Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Judul Percobaan
II.
Hari/Tanggal Percobaan
III.
Selesai Percobaan
IV.
Tujuan Percobaan
V.
Tinjauan Pustaka
Spektroskopi serapan atom atau yang biasa disebut dengan AAS mempunyai
beberapa
kelebihan
dibandingkan
dengan
metode
spektroskopi
emisi
unsurnya. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu
atom pada keadaan dasar dinaikan tingkat energinya ketingkat eksitasi.
Keberhasilan analisis ini tergantung pada proses eksitasi dan memperoleh garis
resonansi yang tepat.
Setiap alat spektroskopi serapan atom terdiri atas tiga komponen, yaitu unit
atomisasi, sumberradiasi, dan system pengukurfotometrik. Atomisasi dapat
dilakukan dengan baik dengan nyala maupun dengan tungku. Untuk mengubah
unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas.
Temperatur harus benar-benar terkendali dengan sangat hati-hati agar proses
atomisasinya sempurna. Biasanya temperatur dinaikkan secara bertahap, untuk
menguapkan dan sekaligus mendisosiasikan senyawa yang dianalisis. Bila ditinjau
dari sumber radiasi, haruslah bersifat sumber yang kontinyu. Di samping itu
sistem dengan penguraian optis yang sempurna diperlukan untuk memperoleh
sumber sinar dengan garis absorpsi yang semonokromator mungkin.
Seperangkat sumber yang dapat memberikan garis emisi yang tajam dari
suatu unsur yang spesifik tertentu dikenal sebagai lampu pijar hallow cathode.
Dengan pemberiaan tegangan pada arus tertentu, logam mulai memijar, dan atomatom logam katodenya akan teruapkan dengan pemercikkan. Atom akan
tereksitasi kemudian mengemisikan radiasi pada panjang gelombang tertentu.
Teknik Spektroskopi Serapan Atom menjadi alat yang canggih dalam
analisis. Ini disebabkan diantaranya oleh kecepatan analisisnya, ketelitiannya
sampai tingkat runut, tidak memerlukan pemisahan pendahuluan. Kelebihan
kedua adalah kemungkinannya untuk menentukan konsentrasi semua unsur pada
konsentrasi runut. Ketiga, sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan
pemisahan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur
dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan asalkan katoda berongga yang
diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan sampai 61 logam.
Sensitivitas dan batas deteksi merupakan 2 parameter yang sering digunakan
dalam AAS. Sensitivitas didefinisikan sebagai konsentrasi suatu unsur dalam
larutan air (g/mL) yang mengabsorpsi 1% dari intensitas radiasi yang datang.
Sedangkan batasan deteksi adalah konsentrasi suatu unsur dalam larutan yang
memberikan sinyal setara dengtan 2 kali deviasi standar dari suatu seri
Gambar. Perbandingan pita absorpsi atom dan pita spektrum sumber cahaya
kontinyu yang dihasilkan oleh monokromator
Masalah ini dapat diatasi oleh Alan Walsh pada tahun 1953, dengan
menggunakan sumber cahaya tunggal (line source) sebagai pengganti sumber
cahaya kontinyu. Sebagian besar sumber cahaya tunggal yang digunakan berasal
dari lampu katode berongga (hollow chatode lamp) yang memancarkan spektrum
emisi atom dari elemen tertentu, misalnya lampu katodeberongga Zn digunakan
untuk menganalis Zn.
memilih lampu yang mengandung analit yang diukur, maka kita dapat mengetahui
bahwa panjang gelombang yang digunakan sama dengan dengan pita absorpsi
analit yang diukur. Ini berarti bahwa semua radiasi yang dipancarkan oleh sumber
cahaya dapat diabsorpsi sampel dan hukum Beer dapat digunakan.
Dengan menggunakan sumber cahaya tunggal, monokromator konvensional
dapat dipakai untuk mengisolasi satu pita spektra saja yang biasanya disebut
dengan pita resonansi. Pita resonansi ini menunjukkan transisi atom dari keadaan
dasar ke keadaan transisi pertama, yang biasanya sangat sensitif untuk mendeteksi
logam yang diukur.
Lampu Katode Berongga (Hollow Cathode Lamp)
Bentuk lampu katode dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Ciri utama
lampu ini adalah mempunyai katode silindris berongga yang dibuat dari logam
tertentu. Katode dan anode tungsten diletakkan dalam pelindung gelas tertutup
yang mengandung gas inert (Ne atau Ar) dengan tekanan 1-5 torr. Lampu ini
mempunyai potensial 500 V, sedangkan arus berkisar antara 2 20 mA.
Nitrous oksida-asetilen
Dianjurkan dipakai untuk penentuan unsur-unsur yang mudah membentuk
oksida dan sulit terurai. Hal ini disebabkan temperature nyala yang dihasilkan
relatif tinggi. Unsur-unsur tersebut adalah: Al, B, Mo, Si, Ti, V dan W.
Sistem Atomisasi tanpa Nyala (dengan Elektrotermal/tungku)
Sistem nyala api ini lebih dikenal dengan nama GFAAS. GFAAS dapat
mengatasi kelemahan dari sistem nyala seperti sensitivitas, jumlah sampel dan
penyiapan sampel.
