Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRAK
Pupuk merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam bidang pertanian. Pupuk
organik memiliki keunggulan dari segi pemenuhan bahan bakunya, biaya produksi,
dan kandungan senyawa organiknya. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan pupuk organik adalah limbah tahu, dan daun lamtoro.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman sawi menggunakan
formulasi pupuk organik cair dari campuran ampas tahu dan daun lamtoro
menggunakan EM4 metode fermentasi serta media tanam menggunakan ampas tebu
dan arang sekam padi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL).
Kata kunci: pupuk organik, ampas tahu, limbah cair, daun lamtoro
ABSTRACT
Fertilizer is one of the main requirement of agriculture. Organic fertilizers
have advantages in terms of fulfillment of their raw materials, production costs, and
the content of organic compounds. One of the materials that can be used as raw
material for organic fertilizer is waste out, and lamtoro leaves. This study aims to
determine the growth of mustard plants using organic fertilizer liquid formulation of
a mixture of pulp and lamtoro leaves using EM4 fermentation methods as well as the
planting medium using bagasse and rice husk. The method used is the method of
experimental research using completely randomized design (CRD).
Keywords: organic fertilizer, waste of tofu, liquid waste, lamtoro leaves
PENDAHULUAN
Meningkatnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan pemanfaatan lahan
pertanian menjadi berkurang akibat peralihan fungsi lahan menjadi perumahan.
Dengan semakin terbatasnya lahan yang diperuntukkan sebagai media tumbuh
tanaman maka hal ini akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan tanaman.Salah
satu solusi untuk menyiasati dan memanfaatkan keterbatasan lahan di perkotaan
secara efektif dan efisien yaitu melalui sistem hidroponik. Hidroponik adalah lahan
budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah sehingga hidroponik merupakan
aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan air sebagai medium untuk
menggantikan tanah.Prinsip dasar hidroponik dibagi menjadi dua yaitu hidroponik
substrat dan NFT (Nutrient Film Technique). Dimana Hidroponik substrat tidak
menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat (bukan tanah)
yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan oksigen sertamendukung
akar tanaman seperti halnya fungsi tanah. Sehingga sistem hidroponik yang paling
tepat untuk model usaha pertanian sebagai salah satu solusi yang patut
dipertimbangkan untuk mengatasi masalah lahan (Roidah, 2014).
Salah satu tanaman yang sesuai untuk media hidroponik adalah sawi
(Brassica juncea L.). Tanaman sawi merupakan salah satu jenis sayuran daun
umumnya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sawi hijau sangat berpotensi
sebagaipenyedia unsur unsur mineral penting dibutuhkan oleh tubuh karena nilai
gizinya tinggi. Tanaman sawi kaya akan sumber vitamin A, sehingga berdaya guna
dalam upaya mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau penyakit rabun ayam
sampai kini menjadi masalah di kalangan anak balita (Margiyanto, 2007).
Pertumbuhan tanaman sawi dipengaruhi oleh jenis pupuk yang digunakan, petani
biasa menggunakan pupuk cair kimia untuk mendapatkan pertumbuhan yang
maksimal dan cepat, tetapi efek dari penggunaan pupuk kimia ini adalah pada
kesehatan sehingga diperlukan pupuk yang sesuai dan tidak memiliki efek bagi
kesehatan, salah satu alternatif tersebut adalah dengan menggunakan pupuk organik.
Pemanfaatan pupuk cair organik lebih menguntungkan bagi petani sebagai
penyedia unsur hara bagi tanaman serta mudah terserap oleh akar tanaman (Jusuf,
2006). Formulasi yang sesuai sangat diperlukan untuk menyediakan unsur yang
diperlukan tanaman yaitu unsur Nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K) bagi tanaman.
Bahan yang dapat digunakan sebagai penyedia kandungan unsur hara NPK adalah
limbah tahu dan daun lamtoro.
Menurut Asmoro (2008) limbah cair tahu memiliki kandungan barbagai bahan
organik seperti N 0,27%, P2O5 228,85%, K2O 0,29%, protein 1,68%. Hal ini
dibuktikan oleh penellitian (Fitriyah, 2011) bahwa di dalam limbah cair tahu 500 ml
terdapat N sebesar 164,9 ppm, P sebesar 15,66 ppm, dan K sebesar 625 ppm.
