai orang-orang Nasrani yang tidak menikah karena mengikuti
pendeta-pendeta mereka. Adapun tindakan menyerupai umat selain muslimin dilarang oleh
Islam.
Sahabat Nabi n yang bernama Utsman bin Mazhun a meminta izin kepada beliau untuk
hidup membujang, maka beliau n melarangnya. Demikianlah Islam, agama yang bersifat
pertengahan, memotivasi umatnya untuk menikah. Islam tidak menghalalkan seks bebas yang
akan mengakibatkan berbagai kerusakan, tidak pula mengajarkan hidup membujang yang akan
memusnahkan umat manusia. Andai hidup membujang tanpa uzur diperbolehkan, bisa jadi
banyak umat Islam yang melakukannya sehingga populasi mereka menyusut. Tidak tersisa
pilihan bagi kita selain tunduk pada aturan Allah l dan Rasul-Nya n yang demikian sempurna ini.
Hikmah Pernikahan
Di bawah ini dikemukakan beberapa hikmah pernikahan.
1. Pernikahan Dapat Menciptakan Kasih Sayang dan ketentraman
Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kelengkapan jasmaniah dan rohaniah sudah pasti
memerlukan ketenangan jasmaniah dan rohaniah. Kenutuhan jasmaniah perlu dipenuhi dan
kepentingan rohaniah perlu mendapat perhatian. Ada kebutuhan pria yang pemenuhnya
bergantung kepada wanita. Demikian juga sebaliknya. Pernikahan merupakan lembaga yang
dapat menghindarkan kegelisahan. Pernikahan merupakan lembaga yang ampuh untuk membina
ketenangan, ketentraman, dan kasih sayang keluarga.

Allah berfirman:


















Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah dia meniptakan pasangan-pasangan untukmu
dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terhadap tandatanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir (QS. Ar-Rum/30:21)
2. Pernikahan Dapat Melahirkan keturunan yang Baik
Setiap orang menginginkan keturunan yang baik dan shaleh. Anak yang shaleh adalah idaman
semua orang tua. Selain sebagai penerus keturunan, anak yang shaleh akan selalu mendoakan
orang tuanya.
Rasulullah saw. bersabda:
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw., bersabda: Apabila telah mati manusia cucu Adam,
terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
shaleh yang mendoakannya. (HR. Muslim)

3. Dengan Pernikahan, Agama Dapat Terpelihara


Menikahi perempuan yang shaleh, bahtera kehidupan rumah tangga akan baik. Pelaksanaan
ajaran agama terutama dalam kehidupan berkeluarga, berjalan dengan teratur. Rasulullah saw.
memberikan penghargaan yang tinggi kepada istri yang shaleh. Mempunyai istri yang shaleh,
berarti Allah menolong suaminya melaksanakan setengah dari urusan agamnya. Beliau bersabda:
Dari Anas bin malik ra., Rasulullah saw., bersabda: Barang siapa dianugerahkan Allah Istri yang
shalehah, maka sungguh Allah telah menolong separuh agamanya, maka hendaklah ia
memelihara separuh yang tersisa. (HR. At-Thabrani)

4. Pernikahan dapat Memelihara Ketinggian martabat Seorang Wanita

Wanita adalah teman hidup yang paling baik, karena itu tidak boleh dijadikan mainan. Wanita
harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya.
Pernikahan merupakan cara untuk memperlakukan wanita secara baik dan terhormat. Sesudah
menikah, keduanya harus memperlakukan dan menggauli pasangannya secara baik dan
terhormat pula.

Firman Allah dalam Al-Quran:

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan
paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali
sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka
melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut.
Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu
tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak
Karena itu nikahilah mereka dengan izin tuannya dan berilah mereka maskawin yang pantas,
karena mereka adalah perempuan-perempuan yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan
(pula) perempuan yang mengambil laki-laki sebagai piarannya. (QS. An-Nisa/4:25)

5. Pernikahan Dapat Menjauhkan Perzinahan


Setiap orang, baik pria maupun wanita, secara naluriah memiliki nafsu seksual. Nafsu ini
memerlukan penyaluran dengan baik. Saluran yang baik, sehat, dan sah adalah melalui

pernikahan. Jika nafsu birahi besar, tetapi tidak mau nikah dan tetap mencari penyaluran yang
tidak sehat, dan melanggar aturan agama, maka akan terjerumus ke lembah perzinahan atau
pelacuran yang dilarang keras oleh agama.

Firman Allah dalam Surah Al-isra ayat 32:

Menciptakan struktur sosial yang jelas dan adil.


Dengan nikah, akan terangkat status dan derajat kaum wanita.
Dengan nikah akan tercipta regenerasi secara sah dan terhormat.
Dengan nikah agama akan terpelihara.
Dengan pernikahan terjadilah keturunan yang mampu memakmuram bumi.

TUGAS PAI
HIKMAH PERNIKAHAN

KELOMPOK 6 :
NAMA ANGGOTA :
ARBIAN D.M
CINDY GENISSA S.
DEWI FORTUNA
EVAN R.F
MUTIARA SETIANI
RIFKY ARIQ S.
KELAS : XII-IPS 1

SMA NEGERI 3 SUBANG

Вам также может понравиться