Ada tiga tahap atomisasi dengan metodeiniyaitu:
1. Tahap pengeringan atau penguapan larutan
2. Tahap pengabutan atau penghilangan senyawa-senyawa organic
3. Tahap atomisasi
Unsur-unsur yang dapat dianalisis dengan menggunakan GFAAS adalah
sama dengan unsur-unsur yang dapat dianalisis dengan GFAAS tungsten: Hf, Nd,
Ho, La, Lu Os, Br, Re, Sc, Ta, U, W, Y dan Zr. Hal ini disebabkan karena unsur
tersebut dapat bereaksi dengan graphit.
Petunjuk praktis penggunaan GFAAS:
1. Jangan menggunakan media klorida, lebih baik gunakan nitrat
2. Sulfat dan fosfat bagus untuk pelarutsampel, biasanya setelah sampel
ditempatkan dalam tungku.
3. Gunakan cara adisi sehingga bila sampel ada interfensi dapat terjadi pada
sampel dan standar.
4. Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi
diperlukan energy panas. Temperatur harus benar-benar terkendali dengan
sangat hati-hati agar proses atomisasinya sempurna. Ionisasi harus
dihindarkan dan ionisasi ini dapat terjadi apabila temperatur terlampau
tinggi. Bahan bakar dan oksidator dimasukkan dalam kamar pencamput
kemudian dilewatkan melalui baffle menuju ke pembakar. Hanya tetesan
kecil dapat melalui baffle. Tetapi kondisi ini jarang ditemukan, karena
terkadang nyala tersedot balik ke dalam kamar pencampur sehingga
menghasilkan ledakan. Untuk itu biasanya lebih disukai pembakar dengan
lubang yang sempit dan aliran gas pembakar serta oksidator dikendalikan
dengan seksama.
Udara Propana
Jenis nyala ini relatif lebih dingin (1800 oC) dibandingkan jenis nyala
lainnya. Nyala ini akan menghasilkan sensitifitas yang baik jika elemen
yang akan diukur mudah terionisasi seperti Na, K, Cu.
Udara Asetilen
Jenis nyala ini adalah yang paling umum dipakai dalam AAS. Nyala ini
menghasilkan temperatur sekitar 2300oC yang dapat mengatomisasi hampir
semua elemen. Oksida-oksida yang stabil seperti Ca, Mo juga dapat analisa
menggunakan jenis nyala ini dengan memvariasi rasio jumLah bahan bakar
terhadap gas pengoksidasi.
MX(s)
kabut halus
partikel halus
MX(g)
partikel halus
gas
MX(g)
gas
atom-atom netral
( II )=a . b . c
o
Keterangan :
A = absorban
b = panjangjalansinar
Io = intensitassinardatang
c = konsentrasi
I = intensitassinar yang diteruskan
a = tetapanabsorptivitas
Pada
lebar
nyala
api
yang
tetap,
hukum Lambert-Beer
dapat
Jenis Parameter
Satuan
Jumlah 100 mL 0
sampel
Jumlah 100 mL 0
sampel
b. Kimia an-organik
1) Arsen
2) Fluorida
3) Total Kromium
4) Kadmium
5) Nitrit, (sebagai NO2)
6) Nitrat, (sebagai NO3)
7) Sianida
8) Selenium
Parameter
yang
tidak
langsung
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
0,01
1,5
0,05
0,03
3
50
0,07
0,01
berhubungan
dengan kesehatan
a. Parameter Fisik
1) Bau
2) Warna
TCU
3) Total zat padat terlarut mg/L
(TDS)
4) Kekeruhan
5) Rasa
6) Suhu
b. Parameter kimiawi
1) Aluminium
2) Besi
3) Kesadahan
4) Khlorida
5) Mangan
6) pH
7) Seng
8) Sulfat
9) Tembaga
10) Amonia
NTU
C
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
Tidak berbau
15
500
5
Tidak berasa
Suhu udara
0,2
0,3
500
250
0,4
6,5-8,5
3
250
2
1,5
adalah untuk (1) meningkatkan sensitivitas melalui penambahan nilai terukur; (2)
menurunkan sensitivitas ketika larutan analit terlalu tinggi konsentrasinya; (3)
mengkompensasi efek matriks; (4) mengkompensasi kesalahan operator (Day,
2002).
Batas ambang konsentrasi Fe dalam air sumur menurut Permenkes No:
416/MENKES/PER/IX/1990, kadar besi maksimal yang diperbolehkan di dalam
air sehingga air dikatakan sebagai air bersih adalah 0,3 miligram per liter atau 0,3
ppm.
LAMPIRAN
Lampiran Foto
No.
1.
Gambar
Keterangan
Bagian bagian
Instrument AAS
2.
- Larutan Standar Fe 2
ppm, 6 ppm, 10 ppm,
15 ppm, 20 ppm
- Dibaca absorbansinya
pada panjang
gelombang 248,3 nm
- Standar 2 ppm
Absorbansinya 0,014
- Standar 6 ppm
Absorbansinya 0,031
- Standar 10 ppm
Absorbansinya 0,049
- Standar 15 ppm
Absorbansinya 0,066
- Standar 20 ppm
Absorbansinya 0,088
20
2 ppm
10 ppm
6 ppm
15 ppm