Sedangkan dari 100 gr bahan basah daun lamtoro dihasilkan bahan kering sebesar
85% dengan kandungan protein 20 - 25%, nitrogen bebas 20-30%, lemak 5-10%,
energi 3,89%, tanin 1,5-2,5%, kalsium 0,8-1,8%, dan fosfor sebesar 0,23-0,27%
(Purwantoro, 2007). Dhani, Wardati dan Rosmimi (2013) menyatakan bahwa
pembentukan daun oleh tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersedian unsure hara
nitrogen dan fosfor pada medium dan yang tersedia bagi tanaman. Kedua unsure ini
berperan dalam pembentukan sel-sel baru dan komponen utama penyusun senyawa
organik dalam tanaman seperti asam amino, asam nukleat, klorofil, ADP dan ATP
(Rahmah, Munifatul dan Sarjana 2014). Sedangkan unsur K berperan dalam
pembentukan pati, mengaktifkan enzim, pembukaan stomata (mengatur pernapasan
dan penguapan), proses fisiologis dalam tanaman, proses metabolik dalam sel,
mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain, mempertinggi daya tahan terhadap
kekeringan, penyakit selain itu juga berperan dalam perkembangan akar (Agustina,
1990).
baik, tidak menjadi sumber penyakit serta mudah didapat dengan harga yang relatif
murah.
Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan efisiensi
pemupukan adalah dengan pemberian arang (charcoal) dan ampas tebu. Arang
merupakan jenis-jenis bahan organik yang berasal dari berbagai sumber. Sumber dan
komposisi bahan yang berbeda akan menyebabkan kemampuan mempengaruhi
penyediaan fosfor dan kalium pada tanah berbeda pula (Nurhayati et al., 1986). Arang
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai penyerap dan pelepas unsur hara
(pupuk) dalam bidang kesuburan tanah karena memiliki luas permukaan yang besar
dan kurang lebih sama dengan koloid tanah. Arang aktif mempunyai daya serap
(adsorpsi) yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk larutan atau uap (Pohan et al.,
2002). Arang sekam padi, dapat memiliki luas permukaan dalam antara 3002000m2/g (Hsieh and C.F. Hsieh, 1990) sehingga semakin luas permukaan arang
sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus (Pohan, 2002).
Keunggulan arang sekam padi adalah dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah,
serta melindungi tanaman. Sedangkan ampas tebu (bagasse) merupakan sisa bagian
batang tebu dalam proses ekstraksi tebu yang memiliki kadar air berkisar 46-52%,
kadar serat 43- 52% dan padatan terlarut sekitar 2-6%. Komposisi kimia ampas tebu
meliputi: zat arang atau karbon (C) 23,7%, hidrogen (H) 2%, oksigen (O) 20%, air
(H2O) 50% dan gula 3%. Pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan organik dapat
berpotensi untuk menjadi media tanam yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman
(Andriyanti, 2011).Sedangkan komposisi kimiawi arang sekam adalah SiO2 dengan
kadar 52% dan C sebanyak 31%. Sementara kandungan lainnya terdiri dari Fe2O3,
K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dengan jumlah yang kecil serta beberapa bahan
organik lainnya.
Tanaman Tanaman sawi merupakan salah satu jenis sayuran daun umumnya
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sawi hijau sangat berpotensi sebagai
penyedia unsur unsur mineral penting dibutuhkan oleh tubuh karena nilai gizinya
tinggi. Tanaman sawi kaya akan sumber vitamin A, sehingga berdaya guna dalam
upaya mengatasi masalah kekurangan vitamin A atau penyakit rabun ayam sampai
kini menjadi masalah di kalangan anak balita (Margiyanto, 2007).
Pertumbuhan tanaman sawi dipengaruhi oleh jenis pupuk yang digunakan,
petani biasa menggunakan pupuk cair kimia untuk mendapatkan pertumbuhan yang
maksimal dan cepat, tetapi efek dari penggunaan pupuk kimia ini adalah pada
kesehatan sehingga diperlukan pupuk yang sesuai dan tidak memiliki efek bagi
kesehatan, salah satu alternatif tersebut adalah dengan menggunakan pupuk organik.
Pada sebuah artikel penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Kompos
Ampas Tahu Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea canephora pierre) Di
Bawah Naungan Tanaman Kelapa Sawit menyatakan bahwa pertambahan jumlah
daun bibit kopi pada pemberian kompos ampas tahu 300 g berbeda nyata terhadap
pemberian kompos ampas tahu 225 g, 150 g, 75 g dan tanpa pemberian kompos
ampas tahu. Hal ini memperlihatkan semakin tinggi dosis kompos ampas tahu yang
diberikan, semakin meningkat pertambahan jumlah daun.Hal ini dikarenakan kompos
ampas tahu menyediakan unsur hara terutama N bagi pertambahan jumlah daun.
Menurut Hardjadi (1986) Unsur N dapat meningkatkan fotosintesa dan hasilnya dapat
diakumulasikan ke seluruh bagian tanaman untuk pertumbuhan, termasuk untuk
membentuk daun. Banyaknya jumlah N yang tersedia dalam tanah mempengaruhi
produksi biomassa tanaman. Persediaan N yang cukup dengan pemberian kompos
ampas tahu menjadikan pertumbuhan bibit kopi lebih baik.
Pada penelitian yang berjudul Analisis N Dan P Pupuk Organik Cair
Kombinasi Daun Lamtoro Limbah Tahu Dan Feses Sapi menyatakan bahwa
Tingginya kandungan nitrogen pada pupuk organik cair kombinasi daun lamtoro,
limbah tahu, dan feses sapi berdasarkan hasil pengujian dikarenakan dalam daun
lamtoro mengandung makronutrien seperti nitrogen, fosfor, magnesium, kalium, dan
kalsium. Dalam 100 gr daun lamtoro terdapat nitrogen sebesar 2,15 %, fosfor 0,3%,
dan kalium 2,8% (Parnata, 2004). Hal ini dibuktikan dalam penelitian (Wahyudi,
2009) menunjukkan bahwa pemberian pupuk guano dan pupuk hijau lamtoro dengan
dengan penambahan media ampas tebu dan arang sekam dapat meningkatkan kadar
protein jamur tiram putih.
Penelitian tentang pengaruh pertumbuhan tanaman sawi menggunakan
formulasi pupuk organik cair dari campuran ampas tahu dan daun lamtoro
menggunakan EM4 metode fermentasi serta media tanam menggunakan ampas tebu
dan arang sekam padi sudah banyak di lakukan, namun demikian hasil penelitian
menunjukkan hasil yang berbeda-beda, hal ini terkait dengan nutrisi, waktu
dilakukannya penelitian, serta kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Berdasarkan
uraian tersebut di atas dipandang perlu dilakukannya penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui pertumbuhan tanaman sawi menggunakan formulasi pupuk organik cair
dari campuran ampas tahu dan daun lamtoro menggunakan EM4 metode fermentasi
serta media tanam menggunakan ampas tebu dan arang sekam padi.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dirumah kaca Universitas Negeri Malang dan pengujian
sampel pupuk cair untuk mengetahui kandungan makronutrien nitrogen (N) dan
Fosfor (P), dan Kalium (K) dilakukan di laboratorium kimia dan Tanah Universitas
Brawijaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai pada bulan
November 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan
perlakuan arang sekam yang berasal dari daerah berbeda yaitu Jember dan
Tulungagung.Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sawi, arang
sekam padi, ampas tebu, limbah cair tahu, daun lamtoro, EM-4, air.Sedangkan Alat
yang digunakan yaitu talang, toples, alat pengaduk, blender, pipa paralon.dop, keni,
pipa T, klem, gunting rumput, lem paralon, dripper, selang, timbangan, alat tulis,
meteran.
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari proses pembuatan serbuk daun
lamtoro, dan fermentasi limbah tahu selama 7 hari yang dicampur dengan EM-4
dengan perbandingan 5 liter limbah tahu : 50 ml EM-4, kemudian dilanjutkan dengan
pencampuran limbah tahu dan ektrak daun lamtoro dengan perbandingan 200 mL
pupuk induk : 9 g daun lamtorodan di fermentasi kembali selama 4 hari, setelah itu
pupuk baru diujikan di laboratorium.
Uji kandungan nitrogen dilakukan di laboratorium kimia tanah Universitas
Brawijaya. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian (anava), bila
perlakuan berpengaruh nyata akan dilakukan uji lanjut dengan beda nyata jujur
(BNJ). Hasil perlakuan nyata atau tidak nyata dapat diketahui dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Agustina, L. 1990. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta.
Andriyanti, Wiwien. 2011. Optimasi Pembuatan Selulosa dari Ampas Tebu sebagai
Dasar Pembuatan Polimer Superabsorben. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia Press.
Asmoro, Yuliadi. 2008. Pemanfaatan Limbah Tahu Untuk Hasil Tanaman Petsai
(Brassica chinensis). Surakarta: Program Pasca Sarjana. Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Atikah Rahmah, Munifatul Izzati, dan Sarjana Parman. 2014. Pengaruh Pupuk
Organik Cair Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica chinensis L.)
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. var.
Saccharata).Universitas Diponegoro: Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume
XXII, Nomor 1, Maret 2014
Damayanti, A., Hermana, J., dan Masduqi, A. Oktober. 2004. Analisis Resiko
Lingkungan Dari Pengolahan Limbah Pabrik Tahu Dengan Kayu Apu (Pistia
Stratiotes L.). Jurnal Purifikasi, Vol.5, No.4,: 151-156.
Dhani, H., Wardati, dan Rosmimi. 2013. Pengaruh Pupuk Vermikompos Pada Tanah
Inceptisol Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica juncea L.).
Riau: Universitas Riau.Jurnal Sains dan Teknologi 18 (2), 2013, ISSN:
1412:2391.
Fitriyah, N. R. 2011.Studi Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Untuk Pupuk Cair
Tanaman (Studi Kasus Pabrik Tahu Kenjeran).Skripsi. Surabaya: Jurusan
Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh November.
Hamli, Fitriani, Lapanjang M. Isandar, Yusuf, Ramal.2013.Respon Pertumbuhan
Tanaman Sawi (Bassica juncea L.) Secara Hidroponik Terhadap Komposisi